Professional Documents
Culture Documents
Dasar Teori Aliran Fluida
Dasar Teori Aliran Fluida
3) Membuktikan apakah harga pressure drop tetap untuk laju alir fluida yang
berbeda.
Dasar Teori
Transportasi fluida merupakan masalah penting dalam industri kimia, karena hampir
semua plant akan melibatkan transportasi fluida dari satu tempat ke tempat lain dalam
rangkaian menujuproduk akhir. Dalam transportasi fluida hal penting yang harus diperhatikan
adalah system transportasi itu termasuk didalamya kebutuhan peralatan beserta sarannya dan
energi yang diperlukan.
Pemilihan kapasitas pompa dan daya yang diperlukan merupakan half ital, karena
pengukuran laju alir fluida, peralatan pengukur laju alir,komponen komponen dalam system
perpipaan seperti belokan, kerangan dan komponen lain yang merupakan hambatan dalam
pengaliran fluida harus dihitung.
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Bila
kita coba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida itu akan terbentuk
lapisan, dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga mencapai suatu
bentuk baru.
Sifat dasar dari setiap fluida statik ialah tekanan. Tekanan dikenal sebagai gaya
permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana. Tekanan terdapat pada setiap
titik di dalam volume fluida. Pada ketinggian yang sama, tekanan pada fluida adalah sama.
Ada beberapa jenis alat untuk mengukur laju aliran suatu fluida. Beberapa alat yang
biasa digunakan adalah venturimeter dan orificemeter.
Venturi dan orivice dapat digunakan sebagai alat ukur laju alir fluida. Persamaan yang
menghubungkan antara besarnya laju alir dengan selisih tekanan pada P1 dan P2 adalah:
U=
( P 1P 2)
C
4
(2.1)
Persamaan 2.1 cukup memadai digunakan sebagai pendekatan dalam venture maupun
orifice, disamping bentuk persamaan yang lain yang juga digunakan. (Mc. Cabe)
Dimana:
U = Laju alir linier fluida m/dt
= D2/D1, perbandingan diameter pada 2 dan 1
= Rapat massa fluida Kg/m3
P1 dan P2 Tekanan N/m2
Catatan :
1 cm Hg = 1333,22 N/m2
1 cm H2O = 98,03 N/m2
1. Orificemeter
Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat berlubang lebih
kecil dari ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi pelat bagian inlet (P 1) dan
satu lagi dibagian sisi pelat bagian outlet (P2). Jika terjadi aliran dari inlet ke outlet, maka
tekanan P1 akan lebih besar dari tekanan outlet P2.
Konstruksi sederhana
Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran pipa sambungan.
Jika terdapat bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut akan terkumpul
pada bagian pelat disisi inlet.
Tidak memungkinkan bila digunakan untuk mengukur aliran fluida yang bertekanan
rendah.
Persamaan yang berlaku untuk persamaan orificemeter adalah :
Vo=Co
2.
2( P)
(1 4)
Venturimeter
Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah pipa venture. Pada
pipa venture, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara membentuk corong sehingga
aliran masih dapat dijaga agar tetap laminar. Sensor tekana pertama (P1) diletakkan pada
sudut tekanan pertama dan sensor tekanan kedua diletakkan pada bagian yang plaing
menjorok ke tengah. Pipa venturi biasa dipergunakan untuk mengukur aliran cairan.
Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate.
Persamaan yang digunakan dalam venturimeter adalah :
Vo=Co
2( P)
(1 4)
Kehilangan Energi
Besarnya kehilangan energi dari pompa untuk mengalirkan fluida melewati kerangan
(keran) adalah:
W L=
P2P1
(2.2)
Persamaan 2.2 juga berlaku untuk pipa lurus, belokan, keran bentuk lain, meteran Air,
orifice dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Mc Cabe, W. L, Smith, J.C. and Harriot, P. 1993 Unit Operation of Chemical Engineering
5 rd., Mc Graw Hill, Singapore.
www.google.com
Haliday, D dan Resnick, R. 1985. Fisika. Penerjemah: Pantur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga