You are on page 1of 16

LAPORAN praktikum

kimia
derajat keasaman (ph)

Nama : RAYMOND E.N


Nim

: 41090014

PRODI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA

Bab i
Pendahuluan

A.

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita begitu banyak zat-zat atau


larutan yang mengandung sifat asam atau basa. Misalnya, larutan
jeruk yang biasa kita konsumsi adalah bersifat asam, juga pada
obat-obatan, misalnya obat sakit maag, yang bersifat basa yang
mengandung cukup basa untuk menetralkan Keasaman pada
Lambung.
Pada praktikum ini, kita akan menemukan gejala-gejala asam
basa pada larutan tertentu, dan mengerti mengenai langkahlangkah dalam melakukan pengerjaan terhadap larutan yang
bersifat asam ataupun basa, serta kita akan memahami mengenai
pengukuran asam-basa sampai melakukan identifikasi sifat asambasa pada suatu zat atau larutan.
Dalam memahami cara pengidentifikasian larutan pada
praktikum ini, kita harus mengetahui apa saja pengukuran suatu
derajat keasaman yang akan kita gunakan untuk mengetahui sifatsifat zat asam atau basa.
Secara umum, ada 4 pengukuran untuk dapat mengidentifikasi
dan mengetahui sifat-sifat zat yang mengandung asam atau basa,
Yaitu dengan ;
a. Kertas Lakmus
Terdiri dari, lakmus merah dan lakmus biru.
b. Kertas pH
Berupa gulungan dan stick.
c. Zat indikator
Terdiri dari, Phenolptalein, Bromotimol, metil red, dan metil
jingga.
d. pH meter
terdiri dari dua macam, pH meter portable dan pH meter
permanen.

B.

Tujuan

Untuk mengenal karakteristik dan Cara penggunaan berbagai media


dan alat penetuan pH

Untuk mengetahui nilai pH berbagai cairan tubuh

Bab ii
Dasar teori
Istilah pH berasal dari bahasa prancis yaitu, Pouvoir hydrogene
yang menunjukan derajat keasaman suatu substansi yang ditentukan oleh
banyaknya konsentrasi ion H+ yang terkandung dalam bahan tersebut.
Sebaliknya derajat kebasaan (pOH) suatu substansi ditentukan oleh
banyaknya konsentrasi ion OH- pada komponen tersebut.
Prinsip penetapan nilai pH dan pOH didasarkan atas log konsentrasi
ion H+ (H3O+) dan (OH-) Molekul air Murni (H2O) pada suhu kamar atau 273
K (25 C) akan terionisasi sempurna menurut persamaan berikut :
H2O + H2O ?

H3O+ + OH-

hydronium hydroksida
1 x 10-7 M

1 x 10-7 M

Pada suhu tersebut maka jumlah ion H 3O+ dan OH- adalah setara yaitu 1 x
10-7 M.
Dengan demikian Konstanta air (KW) adalah
Kw = ( H3O ) x (OH)
= 1 x 10-7 x 1 x 10-7
= 1 x 10-14
Sehingga pH atau pOH air pada kondisi tersebut adalah sama yaitu
log 10-7 = 7 atau netral. Dengan demikian nilaI maksimal pH dan pOH
merupakan penjumlahan keduanya atau sama dengan kw yaitu 14, atau
dengan kata lain pOH adalah 14 - pH atau pH = 14 pOH. Pada umumnya
pOH jarang digunakan, yang sering dipakai adalah pH
Suatu substansi dinyatakan bersifat,

Asam, Jika pH < 7,0


Basa, jika pH > 7,0
Netral, jika pH = 7,0

pH suatu komponen yang dapat diukur dengan kertas, indikator, kertas pH


dan pH meter.
1. Kertas Lakmus
Kertas Lakmus terdiri dari 2 macam yaitu lakmus Merah dan lakmus
biru. Sifat kertas lakmus adalah hanya dapat mengetahui larutan
tersebut bersifat asam atau basa atau Netral, tetapi tidak dapat
menentukan berapa nilai pH zat tersebut.
Kertas Lakmus Merah
-

Akan berubah warna menjadi biru pada larutan basa


Tetap berwarna merah pada larutan asam atau netral

Kertas Lakmus Biru

Akan berubah warna menjadi merah pada larutan asam


Tetap berwarna biru pada larutan basa atau netral

Dengan demikian untuk menentukan pH suatu larutan kertas lakmus


merah harus dipakai bersamaan dengan kertas lakmus biru dan hanya
bersifat kualitatif. Kelebihan dari kertas lakmus dapat digunakan pada
cairan yang sangat sedikit, bahkan cukup ditempelkan pada sampel yang
akan diukur karena bersifat absorben.
2. Indikator
Indikator adalah zat yang dapat menyebabkan perubahan warna atau
membentuk flouresensi atau kekeruhan pada kisaran pH tertentu.
Indikator dapat berupa asam, basa, atau zat organik.
Beberapa indikator yang sering digunakan adalah :
Larutan Indikator Asam-Basa

Indikator

larutan
asam

larutan
basa

larutan
Netral

PhenolPtalei
n
Bromotimol
Metil merah
Metil jingga

tidak
berwarna
Kuning
Merah
Merah

Merah
Biru
Kuning
Kuning

tidak
berwarna
Biru
Kuning
Kuning

3. Kertas pH
Kertas pH dapat berupa stik/strip atau gulungan, penggunaan dengan
dicelup dan membutuhkan sampel yang sedikit. Keakuratan kertas pH
lebih baik dibandingkan dari kertas lakmus, karena selain dapat
menentukan asam atau basa suatu zat, juga dapat menentukan kisaran
pH-nya misal : pH 4,0 5,0 ; 7,0 7,4 dengan membandingkan warna
kertas pH dengan variasi gradasi warna pada standard yang ada pada
kotak atau wadahnya.
4. pH Meter
pH meter merupakan alat yang paling baik dalam pengukuran pH
dibandingkan dengan kertas lakmus dan kertas pH karena dapat
menentukan derajat keasaman suatu zat sesuai nilainya dengan angka
pasti misalnya pH 4,8, pH 8,4 dll. pH meter dapat dibedakan menjadi 2
golongan :
a. pH meter portable atau pocket yang dapat dibawa ke lapangan atau
keluar laboratorium, dengan menggunakan baterai.
b. pH meter Permanent yang hanya dapat digunakan di ruang tertentu
dengan sumber energy listrik. Biasanya dilengkapi dengan heater
atau magnetic stirrer untuk memanaskan.
Prinsip kerja dari pH meter terletak pada elektrodanya yang dapat
terbuat dari logam atau yang dilapisi dengan kaca. Kelemahan dari pH

meter adalah sampel yang akan diukur harus berbentuk cairan, dan
jumlah sampel relatif lebih banyak karena elektroda harus terendam.

Bab III
Metodologi
A.

Alat dan Bahan

Alat

Kertas Lakmus merah


Kertas lakmus biru
Kertas pH (Gulungan)
Stick universal indikator
pH meter (portable)
indikator (Methyl Merah)
Indikator (PhenolPtalein)

Bahan

Aquades
Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Urine
Saliva
Plasma

B.

Cara Kerja

Kertas Lakmus
Mengambil larutan yang akan digunakan sebagai bahan

Mengambil beberapa tetes sebagai sampel,

Mengambil kertas lakmus merah dan biru, dan dibagi menjadi beberapa
bagian sesuai dengan sampel

Mencelupkan kertas lakmus merah dan biru pada sampel

Melihat perubahan warna yang terjadi,


Jika Lakmus merah = biru bersifat basa dan lakmus biru = merah bersifat
asam, dan jika tidak ada perubahan, maka larutan bersifat netral.

Mencatat hasil yang didapatkan pada laporan sementara

Indikator
Phenolptalein
Mengambil masing-masing 2 mili larutan yang akan di identifikasi

Menaruhnya pada tabung reaksi yang telah disediakan

Memberikan 1 tetes phenolptalein

Menggojok dan mengamati kemungkinan perubahan warna yang terjadi

Memberikan kembali 1 tetes phenolptalein

Menggojok dan mengamati perubahan warna, jika tidak berwarna


kemungkinan asam/netral dan jika larutan berwarna merah memilki sifat
asam.

Mencatat hasil yang didapat pada laporan sementara

Metil red
Mengambil masing-masing 2 mili larutan yang akan di identifikasi

Menaruh larutan yang akan di identifikasi pada tabung reaksi yang telah
disediakan

Memberikan 1 tetes phenolptalein

Menggojok dan mengamati kemungkinan perubahan warna yang terjadi

Memberikan kembali 1 tetes phenolptalein

Menggojok dan mengamati perubahan warna,


jika berwarna merah adalah asam dan jika larutan berwarna kuning maka
larutan bersifat basa/netral.

Mencatat hasil yang didapat pada laporan sementara.

Kertas pH : kertas pH gulungan dan stick universal


indikator
Mengambil larutan yang akan digunakan sebagai bahan

Mengambil beberapa tetes sebagai sampel,

Membagi kertas pH yang disediakan sesuai dengan jumlah larutan yang


akan diukur

Mencelupkan kertas pH pada wadah yang berisi sampel

Mengamati perubahan warna yang terjadi,

Mencocokan warna pada tabel indikator yang terdapat pada kotak


bungkusan kertas pH,
Tujuan: mengetahui sifat asam-basa larutan dengan melihat kisaran angka
dengan pencocokan warna.

Mencatat hasil pengamatan pada laporan sementara.

pH meter
Mengambil 5 mili larutan yang ingin di ukur

Menaruh pada gelas ukur yang telah disediakan

Melakukan pengukuran dengan mencelupkan pH meter pada larutan

Melihat hasil yang tertera pada layar portable,


Angka yang tertera > 7 maka bersifat Basa, angka yang tertera < 7 maka
larutan bersifat Asam, dan jika Angka yang tertera berkisaran = 7 maka
larutan akan bersifat netral

Mencatat hasil yang didapat pada laporan sementara


Catatan :
Setiap pergantian larutan untuk, pH meter harus dicuci dengan larutan
netral Co : Aquades, hal ini dimaksudkan agar larutan sebelumnya tidak
tercampur pada larutan berikutny

Bab IV
Hasil dan pembahasan
A. HASIL
Kertas Lakmus
No

zat

kertas lakmus
biru

1
2
3
4
5
6
7
8

Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Larutan E
Urine
Saliva
Plasma Darah

tidak berwarna
Merah
Merah
Biru
Biru
Tidak berwarna
tidak berwarna
Biru

kertas lakmus
merah

sifat

tidak berwarna
Merah
Merah
Biru
Biru
tidak berwarna
tidak berwarna
Biru

Netral
Asam
Asam
Basa
Basa
Netral
Netral
Basa

ZAT Indikator (METHYL RED)


No

Zat

Perubahan
Warna

1
2
3
4
5
6
7
8

Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Larutan E
Urine
Saliva
Plasma Darah

Kuning
Merah
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning

Sifat
Basa/netral
Asam
Asam
Basa/netral
Basa/netral
Basa/netral
Basa/netral
Basa/netral

ZAT Indikator (Phenolptalein)


No

Zat

Perubahan
Warna

1
2
3
4
5
6
7

Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Larutan E
Urine
Saliva

Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Merah
Merah
Tidak berwarna
Tidak berwarna

Sifat
Asam/netral
Asam/netral
Asam/netral
Basa
Basa
Asam/netral
Asam/netral

Plasma Darah

Tidak berwarna

Asam/netral

Kertas pH
No

Zat

pH

Sifat

1
2
3
4
5
6
7
8

Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Larutan E
Urine
Saliva
Plasma Darah

7
6
7
8
14
7
7
8

Netral
Asam
Asam
Basa
Basa
Netral
Netral
Netral

Stick Universal indikator


No

Zat

pH

Sifat

1
2
3
4
5
6
7
8

Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Larutan E
Urine
Saliva
Plasma Darah

7
5
1
9
13
7
7
7

Netral
Asam
Asam
Basa
Basa
Netral
Netral
Netral

pH Meter
No

Zat

pH

Sifat

1
2
3
4
5
6
7
8

Larutan A
Larutan B
Larutan C
Larutan D
Larutan E
Urine
Saliva
Plasma Darah

7,87
5,16
1,85
9,51
13,14
7,11
8,06
7,47

Basa
Asam
Asam Kuat
Basa
Basa Kuat
Netral
Basa
Netral

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita mengukur derajat keasaman suatu zat atau
larutan dengan berbagai cara pengukuran, telah kita ketahui pengukuranpengukuran derajat keasaman (pH) suatu benda yaitu dengan,
penggunaan kertas lakmus, indikator, kertas pH, dan pH meter, yang
kesemuanya dapat menjelaskan bagaimana sifat atau tingkatan derajat
asamnya yang dapat dilihat dari perubahan warna dan hasil ukur yang
berupa angka yang dapat menjelaskan secara detail sifat asam atau basa.
Kertas lakmus, adalah alat pengukuran pH yang hanya menjelaskan
sifat derajat keasaman = dengan perubahan warna yang didapat, merah
= asam dan Biru = Basa, kertas lakmus terdapat dua macam, yaitu Kertas
lakmus merah dan Kertas lakmus biru, pengukuran pada praktikum
dilakukan dengan hanya mengambil beberapa bagian sobekan kecil saja
pada kertas lakmus merah maupun biru, dan ditempelkan pada preparat
yang akan di ukur, tujuan pengukuran dengan menggunakan kertas
lakmus merah dan biru secara bersamaan untuk mengukur pH suatu zat,
adalah agar didapat pengukuran yang tepat dan mutlak mengenai sifatsifat zat/larutan yang akan diidentifikasi. Pada praktikum dengan
penggunaan kertas lakmus pada delapan bahan percobaan yaitu larutan
A,B,C,D,E serta pada cairan tubuh, yaitu plasma darah, urine dan saliva
didapat pengukuran bahwa larutan A, ketika ditempeli kertas lakmus
merah maupun biru tidak dilihat adanya perubahan warna sehingga kita
dapat menyimpulkan bahwa Larutan A adalah bersifat Netral, pada
larutan B dan C didapat perubahan warna, ketika ditempeli pada lakmus
biru terjadi perubahan warna ke warna Merah, ini dikarenakan sifat asam
yang kuat sehingga terjadi perubahan warna pada lakmus biru menjadi
merah, sifat kedua larutan ini adalah Asam, sedangkan pada Larutan D
dan E terjadi sebaliknya, terjadi perubahan warna yang terlihat jelas,
kertas lakmus Merah menjadi biru, sehingga dapat kita simpulkan sifat
kedua larutan tersebut adalah basa, dan pada cairan tubuh, hanya plasma
darah yang menunjukan perubahan warna ketika diberikan kertas lakmus
warna merah, terjadi perubahan kebiru sehingga plasma bersifat basa,
sedangkan cairan tubuh lainnya, urine dan saliva tidak menunjukan
perubahan warna pada kertas lakmus merah ataupun biru, sehingga
keduanya bersifat netral.
Indikator, adalah suatu larutan yang berfungsi sebagai indikator
(penunjuk) sifat larutan yang akan di identifikasi, indikator untuk melihat
sifat asam-basa suatu larutan memiliki banyak jenis, yaitu, phenolptalein,
bromotimol, methyl red, dan methyl jingga, namun pada praktikum ini,
kita hanya menggunakan phenolptalein dan methyl red sebagai indikator
kita dalam mengidentifikasi sifat asam-basa suatu larutan, phenolptalein
jika diteteskan pada suatu larutan akan didapat perubahan warna yaitu
Asam/netral = tidak terjadi perubahan warna, sendangkan basa = Merah,
pada Methyl red berbeda Asam = merah dan Basa/netral = Kuning, bahan
percobaan yang digunakan tetap yaitu larutan A, B, C, D, dan E,
sedangkan pada cairan tubuh digunakan plasma darah, urine, dan saliva.
Pada percobaan larutan A ketika pemberian dua tetes phenolptalein

didapat tidak berwarna dan pada metil red, pemberian dua tetes,
didapatkan perubahan warna menjadi warna kuning, dari perubahan
warna tersebut kita dapat kan bahwa Larutan A bersifat Netral, pada
larutan B dan C terjadi perubahan warna ketika pemberian dua tetes
phenolptalein, tidak terjadi perubahan warna dan pada metil red terjadi
perubahan warna menjadi Merah, dari percobaan penetesan dengan
phenolptalein kita hanya baru dapat menyimpulkan bahwa larutan
tersebut asam/netral namun kemudian dibantu dengan penggunaan
indikator metil red yang menunjukan warna merah yang bersifat asam
sehingga larutan B dan C bersifat Asam, pada larutan D dan E pengukuran
dengan metil red dan phenolptalein didapat perubahan warna, yaitu pada
phenolPtalein kedua larutan tersebut berwarna merah dan pada metil red
larutan tersebut berwarna kuning, walaupun terjadi perbedaan warna
kedua-duanya menunjukan sifat yang sama yaitu basa. Sedangkan pada
percobaan dengan menggunakan cairan-cairan tubuh tersebut didapat
semuanya tidak mengalami reaksi perubahan warna, sehingga semua nya
bersifat Netral.
Kertas pH, adalah kertas yang berfungsi dalam mengidentifikasi sifat
asam-basa secara tepat dengan melihat hasil pengukuran pH dengan
kisaran angka yang telah ditentukan, kertas pH terdiri dari dua macam,
ada yang stick atau gulungan, pada percobaan, kita menggunakan
keduanya, pada pH meter Gulungan, kita ambil beberapa bagian kecil
kertas, dan diberikan pada macam-macam preparat yang telah disiapkan,
pada larutan A didapat kecocokan dengan tabel pH sehingga menunjukan
angka 7 bersifat netral, pada larutan B didapat angka 6 sehingga didapat
sifat larutan B adalah asam, pada larutan C didapat angka hasil
pengukuran adalah 7, larutan C masih bersifat netral, pada larutan D
angka pengukuran yang didapat 8 bersifat netral, pada larutan E angka
pengukuran yang didapat bernilai 14 sehingga larutan E bersifat Basa
kuat, pada cairan-cairan tubuh yang digunakan sebagai bahan percobaan
praktikum kali ini, didapatkan hasil Urine adalah 7 bersifat Netral, dan
saliva bernilai 7 juga memiliki sifat Netral, namun, pada plasma darah
terjadi perbedaan yaitu pengukuran pH bernilai 8, sehingga plama darah
Memiliki Sifat Basa. Penggunaan stick universal indikator (kertas pH
berbentuk Stick) terjadi perubahan tingkat derajat keasaman, pada
larutan A pengukuran bernilai 7, sifat yang dimiliki adalah Netral, pada
larutan B didapat hasil pengukuran adalah 5, sifat yang dimiliki adalah
asam, pada Larutan C bernilai 1, sifat yang dimiliki larutan C tentu adalah
Asam yaitu Asam kuat, pada larutan D pengukuran yang didapat adalah 9,
sifat yang dapat kita simpulkan larutan D bersifat Basa, dan pada
pengukuran Larutan E, didapatkan angka dari hasil perhitungan adalah
13, maka dapat kita ketahui, larutan E bersifat Basa Kuat, Pada Cairancairan tubuh hasil yang didapat pada pengamatan dan pengukuran
didapatkan, pH Urine = 7, pH saliva =7 dan pH plasma darah = 7,
kesemuanya dari cairan tubuh tersebut, bersifat Netral, sesuai dengan
fungsi yang dijalankan, terkait dengan proses keseimbangan asam-basa
pada tubuh (Homeostasis).
pH meter adalah alat pengukuran yang lebih pasti dan tepat dalam
mengidentifikasi sifat asam-basa pada suatu larutan, dengan melihat hasil
pengukuran angka yang didapat. pH meter dibagi menjadi dua macam,
yaitu, pH meter portable, lebih fleksibel, mudah dibawa kemana-mana
dan menggunakan baterai, dan pH meter permanent, hanya dapat

digunakan pada ruang tertentu karena menggunakan listrik. Keunggulan


dari pH meter ini kita dapat mengetahui sifat sekaligus tingkat keasaman
atau kebasaan suatu zat atau larutan, namu pH meter juga memiliki
kelemahan yaitu bahan (larutan atau zat) yang ingin kita identifikasi harus
relatif banyak. Pada praktikum pengukuran pH ini, kita hanya
menggunakan pH meter portable, sebelum dilakukan pengukuran ada
baiknya kita standarisasi terlebih dahulu dengan larutan bersifat asam,
basa, dan netral ini bertujuan agar kita dapat mengetahui terlebih dahulu
benar atau tidaknya pengukuran tersebut, kemudian dilakukan penyucian
dengan larutan yang pH 7 (Netral) biasa kita menggunakan aquades,
penyucian ini juga harus dilakukan setiap pergantian mengukur bahan
percobaan. Pada percobaan larutan A pada pH meter menunjukan angka
7,87 maka kita dapat mengetahui sifatnya adalah basa lemah, pada
larutan B menunjukan 5,16 dari angka ini didapat sifatnya yaitu Asam
lemah, pada larutan C ditunjukan angka 1,85 maka bersifat asan kuat,
pada pengukuran larutan D angka menunjukan 9,51 dengan demikian
bersifat basa lemah, dan larutan E memiliki nilai pengukuran 13,14
perhitungan ini menunjukan sifatnya sebagai basa kuat. Pada cairan tubuh
urine menunjukan angka 7,11 dan pada plasma darah adalah 7,47 nilai ini
berarti kedua cairan tubuh tersebut masih dalam keadaan Netral, dan
pada saliva angka pengukuran menunjukan angka 8,06 dengan demikian
sifat dari Saliva adalah Basa.
Pengukuran-pengukuran pH diatas, memberi gambaran secara jelas,
bahwa asam-basa adalah fenomena yang sering kita temukan hampir
dalam kegiatan kehidupan sehari-hari. Zat-zat dan larutan yang sering
kita jumpai bahkan cairan dalam tubuh kita.
Tubuh manusia, sekitar 70% merupakan cairan, yang memiliki ciri khas,
fungsi dan sifat yang berbeda satu dengan yang lain, seperti plasma yang
lebih bersifat netral, karena berhubungan keseimbangan tubuh
(Homeostasis), cairan Getah Lambung (Hcl) yang memiliki sifat asam
yang berguna sebagai pemecah makanan dan mengaktifkan berbagai
enzim pencernaan, urine yang bersifat agak asam karena terdiri dari hasil
pembuangan yaitu ureum dan kritein, menjaga keseimbangan asam-basa
tubuh, saliva kelenjar pada rongga mulut yang bersifat basa.

Bab V
Kesimpulan

Derajat keasaman adalah tingkatan dan sifat asam yang dimiliki


oleh suatu zat atau larutan, sedangkan Derajat kebasaan adalah
tingkatan sifat basa pada suatu zat atau Larutan.

Suatu larutan akan bersifat asam, jika ion H + yang terkandung


didalamnya relatif lebih dominan (Banyak).

Suatu larutan akan bersifat basa, tergantung banyak atau tidaknya


konsentrasi ion OH- yang terkandung.

Dalam pengukuran Angka pH, didapatkan kesimpulan Bahwa :


a. Larutan bersifat Asam jika pH < 7
b. Larutan bersifat Basa jika pH > 7
c. Larutan bersifat Netral jika pH = 7

Alat yang digunakan untuk pengukuran pH, antara lain :


1. Kertas lakmus
terdiri dari dua macam yaitu, Lakmus Merah dan Lakmus Biru
2. Kertas pH
Berupa Stick atau gulungan
3. Indikator
Phenolptalein
Bromotimol
Metil red
Metil jingga
4. pH meter
Terdiri dari 2 macam yaitu, pH meter portable dan pH meter
permanen

Cairan-cairan tubuh manusia, memiliki ciri dan sifat yang berbeda,


sesuai dengan fungsi yang dijalankan, sifat-sifat atau keadaan
meliputi asam, basa, dan netral terdapat pula pada cairan tubuh
yang kesemuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu
Berhubungan dengan keseimbangan tubuh (Homeostasis).

Aplikasi dalam bidang Kedokteran


Mengetahui sifat asam-basa pada cairan tubuh manusia
Memahami fungsi dan karakteristik fungsi cairan tubuh melalui sifat
asam-basa
Dalam penatalaksanaan penyakit, seperti obat-obatan, terdapat
obat yang mengandung asam-basa, yang pembuatannya harus
memperhatikan dan harus sesuai dengan sifat asam-basa yang
dimiliki cairan tubuh.

Daftar Pustaka
Masterton. Slowinski. Staniski. 1985. Chemical
principles. Six edition. New york : CBS College
publishing.
P. Ananta, S. Agung purbianto. 1989. Kimia 1, 2, 3.
Klaten : PT Intan Pariwara
Petrucci, Ralph H dan Suminar. 1987. Kimia Dasar.
Jakarta : Erlangga
Robert k Murray, David A Bender. Etc. Harpers
Illustrated Biochemistry. 28 th edition. Mc Graw Hill
Lange.2009
William J marshall, Stephen K Bangert. Chlinical
Cehemistry. 6th edition. Mosby Elsevier.2008

You might also like