Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkotaan merupakan suatu tempat kegiatan atau konsentrasi
penduduk yang tinggi dan mempunyai peranan yang sangat dominan
dalam kehidupan masyarakat. Sebagai pusat konsentrasi penduduk dan
berbagai aktifitasnya, maka suatu kota akan memiliki kecenderungan
tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduknya.
Faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan kota umumnya
sama sebagaimana yang berpengaruh pada perkembangan kota-kota di
negara yang sedang berkembang, antara lain pertambahan jumlah
penduduk baik secara alami maupun karena migrasi desa-kota, dan
perkembangan
atau
perubahan
kegiatan
usaha
atau
kehidupan
penduduk yang berkembang. Kedua hal ini telah berakibat pada semakin
meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas dan sarana pelayanan
seperti perumahan, pelayanan sosial, dan air bersih.
Salah satu tujuan pemerintah melaksanakan pembangunan adalah
mengupayakan agar seluruh rakyat Indonesia menempati rumah yang
sehat lingkungan dan layak huni. Arah dan kebijaksanaan pembangunan
perumahan dan permukiman yang telah dicanangkan adalah upaya
penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat, termasuk peningkatan
kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap kebersihan dan
kelestarian lingkungan.
Seperti Kota Makassar yang merupakan Ibu kota Sulawesi Selatan
dan merupakan kota terbesar di kawasan Timur Indonesia karena
Makassar mempunyai nilai strategis ditinjau dari letak geografisnya
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah antara lain adalah :
1. Bagaimana tingkat kekumuhan di RW.01 Kel. Pampang?
2. Bagaimana konsep penataan yang bisa digunakan untuk menangani
kondisi kekumuhan di RW.01 Kel. Pampang?
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
a. Tujuan pembahasan
a. Mengetahui tingkat kekumuhan di RW.01 Kel. Pampang?
b. Menentukan konsep penataan yang bisa digunakan untuk
menangani kondisi kekumuhan di RW.01 Kel. Pampang?
b. Sasaran pembahasan
Secara umum sasaran pembahasan ini yakni terwujudnya suatu
permukiman yang layak huni serta merencanakan penataan pada
RW01
kelurahan
pampang.dengan
landasan
konsepsual
segi
disiplin
ilmu
arsitektur,
2. Lingkup pembahasan
Lingkup pembahasan secara umum ditinjau dari segi disiplin
ilmu arsitektur ataupun disiplin ilmu lainnya yang dianggap relevan
sebagai pengarah kepada perencanaan penataan fisik RW.01
kelurahan pampang.
Pembahasan fisik adalah mencakup perencanaan penataan
kawasan pampang terkhusus rw 01 yang sesuai dan memenuhi
persyaratan dan fasilitas-fasilitas penunjang penataan, sedangkan
pembahasan non fisik adalah mengungkapkan kriteria permukiman
yang ada pada kelurahan pampang ..
3. Metode dan Sistematika Pembahasan
a. Metode pembahasan
Sesuai dengan tujuan pembahasan, maka langkah-langkah
yang akan dilakukan secara umum dalam penelitian ada 2 yaitu :
penelitian
kepustakaan
dan
penelitian
lapangan.
Penelitian
Kel.
Pamapang
d) Data kondisi social ekonomi masyarakat RW.01
Kel.
Pamapang
e) Data standar
tata
cara
perencanaan
perumahan
dilingkungan perkotaan
2) Data sekunder, yakni buku-buku pendukung, dokumen dan
sumber referensi lainnya yang relevan dengan pembahasan
dimana dapat diperoleh data secara tidak langsung dari
sumbernya yang terkait dengan pembahasan, meliputi :
a) Foto dokumentasi kondisi fisik rumah RW.01
Kel.
Pamapang
b) Foto dokumentasi kondisi fisik sarana dan prasarana
RW.01 Kel. Pamapang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perumahan dan Permukiman
Perumahan berasal dari kata dasar rumah yang diartikan sebagai
bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pe mbinaan keluarga dan secara fisik merupakan tempat tinggal dan
fungsional merupakan tempat awal pengembangan kehidupan dan
penghidupan keluarga dalam lingkungan yang sehat, aman serasi dan
Nasional
Pengembangan
Perumahan
dan
Permukiman
kebutuhan
dasar
setiap
keluarga
dalam
masyarakat
peningkatan
stabilitas
sosial,
dinamika
dan
produktivitas
dalam
pengembangan
perumahan
pascahuni
yang
pembangunan
perumahan
dan
permukiman,
sehingga
secara
keseluruhan
atau
juga
biasa
disebut
dengan
wilayah
tempat
anggota
masyarakat
kota
yang
mayoritas
karena
berada
pada
lahan
yang
tidak
sesuai
dengan
yang
memadai,
membahayakan
keberlangsungan
yang
sangat
rendah
pula,
sebagaimana
kawasan
dari
segi
fisik/kondisi
bangunan,
sehingga
klasifikasi
Kumuh Permanen.
Permukiman kumuh permanen dapat ditandai dengan
beberapa kondisi lingkungan permukiman sebagai berikut :
-
b.
c.
Kondisi lokasi
Kondisi bangunan
Kondisi kependudukan
1.
metode
penilaian
Dimana :
Sangat Kumuh
Kumuh Ringan
Kumuh Berat
:>
70 %
: 11 30 %
: 51 70 % - Tidak Kumuh
:<
10
%
- Kumuh Sedang : 31 50 %
b. Status Penguasaan Bangunan, merupakan perbandingan antara
jumlah KK yang menempati bangunan dengan cara sewa/ kontrak
dengan jumlah seluruh KK yang ada pada lingkungan permukiman
yang akan dinilai, persamaan yang digunakan adalah
Jumlah KK dengan cara menyewa/ kontrak
Jumlah KK
X 100 %
Dimana :
-
Sangat Kumuh
Kumuh Ringan
Kumuh Berat
Tidak Kumuh
Kumuh Sedang
:>
70 %
: 11 30 %
: 51 70 %
: < 10 %
: 31 50 %
:>
7 kali/thn
: 5 7 kali/thn
: 3 5 kali/thn
: 1 3 kali/thn
: 0 kali/thn
:>
7 kali/thn
: 5 7 kali/thn
: 3 5 kali/thn
: 1 3 kali/thn
: 0 kali/thn
Kondisi Kependudukan
Penilaian terhadap kondisi kependudukan meliputi :
a. Tingkat Kepadatan penduduk, adalah perbandingan banyaknya
penduduk dengan luas wilayah administrasi kelurahan (Ha).
Jumlah Penduduk dalam suatu Wilayah (jiwa)
Luas Wilayah (Ha)
Tingkat
Kumuh
Kota Metro
Kota Besar
Kota
Sedang
Kota Kecil
Sangat Kumuh
> 750
> 500
> 250
> 150
Kumuh Berat
750 700
500 450
250 225
150 100
450 350
225 200
100 75
Kumuh Ringan
600 500
350 250
200 150
75 50
Tidak Kumuh
500 250
250 150
150 100
50 25
b. Rata
Rata
Anggota
Rumah
Tangga,
dinilai
dengan
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
: > 13 jiwa/ KK
: 11 13 jiwa/ KK
: 8 10 jiwa/ KK
: 5 7 jiwa/ KK
: < 5 jiwa/ KK
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
l Tahun
Penduduk Awal Tahun
-
Sangat
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
: > 2,5 %
: 2,1 2,5 %
: 1,6 2,0 %
: 1,0 1,5 %
: < 1,0 %
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
X 1000
:>
40 %
: 31 40 %
: 21 30 %
: 11 20 %
:<
10 %
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
:>
70 %
: 51 70 %
: 31 50 %
: 11 30 %
:<
10 %
X 100 %
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
:>
20 %
: 16 20 %
: 11 15 %
: 6 10 %
:<
5%
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
X 1000
:>
70 %
: 51 70 %
: 31 50 %
: 11 30 %
:<
10 %
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
:>
20 %
: 16 20 %
: 11 15 %
X 1000
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
: 6 10 %
:<
5%
3.
a.
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
X 1000
:>
70 %
: 51 70 %
: 31 50 %
: 11 30 %
:<
10 %
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
b.
X 100 %
:>
70 %
: 51 70 %
: 31 50 %
: 11 30 %
:<
10 %
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
c.
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
X 100 %
:>
70 %
: 51 70 %
: 31 50 %
: 11 30 %
:<
10 %
4.
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
X 100 %
Jumlah KK Keseluruhan
- Sangat Kumuh
: > 70 %
- Kumuh Berat : 51 70 %
- Kumuh Sedang
: 31 50 %
- Kumuh Ringan
: 11 30 %
- Tidak Kumuh
: < 10 %
b. Kondisi Sanitasi Lingkungan, metode penilaian adalah :
Jumlah KK yang
Keluarga/Umum
tidak
Menggunakan
Jamban
Jumlah Keseluruhan KK
-
X
%
100
Sangat Kumuh
:>
70 %
Kumuh Berat : 51 70 %
Kumuh Sedang
: 31 50 %
Kumuh Ringan
: 11 30 %
Tidak Kumuh
:<
10 %
Sangat Kumuh
:>
70 %
Kumuh Berat : 51 70 %
Kumuh Sedang
: 31 50 %
Kumuh Ringan
: 11 30 %
Tidak Kumuh
:<
10 %
X 100%
d. Kondisi
Drainase,
penilaian
dilakukan
dengan
meote
persamaan :
Panjang Saluran Drainase yang Tidak Lancar, Tergenang
Jumlah Total Panjang Saluran Drainase
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
X 100%
:>
70 %
: 51 70 %
: 31 50 %
: 11 30 %
:<
10 %
Sangat Kumuh
Kumuh Berat
Kumuh Sedang
Kumuh Ringan
Tidak Kumuh
X 100 %
: > 70 %
: 51 70 %
: 31 50 %
: 11 30 %
: < 10 %
Sangat Kumuh
:<
2,5 %
Kumuh Berat : 2,5 5,0 %
Kumuh Sedang
: 5,0 7,5 %
Kumuh Ringan
: 7,5 10,0 %
Tidak Kumuh
:>
10,0 %
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
X 100 %
Sangat Kumuh
: > 35 %
Kumuh Berat : 26 - 35 %
Kumuh Sedang
: 16 - 25 %
Kumuh Ringan
: 6 - 15 %
Tidak Kumuh
:<
6%
X 100 %
Sangat Kumuh
: > 35 %
Kumuh Berat : 26 - 35 %
Kumuh Sedang
: 16 - 25 %
Kumuh Ringan
: 6 - 15 %
Tidak Kumuh
:<
6%
100
Sangat kumuh
: > 15 %
Kumuh Berat : 11 - 15 %
Kumuh Sedang
: 6 - 10 %
Kumuh Ringan
: 1-5%
Tidak Kumuh
:<
0%
d. Tingkat
Kerawanan
Keamanan,
penilaian
dilakukan
Indikator
5
1. Legalitas Tanah
> 70 %
51 - 70%
31 - 50%
11 - 30 %
< 10 %
2. Status Penguasaan
Bangunan
> 70 %
51 - 70%
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
3. Frekwensi Bencana
Kebakaran
> 7 kali/th
5-7 kali/th
3-4 kali/th
1-2
kali/th
0 kali/th
0 kali/th
A. Kondisi Lokasi
4. Frekwensi Bencana
Banjir
> 7 kali/th
5-7 kali/th
3-4 kali/th
1-2
kali/th
5. Frekwensi Bencana
Tanah
>7
kali/3th
5-7
kali/3th
3-4
kali/3th
1-2
kali/3th
< 1 kali/th
Longsor
II
III
IV
Kependudukan
1. Tingkat Kepadatan
Penduduk
150
150 - 100
100 - 75
75 - 50
50 - 25
2. Rata-Rata Anggota
Rumah Tangga
>13/
jw/kk
11-13
jw/kk
8-10
jw/kk
5-7 jw/kk
<5
jiwa/kk
>4kk/rmh
4 kk/rmh
3 kk/rmh
2 kk/rmh
1 kk
4. Tingkat Pertambahan
Penduduk
>2,5%
2,1 - 25%
1,6 - 2 %
1,0-1,5 %
< 1,0 %
> 40%
31 - 40%
21 - 30 %
11 - 20 %
< 10 %
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
>20 %
16 - 20 %
11 - 15 %
6 - 10 %
<5%
>70 %
51 - 70%
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
9. Tingkat Kesakitan
Demam Berdarah
>20 %
16 - 20 %
11 - 15 %
6 - 10 %
<5%
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
1. Tingkat Kualitas
Bangunan
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
2. Tingkat Kepadatan
Bangunan
>200
u/Ha
151200u/Ha
101150u/Ha
51-100
u/ha
< 50 u/ha
3. Tingkat Kelayakan
Bangunan
>70%
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
4. Tingkat Penggunaan
Luas Lantai
<4,5m2/or
g
4,56,5m2/or
6,68,5m2/or
8,10,5m2/or
>
10,5m2/or
Kondisi Bangunan
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
2. Kondisi Sanitasi
Lingkungan
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
3. Kondisi Persampahan
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
5. Kondisi Jalan
>70 %
51 - 70 %
31 - 50 %
11 - 30 %
< 10 %
<2,5%
2,5 - 5 %
5,0 - 7,5
%
7,5-10 %
> 10 %
1. Tingkat Kemiskinan
>35 %
26 - 35 %
16 - 25 %
6 - 15 %
<6%
2. Tingkat Pendapatan
>35 %
26 - 35 %
16 - 25 %
6 - 15 %
<6%
3. Tingkat Pendidikan
>15%
11 - 15 %
6 - 10 %
1-5%
0%
4. Tingkat Keamanan
>6kali/th
5-6
kali/th
3-4
kali/th
1-3
kali/th
0 kali/th
Sumber : Dirjen Perumahan dan Permukiman, Dep. Permukiman dan Prasarana Wilayah,
2007