You are on page 1of 6

TUGAS TUTORIAL

Desember 2013

MATA MERAH DAN KABUR

DISUSUN OLEH
Nama

: Irham

Stambuk

: G 501 10 041

Kelompok : 4 (Empat)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2013

Ketua

: Echa Aditya

Scriber 1

: Irham

Scribber 2

: Nurafni Oktavia
Mata Merah dan Kabur

Step 1
1. Myosis pupil : mengecilnya pupil, diameter <2mm , normal 4-5mm
2. Injeksi Siliar : Pelebaran pembuluh darah pada A. Siliar anterior pada daerah iris
3. PAS (peripheral Anterior Synechia) : melekatnya iris pada kornea , biasa karena
peradangan
4. Hipopion
:akumulasi push di bagian anterior mata. Bagian bawah limbus karena
peradangan pada iris.
5. Flare
: seperti sel yang muncul pada kornea. Grade 1 : 5-10 sel
6. Iris pigmen : menghambat cahaya yang masuk berlebihan
7. Pupil seklusio : melekatnya pupil ke lensa
8. Fotopobia
: sensitif terhadap cahaya, jika cahaya masuk akan nyeri
9. Tanometer
: alat untuk mengetahui TIO ( test intra Okuler )
step 2
1. jenis pemeriksaan pada mata
2. efek samping kortikosteroid
3. Dx, DD, dan alasanny
4. Faktor resiko skenario
5. Penatalaksanaan kasus di skenario
6. Etiologi dan epidemiologi
7. Komplikasi
8. Prognosis
9. Patofisiologi
10. Pencegahan
11. Pemeriksaan visus dan interpretasinya
12. Interpretasi iris pigmen
Step 3 dan 4
1. - Ketajaman penglihatan : melihat fungsi makula
- Pemeriksaan kedua mata menggunakan senter
- Tanometer schiotz : pasien supinasi, mata dibuka (yang ingin diperiksa,anestesi)
- Pemeriksaan lensa keruh : menggunakan cahaya, Makin kurang kekeruhan lesna
semakin jelas bayangan inti terlihat
2. DD : glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup
Gejala : myosis pupil
Pupik sklesio
PAS
Uveitis , bisa menyebabkan komplikasi glaukoma sekunder , karena penggynaan
steroid berkepanjangan
3. Uveitis

Epidemiologi :
Etiologi

1. Penyebab kebutaan pertama , setelah itu glaukoma


2. 100.000 ada 15 kasus
3. 20-150 tahun , >70 tahu resiko menurun
:
1. Endogen : adanya penyakit lain
2. eksoge : trauma

4. faktor resiko glaukoma sekunder : kelainan pupil, uveitis, katarak, obat tetes mata
jangka lama ( steroid) m riwayat keuarga, kornea tipis, tekanan intra okuler, usia 60
tahun (glaukoma primer ), <35 tahun (glaukoma sekunder)
5. uveitis 2-4 minggu, kambuh hingga menahun
Glaukoma sekunder azetosolamid
trabekuloktomi ; pembuatan jalur pengeluaran cairan yang berlebihan
glaukoma : diuretik, parasimpatotetik, kontriksi pupil
LO
1. Komplikasi
Jawab :
Uveitis
Komplikasi terpeting yaitu terjadinya peningkatan tekanan intraokuler (TIO) akut
yang terjadi sekunder akibat blok pupil (sinekia posterior), inflamasi, atau
penggunaankortikosteroid topikal. Peningkatan TIO dapat menyebabkan atrofi nervus
optikus dan kehilangan penglihatan permanen. Komplikasi lain meliputi corneal bandshape keratopathy, katarak, pengerutan permukaan makula, edema diskus optikus dan
makula, edema kornea, dan retinal detachment.
Galukoma
Sinekia Anterior Perifer
Iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran humour akueus
Katarak
Lensa kadang-kadang membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa yang
membengkak mendorong iris lebih jauh ke depan yang akan menambah hambatan
pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut.
Atrofi Retina dan Saraf Optik
Daya tahan unsur-unsur saraf mata terhadap tekanan intraokular yang tinggi adalah
buruk. Terjadi gaung glaukoma pada papil optik dan atrofi retina, terutama pada
lapisan sel-sel ganglion.
Glaukoma Absolut
Tahap akhir glaukoma sudut tertutup yang tidak terkendali adalah glaukoma absolut.
Mata terasa seperti batu, buta dan sering terasa sangat sakit. Keadaan semacam ini
memerlukan enukleasi atau suntikan alkohol retrobulbar.
2. Prognosis
Uveitis
Umumnya prognosis baik jika dengan terapi yang sesuai.
Glaukoma

Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini 1. Bila tidak
mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu
yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak mendapat serangan
diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama seperti mata yang dalam
serangan.
3. Patofisiologi kasus di skenario
Mekanisme utama kehilangan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel
ganglion retina. Optik disk menjadi atropi, dengan pembesaran cup optik. Efek dari
peningkatan tekanan intraokuler dipengaruhi oleh waktu dan besarnya peningkatan
tekanan tersebut. Pada glaukoma akut sudut tertutup, Tekanan Intra Okuler (TIO)
mencapai 60-80 mmHg, mengakibatkan iskemik iris, dan timbulnya edem kornea serta
kerusakan saraf optik. Pada glaukoma primer sudut terbuka, TIO biasanya tidak
mencapai di atas 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion retina berlangsung perlahan,
biasanya dalam beberapa tahun.
4. Pemeriksaan visus dan interpretasinya
1. Menggunakan kartu Snellen dan penerangan cukup.
2. Pasien didudukkan jarak 6 meter, paling sedikit jarak 5 meter dari kartu Snellen.
3. Kartu Snellen di digantungkan sejajar setinggi / lebih tinggi dari mata pasien.
4. Pemeriksaan dimulai pada mata kanan terlebih dahulu, mata kiri ditutup. Pasien
disuruh membaca huruf SNELLEN dari baris paling atas ke bawah. Hasil pemeriksaan
dicatat, kemudian diulangi untuk mata sebelahnya.
Hasil dapat sebagai berikut misal :
VOD 6/6
V OS 6/6
6/6 pasien dapat membaca seluruh huruf dideretan 6/6 pada snellen chart
6/12 pasien bisa membaca sampai baris 6/12 pada snellen chart
6/30 pasien bisa membaca sampai baris 6/30 pada snellen chart
6/60 pasien bisa membaca barisan huruf 6/60 biasanya huruf yang paling atas.
Visus yang tidak 5/5 atau yang tidak 6/6 dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan
memakai try lens
Apabila tidak bisa membaca huruf Snellen pasien diminta menghitung jari pemeriksa.
5/60 pasien bisa hitung jari pada jarak 5 meter
1/60 pasien bisa hitung jari pada jarak 1 meter.
Apabila pasien tidak bisa juga hitung jari, maka dilakukan pemeriksaan
selanjutnya dg menilai gerakkan tangan didepan pasien dengan latar belakang terang.
Jika pasien dapat menentukan arah gerakan tangan pada jarak 1 m, maka tajam
penglihatan dicatat.
VISUS 1/300 (Hand Movement/HM) kadang kala sdh perlu menentukan arah
proyeksinya.
Jika tidak bisa melihat gerakan tangan dilakukan penyinaran dengan penlight ke
arah mata pasien.
Apabila pasien dapat mengenali saat disinari dan tidak disinari dari segala posisi
(nasal,temporal,atas,bawah) maka tajam penglihatan V = 1/ ~ proyeksi baik (Light
Perception/LP).

Jika tidak bisa menentukan arah sinar maka penilai an V = 1/ ~ (LP, proyeksi
salah) .
5. Interpretasi iris pigmen
Hal ini terjadi karena adanya atrofi pada iris sehingga terjadi pelepasan pigmen dan
pigmen tersebut menempel dan mengotori permukaan endotel kornea.
6. Klasifikasi visus menurun mata merah, dan visus menurun mata tidak merah
Mata merah visus tidak turun
mengenai struktur yang bervaskuler (konjungtiva atau sklera) yang tidak
menghalangi media refraksi. Contoh antara lain konjungtivitis murni, trakoma,
mata kering,xeroftalmia, pterigium, pinguekula, episkleritis, skleritis
Mata merah visus turun
mengenai struktur bervaskuler yang mengenai media refraksi (kornea, uvea, atau
seluruh mata).Contoh keratitis, keratokonjungtivitis, uveitis, glaukoma akut,
endoftalmitis, panoftalmitis
Mata tenang visus turun mendadak
uveitis posterior, perdarahan vitreous, ablasio retina, oklusi arteri atau vena
retinal, neuritis optik, neuropati optik akut karena obat (misalnya etambutol),
migrain, tumor otak
Mata tenang visus turun perlahan
katarak, glaukoma, retinopati penyakit sistemik, retinitis pigmentosa, kelainan
refraksi

Daftar pustaka
WebMD. Iritis and Uveitis 2005; http://www.emedicine.com.
Schlaegel TF, Pavan-Langston D. Uveal Tract: Iris, Ciliary Body, and Choroid In: PavanLangston D, editors. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy. 2nd Edition, Boston: Little,
Brown and Company, 1980. 143-144.
Ilyas s. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit FKUI, 2008.212
Vaughan D, Riordan-Eva P. Glaukoma. Dalam: Oftalmologi Umum Ed 14. Alih Bahasa:
Tambajong J, Pendit BU. General Ophthalmology 14th Ed. Jakarta: Widya Medika; 2000.
220-232.

You might also like