You are on page 1of 21
Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP 2000 Wiryanto Dewobroto Universitas Pelita Harapan Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta Bab 8 Engineering Judgement 8.1 Pendahuluan Mata kuliah Analisa Struktur yang sebelumnya bernama Mekanika Rekayasa dan pada waktu penulis belajar disebut Mekanika Teknik, merupakan salah satu mata kuliah utama dalam pendidikan sarjana teknik sipil di Indonesia. Dalam beberapa kasus, mata kuliah tersebut kadang-kadang menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa. Bagi insinyur sipil yang telah berkecipung di dunia nyata, cukup paham bahwa mata kuliah tersebut ternyata sangat membantu profesinya, khususnya untuk memprediksi kekuatan dan perilaku suatu bangunan terhadap beban yang diberikan. Oleh karena itu, menjadi tantangan para pengajar mata kuliah tersebut, bagaimana memberikan pemahaman tentang mekanika melalui perkuliahan yang diberikan. ‘Salah satu keengganan untuk mempelajari mekanika teknik klasik adalah adanya pameo atau anggapan bahwa nantinya “itu semua” dapat dikerjakan komputer. Hal tersebut tidak bisa disalahkan, memang perkembangan dunia komputer sangatlah pesat. Cukup banyak profesi yang diambil alih dengan adanya komputer, Sebagai contoh, cobalah cari mesin ketik manual di kantor. Ternyata jarang atau bahkan tidak ada lagi. Istilah tutup buku yang dahulu umum dijumpai pada kantor bank sehingga kantor terpaksa ditutup untuk umum, ternyata sudah tidak berlaku lagi sekarang karena adanya komputer menyebabkan proses tersebut dapat dilakukan setiap saat sehingga tidak perlu waktu khusus. Akankah kemudian profesi insinyur (sipil), yang notabene adalah orang-orang yang banyak berkecimpung dengan proses hitungan juga digantikan oleh keberadaan komputer. Komputer yang dimaksud tentunya adalah komputer yang dilengkapi peranti Tunak untuk analisa struktur atau mekanika teknik (misalnya SAP2000), Apakah betul jika telah membeli atau mempunyai peranti yang dimaksud, penyelesaian mekanika teknik dapat secara otomatis diperoleh. ‘Aplkasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 315 — 8.2 The Man Behind The Gun Pepatah “the man behind the gun” rasanya sesuai sekali untuk mengibaratkan keterkaitan “komputer” dan ““insinyur” dalam permasalahan analisa struktur berbasis komputer. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, keduanya sangat berperan. Bahkan peranan “insinyur” sangat dominan, bayangkan sebelum ditemukan komputer saja, sudah banyak bangunan konstruksi yang megah (rumit) dapat dengan sukses dibuat, dan tetap bertahan sampai sekarang. Apakah sembarang orang yang dilengkapi “komputer” dapat secara otomatis ‘menghasilkan produk rekayasa tanpa perlu “insinyur” lagi . Untuk membahas iu, penulis sekali lagi ingin mengulang kembali beberapa disclaimer yang menyertai setiap program komputer teknik sipil (lihat halaman 1). Membaca pernyataan-pernyataan pada disclaimer tersebut, secara jelas dapat ditangkap bahwa hasil-hasil program komputer tidaklah dapat berdiri sendiri, tetapi harus didampingi oleh seseorang ‘‘yang berkompeten” atau “yang mau, bertanggung jawab” atas output program tersebut. Untuk menghasilkan “seseorang yang berkompeten” atau sebutlah “‘insinyur", maka dapat dilakukan melalui “pelatihan/pendidikan” dan “pengalaman”. Proses pendidikan umumnya mengajarkan “konsep-konsep dasar” dan juga keterampilan. Dan jika ditunjang pengalaman yang baik dan selalu melakukan evaluasi atas hasilnya, akhimya dapat diperoleh “mental” atau “intuisi” yang baik sehingga akhimya terbentuklah kompetensi yang ddimaksud, Pendidikan mekanika teknik klasik di tingkat SI menurut penulis merupakan langkah yang relat sederhana dan efektif yang dapat memberikan wawasan lain untuk akhirnya membentuk kompetensi seseorang calon insinyur. Untuk ‘menunjukkan bagian mana yang dapat membentuk kompentensi, tentulah cukup sulit/sukar dan mungkin tidak dapat dijawab secara tuntas. ‘Untuk itu penulis ingin berbagi pengalaman dalam permasalahan contoh- contoh berikut, yang akhimya diharapkan dapat memberi gambaran bahwa untuk memakai program-program rekayasa secara benar memang diperlukan suatu kompetensi tertentu, 8.3 Solusi Komputer yang Berlebihan 8.3.1 Problem Stabilitas Rangka Batang Kompleks Stabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting di bidang rekayasa struktur. Meskipun struktur tersebut kuat (besar) dan kaku (Kokoh) tetapi 516 1500 6 Engineering uopement kalau tidak stabil, maka struktur tersebut tidak bisa dipakai. Dalam kasus ini itunjukkan bahwa suatu konfigurasi rangka batang kompleks dianalisis ‘menggunakan program komputer yang sama, tetapi beda versi temyata memberi hasil yang berbeda. Perbedaannya cukup signifikan karena yang satu hasilnya stabil, sedangkan yang lain menunjukkan bahwa struktur tersebut tidak stabil. Jadi,timbul suatu pertanyaan: mana yang benar? Selanjutnya dengan mekanika teknik lasik teryata dapat ditentukan bahwa salah satu hasil Komputer tersebut SALAH, meskipun sebelumnya program komputer tersebut telah dianggap sangat reliable. Sebagaimana disebut di atas bahwa stablitas struktur adalah suatu hal yang penting, bahkan dapat dikatakan sangat penting. Struktur yang tidak stabil tidak bisa digunakan sebelum dilakukan perubahan sistem yang menyebab- kan struktur menjadi stabil. Oleh karena itu, mengetahui suatu struktur stabil atau tidak merupakan hal yang penting dan harus diketahui sebelum analisa struktur Untuk struktur rangka batang (truss) dengan sistem rangka berbentuk segi- tiga, maka kriteria stabil dapat ditetapkan berdasarkan hal-hal berikut: ‘+ Memenuhi rumus M+R > 24J, di mana: M= batang, J = nodal, dan R = reaksi tumpuan + Cara Inspeksi ‘Stabilitas Internal: geometri rangka harus berbentuk segitiga. = Stabilitas Eksternal: orientasi/jenis tumpuan (Concurrent/Paralel) Catatan: Untuk compound truss dan complex truss perlu cara khusus Identifikasi jenis rangka batang yang dianalisis, apakah rangka batang biasa, majemuk, atau kompleks, merupakan suatu hal yang harus dikuasai terlebih dahulu untuk dapat mengidentifikasi masalah stabilitas rangka batang dengan cara klasik: Contoh rangka batang majemuk yang tidak stabil: * aot Z g » 4). Tanpa Beban »). Diberi Beban Gambar 8.1 Ketidakstabilan Rangka Batang Majemuk oan Rekayasa Konan dengan SAP2000 si7 Ketidakstabilan kinematik di atas (Gambar 8.1) dapat dilihat secara visual (dari_penampakannya). Namun, untuk struktur rangka batang_ kompleks, ‘banyak di antaranya yang tidak dapat dilihat secara visual, misalnya: 2) Sabi Tk Sabi

not Ok EF3 = F3.is + Ft = 27.89 + 130.77 = 158.66 tidak sama dengan © gaya aksi vertikal =25 + 125 = 150 > not Ok. Dengan demikian, terbuktilah bahwa penyelesaian Struktur A dengan program SAP2000 versi 8.3.5 tidak memenuhi persyaratan keseimbangan ‘yang menjadi dasar dari analisa statik tersebut. Gambar 8.5 Struktur B: Output dari SAP2000 versi 8.3.5 Kebetulan problem tersebut dapat mudah dilacak dengan persyaratan keseimbangan. Meskipun demikian, pada suatu kondisi beban yang, khusus ketidakbenaran hasil sulit dideteksi, sebagai contoh struktur Kasus B, yaitu struktur yang sama dengan struktur Kasus A tetapi diberi beban yang simetr Struktur tersebut selanjutnya dianalis dengan kedua versi program seperti struktur Kasus A. Hasilnya temyata memberi pesan sama seperti kasus sebelumnya, yaitu program SAP2000 versi 7.4.0 gagal memberi suatu “penyelesaian, sedangkan program SAP2000 versi 8.3.5 sukses memberi hasil penyelesaian (lihat Gambar 8.5) Aotas Renaya Kost ergy SAP2000 521 Dari tampilan hasilnya, ternyata tidak ada yang mencurigakan, Apabila dicek dengan persamaan keseimbangan seperti yang dilakukan pada kasus A, maka: EFI =F luis + Flinn =~ 226.48 + 226.48 = 0 sama dengan © gaya aksi horizontal = 0 > Ok EF3 = F3yii + Ftann = 125 + 125=250 sama dengan © gaya aksi vertikal = 125 + 125 =250> Ok Jadi, reaksi tumpuan yang ditampilkan pada analisis struktur B memenubi persamaan keseimbangan, Apakah dengan demikian hasil program komputer di atas telah benar? Dari kasus di atas dapat disimpulkan mengapa dalam perencanaan pertu ditinjau berbagai kombinasi pembebanan yang mungkin terjadi, yaitu untuk mendapatkan kondisi pembebanan yang paling menentukan. Kecuali dengan engineering judgement yang terasah dengan baik atau telah membandingkan dengan program yang lain yang masih standar, maka ketidakbenaran hasil program komputer tersebut dapat terdeteksi. Hati-hati dengan yang dimaksud sebagai program “standar”. Pengalaman_penulis, meskipun sudah dibandingkan dengan program komputer SAP2000 yang terbaru, yaitu versi 10.0.1, tetapi hasilnya masih sama dengan versi 8.x.x! Tetapi standar dalam arti memakai metode matrik yang banyak diajarkan dalam tingkat S1, maka hasilnya sama dengan metode klasik. Gambar 8.6 Hasil Metode Matrik Standar (Wiryanto Dewobroto 2003) 522 820 6 Eroneerng Judgement Jadi (!2). Tinggal mengandalkan engineering judgement. Apa yang dimaksud dengan istilah tersebut. Dalam perkuliahan, baik di tingkat sarjana maupun pascasarjana, rasanya tidak diajarkan mata kuliah seperti itu, lalu apa dan bagaimana. Istilah engineering judgement penulis dapatkan dari buku manual SAP90 (Wilson-Habibullah, 1992), yaitu versi awal program SAP2000. Prof E.L.Wilson menyatakan dalam buku tersebut sebagai berikut: No computer program can replace the engineering judgment of an ‘experienced engineer. Itis well said that incapable engineer cannot do with {a ton of computer output what a good engineer can do on the back of an ‘envelope... Verification of unexpected results needs a good Understanding ofthe basic assumptions and mechanics of the program Prof. E.L.Wilson pembuat program SAP saja (versi awal dari SAP2000), tidak memberi rekomendasi bahwa programnya pasti dapat menyelesaikan sesuatu dengan past, tetapi masih memerlukan kepiawaian engineer-nya, Selanjutnya menurut penulis, yang dimaksud engineering judgement adalah suatu intuisi atau feeling atau naluri yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau latihan-latihan dengan melakukan pengamatan antara perilaku model analisis dengan perilaku struktur yang sebenarnya di lapangan. Pendidikan dasar teknik di Si dengan memberikan perkuliahan analisa struktur yang masih memerlukan solusi manual (hitungan tangan) merupakan salah satu cara dalam mengasah intuisi calon-calon insinyur teknik sipil 8.4 Batasan/Rumusan yang Perlu Dipahami 8.4.1 Analisa 3D dan Pelaksanaan di Lapangan Jika sebelumnya dibahas tentang “bug” dari program yang menghasilkan hitungannya yang salah, maka dapat juga terjadi kesalahan interprestasi-hasil akibat kekurangpahaman tentang program itu sendiri. Umumnya terjadi jika program mempunyai fasilitas yang canggih, sedangkan awam pada wmumnya berpendapat bahwa semakin canggih suatu analisis dilakukan, maka hasilnya past juga semakin teliti atau akan semakin mendekati realita. ‘Sebagai contoh adalah fasilitas analisa struktur 3D (ruang). Sekarang hampir sebagian besar program komputer analisa struktur di pasaran-mempunyaiKemampuan analisa 3D. Adanya program CAD (computer aided drawing) menyebabkan pembuatan gambar 3D atau 2D sama mudahnya pula, Jadi, kalau begitu dianalis secara 3D saja sekalian kkarena lebih mendekati bentuk fisiknya, maka hasilnya tentu akan lebih telit. potas Rekayse Kons dengan SAP2000 923 Apa benar demikian. Lebih lanjut, memang ada bentuk-bentuk konfigurasi struktur yang harus dianalisis secara 3D (ruang), tetapi yang lain umumnya sudah mencukupi jika dimodelkan dalam 2D (bidang). ay estan! 5 SS asco geoamow | Fr antareen ese b). Potongan I-1 —— | 2 || 8 | sooo ®).Potongan 11 a Struktur Beton (cast in sitw/monolith) _b. Struktur Baja dengan Sambungan Baut Geser . Diagram Momen Struktur Beton d, Diagram ‘Momen Struktur Baja Gambar 8.7 Sistem Struktur Beda: Agar Berperilaku 3D Analisis 3D menuntut pemahaman yang lebih banyak tentang gaya-internal yang terjadi, Selain itu, bisa terjadi perilaku model (yang dihitung) dengan yang di lapangan berbeda akibat perbedaan dalam proses_konstruksi. 524 Bab B: Engineering Judgement Perbedaan tersebut kadang kala memerlukan penyesuaian dari konfigurasi struktur maupun strategi pelaksanaannya di lapangan. Gambar 8.7 adalah konfigurasi lantai bujur sangkar simetri schingga bila sistem struktur baloknya dapat bekerja dalam dua arah (two-way system/3D), ‘maka struktur akan lebih efisien (hema). Untuk Konstruksi beton casf-in-situ, pemodelan struktur keseluruhan dapat dikerjakan apa adanya. Dan dari hasil analisis, sistem struktur menunjukkan perilaku 3D (lihat diagram momen pada Gambar 8.7c). Dengan demikian, distribusi pembebanan lantai didukung ofeh semua balok sama rata (efisien), Hasil analisis selanjutnya dapat dengan mudah diterapkan di lapangan dan tidak diketemukan masalah Konstruksi baja berbeda karena keterbatasan kinerja sambungan (tipe geser), maka dalam pemodelan 3D-nya perlu dipasang sendi (option release) pada jung balok anak, yang simetri dalam dua arah (lihat Gambar 8.7b). Dengan konfigurasi tersebut dapat dihasilkan sistem struktur yang senada dengan sistem struktur beton (Iihat diagram momen pada Gambar 8.74). Dalam pelaksanaan, tenyata Konfigurasi struktur baja mempunyai kendala, yaitu balok-balok tidak dapat dimanfaatkan sebagai perancah (se/fsupporting structure) sehingga perlu metode konstruksi tertentu (perlu perancah). Per- syaratan tersebut kadang menjadi masalah bagi kontraktor pelaksananya. 2). Denah Lanai Tye. 4. Baja dengan Penempatan Sambungan Beds », Diagram Momen Gambar 8.8 Konstruksi Baja Usulan Kontraktor Jika tidak ada spesifikasi teknik yang khusus pada dokumen kontraknya, tentunya kontraktor dapat mengajukan usulan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Misalnya balok pada as 2 dan as 3 dipasang menerus agar ‘ota: Rekayae Korat! dengan SAP2000 $28 struktur dapat juga digunakan sebagai perancah bagi balok-balok pada as B dan as C, dengan konsekuensi orientasi sambungan geser diubah menjadi seperti pada Gambar 88a. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan, tentunya diperolch penghematan pada biaya konstruksinya, Bagi orang awam, perubahan penempatan sambungan tentu dianggap suatu hal yang sepele, yang penting bentuk luar tidak terlihat, Apalagi kalau tidak melihat kronologi perencanaannya, bahkan perencananya pun bisa terkecoh dan menganggap bahwa metode pelaksanaan tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya kontraktor. Padahal jika hal tersebut dilaksanakan pada beban penuh, perilaku struktur yang Konfigurasinya telah berubah tersebut akan berbeda sama sekali dibandingkan dengan sistem struktur awal sebelumnya sebagaimana terlihat pada diagram momen pada Gambar 8.8b. Pada gambar tersebut, terlihat balok di tengah bentang (balok as 2 - 3 dan balok as B - C yang saling tegak lurus, meskipun dimensinya sama, temyata hanya bekerja dalam satu sisi saa (ditunjukkan dengan diagram momen yang, sama pada satu sisi saja), sedangkan sisi lain seakan-akan tidak berfungsi Jika perencana tidak memahami risiko usulan perubahan tersebut dan membiarkan terjadi, maka jelas, perilaku sistem struktur yang dilaksanakan berbeda sama sekali dengan perencanaan awal. Jika di awal perencanaan diharapkan diperoleh penghematan dengan analisa 3D, dalam kenyataan terjadi konsentrasi gaya karena distribusi gaya tidak tersebar ke semua balok, tetapi hanya bertumpu pada balok tertentu saja. Jika hal terscbut terjadi, pada beban penuh akan terjadi over-stress pada beberapa elemen balok yang berisiko tinggi mengakibatkan ‘kegagalan bangunan” Maksud hati ingin memanfaatkan faslitas canggih yang disediakan program komputer (analisa struktur 3D), tetapi temnyata hasiinya mengandung risiko tinggi dan berbahaya 8.4.2 Metode Cross dan SAP2000, Teliti Mana? Bagi yang pernah menjadi mahasiswa teknik, khususnya teknik sipil, tentu tidak asing mendengar atau mengetahui apa yang dimaksud dengan metode Cross, yaitu suatu metode analisa struktur statis tak tentu yang dikembangkan, oleh Professor Hardy Cross di Universitas Illinois, USA pada tahun 1924. Metode Cross begitu populer sejak itu, dan bahkan dianggap sebagai suatu sumbangan tunggal terbesar dalam teori penyelesaian struktur statis tak tentu (Kinney 1957), khususnya dalam era penyelesaian klasik cara manual ‘Sampai saat ini pun, metode tersebut tetap diberikan sebagai materi wajib dalam pembelajaran mekanika teknik dalam memahami perilaku struktur 526 Bab Enpnorng Judgment statis tak tentu, misalnya balok menerus atau portal bertingkat. Oleh sebab itu, pertanyaan: manakah yang lebih teliti, metode Cross atau SAP2000. ‘Bukanlah suatu pertanyaan yang dapat dijawab secara sederhana, Jika mengacu pada perkembangan teknologi, tentunya dapat diyakini bahwa analisa struktur dengan program SAP2000 pasti mempunyai banyak kele- bihan dibanding metode Cross yang kadang-kadang bahkan sudah dianggap kuno (kedaluwarsa), meskipun metode tersebut sudah dipakai sejak berpuluh- Puluh tahun yang lalu. Keyakinan seperti itu tentu sah-sah saja. Meskipun demikian, kalau sekadar yakin tanpa memahami teknologi apa yang di- ‘gunakan oleh program SAP2000 dan apa bedanya dibanding metode Cross dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, maka kadang-kadang yang mempunyai keyakinan tersebut akan kecewa. Untuk memahami hal tersebut, tentu saja paling baik jika diberikan dalam suatu contoh kasus. Contoh kasus yang akan diangkat adalah milik dosen pengajar mekanika teknik statis tak tentu cara lasik, yang schari-hari mengajar memakai buku karangan C.K Wang (1983) terbitan McGraw-Hill, Materi buku tersebut telah menjadi pegangan dan sudah diyakini kebenarannya untuk analisa struktur. Jadi, ketika institusi tempat mengajamya menyediakan program SAP2000, maka secara naluri dosen tersebut ingin membuktikan apakah program dapat juga menyelesaikan kasus-Kasus yang ada pada buku pegangannya tersebut. Adapun kasus yang dipilih dari buku tersebut adalah Example 7.6.3 dan Example 8.9.3 (C.K Wang halaman 210 dan halaman 285), bentuk struktur Portal satu tingkat simetri dengan pembebanan merata seperti yang terlihat pada gambar berikut 48 km HU Wr 1 (kolo) 6.0m 8.0m 8.0m Gambar 8.9 Portal Simetri Acuan Bentuk portal di atas tenfu sangat familiar bagi insinyur sipil, bahkan C.K Wang memakainya sebanyak dua kali sebagai contoh penyelesaian analisa struktur klasik, yaitu dengan metode Slope-Deflection dan metode Moment- ‘otha kaya Kost’ dengan SAP2009 527 Distribution (Cross). Hasil keduanya sama dan diberikan secara jelas pada buku tersebut (C.K Wang halaman 21 1), dan digambar ulang sebagai berikut. A382 Gambar 8.10 Bending Momen (kN-m) Diagram Portal Simetri Acuan Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hasil analisa struktur portal simetri dan beban simetri yang benar pasti akan menghasilkan diagram bending ‘momen seperti pada Gambar 8.10. Selanjutnya dosen mekanika teknik yang awam "komputer’ tersebut mencoba menganalisis ulang struktur di atas memakai program SAP2000 dengan perincian sebagai berikut. Hal pertama yang mendapat perhatian tentunya adalah input data yang digunakan, kecuali data geometri struktur, maka informasi lain yang perlu diperhatikan adalah section property (data mekanik penampang), ‘SAP2000 memerlukan 6 (enam) input data untuk keperluan analisis struktur (ihat halaman 73). Padahal dari soal di atas hanya tersedia satu data penampang, yaitu Inersia (J). Oleh karena hanya menguasai mekanika teknik lasik dan pengetahuan cara mengoperasikan program SAP2000 saja, maka diambil kesepakatan bahwa input data yang tidak ada akan diserahkan sesuai dengan option yang memang disediakan oleh program, yaitu: Data Type General Section (lihat halaman 73 untuk penjelasannya) Properties Balok | Kolom | Keterangan Cross-section (axial) area 1 Torsional constant 1 ‘Momen of inertia about 3 axis | 1 r L diubah ‘Momen of inertia about 2 axis Shear area in 2 direction Shear area in3 direction. 528 820 6 Engneorng spement Modulus elastisitas E = 1,00, sedangkan option perhitungan berat sendiri struktur di-OFF-kan, Hasilnya: Gambar 8.11 Momen Diagram SAP2000— Data Type General Section Program SAP2000 berjalan dengan baik, tanpa ada pesan error atau warning ‘yang perlu diperhatikan. Akan tetapi, hasiinya temyata tidak sama dengan hasil hitungan cara klasik (metode Slope-Deflection maupun metode Cross). Berarti ada yang belum benar. Programnya atau cara pemasukan data. Kalau program, bukankah program tersebut sudah sangat terkenal. Selain itu, yang dipakai adalah program asli dan resmi (student version), bukan bajakan. Jadi, kemungkinan besar kesalahan adalah dalam cara pemasukan data. Suatu argumentasi logis yang umum diberikan oleh awam yang tidak memahami secara detail strategi perhitungan numerik yang dilakukan program SAP2000. ‘Untuk itu hitungan akan diulang kembali dengan mengubah option pemilihan dalam pemasukan data SAP2000 dengan memakai perhitungan otomatis data, Data dengan Perhitungan Otomatis Penampang Dipakai penampang berbentuk persegi (lihat uraian lengkap di halaman 74), Agar mempunyai kekakuan relatif yang sama dengan soal pada Gambar 8.9, maka dimensi penampang struktur dipilih ukurannya sedemikian sehingga persyaratan nilai inersia penampang balok + kolom = 4 +1. Adapun ukuran yang dipilih adalah: Bagian struktur | Lebar (B) | Tinggi(H)| _Inersia % [Kolom 30.00 em | 30.00 em | 67500.00 em* | 100% Balok 30.00 em | 47.62 om | 269999.46 em* | 400% ha Reap Kona ergo SAPZ000 529 Selanjutnya data bahan materialnya, yang diwakili dengan parameter E_ atau Modulus Elastisitas, diambil yang mendekati kondisi aktual, yaitu beton dengan E = 20000 MPa, angka poisson v = 0.2. Oleh karena SAP2000 akan otomatis memasukkan berat sendiri penampang, maka untuk analisis ini option perhitungan berat sendiri struktur di-OFF-kan, Hasilnya: ve Gambar 8.12 Momen Diagram SAP2000~ Data Type Otomatis Section #1 Temyata diagram momen yang dihasilkan lebih mendekati hasil hitungan cara manual (Gambar 8.10) yang terdapat pada buku C.K. Wang. Kalau begitu, pemasukan data yang benar untuk SAP2000 tersebut adalah dengan cara memasukkan data penampang sehingga section property akan > Gambar 8.14 Tampak Samping Dimensi Struktur yang Dibahas Dari tampak samping struktur yang dibahas (lihat Gambar 8.14), seorang engineer yang berpengalaman dapat ‘merasakan’ bahwa untuk pembebanan yang sama, maka perilaku struktur tersebut tentu akan berbeda, Jika hanya menggunakan pengetahuan mekanika teknik klasik berdasarkan model yang telah dibuat, perbedaaan tersebut tidak terlihat. Sedangkan program SAP2000 telah secara otomatis memperlihatkan perbedaan tersebut. Jadi, hasil program SAP2000 cukup logis. Bukankah begitu? Memang benar! Namun, itu belum menyelesaikan permasalahan yang men- jadi keraguan dalam menggunakan program tersebut. Ada satu pertanyaan yang cukup penting yang perlu dijawab: Mengapa itu semua terjadi? Maksudnya, perbedaan-perbedaan itu. Jika itu dapat dijawab secara tuntas, tentunya pemahaman tentang pemakaian program SAP2000 dapat lebih baik lagi dan pemakai dapat lebih yakin ‘bahwa setiap hasil analisis yang dikerjakannya sudah benar. Perhatikan! Untuk setiap analisis struktur yang akan dianalisis memakai ‘metode-metode rekayasa, temyata hanya menganalisis “model struktur” dan bukan struktur sebenamnya, Model struktur hanyalah model matematis yang, lihasilkan dari suatu penyederhanaan struktur yang sebenamya. Adanya penyederhanaan tersebut menyebabkan tidak setiap parameter struktur yang, ‘ada dalam kenyataannya (aktual) dapat dipertimbangkan dalam analisis. Seberapa sedethana suatu model dapat dibuat, tentu tergantung dari apa tujuan model tersebut. Kemudian bagaimana cara menyelesaikan model Aersebut, memakai kalkulator (manual) atau komputer (algoritma numerik) ‘Tentu keduanya berbeda dan tidak perlu dibandingkan. Setiap kasus ada sisi positip dan negatifnya. Memang ada tolok ukur yang tidak dapat diganggu 532 Bab & Engneomg spenent zugat dalam permasalahan rekayasa, yaitu keamanan dan kenyamanan (serta tentu saja faktor ekonomis/biaya) Oleh sebab itu, kalau mau meninjau kembali formulasi Prof. Hardy Cross dalam menciptakan metode Moment Distribution pada tahun 1924, beliau hanya mempertimbangkan parameter 0, yaitu rotasi lentur penampang akibat momen. Sehingga lendutan yang ditinjau hanya lendutan arah transversal celemen (tegak lurus batang) akibat adanya rotasi lentur pada elemen batang. Lendutan atau deformasi searah sumbu penampang (deformasi aksial) tidak dipertimbangkan dalam penyusunan metode Moment Distribution. Meskipun deformasi aksial (pada kolom) dapat terjadi (ada), tetapi Prof. Hardy Cross menganggapnya dapat diabaikan Karena relatif kecil pengaruhnya bila diterapkan dalam kasus nyata yang umum, Ini tentu sudah dapat dibuktikan karena selama itu (sejak 1924 sampai sebelum era komputer, yaitu tahun 1980-an) ternyata metode Cross terbukti sangat membantu dalam menye~ lesaikan problem-problem rekayasa, Khususnya konstruksi. Hal tersebut tentu merupakan keputusan yang cerdik pada masa itu (1924) karena dengan mengabaikannya, maka diperoleh pengurangan variabel matematis yang harus diselesaikan. Ingat, waktu itu belum ada komputer dan hanya meng- andalkan mistar hitung. Selanjutnya juga dipahami bahwa model struktur berupa garis hanya berlaku jjika dimensi penampang dibanding panjangnya cukup langsing. Jika tidak langsing, maka deformasi geser akan dominan (Timonshenko 1955, Gere 2004), Program SAP2000 disusun menggunakan metode elemen hingga, yang secara otomatis mempertimbangkan deformasi aksial dan deformasi geser dalam analisisnya (lihat penjelasan halaman 20 buku ini). Jadi, agar hasil pethitungan dengan cara Cross dan program SAP2000 dapat ‘dibandingkan, maka keduanya harus disamakan persepsinya, yaitu: ‘© Tidak memperhitungkan deformasi aksial pada kolom atau balok akibat gaya aksial ‘© Tidak memperhitungkan deformasi geser pada balok dan kolom. Dari penjelasan di halaman 20 dapat diketahui bahwa kekakuan aksial ditentukan dari formulasi AEVL. Jika suatu elemen akibat gaya aksial tidak ‘mengalami deformasi dalam arah aksial (memanjang atau memendek), maka penampang tersebut dapat dianggap kaku sekali, Untuk menganggap bahws clemen tersebut Kaku sekali, maka program dapat dimanipulasi dengan memberi input data tertentu sedemikian schingga nilai numerik kekakuan aksialnya besar sekali (AB/L=0). Oleh karena parameter E dan L jugs potas Rekayaa Kona dengan SAP2000 533 diperlukan untuk lentur dan yang lainnya, sedangkan parameter A hanya dipakai pada kekakuan aksial saja, maka hanya parameter tersebut yang nilainya dapat dimanipulasi dengan memberi suatu bilangan numerik yang besar sekali (o0), misalnya A = 1.0E+9. Sedangkan deformasi geser ditentukan oleh parameter ¢, (lihat halaman 20). Jika paramater tersebut bernilai nol (¢, = 0), maka dapat dianggap deformasi geser tidak ada (diabaikan). Dari formulasi matrik pada halaman 22 dapat diketahui bahwa g, = 12EL, k, (A,GL7). Dari beberapa parameter yang digunakan tersebut agar nilai ¢, = 0 maka cukup hanya menetapkan A, = 0. Dengan memahami parameter-parameter tersebut, selanjutnya langkah- langkah sebelumnya akan diulang kembali, Data Type General Section (deformasi aksial dan geser diabaikan) Balok | Kolom | Keterangan Momen of inertia about 2 axis Shear area in 2 direction Shear area in 3 direction Gambar 8.15 SAP2000 Jika Deformasi Geser dan Aksial Diabaikan Ternyata sama persis dengan hasil perhitungan metode Cross atau Slope- Deflection, bahkan sampai dua desimal di belakang koma. Demikian juga dengan data-data yang lain, juga menghasilkan keluaran yang sama, 534 Bab &: Engineering Judgement

You might also like