Professional Documents
Culture Documents
dan
kecil.
Industri
skala
besar
berbasis
perkebunan
meningkatkan
nilai
tambah
hasil
panen
(pertanian,
diversifikasi
produk
sebagai
upaya
wahana
pengenalan,
sekaligus
wahana
penguasaan
peran
serta
dan
pemanfaatan
masyarakat
dalam
ini
dikarenakan
rendahnya
penggunaan
teknologi
dalam
kegiatan
usahanya,
baik
teknologi
produksi
buruk
dan
kurang
terjangkau
menyebabkan
kegiatan
kelembagaan
belum
optimal
dalam
pengembangan
Judul Buku
untuk Agroindustri
Penerbit/ Tahun : IPB Press/ Bogor, 2002
Pengarang
Resume
meningkatkan
daya
siman
dan
menambahkan
menyediakan
menarik
tenaga
lapangan
kerja
sektor
kerja
khususnya
pertanian
ke
yang
sektor
dapat
industri
(agroindustri)
c. Meningkatkan penerimaan devisa melalui ekspor hasil agroindustri
d. Memperbaiki pembagian pendapatan dan menarik investor untuk
mendukung pembangunan sektor pertanian. (Simatupang dan
Purwoto, 1990)
SDM
dilihat
dari
angkatan
kerja,
pemilikan
modal,
pendidikan ketrampilan
b. Sumber daya biofisik
Pengembangan sumber daya biofisik (lahan, air, sumberdaya
hayati) harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan agroekosistem
dan daya dukung wilayah.
c. Teknologi
Permasalahan
yang
terjadi
adalah
terbatasnya
penguasaan
pendukung
yang
diperlukan
dalam
mengembangkan
perangkat
institusi/kelembagaan
yang
mampu
ke
orientasi
pasar,
melalui
kegiatan
penyuluhan,
semua
dapat
kendala
mencapai
struktural
tingkat
sehingga
yang
optimal
aktivitas
melalui
sub
sistem
produksi,
pengolahan
sampai
dengan
pemasarannya.
Pada pendekatan ini diarahkan untuk menciptakan terobosanterobosan insentif yang mampu mendorong ekspor dan membatasi
impor.
b. Pendekatan kelembagaan
Pada pendekatan ini, kelembagaan on farm dan off farm harus
saling menghidupi. Lembaga penunjang yang perlu diperhatikan
adalah lembaga keuangan di perdesaan, dan lembaga penelitian
pendidikan, khususnya penyuluhan
c. Pendekatan skala usaha
Agroindustri
yang
berkembang
di
perdesaan
umum
masih
cenderung tradisional, skala rumah tangga dan tersebar dalam unitunit usaha kecil. Oleh karena itu pendekatan ini diarahkan dengan
membentuk
pola
unggulan yang
sentra
pengembangan
terintegrasi dengan
agribisnis
komoditas
pemasarannya.
yang
melekat
pada
produk.
Selain
itu
juga
untuk
Penyimpanan
Bertujuan untuk memperpanjang masa simpan yang dilakukan
dengan
cara
tertentu
untuk
mengurangi
aktivitas
fisiologis
(mikroba).
Judul (Skripsi)
Studi
Perencanaan
Pengembangan
Agroindustri
Pedesaan Komoditas
Hortikultura Unggulan di Kabupaten Purwakarta
Penerbit/ Tahun : Dept. Teknologi Industri Pertanian, Fateta IPB/ 2008
Penulis
: Mildaa Shanty
Resume:
sampai
usaha
perdagangan
dengan
modal
terbatas
(Eriyatno, 1979)
c. Menurut Departemen Perindustrian (1981), industri kecil memiliki
ciri-ciri:
Produk spesifik
Lemah
dalam
keterampilan
manajemen
dan
motivasi
keusahaan
Industri kecil juga memiliki kelebihan yaitu:
Mampu
memproduksi
ketrampilan tinggi
barang
yang
membutuhkan
Strategi
Pengembangan
Usaha
Kecil
dan
Menengah Agroindustri di
Kabupaten Bogor
Penerbit/ Tahun : Sekolah Pasca Sarjana, IPB/ 2006
Penulis
Resume:
merupakan
suatu
sistem industri
yang
kegiatan
Kategori
III,
pemasakan,
pemanasan
(pasteurisasi),
agroindustri
menumbuhkembangkan
skala
agroindustri
kecil
yang
bertujuan
makin
efisien
untuk
dan
Agroindustri
besar,
diatas
100
karyawan.
(Departemen
agroindustri
kawasan-kawasan
skala
pengembangan
kecil
yang
agribisnis
berpusat
menjadi
pada
pemicu
agroindustri
sehingga
menjadi
penggerak
proses
Faktor-faktor
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pengembangan
semua
fungsi
dalam
industri.
(Hax
dan
Majluf,1984)
Dimiliki WNI
efisien.
Sedangkan
faktor
penghambat
dalam
lemah
dalam
kegiatan
ekonomi
sehingga
dapat
dapat
memberikan
alternatif
untuk
efektifitas
dan
modal
menjadi
penghambat
bagi
usaha
kecil
dari
perbankan
Tambunan, 1999)
g. Sistem informasi
masih
relatif
kecil.
(Liedholm,
1993;
ditawarkan.
Penyediaan
pusat
informasi
yang
mudah
Gender
Pria pada umumnya lebih berani dalam mengambil resiko. Namun
demikian, mengembangkan usaha kecil kaum perempuan lebih
relevan karena usaha kecil merupakan sumber pendapatan dan
peluang usaha. Sebagian perempuan terkonsentrasi pada unit usah
kecil termasuk usaha keluarga. (Sjaifuddin et.al, 1997)
j.
Umur pengusaha
Motivasi tinggi untuk pengusaha kecil usia produktifnya 15-55 tahun
dapat membuat UKM lebih berkembang. Hal ini menjadi alternatif
bagi usia produktif untuk mengurangi jumlah pengangguran
k. Kemampuan manajemen
Perencanaan
usaha
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang
e. Lembaga
swadaya
masyarakat,
berperan
dalam
penguatan
j.
Kajian
Kelembagaan
Agroindustri
Pangan
: Qosdus Sabil
Resume:
Sektor
agroindustri
memiliki
pangsa
besar
dalam
Kelayakan Teknis
Kelayakan teknis mencakup aspek teknis dan teknologis yang
digunakan, yaitu berkaitan dengan penentuan kapasitas
produksi, pemilihan teknologi, penentuan kebutuhan bahan
baku, bahan pembantu dan pendukung serta penentuan
lokasi dan letak pabrik pengolahan
Kelayakan ekonomis
Kelayakan ekonomi menyangkut lamanya life cycle profit dari
produk yang berkaitan sehingga berkaitan dengan aspek
pasar dan pemasaran serta aspek finansial.
Kelayakan sosial
Kelayakan sosial berkaitan dengan agama, adat istiadat,
kelestarian alam, pemakaian tenaga kerja dan sebagainya.
Dalam
pengembangan
agroindustri
hendaknya
tidak
dengan
tata
letak
agroindustri,
pemilihannya
Pemasaran produk
lokasi pabrik agroindustri adakalanya berdekatan dengan
pemasaran produk atau dekat dengan bahan baku dan
pemasaran produk. Dalam pemasaran produk, terdapat
empat hal yang harus diperhatikan:
i.
ii.
iii.
Adanya persaingan
iv.
Kebijakan pemerintah
Penentuan lokasi oleh pemerintah biasanya dikaitkan dengan
kebijakan pengembangan wilayah untuk sebagai kawasan
investasi dan pusat pertumbuhan.
Lingkungan
Pengaruh
kegiatan
terhadap
limbah
dan
pencemaran
mengeluarkan
biaya
yang
lebih
besar
agak
Meningkatkan
keterkaitan
desa
dan
kota
(urban
rural
linkages)
Memberi
peluang
berusaha
dan
menciptakan
lapangan
pekerjaan