You are on page 1of 10

Nama

: R.A. SA

RFINA

LINATY
NIM

: 02011281320019

Kelas

:A

Mata Kuliah

: Ilmu Negara

Empat Belas Teori Negara Menurut George Jellineck


I.

TEORI SIFAT HAKEKAT NEGARA


1. Scorates, menganggap polis identik dengan masyarakat dan
masyarakat identik dengan negara.
2. Plato, menganggap masyarakat adalah negara, antara sifat-sifat
manusia ada persamaannya dengan sifat-sifat negara.
3. Aristoteles, menganggap negara adalah gabungan keluarga sehingga
menjadi kelompok yang besar. Bila manusia ingin bahagia maka ia
harus bernegara.
4. F. Oppenheimer, menganggap negara merupakan suatu alat dari
golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib masyarakat.
5. Leon Duguit, menganggap negara adalah kekuasaan orang-orang
kuat memerintah orang-orang yang lemah.
6. R. Kranenburg, menganggap negara adalah suatu organisasi
kekuasaan, diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut
bangsa.
7. Logemann, mengatakan negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yang meliputi atau menyatukan kelompok manusia yang kemudian
disebut bangsa.

II.
TEORI PEMBENARAN HUKUM NEGARA
1. Pembenaran Negara Dari Sudut Ke Tuhanan
Teori ini beranggapan tindakan penguasa/negara selalu benar sebab
didasarkan negara diciptakan oleh tuhan.
2. Pembenaran Negara Dari Sudut Kekuatan
Kekuatan itu meliputi kekuatan jasmani/fisik, kekuatan rohani
(psychis), atau kekuatan materi (kebendaan), maupun kekuatan
politik. Menurut Duguit, yang dapat memaksakan kehendaknya
kepada pihak lain ialah mereka yang paling kuat, kekuatan mana

didalamnya karena beberapa faktor, misalnya keistimewaan fisik,


intelegensia, ekonomi, dan agama.
3. Pembenaran Negara Dari Sudut Hukum
Tindakan pemerintah itu dibenarkan karena didasarkan kepada
-

hukum.
Teori Patriarchal,berdasarkan hukum keluarga, kepala keluarga
adalah orang yang kuat.
Teori Patrimonial, adalah hak milik. Karena raja mempunyai hak milik
terhadap daerahnya, maka penduduk didaerahnya itu harus tunduk

kepadanya.
Teori Perjanjian, hendak mengembalikan kekuasaan raja pada waktu
pemindahan manusia-manusia yang hidup dalam status naturalis

kearah status civilis.


4. Pembenaran Negara Dari Sudut Lain-Lain
- Teori etika, negara adalah ikatan-ikatan manusia yang tunduk pada
hukum akibatnya tindakan negara tadi dibenarkan.
- Teori absolut dari hegel, tindakan dari negara dibenarkan karena
negara yang dicita-citakan oleh manusia.
- Teori psychologyis, alasan pembenaran negara berdasarkan unsur
rasa takut, rasa kasih sayang dan lain-lain, dengan demikian
tindakan negara dibenarkan.
III.
TEORI TERJADINYA NEGARA
1. Terjadinya Negara Secara Primer, Empat Phase Secara Primer:
- Phase Genootshap, perkelompokan dari orang-orang yang
menggabungkan dirinya untuk kepentingan bersama, dan
disandarkan pada persamaan.
- Phase Reich, kelompok orang yang menggabungkan diri tadi telah
sadar akan hak milik atas tanah hingga muncullah tuan yang
berkuasa atas tanah dan yang menyewa tanah.
- Phase Staat, masyarakat sadar dari tidak bernegara menjadi
bernegara.
- A. Phase Democtische Natie, kesadaran akan adanya kedaulatan
ditangan rakyat.
- B. Phase Dictatuur, menurut SARJANA JERMAN, bentuk diktatur ini
merupakan perkembangan lebih lanjut daripada Democratische
Natie. Menurut Sarjana lainnya, Dictatur ini merupakan VARIASI atau
PENYELEWENGAN daripada Democratische Natie.

2. Terjadinya Negara Secara Sekunder


- Pengakuan De Facto, pengakuan yang bersifat sementara terhadap
munculnya suatu negara baru.
- Pengakuan De Jure, pengakuan yang seluas-luasnya dan bersifat
tetap berdasarkan hukum.
- Pengakuan Atas Pemerintahan De Facto, pengakuan hanya terhadap
pemerintahan daripada suatu negara.
IV.

TEORI TUJUAN NEGARA


A. Hegel, menurutnya negara mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan dirinya sendiri.
B. Agustinius, menyatakan negara bertujuan mencapai kehidupan
yang aman dan tenram dengan taat kepada tuhan.
C. Shangyang, menurutnya tujuan negara untuk membentuk
kekuasaan negara yang sebesar-besarnya.
Tujuan negara memelihara dan menjamin hak-hak asasi, yaitu:
1. hak hidup/nyawa (leven)
2. hak atas badan (lijf)
3. hak atas harta benda (vermogen)
4. hak atas kehormatan (eer)
5. hak kemerdekaan (virj heid)
Pada zaman modern ini lazimnya tujuan negara itu
menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagian rakyatnya demi
tercapainya masyarakat adil dan makmur.

V.
TEORI TIPE-TIPE NEGARA
1. Tipe-Tipe Negara Menurut Sejarah
- Tipe Negara Timur Purba, bersifat theocraties (keagamaan), dan
-

pemerintahannya bersifat absolut (mutlak).


Tipe Negara Yunani Kuno, tipe negarara kota, penduduknya sedikit

dan pemerintahannya demokrasi langsung.


Tipe Negara Romawi, tipenya imperium, pemerintahan dipegang

oleg caesar secara mutlak.


Tipe Negara Abad Pertengahan, adanya dualisme antara penguasa
dengan rakyat, antara pemilik dan penyewa tanah, antara

negarawan dan gerejawan.


Tipe Negara Modern, berlaku asas demokrasi, dianutnya paham

negara hukum, susunan negara kesatuan.


2. Tipe Negara Yang Ditinjau Dari Sisi Hukum

Tipe Negara Policie, bertugas menjaga tata tertib saja.


Tipe Negara Hukum
a. Tipe Negara Hukum Liberal, negara berstatus pasif, penguasa
dalam bertindak sesuai dengan hukum.
b. Tipe Negara Hukum Formil, negara hukum yang mendapatkan
pengesahan dari rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan
bentuk hukum tertentu, berdasarkan undang-undang.
c. Tipe Negara Hukum Materil, tindakan dari penguasa dalam hal
mendasak demi kepentingan warga negaranya dibenarkan

bertindak menyimpang dari undang-undang.


Tipe Negara Kemakmuran, negara aktif dalam menyelenggarakan
kemakmuran warganya, untuk kepentingan seluruh rakyat dan
negara.

VI.
TEORI BENTUK NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN
1. Bentuk Negara
Menurut Aristoteles,
Bentuk Idealnya
Bentuk Pemerosotannya
- Monarchie
Diktator/Tirani
- Aristokrasi
Oligarchie/Plutokrasi
- Politiea
Demokrasi
Menurut Polybios,
Bentuk Idealnya

Bentuk Pemerosotannya

- Monarchie
Diktator/Tirani
- Aristokrasi
Oligarchie/Plutokrasi
- Demokrasi
Ochlocratie/Mobocratie
2. Bentuk Pemerintahan Atau Sistem Pemerintahan, Ada 3:
a. Bentuk pemerintahan dimana adanya hubungan yang erat antara
Eksekutif dengan Parlemen. Eksekuti dipimpin oleh seorang
Perdana Menteri. Bentuk pemerintahan seperti ini disebut Sistem
Pemerintahan Parlementer.
b. Bentuk pemerintahan dimana ada pemisahan yang tegas antara
badan legislatif (Parlemen) dengan Eksekutif dan juga dengan
badan yudikatif. Bentuk pemerintahan seperti ini Presiden sebagai
kepala Negara sekaligus menjadi Kepala Eksekutif. Bentuk
pemerintahan seperti ini disebut sebagai Sistem Pemerintahan
Presidensiil.

c. Bentuk pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat


terhadap badan legislatif atau sistem Swiss. Dalam sistem ini
Parlemen tunduk kepada kontrol langsung dari rakyat.
3. Susunan Negara
a. Negara Kesatuan, adalah negara yang tidak tersusun daripada
beberapa negara, negara itu bersifat tunggal, artinya hanya ada
satu negara, tidak ada negara didalam negara.
b. Negara Federasi, adalah negara yang tersusun daripada beberapa
negara yang mengadakan ikatan kerjasama yang efektif,
tetapinegara-negara tersebut masih ingin mempunyai wewenangwewenang yang dapat diurus sendiri.
VII. TEORI KEDAULATAN
1. Teori Kedaulatan Tuhan, teori kedaulatan tuhan megatakan bahwa
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah dimiliki tuhan.
2. Teori Kedaulatan Raja, kekuasaan tertinggi dalam negara ada pada
raja, karena raja adalah wakil daripada Tuhan untuk melaksanakan
kedaulatan di dunia. Oleh sebab itu raja berkuasa mutlak karena raja
merasa merasa dalam tindak tanduknya menurut kehendak Tuhan.
3. Teori Kedaulatan Negara, yang menciptakan hukum bukan Tuhan dan
bukan pula raja, tetapi negara. Hukum itu adalah merupakan
penjelmaan daripada kehendak atau kemauan negara, jadi negara
satu-satunya sumber hukum yang memiliki kekuasaan tertinggi atau
kedaulatan. Di luar negara tidak ada satu organpun yang berwenang
menetapkan hukum.
4. Teori Kedaulatan Hukum, hukum merupakan penjelmaan daripada
kemauan negara.
5. Teori Kedaulatan Rakyat, yang menjadi dasar dari teori ini adalah
bahwa semula individu-individu melalui perjanjian masyarakat
membentuk masyarakat, dan kepada masyarakat ini para individu
menyerahkan kekuasaannya, yang selanjutnya masyarakat ini
menyerahkan kekuasaan tersebut kepada raja. Dan oleh karena raja
mendapat kekuasaan dari rakyat maka kekuasaan tertinggi dan
kedaulatannya itu ada pada rakyat, raja hanya pelaksana dari apa
yang dikehendaki oleh rakyat. Oleh karena itu maka timbul
kedaulatan baru, yaitu kedaulatan rakyat.

VIII. TEORI UNSUR-UNSUR NEGARA


1. Unsur Negara Secara Klasik, yaitu:
a. Wilayah tertentu, batas wilayah dimana kekuasaan negara itu
berlaku.
b. Rakyat, adalah sekumpulan orang yang hidup disuatu tempat.
c. Pemerintahan yang berdaulat, keseluruhan dari badan pengurus
negara, segala organisasi, segala bagian-bagiannya yang
menjalankan tugas negara dari pusat sampai pelosok-pelosok
daerah. Meliputi tiga bidang yaitu, legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.
2. Unsur Negara Secara Yuridis,
- Wilayah hukum, yang meliputi darat, laut, udara serta orang dan
-

batas wewenangnya.
Subjek hukum, yaitu Pemerintah yang Berdaulat.
Hubungan hukum, hubungan antara penguasa dan dikuasai
termasuk hubungan hukum ke luar dengan lainnya secara
internasional.

3. Unsur Negara Secara Sosiologis


- Faktor sosial meliputi, unsur masyarakat, unsur ekonomis, unsur
-

kulturil.
Faktor alam meliputi unsur wilayah dan unsur bangsa.

1.
-

TEORI FUNGSI NEGARA


Fungsi negara menurut John Locke,
Fungsi Legislatif, untuk membuat peraturan.
Fungsi Eksekutif, untuk melaksanakan peraturan.
Fungsi Federatif, untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan

IX.

perang dan damai.


2. Fungsi negara menurut Montesquieu,
- Fungsi Legislatif, membuat undang-undang.
- Fungsi Eksekutif, melaksanakan undang-undang.
- Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati.
X.

TEORI KONSTITUSI
Beberapa istilah konstitusi,

a. Konstitusi dalam arti materil, perhatian terhadap isinya yang terdiri


atas pokok yang sangat penting dari struktur organisasi.
b. Konstitusi dalam arti formil, perhatian terhadap prosedur,
pembentukannya harus istimewa dibandingkan dengan
pembentukan undang-undang lain.
c. Konstitusi dalam arti tertulis, suatu konstitusi dinaskahkan tertentu
guna menggunakan pihak-pihak yang mengetahuinya.
d. Konstitusi dalam arti undang-undang tertinggi, sebagai dasar
tertinggi dari perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam
negara itu.
e. Konstitusi menurut paham Leon Duguit, konstitusi bukanlah sekedar
undang-undang dasar yang memuat sejumlah?kumpulan normanorma semata-mata, akan tetapi struktur negara yang nyata-nyata
terdapat dalam kenyataan masyarakat. Konstitusi adalah faktorfaktor kekuatan yang nyata yang terdapat dalam masyarakat yang
bersangkutan.
f. Konstitusi menurut paham Ferdinand Lassalle, konstitusi
sesungguhnya mengandung pengertian yang lebih luas dari
sekedar undang-undang dasar. Dan konstitusi merupakan naskah
tertulis.
g. Konstitusi menurtu paham A.A.H. Struycken, konstitusi adalah
undang-undang yang memuat garis-garis besar dan asas-asas
tentang organisasi daripada negara.
h. Konstitusi menurut paham Dr. Gruys, undang-undang dasar yang
sama dengan grundgesetz harus merupakan undang-undang yang
tertinggi, dan yang baik prosedur pembentukannya maupun
perubahannya haruslah istimewa.
i. Konstitusi menurut paham Herman Heller,
- Konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat
-

sebagai suatu kenyataan


Kehidupan politik dalam masyarakat itu dicari unsur-unsur
hukumnya melalui abstraksi barulah menjadi kesatuan kaidah

hukum.
Kaidah hukum tersebut ditulis dalam satu naskah yang disebut
Undang-Undang Dasar.

XI.

TEORI LEMBAGA PERWAKILAN

a. Teori Mandat, si wakildianggap duduk di Lembaga Perwakilan


karena mendapat mandat dari rakyat sehingga disebut
mandataris.
b. Teori Organ, rakyat adalah organ yang primer menyatakan
kehendaknya melalui organ sekunder yaitu Parlemen.
c. Teori Sosioogi dari Rieker, bahwa Lembaga Perwakilan bukan
merupakan bangunan politis tetapi merupakan bangunan
masyarakat (sosial).
d. Teori Hukum Obyektif dari Leon Duguit, bahwa hubungan rakyat
dan parlemen adalah Solidaritas.
e. Teori Gilbert Abcarian, menurutnya si wakil bertindak sebagai
wali, sebagai utusan, sebagai politico, dan sebagai partisipan.
-

Sifat Perwakilan
Apabila seseorang duduk dalam Lembaga Perwakilan melalui
pemilihan umum maka sifat perwakilannya disebut perwakilan politik
(political representation).

Fungsi Lembaga Perwakilan,


1. Fungsi perundang-undangan, membentuk undang-undang biasa
seperti UU Pemilu, dan sebagainya.
2. Fungsi pengawasan adalah fungsi yang dijalankan oleh Parlemen
untuk mengawasi eksekutif.
3. Fungsi atau peranan edukatif yaitu dalam Pendidikan Politik.

Lembaga Perwakilan di Indonesia ada 3, yaitu


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) disebut juga Parlemen
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang terdiri dari dua
tingkat yaitu DPRD Tingkat I dan DPRD Tingkat II.

XII.
-

TEORI SENDI-SENDI PEMERINTAHAN


Sendi Wilayah, faktor wilayah negara dibagi dalam dua bagian:
1. Wilayah Tugas (Desentralisasi), penyerahan urusan pemerintahan
dari Pemerintah atau Daerah tingkat atasnya kepada Daerah
menjadi urusan rumah tangganya.
2. Wilayah Jabatan (Dekonsentrasi), pelimpahan wewenang dari
Pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal
tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya di Daerah.

Sendi Keahlian

1. Pemerintahan dijalankan dengan sistem pegawai negeri.


2. Pemerintahan dijalankan dengan sistem pemerintahan.
XIII. TEORI ALAT-ALAT PERLENGKAPAN NEGARA
1. George Jellineck meninjau persoalan alat perlengkapan negara dalam
dua segi. Pertama, alat perlengkapan negara yang bersumber
langsung pada konstitusi. Kedua, alat perlengkapan negara yang tidak
bersumber langsung pada konstitusi.
2. Paham yang meninjau dari segi fungsi negara adalah memandang
bahwa adanya alat-alat perlengkapan negara itu tergantung pada
realisasi daripada fungsi negara, jadi fungsi negara mengakibatkan
timbulnya alat perlengkapan negara.
3. Dari segi yuridis, bahwa negara itu merupakan suatu organisasi
jabatan, dan dalam penilaian alat-alat perlengkapan negara dimulai
dari yang terkecil yaitu jabatan. Mengenai jabatan, maka ukuran yang
dipakai ada empat kriteria, yaitu bagaimana bentuknya, bagaimana
susunannya, apa tugas/kewajibannya, dan apa wewenang yang
XIV.

dimilikinya.
TEORI KERJA SAMA ANTAR NEGARA
Kerja sama antar negara adalah suatu hubungan dari beberapa

negara yang dalam hubungan itu terjalin kerj asama dari negara-negara
yang berkedudukan sama dan sejajar. Memahami teori kerja sama antar
negara dapat ditinjau melalui bentuknya, hukumnya, politiknya, dan
sumbernya.
- Ditinjau dari bentuk kerja samanya maka ada dua segi peninjauan
yakni bentuk klasik dan faham federalisme. Bentuk klasik dalam arti
luas merupakan segala macam kerja sama baik yang berdasarkan
hukum internasional, geografis maupun dalam atas dasar lainnya.
Dalam arti sempit bentuk klasik merupakan persoalan dalam ilmu
kenegaraan yaitu apabila negara sebagai kesatuan politik bergabung
-

yang kemudian membentuk pola-pola tertentu.


Ditinjau kerja sama antar negara dari segi hukumnya maka hukum
yang berlaku adalah hukum antar negara yang umum, dan hukum
antar negara yang khusus seperti traktat.

Ditinjau kerja sama antar negara dari segi politikya maka


didalamnya mencakup politik internasional dan organisasi

internasional.
Ditinjau dari segi sumbernya maka sumber-sumber hukum kerja
sama antar negara adalah traktat, kebiasaan internasional, pedapat
para ahli tentang sendi-sendi hukum, dan keputusan-keputusan
internasional.

You might also like