You are on page 1of 6

TEKANAN

Tekanan adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya per satuan


luas. Setiap gaya yang bekerja pada permukaan suatu benda akan
memberikan tekanan. Begitu juga jika gaya bekerja pada sebuah bidang,
gaya tersebut akan memberikan tekanan. Selain pada zat padat, gaya
juga menimbulkan tekanan pada fluida, seperti zat cair dan gas. Tekanan
yang ditimbulkan pada setiap wujud zat berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi
oleh besarnya gaya dan luas bidang, tempat gaya bekerja.
1. Tekanan Zat Padat
Jika gaya bekerja pada sebuah bidang yang luas, tekanan
yang ditimbulkan akan lebih kecil. Sebaliknya, jika gaya bekerja
pada bidang yang sempit, tekanan yang ditimbulkannya akan lebih
besar.
Misalnya, balok kayu dengan posisi tegak menghasilkan bekas
yang lebih dalam dibandingkan dengan posisi mendatar. Dalam hal
ini balok dengan posisi tegak menunjukkan luas bidang permukaan
yang lebih kecil dari posisi mendatar. Jadi dapat dikatakan bahwa
tekanan berbanding terbalik dengan luas bidang permukaan dan
berbanding lurus dengan gaya.
Secara matematis tekanan zat padat dapat dirumuskan sebagai
berikut:
F
P= A
dengan:
2
P = tekanan (N/ m )

F = gaya (N)
2

A = luas bidang permukaan ( m


Dari

rumus

tersebut

dapat

diketahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi tekanan yaitu luas bidang permukaan dan gaya


yang bekerja pada benda tersebut.
2. Tekanan Zat Cair
Tekanan zat cair atau disebut juga tekanan hidrostatis adalah
tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya
berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan.
Tekanan sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan dalam

sebuah ruang, gravitasi, dan massa jenis cairan tersebut. Secara


matematis tekanan zat cair dapat dirumuskan sebagai berikut:
P=.g.h
dengan:
2
P = tekanan (N/ m )
3

= masa jenis zat cair (kg/ m


2
g = percepatan gravitasi (m/ s

h = tinggi zat cair (m)


a. Hukum Pascal
Tekanan yang bekerja pada fluida di dalam ruang tertutup
akan diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah dengan gaya
yang sama besar.

Hukum Pascal dapat dirumuskan sebagai berikut:


F1
F2
A1 = A2
dengan:
F1 = gaya pada penampang pertama (N)
2
A1 = luas penampang pertama ( m
F2 = gaya pada penampang kedua (N)
2
A2 = luas penampang kedua ( m
Beberapa alat yang bekerja berdasarkan hukum Pascal yaitu
dongkrak

hidrolik,

rem

hidrolik,

pompa

hidrolik,

dan

alat

pengangkat mobil.
b. Bejana Berhubungan
Bejana berhubungan adalah rangkaian beberapa bejana
yang

bagian

atasnya

terbuka

dan

bagian

bawahnya

dihubungkan satu sam lain. Jika ke dalam bejana itu diisi air
maka akan terlihat bahwa permukaan air dalam bejana yang

diam selalu terletak pada bidang datar. Begitu pula jika bejana
dimiringkan, permukaan airnya akan tetap dalam satu bidang
datar.
Hukum bejana berhubungan tidak berlaku untuk zat cair
yang tidak sejenis, misalnya air dan raksa. Hubungan antara
tinggi kedua jenis zat cair itu dapat dituliskan:
1 . g . h1 = 2 . g . h2
P1 = P2
1 . h1 = 2 . h2
c. Hukum Archimedes
Bila sebuah benda diletakkan di dalam fluida, maka fluida
tersebut akan memberikan gaya ke atas pada benda tersebut
yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut.
Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis
dalam persamaan:
Fa = . g . V
Fa = gaya ke atas (N)
3
= massa jenis zat cair (kg/ m
2
g = percepatan gravitasi (m/ s
3
V = volume benda yang tercelup ( m

Berdasarkan

Hukum

Archimedes,

sebuah

benda

yang

tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya
gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat cair
itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan
besarnya kedua gaya tersebut, yaitu:
Benda Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
tenggelam jika berat benda (W) lebih besar dari gaya
ke atas (Fa).
cair
Fa =
.g.V
W=
W

benda

.g.V

Fa sehingga

benda

cair

Benda Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
melayang jika berat benda (W) sama dengan gaya ke
atas (Fa).

Fa sehingga

benda

cair

Benda Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
terapung jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke
atas (Fa).
W Fa sehingga

Alat-alat

yang

prinsip

benda

cair

kerjanya

berdasarkan

Hukum

Archimedes antara lain pembuatan kapal laut, galangan kapal,


kapal selam, balon udara.
Hukum Archimedes Pada Balon Udara
Sebuah balon udara dapat naik disebabkan adanya gaya ke
atas yang dilakukan oleh udara. Balon udara diiisi dengan gas
yang lebih ringan dari udara misalnya

H2

terjadi peristiwa seolah-olah terapung.


Balon akan naik jika gaya ke atas Fa
sehingga:
Fn = Fa -

W gas =

W total

(berat total)

W total

Keterangan:
udara
Fa =
.g.
W total

dan He sehingga

V balon

W balon +
gas

.g.

W gas +

W beban

V balon

dengan:
Fa = gaya ke atas (N)
Fn = gaya naik (N)
gas = massa jenis gas pengisi balon udara (kg/ m3
udara
W
V

3
= massa jenis udara = 1,3 kg/ m

= berat (N)
= volume

m3
)

3. Tekanan Zat Gas


Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi. Pada
lapisan inilah manusia dapat hidup. Selain zat cair, atmosfer udara
juga mengadakan tekanan terhadap sekitarnya. Tekanan ini sebagai

akibat adanya gaya gavitasi yang bekerja pada setiap bagian


atmosfer.
Massa jenis udara sangat kecil jika dibandingkan dengan
massa jenis zat padat atau zat cair. Massa jenis udara berkurang
pada ketinggian yang berbeda. Sehingga persamaan tekanan P =
. g . h tidak berlaku pada tekanan atmosfer atau tekanan pada
gas.
Tekanan udara di permukaan laut rata-rata sebesar 1 atm atau
76 cmHg. Makin rendah suatu tempat, makin besar tekanannya.
Sebaliknya, makin tinggi suatu tempat, makin rendah tekanannya.
Setiap kenaikan 10 m tekanan udara berkurang sebesar 1 mmHg.
Udara yang meliputi bumi mempunyai berat yang dipengaruhi oleh
gaya gravitasi bumi. Karena udara memiliki berat, maka udara juga
memiliki tekanan. Besarnya tekanan udara ditentukan oleh tinggi
tempatnya dari permukaan air laut.
a. Percobaan Torricelli
Menurut Torricelli, tekanan udara di permukaan laut lebih
besar daripada tekanan di tempat yang tinggi, misalnya
pegunungan. Semakin tinggi tempat pengukuran, semakin
rendah tekanan udaranya karena semakin dekat ke permukaan
lapisan. Hal ini sama dengan zat cair bahwa semakin dekat ke
permukaan air, semakin kecil tekanan hidrostatisnya.
b. Hukum Boyle
Hasil kali tekanan dengan volume suatu gas adalah tetap
asal suhu zat tetap. Sebagai contoh adalah jika kita memompa
ban sepeda, udara bisa masuk ke dalam ban jika pompa
penghisap kita tekan, akhirnya udara masuk.
Hukum Boyle secara matematis dapat dirumuskan sebagi
berikut :
P1 . V1 = P2 . V2
dengan:
P1 = tekanan pertama (atm)
m3
V1 = volume pertama )
P2 = tekanan kedua (atm)
m3
V2 = volume kedua )

Beberapa alat yang menggunakan Hukum Boyle adalah


pompa air dan pompa sepeda.

You might also like