You are on page 1of 16

Pustaka

Wibout JP, Practicum der organische Chemic, Vijfde druc, J.B walters vitgevers
maatschappij, N. V Groningen, 1950, Jakarta.
Prosedur :
Aromatische Aminen
XXVI Bereiding van aniline nitrobenzene

De reactie wordt uitgevoerd in een rondbodemkdf van 2L, die voorzien is van een
kurk, waarin een stijgbuis van ongeveer 1 cm diameter steekt. Men brengt in de
kolt 31 g ( md) nitrobenzene en 35 g ijzer heiraan wordt langzaam 135 cm 3 25%
zautzuur toegevegd en wel zo, dat men eerst het tiende deel van deze hoeveelheid
in de kolf giet, dan de kolf met de stijgbuis verbindt en omschudt. De reactive
treedt in onder warmteontwikkeling, we droogt zorg (door de kolf met water te
koelen) dat de reactie niet te hoftog wordt, man voegt dan in kleire porties de rest
van het zoutzuurtoe, terwijl men de kolf steeds omschudt en de reactie rustig doet
verlopen. Als al het zout zuur is toege vaegd, verhit men de kolf nog een op het
waterbad.
Na afloop der reactie ( de geur van nitrobenzeen is dan met meer waar te
nemen ) voegt men ongeveer 50 cm3 water toe en zoveel sterke natranloog
(langzamerhand, opdat het mengsel niet te warm wordt), da de vloeistot sterk
alkalish reageert. De inhoud van de kolf wordt nu aan destillatie met stoom onder
worpen, waar bij het gevormde aniline met water over destileert.
Als het destilaat niet meer troebel duch waterhekter is, is the destilllatie
afgelopon. Met voegt aan het destilaat zoveelgepoederd keakenzout toe, als na
goed omschudden nog, oplost en schudt de vloelstuf in een scheitrechter
tweenmaal met aether uit. De aetherische oplossing wirdt gedrougd buven een
paar stukjesvaste kali, gefiltreerd en de aether op een weterbad afgedestilleerd.

Daarna zuivert mende, als een heldergele olie in the kolf achtergebleven, aniline
door destillatie (kookpunt 184o).

Reacties op aniline
1. Choorkalk reaction. Een weinig aniline wordt met met water geschud;
door filtratie door een nat filter scheidt men de waterige oplossing van het
onop gelost gebleven aniline. Bu dit filtraar voegt men een weinig van een
heidere, vers bereide chloorkalkoplossing (venkregen door chloorkalk met
koud water te schudden en daarna te filteren). Er ontstaat een intens
blauwviolette kleur. Deze reactie is zeer gevoelig en specifiek voor aniline
o-en m toluidine geven een veel zwakhere en weihnig karakteristieke
verkleuring met een chloorklak oplossing. Zeiten van aniline geven de
chloorklaak- reactive niet.
2. Tribroomaniline. Als mn bijeen verdunde oplossing van een anilinezout
broom water voegt, ontstaat een wit neerslagvan 2,4,6 tribroomaniline
(smeltpunt 19)
3. Aniline

wart

reactie.

Een

paar

druppels

aniline

worden

in

verdundzwavelzuur opgelost, men voegt een kaliumbrchromaat oplossing


toe en vermant zacht : de kleur van de oplossing wordt groen, daarna blaw
tot diepzwart, als men voldoende bichromaat toevoeght. Er zet zich een
zwart neerslagaf.
4. Isocarbonitril reactie. Een druppel aniline wordt met een druppel
chloroform en wat alkoholische loog zacht verwarmd; men herkent de
vorming van een isocarbonitril aan de karakreristieke, onaangename. Zie
voor kleurreacties op andere aromatisch aminen schoorl organische
analyse III, 42-45 (1941)

Amina Aromatik
Pembentukan aniline dari nitrobenzene
Reaksi ini dikerjakan dalam sebuah wadah dengan dasar berbentuk bulat
di atas rak dimana kompor dengan diameter 1 cm bias diletakkan. Masukkan 31 g
1
kolt ( 4

md) nitrobenzena dan 35 g Fe lalu tuangkan secara secara perlahan

135 cm3 25% HCl. Lalu keringkan

1
10

dari campuran ini dalam suatu wadah,

lalu sisanya ditutup dan dikocok.


Reaksi ini dikerjakan dalam suhu ruang yang hangat, kita mengeringkan (dengan
mendidihkan wadah yang berisi air) dan memastikan bahwa reaksinay tidak
terlalu panas, masukkan sebagian kecil dari klorida yang tersisa, sementara itu,
wadahnya (kolf) tetap dikocok sehingga reaksi bisa selesai dengan perlahan. Jika
klorida itu dicampurkan, panaskan kolf lagi selama 1 jam di kolam air.
Setelah reaksi selesai (aroma dari notrobenzena akan bertambah banyak)
campurkan kuranga lebih 50 cm3 air dan banyak soda api yang kuat (secara
bertahap, sehingga campuran tidak menjadi terlalu panas), sehingga terbentuk
cairan alkalis kuat.
Kandunagn dalam kolf sekarang bisa didestilasi dengan menggunakan uap
dimana aniline yang terbentuk terdestilasi bersama air. Jika destilat tidak lagi
keruh maka destilasi selesai.
Lalu tambahkan ke dalam destilat banyak garam keak dalam bentuk
bubuk, lalu tetap kocok dengan rata dan campurkan, aduk dengan menggunakan
sebuah corong sebanyak dua kali dengan eter.
Campurkan eter itu kemudian dikeringkan di atas beberapa potongan gram
abu padat kemudian disaring dan didestilasi dalam kolam air.

Setelah dimurnikan dengan destilasi, aniline akan berbentuk minyak


berwarna kekuningan. (Titik didih 1840C)
Reaksi pada aniline

1. Reaksi diklorinasi kapur


Sedikit aniline dikocok dengan airm melelui filtrasi dengan filter yang basah
akan terbentuk anilin yang tetap larut dalam air. Lalu ditambahkan sedikit
larutan jernih dari choorkalk yang baru disiapkan(didapatka dengan mengocok
choorklalk dengan air dingin kemudain difilter). Akan muncul biru keunguan
pekat.
Reaksi ini sangat sensitif dan khusus untuk aniline dan m-toluidin
menghasilkan lebih sedikit karakteristik warna yang lebih yang lebih pudar
dengan campuran choorklalk. Zat dari aniline tidak bereaksi dengan
choorklalk.
2. Tribromoanilin
Jika tadi larutan garam anilin yang diencerkan dan ditambah aqua brom,
akan menghasilhkan larutan putih 2,4,6 tribromoanilin (titk lebur 19 0C).
3. Beberapa tetes aniline dicampur dengan larutan sulfat yang sydah
diencerkan, lalu tambahkan campuran kalium bikromat kedalamnya dan
panaskan sediki. Warna dari campuran akan menjadi hijau kemudian
menjadi biru dan hitam kelam, jika ditambahkan cukup bikromat. Lalu
akan terbentuk endapan hitam.
4. Setetes aniline dipanaskan sedikit dengan setetes chloroform dan alcohol.
Kita bisa mengenali bentukan isokarbonitril dari karakteristiknya. Lihat
reaksi warna pada amino aromatil lain Schoorl Organic Analysis III, 42-45
(1941)

Skema kerja :

Tujuan percobaan
1. Mengenal dan memahami cara sintesis aniline dari nitrobenzene
2. Mengenal dan memahami proses pemurnian aniline denga menggunakan
destilasi uap
Dasar teori :
Anilin atau dosebut fenil amina / amino benzena marupakan senyawa denga gugus
NH2 pada cincin benzena.
Dengan amina yang terikat pada cincin benzena, aniline termasuk senyawa
aromatis. Pasangan elektron bebas pada atom N menyebabkan aniline bersifat
basa walaupun kebasaannya lemah (pkb = 9,37). Sifat basa aniline yang lemah
disebabkan leh awan phi aromatis, tapi pasangan elektron dari amina bebas
didelokalisasikan oleh cincin. Akibatnya amina bebas terstabilkan dibandingkan
dengan asam konjugasinya (kationnya).
Aniline merupakan suatu senyawa non polar, sedangkan air adalah
senyawa polar dan juga karena antar aniline tidak dapat membentuk ikatan
hydrogen. Aniline digunakan sebagai pelarut, parfum, medicinalis, vulcanizing
rubber, resin, manufactures dyes, shoe blacks. Aniline disintesis dengan cara
mereduksi senywawa nitro benzena dengan katalis HCl. Reduktor yang digunakan
akan dipilih berdasarkan penimbangan biaya maupun hasil yang diinginkan.
Reduktor yang sering digunakan adalah Fe dan Sn. Dari segi eknomis, reduktor Fe
lebih unggul karena harga Sn cukup mahal. Tapi dari segi hasil anilinnya, reduktor
Fe menghasilkan reaksi samping azoxybenzena dan azobenzena. Selain itu, bila
aniline hasil reduksi terkena kontak dengan udara akan berwarna kuning. Hal ini
tidak terjadi bila digunakan reduktor Sn
Mekanisne reaksi sintesis aniline sederhana
Dengan reduktor Fe ????????????
Dengan reduktor Sn????????????

Secara teoritis 1,5 mol Sn diperliukan untuk reduksi senyawa nitro.


Seharusnya terbentuk aniline, tapi karena ditambahkan HCl berlebih maka
yang terbentuk adalah garam kompleks aniline hidroklorida. Setelah reduksi
komplit, kompleks aniline klorosinamat dapat dipisahkan dengan menggunakan
cukup alkali untuk melarutkan Sn hidroksi yang terbentuk.
Proses pemurnian aniline dilakukan dengan:
1. Destilasi uap
2. Ekstraksi cair-cair denga corong pisah
3. Destilasi sederhana
Destilasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan suatu substansi
dari campurannya atau memisahkan suatu substansi dari substansi lainnya. Pada
umumnya destilasi terdiri dari 3 tahap :
1. Mengubah substansi dalam benyuk uapnya
2. Memindahkan uap yang telah terbentuk
3. Mengkondensasikan uap yang telah terbentuk kedalam bentuk cairannya
kembali.
Mendidih dan menguap memiliki pengertian yang berbeda. Menguap terjadi
hanya pada permukaan zat cair dan dapat terjadi pada tiap temperature.
Sedangkan mendidih dapat terjadi disetiap bagian cairan pada temperature dimana
tekanan uap cairan di tempat tersebut sama dengan tekanan udara di atas
permukaan cairan ditambah dengan tekanan cairan di atasnya. Temperatur ini
dinamakan titik didih cairan tersebut.
Dalam proses destilasi, uap yang terjadi perlu diangkat untuk mencapai
pipa samping. Dalam hal ini akan dibutuhkan tenaga yang berupa panas jumlah
panas yang diperlukan untuk melawan tekanan udara luar, tinggi cairan dan
mengangkat uap untuk mencapai pipa samping adalah besar. Oleh karenanya
cairan akan selalu mempunyai temperatur yang lebih tinggi dari titik didihnya.
Dengan kata lain, mengalami superheating. Uap yang telah mencapai pipa
samping denga suatu pendingin akan dikondensasikan menjadi cairan kembali.
Jenis destilasi ada 4 macam :

1.
2.
3.
4.

Destilasi sederhana
Destilasi fraksi
Destilasi uap
Destilasi dengan penurunan tekanan

Untuk sintesis dan pemurnian aniline digunakan destilasi uap. Destilasi uap
adalah suatu metode destilasi yang bertujuan untuk memisahkan dan memurnikan
senyawa organik yang berupamemvolatikan substansidengan melewatkan uap
kedalam campuran senyawa dan air. Dengan tekanan uap setidaknya 5-10 mmHg
pada 100 0C senyawa akan terdestilasi dengan uap. Destilasi uap akan berlangsung
di bawah titik didh air dan pada kasus-kasus tertentu dapat berjalan baik di bawah
titik didih substansi organik. Destilasi uap memungkinkan pemurnian banyak
substansi dengan titik didih tinggi dengan destilasi bertempetatur rendah. Agar
dapat dipisahkan dari campurannya dengan menggunakan destilasi uap maka
harus dipenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. Substansi tersebut tidak atau hamper tidak larut air
2. Tidak mengalami pemurnian jika kontak dengan air panas
3. Mempunyai tekanan uap yang relative tinggi pada 100 0C yaitu minimal 5
mmHg
Kegunaaan dari destialsi uap :
1. Digunakan secara luas untuk mengisolasi cairan dan padatan dari bahan
alami
2. Untuk menghindari terjadinya

dekomposisi (peruraian) zat pada

temperatur tinggi jika menggunakan destilasi sederhana


Destilasi uap secara umum dibedakan menjadi 2 macam :
1. Live steam, dimana air yang dipanaskan di wadah yang terpisah dari
wadah komponen yang akan didestilasi. Metode ini digunakan pada
senyawa dengan BM tinggi dan padatan yang mudah menguap
2. Direct steam, dimana air dipanasi pada labu yang telah mengandung
komponene yang akan didestilasi. Metode ini digunakan pada cairan
volalite dan campuran bentuk cairan

Alas an digunakan destilasi uap adalah karena aniline terdekomposisi pada suhu di
atas titik didihnya. Karenanya diperlukan untuk menguapkan anilin pada suhu di
bawah titik didihnya, yaitu dengan memeberikan tekanan uap pada cairan hingga
aniline menguap. Digunakan metode live steam karena anilin memiliki BM tinggi
yang berarti tekanan uapnya rendah. Sumber uapnya didapatkan dengan
memanaskan air dalam wadah terpisah dari wadah komponen yang didestilasi,
sehingga temperatur labu = termperatur lingkungan. Sehingga aniline dapat
menguap pada tekanan yang lebih tinggi, pada suhu yang lebih rendah, sehingga
tidak terjadi dekomposisi anilin.
SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA
1.

Anilin (BM 93,13)


Menguap denga steam, mudah terbakar
Pada udara terbuka, cepat berubah warna menjadi gelap (coklat)
Bersifat agak basa, karena dapat menyumbangkan pasangan elektron
Berbau tidak sedap, bersifat racun
Tidak berwarna / berwarna kuning pucat
Larut dengan alcohol, benzene, kloroform, eter dan senyawa pelarut

organik lain
Bersifat non polar
Bereaksi dengan asam membentuk garam
Densitas = 1.0235 g/ml
; titik didih = 1830C
Indeks bias = 1,5863 (200C)
; kelarutan = 3,7 g / 100 g air

2. Nitro benzene 31 gram


Derajat kejenuhannya tinggi hal itu menunjukan bahwa sifat-sifat kimia
benzena sangat berbeda dengan hidrokarbon tidak jenuh, diamati bahwa
benzene dan turunannya diklasifikasikan sebagai senyawa aromatik.
Kristalnya berwarna kuning / kuning kehijauan
Densitas = 1,19887 g/ml
Titik didih = 210,850C
3. Asam klorida pekat
Asam (yang diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan

dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah zat yang
dapat member proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa) , atau dapat
menerima pasangan elekton bebas dari suatu basa.
Secara umum asam memiliki sifat sebagai berikut :
Rasa : masam ketika dilarutkan dalam air
Sentuhan : asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam
kuat.
Kereaktifan : asam bereaksi hebat denga kebanyakan logam, yaitu korosif
terhadap logam.
NaOH
Hati-hati dalam pengerjaan mengingat NaOH tidak cocok (incompatible)
dengan logam-logam semacam aluminium (Al), timah (Sn) dan seng (Zn),
karena dapat menghasilkan gas H2yang mudah meledak, sayangnya saya
belum dapat menemukan artikel yang menunjukkan konsentrasi maksimum
NaOH yang dipebolehkan untuk berkontak dengan logam-logam berikut.
Reaksi NaOH denagn air akan menghasilkan suhu yang tinggi. Untuk NaOH
MR = 40

Berwarna putih, serbuknya higroskpis


Larut air, alcohol, gliserol
Densitas = 2,13

Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Labu destilasi
Seperangkat alat destilasi
Corong pisah
Labu alas bulat
Labu hisap
Statif dan klem
Erlenmeyer
Gelas ukur
Pendingin leibig

Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nitro benzena
Fe
HCl 25%
NaOH
NaCl
Kloroform
Batu didih

31 g
35 g
135 ml
75 g
20 g
80 ml
q.s.

CARA KERJA :
1. Masukkan 31 g nitro benzena dan 35 g Fe ke dalam labu alas bulat 250 ml.
tambahkan 135 ml HCL 25% sedikit demi sedikit dengan sedikit denag
pengocokan dilakukan dalam lemari asam sambil mendinginkan labu,
yaitu dengan cara dicelupkan labu tersebut ke dalam air dingin
2. Panaskan campuran melalui refluks dalam water bath selama 30-60
menit sehingga reaksi sempurna dan tidak ada bau nitro benzene.
3. Tambahkan 75 g NaOH yang telah dilarutkan dalam 50 ml air disertao
dengan pengocokan dan pendinginan. Larutan tersebut akan bersifat basa.
4. Campuran didestilasi uap dimana aniline akan terdestilasi dengan uap air.
Destilasi dihentikan jika destilat yang menetes sudah bening.
5. Aniline yang terpisah, dipisah dengan airnya denga menggunakan coronh
pisah.
6. Tambahkan 20 g NaCl ke dalam destilat, kemudian aniline diekstraksi
dengan mengguankan corong pisah. Ekstraksi dilakukan dengan kloroform
40 ml sebanyak 2 kali.

7. Uapkan kloroform hasil ekstraksi dalam lemari asam, kemudian hasilnya


digabungkan dengan anilinyang dipisahkan pertama kali (bebas air)
8. Keringkan dengan Na2CO3 anhidrat untuk menarik air pada aniline yang
diperoleh.
9. Aniline yang diperoleh didestilasi lagi denga destilasi sederhana dan
ditampung pada fraksi denga titik didh antara 182-1840C
Hasil teoritis :
Indeks bias : 1,565
Titik didih : 184 0C

Pembahasan

Fe berfungsi sebagai reduktor sehingga anilin yang dihasilkan berwarna


kuning. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks, dimana nitrobenzene

mengalami reduksi dan Fe mengalami oksidasi.


HCl pekat berfungsi katalis reaksi redoks dengan mendonorkan proton
(H+) sehingga menurunkan energi aktivasi reaksi dan menciptakan suasana
netral maka hanya terbentuk N fenil hidroksamin, sedangkan pada suasana

basa aniline yang dihasilkan sedikit, banyak produk samping.


Penamhaban HCl dilakukan sedikit demi sedikit disertai pengocokan dan

prendaman labu dalm air dingin karena reaksinya eksoterm.


Penambahan HCl dilakukan setelah nitro benzena, tidak boleh sebaliknya.
Hal ini disebabkan jika dalam labu sudah terdapat HCl baru ditambahkan
nitro benzene maka HClnya akan bereaksi semua, walaupun nitro benzene
ditambahkan sedikit demi sedikit, panas yang dihasilkan akan sangat besar

dan dapat menimbulkan bumping.


Labu alas bulat didiamkan dalam lemari asam selama beberapa saat
sampai reaksi mencapai tahap terbentuknya N fenil hidroksi amin, yang
ditandai dengan adanya perubahan warna campuran. Semua proses ini
dilakukan dalam lemari asam karena uap nitro benzena beracun dan HCl
pekat mudah menguap.

Pemanasan perlu dilakukan unuk mempercepat konversi menjadi anilin.


Penangas yang digunakan adalah penangas air karena suhu reaksi berada

di bawah 1000C
Penambahan batu didih adalah untuk membantu pemanasan supaya merata
di setiap bagian cairan sehingga tidak terjadi bumping. Bumping
disebabkan tekanan pada setiap bagian cairan tidak sama akibat

pemanasan yang tidak merata.


Penambahan NaOH dimaksudkan untuk memecah ikatan garam kompleks
anilin hidroksida sekaligus untuk menetralkan sisa HCl. Penambahan
NaOH dilakukan dengan merendam labu alas bulas dalam air dingin

karena reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm.


Pemisahan di bawah titik didih anilin perlu dilakukan karena akibat reaksi
redoks terbentuk magnetic black yang mengikat aniline dengan kuat
sehingga diperlukan pemanasan suhu tinggi sedangkan pada suhu tinggi di

atas titik didihnya aniline dapat terdekomposisi.


Bola percik berfungsi mencegah naiknya pengotor yang ada dalam larutan

agar tidak masuk dalam pendingin.


Pipa pengaman berfungsi untuk menyamakan tekanan dalam Erlenmeyer
dengan tekanan luar. Untuk menghindari tekanan air yang terlalu besar
akibat pemanasan. Juga diguankan sebagai indikator, jika ada air keluar

dari pipa ini menandakan aliran steam ke aniline kotor ada penyumbatan.
Destilat yang keluar berwarna kuning atau putih keruh. Destilasi
dihentikan jika uap yang mengalir berwarna jernih menandakan aniline
telah habis. Destilat dari proses ini mengandung aniline murni dan aniline

aniline yang mengandung pengotor.


Anilin murni dipisahkan dengan aniline yang memiliki pengotor dengan

corong pisah.
NaCl berfungsi sebagai salting out, kelarutan NaCl dalam air lebih besar
daripada kelarutan aniline dalam air sehingga mendesak aniline yang
terlarut air agar keluar. Fungsi kloroform adalah untuk melarutkan aniline

yang terdesak oleh NaCl tadi.


Na2CO3 anhidrat digunakan untuk menarik air dengan penyerapan air pada
permukaan.

Na2CO3 anhidrat ini harus disiapkan dengan memegang Na2CO3 dalam


oven selama 30 menit untuk menguapkan air. Bila belum digunakan

masukkan dalam eksikator untuk menguapkan sisa air.


Tahap terakhir dilakukan destilasi sedarhana hingga suhu 180 0 1840C
destilasi ini dilakukan sampai titik didihnya sudah cukup untuk
mendapatkan aniline murni. Pendingin yang digunakan adalah pendingin
udara karena titik didih anilin sangat tinggi semakin tinggi titik didihnya
maka semakin mudah terkondensasi secara sempurna. Maka tanpa
menggunakan air tetapi kontak denga udara saja dapat mengkondensasi
secara sempurna.

You might also like