Professional Documents
Culture Documents
not Ok
EF3 = F3.is + Ft = 27.89 + 130.77 = 158.66
tidak sama dengan © gaya aksi vertikal =25 + 125 = 150 > not Ok.
Dengan demikian, terbuktilah bahwa penyelesaian Struktur A dengan
program SAP2000 versi 8.3.5 tidak memenuhi persyaratan keseimbangan
‘yang menjadi dasar dari analisa statik tersebut.
Gambar 8.5 Struktur B: Output dari SAP2000 versi 8.3.5
Kebetulan problem tersebut dapat mudah dilacak dengan persyaratan
keseimbangan. Meskipun demikian, pada suatu kondisi beban yang, khusus
ketidakbenaran hasil sulit dideteksi, sebagai contoh struktur Kasus B, yaitu
struktur yang sama dengan struktur Kasus A tetapi diberi beban yang simetr
Struktur tersebut selanjutnya dianalis dengan kedua versi program seperti
struktur Kasus A. Hasilnya temyata memberi pesan sama seperti kasus
sebelumnya, yaitu program SAP2000 versi 7.4.0 gagal memberi suatu
“penyelesaian, sedangkan program SAP2000 versi 8.3.5 sukses memberi hasil
penyelesaian (lihat Gambar 8.5)
Aotas Renaya Kost ergy SAP2000 521Dari tampilan hasilnya, ternyata tidak ada yang mencurigakan, Apabila dicek
dengan persamaan keseimbangan seperti yang dilakukan pada kasus A,
maka:
EFI =F luis + Flinn =~ 226.48 + 226.48 = 0
sama dengan © gaya aksi horizontal = 0 > Ok
EF3 = F3yii + Ftann = 125 + 125=250
sama dengan © gaya aksi vertikal = 125 + 125 =250> Ok
Jadi, reaksi tumpuan yang ditampilkan pada analisis struktur B memenubi
persamaan keseimbangan, Apakah dengan demikian hasil program komputer
di atas telah benar?
Dari kasus di atas dapat disimpulkan mengapa dalam perencanaan pertu
ditinjau berbagai kombinasi pembebanan yang mungkin terjadi, yaitu
untuk mendapatkan kondisi pembebanan yang paling menentukan.
Kecuali dengan engineering judgement yang terasah dengan baik atau telah
membandingkan dengan program yang lain yang masih standar, maka
ketidakbenaran hasil program komputer tersebut dapat terdeteksi. Hati-hati
dengan yang dimaksud sebagai program “standar”. Pengalaman_penulis,
meskipun sudah dibandingkan dengan program komputer SAP2000 yang
terbaru, yaitu versi 10.0.1, tetapi hasilnya masih sama dengan versi 8.x.x!
Tetapi standar dalam arti memakai metode matrik yang banyak diajarkan
dalam tingkat S1, maka hasilnya sama dengan metode klasik.
Gambar 8.6 Hasil Metode Matrik Standar (Wiryanto Dewobroto 2003)
522 820 6 Eroneerng JudgementJadi (!2). Tinggal mengandalkan engineering judgement. Apa yang dimaksud
dengan istilah tersebut. Dalam perkuliahan, baik di tingkat sarjana maupun
pascasarjana, rasanya tidak diajarkan mata kuliah seperti itu, lalu apa dan
bagaimana. Istilah engineering judgement penulis dapatkan dari buku manual
SAP90 (Wilson-Habibullah, 1992), yaitu versi awal program SAP2000.
Prof E.L.Wilson menyatakan dalam buku tersebut sebagai berikut:
No computer program can replace the engineering judgment of an
‘experienced engineer. Itis well said that incapable engineer cannot do with
{a ton of computer output what a good engineer can do on the back of an
‘envelope... Verification of unexpected results needs a good
Understanding ofthe basic assumptions and mechanics of the program
Prof. E.L.Wilson pembuat program SAP saja (versi awal dari SAP2000),
tidak memberi rekomendasi bahwa programnya pasti dapat menyelesaikan
sesuatu dengan past, tetapi masih memerlukan kepiawaian engineer-nya,
Selanjutnya menurut penulis, yang dimaksud engineering judgement adalah
suatu intuisi atau feeling atau naluri yang diperoleh berdasarkan pengalaman
atau latihan-latihan dengan melakukan pengamatan antara perilaku model
analisis dengan perilaku struktur yang sebenarnya di lapangan.
Pendidikan dasar teknik di Si dengan memberikan perkuliahan analisa
struktur yang masih memerlukan solusi manual (hitungan tangan) merupakan
salah satu cara dalam mengasah intuisi calon-calon insinyur teknik sipil
8.4 Batasan/Rumusan yang Perlu Dipahami
8.4.1 Analisa 3D dan Pelaksanaan di Lapangan
Jika sebelumnya dibahas tentang “bug” dari program yang menghasilkan
hitungannya yang salah, maka dapat juga terjadi kesalahan interprestasi-hasil
akibat kekurangpahaman tentang program itu sendiri. Umumnya terjadi jika
program mempunyai fasilitas yang canggih, sedangkan awam pada wmumnya
berpendapat bahwa semakin canggih suatu analisis dilakukan, maka hasilnya
past juga semakin teliti atau akan semakin mendekati realita.
‘Sebagai contoh adalah fasilitas analisa struktur 3D (ruang).
Sekarang hampir sebagian besar program komputer analisa struktur di
pasaran-mempunyaiKemampuan analisa 3D. Adanya program CAD
(computer aided drawing) menyebabkan pembuatan gambar 3D atau 2D
sama mudahnya pula, Jadi, kalau begitu dianalis secara 3D saja sekalian
kkarena lebih mendekati bentuk fisiknya, maka hasilnya tentu akan lebih telit.
potas Rekayse Kons dengan SAP2000 923Apa benar demikian. Lebih lanjut, memang ada bentuk-bentuk konfigurasi
struktur yang harus dianalisis secara 3D (ruang), tetapi yang lain umumnya
sudah mencukupi jika dimodelkan dalam 2D (bidang).
ay estan!
5 SS
asco geoamow | Fr antareen
ese b). Potongan I-1
——
| 2 || 8
| sooo ®).Potongan 11
a Struktur Beton (cast in sitw/monolith) _b. Struktur Baja dengan Sambungan Baut Geser
. Diagram Momen Struktur Beton d, Diagram ‘Momen Struktur Baja
Gambar 8.7 Sistem Struktur Beda: Agar Berperilaku 3D
Analisis 3D menuntut pemahaman yang lebih banyak tentang gaya-internal
yang terjadi, Selain itu, bisa terjadi perilaku model (yang dihitung) dengan
yang di lapangan berbeda akibat perbedaan dalam proses_konstruksi.
524 Bab B: Engineering JudgementPerbedaan tersebut kadang kala memerlukan penyesuaian dari konfigurasi
struktur maupun strategi pelaksanaannya di lapangan.
Gambar 8.7 adalah konfigurasi lantai bujur sangkar simetri schingga bila
sistem struktur baloknya dapat bekerja dalam dua arah (two-way system/3D),
‘maka struktur akan lebih efisien (hema).
Untuk Konstruksi beton casf-in-situ, pemodelan struktur keseluruhan dapat
dikerjakan apa adanya. Dan dari hasil analisis, sistem struktur menunjukkan
perilaku 3D (lihat diagram momen pada Gambar 8.7c). Dengan demikian,
distribusi pembebanan lantai didukung ofeh semua balok sama rata (efisien),
Hasil analisis selanjutnya dapat dengan mudah diterapkan di lapangan dan
tidak diketemukan masalah
Konstruksi baja berbeda karena keterbatasan kinerja sambungan (tipe geser),
maka dalam pemodelan 3D-nya perlu dipasang sendi (option release) pada
jung balok anak, yang simetri dalam dua arah (lihat Gambar 8.7b). Dengan
konfigurasi tersebut dapat dihasilkan sistem struktur yang senada dengan
sistem struktur beton (Iihat diagram momen pada Gambar 8.74).
Dalam pelaksanaan, tenyata Konfigurasi struktur baja mempunyai kendala,
yaitu balok-balok tidak dapat dimanfaatkan sebagai perancah (se/fsupporting
structure) sehingga perlu metode konstruksi tertentu (perlu perancah). Per-
syaratan tersebut kadang menjadi masalah bagi kontraktor pelaksananya.
2). Denah Lanai Tye.
4. Baja dengan Penempatan Sambungan Beds », Diagram Momen
Gambar 8.8 Konstruksi Baja Usulan Kontraktor
Jika tidak ada spesifikasi teknik yang khusus pada dokumen kontraknya,
tentunya kontraktor dapat mengajukan usulan berdasarkan pengalaman yang
dimilikinya. Misalnya balok pada as 2 dan as 3 dipasang menerus agar
‘ota: Rekayae Korat! dengan SAP2000 $28struktur dapat juga digunakan sebagai perancah bagi balok-balok pada as B
dan as C, dengan konsekuensi orientasi sambungan geser diubah menjadi
seperti pada Gambar 88a. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan, tentunya
diperolch penghematan pada biaya konstruksinya,
Bagi orang awam, perubahan penempatan sambungan tentu dianggap suatu
hal yang sepele, yang penting bentuk luar tidak terlihat, Apalagi kalau tidak
melihat kronologi perencanaannya, bahkan perencananya pun bisa terkecoh
dan menganggap bahwa metode pelaksanaan tersebut adalah tanggung jawab
sepenuhnya kontraktor. Padahal jika hal tersebut dilaksanakan pada beban
penuh, perilaku struktur yang Konfigurasinya telah berubah tersebut akan
berbeda sama sekali dibandingkan dengan sistem struktur awal sebelumnya
sebagaimana terlihat pada diagram momen pada Gambar 8.8b.
Pada gambar tersebut, terlihat balok di tengah bentang (balok as 2 - 3 dan
balok as B - C yang saling tegak lurus, meskipun dimensinya sama, temyata
hanya bekerja dalam satu sisi saa (ditunjukkan dengan diagram momen yang,
sama pada satu sisi saja), sedangkan sisi lain seakan-akan tidak berfungsi
Jika perencana tidak memahami risiko usulan perubahan tersebut dan
membiarkan terjadi, maka jelas, perilaku sistem struktur yang dilaksanakan
berbeda sama sekali dengan perencanaan awal. Jika di awal perencanaan
diharapkan diperoleh penghematan dengan analisa 3D, dalam kenyataan
terjadi konsentrasi gaya karena distribusi gaya tidak tersebar ke semua balok,
tetapi hanya bertumpu pada balok tertentu saja. Jika hal terscbut terjadi, pada
beban penuh akan terjadi over-stress pada beberapa elemen balok yang
berisiko tinggi mengakibatkan ‘kegagalan bangunan”
Maksud hati ingin memanfaatkan faslitas canggih yang disediakan program
komputer (analisa struktur 3D), tetapi temnyata hasiinya mengandung risiko
tinggi dan berbahaya
8.4.2 Metode Cross dan SAP2000, Teliti Mana?
Bagi yang pernah menjadi mahasiswa teknik, khususnya teknik sipil, tentu
tidak asing mendengar atau mengetahui apa yang dimaksud dengan metode
Cross, yaitu suatu metode analisa struktur statis tak tentu yang dikembangkan,
oleh Professor Hardy Cross di Universitas Illinois, USA pada tahun 1924.
Metode Cross begitu populer sejak itu, dan bahkan dianggap sebagai suatu
sumbangan tunggal terbesar dalam teori penyelesaian struktur statis tak tentu
(Kinney 1957), khususnya dalam era penyelesaian klasik cara manual
‘Sampai saat ini pun, metode tersebut tetap diberikan sebagai materi wajib
dalam pembelajaran mekanika teknik dalam memahami perilaku struktur
526 Bab Enpnorng Judgmentstatis tak tentu, misalnya balok menerus atau portal bertingkat. Oleh sebab
itu, pertanyaan: manakah yang lebih teliti, metode Cross atau SAP2000.
‘Bukanlah suatu pertanyaan yang dapat dijawab secara sederhana,
Jika mengacu pada perkembangan teknologi, tentunya dapat diyakini bahwa
analisa struktur dengan program SAP2000 pasti mempunyai banyak kele-
bihan dibanding metode Cross yang kadang-kadang bahkan sudah dianggap
kuno (kedaluwarsa), meskipun metode tersebut sudah dipakai sejak berpuluh-
Puluh tahun yang lalu. Keyakinan seperti itu tentu sah-sah saja. Meskipun
demikian, kalau sekadar yakin tanpa memahami teknologi apa yang di-
‘gunakan oleh program SAP2000 dan apa bedanya dibanding metode Cross
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, maka kadang-kadang
yang mempunyai keyakinan tersebut akan kecewa. Untuk memahami hal
tersebut, tentu saja paling baik jika diberikan dalam suatu contoh kasus.
Contoh kasus yang akan diangkat adalah milik dosen pengajar mekanika
teknik statis tak tentu cara lasik, yang schari-hari mengajar memakai buku
karangan C.K Wang (1983) terbitan McGraw-Hill, Materi buku tersebut telah
menjadi pegangan dan sudah diyakini kebenarannya untuk analisa struktur.
Jadi, ketika institusi tempat mengajamya menyediakan program SAP2000,
maka secara naluri dosen tersebut ingin membuktikan apakah program dapat
juga menyelesaikan kasus-Kasus yang ada pada buku pegangannya tersebut.
Adapun kasus yang dipilih dari buku tersebut adalah Example 7.6.3 dan
Example 8.9.3 (C.K Wang halaman 210 dan halaman 285), bentuk struktur
Portal satu tingkat simetri dengan pembebanan merata seperti yang terlihat
pada gambar berikut
48 km
HU
Wr 1
(kolo)
6.0m
8.0m 8.0m
Gambar 8.9 Portal Simetri Acuan
Bentuk portal di atas tenfu sangat familiar bagi insinyur sipil, bahkan C.K
Wang memakainya sebanyak dua kali sebagai contoh penyelesaian analisa
struktur klasik, yaitu dengan metode Slope-Deflection dan metode Moment-
‘otha kaya Kost’ dengan SAP2009 527Distribution (Cross). Hasil keduanya sama dan diberikan secara jelas pada
buku tersebut (C.K Wang halaman 21 1), dan digambar ulang sebagai berikut.
A382
Gambar 8.10 Bending Momen (kN-m) Diagram Portal Simetri Acuan
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hasil analisa struktur portal simetri
dan beban simetri yang benar pasti akan menghasilkan diagram bending
‘momen seperti pada Gambar 8.10.
Selanjutnya dosen mekanika teknik yang awam "komputer’ tersebut mencoba
menganalisis ulang struktur di atas memakai program SAP2000 dengan
perincian sebagai berikut.
Hal pertama yang mendapat perhatian tentunya adalah input data yang
digunakan, kecuali data geometri struktur, maka informasi lain yang perlu
diperhatikan adalah section property (data mekanik penampang),
‘SAP2000 memerlukan 6 (enam) input data untuk keperluan analisis struktur
(ihat halaman 73). Padahal dari soal di atas hanya tersedia satu data
penampang, yaitu Inersia (J). Oleh karena hanya menguasai mekanika teknik
lasik dan pengetahuan cara mengoperasikan program SAP2000 saja, maka
diambil kesepakatan bahwa input data yang tidak ada akan diserahkan sesuai
dengan option yang memang disediakan oleh program, yaitu:
Data Type General Section (lihat halaman 73 untuk penjelasannya)
Properties Balok | Kolom | Keterangan
Cross-section (axial) area 1
Torsional constant 1
‘Momen of inertia about 3 axis |
1
r
L
diubah
‘Momen of inertia about 2 axis
Shear area in 2 direction
Shear area in3 direction.
528 820 6 Engneorng spementModulus elastisitas E = 1,00, sedangkan option perhitungan berat sendiri
struktur di-OFF-kan, Hasilnya:
Gambar 8.11 Momen Diagram SAP2000— Data Type General Section
Program SAP2000 berjalan dengan baik, tanpa ada pesan error atau warning
‘yang perlu diperhatikan. Akan tetapi, hasiinya temyata tidak sama dengan
hasil hitungan cara klasik (metode Slope-Deflection maupun metode Cross).
Berarti ada yang belum benar. Programnya atau cara pemasukan data. Kalau
program, bukankah program tersebut sudah sangat terkenal. Selain itu, yang
dipakai adalah program asli dan resmi (student version), bukan bajakan. Jadi,
kemungkinan besar kesalahan adalah dalam cara pemasukan data. Suatu
argumentasi logis yang umum diberikan oleh awam yang tidak memahami
secara detail strategi perhitungan numerik yang dilakukan program SAP2000.
‘Untuk itu hitungan akan diulang kembali dengan mengubah option pemilihan
dalam pemasukan data SAP2000 dengan memakai perhitungan otomatis data,
Data dengan Perhitungan Otomatis Penampang
Dipakai penampang berbentuk persegi (lihat uraian lengkap di halaman 74),
Agar mempunyai kekakuan relatif yang sama dengan soal pada Gambar 8.9,
maka dimensi penampang struktur dipilih ukurannya sedemikian sehingga
persyaratan nilai inersia penampang balok + kolom = 4 +1.
Adapun ukuran yang dipilih adalah:
Bagian struktur | Lebar (B) | Tinggi(H)| _Inersia %
[Kolom 30.00 em | 30.00 em | 67500.00 em* | 100%
Balok 30.00 em | 47.62 om | 269999.46 em* | 400%
ha Reap Kona ergo SAPZ000 529Selanjutnya data bahan materialnya, yang diwakili dengan parameter E_ atau
Modulus Elastisitas, diambil yang mendekati kondisi aktual, yaitu beton
dengan E = 20000 MPa, angka poisson v = 0.2. Oleh karena SAP2000 akan
otomatis memasukkan berat sendiri penampang, maka untuk analisis ini
option perhitungan berat sendiri struktur di-OFF-kan,
Hasilnya:
ve
Gambar 8.12 Momen Diagram SAP2000~ Data Type Otomatis Section #1
Temyata diagram momen yang dihasilkan lebih mendekati hasil hitungan
cara manual (Gambar 8.10) yang terdapat pada buku C.K. Wang.
Kalau begitu, pemasukan data yang benar untuk SAP2000 tersebut adalah
dengan cara memasukkan data penampang sehingga section property akan