Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Sesuai dengan perkembangan zaman masyarakat pendidikan kita sejak
zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan sampai sekarang maka
kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan umumnya dan kepada
sekolah khususnya perkembangan dan perubahan pula.
Di makalah ini kami mencoba membahas sedikit tentang pengertian
supervise, peran, fungsi, sasaran, dan manfaat supervise bagi guru dan siswa.
Dimana pengawas adalah proses dengan mana administrasi melihat apa
yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Jadi, pengawasan
adalah fungsi administrative dalam setiap administrator memastikan bahwa apa
yang dikerjakan sesuai dengan dikehendaki.
B. Pengertian Supervisi
Perkataan supervise berasal dari bahasa Inggris supervision yang
terdiri dari dua perkataan ; super dan vision. Super berarti atas atau lebih,
sedangkan vision berarti melihat atau meninjau, menilik dan menilai dari apa
yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kewenangan) terhadap
perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan. Secara etimologi supervise berarti
: melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang
dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap apa saja
yang dikerjakan oleh bawahan.
C. Peran Supervisi
Menurut bukunya Yusuf A. Hasan dkk, mengemukakan bahwa peran
supervise adalah :
Sebagai nara sumber bagi guru dalam mencurahkan dan melaksanakan tugastugasnya, serta dalam melakukan evaluasi diri, sehingga guru dapat secara terus
menerus meningkatkan kinerjanya.
Sebagai fasilitator bahkan pembimbing yang membantu guru dalam mengatasi
hambatan yang dihadapi maupun dalam mengatasi kekurangan yang di alami.
Sebagai motivator yang dengan berbagai cara selalu mengupayakan agar guru
mau bekerja lebih sungguh-sungguh dan semangat.
Sebagai aparat pengendali mutu pengajaran yang secara pendidik dan
sistematik mengecek, menganalisis, mengevaluasi, dan mengarahkan serta
mengambil tindakan agar peningkatan efektivitas pengajaran terlaksana dengan
baik dan berhasil.
Sebagai peran tambahan, adalah sangat tepat jika seorang pengawas akademik
adalah juga seorang penilai dalam rangka program akreditasi sekolah.[3]
Menurut bukunya Soetjipto dan Raflis Kosasi ada dua jenis supervise dilihat dari
peranannya.
Supervisi traktif, artinya supervise yang hanya berusaha melaksanakan
perubahan kecil karena menjaga kontinuitas.
Supervisi dinamik, yaitu supervise yang diarahkan untuk mengubah secara lebih
intensif praktek-praktek pengajaran tertentu.[5]
D. Fungsi-Fungsi Supervisi
Fungsi-fungsi supervise pendidikan yang sangat penting diketahui oleh
para pemimpin termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut :
Dalam bidang kepemimpinan
a)
b)
Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok / guru-guru pengawai dalam
berbagai kegiatan.
c)
Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan-persoalan.
d)
Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok atau memupuk moral
yang tinggi kepada anggota kelompok.
e)
f)
Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab.
Kepada anggota kelompok, sesuai dan fungsi-fungsi dan kecakapan masingmasing.
g)
h)
Menghilangkan rasa malu dan rendah diri pada anggota kelompok
sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
a)
Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya
untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi dirinya sendiri
maupun bagi anggota kelompok.
b)
c)
Memupuk rasa saling menghormati diantara sesame anggota kelompok
dan sesame manusia.
d)
d)
e)
Menguasai teknik-teknik pemimpin rapat dan pertemuan-pertemuan
lainnya.
E. Sasaran Supervisi
Dalam kegiatan supervise bimbingan dan konseling di sekolah, sasaran
dapat ditinjau dari dua aspek yang disupervisi dan orang yang melakukan
supervise.
a)
Kepala sekolah
2)
Guru pembimbing
3)
Siswa
Guru pembimbing
2)
Siswa.[9]
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2.
a)
b)
Hasil ujian murid, baik dari ujian akhir maupun ulangan-ulangan serta
pekerjaan rumah, tugas-tugas, dan sebagainya termasuk disini hasil tes yang
secara khusus dilakukan dalam rangka pengawasan.
3.
Murid makin berminat dan tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan.
Hal ini dapat dipantau melalui pengamatan dan pencatatan atas indicatorindikatornya.
4.
Murid tidak mendapat hambatan ketika mempelajari tingkat yang lebih
tinggi pada mata pelajaran tersebut maupun ketika mempelajari bidang lain
yang memerlukan penguasaan isi pelajaran yang telah dilaluinya.[11]
G. Kesimpulan
Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan
petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulit,
menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode-metode
mengajar dan evaluasi pengajaran.
Peran supervise
Memberikan dukungan, membantu dan mengikutsertakan guru-guru agar
menjadi yang lebih baik.
Menciptakan suasana yang sedemikian rupa, agar guru-guru merasa aman dan
bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh
tanggungjawab.
Fungsi supervise
a.
b.
c.
d.
e.
Sasaran supervise
Dapat ditinjau dari 2 aspek
a.
b.
Bagi guru
Memperbaiki metode
b.
Bagi murid
Murid makin berminat dan tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan.
SUPERVISI PENDIDIKAN
Tata Suharta
1.
dan masyarakat; namun yang paling penting adalah menjamin mutu pendidikan
yang diterima anak. Pengawas juga mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat di wilayahnya
supaya mereka secara aktif bekerja untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolahnya. Ada beberapa kepala sekolah di masing-masing daerah yang
berperan aktif dalam pengelolaan sekolahnya seperti yang diinginkan, namun
masih banyak yang pasif dimana mereka hanya melakukan administrasi wajib
dan tidak berusaha mendorong kemajuan sekolahnya. Peran kepala sekolah dan
pengawas yang aktif akan mendorong kemajuan pendidikan di sekolahnya
berdasarkan pengalaman nyata di lapangan.
Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang pengawas
sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja baik kinerja
guru ,kepala sekolah ,dan staf (tenaga administrasi sekolah ) merupakan salah
satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah/madrasah. Kompetensi
tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi evaluasi pendidikan. Sedangkan
Salah satu isi dari PerMendiknas nomor 13 tahun 2007 adalah tentang
kompetensi manajerial kepala sekolah, kepemimpinan merupakan standar
kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah. Atas dasar pokok pikiran
tersebut maka kepala sekolah harus mempunyai keterampilan dalam bidang
kepemimpinan dan pengawasan ( supervisi).
Dalam perkembangannya, Supervisor (pengawas dan kepala sekolah) lebih
diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat
mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan menteri tentang
kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang
yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidahkaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menjalankan
supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap
permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan
untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata
biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan mata batin. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan
tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua
upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor
penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara
rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk
meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan
dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek
akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan
pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan
pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala
sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah
dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan
efisien.
Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, maka supervisi oleh pengawas
satuan pendidikan antara lain kegiatannya untuk melakukan suatu pengamatan
Pengertian Supervisi
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti
kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas, pimpinan-terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan
pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan
mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan,
agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya
(bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu
diperbaiki. Jadi supervisi adalah segala bantuan yang diberikan pimpinan yang
tertuju kepada perkembangan dan pertumbuhan keahlian dan keterampilan staf/
pegawai dalam hal- hal yang inovatif.
Secara semantik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya
dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Menurut Ngalim Purwanto (2010), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam
melakukan pekerjaan secara efektif. Purwanto memandangkan sebagai
pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
Menurut Nana Sudjana (2012), supervisi atau pengawasan pendidikan adalah
bantuan profesional kesejawatan yang dilakukan melalui dialog kajian masalah
pendidikan untuk menemukan solusi dalam meningkatkan kemampuan
profesional kepala sekolah, guru dan staf sekolah lainnya guna mempertinggi
kinerja sekolah menuju tercapainya mutu pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Supervisi adalah pengawasan profesional dalam
bidang akademik yang dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dalam
bidang pendidikan yang dilakukan lebih mendalam dari sekadar pengawasan
biasa untuk memperbaiki mutu pendidikan.
Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi
dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat
bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih negatif untuk diupayakan menjadi
positif, & melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih
positif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan
disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan
Dari beberapa rumusan tujuan supervisi di atas, dapat dikaji bahwa tujuan
supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga
membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk dalam hal fasilitas
Membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru, murid, orangtua
siswa serta pegawai lainnya
4.
5.
JENIS SUPERVISI
9.
Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi,
dan diskusi atau pertemuan balikan.
10. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan dan peningkatan
dan perbaikan keterampilan mengajar ; di pihak lain dipakai dalam konteks
pendidikan prajabatan ( pre service dan inservice education ).
6.
2.
3.
Memiliki pandangan yang luas mengenai proses pendidikan dalam
masyarakat
4.
5.
Cinta pada anak-anak dan menaruh minat terhadap masalah-masalah
belajar mereka
6.
7.
8.
Memiliki keteguhan hati untuk mengambil tindakan cepat dan segera
memperbaiki terhadap kesalahan yang dilakukan
9.
10.
13.
14.
15. Berusaha mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan bersinergi dengan
anggota kelompok
16. Toleransi, jujur, tegas, rajin, dinamis, rendah hati, berkemauan keras,
mempunyai rasa humor, sabar dan tekun
Sifat dan karakter di atas seharusnya dimiliki oleh seorang pengawas dalam
rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas/ supervisor
pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas
di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi
hukuman akan tetapi harus menjadi mitra sekolah dalam membina dan
mengembangkan mutu pendidikan di sekolah sehingga secara bertahap kinerja
sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif.
Supervisi dalam pendidikan (instructional supervision) diperlukan guru sebagai
umpan balik terhadap pengajarannya sehingga memperkuat keterampilan
mengajarnya untuk meningkatkan kinerjanya. Supervisi pendidikan
memfokuskan pada peningkatan pengajaran guru, dan pada gilirannya
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Di sini supervisi pendidikan sebagai
alat untuk meningkatkan pengajaran guru, oleh karena itu dalam supervisi
supervisor harus berupaya meningkatkan perilaku,kemampuan, dan sikapsikap
guru.
7.
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
Secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua
yaitu :
A.
Teknik perseorangan
guru dari suatu sekolah dberi tugas untuk melihat/mengamati seorang guru
yang sedang mendemontrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran
tertentu,, misal cara menggunakan alat/ media yang baru, seperti audio visual
o
Mengorganisasikegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ektrakurikuler, study
tour, dsb.
B. Teknik Kelompok
ialah supervise yang dilakukan secara kelompok
a)
Penataran untuk guru bidang studi tertentu pada umumnya diadakan oleh pusat
atau wilayah, tugas kepala sekolah adalah mengelolah dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar adapat
dipraktekkan oleh guru-guru. (Ngalim purwanto,2010,122 Administrasi dan
Supervisi Pendidikan)
Dari uraian di atas, ternyata banyak cara tentang teknik supervisi yang dapat
dilakukan seorang supervisor/pengawas. Namun kenyataan di lapangan
kebanyakan supervisi masih dianggap sebagai pelengkap saja. Sebagai
gambaran berupa analisis kondisi berkenaan dengan pelaksanaan supervisi guru
mata pelajaran di SD oleh pengawas sekolah, sebagai berikut:
8.
PENDEKATAN SUPERVISI
Pendekatan direktif
Pendekatan kolaboratif
Di dalam lingkungan sekolah yang pada intinya adanya proses kegiatan belajarmengajar yang dilakukan oleh guru kepada para peserta didiknya. Dalam hal ini
seorang guru merupakan faktor yang utama dalam proses peningkatan dan
perbaikan pengajaran. Untuk meningkatkan perbaikan dan kualitas kepala
sekolah disinilah seorang supervisor harus bisa melakukan pendekatan dan
teknik secara manusiawi karena setiap kepala sekolah mempunyai karakteristik
yang berbeda sehingga supervisor harus bisa menempatkan pendekatan dan
teknik dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah harus sesuai dengan situasi
dan kondisi. Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan
kepala sekolah untuk mempunyai wawasan yang luas tentang pekerjaan
supervisor.
Dalam proses pembinaan, kepala sekolah mengalami pertumbuhan secara terusmenerus. Tugas supervisi adalah membimbing sehingga makin lama kepala
sekolah makin dapat berdiri sendiri dan bertumbuh dalam jabatannya usaha
sendiri. Belajar harus dilakukan melalui pengamatan dan pemahaman dengan
pengalaman yang nyata. Melalui pendekatan-pendekatan di atas ini supervisor
percaya bahwa kepala sekolah/guru melakukan analisis dan memecahkan
masalah yang dihadapinya dalam mengelola lembaga pendidikan di tingkat
persekolahan.
Kepala Sekolah merasakan adanya kebutuhan bahwa ia harus berkembang dan
mengalami perubahan, selanjutnya ia bersedia mengambil tanggung jawab
terjadinya perubahan. Jika kondisi seperti ini ada, maka perbaikan pengajaran itu
dapat terjadi. Jadi supervisor berfungsi sebagai fasilitator dengan menggunakan
struktur formal sesedikit mungkin.
Pada kebanyakan kasus di lapangan, supervisor diidentikkan dengan tugas-tugas
yang teresan membebankan guru, kepala sekolah serta sekolah itu sendiri,
sehingga kesan ini muncul tentu tidak dengan sendirinya, oleh sebab itu langkah
yang harus dilakukakn oleh guru, kepala sekolah serta pengawas hendaknya
duduk bersama dan merumuskan kepentingan bersama yang berorientasi pada
kepentingan kelembagaan pendidikan secara menyeluruh.
Dengan prinsip pendekatan diatas, maka jelaslah masing-masing tugas, peran
serta fungsinya, dan yang lebih penting masing-masing dapat mengukur
efektifitas kinerja terkait baik di lingkungan guru, kepala sekolah ataupun
pengawas pendidikan.
9.
TIPE/MODEL SUPERVISI
Ada lima tipe supervisi, dari yang paling memberikan kebebasan kepada guru
dan staf tata usaha sampai pada yang paling ketat aturannya, dengan supervisor
sebagai penguasa kelima tipe tipe supervise tersebut adalah
Tipe inspeksi
Laises faire
Coursive
Demokratis
1.
Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan
yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain,
bertindak sebagai Inspektur yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati
apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya. Supervisor juga mengukur sejauh
b.
pemberian bimbingan dan batuan dilakukan secara langsung, tidak perlu
ada perantara.
c.
pemberian bimbingan dan batuan harus dikaitkan dengan peristiwa yang
memerlukan bimbingan.
d.
Kegiatan supervise dilakukan secara berkala agar terjadi mekanisme yang
ajek dan rutin.
e.
Supervise terjadi dalam suasana kondusif penuh sifat kekluargaan agar
terjalin kerja saa yang baik.
f.
Supervise dilakukan dengan menggunakan catatan agar apa yang
dilakukan dan ditemukan tidak hilang . Temuan dan hal-hal penting lainnya
merupakan bahan binaan yang sangat penting artinya dan dapat dibahas dalam
pertemuan rutin pengawas (KKPS) dan kepala sekolah (KKKS).
g.
Prinsip-prinsip supervisi yang dikemukakan oleh ngalim purwanto dan
oteng sutrisna lebih mengejar persyaratan yang perlu ditaati untuk dipenuhi bagi
petugas supervisor yang ingin sukses. ( Arikunto, 2004,25).
10.
PRINSIP SUPERVISI
4.
5.
11.
KUALIFIKASI SUPERVISOR
b.
c.
d.
Dapat merencanakan
e.
f.
Menjalankan kontrol
2.
Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan
sesuai dengan prosedur yang tepat
3.
4.
5.
6.
7.
12.
Supervisi pendidikan tidak hanya mengawasi kondisi mengajar guru dan aspek
administrasi sekolah. Tetapi ruang lingkup supervisi pendidikan sangat luas dan
banyak, dimana tujuannya adalah untuk memperbaiki kondisi sekolah baik
secara fisik, akademik maupun segala sesuatu yang berhubungan dengan
sekolah.
Ruang lingkup supervisi antara lain :
a.
Kesiswaan
b.
c.
Bahan ajar
d.
Metoda pengajaran
e.
Evaluasi
f.
Gadik
g.
Fasilitas Pendidikan
h.
i.
Anggaran
Dari uraian di atas terlihat bahwa ruang lingkup tugas pengawas tidak hanya
berhubungan dengan guru dan pimpinan sekolah saja. Akan tetapi berhubungan
juga dengan semua yang berkaitan dengan sekolah, seperti siswa, orangtua
siswa maupun masyarakat secara umum.
Sebagai contoh kasus pada suatu sekolah, Kepala sekolah SMA NEGERI ANGIN
menyadari betul tentang masalah-masalah yang berkembang di sekolahnya,
sehingga dia berusaha sekuat tenaga mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk
memecahkan masalah tersebut, sehingga pada gilirannya, maka tercetuslah
sebuah gagasan untuk mengundang pengawas ke sekolah SMA NEGERI ANGIN.
Idealnnya sebuah gagasan, maka sebelum pengawas datang ke sekolah
dimaksud, kepala sekolah menampaikan pesan berupa undangan kepada guruguru untuk dapat menerima pengarahan dari pengawas pendidikan yang dengan
sengaja dihadirkan ke sekolah tersebut guna mendapatkan pengarahan tentang
sekolah unggul dan berkualitas.
Berikutnya, maka berjalanlah pengarahan yang diberikan oleh pengawas
pendidikan di SMA Cengceremen, bahkan berjalan dalam durasi kurang lebih
selama dua jam pengawas memberikan gambaran yang cukup menyeluruh
tentang kualitas kelembagaan pendidikan, namun hal yang menarik dari diskusi
yang berkembang, ketika guru-guru menanyakan tentang cara yang harus
ditempuh dalam meningkakan disiplin siswa serta cara memelihara faslitas
sekolah dengan cara membuat laporan keuangan, bahkan ditambahkan pula
oleh kepala sekolah yang mempertanyakan tentang relevansi hal tersebut untuk
kalangan SMA.
Secara spontan pengawas memberikan pernyataan yang sangat
mencengangkan, yakni berupa ungkapan bahwa itu urusan saudara-saudara
untuk memikirkannya, pengawas sudah cukup banyak dibebani oleh tugastugasnya ditempat bekerja dan ditempat lain, begitu cetusnya. Akhirnya guruguru serta kepala sekolah merasa kecewa dengan pernyataan pengawas sepert
diatas.
Kasus lain yang muncul setelah pengawas meninggalkan tempat, maka kepala
sekolah SMA NEGERI ANGIN meminta guru-guru untuk tidak putus asa dan
tersinggung dengan ungkapan pengawas X, dan yang paling penting kepala
sekolah memberikan pernyataan yang sepertinya bersifat mendukung pengawas
dengan ungkapan ya sudahlah bagaimana pun mutu pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama.
Namun secara spontan seorang guru bertanya pak, bagamimana kelanjutan
pembahasan masalah yang pernah bapak sampaikan kepada kami, dan kepala
sekolah pun pergi tanpa menghiraukan pertanyaan guru tersebut. Dari
pertanyaan terakhir, maka muncul berbagai isu yang berkembang baik pada
personal guru yang mencerminkan kinerja yang kurang kompeten serta
hubungan yang disharmonis antara guru, kepala sekolah dan pengawas
pendidikan
Memahami dan memaknai kasus diatas yang terjadi di SMA NEGERI ANGIN,
maka terdapat beberapa cara yang haus ditempu baik oleh guru, kepala sekolah
maupun pengawas pendidikan, yakni pengembangan mutu pendidikan
hendaknya dimulai dari adanya integritas, efektivitas dan kualitas sekolah.
Ketiga hal inilah sebenarnya yang mendorong berbagai komponen pendidikan
untuk mengembangkan sekolah menuju kearah kompetensi lembaga, sehingga
pada gilirannya untuk memaknai sebuah integritas kinerja yang menyatu, maka
diperlukan pula pemahaman mengenai input, transpormasi serta output
peneliti, (3) pengembang, (4) pelopor/inovator, (5) motivator, (6) konsultan, dan
(7) kolaborator dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
binaannya. Dikaitkan dengan tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau
supervisor akademik yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada
aspek teknis pendidikan dan pembelajaran, dan supervisor manajerial yaitu
tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek manajemen sekolah
(mengenai tugas supervisi pendidikan akan dijelaskan lebih detail pada kajian
bagian bawah).
13.
EFEKTIVITAS SUPERVISI
Pendelegasian
Keseimbangan
Jembatan
Supervisor harus dapat menyampaikan visi misi yang telah ditetapkan, harus
dapat menyalur berbagai aspirasi guru, staf/ pegawainya, menemukan
kepentingan berama, melakukan pengambilan keputusan secara adil, dapat
menanggulangi konflik.
d.
Komunikasi
jika perbaikan telah dilakukan, pada periode tertentu guru dan supervisor
mengadakan pembicaraan akhir. Dalam pembicaraan akhir, supervisor berusaha
membicarakan apa yang sudah di capai guru, dan menjawab kalau ada
pertanyaan dan menanyakan kalu guru-guru perlu bantuan lagi.
5. laporan
laporan disampaikan secara deskripsi dengan interpretasi berdasarkan judgment
supervisor. Laporan ini ditulis untuk guru, kepala sekolah atau atasan kepala
sekolah ( Kadis ), untuk bahan perbaikan selanjutnya.
14.
KETERAMPILAN SUPERVISOR
15.
2.
3.
Melakukan observasi/ pengamatan dan wawancara terhadap pekerjaan dan
hasil kerja guru/ staf/ pegawai
4.
5.
6.
Melakukan penilaian dan penseleksian terhadap berbagai program-program
kegiatan, sarana dan bahan ajar
7.
8.
9.
10. Memahami tujuan lembaga dan mengusahakan agar hasil kerja guru/ staf/
pegawainya menunjang tujuan lembaga
11. Membimbing guru/ staf/ pegawai dalam menyusun dan mengembangkan
sumber-sumber dan bahan ajar
12. Mengorganisasikan dan merevisi kurikulum bersama dengan kelompok
guru
13. Merencanakan demonstrasi mengajar
14. Mendelegasikan dan menjadwalkan tugas
15. Memotivasi guru untuk menggali potensi dan bakatnya mengajar agar aktif,
dinamis dan kreative serta mandiri.
Begitu kompleksnya tugas dari supervisor, maka hal yang harus diperhatikan
adalah dengan meningkatkan etos kerja supervisor, dalam hal ini kepala sekolah
berkewajiban untuk meneliti dan menganalis masalah-masalah yang terjadi di
lingkungan sekolah yang sesuai dengan tugasnya. Apabila di lihat dari fungsi
administrasi pendidikan tugas dari Supervisor adalah untuk mengkondisikan dan
mengefektifkan program-program sekolah secara efisien baik dari relationship
maupun hubungannya dengan masyarakatnya. Sebagai pelaksana di dalam
pendidikan, supervisor merupakan salah aset dalam membentuk pembentukan
konsep-konsep yang telah dirancang dalam program-program saat ini, contohnya
saja di dalam melakukan peranannya supervisor harus bisa memberikan
bimbingan dan pengawasan yang pada intinya kepada guru, supervisor harus
memberikan empati dan simpati secara human relationship untuk menjalin
komunikasi yang baik.
16.
Motivasi supervisor
17.
DAFTAR PUSTAKA