You are on page 1of 18

Saya cukup terkejut mendapat informasi dari agen cargo di semarang, dia mengatakan Sekarang Ekspor Furniture

Indonesia banyak sekali mengalami penurunan, tetapi ekspor dan permintaan Cocofiber LUAR biasa banyak
Pun sama dengan kami yang memiliki 2 pabrik pengolahan cocofiber / serat sabut kelapa di Yogyakarta mengalami
permintaan yang Luar biasa, sampai kami harus pintar-pintar memilih calon buyer yang potensial.
Peluang Panas Usaha Cocofiber yang bisa menghasilkan dolar, sangat sayang dilepaskan begitu saja. Karena itu,
jika ada kawan-kawan yang baru mulai usaha atau baru rencana usaha cocofiber, kami menawarkan
kemitraan kerjasama pemasaran untuk mensuplai permintaan terhadap terhadap kami.
Untuk yang punya produk cocofiber, silahkan bisa menghubungi kami lewat email : mansur_mash@yahoo.com atau
SMS di no Hp. 081328042283.
Atau yang tertarik usaha cocofiber, kami juga menawarkan pelatihan dan seperangkat alat pabrik cocofiber. Mesin
dan peralatan cocofiber adalah sebagai berikut :
1.

Kapasitas Pabrik 1-1,5 ton per hari, cukup dengan Rp 85.000.000,-

2.

Kapasitas pabrik 4 ton per hari, cukup hanya dengan Rp 120.000.000,-

Mesin paket cocofiber antara lain : mesin pengurai, mesin penyaring, mesin press dan motor penggerak.
Info kontak :
Mansur Mashuri, email : mansur_mash@yahoo.com, SMS : +6281328042283

Cocofiber, Bahan Baku Sofa Empuk


Laptop si Unyil / Posted by laptopsiunyil /

Apa yang Unyilers pikirkan kalau dengar buah kelapa? Hmm..Unyil tebak pasti air kelapanya
yang segar dan daging buahnya yang bisa dibuat aneka makanan lezat itu, kan? Hehehe,
ternyata bukan hanya air kelapa dan buahnya saja yang berguna, teman. Unyilers tahu, tidak
kalau serabut kelapa dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan sofa, lho. Unyil aja baru
tahu, hehehe.
Serabut-serabut kelapa yang menggumpal seperti rambut ini biasa disebut cocofiber.
Sebelumnya kita cari tahu dulu yuk bagaimana cara pengolahan cocofiber ini. Kulit kelapa yang
sudah dikupas tadi kita masukkan ke dalam alat penggilingan melalui conveyor. Dari mesin
penggilingan tadi kita bisa dapat dua jenis serabut, yaitu cocofiber dan cocopeat. Cocopeat itu
serabut kelapa yang bentuknya seperti butir-butir pasir.
Cocofibernya kita jemur dulu, yuk dibawah sinar matahari langsung. Jika kandungan air dalam
cocofiber sudah kering, akan dengan mudah kita pisahkan serabut kasar dan serabut halusnya.
Selanjutnya serabut kasar tadi yang akan kita olah di mesin penggiling.

Cocofiber yang sudah kering tadi kita masukkan ke mesin press hingga membentuk kota besar.
Masukkan cocofiber dari bagian atas ke dalam mesin yang panjang. Hidupkan mesin press dan
selesai. Satu ikat tumpukan cocofiber seberat 120 kg. Waduh, berat banget nih. Dalam sehari
pabrik ini dapat menghasilkan 2 ton cocofiber yang akan diekspor ke Cina dan juga menjadi
bahan baku sofa. Yuk kita lihat cara pembuatannya.

Sekarang Unyil akan kasih tahu bagaimana membuat sofa dengan memanfaatkan cocofiber
yang tadi sudah diolah. Nah disini merupakan Koperasi Bina Usaha Pembuatan Sofa Serabut
Kelapa, di Topaya, Tanjung Pinang yang memang sesuai namanya memproduksi sofa dengan
serabut kelapa atau cocofiber.

Pertama-tama tempel rangka kursi sofa dengan busa. Busa sofanya berguna sebagai pelindung
bagian pinggir kerangka sofa. Sedangkan cocofiber nya digunakan sebagai pengisi utama sofa.
Kita memerlukan sekitar 10 kg cocofiber untuk satu set sofa. Setelah kerangka sudah
terpasang, lapisi dengan busa agar serabutnya tidak terasa. Nah lanjut dengan pengecekan
keempukan sofa.

Proses terakhir adalah pemasangan kain. Pasang dengan stapler atau pengokot, alat yang
digunakan untuk menyatukn kertas tapi versi besarnya. Kita satukan kainnya dengan stapler
agar tidak mudah sobek nantinya. Setiap hari industri rumah ini menghasilkan 25 set sofa
dalam sebulan. Keempukan sofa ini juga sudah tidak usah diragukan lagi. Dijamin empuk
deh! (Tri Sugiarti)

Kawan-kawan di daerah luar jawa, banyak yang melontarkan pertanyaan bagaimana memafaatkan sabut kelapa
yang melimpah. Persoalan utama adalah bahan baku melimpah, tapi miskin pemanfaatan. Banyak yang peduli, tapi
kebingungan memulainya.
Disini akan dibahas beberapa alternatif yang saya kira bisa menjadi solusinya.
1.

Seluruh bagian sabut kelapa dihancurkan untuk media tanam atau pupuk. Karakter produk ini, mampu
menyerap air dan pupuk sehingga dapat menambah kesuburan tanah. Cara ini adalah langkah mudah, karena
tidak perlu keahlian khusus dan pemikiran panjang untuk pemanfaatannya.

2.

Sabut kelapa dipisahkan antara serat dan serbuknya. Produk ini adalah cocofiber dan
cocopeat. Cocofiberadalah bahan dasar untuk kerajinan sabut kelapa, sedangkan cocopeat untuk media tanam
dan pupuk. Langkah mudah pemanfaatan produk adalah dengan menjual cocofiber, khusus luar jawa sangat
berpotensi besar untuk ekspor sabut kelapa/cocofiber. Hanya perlu dipertimbangkan tentang transportasi, agar
harga bisa kompetitif. Khusus yang dekat dengan pelabuhan besar, adalah peluang untk ekspor produk tersebut.

3.

Membuat cocopeat blok untuk keperluan ekspor. Pasar Korea sangat besar untuk produk ini. Namun untk
usaha ini, perlu tambahan dana untuk alat press cocopeat.

4.

Cocofiber digunakan sebagai bahan dasar industri tali untuk kerajinan, atau tali kapal dll.

5.

Cocofiber sebagai bahan dasar industri kerajinan rumah tangga. Kesed, matras olahraga, sapu rumah, sikat
adalah contoh kecil untuk industri ini.

6.

Cocofiber untuk industri mebelair. Produk turunan ini sangat banyak aplikasi, seperti untuk kasur spring bed,
jok mobil, jok pesawat, untuk matras olahraga, untuk cocopot/pot sabut, untuk bahan dasar pengganti fiber
glass, peredam suara dll, aplikasi produk mebelair biasa disebut dengan rubberrized coir/ industri sabut berkaret.

7.

Cocofiber dan cocopeat dapat digunakan untuk aplikasi penghijauan. Produk cocomesh dan cocofiber dapat
menghijaukan lahan-lahan kritis, reklamasi pantai dengan mencegah erosi dan abrasi.

8.

Cocofiber juga dapat diaplikasikan untuk sarana penghijauan taman. Unsur serap air pada cocofiber dapat
dimanfaatkan untuk membuat garden roof (taman atap bangunan) juga dapat dibuat taman buah-buahan di lahan
terbatas.

Dari sekian banyak manfaat dan aplikasinya, kawan-kawan didaerah bisa mengukur kemampuan, sampai sejauh
mana dapat dilakukan, apakah hanya pada pemanfaatan raw material/ bahan dasar, ataukah untuk kepentingan
produk turunannya.
Pemanfaatan raw material cocofiber khusus untuk ekspor sangat besar, China dan korea adalah penyerap terbesar
sampai saat ini, juga untuk pasar eropa. Hanya kembali untuk kawan-kawan di daerah, perlu dipikirkan tentang
transportasinya. Mudah tidak?
Selama ini, jika akan dikembangkan untuk industri turunan sabut kelapa, kendala terbesar di daerah luar jawa adalah
SDM pengolahnya. Maka dengan melihat daftar diatas, bisa memperkirakan akan dibawa kemana arah
pengembangan sabut kelapa tersebut.
Jika kawan-kawan, ingin mengetahui lebih jauh tentang pemanfaatan produk turunan sabut seperti diatas, kami
dariRumahSabut Yogyakarta, bisa memfasilitasi untuk Pelatihan peningkatan life skill produk sabut.
By :
Mansur Mashuri (Pelaku Bisnis Sabut Kelapa, Tinggal di Yogyakarta)

Akhir akhir ini banyak diantara kita yang bingung menentukan usaha apa yang
sekiranya bisa dijadikan untuk sumber pembiayaan kebutuhan keluarga, hal ini
karena memang situasi dan keadaan perekonomian bangsa yang masih belum betul
betul pulih pasca 1998, sehingga banyak orang yang memiliki cukup modal juga
bingung menentukan jenis usaha yang akan diterjuni nya.

Dalam kondisi yang seperti ini memang diperlukan kejelian dan keberanian
menentukan bisnis apa yang akan diterjuninya. Disamping diperlukan juga
kreatifitas yang tinggi sehingga bisa menangkap peluang bisnis yang pada akhirnya
bisa berkembang dengan baik, dan memberi keuntungan yang signifikan tanpa
mengesampingkan hak hak orang lain yang ikut terlibat dalam usaha yang
diterjuninya,

Salah satu peluang bisnis yang bisa dipertimbangkan oleh pemilik modal, baik itu
yang akan dilakoninya sendiri ataupun dengan melakukan kerjasama dengan pelaku
yang sudah lebih dulu menjalaninya, adalah sektor usaha pengolahan limbah sabut
kelapa, sebagaimana yang pernah saya tulis sebelumnya, bahwa peluang sektor
usaha ini kedepannya sangat luar biasa, karena dari sisi permintaan produk oleh
pasar maupun ketersediaan bahan baku yang sangat besar.

Kita tidak usah berpikir ke pasar ekspor, yang notabene cukup banyak memakan
biaya dan persyaratan, pangsa dalam negeri saja sangat besar penyerapannya
terhadap produk yang berbahan baku limbah sabut kelapa, sebagai contoh
masyarakat desa di sisi selatan Kebumen, sebagai sentra pengrajin alat rumah
tangga berbahan baku serat sabut, setiap bulan memerlukan ber ton ton serat
sabut, sebagai bahan baku pembuatan tambang, kesed, sapu dan berbagai produk
turunannya.

Dengan hanya beberapa orang saja yang memiliki mesin pengolah sabut kelapa,
pada saat saat tertentu, para pemingolah sabut menjadi serat sabut, sering
kewalahan memenuhi perminntaan para pengrajin. Karena keterbatasan kapasitas
mesin yang mereka miliki, sementaara ketika mereka kesulitan melakukan
penambahan mesin produksi karena aturan perbankan yang menurut mereka cukup
sulit ditembus, dengan berbagai pesyaratannya.

Sayapun sebagai salah satu pelaku usaha ini merasakan hal itu, ketika mengajukan
kredit usaha mikro, yang sering digembar gemborkan pemerintah, ternyata harus

menyiapkan berbagai persyaratan, dan yang paling sulit dipenuhi adalah adanya
agunan yang berupa sertifikat atau BPKB kendaraan.
Ketika kami berkonsultasi dengan pihak perbankan dengan dukungan data usaha,
dengan harapan pihak perbankan bisa memberikan keringanan persyaraatan,
ternyata itu semua mentah adanya, padahal dengan data yang kami sediakan
dengan flapon kredit yang kami perlukan maka kemampuan pengembalian
pinjaman sangat mampu kami lakukan, tapi itu semua tetap tidak bisa menembus
dunia kredit mikro yang disediakan pemerintah melalui bank yang ditunjuk.

Oleh karena itu, kami melalui berbagai forum dan media mencoba melakukan
penawaran kerjasama dengan berbagai pihak, yang sekiranya bisa diajak kerjasama
dengan prinsip saling menguntungkan, tetapi lagi lagi banyak pihak berminat
kerjasama tapi dengan persyaratan yang cukup memberatkan kami, karena kami
sebagai pihak yang diangap "butuh", bukan saling membutuhkan.

Oleh karena itu, lewat posting kali ini saya menawarkan kerjasama kepada anda
paara pembaca, sebuah usaha dengan pola kerjasama yang berprinsip saling
menguntungkan, sebagai gambaran awal kepada Anda bisa kami sampaikan
informasi profil singkat usaha ini, sbb :
Lokasi Usaha kami di jalur selatan kebumen, daerah Pandan Lor, kec Klirong
Mesin yang kami miliki 1 buah kapasitas maksimal 500 kg/hari
Usaha sudah berjalan 2 tahun lebih.
Permintaan produk serat sabut perhari 500 - 1000 kg
Permintaan cocopiet/serbuk sabut perminggu 2000 - 5000 kg
Ketersediaan bahan baku yang sangat cukup.
Apabila ada diantara pembaca yang berminat kerjasama dengan kami, silahkan
hubungi saya di nomor : 081229735301 / 081399310118, dengan Agus, kami siap
memberikan keterangan lebih rinci dan silahkan meninjau langsung ke lokasi usaha.

Demikian gambaran awal usaha ini, dan saya akan memberikan perincian usaha ini
secara lebih detail pada posstingan saya yang berikut, semoga tulisan singkat ini
bisa menginspirasi anda menentukan peluang usaha yang sehat dan
menguntungkan untuk masa depan.

SABUT KELAPA BERNILAI EKONOMIS TINGGI

Indonesia sebagai negara agraris, tentu memiliki banyak komoditi yang memiliki
banyak keunggulan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas produk nya, hanya
selama ini karena keterbatasan penguasaan tehnologi oleh para petani, baik
tehnologi industri maupun tehnologi marketing nya, maka dari produk yang
dihasilkan masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas baik di tingkat
nasional maupun internasional.

Salah satu hasil industri pertanian tanah air yang masih terbatas pemanfaatan nya
adalah hasil produk kelapa, selama ini buah kelapa yang cukup melimpah di tanah
air masih sangat terbatas pemanfaatan nya, baik jenis varian produk turunan yang
dihasilkan maupun penanganan limbah sisa produksi nya.

Salah satu hasil samping dari produk buah kelapa adalah "sabut kelapa", selama ini
oleh masyarakat hasil samping ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar, baik
untuk keperluan rumah tangga maupun industri kecil yang memerlukan energi
panass dalam proses produksinya.

Baru sebagian kecil limbah hasil produksi kelapa, yang berupa sabut ini
dimanfaatkan menjadi sumber bahan baku untuk menghasilkan produk industri
yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga bisa meningkatkan penghasilan para
pelakunya, hal ini karena tingkat ketrampilan dan pengetahuan para petani
penghasil kelapa masih sangat minim dan terbatas.

Berbagai macam alat kebutuhan rumah tangga bisa dihasilkan dari limbah hasil
pertanian ini, mulai dari produk sederhana yang berupa "kesed" sampai dengan
produk yang memerlukan permesinan modern bisa diproduksi.

Banyak negara yang sudah memanfaatkan sabut kelapa ini, yang merupakan bahan
baku untuk memproduksi berbagai jenis barang yang sifatnya sangat ramah
lingkungan, sehingga bisa mengurangi dampak dari pemanasan global.

Dalam tulisan perdana ini saya akan mengupas secara singkat, bagaimana cara
memanfaatkan limbah sabut kelapa sehingga bisa menjadi sebuah produk yang
bernilai ekonomi tinggi, bahkan pasarnya bisa menembus pasar eksport.

Untuk menghasilkan produk yang berbahan baku sabut kelapa, harus melalui
beberapa proses produksi, yang bisa dilakukan oleh setiap orang, karena tidak
diperlukan keahlian khusus, dan jenjang pendidikan tertentu, dan alat bantu proses
produksinya pun bisa menggunakan mesin yang bersifat tepat guna dan tepat
tekhnologi yang bisa dibuat sendiri, kecuali untuk permesinan yang masuk dalam
kategori mesin bertekhnologi modern.

Berbagai produk seperti, kesed, sapu, peralatan tidur seperti kasur, bantal, maupun
produk fashion seperti, topi, tas, sandal bisa diproduksi, bahkan sarana pertanian
seperti, pot dan media tanam lainnya bisa dihasilkan dari sabut kelapa ini.

Semua produk yang dihasilkan adalah kategori produk yang ramah lingkungan,
bahkan sebagian produk yang dihasilkan bisa membantu perbaikan ekosistem
lingkungan, seperti "coconet" dan produk "bitumi" yang sudah banyak digunakan
kalangan industri pertambangan untuk mereklamasi lokasi tambang pasca
eksplorasi.

Untuk mengetahui peluang bisnis dan proses produksi dari bahan baku yang berupa
sabut kelapa ini silahkan anda ikuti dan baca tulisan saya berikut nya, semoga
tulisan singkat saya ini banyak bermanfaat dan menumbuhkan ide ide baru dalam
menciptakan peluang usaha dan bisnis, untuk penciptaan lapangan kerja baru.
sampai jumpa di posting saya selanjutnya.

Organikilo.co - Sabut kelapa atau dikenali juga dengan istilah cocopeat merupakan
limbah perkebunan yang berlimpah di daerah penghasil kelapa, tanaman yang
masih keluarga aren-arenan atau Arecaceae ini, seluruh bagiannya mempunyai
manfaat yang besar bagi manusia. Jika air kelapa mempunyai manfaat penting
sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik cair, begitu juga dengan sabut yang
membungkus buah kelapa dapat diolah menjadi pupuk organik padat atau bokashi.
Dalam dunia pertanian yang berbasis organik, memanfaatkan sabut kelapa sebagai
pupuk padat memiliki peran penting bagi kesuburan tanah pertanian. pada pupuk
organik padat, cocopeat / sabut kelapa berfungsi sebagai bio pori bagi tanah,
dengan adanya rongga-ronga pada tanah dapat memperbaiki sirkulasi udara
membawa oksigen yang sangat dibutuhkan tanaman.

Selain memperbaiki aerasi pada tanah pertanian, manfaat lain dari sabut kelapa
adalah memiliki kemampuan menyimpan air 6 kali lipat dari volumenya. Dengan
kata lain, jika berat sabut kelapa 1 kg maka daya simpan air bisa mencapai 60 kg
air, tentunya menggunakan sabut kelapa sebagai bahan dasar pupuk organik
merupakan solusi tepat untuk daerah yang minim curah hujan.

Kandungan Unsur Hara Sabut Kelapa

Sebenarnya sabut kelapa yang belum di olah bukanlah cocopeat, cocopeat sendiri
merupakan limbah pengolahan sabut kelapa yang di ambil serat atau fiber.
Cocopeat merupakan butiran halus atau serbuk dari fiber kelapa, apapun istilah
yang digunakan untuk menyebutnya itu bukan suatu masalah. yang menjadi pokok
bahasan adalah manfaat sabut kelapa yang sangat besar untuk pertanian, Adapun
kandungan unsur hara yang dimiliki sabut kelapa baik makro atau mikro ternyata
sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada sabut kelapa antara lain (K) Kalium, (P)
Fosfor, (Ca) Calsium, (Mg) Magnesium, (Na) Natrium dan beberapa mineral lainnya. Namun dari
sekian banyak kandungan unsur hara yang dimiliki cocopeat, ternyata jumlah yang paling berlimpah
adalah unsur K (kalium). Seperti yang telah kita ketahui bahwa kandungan (P) Fosfor dan (K)
Kalium sangat dibutuhkan tanaman saat proses pembentukan buah serta peningkatan rasa untuk segala
jenis buah.

Manfaat Sabut Kelapa Sebagai Pupuk Organik


Sabut kelapa dapat diolah menjadi pupuk organik cair baca juga:http://www.organikilo.co/2014/11/caramembuat-pupuk-organik-cair-mol-poc.html , akan tetapi untuk mengolah sabut kelapa menjadi pupuk
organik padat perlu pengolahan lebih lanjut dengan cara menghancurkan terlebih dahulu, sebelum
proses membuat bokashi. Namun untuk mempermudah anda dalam membuat bokashi tanpa
menghancurkan sabut, opsi penggunaan Cocopeat merupakan pilihan tepat. Cocpeat sudah banyak
diperjualbelikan kebanyakan orang yang telah mengenal dunia pertanian organik.
Penggunaan sabut kelapa sebagai bahan campuran pembuatan bokashi, ternyata memiliki dampak
positif bagi pertanian. Tanaman padi yang menggunakan pupuk bokashi dengan penambahan cocopeat
dapat meningkatkan kualitas, berat (bernas) serta rasa lebih enak, jika dibandingkan dengan penggunaan
pupuk bokashi serupa tanpa mencampur cocopeat.

Cara Membuat Bokashi Cocopeat


Untuk mengetahui cara membuat bokashi silahkan baca juga:http://www.organikilo.co/2014/11/caramembuat-bokashi-pupuk-hayati.html , pembuatan bokashi yang menggunakan cocopeat adalah dengan
penambahan sebesar 15-20% cocopeat dari total keseluruhan bahan bokashi. Pentingnya penambahan
bokashi bagi lahan pertanian sangat penting, megingat lahan pertanian di indonesia yang semakin rusak
karena penggunaan pupuk kimia yang telah belangsung bertahu-tahun.

Aplikasi Cocopeat
Menggunakan cocopeat sebagai bahan campuran bokashi memberi dampak baik bagi duniapertanian,
begitu juga dengan budidaya tanaman non pangan. Untuk budidaya tanaman hias menggunakan
cocopeat sebagai campuran media tanam sangat dianjurkan atau budidaya sayuran di lahan-lahan
sempit yang menggunakan pot. Aplikasi cocopeat pada media tanam dapat meningkatkan hasil serta
kualitas tanaman yang anda budidayakan, singkat kata sabut kelapa atau cocopeat sangat cocok untuk
segala jenis tanaman.
Demikian ulasan tentang Manfaat Cocopeat / Sabut Kelapa Untuk Pertanian, apakah anda akan mulai
mencoba sabut kelapa untuk pertanian anda?. Jika ada yang kurang silahkan berbagi ide atau pendapat
anda melalui kolom komentar dibawah, Salam sukses pertanian organik Nusantara.

Zona Organik - Pemanfaatan Sabut Kelapa untuk Budidaya Warung Hidup Organik di Pekarangan Sabut kelapa atau kulit buah kelapa biasanya digunakan sebagai bahan kerajinan, seperti sapu,
kesed, dan tambang. Selain sebagai bahan kerajinan, sabut kelapa juga telah dimanfaatkan sebagai
sumber nitrogen yang bermanfaat bagi tanaman.
Dalam hal ini, kami memanfaatkan sabut kelapa sebagai tambahan pupuk organik untuk tanaman
warung dan apotik hidup di halaman rumah.
Biasanya, dalam dunia pertanian, sabut kelapa digunakan sebagai bahan pembuat pupuk organik,
yaitu hasil rendaman sabut kelapa digunakan sebagai pupuk tanaman dengan cara
menyemprotkannya.

Yang kami lakukan untuk memanfaatkan sabut kelapa sebagai pupuk organik pada tanaman
sayuran adalah sebagai berikut:
1.
Kami meletakkan 2 potong sabut kelapa di dalam media tanam.
2.
Selain itu, jika ada sisa sabut kelapa, maka kami letakkan pada permukaan media tanam
hingga menutupi permukaannya.

Tujuan kami meletakkan sabut kelapa di dalam media tanam adalah:

1.
Supaya nanti ketika sabut terkena air, baik air siraman maupun air hujan, sabut akan
menyuplai nitrogen bagi tanaman.
2.
Setelah 3 bulan, diharapkan sabut akan terurai dan menjadi kompos/humus yang
dibutuhkan oleh tanaman sebagai makanannya.

Tujuan yang kedua dengan meletakkan sabut kelapa pada permukaan media tanam adalah:
1.
Untuk mengurangi penguapan air dalam media tanam pada musim panas.
2.
Sabut kelapa dapat menahan air yang kita siramkan, sehingga bisa menjaga ketersediaan
air bagi tanamn.
3.
cair.

Air dari sabut kelapa yang menetes ke media tanam mengandung manfaat sebagai pupuk

Selain beberapa manfaat di atas, kita juga dapat mengurangi biaya produksi pembelian pupuk
organik dengan memanfaatkan ketersediaan sabut kelapa di lingkungan kita.
Kami telah membuktikan keampuhan sabut kelapa sejak bulan Juli 2014, kami tidak memberikan
pupuk tambahan hingga Desember 2014 ini, meskipun demikian tanaman sayuran kami tetap
terlihat segar, hijau dan berbuah lebat.
Selamat mencoba, semoga sukses.

Bila air buah kelapa dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan baku pada pembuatan bio starter
alami seperti yang sudah pernah penulis uraikan pada Blog ini sebelumnya, tahukah pembaca
bilamana sabut kelapa pun dapat dimanfaatkan sebagai media tanam terkait budidaya tanaman
hias, pertanian dan perkebunan? Semoga informasi berikut ini dapat memberikan manfaat: Sabut
kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan
buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat
lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525
gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut). (http://www.esmartschool.com/)

Pertanyaan berikutnya adalah mengapa sabut kelapa sangatlah baik dipergunakan sebagai media
tanam? Adapun di Villa Domba di mana cocopeat dipergunakan sebagai media semai untuk stek
tanaman Vanilla. Semoga informasi berikut dapat memberikan manfaat: Pemanfaatan sabut kelapa
lain yang tidak kalah menarik adalah sebagai coco peat yaitu sabut kelapa yang diolah menjadi
butiran-butiran gabus sabut kelapa. Coco peat dapat menahan kandungan air dan unsur kimia
pupuk serta dapat menetralkan keasaman tanah. Karena sifat tersebut, sehingga coco peat dapat
digunakan sebagai media yang baik untuk pertumbuhan tanaman hortikultura dan media tanaman
rumah kaca. (http://www.chem-is-try.org/) Kemudian informasi menarik lainnya tentang
cocopeat, sulitkah mengolah sabut kelapa menjadi cocopeat?

Tampak gambar sebelah kiri adalah stek tanaman Vanilla dalam media semai cocopeat
yang ada di Villa Domba. Stek tanaman ini untuk selanjutnya disemai hingga tumbuh
akar sebelum dipindahkan ke Pollybag. Informasi Pengadaan Bibit Stek Tanaman
Vanilla, Email. agusramadas@yahoo.co.id, HP. 0815.941.3826, Jenis Vanilla Planifolia.
Cocopeat diolah dari sabut kelapa. Sebelum diolah, sabut kelapa direndam selama 6 bulan untuk
menghilangkan senyawa-senyawa kimia yang dapat merugikan tanaman seperti tanin. Senyawa itu
dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Setelah dikeringkan, sabut kelapa itu dimasukkan ke
dalam mesin untuk memisahkan serat dan jaringan empulur. Residu dari pemisahan itulah yang
kemudian dicetak membentuk kotak. Media dicetak dengan tingkat kerapatan rongga kapiler
sehingga dapat menyimpan oksigen sampai 50%. Itu lebih tinggi ketimbang kemampuan
menyimpan oksigen pada tanah yang hanya 2-3%. Ketersediaan oksigen pada media tanam
dibutuhkan untuk pertumbuhan akar. Hasil penelitian Dr Geoff Creswell, dari Creswell Horticultural
Service, Australia, media tanam cocopeat sanggup menahan air hingga 73%. Dari 41 ml air yang
dialirkan melewati lapisan cocopeat, yang terbuang hanya 11 ml. Jumlah itu jauh lebih tinggi
daripada sphagnum moss yang hanya 41%. Secara umum, derajat keasaman media cocopeat 5,86. Menurut Joko Pramono, pengguna cocopeat di Semarang, Jawa Tengah, pada kondisi itu
tanaman optimal menyerap unsur hara. Derajat keasaman ideal yang diperlukan tanaman 5,5-6,5.
Karena kemampuan cocopeat menahan air cukup tinggi, hindari pemberian air berlebih. 'Pada
beberapa jenis tanaman, media terlalu lembap dapat menyebabkan busuk akar,' kata Joko. Oleh
sebab itu, ia mencampur cocopeat dengan bahan lain yang daya ikat airnya tidak begitu tinggi
seperti pasir atau arang sekam. Creswell menyarankan, air diberikan sedikit demi sedikit tetapi
kontinu seperti dengan cara irigasi tetes atau pengabutan. Menurut Kevin Handreck dalam bukunya
Growing Media, kandungan klor pada cocopeat cenderung tinggi. Bila klor bereaksi dengan air, ia
akan membentuk asam klorida. Akibatnya, kondisi media menjadi asam. Sedangkan tanaman
umumnya menghendaki kondisi netral. Sydney Environmental and Soil Laboratory, Australia,
mensyaratkan kadar klor pada cocopeat tidak boleh lebih dari 200 mg/l. Oleh sebab itu, pencucian
bahan baku cocopeat sangat penting. Sekadar berjaga-jaga, setiap kali membeli cocopeat, Yopie-

sapaan Joko Pramono-merendamnya hingga tiga hari. Air rendaman diganti setiap hari. 'Saya
khawatir masih mengandung tanin atau zat-zat racun lainnya,' kata pria yang kini sedang
menempuh gelar doktor di UGM itu. Membeli cocopeat hasil pabrikan lebih terjamin. Produsen
biasanya mencantumkan spesifikasi produk seperti porositas, kelembapan, water hold capacity
(WHC), derajat keasaman (pH), electric conductivity (EC), indeks kadar racun, kandungan mineral,
dan cara penggunaannya pada kemasan atau brosur.( http://www.trubus-online.co.id/)

Cocopeat diperkirakan akan menjadi alternatif dunia bagi peningkatan kesuburan tanah, sebab bila
dicampurkan dengan tanah berpasir hasil tanam pun menabjubkan. Hanya saja unsur hara tanah
tidak tersedia dalam cocopeat untuk itu pupuk masih sangat dibutuhkan. Cocok buat pembibitan,
perkebunan, pertanian bahkan untuk tanaman anthurium. Kelebihan sekam dan serbuk gergaji
meningkatkan sirkulasi udara dan sinar matahari ada pada cocopeat, tapi kelemahanan sekam dan
serbuk gergaji bersifat panas dan bertahan hanya 6 bulan saja berbeda dengan cocopeat yang
netral dan tahan lama. info lanjutan http://coco.peat.tripod.com/.
Kekurangan cocopeat adalah banyak mengandung zat Tanin. Zat Tanin diketahui sebagai zat yang
menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk menghilangkan zat Tanin yang berlebihan, maka bisa
dilakukan dengan cara merendam cocopeat di dalam air bersih selama beberapa jam, lalu diaduk
sampai air berbusa putih. Selanjutnya buang air dan diganti dengan air bersih yang baru. Demikian
dilakukan beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi.(http://emirgarden.blogspot.com/)
Sebagai penutup: Cocopeat merupakan serabut kelapa yang sudah disterilisasi . Cocopeat bersifat
menyimpan air. Dengan menggunakan cocopeat penyiraman dapat dilakukan dengan lebih jarang.
Penyiraman dilakukan setelah media kering.Perlakuan cocopeat sebelum digunakan sebagai media
tanam untuk anggrek.Serabut kelapa mengandung zat tanin, atau zat anti gizi. Adanya zat tanin
ditandai dengan keluarnya warna merah bata saat serabut kelapa direndam dalam air. Sebelum
digunakan rendam selama sehari atau direbus terlebih dahulu sampai warna merah yang keluar
benar-benar berkurang.

You might also like