You are on page 1of 4
ABSES OTAK DAN PENATALAKSANAANNYA Rahayu* Abstrak Pade era "Preamtibiot” angha hematian abses ote sangat sings, tetpt akbirathir ini angle kematian trebut bisa ditehan. Flal ini evict penggunaan antbiotle yang pat don adanya dagnoca dni abss ofa dengsn alot penuaiang CT Sean afms MRI (Magnetic Resonance Iaugig). Ales et, seri ates stdin seebritis dan stam abses. Penangenannya tri ates Konstan pera, rergentung divs abzes itn seni’ dan pertibangen lain. Penengenan konsersatf muliput! penavaten mun (SB), tapi Ransal, anti edencs ota dan elainasi fons infest rerapatantindakan pening, Keberbaslen penatalaksanaan abses sere pela kerja zane specials sara, speialis dal saa, dew specalas lin yong terkaie Kata kane: Alves otak, koweratif, opera. PENDAHULUAN [Abses ota adalah kompulan bahan supurstif pada parenkim otak yang dischabkan oleh bakteripiogenik. [Abses serebs ini bisa terjadi pada semua umue, dimana pia tercena 2 kai eb seeing dTbanding wana. Insienoya 1 per 100.000 penduduk: ( Gitay J, 1992 .Jobnsw RT, 1997) Pada era “Preantiodk angle kematian sanget tings! mencapai 40-60%, dan akbi-akhie ni angka kematian bisa ditckan sampai di bavah 25% berkat penggunsan ncbiotk yang tepat dan adanya alt peousjang CT Sean dan MRI (Magu Resomae Inegi). Meskipun morealas menuruo, tei abses oak masih merupakan ancaman ematian, reutama mengeoai kelompok usia muda (Jonson RLT, 1997, Sajid M, 1996) ‘Abses otak merupakan infeksisekunder dari fokus-folus Jnfeksi das otogenik, odontogen, trauma, indakan bedal kkranium, infeksi Iain di tubub yang menyebar ke ottk secarn perkontinuitatum atau hematogen. Dan juga berhubungan dengan penyakit jentung bawaan, Dilaporkan 30% penderia yang hidup menunjukken gala sisa neurologis, dan yang terbanyak adalah epilepsi fokal. Lokasi tersering adalah daerah temporal. ( Adem RD, 1993. Laminof MJ, 1995. Harmedi S, 1996. Jobnion RT, 1997. Sqid M, 1996. Wirokumume 5, 1996 } Secara gars besar abses otakterdiiatas stadium serebrits ddan stadium abses. Penanganannya dapa dilakukan secara konservatif atau opetatif tergantung stadium abses dan » Suff Akadevite Pade Fukaltas Kedotsoran Univesiter Mubaewmadiyab Malang pertimbangan sin, Penanganan Konservasif meipud perivatan omum (5B), terap,tausal dan pemberan ant edema otak. (Alia 4, 1978, Laminof MJ 1995. Giro J 1992 , Jonson RT, 1997 } Penanganan operatf dilakukan dengan aspicasi dan eksis Dan akhie-akhie ini dikembangkan cara “CT guided ster- ‘cotactic Aspirition” dan “endoscopy stereotactic”, (Jebnson REI, 1997. Sajid M, 1996) ‘Keberhasilan penanganan abses otk dipeslukan kerja sama yang bail antara aii saraf, sai bedalysataf dan spesilisasi lain yang teckait. ETIOLOG! Penyebab absesotak adalah bake’ piogenic yang menyebat ke otak secara perkontinuitatum statu hematogen. Bakteri yang dapat diisoir dari abses otk adalah Bakteti Aerob = Staphylococcus aureus, steptococeus pneumoni, streptococcus viridans, hacmophylus influ- cenza, baccilus gram negative. Bakteti Anaezob = Baciesiides fragilis, miccoserophylie cocci, actinomyecs israeli, bacterioides Sp, fasobactesium. Bakreti aerob lebih sering dibending anaerob terutama olongan streptococcus (32,1%), disusul gram neyative ‘eccil (15,7%), Staphylococcus aureus (134%). Dilaporkan bahwa Staphylococcus aurcus lebih virulen asjpade. alpha herolite streprococeus paca pembentukan abses otk. ( Laminay MJ, 1995. Berlt P, 1996. Gituy J 1992. Hammadi 5, 1996. Wigukucuno S, 1996 ) PATOGENESA dan PATOLOGI Abses otak merupakan infeksi sekunder dari penyaleit ‘otogenik (sinus paranasals,telinga tengah, mastoid cel) odontogen, trauma kepala, tindakan_pembedahan kraniotomi, endokarditis dan infeks lain di dalam eubuh, dan berhubungan dengan penyakit antung bawaan, Infeksi tersebut sampai keotak secara perkontinuitatum, hhematogen atau kombinasi keduanya. Stuart melaporkan 0,5%4 Otiis Media Acuta (OMA) dan 3% dati Ociis Media Kzonik (OMK) meayebabkan abses ‘omak. Komplikasi ke intrakranial (abses otak) dan Otitis Media (OM dan mastoiditis dapat terjadi melalui = 1 Deseruksi tulang tegmea timpani yang disebabkan adanya cholesteatoma. 2. Hematogen yang didahului romboplebitis atau melalui “perivaskulan sheath", 3, ‘Melalui struktar anatomi yang sudah ada : foramen ovale, £ corundum, canalisn.fasilis, mearus acustcus interns ( Lasinef Mj, 1995. Gilrgy J, 1992. Harmodi 5, 1996. ) Penjalaran odontogenik ke arab serebral jarang terjadi, namun membahayakan jiwa penderits, Penjalaran perkoncinuitaum odontogenik bisa melalui loge intea temporalis dan fossa presygopalatina dan orbits, foramen (acerum, ovale, roruridum), fosa opticum, dan hemarogen nclalui trombophebitis vena wajah yang menyebabkan tuombosis sinus cavernosus ke otak. (91,3,5,11).( idan RD, 1993, Lawingf MJ, 1995. Gilry j, 1992. Wigiokrsnwe 5, 1996 ) Konglsi umum yang berhubungan dengan abses otk adalah kelainan jantung kongenital sianodle (CCHD), CCHD terdapat + 34% — 135% dan penderita abses tak. Pada anak 2~ 6% CCHD didapatiabses otak, dan tetrologi Fallot mecupakan yang terseing sekitar 4% dai 218 kasus endokardtis menyandang abses otk. Abses aru merupakan 50% dari abses otak yang hematogen. Tincakan bedal keaniovomi misalnya pemasangan traksi Hallo pa hhidrosefalus, dan trauma kepala menyebabkan abses otak, ( Adam RD, 1993. Laminef Mj, 1995. Gir J, 1992. Jolnsoa RT, 1997. Syid M, 1996, ) cedesa servieal, pemasangan pintasan Setelah bakteci menginfekstjaringan ota alin cerjadi serebrts yang merupakan stadium dini das abses ota. Hal ini dtandai dengan keradangan akut pusatnekross, terbenrukaya reticulin, inflrsi neutrofil sel plasma dan sel mononuklea pada jasngan pervascaler, edema setebal sang sclanjuenya akan beckembaing ke stadium abses (at abel. Seca histopatologiabses otak tert das 4 stadium, 2) I. “Paely cere" (1 - 3 hari II. “Late cexebritis” (4-9 hari) Cer EEE Eg IIL, “Barly Capsule Formation” (10-13 har) IV. “Late Capsule Formation” (> 14 hari) TABLE 3. Histologic findings in stages of brain abscess formation ao Buin Abscess In Infections pf the Cental Nerous ‘Syste, First Ed, Ravon Press, New York, 1991 GAMBARAN KLINIS. Gejla klnis yang terjai pada abses otak ditandai dengan infeksi umum seperti demam, malaise, sakit kepala, rmuntah, kajang fokal/umum, kaku kudok, gaugguan bicara, kelemahan separuh tubub, ganggean penglinacan ddan ganggean endokain, ‘Dan pemedisaan ncorologis bisa didapatkan OCS (Glan Gon Sa) menucun,rangsangan meningeal yang possi gangguan nervus ksunialis, papledema, afasia mocozik/ sensor, gangguan motoik (parse, hipereleksi, relleks patologia, hipertonus oto, gaagguan sensbiltar dan saraf otonom, gangguan setebelar. Tanda/gejala. yang simbul tergancung,lokasi dan abses ote Gambaran Klsis abses otak dapat di DD dengan tumor intrakranial, meningitis dan tuberculoma. ( dim RD, 1993. Laminef Mj, 1995. Gly J, 1992, Jobin RT, 1997 Merde M, 1981 ) GAMBARAN _LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksean darah tepi menunjukkan lekosieosis daa laja cendap darah yang meningkat, Pemeriksaan cairan cere- brospinal : cckanan meningkat, sel meaingkae sampai 20 ~ 300/mm, protein meningkat sampai 100 mg, glukosa ormal/menurun. Baktesi bisa ditermulan pada biakan cairan secebrospinal arau dati fokus infels Pada foto kepala dapat dilhat tanda peningkatan tekanaa intrakranial, gas dalam congga abses dan abnormalitas selula mastoid dan sinus paranasalis. Dengan Computed Tomography (Clean) gambaran sta- dium serebritis ditandal area densitas rend (hipodens) tanpa kontras, daa dengan koneeas ing positf bila ditungga 60 menit tampak kontras ke daerah bipodens. Pada stadiom abses tanpa kontras menunjukkan sing tipis dan dengan kontras tampak cing, bil ditsaggu 60 smeuit tidak ada difusi kontras ke area hipodens. Dengan CT dai dapat dikewbui tingkat perkembangan abses, Jokasi, dan baayaknya abses (tunggel atau ganda). ‘Gambaran abses otak dengan Magnetic Resonance Imag- jing (MRI) pada Ti tetlhat eapsul eshanchemea dan albses merupakan acea hipodens sedangkan pada’T2 teribat enhanchemen pada abses dan. kapsul hipodens, Pemetiksaan foro toraks untuk mengetahui fokus infeksi pada paru. Pemeriksaan Blectoo Enchepalografi (BEG) pada abses serebxi biasanya akan membangkitkan aksvieas ‘gelombang delta dengan amplirudo tinggi. (Adem RD, 1993. Laninof MJ, 1995. Gil J, 1992, Jobason RT, 1997. Marino M, 1981. Sojid M, 1996, Wispebuey B, Schild M,W, 1991) DIAGNOSA DAN PROGNOSA Diagnosis abses ocak bisa ditegakkan berdasarkan gambaran kins, laboratorium dan pemerikssan penunjang, Prognosa abscs ota jelck bila kesadarin menuron,abses terletak di fosa posterior, let les sulie da dslam,abses ganda dan terapi yang tidak adekuat. PENATALAKSANAAN ABSES OTAK ‘A. KONSERVATIF Penangenan konservatf dilakukan pada abses otak sta- dium serebritis, abses Kecil berdiamencr + 2 ~3 cm, betiokasi dibatang otak, abses dengan lokasi sult dan dalam, ( Aliah A, 1978. Adam RD, 1993, Laninef MJ, 1995, Gilroy J, 1992. Jonson RT, 1997. Sqjid M, 1996, Wish B., Sibi MW, 1991) 1. Perawatan umum melipus SB Blood, Bran, Bresth- ing, Bladder dan Bowel) 2 Kaus ‘A. SKEMA PENATALAKSANAAN ABSES OTAK iat ingress ‘nf ume mK oka! secba/sereblar Flas lafksl + organ, ondonogen, mums, pembedshun unre, pur, rowng Pomesktaa Penang #128. Rasa: daah ju © Foo kepal © Foxes © CTSean hepa “+ Kimi Darah ek + Ene po :- sor eninge + Taber ABSES OAK Sid, Sebi Sad, Aber onsen Bina fen pent -s8 = Ansbiode Ade ~ cron Sunder Adan B.D; Gilroy J ‘sonsstath Koma eee Spee! B. OPERATIF Dilakukan shli bedab saraf dengan teknik cksisi, aspirai atau detinase, Akhie-akhie ini dikembangkan cara “CT guided Stereotactic Aspiration” dan “Stereotactic Biopsy". (Veil Mj, 1995. Gila), 1992, Jobnson RT, 1997. Sajid M, 1996, Wispoimey B., Sebld MV, 1991) Daftar Pustaka ‘Adam RD, Victor M, 1993, Brain Abscess in Principles of Neurology, fifth-Ed, Mc Graw Villa Inc, USA, psi2t16. ‘Allah A., 1978, Odema cerebsi Pendekatan Parogenik dan ‘Terapeutik), bagian Neurologj FK-Unair/RSUD De. Soetom, Surabaya, 33-34. Laminof Mj * 1995,Brain Abscess in Clinical Neurology, ‘A lage Medical Book, Connecticut, 297-298. Berlit R 1996, Brain Abseess in Memorix Neurology, ‘Second Ed, Champman & Fall Medical, London, 165, Gilroy }, 1992, Brain Abscess in Basie Neurology, Second: Ed, Me Graw Hill Ine, New York, 259-261. HarmodjiS.,1996, Komplikas Intracranial Otogenile pada Infeksi Susunan Saraf Pusat, PKB ma Penyakit Sacaf, UPF Saraf TK-Unair/RSUD Ds. Soetomo, Surabaya 27-28. Johnson RT, 1997, Brain Abscess in Current Therapy in Neurologic Dissease,fif*Ed, Mosby Year Book Ine, Missouri, 127-130. Mardjono M., Sidharta P, 1981, Abses Otak pada ‘Neurologis Klinis Dasar, Edisi ke-4, PT Dian Rakyat, Jakarta, 319-320. ‘Mardjono ML, Sidharta P, 1981, EEG & Proses Desak ‘Ruang Inttaktanium pada Neurologis Klinik Dasar, Eadisi ke-4, PT Dian Rakyat, Jakara, 422 Sajid M,, Kasan U, Hafid A., 1996, Manajemon Abses Ouik (Pandangan Abli Bedah Saca®, Pada Infcksi Susunan Saraf Pusat, PKB TT Tima Penyakic Sarat FK-Unair, Surabaya, 77-82. Wisjokusumo S, Infeksi Cerebral yang Berasal daciInfeksi ‘Odontogen pada Infeksi Susunan Saraf Pusat, PKB 1 Ln Penyakit Saraf FK-Unai, Surabaya, 1996, 35- 39. a Wispelmey B, Schid MW, Brain Abscess In Infections of the Central Nervous System, First-Ed, Raven Press, New York, 1991, 302-307, 457-486,

You might also like