Professional Documents
Culture Documents
1.
2.
3.
4.
1. Prosedur pemeriksaan
Menurut ilmu kedokteran gigi, pedodonsia (pedodontics) adalah cabang ilmu
kedokteran gigi yang mencakup diagnosis, pencegahan, perawatan, pengobatan,
dan restorasi gigi anak-anak. Karena fokusnya ke anak-anak, maka dalam
pemeriksaannya dilakukan secara :
a.
b.
c.
d.
e.
datang dengan keluhan utama yang dirasakan yang sedang dalam keadaan akut,
pemeriksaan langsung ditujukan pada regio/gigi yang dikeluhkan, kemudian
ditentukan diagnosanya dan dirawat keluhan utama tersebut. Pemeriksaan lengkap
pada pasien ini dilakukan pada kunjungan berikutnya setelah keluhan utama dapat
diatasi.
2. Pemeriksaan Ulang (pemeriksaan berkala)
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan
sebelumnya yang dilakukan 3 bulan/6 bulan/1 tahun sekali, tergantung keadaan
gigi pasien. Pemeriksaan ini dipakai untuk menilai :
a. Hasil perawatan yang telah dilakukan
b. Pemeliharaan kesehatan gigi
c. Mencatat perubahan yang terjadi
3.
Pemeriksaan Lengkap
1
b. Gigi
Yang termasuk disini adalah Keluhan, Riwayat kesehatan gigi sebelumnya,
Sikap anak terhadap setiap perawatan, dan Sikap orang tua terhadap perwatan
gigi.
Keluhan itu sendiri adalah keadaan /gejala yg diungkapkan pasien
sehubungan dengan keadaan abnormal yang sedang dialaminya. Pertanyaan
dilakukan secara terbuka, tidak sekedar memperoleh jawaban Ya dan Tidak .
Keluhan pertama diperlukan untuk mengidentifikasi masalah dengan tepat,
menentukan diagnosa dan melakukan perawatan selanjutnya
secara efisien.
c. Medis
Beberapa penyakit sistemik yang perlu ditanyakan kepada orang tua
pasien, misalnya penyakit jantung kongenital, demam rematik, kelainan darah,
penyakit saluran pernafasan, asma, hepatitis, ikhterus, alergi (penisilin, sulfa),
epilepsi, kelainan mental dan penyakit lain yang serius.
b. Pemeriksaan anak
a. Ekstra Oral : Penampilan umum, besar dan berat badan, Kulit, Mata, Bibir
b. Intra Oral
Jaringan lunak
sinus
Higiene mulut
Oklusi
relasi molar, keadaan gigi-gigi anterior ( missal : open bite, deep bite atau
cross bite)
Indeks DMF-t
Indeks DMF-t digunakan untuk pencatatan gigi permanen.
Tujuan
dari
pengukuran
indeks
DMF-t
adalah
untuk
indeks
DMF-t
digunakan
kriteria
sebagai
berikut:
a. Setiap gigi dicatat satu kali
b. D = Decay (rusak)
- Gigi mengalami karies
c. M = Missing (hilang)
- Gigi yang telah dicabut
- Karies yang tidak dapat diperbaiki dan indikasi cabut
d. F = Filled (tambal)
- Gigi yang ditambal tanpa disertai adanya karies
Untuk menentukan indeks DMF-t digunakan rumus
penghitungan sebagai berikut:
Indeks DMF-t = D + M + F / orang yang diperiksa
Indeks def-t
Penggunaan indeks def-t sama dengan DMF-t tetapi indeks
def-t digunakan untuk gigi sulung dengan kriteria sebagai
berikut :
d = decay (rusak)
e = extracted (indikasi cabut)
f = filled (ditambal)
Untuk cara penghitungannya sebagai berikut :
Indeks def-t = d + e + f / orang yang diperiksa
c. Pemeriksaan tambahan
a.. Ronsen foto
c. Biopsi
Dilakukan bila dicurigai adanya pembengkakan yang mengarah ke kanker
atau tumor, sebaiknya biopsi dilakukan oleh dokter ahli dan dikirim ke bagian
Patologi Anatomi.
d. Studi model
Studi model yaitu model gigi yang dibuat dari gips, digunakan untuk :
sementara. Jika stimuli dihilangkan, yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
atau ketidaknyamanan, nyeri akan reda segera. Stimuli panas atau dingin
menghasilkan respons nyeri yang berbeda-beda pada pulpa normal. Jika panas
diaplikasikan pada gigi yang pulpanya tidak terinflamasi, akan timbul respon awal
yang lambat; intensitas nyerinya akan makin naik jika suhunya dinaikkan.
Sebaliknya, nyeri sebagai respons terhadap aplikasi dingin pada pulpa normal
akan segera terjadi; intensitas nyeri cenderung menurun jika stimulus dinginnya
dipertahankan tetap.
Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala
sensitif dan rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh
rangsangan dingin daripada panas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukan
makanan, terutama makanan dan minuman dingin. Rasa sakit hilang apabila
rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secara spontan.
Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:
- Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah rangsangan
dihilangkan
- Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila
ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.
- Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadangkadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.
- Tes vitalitas: gigi masih vital
b. Pulpitis Ireversible
Definisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang
persisten, dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu
stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi
yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali ke kondisi semula atau normal.
Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya
disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara
spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap
ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan.
Definisi
Pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa dan
meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular.
Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian :
1. Pulpotomi vital.
2. Pulpotomi devital / mumifikasi / devitalized pulp amputation.
3. Pulpotomi non vital / amputasi mortal.
Keuntungan dari pulpotomi :
1) Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan.
2) Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena
pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit.
3) Iritasi obat obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada.
4) Jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi.
1. Pulpotomi Vital
Definisi :
Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa
bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian
memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian
radikular tetap vital. Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi
permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau
glutaradehid.
Indikasi
1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda gejala
peradangan pulpa dalam kamar pulpa.
2) Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp
capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas
atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa.
3) Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari
2/3 panjang akar gigi.
4) Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.
Kontra indikasi
10
tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan. Pulpektomi masih dapat
dilakukan tetapi keberhasilannya akan menurun karena degenerasi pulpa
bertambah luas.
Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor faktor lainnya seperti :
Berapa lama gigi masih ada di mulut.
Kepentingan gigi di dalam mulut (space maintainer).
Apakah gigi masih dapat direstorasi.
Kondisi jaringan apikal.
1). Pulpektomi vital :
Defenisi :
Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital.
Indikasi
1) Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.
2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.
3) Tidak ada bukti bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari
2/3
2). Pulpektomi devital
Definisi :
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang
lebih dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.
Indikasi
Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis atau
dapat juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap
anestesi.Pemilihan kasus untuk perawatan pulpektomi devital ini harus benar
benar dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan kontra indikasinya.
Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung menggunakan bahan devitalisasi
yang mengandung para formaldehid seperti toxavit dan lain lain.
3). Pulpektomi non vital
Definisi :
Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan
diagnosis gangren pulpa atau nekrose pulpa.
11
Indikasi
1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.
2) Gigi tidak goyang dan periodontal normal.
3) Belum terlihat adanya fistel.
4) Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada
gigi-geligi sulung.
5) Kondisi pasien baik.
6) Keadaan sosial ekonomi pasien baik.
Kontra indikasi
1) Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
2) Kondisi kesehatan pasien jelek, mengidap penyakit kronis seperti diabetes,
TBC dan lain-lain.
3) Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang sukar
dibersihkan.
4. Prognosis
Keberhasilan suatu perawatan dibidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh
banyak hal antara lain adanya bimbingan orang tua terhadap anak yang
dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam berperilaku sehat, kerjasama antara
dokter gigi pasien anak dan orang tua juga berperan penting dalam keberhasilan
perawatan gigi anak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw RJ, Rock WP. 1992. Perawatan Gigi Anak: A Manual of Pedodontics. 2nd
ed. Alih Bahasa. Agus Djaya. Jakarta: Widya Medika
Ingle JI. Bakland LK.2002. Endodontics. 5th ed. Ontario: BC Decker Inc.
Tarigan R. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). 1994. 1st ed. Jakarta: Widya
Medika
Ranly DM. 1994. Pulpotomy Therapy In Primary Teeth: New Modalities For Old
Rationales. Pediatric Dentistry.
Kennedy DB. 1993. Konservasi Gigi Anak: Pediatric Operative Dentistry. 3rd ed.
Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta: EGC,
13