You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT


PEMBUATAN SIRUP KERING AMIOXICILLIN DENGAN CARA GRANULASI
KERING

Dosen Pembimbing,
Nurul chusna, S.Farm., M.Sc., Apt
Wahyu puspita dewi, S.Farm., Apt

Kelompok 5 kelas B
Akhmad khadafi saputra (13.71.014699)
Muhammad rizky septianor (13.71.014697)
Ridha oktavia anugrah (13.71.014695)
Ririn puji lestari (13.71.014693)
Yurnida harum (13.71.014701)

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan granul dan sirup
kering
B. DASAR TEORI
Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan
digunakan, sediaan tersebut dibuat padat umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil
dan tidak larut dalam pembawa air, seperti ampisilin, amoksisilin, dan lain-lainnya. Agar
campuran setelah ditambah air membentuk dispersi yang homogen, maka dalam
formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi sirup kering biasanya
terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma,
buffer, dan zat warna. Sirup kering adalah sediaan berbentuk suspensi yang harus
direkonstitusikan terlebih dahulu dengan sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai
sebelum digunakan. Sedian ini adalah sediaan yang mengandung campuran kering zat
aktif dengan satu atau lebih dapar, pewarna, pengencer, pendispersi, dan pengaroma yang
sesuai.
Dry syrup atau sirup kering atau suspensi kering merupakan preparat serbuk
keringdimasudkan untuk disuspensikan dalam cairan, yang dengan penggojokan tertera
cairan pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk
diberikan.
Selain itu sirup kering adalah suatu campuran padat baik dalam bentuk serbuk atau
granul yang ditambahkan air pada saat akan digunakan. Sediaan tersebut dibuat pada
umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi
sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet,
penambah rasa / aroma buffer dan zat warna. Bahan aktif untuk suspensi kering tidak
tahan lama di dalam air. Sediaan ini lebih menguntungkan dalam hal pengiriman dari
pada suspensi konvesional, karena ia lebih tahan terhadap perubahan temperatur.
Karakteristik Dry Sirup, antara lain :
a. Campuran serbuk harus homogen
b. Rekonstitusi, artinya mudah dan cepat terdispersi dalam pembawa
c. Redispersi dan penuangannya mudah
d. Acceptable baik bentuk, bau, maupun rasa.
Untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan maka dipilih agen dispersing yang
cepat terdispersi. Suspending agent yang cocok dengan dry syrup antara lain : Acacia,

CMC-Na, Microcrystalline cellulose with CMC-Na, Povidone, Propilenglikol alginate,


Tragaka, dan Gum Xanthan. Sedangkan suspending agent yang tidak cocok untuk dry
syrup diantaranya Agar, Carbomer, AlMg silikat. Alasan pembuatan dalam bentuk sirup
kering adalah karena ditujukan untuk bahan aktif yang memiliki kestbilan dalam pelarut
air terbatas.
Ada tiga metode yang digunakan dalam pembuatan Dry Mixture, yaitu :
1) Power Bland Pada metode ini komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk.
Bahan dengan jumlah sedikit dilakukan pencampuran dengan dua tahap, pertama
dicampur dengan sebagian sukrosa selanjutnya dicampur dengan bahan lain supaya
didapat hasil homogen.
2) Granulated Product Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu :
a. Reduksi ukuran partikel.
Bahan bebrbentuk serbuk di milling dengan mesh size tertentu yang dilegkapi
screen/ayakan.
b. Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent.
Yang dicampurkan terlebih dahulu adalah wetting agent dan anti-foaming agent.
Suspending agent ditambahkan perlahan-lahan pada campuran wetting agent dn
antifoaming agent. Kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan sangat
berpengaruh.
c. Pencampuran bahan aktif.
Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada campuran (b) lalu diaduk homogen.
d. Granulasi
Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk menjadi granul
dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa granul)
e. Pengeringan.
Granul yang sudah dihasilkan hingga % moisturaizer tertentu (tray oven atau Fluid
Bed Drier)
f. Milling.
Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya.
g. Final Blend.
Merupakan bagian pencampuran akhir. Waktu dan kecepatan pengadukan sangat
mempengaruhi hasil dari pencampuran ini.
3) Combination Product Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan
panas (flavor), yang ditambahkan setelah pengeringan granul.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat

No

Nama Alat

Jumlah

.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Mangkok plastik besar


Ayakan kawat
Mortir dan stamfer
Timbangan teknis (neraca) dengan anak timbangan
Corong
Botol berwarna gelap ukuran 60 ml
Gelas ukur 10 ml
Piknometer
Indikator pH

2 buah
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
4 buah
2 buah
1 buah
1 set

b. Bahan

Formula untuk tiap 5 ml


No
1
2
3
4

Nama bahan
Amoxicillin
Amylum maydis
Lactosa
Gelatin
Dibuat 4 botol dan masing-masing botol dibuat
menjadi 60 ml sediaan sirup kering.
Maka, 60 ml x 4 botol = 240 ml

D. CARA KERJA
Pembuatan granul
1. Campur gelatin, amylum maydis dan laktosa hingga homogen
2. Tambahkan amoxicillin kemudian aduk sampai homogen
3. Kempa hingga menjadi slug
4. Hancurrkan slug dengan stamfer dalam mortir
5. Ayak dan lakukan penimbangan
E. EVALUASI MUTU DRY SYRUP
1. Lakukan uji redispersi
2. Melakukan uji pH
3. Melakukan uji pH
4. Melakukan uji keseragaman volume
F. HASIL PENGAMATAN
1. Uji redispersi

Jumlah
125 mg
50 mg
75 mg
100 mg

No

Botol

Uji dengan waktu

Uji dengan kertas perkamen

.
1
2

Botol 1
Botol 2

13,7 detik
14,3 detik

Terdispersi sempurna
Terdispersi sempurna

2. Uji keseragaman volume


N0

Gelas ukur

1
2

Hari ke-0
10 ml
10 ml

1
2

Volume (ml)
Hari ke-1
Hari ke-2
10 ml
10 ml
10 ml
10 ml

Hari ke-3
10 ml
10 ml

3. Uji berat jenis


Berat pikno kosong
11,7345 gram

Berat pikno + air


16,1399 gram

Berat pikno + sirup


16,5334 gram

4. Uji Organoleptik dan uji pH

Warna
putih

Bentuk
Suspensi dry syrup

Perhitungan
1. Perhitungan bahan

Organoleptis
Bau
Khas obat

Rasa
Pahit agak manis

pH
5

240 ml
=48 125 mg=6000 mg=6 gram
5 ml

Amoxicillin

Amylum maydis

240 ml
=48 50 mg=2400 mg=2,4 gram
= 5 ml

Laktosa

240 ml
=48 75 mg=3600 mg=3,6 gram
5 ml

Gelatin

240 ml
=48 100 mg=4800 mg=4,8 gram
5 ml

2. Perhitungan uji berat jenis


Berat jenis sirup

( berat pikno+ zat )(berat pikno kosong)


( berat pikno +air )(berat pikno kosong)

( 16,5334 ) g(11,7345 ) g
( 16,1399 ) g(11,7345) g

4,7989 g
4,4054 g

= 1,089
3. Perhitungan uji keseragaman volume
harike1+ hari ke2+ Hari ke3 10+10+10
=
=10 ml
Gelas ukur 1 =
3
3
Gelas ukur 2 =

harike1+ hari ke2+ Hari ke3 10+10+10


=
=10 ml
3
3

Rata-rata sedimentasi =

1+2 10+10 20
=
= =10 ml
2
5
5

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan dry syrup atau sirup kering atau suspensi
kering dengan kandungan Amoksisilin. Dry sirup adalah suatu sediaan serbuk kering
dimaksudkan untuk disuspensikan dalam cairan, yang dengan penggojokan tertera cairan
pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk
diberikan.
Sediaan dry syrup dipilih karena Amoksisilin secara kimia tidak stabil dalam media
air jika disimpan dalam jangka waktu lama. Sediaan ini dimaksudkan untuk menghindari
masalah stabilitas fisika yang tidak dapat dihindari dalam suspensi konvensional, yaitu
degradasi bahan aktif, perubahan viskositas, inkompatibilitas bahan dan cacking. Sediaan
dalam bentuk kering lebih tahan terhadap perubahan temperatur dan lebih stabil dalam
pendistribusian. Selain itu, jika Amoksisilin langsung kontak dengan air dapat
menyebabkan ia terhidrolisis dengan cepat sehingga memutuskan ikatan antara atom C
dengan atom H menghasilkan asam karboksilat yakni asam penisilinoat.
Dalam pemilihan bahan aktif, Amoksisilin dipilih karena absorbsi Amoksisilin dalam
saluran cerna lebih baik dan dapat mencapai kadar yang sama dalam darah, kira-kira dua
kali lebih tinggi daripada Ampisilin. Amoxicillin adalah antibiotik golongan -laktam
yang merupakan turunan dari Penisillin spektrum luas dan memiliki toksisitas terkecil.
pemilihan bentuk sediaan dry sirup karena amoksisilin tidak stabil dalam air. Adanya air
dapat menghidrolisis cicin beta-lactam sehingga amoksilin akan rusak dan efek
antibiotikya dapat terdegradasi. Amoksilin sukar larut dalam air sehingga dibuat dalam
bentuk suspensi dengan penambahan bahan pengikat dan suspending agent. Bahan

pengikat dan suspending agent yang dipakai adalah gelatin. Bahan tambahan lain yang
digunakan adalah pembuatan sediaan dry syrup amoxicillin adalah amylum maaydis dan
laktosa yang berfungsi sebagai bahan perasa yang menimbulkan rasa manis pada sediaan
dry syrup amoxicillin sehingga dapat sedikit mrnutupi rasa obat yang tidak enak.
Dalam prosedur pembuatan sediaan dry sirup amoxicillin yang dilakukan pada
praktikum kali ini yang pertama dilakukan adalah mengkalibrasi botol 60 mL, kemudian
meyiapkan mortar bahan-bahan yang telah disiapkan. Gerus gelatin, amylum maydis dan
laktosa dalam mortir sampai homogen. Jika ketiga bahan tersebut telah homogen,
kemudian tambahkan

bahan aktif amoxicillin kedalam mortir yang berisi gelatin,

amylum maydis dan laktosa yang telah dihomogenkan sebelumnya lalu kemudian gerus
kembali sampai homogen. Setelah semua bahan homogen, kemudian bahan dikempa
hingga menjadi lempengan (slug) dan dihancurkan kembali di dalam mortir kemudian
dilakukan pengayakan hingga membentuk sediaan granul. Setelah di ayak, granul di
timbang dan di bagi menjadi 4 bagian sama rata untuk 4 botol.
Setelah sediaaan dry sirup di buat. Sediaan dievaluasi untuk mengetahui apakah
sediaan telah memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah ditentukan. Beberapa evaluasi
uji sediaan dry sirup yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Organoleptis
Bau
: Bau khas obat
Rasa
: Pahit dan agak manis
Warna
: Putih
Bentuk
: Suspense dry syrup
Kesimpulan : Sediaan masih menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak sehingga
harus di tambahkan perasa serta pengaroma yang lebih banyak lagi
untuk menutupi baud an rasa dari obat atau zat aktif yang digunakan
2. Uji pH
Untuk uji pH kami menggunakan kertas pH indikator universal. Uji pH kami lakukan
dengan mencelupkan kertas pH indikator ke dalam sediaan yang sudah direkonstitusi.
Pada uji diperoleh pH sediaan sebesar 5. Berdasarkan rentang persyaratan suspensi
kering adalah berkisar antara 5,0 7,5 sehingga sediaan kami memenuhi syarat dan
spesifikasi sediaan.
3. Uji Berat jenis

Uji berat jenis sirup bertujuan untuk mengetahui kemurnian dari suatu sediaan
khususnya dalam bentuk larutan agar mempermudah dalam memformulasi obat karena
dengan mengetahui berat jenis maka dapat menentukan apakah suatu zat dapat
bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Dari hasil pengujian didapat nilai berat jenis
sediaan dry syrup amoxicicillin adalah sebesar 1,089. Dari hasil yang didapat maka
dapat dikatakan berat jenis sediaan mendekati berat jenis air sehingga memenuhi
syarat dan spesifikasi sediaan.
4. Uji keseragaman volume
Uji keseragaman volume bertujuan untuk menguji tingkat keseragaman volume dari
sejumlah sediaan yang dibuat dengan cara menuangkan larutan yang akan di uji
keseragaman volumenya kedalam gelas ukur. Amati dan catat volumenya, kemudian
diamkan selama tiga hari dan amati volumenya setiap hari dalam tiga hari tersebut
kemudian tentukan rata-rata volumenya. Dari hasil pengujian didapat volume rata-rata
dari sediaan sebesar 10 ml sehingga dapat dikatakan tidak terjadi pengurangan volume
pada sediaan sehingga sediaan dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat.

5. Uji redispersi
Uji redispersi dilakukan untuk mengetahui apakah partikel obat terdispersi secara
homogen dalam cairan pembawanya. Dari hasil uji yang dilakukan (menggunakan
kertas perkamen), partikel terdispersi baik dan homogen dalam cairan pembawa.
Gambar sediaan dry syrup amoxicillin yang sudah di rekonstitusi

H. KESIMPULAN
Pada praktikum ini sediaan amoxicillin dibuat dalam bentuk dry sirup karena
amoksisilin tidak stabil dalam media air. Karena dengan adanya air dapat menghidrolisis
cicin beta-lactam sehingga amoksilin akan rusak dan efek antibiotikya terdegradasi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan dry syrup amoxicillin pada
praktikum kali ini adalah gelatin, amylum maydis, laktosa, dan zat aktif amoxicillin itu
sendiri.
Dari hasil uji evaluasi mutu dry syrup. Pada uji organoleptik untuk uji aroma dan
rasa masih menimbulkan aroma dan rasa yang tidak enak. Rasa dan aroma obat yang
tidak enak masih belum bisa tertutupi. Untuk uji redispersi, uji pH dan uji keseragaman
volume sudah dapat diakatakan memenuhi syarat dan spesifikasi dari sediaan dry syrup
yang telah ditetapkan.
I. SARAN
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti lagi dalam menimbang bahan-bahan
yang akan dijadikan sediaan obat karena proses penimbangan bahan sangat berpengaruh
sekali terhadap dosis obat tersebut dan efek obat yang ditimbulkan. Akibat cara
penimbangan yang tidak teliti dan keliru maka bisa saja dapat menyebabkan obat tidak
berefek sama sekali atau bahkan menjadi racun.
J. DAFTAR PUSTAKA

NoviaIda Nitiyacassari. 2014. Dry syrup amoxicillin (online)


(https://id.scribd.com/doc/243451015/Dry-Syrup-Amoxicillin) diakses pada 1 April

2015
Masuliatin nasuca. 2014. Laporan amoxicillin dry sirup (online)
(https://id.scribd.com/doc/246366165/Laporan-Amoxicillin-Dry-Syrup-Kelompok-d1)
diakses pada 1 April 2015

You might also like