Professional Documents
Culture Documents
Stroke adalah kehilangan fungsi otot yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak ( Brunner, 2002; 2131 ).
Stroke adalah sindrom klinis yang awalnya timbulnya mendadak, progresi cepat berupa
defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian dan semata mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
non traumatic. ( Mansjoer, 2002 ; 17 )
Stroke adalah penyakit serebrovaskuler menunjukkan adanya beberapa kelainan otak
baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari
pembuluh darah serebral dari seluruh sistem pembuluh darah otak. ( Doenges, 2000; 290 )
B. Etiologi
Perdarahan intraserebral
1.
Hipertensi
2.
3.
Angiopati amiloid
Perdarahan subaraknoid.
(Mansjoer,2002;17)
C.
Faktor Resiko
1. Yang tidak dapat diubah :
a.
Usia
b. Factor genetik
Hipertensi
b. DM
c.
Merokok
Hemotokrit meningkat
f.
Hiperurisenia
g. Dislipidemia
h. Kolestrol tinggi
i.
D.
Diplopia
Penglihatan ganda
2. Defisit motorik
a.
Hemiparesis
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama
b. Hemiplegia
Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama ( karena lesi pada hemisfer yang
berlawanan )
c.
Ataksia
Berjalan tidak mantap, tegak.
d. Disartia
Kesulitan dalam membentuk kata.
e.
Disfagia
Kesulitan dalam menelan.
3. Defisit sensorik
Parestesia ( terjadi pada sistem berlawanan dari lesi )
Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh
4. Defisit verbal
a.
Afasia ekspresif
Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami
b. Afasia reseptif
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tapi tidak masuk
akal.
c.
Afasia global
5. Defisit Kognitif
Completed stroke adalah defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau gangguan peredaran
darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa memburuk lagi.
Menurut Lokasi
1.
2.
3.
4.
5.
F. Komplikasi
1. Hipoxia serebral, diminimalkan dengan memberikan oksigen ke darah yang adekuat ke
otak, pemberian oksigen, suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit
pada tingkat dapat di terima akan membantu dalam mempertahankan oksigen jaringan.
2. Aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah stroke, maka dapat terjadi
peradangan di dalam rongga dada dan kadang-kadang pnemonia.
3. Dekubitus, karena penderita mengalami kelumpuhan dan kehilangan perasaannya.
Dekubitus selalu menjadi ancaman khususnya di daerah bokong, panggul, pergelangan
kaki, tumit bahkan telinga.
4. Kejang atau konvulsi, serangan ini lebih besar kemungkinannya terjadi bila korteks
serebri sendiri telah terkena dari pada serangan stroke yang mengenai struktur otak yang
lebih dalam.
5. Vasospasme, terjadi stroke hemorogic juga sebelum pembedahan. Pada individu dengan
aneurisme biasanya terjadi dari 3-12 hari setelah hemoragi subaraknoid.
6. Hidrosefalus, menandakan adanya ketidakseimbangan antara pembentukan dan
reabsorbsi dari CSS. Hidrosefalus terjadi pada 15-20 % pasien dengan hemoragi
subaraknoid.
7. Disritmia, karena darah dalam CSS yang membasahi batang otak mengiritasi area
tersebut. Batang otak mempengaruhi frekuensi jantung sehingga adanya iritasi kimia,
dapat mengakibatkan ketidakteraturan ritme jantung.
8. Curah jantung dan integritas pembuluh darah serebral. Hipertensi atau hipotensi eksterm
perlu di hindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi
meluasnya area cedera.
9. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium.
Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran
darah serebral.
10. Pneumonia terjadi akibat gangguan pada gerakan menelan. Mobilitas dan pengembangan
paru serta batuk yang parah setelah serangan.