You are on page 1of 4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Makhluk Hidup

Tidak semua bagian di permukaan bumi dapat dijadikan tempat tinggal makluk hidup. Hanya
sebagian kecil saja dari bumi yang berfungsi sebagai biosfer, yaitu bagian permukaan bumi
sampai pada ketinggian dan kedalaman tertentu.
Faktor-faktor yang memengaruhi kehidupan makhluk hidup dapat diklasifikasikan menjadi
empat, yaitu faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.
1. Faktor Klimatik
Faktor klimatik yaitu faktor iklim yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembapan, angin, dan
curah hujan.
2. Faktor Edafik
Selain kondisi iklim, faktor lain yang juga berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup di
permukaan bumi adalah faktor edafik atau tanah. Tanah merupakan media utama khususnya bagi
pertumbuhan jenis vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
vegetasi, seperti mineral (unsur hara), kebutuhan bahan organik (humus), air, dan udara
keberadaannya disediakan oleh tanah. Oleh karena itu, faktor edafik sangat memengaruhi
pertumbuhan jenis vegetasi dalam suatu wilayah.
3. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang memengaruhi kehidupan makhluk hidup meliputi ketinggian tempat dan
bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu udara. Anda tentu
masih ingat mengenai proses terjadinya penurunan suhu udara setiap terjadi kenaikan tinggi
tempat yang disebut gradien thermometrik. Perbedaan suhu di tempat yang satu dengan tempat
yang lainnya mengakibatkan perbedaan corak tumbuhan di wilayah-wilayah tertentu sesuai
dengan ketinggian tempatnya dan jenis.
Relief muka bumi atau bentuk lahan memengaruhi pola penyinaran matahari dan hujan. Daerah
lereng yang menghadap ke utara dari suatu pegunungan di belahan bumi utara kurang
mendapatkan intensitas sinar matahari dibandingkan dengan lereng yang menghadap ke selatan.
Akibatnya, terjadi perbedaan vegetasi yang hidup di kedua lereng tersebut. Contoh lainnya,
daerah lembah lebih lama dan lebih lambat menerima sinar matahari jika dibandingkan dengan
daerah punggung pegunungan. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu suhu sehingga
terjadi perbedaan jenis vegetasi berdasarkan ketinggian tempat. Demikian pula dengan jenis
fauna yang hidup di dataran rendah tentu berbeda dengan fauna di dataran tinggi ataupun di
wilayah pegunungan tinggi.
4. Faktor Biotik

Faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di
permukaan bumi adalah manusia. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat
membudi dayakan beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya. Bentang alam
yang ada juga dapat diubah oleh manusia, seperti hutan alami menjadi daerah pertanian atau
permukiman.
Selain manusia, faktor biotik yang memengaruhi tatanan kehidupan adalah tumbuhan. Dalam hal
ini, tumbuhan yang lebih besar merupakan tempat perlindungan bagi tumbuhan yang lebih kecil
yang menempel maupun yang hidup di bawahnya, dan juga tempat perlindungan bagi binatang
yang hidup di daerah tersebut. Adapun binatang juga memiliki peranan yang sangat penting bagi
pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran berbagai jenis vegetasi. Sebagai contoh, serangga
menjadi media yang membantu dalam penyerbukan tumbuhan berbunga, sedangkan kelelawar,
tupai, dan burung membantu dalam penyebaran tumbuhan berbiji.

2.1 Kingdom Eubacteria


2.2 Kingdom Archaebacteria

2.3 Kingdom Protista

2.4 Kingdom Fungi (Jamur)

2.5 Kingdom Plantae (Tumbuhan)

2.6 Kingdom Animalia (Hewan)

Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Enam Kingdom:

Kingdom Eubacteria
Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler).
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel prokariotik (sel
sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya).
Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteri. Organisme yang dikelompokkan ke dalam
kingdom ini memiliki peptidoglikan di dalam dinding sel mereka.

Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari University of
Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota
kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih
mendekati makhluk hidup eukariota dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokariota.[3] Hal
itu menyebabkan sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota
kingdom Monera lain yang disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai
sistem klasifikasi standar adalah sistem lima kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.
Makhluk hidup di kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di kingdom
Eubacteria karena mereka dulunya satu kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di
lingkungan yang lebih ekstrem.

Kingdom Protista
Makhluk hidup yang ada dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista memiliki
tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya
memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai
tumbuhan (ganggang atau Protophyta), Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai
hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan
sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox,
Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/ Infusiora (rambut getar, contoh
Paramaecium), Rhizopoda/ Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak
mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium). Ganggang dikelompokkan berdasarkan pigmen /
jenis chlorophyl, yaitu Chrolophyta (warn; hijau), Euglenoid, Chrysophyta (warna;
keemasan/kuning), Rhodophyta (warna; merah), Phaeophyta (warna; coklat), dan Phyropyta
(warna; api).

Kingdom Fungi (Jamur)


Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tidak bisa membuat makanan sendiri. Cara makannya
bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat
parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota)
dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:
a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contohnya Physarum policephalius.
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae, mucor
mue)dan spesies jamur lainnya

Kingdom Plantae (Tumbuhan)


Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang berdiferensiasi
membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya
sendiri (bersifat autotrof).

Kingdom Animalia (Hewan)


Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi
membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat
heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

Sistem Klasifikasi 6 Kingdom

Pada tahun 2004, seorang ilmuwan, Thomas Cavalier-Smith mengklasifikasikan makhluk hidup
menjadi 6 Kingdom, namun dengan memisahkan Eukaryota dari Protista yang bersifat autotrof
menjadi Kingdom baru, yaitu Chromista.
6 Kingdom menurut Klasifikasi Cavalier-Smith, yaitu:
1. Bacteria
2. Protozoa
3. Chromista
4. Fungi
5. Plantae
6. Animalia
Walaupun sekarang Indonesia sedang berusaha mengadaptasikan klasifikasi Domain, namun
klasifikasi menurut ketentuan terakhir (yang terbaru) adalah klasifikasi Cavalier-Smith ini.

You might also like