TRANFORMASI DAN INVERS LAPLACE
Didalam perancangan dan analisa sistem pengaturan akan banyak dijumpai persamaan-
persamaan diferensial dimana ia merupakan pemodelan dari suatu sistem. Untuk
mengetahui sifat-sifat dari suatu sistem, persamaan-persamaan_tersebut_harus
dipecahkan, dan salah satu teknik untuk memecahkan persamaan diferensial adalah
menggunakan metode transformasi Laplace
Teknik pengalih bentuk yang menghubungkan fungsi-fungsi waktu ke fungsi-fungsi
tergantung frekuensi dari suatu variabel kompleks. Teknik ini disebut Transformasi
Laplace atau alih bentuk Laplace.
Dalam bab ini akan dibahas tentang metode transformasi Laplace, dan transformasi
baliknya.
Tujuan Instruksional khusus:
‘+ Mahasiswa mendapat pengetahuan tentang dasar matematis yang diperlukan dalam
sistem kendali.
+ Mahasiswa dapat menggunakan metode transformasi Laplace untuk menyelesaikan
persamaan sistem kendali.
+ Mahasiswa dapat menggunakan tabel transformasi Laplace untuk menyelesaikan
persamaan sistem kendali.
Transformasi dan Invers Laplace Tel2.1, TRANSFORMASI LAPLACE
Transformasi Laplace adalah suatu metode operasional yang dapat
digunakan secara mudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier. Dengan
menggunakan transformasi Laplace, dapat diubah beberapa fungsi umum seperti
fungsi sinusoida, fungsi sinusoida teredam, dan fungsi eksponensial menjadi fungst
fungsi aljabar variabel Kompleks s. Bila persamaan aljabar dalam s dipecahkan,
maka penyelesaian dari persamaan diferensial (transformasi Laplace balik dari
variabel tidak bebas) dapat diperolen dengan menggunakan tabel transformasi
Laplace,
Secara sederhana prosedur dasar pemecahan menggunakan metode
transformasi Laplace adalah:
+ Persamaan diferensial yang berada dalam kawasan waktu (t), ditransformasikan
ke kawasan frekuensi (5) dengan transformasi Laplace. Untuk mempermudah
proses transformasi dapat digunakan Tabel 2-1,
‘+ Persamaan yang diperoleh dalam kawasan s tersebut adalah ersamaan aljabar
dari variabel s yang merupakan operator Laplace.
+ Penyelesaian yang diperoleh kemudian ditransformasi-balikkan ke dalam kawasan
waktu.
'* Hasil transformasi balik ini menghasilkan penyelesaian persamaan dalam kawasan
waktu.
Penyelesain Langsung
Persamaan diferensial (analitik)
variabel x(t) Penyelesaian x(t)
Kasvasan
waktu
won tnt apace “A ren Balk =
Kawasan 7
frekuensi (s)
Persamaan abar | Petite payetsnan Ababa
operators X(s)
Gambar 2.1 Prosedur penyelesaian persamaan diferensial
menggunakan metode transformasi Laplace.
‘Transformasi dan Invers Laplace 121, Defini
transformasi Laplace
LEFOL= FO) = Feat fol= f Feat (1)
F(@) = fungsi waktu ¢ sedemikian rupa sehingga f(f)=0 untuk <0
s riabel kompleks (operator Laplace)
= 6 + jo (dengan j = satuan imajiner)
L__ = Simbol operasional yang menunjukkan bahwa besaran yang didahuluinya
ditransformasikan dengan integral Laplace f edt
F(s) = tranformasi Laplace dari_f(¢)
2.2. TRANSFORMASI LAPLACE BALIK (INVERS-LAPLACE)
Proses kebalikan dari penemuan fungsi waktu f(/) dari transformasi
Laplace F(s) dinamakan transformasi balik Laplace. Notasi untuk transformasi
balik Laplace adalah L. Jadi
LLFO=f0 (2-2)
Pada bab ini tidak akan dibahas secara mendetail penyelesaian transformasi
Laplace, akan tetapi di lebih ditekankan pada penggunaan tabel transformasi
Laplace untuk menyelesaikan persamaan fungsi yang sering ditemui dalam teknik
kendali, untuk selanjutnya digunakan Tabel 2-1 untuk memperoleh pasangan
transformasi Laplace.
‘Transformasi dan Invers Laplace 13Tabel 2-4 Transformasi Laplace
f(t)
Fis)
1. Impuls satuan 6(t) 1
2. Langkah satuan 1(t) L
s
1
3 t
m 1
4. =1,2,3,...
Gai (" ) v
5. P (n= 1,23.)
Hi
6
sta
1
2. tet >
(stay
8. | prign (1 =1,2,3,..-) 1
| Gop 12, 3,
9. e® (n= 1,2,3,
10. sin ot
i. cos wt
12. sinh wt
13, cosh wt
14, dae)
a
Tee I
* ba , (stays+b)
1 e at s
bi
16. ba Graie+d)
1,1 1
17. th be — ae —1__
4 To | sist ays +h)
18, Ld-e* ate) 1
. ~e ate .
e sista)"
Transformasi dan Invers Laplace
14fe)
Fs)
L(a-1+e) !
19. at-1+¢ Serw
20. a 2
. e sinot ware
~ wea
2. “cost Gitar?
oe foe’ o
2. e* sin, l-Et =~
‘ +2o,s+o;
23. z 7
S+%o,s+o;
2
24. ;
s(s? +250,9+02)
25. 1- cos wt —
ss" +07)
o
26. at - sin wt _
(+07)
2. sin @t - at cos wt
1
28. tsinot
29. t cos wt
1 ee?
30. | —+(coso,f-coso,1) (0? #03)
@-0;
31 1 (sinor +r coset) :
* 20 (8? +07)
Transformasi dan Invers Laplace IsSekarang akan dibahas beberapa sifat dari transformasi Laplace
‘*Perkalian dengan konstanta
LLawol= f ariear= af fine "ar
= AF(s) 23)
+Penjumiahan dan pengurangan
LLO+LO]= [0+ AOka = [Kea + [ AWear
= F(s)+ Fs)
(2-4)
+Diferensiasi
[4 r0)|- ig fo kta trey =f foesea
lan dt °
=0-f(0)+s[' fed = sF(s)- f(0) (2-5)
Mirip dengan itu, untuk turunan ke-n dari (1) diperoleh
“fO)=s" FO)=-8 Ff OF O)
[SL ro|-s ee
=s"F(s)-Ys"" 7 (40) (2-6)
«*Integrasi
{f feces |=
-[[soacte “| ~PfOC Lae
[ f S(e)dre"dt
tf eye +4 f sear
= LF +4 [ feeder (2-7)
+ Diferensiasi dan Integrasi pada kawasan s
d d en
aro 5) foe a= [SO ‘dt
‘Transformasi dan Invers Laplace 16= J-7@ewar = L[-t f(t)] = -L{tf(t)]
[Feds = [ [ fne*aids = ff fne*dsar
= [Ei roerfar= floriroefar= sf reo] 2-8)
‘= Perubahan skala waktu
1) (#\ 0
Ll At I} FS ‘dt (2-9)
La) \a}
Dengan mengganti t/a =, ; sehingga t=ar,,dan t =cdt,, diperoleh
my
LL AA]l= Pree t™den,
[5] f f@e" aan)
=a f fe ye™" dt,
=aF (as) (2-10)
*Harga awal
lim f() = lims¥(s) (2-11)
Hn FO = fast
Untuk interval waktu 0+<¢/ . Oleh karena itu
[i@-oh@dr = f At-t)Mt-2) fy de (2-23)
Selanjutnya
L[fie-ofeom |= [fhe one f00 |
‘Transformasi dan Invers Laplace 19- fe[fre ==) fee | (2-24)
Dengan substitusi ¢—t = 2 dalam persamaan terakhir ini dengan mengubah
urutan integrasi, yang diperbolehkan dalam kasus ini karena f,(t) dan f, (1)
dapat ditransformasi dengan integral Laplace, diperoleh
L[ [Ae -nfrend [= [fence arf foes
= PAA aa | feeder
= [Ame aL fede
= F(s)Fy(s) (2-25)
Persamaan terakhir ini memberi transformasi Laplace dari integral konvolusi
Sebaliknya, jika transformasi Laplace dari suatu fungsi diberikan oleh perkalian
dua fungsi transformasi Laplace, F,(s)F,(s), maka fungsi waktu yang
berkaitan (transformasi Laplace balik) diberikan oleh integral konvolusi
AO*AO
‘Transformasi dan Invers Laplace 110Tabel 3-2. Sifat-sifat Transformasi Laplace
1
2 Tifi® = (0) = Fis) =)
L. [£ fa] = ss) - F00.)
* u ro] =F) - sf 0.) -7 (0)
5. u [£70] = 8s) Pon soon Fone ro
. Fo, [rear
& [roa] = .
7 ta [[re@aar] = ~ loa [freee
s s
. el jor 70. YO II-frow'L,,
FO
9. t[froa] fo
* J fod = limr() jk [far ada
aa L [esto] = Fis + a)
* L[ye-aie-a)] =e" Fis) ao
* Lol = -#o
“ tere] = ore
1. Llevol = re) n=1,2,3,.
6 LE FO] = [Foes
v L [7] = aFvas)
Transformasi dan Invers Laplace
an1, Metode ekspansi pecahan parsial untuk memperoleh transformasi
Laplace balik
Masalah dalam analisis sistem kendall, F(s), transformasi Laplace dari f(/) lebih
sering dijumpai dalam bentuk
(2-26)
Dengan A(s) dan B(s) adalah polinomial dalam s dan derajat B(s) lebih kecil
dari 4(s). Bila F(s) dipotong dalam komponen
Fis)
Fs) + B(9) +. + FC) (2-27)
Dan bila transformasi Laplace balik dari ¥,(s), F;(s),.-..#,(s), memungkinkan, maka
Lafro]=t RO)+ ot... +L E69]
HAOFA Ott FO (2-28)
Dengan f(0.fOrnf(0 adalah transformasi Laplace balk dari
F,(S)sF(s)yeF, (8). Transformasi Laplace balk F(s) diperoleh secara unik kecuali
mungkin pada titiktitik dengan fungsi waktu tak kontinyu. Apabila fungsi waktu
kontinyu, maka fungsi waktu f(#) dan transformasi Laplace baliknya F(s)
mempunyai hubungan korespondensi satu-satu.
Keuntungan dari pendekatan ekspansi pecahan parsial adalah masing-masing suku
dari F(s) akibat dari ekspansi dalam bentuk pecahan parsial, merupakan fungsi
dalam s yang sangat sederhana, sehingga tidak diperlukan tabel transformasi
Laplace lagi bila kita ingat beberapa pasangan transformasi Laplace sederhana.
Harus diperhatikan bahwa menerapkan teknik ekspansi pecahan parsial dalam
mencari transformasi Laplace balik dari F(s)=B(s)/ A(s) akar dari penyebut
polinomial 4(s) harus diketahui. Jadi metode ini tidak dapat diterapkan bila
polinomial penyebut telah difaktorkan.
Dalam ekspansi F(s) = B(s)/A(s) ke dalam bentuk pecahan parsial, penting
bahwa pangkat tertinggi s dalam 4(s) lebih besar daripada pangkat tertinggi s
dalam B(s). Bila hal ini tidak dipenuhi maka pembilang B(s) harus dibagi
penyebut (x) untuk memperoleh polinomial dalam s ditambah sisa (yaitu rasio
polinomial dalam s dengan pembilang mempunyai derajat yang lebih kecil daripada
penyebutnya).
‘Transformasi dan Invers Laplace maz2. Ekspansi pecahan parsial bila /(s) hanya melibatkan kutub-kutub
(pole).
Perhatikan fungsi F(s) yang ditulis dalam bentuk faktor
BOS) _KG+2NS42:)-042n) Gy cy) (2-28)
Als) ($+ P\MS+ Pr)AS+ Pa)
Dengan Ps, Pz, +» «1 Pn dan 21, 22, + +» 2m masing-masing besaran real atau
kompleks, tetapi untuk masing-masing bilangan kompleks p, atau 2, mempunyai
konjugat kompleks p, dan z . Jika Fs) hanya terdiri dari kutub-kutub (pole)
maka dapat diekspansikan dalam jumlah pecahan parsial sederhana sebagai
berikut:
BS) ty Me Me (2-30)
F(9) = 2 =
“ Ais) s+ Py, S+P, + Px
Dengan a, (k= 1, 2,.. 4m) adalah konstanta, koefisien a, disebut residu
pada kutub di s=-p,. Nilai a, dapat diperoleh dengan mengalikan kedua sisi
persamaan (2-30) dengan (s+ p,) dan mengganti s=—p, yang memberikan
[ier +
a,
(s+ Py) + (St Pi)tes
Pr
Dapat dilihat bahwa semua suku ekspansi dapat dihilangkan kecuali yang
mengandung a, Sehingga residu a, diperoleh
4 [err 5 (2-32)
Perhatikan bahwa f(t) adalah fungsi real dari waktu, bila p: dan p2 konjugat
kompleks, maka residu a: dan a, juga konjugat kompleks. Hanya satu dari
Konjugat a; atau a, yang diperlukan karena yang lain dapat diketahui dengan
sendirinya,
Karena
‘Transformasi dan Invers Laplace m3(0) Diperoleh sebagai
SM =L[F = ae" tae +..44,e™ (120) (2-33)
Contoh
Tentukan transformasi Laplace balik dari
os
8) = Toesa
Ekspansi pecahan parsial dari F(s) adalah
s+3 a 4
F(s) = S73 _
GHDG+2) SH” 542
Dengan a; dan a, diperoleh dari persamaan di atas
(e+) 243 +3],
[GO ne+2 ner LS#2. ‘
343 s+3]
1 -
[b+ es 4 [al
f(t) = L ATFGS)I
iat
leail st?
= 2e*
a
a
Jadi,
(t= 0)
3. Ekspansi pecahan parsial bila F(s) melibatkan banyak kutub.
Berikut ini ditampilkan contoh untuk menunjukkan bagaimana mendapatkan
ekspansi pecahan parsial dari F(s).
Contoh:
Perhatikan persamaan berikut:
42843
F(s)=
(s+
‘Transformasi dan Invers Laplace m4Ekspansi pecahan parsial dari F(s) ini melibatkan 3 bagian,
Bis) __ by
As) (s+)
FO)
Gp s+
Dengan bs, bz dan by ditentukan sebagai berikut. Dengan mengalikan kedua sisi
dari persamaan terakhir ini dengan (s + 1)’, diperoleh
3 Bos) _
Fey Bo THD +B SHY
(s+)
Dengan menjadikan s = -1, persamaan menjadi
3 Bis)
yo
[«- Ma) |
by
Juga, diferensiasi kedua sisi dan dengan mengacu pada s dihasilkan
ee
As+y 22
ale a)!
1, +2b,(s +1)
Jika s = -1, maka
Bs)
ay ys
qr
alo A)
Dengan mendeferensiasi kedua sisi dan_ dengan mengacu pada s, hasilnya adalah
a +75 = 2h,
as AG)
Dari analisis sebelum ini terlihat bahwa nilai by, by dan bs ditemukan secara
sistem sebagai berikut
b [« +1)" al
= (8° +2843),
=2
‘Transformasi dan Invers Laplace measalfa 3 Bis)
5, Helen mel
aH ig ‘|
-ae +26+3)|
l
=5Q)=1
36 )
Selanjutnya, diperoleh
f= LAO]
=L4
L | 6
(s+) (s+)
+0+e%
+De* (20)
‘Transformasi dan Invers Laplace 116Transformasi Laplace menggunakan MATLAB
+ Transformasi Laplace F (s) dari suatu fungsi f (t) adalah cukup sederhana dalam
Matlab. Pertama perlu menentukan variabel simbolis t dan s menggunakan
erintah
>> symsts
+ Selanjutnya menentukan fungsi f (t) dengan perintah
>> F=laplace(f,t;s)
Contoh :
Untuk membuat ekspresi lebih enak dibaca menggunakan perintah, simplify dan pretty.
di sini diberikan contoh untuk fungsi f (t),
1.25+3.5te™ +1.25
Invers Transformasi Lap ace mengguna an Mat a
+ Perintah Transformasi Laplace balik (Invers) menggunakan perintah
>> Feilaplace(f.t,s)
Contoh :
-5
F(s)= G25.
‘Transformasi dan Invers Laplace m7