You are on page 1of 6

KHUTBAH IDUL ADHA

Tanpa Pengorbanan Jangan Harap Ada Keberhasilan


Tahun 2013/1434


9













.


.


.



.


! :
) (2 )(1

Allahu Akbar, 3X Allahu Akbar walillahil hamd.
Maaasyiral Muslimiin Rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt, Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Tiada henti
Allah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada seluruh hamba-Nya, umat manusia di seluruh
belahan bumi ini, juga kepada kita semua. Terlebih disaat yang sangat berbahagia seperti ini,
dimana kita ditakdirkan dapat diterima dan bersimpuh dihadapan-Nya untuk menghadapkan segala
kerendahan diri dan kehinaan di hadapan Dzat Yang Maha Mulia dan Perkasa. Menghaturkan segala
hajad dan kebutuhan hidup di hadapan Tuhan yang Maha Kuasa. Curhat atas segala kelemahan diri
dan dosa-dosa di hadapan Allah yang Maha Pengampun, di masjid yang mulia ini bersama-sama
melaksanakan sholat Idul Adha.
Untuk memperingati kejadian besar dalam sejarah kemanusiaan yang tiada tandingnya.
Pengorbanan hidup yang dilakukan oleh manusia-manusia pilihan, Nabiyullah Ibrahim as beserta
keluarganya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Habiibina Baginda Nabi
Muhammad SAW. Dengan perjuangan dan pengorbanan pula Beliau telah berhasil menancapkan
1

sendi-sendi iman dan tauhid di dada umatnya, juga kepada keluarga dan sahabatnya serta pengikutpengikutnya sampai hari kiamat yang telah melanjutkan tongkat estafet dan komando
kepemimpinan, sambung menyambung sampai sekarang sehingga hasilnya bisa kita nikmati sampai
saat ini.
Salah satu pengorbanan besar yang tercatat dalam sejarah kemanusiaan yang diabadikan Allah
dalam firman-Nya, seakan telah menjadi pondasi bangunan yang kokoh kuat ketika Allah
berkehendak menghidupkan dan membangun kota Mekkah Al-Mukarromah. Pengurbanan yang
sama sekali tidak masuk di akal sehat. Betapa seorang ayah atas isyarat mimpi harus menyembelih
satu-satunya putra tercinta dan perintah itu dapat mereka berdua laksanakan dengan sempurna tanpa
cacat. Perintah Allah Swt. tersebut berawal dari bisikan mimpi yang mengusik tidur Abal Anbiya,
Nabiyulloh Ibrahim As. Allah memberikan wahyu lewat mimpi benar kepada nabi-Nya agar
menyembelih putra semata wayangnya yang bernama Ismail. Ketika Ibrahim terjaga dari tidurnya,
ia mengira apa yang mengganggu tidurnya itu hanya bisikan setan yang lalu lalang seperti bisa,
sebab sangat tidak mungkin Allah Swt yang Maha penyayang dan pengasih memerintahkan nabiNya untuk menyembelih putra yang telah lama dinanti-nantikannya. Satu-satunya putra yang
digadang-gadang menjadi penerus perjuangan, pelanjut silsilah keturunan dan penyambung tongkat
estafet kenabian.
Namun demikian mimpi menakutkan itu tidak dibiarkan berlalu begitu saja tanpa arti. Nabi
Ibrahim As. mencoba merespon dengan akalnya, hasilnya dia menampik perintah tersebut lantaran
tidak bisa diterima logika. Ketika Allah kembali mengusiknya dengan mimpi yang sama sampai
tiga kali, baru Nabi Ibrahim Khalilullah ini sadar dan yakin bahwa mimpi tersebut bukan sekedar
bisikan setan yang lalu lalang melainkan perintah langit yang dirahasiakan, maka hamba yang taat
itu segera saja mencampakkan akalnya dan menerima perintah tersebut dengan hati dan iman secara
kafah sebagai wujud ketundukan dan kepatuhan seorang hamba kepada Junjungannya yang Maha
Perkasa. Peristiwa sejarah tersebut diabadikan oleh Allah Taala dalam firman-Nya:



( 104) ( 103) ( 102)

( 107) ( 106) ( 105)



109) ( 108)
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
2

fikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah
kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata Dan Kami tebus anak
itu dengan seekor sembelihan yang besar Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di
kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.
(QS.Ash-Shofat/102 109)
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar, demikian yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya di atas . Ujian
yang benar-benar ujian yang diberikan Allah kepada kekasih-Nya itu, ketika mampu dilaksanakan
dengan sabar dan ikhlas maka Allah memberikan balasan besar kepadanya. Wujud balasan itu tidak
hanya diselamatkan dari ujian tersebut, namun juga mendapatkan pujian yang abadi, derajat tinggi
dan bahkan menjadi sebab diturunkannya keberkahan Allah untuk Bumi di mana tempat ujian itu
terjadi.
Ketika seorang anak dihadapkan kematian dengan pedang di tangan ayahnya sendiri, anak itu
dengan tulus berkata : Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Ketika seorang ayah harus
melaksanakan perintah untuk menyembelih anak tercintanya yang sedang berbaring lemas
dipangkuannya dan menyiapkan lehernya untuk digorok oleh tangannya sendiri, seorang bapak
mampu melakukannya dengan ihlas semata-mata karena melaksanakan perintah Allah, padahal
perintah itu hanya diterima melalui mimpi. Subhanallah !!! siapakah yang sanggup melakuan
pekerjaan yang tidak logis itu selain para kekasih-Mu Ya Allah. Seorang hamba yang lebih
mencintai-Mu dibandingkan cintanya kepada apa saja selain-Mu, meski kepada satu-satunya calon
penerus keturunan yang dibanggakannya !!
Ketika dengan sabar dan penuh keikhlasan Nabi Ibrahim As menjalankan perintah tersebut,
Allah bangga kepadanya. Sedetik sebelum mata pedang yang sudah diasah tajam itu menyentuh
leher anak yang matanya sudah terpejam, dengan kuasa-Nya Allah Swt mengganti tubuh anak
tersebut dengan seekor kambing kibas dari surga. Inilah peristiwa besar dalam sejarah kemanusiaan
yang mungkin tidak akan terulang sepanjang zaman. Peristiwa sejarah mana yang menunjukkan
pelajaran yang amat sangat berharga, yakni apabila orang mau bersabar menghadapi ujian dan
3

musibah dan ridho serta ikhlas menjalaninya, meski nyawa taruhannya, bukan saja akan mendapat
pahala basar, namun juga ganti yang lebih baik dan sempurna. Terbukti bahwa pengurbanan yang
dilakukan dua manusia pilihan itu tidak sia sia, tidak hilang begitu saja ditelan zaman, namun telah
menjadi pondasi yang kokoh kuat atas bangunan kota Mekkah al-Mukarromah dan keberkahan
Allah yang dicurahkan di atas kota itu dan sekitarnya sampai saat sekarang. Tanah yang asalnya
mati dan gersang itu menjadi kota yang paling makmur dan penuh berkah di muka bumi.
Allahu Akbar, 3X Allahu Akbar walillahil hamd.
Maaasyiral Muslimiin Rahimakumullah
Idul Adha identik dengan Idul Qurban, tapi qurban yang dimaksudkan khotib bukan sekedar
menyembelih hewan qurban kemudian dagingnya dibagikan kepada orang-orang yang berhak
menerima. Qurban yang dimaksudkan adalah melaksanakan pengurbanan hakiki, yakni
mengurbankan sebagian yang kita cintai, baik harta benda maupun penghormatan untuk dibagikan
kepada orang yang lebih membutuhkannya, hal itu dilakukan semata-mata melaksanakan
taabbudan lillah, semata-mata mengabdi kepada Allah dalam rangka memperingati dan
mengenang pengurbanan besar yang dilakukan Nabiyullah Ibrahim As beserta keluarganya.
Pengurbanan mana yang nantinya tidak hanya bisa dijadikan pelajaran dalam hidup saja, namun
juga mampu meningkatkan taraf kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Pengurbanan yang mampu mengangkat hasrat kemanusian, meningkatkan kapasitas hidup dan
kemampuan pribadi, menjadi orang mulia baik dihadapan manusia maupun dihadapan Rabbul
Izzah, demikian itu yang pernah dilakukan dan didapatkan oleh Nabiyullah Ibrahim as beserta
keluarganya.
Disamping hal penting tersebut, ibadah qurban juga mengandung pesan kepada kita agar
memiliki jiwa sosial dan peka terhadap penderitaan sesama serta pembangunan mental spiritual
yang tangguh. Bahkan tidak hanya itu saja, ibadah qurban juga sekaligus harus bisa merontokkan
sifat-sifat basyariah yang tercela, kebiasaaan dan karakter kemanusiaan yang jika dibiarkan bisa
menjadi penyebab timbulnya kerusakan di di muka bumi. Ungkapan rasa syukur atas segala
anugerah yang diwujudkan dengan menasarufkan sebagian harta yang kita miliki dengan membeli
dan menyembelih hewan qurban serta pendistribusian dagingnya kepada kalangan fuqoro wal
masaakin agar di hari raya ini mereka dapat menikmati kegembiraan yang sama, disamping
merupakan simbol agar kita mau berbagi kepada sesama serta ikut meringankan beban hidup orang
lain yang bisa membangun kekuatan persaudaraan antara sesama umat, juga menguatkan jiwa kita
secara pripadi dalam menghadapi tantangan dan kompetisi hidup yang rasanya seakan tidak
4

berkesudahan, terlebih apabila hal yang sangat positif tersebut tidak hanya bisa dilakukan pada harihari tertentu saja, seperti hari Idul Adha sekarang ini, tetapi juga setiap saat dan kesempatan yang
ada, saat kita diberi kemampuan dan kelebihan oleh Allah Swt.
Allahu Akbar, 3X Allahu Akbar walillahil hamd.
Maaasyiral Muslimiin Rahimakumullah
Di hari yang suci ini, saat Kaum Muslimin di seluruh Dunia memperingati hari raya Idul
Qurban, kita boleh bertanya kepada diri kita sendiri. Sudah berqurban apa kita untuk agama negara,
keluarga ? Atau barangkali kita yang justru selalu mengorbankan kepentingan orang lain untuk
kelangsungan hidup kita ??, bahkan menjadikan orang lain sebagai tumbal dan kambing hitam
untuk sekedar menyelamatkan kehidupan kita yang sedang terancam bahaya ??. Kita hanya
berharap hidup enak tapi enggan melakukan perjuangan..??, Apalagi kalau ternyata kita yang selalu
menjadi sebab terjadinya kerusakan di muka bumi dengan ucapan atau fitnah dan adu domba yang
kita lontarkan kepada sesama kawan kemudian kita berharap mendapatkan kebaikan dari keburukan
yang kita lakukan itu ??
Maaasyiral Muslimiin Rahimakumullah
Inilah hikmah terbesar dari peringatan hari besar IDUL QURBAN yang sedang kita peringati
hari ini, bukan hanya untuk memperingati peristiwa sejarah kemanusiaan itu saja, namun juga,
disamping sebagai momentum untuk membersihkan jiwa dan pikiran kita dari penyakit kehidupan
yang mematikan, seperti korupsi, manipulasi, menyalahgunakan jabatan dan penyakit kejiwaan
lainnya yang tidak kalah mematikan, seperti iri, dengki, hasud, dendam dan sombong yang bisa
berujung fitnah dan adu domba,.......... juga untuk membangkitkan semangat dan kesadaran jiwa
kita, dimana setiap pribadi Muslim harus siap berkorban untuk kebahagiannya. Setiap kita harus
siap menyongsong keberhasilan dan peningkatan hidup dengan perjuangan dan pengorbanan.
Dimulai dari diri sendiri untuk tidak berpangkutangan saja dan bermalas-malasan dan ketika
berakibat buruk pada kehidupannya kemudian orang mengkambinghitamkan nasib dan takdir.
Padahal nasib dan takdir itu harus dimulai dari diri sendiri, siapa beramal sholeh maka itu untuk
dirinya sendiri, dan siapa berbuat jahat akibatnya akan ditanggung sendiri. Maksudnya,
barangsiapa menanam kebaikan, akan menuai kebajikan dan barangsiapa menanam kejahatan dan
kemalasan akan menuai kehancuran.

. :
) (155


) (156


. .

You might also like