Professional Documents
Culture Documents
1 | Page
KATA SULIT
1. Likhenifikasi
: Penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan kulit
tampak lebih jelas
2. Efloresensi : Kelainan pada kulit dapat dilihat dengan mata objektif
dan perlu diperiksa dengan perabaan
3. Lesi multipel
: Lesi dengan berbagai ukuran dan bentuk
4. Skuama
: Pengelupasan lapisan epidermis yang mati
5. Plak eritem : Kemerahan pada kulit akibat perubahan pembuluh darah
6. Central healing: Suatu wujud kelainan kulit dimana pada lesi tampak
bagian tengah bersih seolah-olah sudah sembuh, sedangkan bagian
tepi terlihat aktif
7. Beruntus : Kulit yang berisi cairan bernanah
8. Hiperpigmentasi : Penimbunan pigmen berlebih yang membuat kulit
tampak lebih hitam
PERTANYAAN
1. Apa hubungan antara menstruasi dengan gatal di selangkangan,
menebal, berwarna gelap dan beruntus?
2. Apa hubungan penyakit ini dengan berat badan yang meningkat?
3. Mengapa lesi ditemukan multiple bilateral, apakah selalu ditemukan
bilateral?
4. Apa yang menyebabkan kulit beruntus?
5. Dari mana asal penebalan kulit dan bagaimana prosesnya?
6. Apa obat yang digunakan pasien selama penyakit hilang timbul?
7. Kenapa gatal pada saat berkeringat?
8. Apa etiologi yang memungkinkan pada penyakit ini?
9. Apa diagnosis skenario ini? Bagaimana cara mendiagnosisnya?
10.
Central healing menandakan apa?
11.
Mengapa penyakit ini hilang timbul?
12.
Mengapa timbul hiperpigmentasi, skuama, central healing?
13.
Apakah harus dilakukan pengobatan secara terus menerus?
14.
Bagaimana cara menjaga kesehatan kulit menurut agama islam?
JAWAB
1. Karena menstruasi, suka memakai pembalut jadi basah dan lembab,
karena perubahan hormon menyebabkan hiperpigmentasi kulit, central
healing adalah ciri khas jamur
2. Berat badan meningkat paha membesar, lipatannya jadi sempit, sering
memakai celana berlapis jadi saat berkeringat menjadi lembab,
lembab memicu tumbuhnya jamur
3. Gesekan paha, jadi infeksi jamur menyebar kesebelahnya
4. Karena keringat
5. Penyakit hilang timbul dan kronis, karena pemakaian celana berlapis
jadi regenerasi terhambat, penggarukan
6. Obat antijamur
7. Berat badan meningkat paha membesar, lipatannya jadi sempit, sering
memakai celana berlapis jadi saat berkeringat menjadi lembab,
lembab memicu tumbuhnya jamur. Jadi lembab dan bisa menjadi gatal,
gatal karena ada jamur
8. Infeksi jamur, faktor pencetus pemakaian celana berlapis
3
HIPOTESIS
Faktor pencetus 1.
2.
Menstruasi
3.
Berkeringat
lembab
Anamnesis : Gatal
Infeksi jamur
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi kulit
LO 1.1Mikroskopik
LI 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi kulit
LI 3. Memahami dan menjelaskan infeksi jamur
LO 3.1 Definisi
LO 3.2 Epidemiologi
LO 3.3
Etiologi
LO 3.4
Klasifikasi
LO 3.5
Patofisiologi
LO 3.8
Penatalaksanaan
LO 3.9
Komplikasi
LO 3.10 Pencegahan
LO 3.11 Prognosis
LI 4. Memahami dan menjelaskan menjaga kesehatan kulit dan menutup
aurat sesuai islam
Daerah yang paling tebal (66 mm), pada telapak tangan dan
telapak kaki dan paling tipis (0,5 mm) pada daerah penis.
keterangan:
A
Melanocyt
Langerhans cell
Merkels cell
Nervnda
1 = Stratum corneum
2 = Stratum granulosum
3 = Stratum spinosum
4 = Stratum basale
5 = Basal membran
(intecelluler bridges)
yg tdd:
10
11
Kelenjar Apokrin
12
2) Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi
halus lentur dan lunak.
Turunan Kulit
Rambut
Rambut merupakann bangunan berzat tanduk yang diproduksi oleh
folikel rambut yang merupakan pertumbuhan epitel permukaan kedalam
lapisan dermis dibawahnya. Pertumbuhan rambut berlangsung dalam bagian
pangkal folikel yang menggelembung dan disebut bulbus pili, yang terdiri
atas sel-sel epitelial yang aktif membelah dan mengitari suatu papila
jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah, dan saraf yang
penting bagi kelangsungan hidup folikel rambut. Papila dermis dalam bulbus
pili ini disebut papila pili. Batang rambut dibentuk oleh sel folikel yang paling
dalam yang membatasi papila yang disebut sel matriks. Sel-sel folikel
rambut merupakan lanjutan dari startum basal dan spinosum epidermis kulit.
Pada permulaan perkembangan semua sel pada folikel aktif bermitosis akan
tetapi seltelah folikel terdiferensiassi sempurna hanya tinggal sel-sel matriks
yang aktif bermitosis dan menghasilkan berbagai bagian rambut yaitu,
medula, korteks, dan kutikula rambut. Pigmen melanin ditemukan terjepit
diantara dan di dalam sel tersebut sehingga mewarnai rambut. M. arector pili
melekat ke sarung folikel dan berinsersi di daerah papila dermis pada
epidermis. Kontraksi ini menyebabkan rambut menegak dan menarik ke
dalam daerah tempat insersinya pada papila sehingga terjadi keadaan yang
tampak pada kulit yang merinding. Muskulus arektor pili dipersarafi oleh
sistem saraf simpatis dan penegakan rambut terjadi apabila kedinginan atau
ketakutan.
Kuku
13
Kuku berasal dari sel yang sama pada epidermis, mempunyai matriks
yang aktif bermitosis menghasilkan dasar kuku, yang merupakan lanjutan
stratum germinatif kulit. Bagian pangkal kuku diliputi suatu lipatan kulit yang
disebut eponikium atau kutikula. Lempeng kuku tumbuh dari dasar kuku
sebagai suatu lempeng zat tanduk.Dasar kuku merupakan lanjutan stratum
germinatif, terdiri atas sel-sel basal di atas membran basal dan dua atau tiga
lapisan spinosum. Di bagian proksimal kuku terdapat daerah putih yang
berbentuk bulan , disebut lunula. Stratum korneum yang mengeras di bawah
ujung bebas kuku disebut hiponikium.Pertumbuhan kuku bersifat kontinu dan
bisa digunakan sebagai indikator kesehatan seseorang seperti, adanya
lekukan dan kekeruhan sering ditemukan pada infeksi kuku.Kuku yang tipis,
mudah sobek, konkaf atau kuku sendok, menandakan adanya penyakit
seperti anemia kronik, sifilis dan demam rematik. Kuku yang kering dan
rapuh menunjukan defisiensi vitamin atau keadaan hipotiroid.
LI 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi kulit
Kulit berfungsi untuk :
1.Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau
mekanis, gangguan kimiawi, gangguan bersifat panas, serta gangguan
infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.
Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan
lemak subkutis, tebalnya lapisan kilit, dan serabut penunjang yang berfungsi
sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar UV diatasi oleh sel
melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan kimiawi
ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari
kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 6,5. Lemak permukaan kulit
juga berperan dalam mengatasi banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam
kulit.
2.Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda
padat. tetapi cairan yang mudah menguap lebih mungkin diserap kulit,
begitu pula zat yang larut dalam minyak. Permeabilitas kulit terhadap gas
CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan kulit mempunyai peran dalam
fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi tersebut dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
3.Eksresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme berupa
NaCl. Urea, asam urat, dan ammonia. Sebum yang dihasilkan berfungsi
14
6.Pembentukan pigmen
Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah
melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen menentukan warna
kulit ras maupun individu. Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi
melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrite,
sedangkan pada dermis melalui sel melanofag. Warna kulit juga dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
7.Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel
basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilangdan keratinosit ini menjadi sel
tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21
hari dan member perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
8.Pembentukan vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari.
9.Fungsi Ekspresi Emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit
mampu berfungsi sebagai alat untuk menentukan emosi yang terdapat
dalam jiwa manusia. Kegembiraan dapat dinyatakan oleh otot kulit muka
15
yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan oleh kelenjar air mata
yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar
keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga
kulit menjadi pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh
darah kulit yang melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak,
dan menyebarkan bau khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk
mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.
dermatofit
dinamai
sesuai
dengan
genusnya
(mycrosporum,
16
penelitian
retrospektif
yang
dilakukan
pada
penderita
dermatomikosis yang dirawat di IRNA Penyakit Kulit Dan Kelamin RSU Dr.
Soetomo Surabaya dalam kurun waktu antara 2 Januari 1998 sampai dengan
31 Desember 2002. Dari pengamatan selama 5 tahun didapatkan 19
penderita dermatomikosis. Kasus terbanyak terjadi pada usia antara 15-24
tahun (26,3%), penderita wanita hampir sebanding dengan laki-laki(10:9).
Dermatomikosis terbanyak ialah Tinea Kapitis, Aktinomisetoma, Tinea Kruris
et Korporis, Kandidiasis Oral, dan Kandidiasis Vulvovaginalis.
Jenis organisme penyebab dermatomikosis yang berhasil dibiakkan pada
beberapa rumah sakit tersebut yakni: T.rubrum, T.mentagrophytes, M.canis,
M.gypseum, M.tonsurans, E.floccosum, Candida albicans, C.parapsilosis,
C.guilliermondii, Penicillium, dan Scopulariopsis. Menurut Rippon tahun 1974
ada 37 spesies dermatofita yang menyebabkan penyakit di dunia.
Di luar seperti India, berdasarkan penelitian di India yang mengambil sampel
sebanyak 121 kasus (98 pria & 23 perempuan), dermatomikosis menempati
urutan pertama untuk kasus penyakit kulit, 103 kasus (70,5%), diikuti
candidiasis 30 kasus (20,5%) dan pitiriasis versikolor. Di Amerika endemik
dermatomikosis di daerah Utara dan barat Venezuela, brasil, dan beberapa
kasus di laporkan di Columbia dan argentina. Di Eropa infeksi tinea adalah
hal yang umum. Perkiraan insidensi penyakit ini sekitar 10-20%. Di Eropa
dermatomikosis merupakan penyakit kulit yang menempati urutan kedua.
17
Penyakit ini disebabkan oleh tinea pedis, tinea corporis, tinea cruris, dan
tinea rubrum. Tinea rubrum ditemukan pada 76,2% kasus dermatomikosis
melalui pemeriksaan sampel di Eropa.
Onset usia terjadi pada anak kecil yang baru belajar berjalan (toddlers) dan
anak usia sekolah. Paling sering menyerang anak berusia 6-10 tahun dan
juga pada usia dewasa.
Frekuensi infeksi pada spesies tertentu antara lain:
LO 3.3
Etiologi
Berdasarkan
sifat
makro
dan
mikro,
dermatofita
dibagi
menjadi:
di
Indonesia
adalah
T.rubrum.
dermatofita
lain
adalah:
Microsporum
Kelompok dermatofita yang bersifat keratofilik, hidup pada tubuh manusia
(antropofilik) atau pada hewan (zoofilik). Merupakan bentuk aseksual dari
jamur. Terdiri dari 17 spesies, dan yang terbanyak adalah:
SPECIES
Microsporum audouinii
Anthropophilic
Microsporum canis
Microsporum cooeki
Microsporum
Anthropophilic
ferrugineum
Microsporum gallinae
Zoophilic (fowl)
Microsporum gypseum
Microsporum nanum
Microsporum persicolor
Spesies Microsporum.
Koloni mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau powder.
Pertumbuhan pada agar Sabouraud dextrose pada 25C mungkin melambat
atau sedikit cepat dan diameter dari koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7 hari
pengeraman. Warna dari koloni bervariasi tergantung pada jenis itu. Mungkin
saja putih seperti wol halus yang masih putih atau menguning sampai
cinamon.
Epidermophyton
Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum dan
Epidermophyton stockdaleae. E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik,
sedangkan E. floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada
manusia. E. floccosum adalah satu penyebab tersering dermatofitosis pada
individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea corporis, tinea cruris, tinea
pedis) dan kuku (onychomycosis). Infeksi terbatas kepada lapisan korneum
kulit luar.koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari. Diikuti
inkubasi pada suhu 25 C pada agar potato-dextrose, koloni kuning kecoklatcoklatan
Tricophyton
19
NATURAL
HABITATS
SPECIES
Species
Ajelloi
Concentricum
Equinum
Erinacei
Flavescens
Gloriae
Interdigitale
Megnini
Mentagrophytes
OF
TRICHOPHYTON
Natural Reservoir
Geophilic
Anthropophilic
zoophilic (horse)
zoophilic (hedgehog)
geophilic (feathers)
Geophilic
Anthropophilic
Anthropophilic
zoophilic
(rodents,
rabbit) /
Phaseoliforme
Rubrum
Schoenleinii
Simii
Soudanense
Terrestre
Tonsurans
Vanbreuseghemii
Verrucosum
Violaceum
Yaoundei
Spesies Trichophyton
LO 3.4
anthropophilic
Geophilic
Anthropophilic
Anthropophilic
zoophilic (monkey, fowl)
Anthropophilic
Geophilic
Anthropophilic
Geophilic
zoophilic (cattle, horse)
Anthropophilic
anthropophilic
Klasifikasi
TINEA KAPITIS
(Scalp ring worm ;Tinea Tonsurans)
20
pemeriksaan
sinar
wood
tampak
flouresensi
kekuning-
kuningan pada rambut yang sakit melalui batas "Grey pacth" tersebut. Jenis
ini biasanya disebabkan spesies Microsporum dan Trichophyton.
terkena
infeksi
penyebab
utama
adalah
T.
tonsusurans
dan
T.violaseum.
21
3. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang
hebat yang bersifat lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil
yang berkelompok dan kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di
daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini pecah akan
meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi
sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M. gipseum ,
T.tonsurans dan T. Violaseum.
4. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit
yang berwarna merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang
berbentuk cawan (skutula), serta memberi bau busuk seperti bau tikus
"moussy odor". Rambut di atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan
tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan
alopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini,
T. violasum dan T. gipsum.
Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit
yang menyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan
penyakit-penyakit bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis
seboroika.
TINEA KORPORIS
(Tinea circinata=Tinea glabrosa)
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti
kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat
serta kelembaban kulit yang lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat
dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong
dengan tepi yang aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak22
bercak bisa melebar dan akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis,
arsiner, atau sirsiner. Pada bagian tepi tampak aktif dengan tanda-tanda
eritema, adanya papula-papula dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah
lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi
menghilang
selanjutnya
hanya
meningggalkan
daerah-daerah
yang
2. Eritrasma
3. Psoriasis vulgaris
4. Pitiriasis rosea
24
Terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki
dan punggung kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisura-fisura
yang dalam pada bagian lateral telapak kaki.
3. Bentuk vesikuler subakut
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari,
kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel
dan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal
yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah akan meninggalkan skuama
melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akan memperhebat dan
memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentuk yang
terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi
pada
Tinea
manus, yaitu
25
tidak gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita baru datang berobat
setelah seluruh kukunya sudah terkena penyakit.
Penyebab utama adalah : T. rubrum, T. mentagrophytes
Diagnosis banding:
1. Kandidiasis kuku
2. Psoriasis yang menyerang kuku
3. Akrodermatitis persisten
TINEA BARBAE
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah
jenggot, jambang dan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi
putus. Ada 2 bentuk yaitu superfisialis dan kerion
1) Superfisialis
Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mulamula kecil selanjutnya meluas ke arah luar dan memberi gambaran polisiklik,
dengan bagian tepi yang aktif. Biasanya gambaran seperti ini menyerupai
tinea korporis.
26
2) Kerion
Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi
krusta atau abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
Tinea barbae ini didiagnosa banding dengan :
1. Sikosis barbae (folikulitis oleh karena piokokus)
2. Karbunkel
3. Mikosis dalam
TINEA IMBRIKATA
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang
disebabkan oleh Trikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa makula
yang eritematous dengan skuama yang melingkar.
Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada
umumnya pada bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang
lebih tenang, tetapi seluruh makula ditutupi oleh skuama yang melingkar.
Penyakit
ini
sering
menyerang
seluruh
permukaan
tubuh
sehingga
menyerupai :
1. Eritrodemia
2. Pempigus foliaseus
3. Iktiosis yang sudah menahun
27
LO 3.5
Patofisiologi
28
2.
3.
Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atu lonjong,
berbatas tegas terdiri dari eritema, squama, kadang-kadang dengan
vesikel dan papul ditepi. Daerah tengah biasanya tenang. Kadang
terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya
merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Dapat
terlihat sebagai lesi dengan tepi polisiklik, karena beberapa lesi kulit
menjadi satu.
2.
3.
Bentuk tinea korporis yang disertai kelainan pada rambut adalah tinea
favosa atau favus. Penyakit ini biasanya dimulai dikepala sebagai titik kecil di
bawah kulit yang berwarna merah kuning dan berkembang menjadi krusta
berbentuk cawan (skutula) dengan berbagai ukuran. Krusta tersebut
biasanya tembus oleh satu atau dua rambut dan bila krusta diangkat terlihat
dasar yang cekung merah dan membasah. Rambut tidak berkilat lagi dan
terlepas. Bila tidak diobati, penyakit ini meluas keseluruh kepala dan
meninggalkan parut dan botak. Berlainan dengan tinea korporis yang
disebabkan oleh jamur lain, favus tidak menyembuh pada usia akil balik.
Biasanya tercium bau tikus (mousy odor) pada para penderita favus. Tiga
spesies dermatofita yang menyebabkan favus, yaitu trichophyton
schoenleini, trichophyton violaceum, dan microsporum gypseum. Berat
ringan bentuk klinis yang tampak tidak bergantung pada spesies jamur
penyebab, akan tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat kebersihan,
umur, dan ketahanan penderita penderita.
LO 3.7
Anamnesis
32
lain,
aktif
berolahraga,
menderita
diabetes
mellitus.
kulit
atau
rambut
yg
akan
diperiksa
harus
bersih,
atau kusam
Skuama :
Skuama + KOH (10-20%) biarkan 5` - 10`
Dilihat
dibawah
mikroskop
dengan
pembesaran
lemah
&
beruas-ruas
bercabang
Rambut
rambut.
Ectothrix spora menempel pada rambut.
Kuku
34
dengan
pembesaran
lemah
dan
Diagnosis Banding
35
Gejala
Tinea
capitis
+
(pd kepala)
Allopecia
Batas
Tegas,
eromatous
Kusam,
mudah patah
Rambut
Allopecia
Areata
+
(Pd
kepala,
alis, janggut)
Tegas,
bulat/lonjong
patah
Skuama
Nyeri
Gatal
Papul
eritem
-/+
+
+
Trikotiloma
nia
+
Dermatitis
Seboroik
+
Tidak tegas
Tegas, tidak
erimatous
putus tidak Tidak patah
tepat pd kulit
kepala
Berminyak
dan
kekuningan
eritema
LO 3.8
Penatalaksanaan
biasanya
membutuhkan
terapi
sistemik
untuk
sembuh.
Infeksi
dermatofitosis yang kronik atau luas, tinea dengan implamasi akut dan tipe
"moccasin" atau tipe kering jenis t.rubrum termasuk tapak kaki dan dorsum
kaki biasanya juga membutuhkan terapi sistemik. Idealnya, konfirmasi
36
Rekomendasi
Terbinafine
unguium
mg/hr
(Onychomyc
untuk
kuku
osis)
tangan, 12
Alternatif
250 Itraconazole 200 mg/hr /3-5 bulan atau 400
jari kaki
Griseofulvin
500mg/day
s/d
sembuh
Tinea
minggu)
Griseofulvin
corporis
mg/hr
(6-8
500 Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 minggu
sampai Itraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau
sembuh
minggu), sering
dikombinasikan
mgg.
dengan
Tinea cruris
imidazol.
Griseofulvin
mg/hr
Tinea pedis
Griseofulvin
500mg/hr
Chronic
Terbinafine
mgg.
250 Itraconazole 200 mg/hr selama 4-6 mgg.
and/or
mg/hr
widespread
minggu
selama
nonresponsive
tinea.
Pilihan terapi oral untuk infeksi jamur pada kulit
I. OBAT ANTI JAMUR TOPIKAL
Obat anti jamur topikal digunakan untuk pengobatan infeksi lokal pada kulit
tubuh yang tidak berambut (glabrous skin), namun kurang efektif untuk
pengobatan infeksi pada kulit kepala dan kuku, infeksi pada tubuh yang
kronik dan luas, infeksi pada stratum korneum yang tebal seperti telapak
tangan dan kaki.
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat anti jamur topikal lebih
sedikit dibandingkan obat anti jamur sistemik.
GOLONGAN AZOL IMIDAZOL
Golongan azol imidazol ditemukan setelah tahun 1960, relatif berspektrum
luas, bersifat fungistatik dan bekerja dengan cara menghambat sintesis
ergosterol jamur yang mengakibatkan timbulnya defek pada membran sel
jamur. Obat anti jamur golongan azol seperti klotrimazol, ketokonazol,
ekonazol, oksikonazol, sulkonazol dan mikonazol, mempunyai kemampuan
menggangu kerja enzim sitokrom P-450 lanosterol 14-demethylase yang
berfungsi sebagai katalisator untuk mengubah lanosterol menjadi ergosterol.
Klotrimazol
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan klotrimazol cream 1%,
dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya
diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari.
Ekonazol
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ekonazol cream 1%,
dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya
diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari.
38
Mikonazol
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan mikonazol cream 2%,
dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya
diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari.
Ketokonazol
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ketokonazol 1% cream,
dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya
diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan sekali sehari.
Sulkonazol
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan sulkonazol 1% cream
Dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya
untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris dioleskan 1 atau 2 kali sehari
selama 3 minggu dan untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 4
minggu.
Oksikonazol
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan oksikonazol 1% cream
ataau lotion. Dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien,
biasanya untuk pengobatan tinea korporis dan tinea kruris dioleskan 1 atau 2
kali sehari selama 2 minggu, untuk tinea pedis dioleskan 1 tatau 2 kali sehari
selama 4 mingggu.
Tiokonazol
Untuk infeksi pada kulit digunakan tiokonazol 1% cream, dosis dan lamanya
pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan
tinea korporis dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu, untuk tinea pedis
dioleskan 2 kali sehari selama 6 minggu, untuk tinea kruris dioleskan 2 kali
sehari selama 2 minggu.
GOLONGAN ALILAMIN / BENZILAMIN
Golongan alilamin yaitu naftifin, terbinafin dan golongan benzilamin yaitu
butenafin, bekerja dengan cara menekan biosentesis ergosterol pada tahap
awal proses metabolisme dan enzim sitokrom P-450 akan mengambat
aktifitas
squalene
menyebabkan
eposidase.
penumpukan
Dengan
squalene
berkurangnya
pada
sel
ergosterol,
jamur
dan
akan
akan
39
4-6,21
akan di ekskresikan melalui urin. Eliminasi waktu paruh 9-21 jam dan kurang
dari 1% dari dosis akan di jumpai pada urin tanpa perubahan bentuk.
Dosis
Griseofulvin terdiri atas 2 bentuk yaitu mikrosize (mikrokristallin) dan
ultramikrosize (ultramikrokristallin). Bentuk ultramikrosize, penyerapannya
pada saluran pencernaan 1,5 kali dibandingkan dengan bentuk mikrosize.
Pada saat ini, griseofulvin lebih sering digunakan untuk pengobatan tinea
kapitis. Tinea kapitis lebih sering dijumpai pada anak-anak disebabkan oleh
Trychopyton tonsurans.
Dosis griseofulvin (pemberian secara oral) yaitu dewasa 500 -1000 mg / hari
(mikrosize) dosis tunggal atau terbagi dan 330 375 mg / hari
(ultramikrosize) dosis tunggal atau terbagi. Anak - anak 2 tahun 10 - 15
mg / kg BB / hari (mikrosize), dosis tunggal atau terbagi dan 5,5 - 7,3 mg / kg
BB / hari (ultramikrosize) dosis tunggal atau terbagi. Lama pengobatan untuk
tinea korporis dan kruris selama 2 - 4 minggu, untuk tinea kapitis paling
sedikit selama 4 - 6 minggu, untuk tinea pedis selama 4 - 8 minggu dan
untuk tinea unguium selama 3 - 6 bulan.
Efek samping
Efek samping griseofulvin biasanya ringan berupa sakit kepala, mual,
muntah dan sakit pada abodominal. Timbunya reaksi urtikaria dan erupsi
kulit dapat terjadi pada sebagian pasien.
Interaksi obat
Absorbsi griseofulvin menurun jika diberikan bersama dengan fenobarbital
tetapi efek tersebut dapat di kurangi dengan cara mengkonsumsi
griseofulvin bersama makanan. Griseofulvin juga dapat menurunkan
efektifitas warfarin yang merupakan antikoagulan. Kegagalan kontrasepsi
telah dilaporkan pada pasien yang mengkonsumsi griseofulvin dan oral
kontrasepsi.
2. KETOKONAZOL
Ketokonazol diperkenalkan untuk pertama kalinya pada tahun 1977 dan di
Amerika Serikat pada tahun 1981. Ketokonazol merupakan antijamur
golongan imidazol yang pertama diberikan secara oral.
Mekanisme kerja
Ketokonazol bekerja menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan
sterol utama untuk mempertahankan integritas membran sel jamur. Bekerja
42
48
Komplikasi
LO 3.10 Pencegahan
Tinea capitis
Tinea Cruris
Tinea Manus
49
LO 3.11 Prognosis
Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat asalkan
kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga. Baik dengan kepatuhan
berobat dan menghindari factor resiko yang baik dan tindakan pencegahan
berikutnya untuk menghindari infeksi berulang.
kepada
seorang
hamba,
Innallha
yuhibbul
mutathahirna;
50
Wudu merupakan salah satu mekanisme canggih yang Allah Swt. tetapkan
atas orang beriman untuk menjaga kebersihan kulit ini. Apabila ada najis
atau kotoran yang menempel pada kulit, ibadah shalat yang dilaksanakan
bisa menjadi batal. Itulah mengapa Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita
untuk berwudu menjelang shalat. Penemuan-penemuan ilmiah terbaru
semakin menguatkan pandangan bahwa wudu sangat efektif untuk menjaga
kesehatan kulit manusia.
Pakaian gaya Barat dirancang bukannya untuk menutup aurat, tetapi untuk
mendatangkan syahwat. Akibatnya, pergaulan antara pria dan wanita
cenderung tidak mengenal kehormatan diri dan tidak lagi didasari oleh iman
dan akhlaq yang terpuji. Sikap dan perilaku tidak terhormat seperti
digambarkan di atas sangat dibenci oleh Islam. Sehingga untuk mencegah
dan menangkalnya, Islam telah mensyariatkan pemakaian jilbab bagi wanita
muslim.
Allah SWT berfirman :
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
dikenal sehingga mereka tidak diganggu. (Al-Ahzab: 59)
Ayat ini menegaskan bahwa wanita-wanita mukmin diperintah untuk
menjulurkan jilbabnya, yakni memakai hijab untuk menutup auratnya.
Adapun yang dimaksud dengan jilbab atau hijab itu adalah sejenis baju
kurung dengan kerudung yang longgar bentuknya, yang didesain supaya
dapat menutup kepala, muka, dan dada. Model pakaian seperti itu sudah
umum dipakai oleh kaum muslimah karena merupakan simbol penampilan
wanita pribadi yang shalihah.
51
Rasulullah saw bersabda, Wahai Asma, sesungguhnya wanita itu bila sudah
menstruasi (baligh) tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini dan ini. Dan
beliau menunjukkan muka dan telapak tangannya. (HR Abu Dawud dan
Aisyah)
Syariat Islam mewajibkan wanita mengenakan jilbab, yakni berpakaian yang
benar-benar menutup aurat, tidak lagi agar kaum wanita tidak terjerumus
menjadi alat penggoda bagi setan untuk melecehkan akhlaq dan nilai-nilai
kemanusiaan..
Dengan
kata
lain,
jilbab
dapat
dikategorikan
sebagai
53