Professional Documents
Culture Documents
/SMF Bedah
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Mulawarman / RSUD AW. Syahranie
Laporan Kasus
APPENDICITIS
PERFORASI
disusun oleh
Yulianti
Arina
Pembimbing
dr. Anthony Simangunsong, Sp.B
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Pada Laboratorium/ SMF Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Mulawarman
2011
PENDAHULUAN
BAB I
Latar Belakang
Appendisi
tis
Insidensi
peradangan yang
terjadi pada
Appendix
vermicularis
terbanyak pada
kelompok usia
20-40 tahun.
perforasi sering
terjadi pada
kelompok usia
<12 tahun dan >
65 tahun
Indonesia
(2004)
US Census
Bureau,
International
Data Base
tahun 2004
AS
Appendisitis
Appendecto
my
Apabila tidak
dilakukan
tindakan
pengobatan,
maka angka
kematian akan
tinggi, terutama
disebabkan
karena peritonitis
dan shock
Tujuan
Untuk mengetahui tentang
appendisitis termasuk definisi,
patofisiologi, diagnosis,
penatalaksanaan, komplikasi, dan
prognosis.
Mendapatkan keterampilan dalam
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan menggunakan pemeriksaan penunjang
yang dibutuhkan dalam penegakan
diagnosis appendisitis.
LAPORAN KASUS
B A B II
AN AM N ESA
1 Minggu
SMRS
Nyeri perut
kanan
bawah
hilang
timbul
Pasien
mengeluhk
an nyeri
pada ulu
hatinya
kemudian
berpindah
ke perut
kanan
bawah.
2 hari SMRS
demam
1 hari SMRS
nyeri
dirasakan
terus
menerus
sehingga
pasien
susah
untuk
berjalan.
adanya
penurunan
nafsu
makan
serta mual,
muntah (-)
Buang air
kecil dalam
batas
normal
serta
pasien
tidak
mengalami
gangguan
buang air
besar.
E4V5M6
Keadaan sakit : Sakit sedang
Tanda Vital :
Frekuensi Nadi : 102 x/menit, reguler,
kuat angkat, isi cukup
Tekanan darah : 120/80 mm
Pernafasan : 24 x/menit,.
Suhu : 38,00C, aksiler
Abdomen
Inspeksi :
- Flat
Palpasi :
- Soepel,
- nyeri tekan di titik
Mc -Burney (+),
- defans muscular (-)
- Rebound
tenderness (+),
- Rovsing sign (+),
- Blumberg sign (+),
- Psoas Sign (+),
- Obturator sign (-)
Perkusi :
Tympani
Nyeri ketok
CVA(-)
Auskultasi :
BU (+) normal
Ekstremitas : dbn
Rectal Toucher : Tonus spinchter
Skor alvarado :
Migratory right iliac fossa pain : 1
Nausea/vomiting : 1
Anorexia : 1
Tenderness in right iliac fossa : 2
Rebound tenderness in right iliac fossa : 1
Elevated temperature (380C) : 1
Leukositosis (15.000/mm3) : 2
Shift to the left of neutophils : 0
:9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
09-09-2011
Darah lengkap
Hb
10,9 gr/dl
Hct
31,4 %
Leukosit
15.000/mm3
Trombosit
148.000/m
m3
Kimia darah
Urine
Warna
Kuning
Kekeruhan
Jernih
Berat Jenis
1,020
pH
6,0
Ketone
Protein
Urobilinogen
GDS
63 mg/dl
Epitel
Ureum
29,4 mg/dl
Leukosit
1-2
Kreatinin
0,8 mg/dl
Eritrosit
penatalaksanaan
Farmakologi
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxime injeksi 3 x 1 gram IV
Natrium metanizol injeksi 3 x 1
gram
Ranitidine injeksi 2 x 50 mg
Surgical
Appendektomi terbuka
DIAGNOSIS POST-OPERASI
Appendisitis Perforasi
LAPORAN OPERASI
Operasi dilakukan tanggal 10
September 2011.
Ditemukan appendicitis yang
perforasi, didapatkan pus
Dilakukan appendektomi
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
FO LLO W U P
9 September 2011
mual
(-),
muntah
demam menurun
N:84x/i,
RR:20x/i,
T:
N:88x/i,
RR:20x/i,
T:
11 September 2011
N:88x/i,
T:36,80C,
A : Post appendectomy hari ke I
12 September 2011
N:88x/i,
T:36,80C,
RL : D5 2:1
gram
14 September 2011
Produksi
NGT
130cc/10 jam
(+)
mual
muntah (-),
(-), gram
Antrain injeksi 3 x 1 gram
Diet susu : 6 x 50 cc
15 September 2011
16 September 2011
17 September 2011
S : keluhan (-)
O : CM, TD : 120/80, N: 80x/i,
RR: 20x/i, T: 36,80c,
A : Post appendectomy hari ke
VII a/i Appendicitis perforasi
Diet lunak
P : Pasien dipulangkan
Pembahasan
B A B IV
Fakta
Teori
Gejala:
Gejala:
sampai
berat
daerah
epigastrium
menerus
kadang-kadang
dirasakan
mula-mula
dan
disertai
di
periumbilikal,
dengan
kram
Nyeri
hati
kemudian
berpindah
ke
akan
beralih
dan
menetap
di
rangsangan
pada
peritoneum
Fakta
Teori
Gejala:
Gejala:
Anoreksia (+)
Anoreksia,
nausea
vomitus
merupakan
rangsangan
Buang
air
besar
dan
viseral
akibat
aktivasi n.vagus.
Obstipasi atau Diare
normal
sumer.
(+)
sumer-
lokasi
appendiks,
derajat
appendiks,
Demam
variasi
dan
usia
inflamasi
komplikasi
yang menyertai.
Demam tidak terlalu tinggi
Tanda Vital
Tanda Vital
Frekuensi Nadi : 102 x/menit,
Tanda vital tidak berubah banyak.
reguler, kuat angkat, isi cukup
Peninggian temperatur jarang lebih dari
Tekanan darah : 120/80
mmHg
1oC, yaitu antara 37,50 - 38.50C.
Pernafasan
: 24x/menit,
Suhu
: 38,00C, aksiler
Frekuensi nadi normal atau sedikit
meninggi.
Abdomen:
Abdomen
Inspeksi:
Inspeksi:
Bentuk : flat
Perut
kembung
bila
terjadi
perforasi,
paha,
karena
meningkatkan nyeri.
setiap
ekstensi
Abdomen:
Abdomen
Palpasi :
Palpasi:
Soepel, defans
Mc Burney
(+),Massa (-)
pasien
dengan
appendicitis
akut,
kecurigaan
Tanda-tanda
inflamasi
tersebut
juga
Perkusi: timpani
Perkusi timpani
Auskultasi: Bising
Auskultasi
peritonitis
appendisitis
generalisata
perforata
maka
akibat
tidak
Rectal
Toucher
spinchter
ani
menjepit
Nyeri
tekan
sampai 12
pada
arah
jam
Fakta
Teori
Laboratorium
Laboratorium
Leukosit 15.000
Leukositosis
normal
Fakta
Teori
Tatalaksana Kuratif: Tatalaksana Kuratif:
Appendektomi
terbuka
dengan laparoskopi
Pre operasi
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxime injeksi
3 x 1 gram IV
Natrium metanizol
injeksi 3 x 1 gram
Ranitidine injeksi 2
x 50 mg
Pre operasi
Pemberian cairan intravena
Analgesik
Antibiotik
Fakta
Post operasi:
Teori
Post operasi:
20
(maintenance)
Cefotaxim
Tatalaksana Simtomatis
injeksi Antipiretik
3x1 gram
Natrium
Analgesik
metanizol Pada kasus dengan perforasi diberikan
injeksi 3 x 1 gram
Infus
3 x500 mg
bakteri
Perawatan
luka bakteri
operasi
anaerob
komensal
sesuai
pada
appendiks.
Perawatan luka operasi
dengan
jenis
sekum
dan
Prognosis ad vitam
ad functionam
adalah bonam. Karena dengan
diagnosis dan penatalaksanaan yang
tepat, pasien dapat sembuh serta
tingkat mortalitas dan morbiditas
penyakit ini sangat kecil.
KESIMPULAN
BAB V
Telah dilaporkan seorang pria berusia 24