You are on page 1of 8

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

1 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

| Print |

Kecukupan nutrisi tubuh ayam berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat
dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu
memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Namun
bagaimana jika organ dan saluran pencernaan mengalami gangguan baik karena faktor infeksius maupun
non infeksius? Dalam kesempatan ini akan kami jabarkan bahasan tentang gangguan pencernaan ayam,
terutama akibat infeksi bakterial (oleh bakteri,red).

Dampak akibat Gangguan Pencernaan


Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan ayam tentunya berupa
terganggunya penyerapan nutrisi yang berdampak pada hambatan pertumbuhan dan penurunan produksi
telur. Mortalitas dan morbiditas ayam juga akan meningkat. Gangguan pencernaan akibat infeksi bakterial
misalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Hal lain berakibat pada
terjadinya immunosuppresif. Beberapa mekanisme terjadinya immunosuppresif ini ialah :
Kerusakan jaringan mukosa usus menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisi
tidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi sehingga pembentukan antibodi terganggu
Mukosa usus dan seka tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan lokal di saluran pencernaan.
Kerusakan kedua organ ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya
Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil antibodi (IgA), dimana IgA
tersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya
plasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahananan di lapisan
permukaan usus pun menurun

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri


Sepanjang tahun 2010, kasus-kasus penyakit yang berdampak pada gangguan saluran pencernaan ayam
cukup tinggi bermunculan di lapangan, baik pada ayam pedaging maupun ayam petelur. Penyakit seperti
necrotic enteritis terutama menyerang usus ayam, sedangkan penyakit bakterial lain seperti colibacillosis,
kolera dan pullorum merusak hampir semua sistem organ dari tubuh ayam, tidak terkecuali organ
pencernaan. Dari data yang dihimpun oleh tim Technical Service Medion (2010), diketahui bahwa penyakit
colibacillosis, kolera dan pullorum masih sering menyerang di peternakan. Sebagian kasus penyakit
pencernaan tersebut bersifat oportunis. Artinya bahwa secara normal mikroorganisme penyebab penyakit
ada di dalam usus dalam jumlah yang terkendali, akan tetapi saat kondisi ayam menurun akibat stres dll,
mikroorganisme tadi bisa berkembang menjadi patogen.
Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderung
menurun akibat stres dan pertahanan tubuhnya menjadi tidak optimal sehingga semakin memperbesar
peluang munculnya penyakit. Hal itu terutama sangat sensitif terjadi di masa brooding, dimana peternak
kurang memperhatikan dinamika suhu. Tidak optimumnya kondisi di masa brooding akan berakibat tidak
optimalnya pertumbuhan periode selanjutnya dan ayam rentan terhadap penyakit.
Tabel 1. Persentase Penyakit Ayam Pedaging 2010

17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

2 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

Tabel 2. Persentase Penyakit Ayam Petelur di 2010

Musim hujan yang masih terjadi disebagian besar wilayah Indonesia pun secara tidak langsung berperan
dalam menyebarkan bibit penyakit ke peternakan. Penyebaran bibit penyakit bisa melalui litter, feses dan
air minum ayam yang terkontaminasi bibit penyakit.
Berikut penjelasan beberapa penyakit bakterial yang berdampak pada gangguan pencernaan :
Infeksi Bakteri Clostridium sp.
Berbagai bakteri Clostridium sp. secara luas banyak terdapat di tanah dan air. Banyak pula spesies
Clostridium yang hidup normal dalam saluran pencernaan ayam. Necrotic enteritis (NE) merupakan
penyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringens tipe A atau C dan menyebabkan kerusakan
di saluran percernaan, terutama di usus.

Usus halus yang terinfeksi NE


Sumber : www.csiro.au

17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

3 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

Semua jenis ayam pada semua umur dapat terinfeksi NE namun paling sering menyerang umur 2-6
minggu pada ayam petelur dan umur 2-5 minggu pada ayam pedaging (Technical Service, 2010).
Secara normal, di dalam usus ayam sehat terdapat bakteri C. perfringens dalam jumlah yang aman
(tidak menyebabkan terjadinya outbreak penyakit, red). Saat kondisi ayam buruk dan didukung
dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman (tantangan agen penyakit banyak,red) maka outbreak
NE dapat terjadi.
Munculnya kasus NE biasanya dipicu oleh serangan koksidosis. Koksidiosis merupakan penyakit
parasit yang disebabkan oleh protozoa (bersel tunggal) dari genus Eimeria sp. Saat koksidiosis
menyerang, akan terjadi perdarahan dan kerusakan jaringan ileum (usus halus) serta peningkatan
penguraian air tubuh sehingga dihasilkan banyak oksigen. Meningkatnya oksigen akan memicu
bakteri aerob, seperti C. perfringens meningkat populasinya dan berlanjut dengan serangan necrotic
enteritis. Penggantian ransum secara mendadak dan penggunaan beberapa jenis bahan baku
ransum, seperti tepung ikan, gandum dan barley yang melebihi batas juga dapat mempercepat
peningkatan populasi C. perfringens di dalam usus. Kerusakan usus oleh koksidiosis, menyebabkan
usus tidak dapat bekerja menyerap nutrisi sehingga terjadi akumulasi nutrisi di dalam usus. Nutrisi
tersebut kemudian dimanfaatkan oleh bakteri C. perfringens untuk berkembangbiak meningkatkan
populasinya.
Infeksi NE diawali dengan gejala klinis penurunan nafsu makan, depresi, bulu berdiri, ayam terlihat
bergerombol dan diare. Infeksi NE juga ditandai oleh feses agak encer berwarna merah kecoklatan
(seperti warna buah pepaya) disertai dengan cairan asam urat yang keluar bersama feses. Kadang
feses juga bercampur dengan sejumlah material ransum yang tidak tercerna secara sempurna.
Dari hasil bedah bangkai akan ditemukan adanya nekrosa pada mukosa usus halus dan terjadi
perubahan dimana usus menjadi rapuh dan mengalami distensi (penggelembungan) akibat
pembentukan gas dan kadang dijumpai perdarahan. Selain kerusakan pada usus, NE juga dapat
mengakibatkan hati mengalami pembengkakan, keras, pucat dan terdapat bintik-bintik. Kantung
empedu juga membesar dan rapuh.

Infeksi Escherichia coli


Infeksi Escherichia coli (E. coli) pada ayam dikenal dengan istilah colibacillosis. Bakteri E.coli
merupakan bakteri yang normal hidup pada saluran pencernaan ayam dan dari jumlah tersebut
10-15% merupakan E. coli yang berpotensi menjadi patogen. Colibacillosis dapat berperan sebagai
infeksi primer maupun sekunder mengikuti serangan penyakit yang lain, seperti CRD dan korisa.
Jika dilihat dari umur serangan, maka pada ayam pedaging, colibacillosis lebih sering menyerang di
umur 22-28 hari, sedangkan pada ayam petelur di umur > 3 minggu (Technical Service Medion,
2010).
6

Bakteri E. coli tinggi konsentrasinya di dalam feses yaitu sekitar 10 tiap gram feses. Bakteri E. coli
tersebut kemudian menyebar dan mengkontaminasi debu, litter dan air minum. Penyebaran E. coli
melalui air minum memang lebih dominan dan menjadi sorotan karena air minum merupakan media
yang mudah membawa E. coli masuk ke dalam tubuh ayam.

Coligranuloma yang menyerang usus ayam


Sumber : Dok. Medion
Infeksi colibacillosis bisa bersifat lokal atau sistemik dengan berbagai bentuk. Bentuk infeksi lokal
colibacillosis terdiri dari omphalitis, cellulitis, diare dan salpingitis. Sedangkan bentuk infeksi

17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

4 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

sistemik colibacillosis terdiri dari colisepticemia, panopthalmitis, meningitis dan coligranuloma. Dari
semua bentuk colibacillosis tersebut yang lebih spesifik menyerang saluran pencernaan ialah
bentuk diare dan coligranuloma.
Salah satu gejala klinis infeksi E. coli pada ayam yang dapat diamati adalah adanya diare
berwarna kuning. Gejala klinis tersebut diikuti pula oleh perubahan patologi anatomi, dimana pada
colibacillosis bentuk diare ditemukan usus yang mengalami peradangan (enteritis), sedangkan
pada coligranuloma ditemukan adanya granuloma (bungkul-bungkul) pada hati, sekum, duodenum
dan penggantung usus.

Infeksi Pasteurella multocida


Infeksi Pasteurella multocida pada ayam sering dikenal dengan penyakit kolera (fowl cholera). Dari
penanganan kasus di lapangan oleh Technical Service Medion (tahun 2010) dilaporkan bahwa
kolera menempati peringkat 1 pada ranking penyakit ayam petelur dan sering menyerang diumur >
35 minggu. Mortalitas dan morbiditas kolera berkisar antara 0- 20%. Kejadian kolera unggas di
Indonesia lebih bersifat sporadik. Ledakan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan berbagai
faktor pemicu stres seperti fluktuasi suhu, kelembaban, pindah kandang, potong paruh, perlakuan
vaksinasi yang tidak benar, transportasi, pergantian ransum yang mendadak serta penyakit
immunosuppressive.

Peradangan usus (enteritis) akibat kolera


Sumber : Dok. Medion
Gejala klinis kolera terlihat dari penurunan nafsu makan, lesu, bulu mengalami kerontokan, diare
yang awalnya encer kekuningan, lama-kelamaan akan berwarna kehijauan disertai mucus (lendir),
peningkatan frekuensi pernapasan, daerah muka, jengger dan pial membesar.
Perubahan patologi anatomi yang ditimbulkan oleh penyakit ini bervariasi sesuai dengan derajat
keparahannya. Pada kolera bentuk akut, terlihat berupa perdarahan petechial pada berbagai organ
visceral terutama pada jantung, hati, paru-paru, lemak jantung maupun lemak abdominal. Selain itu
juga sering ditemukan perdarahan berupa petechial dan ecchymosis pada mukosa usus. Hal ini
disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat aktivitas endotoksin. Hati juga akan terlihat
membesar dan terdapat bintik putih. Untuk kolera bentuk kronis, ditandai dengan adanya infeksi
lokal yang dapat ditemukan pada persendian tarsometatarsus, bursa sternalis, telapak kaki, rongga
peritonium dan oviduk.

Salah satu serangan kolera mengakibatkan hati membengkak dan terdapat bintik putih
Sumber : Dok. Medion
Infeksi Salmonella sp.

17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

5 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

Infeksi ayam oleh Salmonella sp. bisa mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit yaitu avian
paratyphoid, fowl typhoid dan pullorum. Diantara ketiga jenis penyakit tersebut, pullorum merupakan
penyakit yang lebih sering menginfeksi, terutama pada ayam pedaging. Penyakit pullorum ini identik
dengan berak kapur dan sering menyerang pada anak ayam.

Kotoran putih pada dubur anak ayam pada kasus pullorum


Sumber : anonymous
Kematian bisa mencapai 80% dan puncak kematian pada umur 2-3 minggu setelah menetas. Dari
gejala klinis, ayam akan terlihat ngantuk, lemah, kehilangan nafsu makan dan diikuti dengan
kematian mendadak. Anak ayam kerapkali menciap kesakitan ketika sedang buang kotoran.
Kotoran tersebut berwarna putih menyerupai kapur (pasta) dan terkadang menempel pada dubur
ayam. Perubahan bedah bangkai akan terlihat adanya nekrosis (kematian jaringan) pada hati serta
terkadang hati mengalami pembengkakan. Pada saluran pencernaan tampak bintik-bintik putih
terutama pada mesenterium (penggantung usus,red) dan otot ventrikulus. Adanya komplikasi
dengan CRD atau korisa menyebabkan ayam menunjukkan gejala klinis berupa gangguan
pernapasan seperti ngorok dan keluar lendir dari hidung.

Bungkul putih pada usus akibat infeksi Salmonella sp.


Sumber : anonymous

Penularan Penyakit Pencernaan


Penyakit infeksi saluran pencernaan oleh bakteri dapat menular secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung melalui kontak dengan ayam sakit, sedangkan secara tidak langsung melalui kontak
dengan pekerja kandang atau peralatan (alat-alat kandang, ransum, air minum dll) yang tercemar oleh
bakteri. Pada kasus pullorum, penyakit dapat ditularkan secara vertikal yaitu melalui telur kemudian
menyebar dalam mesin penetasan dan meluas sesuai dengan distribusi anak ayam yang ditetaskan dari
mesin penetas yang tercemar tersebut.
Pada kasus penularan secara tidak langsung, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam diawali dengan
tertelannya bakteri tersebut bersama ransum atau air minum yang terkontaminasi. Kemudian bakteri dalam
tubuh ayam (saluran pencernaan) memperbanyak diri dalam usus, menembus dinding usus dan masuk ke
dalam aliran darah. Bakteri dalam darah akan berkembang sampai menjadi septikemia (bertahannya
bakteri dalam darah) yang merupakan ciri dari kejadian infeksi penyakit akut.
Bakteri yang terdapat di dalam usus dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan usus.
Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi oleh
usus dan mengakibatkan peningkatan peristaltik usus, yang akhirnya terjadilah gejala diare.
Bakteri yang secara normal berada di dalam saluran pencernaan ayam pun bisa ikut menginfeksi. Hal ini
dipicu oleh kondisi ayam yang menurun, sedangkan bakteri terus bertambah konsentrasinya. Konsentarsi
bakteri yang tinggi dalam usus bisa dikeluarkan melalui feses dan dapat menginfeksi ayam lain.

17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

6 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

Tindakan Pengobatan dan Penanganan


Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan jika ayam sudah terlanjur terserang penyakit infeksi saluran
pencernaan di atas, antara lain :
Segera pisahkan ayam yang positif terinfeksi NE, colibacillosis, kolera dan pullorum tersebut
Untuk mengatasi serangan NE, obati dengan Ampicol, Doxytin, Koleridin atau Neo Meditril.
Sedangkan saat terjadi komplikasi antara NE dan koksidiosis, obat yang dapat diberikan antara lain
Therapy atau Duoko
Untuk menangani colibacillosis, obat yang dapat digunakan diantaranya Ampicol, Amoxitin,
Coliquin, Neo Meditril, Proxan-S, Tycotil, Therapy atau Trimezyn (pilih salah satu)
Pada kasus serangan pullorum, dapat dilakukan pengobatan dengan memberikan Proxan-S,
Koleridin, Therapy, Trimezyn-S atau Vita Tetra Chlor (pilih salah satu) yang diberikan sesuai
dosis dan aturan pakai
Untuk kasus infeksi kolera, lakukan tindakan pengobatan berdasarkan tingkat keparahan penyakit,
jumlah populasi ayam dan umur kejadian penyakit. Untuk kasus kolera ringan, dapat diberikan
antibiotik yang dapat diaplikasikan melalui air minum seperti Amoxitin, Proxan-S atau Coliquin.
Sedangkan jika kejadian kolera sudah parah maka pilihlah antibiotik yang diberikan secara suntikan
seperti Gentamin, Medoxy LA, Medoxy-L atau Vet Strep
Untuk semua kasus penyakit, setelah dilakukan pengobatan, berikan vitamin seperti Vita Stress,
Fortevit atau Vita Strong untuk membantu mempercepat proses kesembuhan (recovery)

Tindakan Pencegahan dan Pengendalian


Pengobatan suatu penyakit tidak akan berhasil optimal tanpa didukung biosecuriti dan manajemen
pemeliharaan yang bagus. Adapun prinsip untuk mencegah penyakit diantaranya :
1. Mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam
Dalam mengurangi bibit penyakit yang ada di sekitar ayam maka langkah yang dapat ditempuh antara
lain :
Istirahat kandang minimal selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah dalam keadaan bersih
dan didesinfeksi. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup bibit penyakit

Lakukan istirahat kandang minimal 2 minggu


Sumber : Dok. Medion
Lakukan desinfeksi kandang kosong dengan Sporades atau Formades. Pada 3 hari sebelum
chicks in, lakukan kembali penyemprotan kandang beserta peralatannya baik tempat ransum
maupun tempat minum dengan menggunakan Medisep
2. Mencegah kontak antara bibit penyakit dengan ayam
Untuk mendukung langkah pengurangan konsentrasi bibit penyakit, maka perlu dilakukan pencegahan

17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

7 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

kontak antara bibit penyakit dengan ayam. Langkah pencegahan tersebut dengan cara :
Mengatur lalu lintas karyawan, pekerja, tamu, kendaraan, hewan piaraan maupun hewan liar yang
bisa menjadi sumber penularan
Melakukan sanitasi air minum menggunakan Antisep, Neo Antisep atau Medisep minimal 3x
seminggu

Antisep, Neo Antisep dan Medisep merupakan produk-produk antiseptika Medion


Sumber : Dok. Medion
Pemberantasan vektor pembawa penyakit seperti tikus dan lalat dengan menggunakan insektisida

3. Meningkatkan daya tubuh ayam


Ketahanan tubuh ayam paling utama ditentukan oleh faktor ransum yang didukung dengan kondisi
lingkungannya.
Lakukan monitoring terhadap konsumsi ransum. Penggantian ransum hendaknya dilakukan secara
berkala (periodik). Untuk kasus NE, batasi pemakaian tepung ikan, gandum dan barley (jangan
berlebih)
Perhatikan suhu, kelembaban, ventilasi, kepadatan kandang serta kualitas litter atau sekam. Dalam
manajemen litter, lakukan pembolak-balikan litter untuk mencegah litter basah. Pada masa brooding,
pembolak-balikan litter dilakukan secara teratur setiap 3-4 hari sekali mulai umur 4 hari sampai umur
14 hari. Segera ganti litter yang basah dan menggumpal. Jika jumlah yang menggumpal sedikit,
maka dapat dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah litter yang menggumpal atau
basah sudah banyak, lebih baik tumpuk dengan litter yang baru hingga yang menggumpal tidak
tampak

Hindari litter basah dan menggumpal


Sumber : Dok. Medion
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh maka dapat dilakukan pemberian multivitamin berupa
Fortevit maupun Vita Stress yang dapat diberikan melalui air minum. Selain meningkatkan daya
tahan tubuh, vitamin juga berfungsi dalam membantu pertumbuhan dan mengatasi stres, mencegah
penyakit akibat kekurangan vitamin serta mampu memperbaiki efisiensi ransum.

17/09/2014 12:32

Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi Bakteri

8 of 8

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/gangguan-p...

Fortevit dan Vita Stress merupakan produk-produk vitamin Medion


Sumber : Dok. Medion
Kasus gangguan pencernaan pada ayam disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya infeksi penyakit
bakterial. Oleh karena itu tindakan manajemen kesehatan dan pemeliharaan sangat dibutuhkan untuk
mengendalikan kasus gangguan agar tidak timbul kerugian yang lebih banyak. Salam.

Info Medion Edisi Agustus 2011


Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari
Info Medion Online (http://info.medion.co.id).

17/09/2014 12:32

You might also like