Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
tinggal hirolik rendah, kebutuhan energi kecil, tidak memerlukan media, dan
teknologi telah teruji. Teknologi UASB sudah tersebar di seluruh dunia dan
banyak dipakai untuk penanganan berbagai macam limbah khususnya limbah
industri pertanian seperti industri gula, pengolahan kentang, pengalengan
daging, kertas, sari buah, dan industri makanan (Laubscher et al., 2001).
UASB juga sudah dipakai pada industri tahu di Indonesia dengan hasil yang
cukup memuaskan (Sujarwo, 2004). Pengolahan limbah secara anaerobik
akan menghasilkan biogas yang terdiri dari CO2 dan CH . Fraksi metana
bervariasi tergantungsubstrat yang terkandung di dalam limbah (Marchaim,
1992), tetapi pada umumnya berkisar antara 0,2-0,7 (Anonim, 2004).
Produksi gas juga tergantung pada kinerja bakteri metanogen yang
dipengaruhi oleh pH, suhu, kandungan nutrien, keberadaan faktor
penghambat dan waktu retensi. Menurut Mulligan et al. (1993), untuk
pembebanan 36,5 kg COD/m3/hari dapat menghasilkan gas sebesar 12,0
m3/m3/hari. Produksi biogas juga mulai dikembang pada skala industri
seperti di Finlandia pada tahun 2000 ada 15 pabrik penghasil biogas dari
limbah domestik maupun industri, pada tahun yang sama di Jerman
berkembang 5 perusahaan biogas sejenis (Leinonen dan Kuittinen, 2001).
Anaerobik sangat cocok untuk mengolah limbah cair yang mengandung
bahan organik kompleks seperti limbah dari industri makanan, minuman,
bahan kima dan obat-obatan (Anonim, 2003). Bahan organik tersebut
didegradasi menjadi senyawa sederhana dan stabil melalui empat tahap yaitu
hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis dan methanogenesis (Beteau, 1997).
Senyawa kompleks seperti lemak, polisakarida
1.3 Tujuan
1. Mengetahui reaktor UASB
2. Mengetahui prinsip kerja reaktor UASB
3. Mengetahui proses pembuatan biogas limbah tahu menggunakan reaktor
UASB
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan reactor UASB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan secara garis besar, limbah dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Limbah organik
2. Limbah anorganik
3. Limbah bahan berbahaya dan beracun/B3
Limbah tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu
maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah
padat dan cair. Limbah padat industri tahu belum dirasakan dampaknya
karena limbah padat industri tahu bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Air banyak digunakan sebagai bahan pencucian dan merebus kedelai untuk
proses produksinya. Akibat dari banyak nya pemakaian air dalam proses
pembuatan tahu maka limbah cair yang dihasilkan juga cukup besar. Limbah
cair industri tahu memiliki beban pencemar yang tinggi. Pencemaran limbah
cair industri tahu berasal dari bekas pencucian kedelai, perendaman kedelai,
air bekas pembuatan tahu dan air bekas perendaman tahu. Air limbah tersebut
mengandung bahan organik, bila langsung dibuang kebadan air penerima
tanpa ada nya proses pengolahan maka akan menimbulkan pencemaran,
seperti menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap dan berkurangnya
oksigen yang terlarut dalam air sehingga mengakibatkan organisme yang
hidup didalam air terganggu karena kehidupannya tergantung pada
lingkungan sekitarnya.
2.2 Bioteknologi
Bioteknologi adalah upaya pemanfaatan makhluk hidup dengan
menggunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk menghasilkan produk atau jasa
yang berguna bagi manusia.
Pemanfaatan Bioteknologi bagi kehidupan manusia dintaranya digunakan
dalam bidang:
-Pertanian
-Kesehatan
-Lingkungan
-Peternakan
Bioteknologi lingkungan adalah bioteknologi yang penggunaannya
banyak melibatkan mikroorganisme untuk meningkatkan kualitas lingkungan
hidup manusia dan alam sekitarnya. Bioteknologi lingkungan dimanfaatkan
untuk perbaikan lingkungan.
Contoh bioteknologi lingkungan :
1. Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).
Komponen biogas antara lain sebagai berikut : 60 % CH4 (metana), 38 %
CO2 (karbon dioksida) dan 2 % N2, O2, H2, & H2S.
2. Cacing Tanah
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai
tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Di
Indonesia, cacing tanah telah banyak diternakkan. Sentra peternakan cacing
terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan
sekitarnya.
yang
limbahnya
mengandung
lemak
dapat
memanfaatkan
CH4.Semakin
kandungan energi pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan CH4,
semakin kecil energi pada biogas (Pambudi, 2008).
Salah satu hal yang mempengaruhi produksi gas CH4 di dalam
biogas adalah hubungan antara jumlah karbon (C) dan nitrogen (N) yang
terdapat pada bahan organik dinyatakan dalam terminologi rasio C-N.Rasio CN
yang baik pada slurry adalah berkisar antara 25:1 30:1 (Singh di dalam
Dissanayake, 1977).
Diharapkan penerapan teknologi tepat guna berupa biogas ini memberi
manfaat untuk:
1. Penyediaan energi untuk rumah tangga di desa,
2. Mengurangi
ketergantungan
masyarakat
terhadap
bahan
energi
BAB III
PEMBAHASAN
10
membutuhkan waktu yang lama. Waktu start- up dianggap cukup bila laju
degradasi bahan organik dan gas yang terbentuk sudah stabil.
Limbah dari industri tahu ditentukan CODnya berada pada kisaran 50008000 mg/l, pH dijaga 4-5 kemudian dimasukkan ke reaktor anaerobic
mengikuti aliran seperti pada gambar di bawah ini.
11
12
13
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Reaktor UASB merupakan alat yang digunakan untuk mengolah limbah
cair dengan bantuan mikroorganisme anaerob yang menghasilkan biogas.
Prinsip dari reactor UASB yaitu limbah dimasukkan ke dalam reactor
UASB yang berisi kumpulan mikroorganisme kecil (sludge blanket) melalui
bagian bawah reactor. Limbah akan bergerak naik melalui sludge blanket dan
akan mengalami degradasi senyawa organic oleh mikroorganisme. Degradasi
ini menghasilkan gas metana dan karbon dioksida yang akan bergerak naik
dan ditampung pada penampung gas.
Proses pengolahan limbah tahu dengan reactor UASB dimulai dengan
memasukkan massa mikroorganisme ke dalam reactor untuk start-up. Setelah
itu, limbah tahu dimasukkan ke dalam reactor melalui bagian bawahnya,
limbah tahu akan bergerak naik dan akan mengalami degradasi degradasi
senyawa organik oleh mikroorganisme. Proses degradasi ini menghasilkan
gas metana dan karbondioksida yang kan bergerak naik menuju ke
penampung gas.
Reactor UASB tidak sesuai untuk daerah yang saluran listrik dan airnya
tidak konstan, selain itu, membutuhkan operasi dan perawatan dari operator
yang terampil. Waktu permulaan yang panjang dan tidak semua bahan
tersedia secara local.
Kelebihan reactor UASB yaitu pengurangan tinggi dari BOD, dapat
menahan tarif beban organik dan hidrolik tinggi, produksi lumpur rendah (
dengan demikian jarang diperlukan penyedotan) dan biogas yang terbentuk
dapat digunakan untuk energy.
15
4.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna, di antaranya dalam makalah ini
masih belum dijelaskan dengan lebih rinci cara kerja dari reactor UASB.
Diharapkan bagi penulis makalah selanjutnya untuk lebih melengkapi
makalah ini , sehingga menjadi lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agung R, Tuhu., Hanry Sutan Winata. Pengolahan Air Limbah Industri Tahu
dengan
Menggunakan
Teknologi
Plasma.
Jurnal
Ilmiah
Teknik
Reaktor
Upflow
Anaerobic
Sludge
Blanket
(UASB).
17