Professional Documents
Culture Documents
PROSES PENUAAN
OLEH: DRG.BAMBANG
SUMARYONO,M.Kes.
Click the
ATRISI
Definisi Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh
kontaknya gigi.
Merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi
(email ataupun dentin) akibat gesekan antar
permukaan gigi.
Menurut Gelbier dan Copley (1977) serta
Cawson(1978), .Atrisi gigi didefinisikan sebagai
keausan permukaan oklusal gigi secara bertahap
yang berhubungan dengan gerakan-gerakan
pengunyahan.
.Atrisi gigi adalah hilangnya suatu substansi gigi
secara bertahap pada permukaan oklusal
danproksimal gigi karena proses mekanis yang
terjadi secara fisiologis akibatpengunyahan.
.Atrisi gigi ini dapat terjadi pada daerah insisal,
oklusal dan proksimal dari gigi.
SIKLUS GIGI
1. Tahap pertumbuhan
Tahap Inisiasi - permulaan pembentukan
kuntum gigi (bud) dari jaringan epitel mulut
Tahap proliferasi - pembiakan dari sel-sel dan
perluasan dari organ enamel (cap stage)
Tahap histodiferensiasi - spesialisasi dari selsel yang mengalami perubahan histologi
dalam susunannya
Tahap morfodiferensiasi
2. Erupsi Intraoseous
Tahap aposisi - pengendapan dari matriks
enamel dan dentin dalam lapisan tambahan.
Tahap kalsifikasi - pengerasan dari matriks
oleh pengendapan garam-garam kalsium.
3. Tahap Erupsi - pergerakan gigi ke dalam
rongga mulut
4. Atrisi - ausnya permukaan gigi karena
lamanya pemakaian waktu berfungsi.
5. Resorpsi - penghapusan dari akar-akar
gigi susu oleh aksi dari osteoclast.
ANATOMI:
CORONA DENTIS
COLLUM DENTIS
RADIX DENTIS
KEDUDUKAN:
DALAM ALVEOLUS DARI PROCCESSUS
ALVEOLARIS MANDIBULA dan MAXILLA
PERTUMBUHAN
PEMBENTUKAN ORGAN EMAIL
KALSIFIKASI TULANG
DENTINOGENESIS
AMELOGENESIS
ERUPSI
DALAM JARINGAN TULANG
DALAM CAVUM ORIS
ATRISI
PENGIKISAN EMAIL
PENGIKISAN DENTIN
KELAINAN
PULPA
Etiologi Kelainan Pulpa dapat
dibedakan mjd 3 kelompok
besar :
a. Fisik
-Mekanis
-Termal
-Listrik
b. Kimiawi
a. Etiologi Fisik
1.Mekanis
2. Termal
b. Etiologi Kimiawi
Bahan2 kedokteran gigi : semen
silikat (kandungan arsen), etsa
asam, alkohol dan kloroform,
aplikasi stannous fluoride 8% (>
30 detik)
Erosi asam pada labial atau fasial
c. Etiologi Bakterial
Inflamasi pulpa akibat bakteri dan produk2 bakteri yg
masuk ke dalam pulpa melalui keretakan pd dentin
akibat karies atau terbukanya pulpa krn trauma,
perluasan infeksi dr gingiva, atau aliran darah.
Reaksi pulpa terhadap invasi bakteri :
Bakteri & toksin menembus tubuli dentinalis
mencapai pulpa: reaksi inflamasi akut (leukosit pmn
dikerahkan) bila infeksi meluas : eksudat inflamasi
menekan ujung saraf timbul rasa sakit dapat
berkembang mjd inflamasi kronis (limfosit & sel
plasma menggantikan leukosit pmn nekrosis.
Diskolorasi struktur gigi akibat nekrosis gigi : produk
dekomposisi darah, bakteri, kadang sisa makanan
memasuki tubuli dentinalis
KELAINAN
PULPA
I. Pulpitis
A.Pulpitis Reversibel
1.Simtomatik (akut)
2.Asimtomatik (kronis)
B. Pulpitis Ireversibel
1.Akut ( sangat responsif thdp
panas/ dingin)
2.Kronis (asimtomatik dg pulpa
terbuka)
II. Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi Pulpa
Degenarasi pulpa ini jarang ditemukanmerupakan penyakit
pulpa.terjadi pada penderita usia lanjut yang disebabkan
oleh iritasi ringan yang persisten.
Kadang-kadang dapat juga ditemukan pada penderita muda
seperti pengapuran.
Degenerasi pulpa biasanya tidak menyebabkan gejala klinis
yang nyata. Gigi tidak berubah warna, dan pulpa bereaksi
secara normal tehadap tes listrik dan tes termal.
Ada beberapa macam degenerasi pulpa yaitu degenerasi
kalsifik; degenerasi atrofik;dan degenerasi fibrous
Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau
seluruhnya, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi
setelah jejas traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi
reaksi inflamasi.
Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi
(pengentalan dan pencairan).
-Nekrosis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut
mengendap atau dirubah menjadi bahan solid. Pengejuan
adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya
berubah menjadi masa seperti keju, yang terdiri atas protein
yang mengental, lemak dan air.
--Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah
jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debris
amorfus.
d. Ligamen periodontal
Berkurangnya fibroblast dan strukturnya lebih irregular,
berkurangnya produksi matriks organik.
Serat kolagen menjadi lebih tebal serta jumlah
pembuluh darah mengalami penurunan.
Kalsifikasi serat-serat kolagen yang menyebabkan
berkurangnya lebar ligamen periodontal.
Seiring bertambahnya usia, ligamen periodontal akan
mengalami perubahan derajat selularitas.
Struktur ligamen periodontal yang mengalami penuaan
berupa reduksi matriks organic ligamen serta penurunan
aktivitas mitotic sel. Hal tersebut menyebabkan ligamen
periodontal menjadi kurang reaktif.
Pada ligamen periodontal dapat terjadi arteriosklerosis
meningkat, fibroplasias, dan mukopolysakarida
e. Gingiva
Keratinisasi epitel gingiva menipis. Keadaan ini
berarti permeabilitas terhadap antigen bakteri
meningkat, resistensi terhadap trauma
fungsional berkurang.
Pada gingiva terjadi resesi, atropi, hilangnya
bintil-bintil permukaan(rate peg), berkurangnya
jaringan ikat, turunnya oksidasi dan
metabolisme jaringan.
b. Tulang alveolar
Setelah tanggalnya gigi geligi, tulang alveolar
di sekitar gigi geligi dan soketnya perlahan-lahan
akan teresorpsi pada kedua belah rahang.
Rahang akan saling berhubungan lebih dekat
satu sama lain saat mulut ditutup. Di rahang
atas resorpsi tulang alveolar dapat berkembang
lebih jauh pada region pipi.
Terjadi resorbsi dari processus alveolaris,
terutama setelah pencabutan gigi.
Resorbsi tulang alveolar menyebabkan
pengurangan jumlah tulang akibat kerusakan
tulang karena adanya peningkatan osteoklast
(fungsinya : perusakan tulang) sehingga terjadi
proses osteolisis dan peningkatan vaskularisasi
Perubahan umum
- Berkurangnya kemampuan proliferasi
secara keseluruhan sehingga bila terjadi
kerusakan atau kematian sel jaringan TMJ :
o Kemampuan untuk melakukan reparasi
menurun o Menurunya kemampuan reaksi
jaringan terjadap rangsangan pertumbuhan
o Menurunya respon imun dan menurunya
kemampuan pembentukan protein akibat
rangsangan dari luar