Professional Documents
Culture Documents
RPP TingkatKetelitianPeta 2011 PDF
RPP TingkatKetelitianPeta 2011 PDF
TAHUN 2010
TENTANG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN I iv
DAFTAR LAMPIRAN II iv
DAFTAR LAMPIRAN III iv
BAB I KETENTUAN UMUM 1
BAB II TUJUAN DAN LINGKUP 3
BAB III KETELITIAN PETA LUARAN 4
Bagian Pertama Umum 4
Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) 4
Paragraf 1 Umum 4
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional 5
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional 6
Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional 6
Bagian Ketiga Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi ..7
Paragraf 1 Umum 7
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi 8
Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi 9
Bagian Keempat Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten 10
Paragraf 1 Umum 10
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten10
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten 12
Paragraf 4 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten 13
Bagian Kelima Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota 13
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota 14
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota15
Paragraf 4 Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota 16
Bagian Keenam Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
Pulau/Kepulauan17
Bagian Ketujuh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional17
Bagian Kedelapan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi18
Bagian Kesembilan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan18
Bagian Kesepuluh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Perdesaan 19
ii
iii
DAFTAR LAMPIRAN I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Sistem Perkotaan
Sistem Jaringan Transportasi
Sistem Jaringan Energi
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis
Prasarana Lainnya
DAFTAR LAMPIRAN II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Simbol
Simbol
Simbol
Simbol
Simbol
Simbol
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Hidrologi
Permukiman
Transportasi
Batas Administrasi
Relief
Nama Rupabumi
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Penggunaan Lahan
Kemiringan Lereng
Geologi
Geomorfologi
Fisiografi
Curah Hujan
Penutup Lahan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Dasar
Rawan Bencana
Potensi Wilayah baik Darat maupun Laut
Pertahanan dan Keamanan
iv
Menimbang:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA
RENCANA TATA RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan
manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang
digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.
2.
Ketelitian peta adalah ketepatan, kerincian dan kelengkapan data dan atau
informasi georeferensi dan tematik, sehingga merupakan penggabungan dari
sistem referensi geometri, skala, akurasi, atau kerincian basis data, format
penyimpanan secara digital termasuk kode unsur, penyajian kartografis
mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi, dan kelengkapan muatan peta.
3.
4.
Skala adalah perbandingan jarak dalam suatu peta dengan jarak yang sama
di muka bumi.
5.
Skala minimal adalah skala peta dasar terkecil yang boleh digunakan dalam
proses perencanaan tata ruang.
1
6.
7.
Kerincian basis data adalah tingkat kedetilan unsur-unsur alam dan buatan
manusia yang ditampung dalam suatu sistem penyimpanan data dan
informasi atau dikenal sebagai basis data. Semakin detil suatu basis data
semakin banyak unsur-unsur yang ditampung.
8.
9.
Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup
lokasi, letak dan posisinya.
10. Geospasial adalah sifat keruangan yang menunjukkan posisi atau lokasi
suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas
permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
11. Data Geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,
dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di
bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
12. Informasi Geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan,
pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan keruangan.
14. Kelengkapan muatan peta adalah tingkat kedetilan unsur yang dipetakan
yang disesuaikan dengan ketelitian geometri atau skala.
15. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.
18. Peta tematik adalah peta yang menggambarkan tema tertentu yang digunakan
untuk pembuatan peta rencana tata ruang.
19. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
pada aspek administratif dan atau fungsional.
20. Geodatabase adalah basis data geospasial yang digunakan untuk mengelola
data geospasial dalam perencanaaan tata ruang.
2
21. Template adalah cetakan digital sehingga data yang telah dikode dalam suatu
kode unsur tertentu dapat secara otomatis ditampilkan sesuai spesifikasi
simbolisasi tertentu.
22. Badan adalah Instansi Pemerintah yang diberi tugas dan wewenang di bidang
survei dan pemetaan.
23. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang diberi tugas di bidang
survei dan pemetaan.
24. Instansi yang mengadakan peta tematik adalah instansi baik di tingkat pusat
maupun daerah, yang tugas dan fungsinya mengadakan peta tematik.
25. Metadata adalah informasi singkat atas data geospasial yang berisi minimal
identifikasi, kualitas, organisasi, acuan, entitas, distribusi, sitasi, waktu, dan
acuan data.
26. Delineasi adalah cara menggambarkan batas unsur alam, unsur buatan
manusia dan/atau tema tertentu dalam bentuk garis.
29. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
BAB II
TUJUAN DAN LINGKUP
Pasal 2
Pengaturan tingkat ketelitian peta rencana tata ruang dimaksudkan untuk
mewujudkan kesatuan sistem peta rencana tata ruang yang akurat.
Pasal 3
Ketelitian peta rencana tata ruang meliputi:
a. ketelitian peta luaran;
b. ketelitian peta masukan;
c. metode proses spasial; dan
d. pengelolaan data geospasial dan informasi geospasial untuk mencapai tingkat
ketelitian sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c.
BAB III
KETELITIAN PETA LUARAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 4
(1) Peta luaran merupakan peta hasil proses perencanaan tata ruang yang
mengolah berbagai data dari peta masukan dengan suatu metode proses
tertentu.
(2) Peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri dari:
a. peta rencana umum tata ruang; dan
b. peta rencana rinci tata ruang.
Pasal 5
Peta rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a terdiri dari:
a. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);
b. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW-Prov);
c. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW-Kab); dan
d. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW-Kota).
Pasal 6
Peta rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri
dari:
a. peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan (RTR-P/K);
b. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR-KSN);
c. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (RTR-KSProv);
d. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTR-Perkotaan);
e. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan (RTR-Perdesaan);
f. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (RTR-KSKab);
g. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota (RTR-KSKota);
h. peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten (RDTR-Kab); dan
i. peta Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR-Kota).
Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Paragraf 1
Umum
Pasal 7
Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a digambarkan pada
peta dasar skala minimal 1:1.000.000 yang mencakup Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pasal 8
Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi:
a. peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional;
b. peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional; dan
c. peta Sebaran Kawasan Strategis Nasional.
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Pasal 9
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf a memuat:
a. sistem perkotaan nasional;
b. sistem jaringan transportasi nasional;
c. sistem jaringan energi nasional;
d. sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan
e. sistem jaringan sumberdaya air nasional.
(2) Sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan transportasi nasional harus
digambarkan pada satu cakupan peta wilayah nasional secara utuh.
(3) Sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional dan
sistem jaringan sumberdaya air nasional digambarkan pada satu cakupan peta
wilayah nasional dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 10
(1) Sistem perkotaan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a terdiri
dari:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN);
b. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN);
c. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); dan
d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
(2) Sistem jaringan transportasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat;
b. jaringan transportasi laut; dan
c. jaringan transportasi udara.
(3) Sistem jaringan energi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c
terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. jaringan listrik; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
(5) Sistem jaringan sumber daya air nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 huruf e terdiri dari:
a. jaringan sungai;
b. sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai;
c. cekungan air tanah;
d. bendungan besar; dan
e. kanal besar.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Pasal 11
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf b terdiri dari:
a. kawasan lindung; dan
b. kawasan budidaya.
Pasal 12
(1) Kawasan lindung nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a
terdiri dari:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi; dan
f. kawasan lindung lainnya.
(2) Kawasan budidaya bernilai strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 huruf b terdiri dari:
a. kawasan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan perkebunan;
d. kawasan pertanian pangan;
e. kawasan perikanan;
f. kawasan pertambangan;
g. kawasan industri;
h. kawasan pariwisata;
i. kawasan permukiman; dan
j. kawasan peruntukan lainnya.
(3) Dalam hal kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk delineasi karena
terlalu kecil penggambarannya disajikan dalam bentuk simbol.
Paragraf 4
Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional
Pasal 13
Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah nasional secara utuh.
Pasal 14
Kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c terdiri
dari:
a. kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan;
b. kawasan strategis dari sudut pertumbuhan ekonomi;
c. kawasan strategis dari sudut sosial dan budaya;
d. kawasan strategis dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi; dan
e. kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Bagian Ketiga
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Paragraf 1
Umum
Pasal 15
(1) Peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b digambarkan
pada peta dasar dengan skala minimal 1: 250.000.
(2) Peta RTRW-Prov mencakup wilayah daratan dan perairan provinsi sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Untuk provinsi yang memiliki wilayah pesisir dan laut dapat dilengkapi dengan
data batimetri.
(4) Peta RTRW-Prov disusun setelah melalui proses koordinasi dengan provinsi
yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan penggambaran wilayah
provinsi yang berbatasan dalam koridor 5 kilometer sepanjang garis
perbatasan.
Pasal 16
Peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri dari:
a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi;
b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi; dan
c. Peta Sebaran Kawasan Strategis Provinsi.
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 17
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf a harus menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah
Nasional yang ada di wilayah provinsi.
(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi selain memuat yang ada pada
peta Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat pula:
a. sistem perkotaan provinsi;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi provinsi;
7
c. sistem prasarana wilayah lainnya yang terdiri dari jaringan energi provinsi,
jaringan telekomunikasi provinsi, dan jaringan sumberdaya air provinsi.
(3) Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama harus digambarkan pada satu
lembar peta wilayah provinsi secara utuh.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
provinsi secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 18
Sistem perkotaan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
huruf a terdiri dari:
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan provinsi;
b. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp); dan
c. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp).
Pasal 19
Jaringan transportasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat;
b. jaringan transportasi laut; dan
c. jaringan transportasi udara.
Pasal 20
(1) Jaringan energi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c
terdiri dari:
a. sistem prasarana listrik provinsi; dan
b. pembangkit tenaga listrik provinsi.
(2) Jaringan telekomunikasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2) huruf d terdiri dari:
a. jaringan terestrial; dan
b. jaringan satelit.
(3) Jaringan sumberdaya air provinsi terdiri dari:
a. jaringan sungai;
b. wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
c. cekungan air tanah lintas kabupaten/kota;
d. bendungan;
e. waduk penampungan air besar;
f. kanal besar; dan
g. fasilitas air bersih.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 21
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 huruf b harus sesuai dengan rencana pola ruang yang ditetapkan dalam
RTRWN dan rencana rincinya untuk pola ruang dalam RTRWN yang berada
dalam wilayah provinsi.
8
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari:
a. kawasan lindung; dan
b. kawasan budidaya.
Pasal 22
(1) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
terdiri dari:
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam;
e. kawasan pelestarian alam dan cagar budaya;
f. kawasan rawan bencana alam;
g. kawasan lindung geologi; dan
h. kawasan lindung lainnya.
huruf a
(2) Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b terdiri dari:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perkebunan;
e. kawasan peruntukan perikanan;
f. kawasan peruntukan pertambangan;
g. kawasan peruntukan industri;
h. kawasan peruntukan pariwisata;
i. kawasan peruntukan permukiman; dan
j. kawasan peruntukan lainnya.
Pasal 23
(1) Kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 yang tidak dapat dipetakan dalam bentuk delineasi karena terlalu kecil
digambarkan dalam bentuk simbol.
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi dapat digambarkan dalam beberapa
lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar
nasional.
(3) Untuk peruntukan pola ruang yang relatif kecil, tidak perlu dipetakan dalam
peta pola ruang wilayah provinsi, namun tetap dijelaskan dalam rencana pola
ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi.
Paragraf 4
Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 24
(1) Sebaran Kawasan Strategis Nasional yang berada dalam wilayah provinsi dan
Kawasan Strategis Provinsi harus digambarkan dalam peta Penetapan Kawasan
Strategis Provinsi.
(2) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah provinsi secara keseluruhan.
9
Pasal 25
Peta Kawasan Strategis Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c
terdiri dari:
a. kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam
wilayah provinsi;
c. kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan budaya;
d. kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi;
e. kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup; atau
f. kawasan strategis provinsi lainnya.
Bagian Keempat
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Paragraf 1
Umum
Pasal 26
(1) Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c digambarkan
pada peta dasar skala minimal 1: 50.000.
(2) Peta RTRW-Kab mencakup wilayah daratan dan perairan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
kabupaten
(3) Untuk wilayah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu
dilengkapi dengan data batimetri.
(4) Peta RTRW-Kab disusun setelah melalui proses koordinasi dengan
kabupaten/kota lain yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan
penggambaran wilayah kabupaten/kota lain yang berbatasan dalam koridor
minimal 7
Pasal 27
Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi:
a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten;
b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten; dan
c. Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten.
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 28
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 huruf a harus menggambarkan Rencana Struktur Ruang
Wilayah Nasional dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di
wilayah kabupaten.
10
Pasal 30
(1) Jaringan transportasi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 ayat (2) huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat yang mencakup jaringan jalan, jaringan rel
kereta api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan;
b. jaringan transportasi laut yang mencakup pelabuhan dan alur pelayaran;
dan
c. jaringan transportasi udara yang mencakup bandar udara dan ruang udara
untuk penerbangan.
(2) Sistem jaringan jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan yang
sebenarnya.
Pasal 31
(1) Jaringan energi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(2) huruf c terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. jaringan listrik; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
(2) Jaringan telekomunikasi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (2) huruf d terdiri dari:
a. infrastruktur telekomunikasi yang berupa jaringan kabel telepon;
b. infrastruktur telepon nirkabel antara lain lokasi menara telekomunikasi
termasuk menara Base Transceiver Station (BTS); dan
c. jaringan telekomunikasi satelit pada wilayah terpencil.
(3) Jaringan sumberdaya air wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (2) huruf c berupa:
11
a. jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas
kabupaten/kota yang berada pada wilayah kabupaten bersangkutan;
b. wilayah sungai kabupaten;
c. jaringan irigasi;
d. jaringan air baku untuk air bersih;
e. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan
f. sistem pengendalian banjir wilayah kabupaten.
(4) Sistem prasarana wilayah kabupaten lainnya berupa:
a. parasarana lingkungan berupa Tempat Pengolahan Sampah Sementara
(TPS), Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPA), Sistem Pengolahan Limbah
Cair, Sistem Pengolahan Limbah Padat;
b. Prasarana pendidikan berupa pendidikan tinggi skala wilayah dan
kabupaten, pendidikan menengah skala kabupaten;
c. prasarana ekonomi skala wilayah dan kabupaten berupa pasar tradisional,
pasar moderen;
d. prasarana kesehatan berupa rumah sakit tipe B, rumah sakit tipe C;dan
e. prasarana olah raga dan rekreasi skala wilayah dan kabupaten.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 32
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional
dan wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten.
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten selain memuat unsur peta Pola
Ruang Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat pula:
a. kawasan lindung kabupaten; dan
b. kawasan budidaya kabupaten.
(3) Deliniasi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang dipetakan dalam
rencana pola ruang kabupaten dirinci sesuai dengan kawasan peruntukannya.
(4) Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi
kabupaten yang meliputi ruang darat, laut dan udara.
wilayah
administrasi
(5) Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat digambarkan dalam beberapa
lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar.
Pasal 33
Kawasan lindung kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf b terdiri
dari:
a. Kawasan hutan lindung;
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. Kawasan perlindungan setempat;
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
e. Kawasan rawan bencana alam;
f. Kawasan lindung geologi; dan
g. Kawasan lindung lainnya.
12
Pasal 34
Kawasan budidaya bernilai strategis kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 huruf c terdiri dari:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perkebunan;
e. kawasan peruntukan perikanan;
f. kawasan peruntukan pertambangan;
g. kawasan peruntukan industri;
h. kawasan peruntukan pariwisata;
i. kawasan peruntukan permukiman; dan
j. kawasan peruntukan lainnya.
Paragraf 4
Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 35
(1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah kabupaten secara utuh.
(2) Pada peta kawasan strategis kabupaten harus digambarkan delineasi kawasan
strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di
dalam wilayah kabupaten bersangkutan.
Pasal 36
Peta Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf d
memuat:
a. kawasan strategis kabupaten dari sudut pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan strategis kabupaten dari sudut sosial dan budaya;
c. kawasan strategis kabupaten dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi;
d. kawasan strategis kabupaten dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup; dan
e. kawasan andalan kabupaten.
Bagian Kelima
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Paragraf 1
Umum
Pasal 37
(1) Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d digambarkan
pada peta dasar dengan skala minimal 1: 25.000.
(2) Peta RTRW-Kota mencakup wilayah daratan dan perairan dengan batasan 4
(empat) mil laut diukur dari garis pantai di wilayah kota atau sampai batas
negara yang disepakati secara internasional apabila kota terkait berbatasan laut
dengan negara lain.
13
(3) Untuk wilayah kota yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu dilengkapi
dengan data batimetri.
(4) Peta RTRW-Kota disusun setelah melalui proses koordinasi dengan
kabupaten/kota lain yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan
penggambaran wilayah kabupaten/kota lain yang berbatasan dalam koridor
minimal 2 kilometer sepanjang garis perbatasan.
Pasal 38
Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d meliputi:
a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota;
b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota; dan
c. Peta Penetapan Kawasan Strategis Kota.
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota
Pasal 39
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 huruf a menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kota.
(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota selain memuat yang ada pada peta
Struktur Ruang Wilayah Nasional dan peta Rencana Struktur Ruang Wilayah
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula:
a. pusat pelayanan wilayah kota;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi wilayah kota;
c. sistem prasarana wilayah lainnya berupa jaringan energi wilayah kota,
jaringan telekomunikasi wilayah kota, jaringan sumberdaya air wilayah kota,
infrastruktur perkotaan dan sistem prasarana lainnya.
Pasal 40
(1) Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, ekonomi,
dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional,
yang meliputi:
a. pusat kota;
b. sub-pusat kota; dan
c. pusat lingkungan.
(2) Sistem pusat-pusat pelayanan dan sistem prasarana utama harus digambarkan
pada satu cakupan peta wilayah kota secara utuh.
(3) Rencana struktur ruang wilayah kota harus menggambarkan jaringan jalan
yang berada dalam wilayah kota yang menjadi kewenangan kota dan jalan
primer yang melalui kota tersebut.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
kota secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
(5) Sistem jaringan prasarana jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan
yang sebenarnya.
14
Pasal 41
Jaringan transportasi wilayah kota dalam Pasal 39 ayat (2) huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat yang mencakup jaringan jalan, jaringan rel kereta
api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan;
b. jaringan transportasi laut wilayah kota yang mencakup pelabuhan dan alur
pelayaran; dan
c. jaringan transportasi udara wilayah kota yang mencakup bandar udara dan
ruang udara untuk penerbangan.
Pasal 42
(1) Jaringan energi wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2)
huruf c terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam wilayah kota;
b. jaringan listrik wilayah kota; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
(2) Jaringan telekomunikasi wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (2) huruf c terdiri dari:
a. jaringan telepon fixed line dan lokasi pusat automatisasi sambungan
telepon; dan
b. Infrastruktur telepon nirkabel berupa lokasi menara telekomunikasi
termasuk menara Base Transceiver Station (BTS).
(3) Jaringan sumberdaya air wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (2) huruf c terdiri dari:
a. sistem jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas
kabupaten/kota yang berada pada wilayah kota bersangkutan;
b. wilayah sungai di wilayah kota, termasuk waduk, situ, dan embung pada
wilayah kota;
c. sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian di
wilayah kota;
d. sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan
e. sistem pengendalian banjir di wilayah kota.
(4) Infrastruktur perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c
meliputi:
a. prasarana penyediaan air minum kota;
b. pengelolaan air limbah;
c. sistem persampahan;
d. sistem drainase kota;
e. penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan
kaki; dan
f. jalur evakuasi bencana.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
Pasal 43
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional dan
wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten.
15
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota selain memuat unsur peta Pola Ruang
Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat pula:
a. kawasan lindung kota; dan
b. kawasan budidaya bernilai strategis kota.
(3) Rencana pola ruang wilayah kota dapat digambarkan dalam beberapa lembar
peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar nasional atau
mengikuti ketentuan Badan.
Pasal 44
Kawasan lindung kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf d dapat
berupa:
a. hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. ruang terbuka hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman Rukun
Tetangga, taman Rukun Warga, taman kota dan taman permakaman;
e. kawasan suaka alam dan cagar budaya;
f. kawasan rawan bencana alam; dan
g. kawasan lindung lainnya.
Pasal 45
Kawasan budidaya kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf e terdiri
dari:
a. kawasan perumahan;
b. kawasan perdagangan dan jasa;
c. kawasan perkantoran;
d. kawasan industri;
e. kawasan pariwisata;
f. kawasan ruang terbuka non hijau;
g. kawasan ruang evakuasi bencana;
h. kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.
Paragraf 4
Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota
Pasal 46
(1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah kota secara utuh.
(2) Pada peta kawasan strategis kota harus digambarkan delineasi kawasan
strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di
dalam wilayah kota bersangkutan.
Pasal 47
Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
huruf e memuat:
a. unsur kawasan strategis kota dari sudut pertumbuhan ekonomi;
16
Bagian Ketujuh
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Pasal 51
(1) Peta RTR-KSN merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis
Nasional dalam RTRWN.
(2) Peta RTR-KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b digambarkan
pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau
kebutuhan kedetilannya.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 52
Peta RTR-KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b memuat:
a. kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan;
b. kawasan strategis nasional dari sudut pertumbuhan ekonomi;
c. kawasan strategis nasional dari sudut sosial dan budaya;
d. kawasan strategis nasional dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan/atau
e. kawasan strategis nasional dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
17
Bagian Kedelapan
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 53
(1) Peta RTR-KSProv merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis
Provinsi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
(2) Peta RTR-KSProv sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c digambarkan
pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau
kebutuhan kedetilannya.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 54
Peta RTR-KSProv sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c memuat
a. kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan budaya;
c. kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan
d. kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
Bagian Kesembilan
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Pasal 55
Rencana tata ruang kawasan perkotaan dapat berupa:
a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau
b. kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau
lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Pasal 56
(1) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf a merupakan
rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.
(2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1:10.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima
berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perkotaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten.
Pasal 57
(1) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf b merupakan
alat koordinasi antar wilayah kabupaten/kota.
18
(2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1: 50.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat
berlaku mutatis mutandis untuk Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.
(4) Sistem Pusat Kegiatan pada Peta RTR-Perkotaan harus menunjukkan dengan
jelas kota inti dan kota satelit.
Bagian Kesepuluh
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan
Pasal 58
Rencana tata ruang kawasan perdesaan dapat berupa:
a. kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau
b. kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau
lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Pasal 59
(1) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam
merupakan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.
Pasal
58
huruf
(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar dengan skala minimal 1:10.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima
berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perdesaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten.
Pasal 60
(1) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam
merupakan alat koordinasi antar wilayah kabupaten.
Pasal
58
huruf
(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar dengan skala minimal 1: 50.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat
berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perdesaan yang mencakup 2 (dua)
atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Bagian Kesebelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 61
(1) Peta RTR-KSKab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f merupakan
penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Kabupaten dalam RTRW-Kab.
(2) Peta RTR-KSKab digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai
dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat kepentingan objek atau
kawasan yang digambarkan.
19
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 62
Peta RTR-KSKab memuat unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dengan tingkat kedetilan geometri sesuai dengan skala yang ditetapkan.
Bagian Keduabelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota
Pasal 63
(1) Peta RTR-KSKota
Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g
merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota dalam
RTRW-Kota.
(2) Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis digambarkan pada peta dasar
dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau
tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 64
Peta RTR-KSKota memuat unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
dengan tingkat kedetilan geometri sesuai dengan skala yang ditetapkan.
Bagian Ketigabelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pasal 65
(1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 huruf h mencakup kawasan diluar RTR-KSKab sebagaimana dimaksud
dalam Bagian Kesebelas.
(2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten digambarkan pada peta dasar
dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau
tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 66
Unsur-unsur Peta RDTR-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf h,
simbolisasi dan/atau notasi, kode unsur digital, dan penggambarannya secara
kartografis diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Keempatbelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota
20
Pasal 67
(1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf i mencakup kawasan diluar RTR-KSKota sebagaimana dimaksud dalam
Bagian Keduabelas.
(2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota digambarkan pada peta dasar dengan
skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat
kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 68
Unsur-unsur Peta RDTR-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf i,
simbolisasi dan/atau notasi, kode unsur digital, dan penggambarannya secara
kartografis diatur dengan Peraturan Menteri yang membidangi tata ruang nasional.
Pasal 69
(1) Unsur-unsur peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Bagian
Kedua, peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketiga,
peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat, peta
RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima, peta RTRP/K sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keenam, peta RTR-KSN
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketujuh, peta RTR-KSProv
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedelapan, peta RTR-Perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesembilan, peta RTRPerdesaan sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesepuluh, peta
RTR-KSKab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesebelas, dan
peta RTR-KSKota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keduabelas
digambarkan dengan kode, simbol dan atau notasi pada Lampiran I
Peraturan Pemerintah ini.
(2) Dalam hal unsur-unsur peta tidak terdapat pada Lampiran I
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyelenggara penataan ruang
harus berkonsultasi dengan instansi terkait.
BAB IV
KETELITIAN PETA MASUKAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 70
(1) Peta masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b merupakan data
atau peta yang digunakan untuk proses perencanaan tata ruang dengan metode
proses tertentu.
(2) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. peta dasar; dan
b. peta tematik.
21
Pasal 71
(1) Peta masukan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 huruf b, harus
memiliki ketelitian peta yang pasti sesuai karakteristiknya.
(2) Tingkat ketelitian geometri peta masukan meliputi:
a. sistem referensi geometri minimal yang harus dimiliki; dan
b. skala peta minimal, akurasi pengukuran minimal, dan kerincian data
minimal yang digunakan untuk merekonstruksi informasi di muka bumi
dengan benar.
Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Dasar
Pasal 72
Peta dasar yang digunakan untuk perencanaan tata ruang harus memenuhi
kriteria:
a. memiliki skala sekurang-kurangnya sama atau lebih besar dari peta rencana
tata ruang yang akan dibuat; dan
b. memiliki unsur-unsur: perairan, hipsograf, permukiman, jaringan transportasi,
batas administrasi, dan nama-nama rupabumi sesuai dengan kenampakan
rupabumi di tempat tersebut.
Pasal 73
Peta dasar untuk penyusunan peta rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (2) huruf a menggunakan skala minimal:
a. 1: 1.000.000;
b. 1: 500.000;
c. 1: 250.000;
d. 1: 50.000;
e. 1: 25.000;
f. 1: 10.000; atau
g. 1: 5.000.
Pasal 74
Peta dasar dengan skala 1:1.000.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
a memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 100 meter;
b. permukiman berupa kota;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara, pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota;
dan/atau
e. nama rupabumi/toponim.
Pasal 75
Peta dasar dengan skala 1: 500.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
b memuat unsur-unsur:
22
Pasal 79
Peta dasar dengan skala 1:10.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf g
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 1 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 5 meter dan titik
ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 80
Peta dasar dengan skala 1: 5.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf h
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 0,5 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 2,5 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 81
Dalam hal peta dasar yang menjadi sumber tidak tersedia atau belum
dimutakhirkan, penyelenggara penataan ruang dapat menggunakan sumber data
spasial lain setelah mendapat persetujuan tertulis dari Badan.
Pasal 82
Unsur-unsur peta dasar sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedua peraturan ini
digambarkan dengan kode, simbol dan atau notasi seperti pada Lampiran II
Peraturan Pemerintah ini.
Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Tematik
Pasal 83
(1) Peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf b
merupakan peta masukan yang digunakan untuk menyusun rencana tata
ruang.
24
(2) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal meliputi:
a. peta administrasi;
b. peta kependudukan;
c. peta ekonomi dan keuangan;
d. peta fisik;
e. peta ketersediaan prasarana dan sarana dasar;
f. peta rawan bencana; dan
g. peta potensi wilayah.
(3) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat ketelitian dan
penggambarannya secara kartografis mengikuti kaidah-kaidah, kriteria,
klasifikasi dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh instansi terkait.
Pasal 84
(1) Peta tematik
keseragaman.
untuk
penyusunan
rencana
tata
ruang
harus
memiliki
Pasal 86
(1) Skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 84 ayat (2) huruf b harus sama atau lebih besar dari skala peta
dasar yang digunakan untuk penyusunan tata ruang.
(2) Dalam hal skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang lebih kecil dari
skala peta dasarnya, instansi pemerintah penyelenggara penataan ruang harus
berkonsultasi dengan Badan.
Pasal 87
(1) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf c
merupakan pembagian ruang terkecil atau hierarki terkecil dalam suatu peta
tematik yang digunakan untuk menampilkan informasi tematik dalam
penyusunan tata ruang.
(2) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
hirarki rencana tata ruang dan/atau skala peta rencana tata ruang.
(3) Unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang disusun
berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini.
25
(4) Dalam hal unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang
tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan.
Pasal 88
(1) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2)
huruf d merupakan cara pengelompokan tingkatan suatu tema secara kualitatif
maupun kuantitatif.
(2) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan hierarki rencana tata ruang dan/atau skala peta
rencana tata ruang.
(3) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini.
(4) Dalam hal tingkat klasifikasi peta tematik untuk penyusunan rencana tata
ruang tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan.
BAB V
METODE PROSES SPASIAL
Pasal 89
(1) Metode proses spasial sebagaimana dimaksud dalam
(2) Pasal 4 huruf c merupakan cara mengolah peta atau data masukan menjadi
peta luaran.
(3) Metode proses spasial sebagaimana
penyamaan:
a. sistem referensi geometri;
b. sistem generalisasi;
c. sistem kodefikasi digital;
d. sistem indeks peta luaran; dan
e. sistem penyajian kartografis cetak.
dimaksud
pada
ayat
(1)
meliputi
Pasal 90
(1) Sistem referensi geometri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf
a yang digunakan untuk peta masukan dan peta luaran harus menggunakan:
a. sistem referensi menurut ketentuan Datum Geodesi Nasional 1995;
b. sistem proyeksi Transverse Mercator (TM); dan
c. sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM).
(2) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada dua zona UTM yang
berdampingan, seluruh koordinat terlebih dahulu ditransformasikan kedalam
sistem koordinat geografis dan zona UTM yang dominan digunakan sebagai
sistem proyeksi.
(3) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada lebih dari dua zona
UTM, seluruh koordinat ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.
26
(4) Dalam hal peta masukan belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), harus dilakukan transformasi.
(5) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:
a. gambar peta cetakan hasil pemindaian secara digital;
b. gambar peta cetakan hasil penggandaan secara optis; atau
c. peta yang sudah berbentuk basis data geospasial, tetapi mempunyai datum,
proyeksi, atau grid yang berbeda dengan sistem nasional yang terpadu.
(6) Transformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dan huruf b dengan
rumusan yang minimal memenuhi syarat:
a. menggunakan rumusan yang memenuhi sayarat; dan
b. sisa kesalahan atau residu maksimal yang diperbolehkan adalah 2 mm pada
skala peta.
Pasal 91
Untuk keperluan pengelolaan data tata ruang secara nasional, seluruh peta luaran
ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.
Pasal 92
Generalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf c adalah
kegiatan
a. pemilihan;
b. penyederhanaan;
c. kombinasi dan penggabungan; dan
d. pembesaran.
Pasal 93
(1) Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf a merupakan proses
pemilihan objek elemen dengan mempertahankan ciri dan karakter aslinya.
(2) Penyederhanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf b merupakan
kegiatan menghilangkan sebagian bentuk ketidakaturan akibat proses
pengecilan skala, tetapi tetap mempertahankan karakter dari garis itu sendiri.
(3) Kombinasi dan penggabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf c
merupakan kegiatan penggabungan objek-objek dalam suatu peta ke dalam
unsur dominan.
(4) Pembesaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf d merupakan
kegiatan menampilkan suatu objek di peta yang tidak dapat ditampilkan sesuai
ukuran sebenarnya tetapi perlu dilakukan perbesaran ataupun simbolisasi
sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
(5) Ketentuan teknis lebih lanjut tentang generalisasi diatur dengan Peraturan
Kepala Badan.
Pasal 94
Sistem kodefikasi digital sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf d
meliputi:
a. kodefikasi unsur tata ruang;
27
Pasal 95
Kodefikasi unsur tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 untuk
kepentingan pembangunan basisdata spasial harus disusun secara unik dan
sistematik.
Pasal 96
(1) Simbolisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 huruf b harus dibuat dalam
suatu rangkaian simbol, warna, arsiran ataupun notasi.
(2) Simbolisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan model acuan
yang akan menjamin keseragaman visualisasi.
(3) Daftar kode unsur baku dalam kodefikasi data dan template visualisasi untuk
semua jenis peta dan skala ditetapkan dan disediakan oleh Badan.
(4) Untuk simbolisasi dalam peta cetak, semua peta harus dilengkapi dengan
legenda dan indeks lokasi yang mengacu kepada indeks lokasi peta dasar pada
skala yang sesuai.
Pasal 97
(1) Sistem indeks peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2)
huruf d sesuai dengan kode wilayah administrasi yang ditetapkan oleh Instansi
Pemerintah yang diberi tugas di bidang pemerintahan dalam negeri.
(2) Dalam hal suatu wilayah harus digambarkan menjadi beberapa lembar peta
luaran, maka pembagian lembar dan penomoran peta luaran harus disesuaikan
dengan sistem indeks peta dasar nasional yang ditetapkan oleh Badan.
(3) Sistem indeks peta luaran merupakan penggabungan kode wilayah administrasi
dan sistem indeks peta dasar nasional, yang disusun dengan urutan kode
wilayah administrasi, indeks peta dasar, dan nama jenis peta luaran.
Pasal 98
(1) Sistem penyajian kartografis cetak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat
(2) huruf e meliputi:
a. pencetakan berupa mesin cetak, tinta cetak dan kertas cetak; dan
b. penggunaan lembar khusus.
(2) Ketentuan tata cara sistem penyajian kartografis cetak diatur dengan
Peraturan Kepala Badan.
28
BAB VI
PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL
Pasal 99
(1) Pengelolaan data geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d
disusun dalam sistem pengelolaan geodatabase sejak dari peta masukan,
pemprosesan hingga peta luaran.
(2) Pengelolaan data geospasial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyimpanan;
b. pengamanan; dan
c. aksesibilitas.
(3) Spesifikasi teknis mengenai sistem pengelolaan geodatabase sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Kepala Badan.
Pasal 100
(1) Penyimpanan data geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2)
huruf a dilakukan dalam bentuk digital dan cetakan.
(2) Penyimpanan data geospasial dalam bentuk digital menggunakan teknologi
geodatabase yang dilengkapi dengan metadata.
(3) Penyimpanan data geospasial dalam bentuk cetakan disusun dalam suatu
album peta minimal dalam ukuran A3.
(4) Album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari:
a. Peta rencana tata ruang; dan
b. Peta tematik.
Pasal 101
(1) Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf b dilakukan
untuk menjamin agar data geospasial:
a. tetap dapat digunakan;
b. tidak dapat diubah atau dipalsukan;
c. tidak rusak oleh keadaan.
(2) Setiap orang dilarang mengubah isi data geospasial yang telah ditetapkan tanpa
sepengetahuan dan seizin penyelenggara penataan ruang.
(3) Penyelenggara penataan ruang harus menyerahkan duplikat data digital ke
Badan untuk tujuan:
a. pengamanan;
b. pengintegrasian secara nasional; dan
c. alat bukti pada saat ada sengketa penataan ruang.
Pasal 102
(1) Aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf c harus
disediakan oleh penyelenggara penataan ruang.
(2) Penyelenggara penataan ruang harus membuka akses peta luaran dan peta
masukan kepada masyarakat.
29
BAB VII
PENGADAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS
Pasal 103
(1) Pengadaan peta dasar diselenggarakan oleh Instansi yang berwenang di bidang
survei dan pemetaan.
(2) Pengadaan peta tematik sektoral
mengadakan peta tematik sektoral.
diselenggarakan
oleh
dan
instansi
yang
kabupaten/kota
Pasal 106
Pembinaan teknis dilakukan melalui:
a. Pengembangan keterpaduan dengan sistem jaringan data spasial nasional
dalam penataan ruang wilayah.
b. Pembinaan sumber daya manusia dengan sosialisasi, pendidikan dan latihan
atau bimbingan teknis.
BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 107
(1) Masyarakat berhak mengetahui peta tematik melalui katalog peta tematik yang
disusun oleh instansi yang mengadakan peta tematik.
(2) Masyarakat berhak mengetahui peta-peta rencana tata ruang.
(3) Penyelenggara harus menyajikan dan memberikan akses atas peta-peta itu ke
masyarakat dalam media yang semudah-mudahnya dan semurah-murahnya
dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya internet.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 108
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka data geospasial yang
telah ada harus disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini,
selambat-lambatnya dalam lima tahun setelah berlakunya Peraturan Pemerintah
ini.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 109
Pada saat berlakunya peraturan pemerintah ini, maka Peraturan pemerintah
nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Rencana Tata Ruang
Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934) dinyatakan tidak berlaku.
31
Pasal 110
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di : Jakarta
Pada tanggal :
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di : Jakarta
Pada tanggal :
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN . NOMOR
32
PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .. TAHUN 2010
TENTANG
TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG
I. PENJELASAN UMUM
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menegaskan
bahwa tingkat ketelitian peta rencana tata ruang diatur dengan peraturan
pemerintah.
Rencana tata ruang dilaksanakan melalui proses perencanaan tata ruang yang
menghasilkan antara lain peta rencana tata ruang, pemanfaatan ruang
berdasarkan hasil perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan, dan pengendalian
pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan peta rencana tata
ruang. Dengan kata lain, kualitas pemanfaatan ruang ditentukan antara lain oleh
tingkat ketelitian rencana tata ruang yang bentuknya digambarkan dalam peta
rencana tata ruang yang disusun berdasarkan suatu sistem perpetaan yang
disajikan berdasarkan pada unsur-unsur serta simbol dan atau notasinya yang
dibakukan secara nasional.
Proses penyusunan peta rencana tata ruang diawali dengan ketersediaan peta
dasar, oleh karena itu setiap jenis peta harus memiliki ketelitian peta yang pasti
sesuai karakteristiknya. Peta dasar dengan segala karakteristik ketelitiannya,
menjadi dasar bagi pembuatan peta rencana tata ruang wilayah. Selanjutnya peta
rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran peta-peta tematik.
Peta-peta tematik menjadi bahan analisis dan proses sntesis penuangan rencana
tata ruang wilayah dalam bentuk peta bagi penyusunan rencana tata ruang.
Oleh karena ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara yang terbagi dalam wilayah daerah
propinsi, wilayah daerah kota/kabupaten, maka masing-masing rencana tata ruang
wilayah tersebut secara berurutan digambarkan dalam peta wilayah negara
Indonesia, peta wilayah daerah propinsi, peta wilayah daerah kabupaten, dan peta
wilayah daerah kota. Peta wilayah tersebut di atas diturunkan dari peta dasar
sedemikian rupa sehingga hanya memuat unsur-unsur rupa bumi yang diperlukan
dari peta dasar, dengan maksud agar peta wilayah tersebut tetap memiliki
karakteristik ketelitian georeferensinya. Penggambaran rencana tata ruang wilayah
pada peta wilayah tersebut berwujud peta rencana tata ruang wilayah. Sesuai
dengan ruang lingkup pengaturannya, Peraturan Pemerintah ini hanya mengatur
tentang ketelitian peta rencana tata ruang dan turunannya.
Peta rencana tata ruang wilayah nasional ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah,
sedangkan rencana tata ruang wilayah daerah propinsi, rencana tata ruang wilayah
daerah kabupaten, serta rencana tata ruang wilayah daerah kota ditetapkan
dengan peraturan daerah masing-masing. Oleh karena rencana tata ruang wilayah
tersebut berkekuatan hukum, maka peta rencana tata ruang wilayah sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dengan rencana tata ruang wilayah harus
mengandung tingkat ketelitian yang sesuai dengan skala penggambarannya.
33
Alokasi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung, kawasan budi daya, kawasan
perkotaan, kawasan perdesaan dan kawasan tertentu dalam rencana tata ruang
wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah propinsi, rencana tata ruang wilayah
kabupaten, dan rencana tata ruang wilayah kota, serta rencana tata ruang
kawasan, digambarkan dengan unsur alam seperti garis pantai, sungai, danau, dan
unsur buatan seperti jalan, pelabuhan, bandar udara, permukiman, serta unsurunsur kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan batas wilayah administrasi
dan nama kota, nama sungai, dan nama laut. Penggambaran unsur-unsur tersebut
disesuaikan dengan keadaan di muka bumi dan pemanfaatan ruang yang
direncanakan.
Oleh karena dalam perencanaan tata ruang diperlukan data dan informasi tentang
tema-tema tertentu yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya
buatan, maka Peraturan Pemerintah ini erat kaitannya dengan peraturan
perundang-undangan lain yang memuat ketentuan yang mengandung segi-segi
penataan ruang.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan substansi/bahan dan
proses analisis untuk rencana tata ruang.
Yang dimaksud dengan akurat adalah data dan informasi peta tata ruang
yang cermat, tepat, benar, dan berkualitas.
Pasal 3
Huruf a
Yang dimaksud dengan peta luaran adalah peta-peta hasil rencana tata
ruang.
Huruf b
Yang dimaksud dengan peta masukan adalah peta-peta dan/atau data
yang dijadikan sebagai input untuk rencana tata ruang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan metode proses spasial adalah standar algoritma
proses spasial atau keruangan dalam perencanaan untuk menghasilkan
rekomendasi yang teliti yang akan dituangkan dalam rencana tata ruang.
Huruf d
Yang dimaksud dengan pengelolaan data geospasial dan informasi
geospasial adalah cara penyimpanan data geospasial dan informasi
geospasial yang digunakan, dokumentasi proses spasial maupun peta
penyajiannya kedalam suatu struktur, format, dan kodefikasi.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan metode proses tertentu adalah cara mengolah
data dan peta dari berbagai sumber dalam suatu sistem informasi
geografis (SIG).
Ayat (2)
Cukup jelas.
34
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Yang dimaksud dengan skala minimal 1:1.000.000 adalah bahwa skala yang
diperbolehkan tidak boleh lebih kecil dari 1:1.000.000. Contoh skala yang
lebih kecil dari 1:1.000.000 adalah 1:1.500.000.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan satu cakupan wilayah nasional secara utuh
adalah bahwa sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan
transportasi nasional harus digambarkan dalam satu sistem kesatuan
karena merupakan satu kesatuan alur pikir.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan digambarkan pada peta tersendiri adalah
sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional
dan
sistem jaringan sumberdaya air nasional dapat digambarkan
tersendiri secara terpisah dari peta struktur wilayah nasional apabila
secara kartografis penggambarannya tidak memungkinkan.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi darat meliputi
jaringan jalan dan terminal, jaringan rel kereta api dan stasiun, dan
jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
Jaringan jalan dan terminal berupa jalan tol atau jalan bebas
hambatan, jalan strategis nasional, jalan arteri primer, jalan
kolektor primer, terminal tipe A, dan terminal tipe B.
Jaringan rel kereta api dan stasiun berupa stasiun kereta api, jalur
kereta api umum antar kota, jalur kereta api umum perkotaan,
jalur kereta api khusus. Jalur kereta api yang disebut di atas dapat
berupa jalur kereta api jalur ganda, jalur kereta api jalur tunggal,
jalur kereta api atas tanah, jalur kereta api bawah tanah, jalur
kereta api layang.
Jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan berupa
pelabuhan sungai, pelabuhan danau, alur pelayaran angkutan
sungai, alur pelayaran angkutan danau, pelabuhan penyeberangan
lintas antarprovinsi dan antarnegara, pelabuhan penyeberangan
lintas antar kabupaten/kota, pelabuhan penyeberangan lintas
35
36
Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan terestrial adalah berupa jaringan
mikro digital, jaringan serat optik, jaringan kabel laut, jaringan
international, stasiun telepon otomat, transmisi kabel laut,
transmisi kabel laut (konstruksi), kantor pos besar, dan kantor pos
kecil.
Huruf b
Yang dimaksud dengan stasiun bumi adalah bangunan berfungsi
sebagai stasiun telekomunikasi.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan sistem sumber daya air pada setiap wilayah
sungai adalah berupa batas sistem wilayah sungai lintas negara
dan batas sistem wilayah sungai lintas provinsi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan cekungan air tanah dapat berupa
cekungan air tanah lintas negara dan cekungan air tanah lintas
provinsi.
Huruf d
Yang dimaksud dengan bendungan besar adalah bangunan yang
dibuat untuk membendung aliran air.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kanal besar adalah bangunan air yang
berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya mencakup kawasan hutan lindung,
kawasan bergambut, dan kawasan resapan air.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat
mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
waduk/danau, kawasan sekitar mata air, ruang terbuka hijau
(termasuk di dalamnya hutan kota), dan kawasan lindung
keagamaan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan pelestarian alam, suaka alam dan
cagar budaya mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka
alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka
margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai
berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman
hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam mencakup
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang,
dan kawasan rawan banjir.
37
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan lindung geologi mencakup
kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi,
dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan lindung lainnya mencakup cagar
biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma nutfah,
kawasan pengungsian satwa, kawasan terumbu karang, dan
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan hutan produksi adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi hutan produksi.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan hutan rakyat adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi hutan yang dimiliki oleh rakyat, adat atau
ulayat.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan perkebunan adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan yang
menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industri.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan pertanian pangan adalah
kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan perikanan adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi perikanan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan pertambangan adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan yang secara
ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup bahan
tambang golongan A, B dan C.
Huruf g
Yang dimaksud dengan kawasan industri adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi industri.
Huruf h
Yang dimaksud dengan kawasan pariwisata adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi pariwisata.
Huruf i
Yang dimaksud dengan kawasan permukiman adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi permukiman diluar kawasan lindung.
Huruf j
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan terlalu kecil adalah ukuran dari obyek yang
digambarkan kurang dari 2 x 2 mm.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis dari sudut pertahanan dan
keamanan berupa daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi
38
39
40
Huruf c
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi udara adalah terdiri dari
Bandar udara yang telah ditetapkan dalam RTRWN; bandar udara
khusus yang berada di wilayah provinsi; dan ruang udara yang terdiri
dari ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung
untuk kegiatan bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara yang
dipergunakan untuk operasi penerbangan dan ruang udara yang
ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Pasal 20
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan sistem prasarana listrik provinsi
mencakup jaringan transmisi saluran udara tegangan ultra tinggi
(SUTUT), jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi
(SUTET), jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT),
jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah (SUTM),
dan/atau jaringan transmisi saluran udara tegangan rendah
(SUTR).
Huruf b
Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik mencakup
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB), dan/atau pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP).
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan terestrial adalah berupa jaringan
mikro digital, jaringan mikro analog, jaringan serat optik dan kabel
laut.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan bendungan adalah bangunan yang dibuat
untuk membendung aliran air.
Huruf e
Yang dimaksud dengan waduk penampungan air besar adalah
saluran air buatan untuk keperluan irigasi.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kanal besar adalah bangunan air yang
berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan.
Huruf g
Yang dimaksud dengan fasilitas air bersih mencakup mata air,
intake, instalasi produksi, bak penampungan, pipa jaringan air
bersih, pipa air bersih utama, pipa air bersih sekunder, dan jalur
distribusi air bersih.
41
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Kawasan lindung provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci.
Ayat (2)
Kawasan budidaya provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pertumbuhan ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilai strategis
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi
yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki
potensi ekonomi cepat tumbuh, sektor unggulan yang dapat
menggerakkan pertumbuhan ekonomi, potensi ekspor, dukungan
jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, kegiatan
ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, fungsi untuk
mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan, atau fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi
sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut pandang
sosial budaya dapat merupakan kawasan budi daya maupun kawasan
lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya di wilayah provinsi,
seperti halnya kawasan yang antara lain merupakan tempat pelestarian
dan pengembangan adat istiadat atau budaya, merupakan prioritas
peningkatan kualitas sosial dan budaya, merupakan aset yang harus
dilindungi
dan
dilestarikan,
merupakan
tempat
perlindungan
peninggalan
budaya,
memberikan
perlindungan
terhadap
keanekaragaman budaya, atau memiliki potensi kerawanan terhadap
konflik sosial.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah provinsi, seperti
halnya kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir,
memiliki sumber daya alam strategis, memiliki fungsi sebagai pusat
pengendalian dan pengembangan antariksa, memiliki fungsi sebagai
pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau memiliki fungsi sebagai
lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
42
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup merupakan kawasan yang memiliki nilai
strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, seperti halnya
kawasan yang merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, kawasan yang
memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian, kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro, kawasan yang
menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup,
kawasan yang merupakan kawasan rawan bencana alam, atau kawasan
yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf f
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Huruf a
Yang dimaksud dengan pusat pelayanan kawasan (PPK) merupakan
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pusat pelayanan lingkungan (PPL) merupakan
pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) merupakan
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan
sebagai PKL. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp
hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan pusat kegiatan tersebut
harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten.
Pasal 30
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan jalan mencakup:
- jalan lokal adalah jalan yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten
dengan pusat desa, antaribukota kecamatan, ibukota
kecamatan dengan desa, dan antardesa;
- jalan strategis kabupaten;
- jembatan, yang meliputi pembangunan jalan/jembatan baru
untuk membuka kawasan terisolasi, untuk meningkatkan
kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi, serta untuk
43
44
Huruf b
Yang dimaksud dengan Jaringan listrik merupakan penjabaran
jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Utama Tegangan Ultra
Tinggi (SUTUT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET),
dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kota
(jika ada), jalur-jalur distribusi energi kelistrikan, lokasi
pembangkit, gardu induk distribusi, dan sistem distribusi; dan
rencana sistem alternatif sumber daya lainnya seperti migas,
panas bumi, tenaga surya, dan lain sebagainya.
Huruf c
Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik dapat berupa
skala besar maupun mikro yang berupa PLTA, PLTU, PLTG, PLTD,
PLTN, PLTS, PLTB, dan PLTP.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan wilayah sungai kabupaten adalah
termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah kabupaten.
Huruf c
Yang dimaksud dengan jaringan irigasi berfungsi untuk
mendukung produktivitas usaha tani terdiri dari saluran,
bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan
irigasi terdiri dari jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier,
serta jaringan irigasi air tanah.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan sistem pengendalian banjir termasuk
saluran drainase primer, saluran drainase sekunder, saluran air
hujan primer, saluran air hujan sekunder.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan sistem prasarana wilayah kabupaten lainnya
meliputi jaringan prasarana lingkungan, mencakup prasarana
pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) Sementara, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, serta
pengolahan limbah cair dan padat.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya skala kabupaten mencakup kawasan bergambut
dan kawasan resapan air.
45
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat mencakup
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk,
kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan
lokal lainnya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan
cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut
dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut,
cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam
dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam meliputi:
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan lindung geologi meliputi: kawasan
cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan
yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Pasal 34
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan hutan produksi dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan hutan produksi terbatas,
peruntukan hutan produksi tetap, dan peruntukan hutan produksi yang
dapat dikonversi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pertanian dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan
pertanian lahan kering, peruntukan tanaman pangan, dan peruntukan
hortikultura;.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan perkebunan dirinci
berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah
kabupaten.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan perikanan dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan
perikanan
tangkap, peruntukan
budidaya perikanan, dan peruntukan kawasan pengolahan ikan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pertambangan dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan mineral dan batubara,
peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan
peruntukan air tanah di kawasan pertambangan.
Huruf g
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan industri dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan industri besar, peruntukan industri
sedang dan peruntukan industri rumah tangga.
Huruf h
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pariwisata dirinci meliputi
kawasan-kawasan:
peruntukan
pariwisata
budaya,
peruntukan
pariwisata alam, dan peruntukan pariwisata buatan.
46
Huruf i
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan permukiman dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan permukiman perkotaan dan
peruntukan permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka
permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing
permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di
pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya.
Huruf j
Yang termasuk kawasan peruntukan lainnya dapat berupa instalasi
pembangkit energi listrik, instalasi militer, dan instalasi lainnya.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut
pertumbuhan ekonomi berupa
- potensi ekonomi cepat tumbuh,
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi,
- potensi ekspor,
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi,
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan,
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi, atau
- kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
dalam wilayah kabupaten.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut sosial
dan budaya berupa:
- tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya,
- prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya,
- aset yang harus dilindungi dan dilestarikan,
- tempat perlindungan peninggalan budaya,
- tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya, atau
- tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa:
- peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
berdasarkan
lokasi
sumber
daya
alam
strategi,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
- sumber daya alam strategis;
- fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
- fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
- fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup berupa:
- tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
47
48
49
Huruf f
Yang dimaksud dengan Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana
dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki dapat direncanakan dalam
bentuk ruang pejalan kaki di sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi
air, ruang pejalan kaki di kawasan komersial/perkantoran, ruang
pejalan kaki di RTH, ruang pejalan kaki di bawah tanah, dan ruang
pejalan kaki di atas tanah.
Huruf g
Yang dimaksud dengan Jalur Evakuasi Bencana meliputi escape
way dan melting point baik dalam skala kota maupun kawasan.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya mencakup kawasan hutan lindung, kawasan
bergambut, dan kawasan resapan air.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat mencakup
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/danau,
kawasan sekitar mata air, dan kawasan lindung keagamaan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan ruang terbuka hijau (rth) kota antara lain
meliputi taman rt, taman rw, taman kota dan permakaman.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan suaka alam dan
cagar budaya
mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan
lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan
cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman hutan raya,
taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan.
Huruf f
yang meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang
pasang dan kawasan rawan banjir.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 45
Huruf a
Kawasan perumahan dapat dirinci meliputi perumahan dengan
kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang, dan perumahan
dengan kepadatan rendah.
Huruf b
Kawasan perdagangan dan jasa terdiri atas pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern.
Huruf c
Kawasan perkantoran terdiri atas perkantoran pemerintahan dan
perkantoran swasta.
Huruf d
Kawasan industri meliputi industri rumah tangga/kecil dan industri
ringan.
50
Huruf e
Kawasan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan
pariwisata buatan.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruangruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika
bencana terjadi.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Kawasan peruntukan lainnya meliputi: pertanian, pertambangan,
peruntukan pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta
keamanan dan keselamatan), peruntukan militer, dan lain-lain sesuai
dengan peran dan fungsi kota.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut pertumbuhan
ekonomi berupa
- potensi ekonomi cepat tumbuh;
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
- potensi ekspor;
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi;
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi;
- sumber daya alam yang strategis untuk kepentingan pembangunan
kota; dan/atau
- pengaruh yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
dalam wilayah kota.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut sosial dan
budaya berupa:
- tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
- prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
- aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
- tempat perlindungan peninggalan budaya;
- tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya;
- tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial;
- hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkan
jatidiri maupun penanda (vocal point, landmark) budaya kota;
dan/atau
- kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan
pembangunan kota.
51
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa:
- kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
- memiliki sumber daya alam strategis;
- memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
antariksa;
- memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;
atau
- memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup berupa:
- tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
- kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air
yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
- kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim
makro;
- kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
- kawasan rawan bencana alam; dan/atau
- kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan andalan kota mencakup kawasan
andalan darat dan kawasan andalan laut.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Huruf a
Cukup jelas.
52
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pertumbuhan ekonomi berupa kawasan ekonomi khusus (KEK),
kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET), kawasan tertinggal,
Kawasan
perdagangan
dan
pelabuhan
bebas,
kawasan
unggulan/andalan berkembang, kawasan unggulan/andalan prospektif
berkembang, kawasan pengembangan potensi khusus, kawasan berikat,
kawasan pusat perdagangan skala provinsi, dan/atau kawasan
Agropolitan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan
budaya berupa kawasan pusat perkantoran pemerintahan, kawasan
pusat sejarah keagamaan, kawasan pusat kegiatan keagamaan, kawasan
pariwisata (kota tua, wisata buatan unggulan), kawasan makam-makam
bersejarah, kawasan adat tertentu, dan/atau kawasan konservasi
warisan budaya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa
kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan pertambangan
minyak dan gas bumi lepas pantai, kawasan yang menjadi instalasi
tenaga nuklir, dan/atau kawasan industri strategis provinsi.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai
warisan dunia.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
53
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan sesuai karakteristiknya adalah peta yang
digambarkan pada skala tertentu mempunyai tingkat ketelitian dan
kedetilan berbeda serta tujuan penggunaan yang berbeda.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan sistem referensi geometri minimal yang
harus dimiliki meliputi sistem proyeksi, skala, datum, dan sistem
koordinat.
Huruf b
Yang dimaksud dengan akurasi pengukuran minimal adalah
akurasi gemoteris minimal dalam pengukuran di lapangan atau
dengan metode lain yang diperbolehkan untuk menggambarkan
sebuah unsur peta.
Yang dimaksud dengan kerincian data minimal adalah kedalaman
tingkat klasifikasi suatu unsur yang memungkinkan untuk
digambarkan pada peta.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
54
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan peta kependudukan meliputi kepadatan
penduduk, peta karakteristik penduduk menurut jenis kelamin,
peta karakteristik penduduk menurut tingkat pendidikan dan peta
karakteristik penduduk menurut pekerjaan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan peta ekonomi dan keuangan adalah peta
yang menunjukkan kondisi ekonomi dan keuangan wilayah yang
meliputi nilai eksport dan import suatu komoditas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan peta fisik adalah peta yang menunjukkan
karakter atau kondisi alam fisik suatu wilayah, yang meliputi peta
kemiringan lereng, peta geomorfologi/fisiografi, peta penutup lahan,
peta geologi, peta penggunaan lahan, peta tanah, dan peta
klimatologi termasuk curah hujan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan peta ketersediaan prasarana dan sarana
dasar meliputi peta eksisting untuk jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, sarana dan prasarana pendidikan, peta sarana dan
prasarana kesehatan, peta jaringan energi minyak dan gas, yang
dirinci sesuai level perencanaan
Huruf f
Yang dimaksud dengan peta rawan bencana terdiri dari peta
rawan bencana banjir, peta rawan bencana longsor, peta rawan
bencana tsunami, peta rawan bencana gunung berapi, dan peta
rawan gempa.
Huruf g
Yang dimaksud dengan peta potensi wilayah adalah potensi
wilayah baik darat dan/atau laut, berupa peta potensi pertanian
dan peternakan, peta potensi tambang, peta potensi perikanan, peta
potensi pariwisata, dan peta potensi perkebunan dan kehutanan.
55
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 84
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan keseragaman adalah bahwa kualitas data pada
peta masukan tata ruang untuk level perencanaan yang sama pada
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota seharusnya sama.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 85
Cukup jelas.
Pasal 86
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan sama atau lebih besar dari skala peta dasar
adalah misalnya apabila skala peta dasar yang digunakan untuk
penyusunan rencana tata ruang adalah 1:250.000 maka skala minimal
peta tematik masukan yang digunakan adalah 1:250.000 atau lebih
besar misalnya 1:100.000.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 87
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pembagian ruang terkecil dan/atau hierarki
terkecil adalah misalnya:
- untuk ruang terkecil biasanya disebut dengan resolusi spasial, yaitu
pembagian ruang dalam grid/piksel dimana dimensi grid/piksel di
bumi dinyatakan dalam unit panjang/luas. Resolusi 30 meter artinya
bahwa satu piksel pada peta mewakili 30 meter di permukaan bumi,
dan seterusnya.
- berdasarkan
- menggunakan hierarki terendah dalam sistem administrasi nasional
yang akan dipakai baik itu tingkat provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, desa, dan seterusnya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan sistem referensi geometri adalah suatu
sistem pemetaan dimana semua peta yang dibuat mengacu pada
datum, proyeksi dan grid yang sama.
56
Huruf b
Yang dimaksud dengan sistem generalisasi adalah suatu proses
menampilkan informasi dalam suatu peta yang skalanya lebih kecil
sehingga tingkat kedetilannya sesuai dengan skala peta tersebut.
Huruf c
Yang dimaksud dengan sistem kodefikasi digital merupakan
teknik penyimpanan peta luaran dalam sistem basisdata spasial
yang menggunakan sistem klasifikasi dan kodefikasi unsur yang
baku secara nasional
Huruf d
Yang dimaksud dengan sistem penomoran peta luaran merupakan
teknis penomoran peta rencana tata ruang sistematis dalam bentuk
indeks untuk memudahkan pencarian dan/atau dokumentasi peta
rencana tata ruang secara nasional. Penomoran yang dimaksud
mengikuti sistematika penomoran yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang.
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 90
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan zona UTM yang dominan adalah zona UTM
dimana cakupan areanya paling besar, sehingga karakter luasan lebih
diutamakan untuk dipertahankan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Huruf a
Yang dimaksud dengan rumusan yang memenuhi syarat adalah
bila menggunakan empat titik sekutu, maka transformasi dilakukan
cukup dengan menggunakan transformasi conform, atau bila
menggunakan lebih dari empat titik sekutu maka transformasi
dilakukan dengan menggunakan transformasi affine.
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 91
Yang dimaksud dengan pengelolaan data tata ruang secara nasional
merupakan
cara
untuk
pengintegrasian/pemaduan
dan
pengharmonisasian/penyelarasan data tata ruang untuk kepentingan
koordinasi secara nasional.
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.
57
Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 95
Yang dimaksud dengan unik adalah setiap unsur tata ruang tidak
mempunyai kode yang sama dengan unsur lainnya.
Yang dimaksud dengan sistematik adalah pemberian kode unsur tata ruang
disusun secara teratur dan konsisten.
Pasal 96
Cukup jelas.
Pasal 97
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Instansi yang berwenang adalah Departemen
dalam Negeri. Teknis penomoran peta luaran adalah kode wilayah, nomor
urut peta, dan tema peta.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Instansi yang berwenang adalah Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Teknis penomoran dalam hal
ini adalah kode wilayah, nomor peta sesuai dengan peta rupabumi,
nomor urut peta, dan tema peta.
Pasal 98
Yang dimaksud dengan penggunaan lembar khusus adalah pencetakan peta
dapat dilakukan untuk penambahan cakupan lembar ke samping kiri atau
kanan dan/atau penambahan cakupan lembar ke atas atau ke bawah masingmasing sampai dengan 2 atau 100 mm.
Pasal 99
Cukup jelas.
Pasal 100
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan album peta adalah kumpulan dari peta yang
disusun dalam format buku album berukuran minimal A3.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 101
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ditetapkan adalah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah untuk RTRWN, Peraturan Daerah untuk RTRWP dan
RTRWKab/Kota.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 102
Cukup jelas.
58
Pasal 103
Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
Cukup jelas.
Pasal 107
Cukup jelas.
Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.
59
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TAHUN 2010
TANGGAL
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Sistem Perkotaan
8
5 01 14 0 00
Kode Unsur
4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kabupaten / kota atau beberapa
kecamatan
-1-
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
5 01 14 1 00
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
5 01 14 1 01
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
5 01 14 2 00
00 75 75 00
255 63 63
00 75 100
5 01 14 3 00
Keterangan
9
Simbol minimal 3 mm
8. PPL
9. PKLp
RGB (255)
00 50 75 00
255 127 63
20 75 100
5 01 14 1 02
00 20 100 00
255 204 00
48 100 100
5 01 14 2 01
00 30 00 00
300 30 100
5 01 14 4 00
00 20 100 00
255 204 00
48 100 100
5 01 14 4 01
00 50 75 00
255 127 63
20 75 100
5 01 14 3 01
00 20 100 00
255 204 00
48 100 100
5 01 14 5 00
2
Kota sebagai pusat jasa, pusat pengolahan,
simpul transportasi dan kegiatan nasional yang
diusulkan provinsi
7. PPK
CMYK (%)
Keterangan
6. PKWp
Simbol
Kode Unsur
Pengertian
5. PKNp
Spesifikasi
NAMA UNSUR
-2-
NAMA UNSUR
1
11. Sub. Pusat Kota
Pengertian
2
Sub.Pusat Kota adalah pusat pelayanan yang
melayani sub-wilayah kota
Spesifikasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
5
00 50 75 00
Kode Unsur
Keterangan
255 127 63
20 75 100
5 01 14 5 01
300 30 100
5 01 14 5 02
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
7
Kode Unsur
Keterangan
2 00 00 0 00
2 01 00 0 00
0.35 mm
Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam
0.8 mm
-3-
255 127 00
29 100 100
2 01 02 0 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam
4. Jalan Lokal
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
255 127 00
29 100 100
2 01 10 0 00
0 .25 mm
0 .5 mm
0. 6 mm
0. 6 mm
00 30 100 00
255 178 00
41 100 100
2 01 12 0 00
30 30 00 00
240 30 100
2 01 14 0 00
5. Jalan Strategis
2 01 24 0 00
a. Strategis Nasional
-4-
255 00 00
00 100 100
2 01 24 1 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
b. Strategis Provinsi
c. Strategis Kabupaten
6. Jalur Busway
7. Jembatan
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
2 01 24 2 00
00 40 08 00
312 40 100
2 01 24 3 00
00 100 100 00
60 30 90
2 01 26 0 00
00 00 00 100
255 00 00
00 100 100
1 19 00 0 00
8. Terminal
1 19 30 0 00
a. Terminal type A
b. Terminal type B
Warna hitam
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 19 30 1 00
Warna merah
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
1 19 30 2 00
-5-
Simbol minimal 3
mm
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
warna hitam
34 100 10 00
c. Terminal type C
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
168 00 230
284 100 90
1 19 30 3 00
2 02 00 0 00
a. Stasiun Besar
b. Stasiun Sedang
Lokasi yang digunakan sebagai tempat asaltujuan serta transit pergerakan lalu lintas
penumpang dan barang yang menggunakan
jasa angkutan kereta pada kota besar
0.3 mm
0.3 mm
10 mm
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
1 19 32 1 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 19 32 2 00
10 mm
Lokasi yang digunakan sebagai tempat asaltujuan serta transit pergerakan lalu lintas
penumpang dan barang yang menggunakan
jasa angkutan kereta pada kota kecil
0.3 mm
10 mm
2 02 00 0 00
2 02 02 1 00
-6-
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
7
Kode Unsur
Keterangan
9
Tebal garis rel 0.2
mm
Jarak antara
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm
00 00 00
00 00 00
2 02 02 1 01
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
2 02 02 1 02
23 19 100 00
196 207 00
63 100 81
2 02 02 1 03
2 02 04 1 00
-7-
00 00 00
00 00 00
2 02 04 1 01
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
2 02 04 1 02
23 19 100 00
196 207 00
63 100 81
2 02 04 1 03
2 02 01 0 00
2 02 02 2 00
-8-
34 100 10 00
169 00 230
284 100 90
2 02 02 2 01
100 23 00 00
00 196 255
2 02 02 2 02
00 20 50 00
36 50 100
2 02 02 2 03
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
3. Jalur Subway
4. Jalur Monorail
HSV (360
100 100)
7
Kode Unsur
Keterangan
2 02 04 2 00
-9-
34 100 10 00
169 00 230
284 100 90
2 02 04 2 01
100 23 00 00
00 196 255
2 02 04 2 02
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
2 02 08 0 00
00 20 50 00
36 50 100
2 02 10 0 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
7
00 00 00
00 00 00
C. Jaringan transportasi
sungai, danau dan
penyeberangan
2. Pelabuhan danau
Keterangan
2 02 14 0 00
1. Pelabuhan sungai
Kode Unsur
2 04 00 0 00
00 00 00100
00 00 00
00 00 00
1 19 52 0 00
100 00 00 00
00 255 255
1 19 52 1 00
100 30 70 00
00 179 76
145 100 70
2 04 02 0 00
Simbol minimal 3
mm
- 10 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
50 45 90 00
128 140 13
66 91 55
2 04 04 0 00
5. Pelabuhan penyeberangan
lintas antar provinsi dan
antar negara
00100 25 00
255 00 191
315 1 00 100
1 19 48 1 00
6. Pelabuhan penyeberangan
lintas antar kabupaten/kota
55 100 70 00
115 00 76
320 100 45
1 19 48 2 00
12 33 94 00
224 170 15
45 93 88
1 19 48 3 00
100 100 00 00
00 00 255
2 04 02 1 00
00 33 100 00
40 100 100
2 04 02 2 00
7. Pelabuhan penyeberangan
lintas dalam Kabupaten /
Kota
8. Lintas penyeberangan
antar provinsi yang
menghubungkan antar
jaringan jalan nasional dan
antar jaringan jalur kereta
api antar provinsi
9. Lintas penyeberangan
antar negara yang
menghubungkan antar
jaringan jalan pada
kawasan perbatasan
- 11 -
B.
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
55 100 70 00
115 00 76
320 100 45
2 04 02 3 00
00 100 00 00
255 00 255
2 04 02 4 00
1. Pelabuhan Internasional
hub
2 04 08 0 00
00 00 00 100
- 12 -
00 00 00
00 00 00
2 04 08 3 00
Simbol minimal 3
mm
Infill white
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
2. Pelabuhan Internasional
3. Pelabuhan Nasional
4. Pelabuhan Regional
5. Pelabuhan lokal
6. Pelabuhan khusus
- 13 -
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
100 100 00 00
00 00 255
2 04 08 3 01
100 56 00 00
00 112 255
2 04 08 3 02
00 100 25 00
255 00 191
2 04 08 3 03
55 100 70 00
115 00 76
320 100 45
2 04 08 3 04
15 35 95 00
217 166 13
45 94 85
2 04 08 3 05
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
7. Pelabuhan lainnya
8. Alur pelayaran
Internasional
HSV (360
100 100)
7
Kode Unsur
Keterangan
Simbol minimal 3
mm
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
2 04 08 3 05
100 100 00 00
00 00 00
00 00 00
2 04 08 1 00
0.6 mm
100 00 00 00
00 225 255
2 04 08 2 00
100 100 00 00
00 00 255
2 04 08 1 01
Dimensi minimal
garis
- 14 -
Tinggi simbol
minimal 1 mm
Notasi minimal 2
mm ALKI = Alur
Laut Kepulauan
Indonesia
Untuk alur laut yang
panjang,
penggunaan notasi
diatur
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
HSV (360
100 100)
7
12 33 94 00
224 170 15
45 93 88
2 04 08 1 02
20 40 00 00
270 40 100
2 04 08 2 01
34 100 10 00
169 00 230
284 100 90
2 04 08 2 02
10 70 70 00
230 76 76
00 67 90
2 04 08 2 03
152 230 00
80 10 90
2 04 08 2 04
11 Jaringan pelayaran
Internasional yang
menghubungkan antar
pelabuhan Internasional
hub dan pelabuhan
Internasional dengan
pelabuhan Internasional di
negara lain
12. Alur pelayaran nasional
yang menghubungkan
pelabuhan nasional
dengan pelabuhan
Internasional atau
pelabuhan Internasional
hub
13. Alur pelayaran nasional
yang menghubungkan
antar pelabuhan nasional
- 15 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
7
Kode Unsur
Keterangan
2 03 00 0 00
Simbol minimal 3
mm
- 16 -
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
2 03 02 1 00
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
2 03 02 2 00
34 100 10 00
169 00 230
284 100 90
2 03 02 3 00
10 70 100 00
230 76 00
20 100 90
2 03 03 0 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
00 50 50 000
00 50 100
2 03 04 0 00
00 255 255
2 03 05 1 00
Dimensi minimal
untuk simbol
100 00 00 00
Keterangan
100 00 00 00
Kode Unsur
HSV (360
100 100)
7
00 255 255
2 03 05 2 00
- 17 -
180 20 100
2 03 06 0 00
Notasi minimal 2
mm
KA =
Kawasan Udara di
atas Bandar udara
Letak notasi diatur
sesuai luas unsur
Notasi minimal 2
mm
KS =
Kawasan Udara di
Sekitar bandar
udara Letak
notasi diatur sesuai
luas unsur
Notasi minimal 2
mm
KP =
Kawasan Udara
sebagai jalur
penerbangan Letak
notasi diatur sesuai
luas unsure
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
9
8
1 11 00 0 00
1 11 10 0 00
2.
00 00 00
00 00 00
1 11 10 1 00
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
1 11 22 0 00
B. Jaringan listrik
1 10 26 0 00
- 18 -
Tinggi simbol
minimal 1 mm
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
1 10 26 1 01
00 100 23 00
255 00 197
1 10 26 1 02
15 35 95 00
217 166 13
45 94 85
1 10 26 1 03
70 10 100
76 230 00
100 100 90
1 10 26 1 04
00 00 100 00
255 255 00
60 100 00
1 10 26 1 05
100 00 00 00
00 255 255
1 10 28 0 00
Kode Unsur
- 19 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
4. Gardu induk
5. Jaringan distribusi
Kode Unsur
Keterangan
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 10 30 0 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 10 20 0 00
85 55 100 00
38 115 00
100 100 00
1 10 31 0 00
100 00 00 00
- 20 -
00 255 255
1 10 04 0 00
Simbol minimal 3
mm
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
- 21 -
Kode Unsur
Keterangan
10 70 100 00
230 76 00
20 100 90
1 10 06 0 00
00 50 50 00
00 50 100
1 10 14 0 00
12 33 94 00
224 170 15
95 93 88
1 10 08 0 00
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
1 10 10 0 00
00 19 78 00
255 207 56
46 78 100
1 10 12 0 00
00 00 97 00
255 255 08
60 97 100
1 10 16 0 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 100 23 00
255 00 197
1 10 32 0 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 10 00 0 00
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
A.
Jaringan terestrial
1 17 01 0 00
- 22 -
NAMA UNSUR
1
5. Jaringan internasional
6.
Spesifikasi
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
1 17 01 1 00
00 00 100 00
255 255 00
60 100 10
1 17 01 2 00
40 100 60 00
153 00 102
80 20 60 00
51 204 102
140 75 80
1 17 01 4 00
100 00 00 00
00 255 255
1 17 01 5 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 17 02 0 00
10 40 100 00
230 152 00
40 100 90
1 17 08 0 00
- 23 -
320 100 60
1 17 01 3 00
Simbol minimal 3
mm
NAMA UNSUR
1
Spesifikasi
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 17 20 0 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 18 02 0 00
00 55 33 00
314 55 100
1 18 04 0 00
Simbol minimal 3
mm
B. Jaringan satelit
1 17 08 0 00
1. Stasiun bumi
- 24 -
00 00 00
00 00 00
1 17 08 1 00
Simbol minimal 3
mm
NAMA UNSUR
1
Spesifikasi
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 17 08 2 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
1 17 08 3 00
2. Pusat automatisasi
sambungan telepon
5. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN SUMBERDAYA AIR
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
6 00 00 0 00
100 00 00 00
- 25 -
255 00 255
6 01 00 0 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
9
Tebal garis tepi
0.3 mm
C 100 M 100
201 25 100
6 01 01 0 00
00 00 100 00
00 255 255
60 100 100
6 01 02 0 00
33 00 100 00
170 255 00
80 100 100
6 01 03 0 00
20 20 00 00
- 26 -
240 20 100
6 01 18 1 00
Notasi minimal 2
mm
CN = Cekungan
air tanah lintas
Negara.
Untuk cekungan
yang luas,
penggunaan notasi
diatur
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
D. Bendungan besar
E. Kanal besar
Kode Unsur
Keterangan
20 20 00 00
240 20 100
6 01 18 2 00
20 20 00 00
240 20 100
6 01 18 3 00
CP = Cekungan
air tanah lintas
Provinsi.
CK = Cekungan air
tanah lintas
Kabupaten / kota
Panjang
bendungan
disesuikan dengan
lebar bendungan.
40 100 00 00
153 00 255
77 100 100
1 20 06 0 00
100 00 00 00
00 255 255
6 02 04 0 00
100 00 00 00 20
00 00
00 255 255
204 255 255
1 20 06 1 00
6 01 18 2 00
Simbol minimal 3
mm
- 27 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
1. Mata air
2. Intake
3. Instalasi produksi
4. Bak penampungan
Kode Unsur
Keterangan
20 00 00 00
180 20 100
6 01 18 0 00
100 00 00 00 Air
C 20
00 255 255
204 255 255
6 01 18 4 00
25 09 00 00
202 25 100
1 09 10 0 00
25 09 00 00
202 25 100
1 09 04 0 00
- 28 -
00 00 255
1 09 08 1 00
Tebal garis
minimal 1 mm
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
100 00 00 00
00 255 255
1 09 08 2 00
100 30 08 00
00 178 235
195 100 92
1 09 08 0 10
100 00 00 00
00 255 255
1 14 12 0 00
Simbol minimal 3
mm
1 14 00 0 05
Tebal garis
minimal 0.3 mm
b. Pipa air bersih sekunder Saluran atau pipa transmisi air bersih
sekunder yang digunakan
7. Bangunan irigasi
8. Jaringan irigasi
a. Irigasi primer
b. Irigasi sekunder
c. Irigasi tersier
00 00 255
1 14 00 0 06
34 100 10 00
169 00 230
284 100 90
1 14 00 0 07
00 100 25 00
255 00 191
1 14 00 0 08
- 29 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
5
15 35 95 00
Kode Unsur
Keterangan
217 166 13
45 94 85
1 14 00 0 09
b. Saluran dranaise
sekunder
100 1 00 00
00
00 00 255
1 20 06 2 01
100 00 00 00
00 255 255
1 20 06 2 02
00 100 25 00
255 00 191
1 20 06 2 03
15 35 95 00
217 166 13
45 94 85
1 20 06 2 04
sekunder
- 30 -
Tebal garis
minimal 0.3 mm
Kawasan Lindung
2. Kawasan bergambut
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
04 00 10 00
08 00 10 00
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
84 10 100
5 02 12 1 00
108 10 100
5 02 12 0 00
12 00 10 00
132 12 100
5 02 12 1 00
16 00 10 00
143 16 100
5 02 12 2 00
10 00 12 00
105 12 100
5 02 12 3 00
- 31 -
NAMA UNSUR
1
B. Kawasan perlindungan
setempat
1. Sempadan pantai
2. Sempadan sungai
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
14 00 16 00
20 00 20 00
- 32 -
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
113 16 100
5 02 14 0 00
120 20 100
5 02 14 1 01
24 00 20 00
130 24 100
5 02 14 1 02
28 00 22 00
133 28 100
5 02 14 2 01
34 00 25 00
136 34 100
5 02 14 2 02
NAMA UNSUR
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
40 00 25 00
142 40 100
5 02 14 3 00
40 00 80 00
153 255 50
89 80 100
5 02 14 3 01
40 00 80 00
153 255 50
89 80 100
5 02 14 3 02
40 00 80 00
153 255 50
89 80 100
5 02 14 3 03
c. Taman kota
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
- 33 -
NAMA UNSUR
1
d. Taman pemakaman
umum
6. Kawasan lindung
keagamaan
NAMA UNSUR
Spesifikasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
40 00 80 00
153 255 50
89 80 100
5 02 14 3 04
50 00 25 00
150 50 100
5 02 14 3 04
60 00 35 00
145 60 100
5 02 14 4 00
10 10 00 00
240 10 100
5 02 16 0 00
Kode Unsur
Keterangan
- 34 -
15 15 00 00
240 15 100
5 02 16 1 00
20 20 00 00
240 20 100
5 02 16 2 00
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
3. Kawasan suaka
margasatwa & suaka
margasatwa laut
30 30 00 00
240 30 100
5 02 16 3 00
40 40 00 00
240 40 100
5 02 16 4 00
10 15 00 00
261 15 100
5 02 16 5 00
10 20 00 00
271 20 100
5 02 16 6 00
NAMA UNSUR
alam laut
5. Kawasan pantai
berhutan bakau
nasional laut
Spesifikasi
- 35 -
Kode Unsur
Keterangan
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
10 30 00 00
280 30 100
5 02 16 7 00
10 40 00 00
285 40 100
5 02 16 8 00
10 20 10 00
300 11 90
5 02 16 9 00
00 05 00 00
300 05 100
5 02 22 0 00
00 15 00 00
300 15 100
5 02 22 1 00
NAMA UNSUR
9.
longsor
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
- 36 -
NAMA UNSUR
NAMA UNSUR
Spesifikasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
00 25 00 00
255 191255
300 25 100
5 02 22 2 00
00 40 00 00
300 40 100
5 02 22 3 00
Kode Unsur
Keterangan
1. Kawasan keunikan
batuan dan fosil
2. Kawasan keunikan
bentang alam
a. Bentang alam
gumuk pasir pantai
- 37 -
00 05 05 00
00 05 100
5 02 26 1 00
00 05 10 00
29 10 100
5 02 26 1 01
00 10 10 00
00 10 100
5 02 26 1 20
00 10 20 00
31 20 100
5 02 26 1 21
NAMA UNSUR
1
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
00 10 30 00
40 30 100
5 02 26 1 22
00 20 30 00
20 30 100
5 02 26 1 23
00 30 40 00
255 179
1153
15 40 100
5 02 26 1 24
00 40 40 00
00 40 100
5 02 26 1 25
00 50 60 00
10 60 100
5 02 26 1 26
00 60 80 00
255 102 51
15 80 100
5 02 26 1 30
b. Bentang alam
kawah, kaldera, maar,
leher vulkanik, gumuk
vulkanik
d. Bentang alam
ngarai / lembah
e. Bentang alam
kubah
3. Kawasan keunikan
proses geologi
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
- 38 -
NAMA UNSUR
1
a. Kawasan poton
atau lumpur vulkanik
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
00 20 10 00
329 20 100
5 02 26 1 31
00 30 10 00
320 30 100
5 02 26 1 32
00 40 10 00
315 40 100
5 02 26 1 33
00 50 10 00
312 50 100
5 02 26 2 00
15 40 35 00
348 29 85
5 02 26 2 01
c. Kawasan dengan
kemunculan sulfatara,
fumaroia, dan / atau
geyser
1. Kawasan rawan
letusan gunung berapi
Kode Unsur
Keterangan
b. Kawasan dengan
kemunculan sumber
api alami
Spesifikasi
- 39 -
NAMA UNSUR
1
2.
Kawasan rawan
gempa bumi
3. Kawasan rawan
gerakan tanah
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
15 45 40 00
350 35 85
5 02 26 2 02
20 30 30 00
00 12 80
5 02 26 2 03
17 55 50 00
352 46 83
5 02 26 2 04
10 80 80 00
230 51 51
00 78 90
5 02 26 2 05
20 70 50 00
204 76 128
336 63 80
5 02 26 2 06
4. Kawasan yang
terletak di zona
patahan aktif
5. Kawasan rawan
tsunami
6. Kawasan rawan
abrasi
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
- 40 -
NAMA UNSUR
1
7. Kawasan rawan
bahaya gas beracun
NAMA UNSUR
Spesifikasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
10 60 60 00
00 56 90
5 02 26 2 07
20 55 65 00
204 115 89
14 56 80
5 02 26 3 00
20 40 40 00
00 25 80
5 02 26 3 01
25 80 90 00
191 51 25
08 87 75
5 02 26 3 02
Kode Unsur
Keterangan
- 41 -
00 02 05 00
37 05 100
5 02 24 0 00
NAMA UNSUR
1
a. Cagar biosfir
b. Ramsar
c. Taman buru
d. Kawasan perlindungan
plasma nutfah
e. Kawasan pengungsian
satwa
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
00 00 08 00
60 08 100
5 02 24 1 00
00 00 20 00
60 20 100
5 02 24 2 00
00 00 30 00
60 30 100
5 02 24 3 00
00 00 45 00
60 45 100
5 02 24 4 00
00 00 80 00
255 255 51
60 80 100
5 02 24 5 00
- 42 -
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
NAMA UNSUR
NAMA UNSUR
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
02 05 60 00
57 59 98
5 02 24 7 00
05 10 60 00
55 58 95
5 02 24 8 00
Spesifikasi
Kode Unsur
Keterangan
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
5 03 00 0 00
Kawasan Budidaya
- 43 -
A.
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
10 00 10 00
120 10 100
5 03 02 0 00
30 10 10 00
180 22 90
5 03 02 1 01
40 05 20 00
154 37 95
5 03 02 1 02
40 00 30 00
135 40 100
5 03 02 1 03
40 00 40 00
120 40 100
5 03 12 0 00
20 00 50 00
84 50 100
5 03 04 0 00
C. Kawasan perkebunan
- 44 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
20 00 40 00
90 40 100
05 03 03 00
180 02 97
5 03 06 0 00
20 00 30 00
100 30 100
5 03 06 1 00
20 00 10 00
151 20 100
5 03 06 1 01
15 00 10 00
141 41 100
5 03 06 2 00
10 00 10 00
120 10 100
5 03 06 3 00
1. Perkebunan komoditi 1
s/d perkebunan komoditi
n
D. Kawasan pertanian pangan
a. Kawasan pertanian
beririgasi
3. Pertanian hortikultura
- 45 -
5 03 04 1 01 5 03
04 1 nn
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
05 00 05 00
120 05 100
5 03 06 4 00
100 00 00 00
00 255 255
5 03 16 0 00
100 00 00 00
00 255 255
5 03 16 1 00
100 00 00 00
00 255 255
5 03 16 2 00
100 00 00 00
00 255 255
5 03 16 3 00
00 00 00 03
00 00 97
5 18 00 0 00
4. Peternakan
E. Kawasan perikanan
a. Perikanan tangkap
b. Budidaya perikanan
c. Kawasan pengolahan
ikan
F. Kawasan pertambangan
- 46 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 00 00 05
00 00 95
5 18 00 2 00
00 00 00 15
00 00 85
5 18 00 2 00
00 00 00 25
00 00 75
5 18 00 3 00
00 00 00 35
00 00 65
5 18 00 4 00
00 00 00 50
00 00 50
5 18 00 5 00
50 00 00 50
00 127 127
50 100 50
5 18 00 6 00
c. Panas bumi
d. Air tanah
e. Gol A (strategis)
f. Gol B (Vital)
- 47 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
100 00 00 50
00 128 128
50 100 50
5 18 00 7 00
g. Gol C (Lainnya)
G. Kawasan industri
1. Industri besar
2. Industri sedang
4. Industri lainnya
5 19 00 0 00
00 00 20 10
60 22 90
5 19 01 1 00
00 00 10 07
60 11 93
5 19 01 2 00
00 00 07 05
60 07 95
5 19 01 3 00
00 00 30 08
60 33 92
5 19 01 4 00
- 48 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 10 00 00
300 10 100
5 13 00 0 00
00 20 00 00
200 20 100
5 13 00 1 00
00 40 00 00
300 40 100
5 13 00 2 00
00 60 00 00
300 60 100
5 13 00 3 00
00 15 100 00
255 217 00
51 100 100
5 06 00 0 00
H. Kawasan pariwisata
1. Pariwisata alam
2. Pariwisata budaya
3. Taman buatan
I. Kawasan permukiman
- 49 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 30 75 00
255 179 64
36 75 100
5 06 00 1 00
00 20 70 00
255 204 76
43 70 100
5 06 00 2 00
10 30 00 00
280 30 100
5 16 00 0 00
05 50 00 00
294 50 100
5 16 00 1 00
10 70 00 00
230 76 255
292 70 100
5 09 00 0 00
1. Permukiman perkotaan
2. Permukiman perdesaan
a. Instalasi pembangkit
energi listrik
- 50 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
10 100 00 00
230 00 255
5 16 00 9 00
00 30 70 00
255 179 00
42 100 100
5 06 00 0 00
00 30 70 00
255 179 00
42 100 100
5 06 00 1 00
c. Instalasi lainnya
K. Kawasan perumahan
1. Kepadatan tinggi
2. Kepadatan sedang
3. Kepadatan rendah
00 30 70 00
255 179 00
42 100 100
5 06 00 2 00
00 30 70 00
255 179 76
42 100 100
5 06 00 3 00
- 51 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 21 02 0 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 21 02 1 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 21 02 2 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 21 02 3 00
00 100 00 00
255 00 255
5 21 10 0 00
1. Pasar tradisionil
2. Pusat perbelanjaan
3. Toko modern
Kawasan diperuntukan bagi kegiatan
penjualan barang-barang kebutuhan sehari hari.dalam skala cukup besar
M Perkantoran
.
- 52 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 100 00 00
255 00 255
5 21 10 0 10
00 100 00 00
255 00 255
5 21 10 0 20
100 00 100 00
00 255 00
5 03 04 0 00
100 00 100 00
00 255 00
5 03 04 0 10
100 00 100 00
00 255 00
5 03 04 0 20
1. Pemerintah
2. Swasta
1. Kebun
- 53 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 100 00 00
255 00 255
5 02 22 0 10
00 100 00 00
255 00 255
5 21 00 0 10
Simbol minimal 3 mm
3. Pendidikan Menengah
Pertama (SLTP)
- 54 -
00 00 00 100
00 255 255
1 06 02 0 00
10 70 100 00
230 76 00
20 100 90
1 06 08 0 00
00 50 50 00
00 50 1 00
1 06 06 0 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
12 33 94 00
224 170 15
95 93 88
1 06 04 0 00
78 34 100 00
56 168 00
100 100 66
1 06 26 0 00
00 00 97 00
255 255 08
60 97 100
1 06 10 0 00
00 100 23 00
255 00 197
1 06 20 0 00
18 00 55 00
80 55 100
1 06 00 0 00
100 00 100 00
00 255 00
1 08 02 1 00
4. Pendidikan Menengah
Atas (SLTA)
5. TPA regional
6. Pendidikan Taman
Kanak-Kanak
8. Pendidikan Lainnya
- 55 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
12 33 94 00
224 170 15
95 93 88
1 08 02 2 00
11. Rumah sakit umum tipe C Pusat atau tempat pelayanan dan
perawatan kesehatan type C
00 100 00 00
255 255 00
60 100 10
1 08 02 3 00
00 50 23 00
328 50 100
70 10 100 00
76 230 00
100 100 90
5 13 02 0 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 21 02 0 00
00 33 100 00
255 171 00
40 100 10
5 21 02 1 00
12. Puskesmas
wilayah
- 56 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 13 12 0 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 13 30 0 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5 13 34 0 00
10 100 34 00
230 00 68
316 100 90
5 13 34 1 00
wilayah
kebudayaan skala
wilayah
18. Stadion Wilayah
wilayah
R. Kawasan Andalan
1. Kawasan andalan darat
5 05 06 0 00
- 57 -
00 70 40 00
255 76 153
93 70 100
5 05 06 1 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kode Unsur
Keterangan
20 50 00 00
77 50 100
5 05 06 2 00
S. Kawasan Tertentu
5 05 04 0 00
1.
2.
Kerjasama Antar
Regional
Kawasan Pertahanan
Keamanan
- 58 -
30 60 100 00
179 102 00
09 100 70
5 05 04 1 00
00 100 100 00
00 00 100 00
255 00 00
255 255 00
00 100 100
60 100 100
5 05 04 2 00
Simbol minimal 3 mm
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
Kawasan strategis
1. Kawasan strategis hankam
- 59 -
Kode Unsur
Keterangan
5 09 00 0 00
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
5 09 00 1 00
00 30 75 08
235 158 43
01 82 92
5 09 00 2 00
00 00 100 00
255 255 00
17 100 100
5 09 00 3 00
Pengertian
Simbol dan/atau
Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
6.
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Kode Unsur
Keterangan
00 00 100 00
255 255 00
17 100 100
5 09 00 4 00
00 00 100 00
255 255 00
17 100 100
5 09 00 5 00
00 00 100 00
255 255 00
17 100 100
5 09 00 6 00
- 60 -
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
Kode Unsur
Keterangan
NAMA UNSUR
1
Spesifikasi
Pengertian
5 20 00 0 00
00 00 00
100
00 00 00
Simbol minimal 3 mm
00 00 00
5 20 02 0 00
00 00 00 20
204 204
204
00 00 80
00 00 00
100
00 00 00
00 00 00
5 20 03 0 00
00 100 100
00
255 00 00
0 100 100
B. Sistem Persampahan
1 14 00 0 00
- 61 -
Pengertian
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
Kode Unsur
Keterangan
00 00 00
100
00 00 00
00 00 00
1 14 01 0 00
100 00 00
00
00 255 255
1 14 02 0 00
255 00 255
83 100 100
2 01 24 0 00
NAMA UNSUR
1
Spesifikasi
Simbol dan/atau
Notasi
00 100 00
00
- 62 -
LAMPIRAN II
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TAHUN 2010
TANGGAL
SKALA
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
A. Garis pantai
10K
5K
NAMA UNSUR
2
Pengertian
Simbol dan/
atau Notasi
11
10
Kode
Unsur
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
12
13
15
15
16
00 00 00 100
air C 20
00 00 00
204 255 255
00 00 00
50 20 100
60102
100 00 00 00
00 255 255
50 100
100
30010
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
60124
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
60126
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
60130
0.2 mm
Laut
20 %%
cyan
B. Laut
1. Kontur laut
Garis kontur
(0.1 mm, 100% cyan)
Garis kontur indeks
(0.2 mm, 100% cyan)
2. Batu karang
3. Terumbu
4. Beting karang
0. 1 mm
0. 1 mm
0.1 mm
- 63 -
Spesifikasi
SKALA
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
10K
Pengertian
5K
NAMA UNSUR
2
10
Kode
Unsur
Simbol dan/
atau Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
11
12
13
15
15
16
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
12002
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
11954
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
11968
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
11966
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
60110
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
60206
0,1 mm
6. Dermaga
7. Menara suar
0,1 mm
1,5 mm
0,5 mm
8. Stasiun pasang
surut
C. Sungai
- 64 -
0.2 mm
0.2mm
Spesifikasi
SKALA
10K
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
E. Danau
F. Waduk atau
bendungan
Pengertian
5K
NAMA UNSUR
10
Kode
Unsur
Simbol dan/
atau Notasi
Simbol
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
11
12
13
15
15
16
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
60104
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
60202
HSV (360
100 100)
15
Kode Unsur
00 00 00
00 00 90
50102
0. 2 m m
Danau
20 %cyan
0. 3 mm
0. 1 mm
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
10
11
12
Spesifikasi
RGB
CMYK (%)
(255)
13
14
16
Permukiman
1. Daerah Permukiman
- 65 -
00 00 00 100
Area.K.10
00 00 00
229 229
229
10K
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
5K
SKALA
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol
10
11
12
Spesifikasi
RGB
CMYK (%)
(255)
13
14
00 00 00 100 00 00 00
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
Kode Unsur
16
2. Ibukota Negara
3. Ibukota Provinsi
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
10220
4. Ibukota Kabupaten
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
10224
5. Kota Lainnya
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
10226
10204
3. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR JARINGAN PERHUBUNGAN PETA DASAR
10K
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
5K
SKALA
NAMA UNSUR
Spesifikasi
Pengertian
Simbol dan/
atau Notasi
Simbol
10
11
12
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
Kode Unsur
13
14
15
16
00 00 00 100
Infill K 10
00 00 00
229 229
229
00 00 00
00 00 90
20102
Jaringan
Perhubungan
1. Jalan tol
0.6 mm
0.8 mm
Infil l K.2 0
- 66 -
SKALA
14
15
16
1000K
13
500K
Kode Unsur
250K
12
HSV (360
100 100)
100K
11
RGB (255)
50K
10
CMYK (%)
25K
Simbol
10K
Pengertian
5K
NAMA UNSUR
Spesifikasi
Simbol dan/
atau Notasi
2. Jalan arteri
00 00 00 30
178 178
178
00 00 70
20110
3. Jalan
00 00 00 30
178 178
178
00 00 70
20112
4. Jalan lokal
00 00 00 30
178 178
178
00 00 70
20114
5. Jalan lain
00 00 00 30
178 178
178
00 00 70
20116
6. Jalan
00 00 00 30
178 178
178
00 00 70
20120
kolektor
setapak
- 67 -
SKALA
5K
10K
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
NAMA UNSUR
7. Jalan kereta
api
8. Bandar
udara
9. Pelabuhan
Spesifikasi
Pengertian
Simbol dan/
atau Notasi
Simbol
10
11
12
CMYK (%)
RGB (255)
HSV (360
100 100)
Kode Unsur
13
14
15
16
00 00 00 30
178 178
178
00 00 70
20202
00 00 00 30
00 00 00
00 00 70
11938
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
11940
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
11946
- 68 -
0.2mm
0. 4 mm
4. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR BATAS ADMINISTRASI PETA DASAR
10K
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Pengertian
10
Spesifikasi
Simbol
12
Kode
Unsur
CMYK (%)
RGB (255)
13
14
HSV (360
100 100)
15
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40004
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40104
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40204
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40304
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40404
16
Batas Administrasi
1. Batas negara
Batas Negara
0.5 mm
2. Batas provinsi
kota
4. Batas kecamatan
0. 3 mm
Batas kecamatan
0.3 mm
5. Batas desa
- 69 -
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
10K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Pengertian
10
BLK
BLK
Spesifikasi
Simbol
12
B LK
Kode
Unsur
CMYK (%)
RGB (255)
13
00 00 00 100
14
00 00 00
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40604
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40608
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40704
16
40602
0.5 mm
0.5 mm
BLK
M a x . K l a im B L K
M a x. K l ai m B L K
0.5 mm
- 70 -
ZEE
ZEE
0. 5 mm
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
10K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Pengertian
10
Spesifikasi
Simbol
12
Kode
Unsur
CMYK (%)
RGB (255)
13
00 00 00 100
14
00 00 00
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40808
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40802
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
40804
16
40706
0. 5 mm
Z EE
ZEE
- 71 -
0.3 mm
0.5 mm
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
5K
NAMA UNSUR
2
Spesifikasi
Pengertian
Simbol dan
/ atau Notasi
10
11
Simbol
12
Kode Unsur
14
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
100
00 00 00
00 00 00
30104
00 00 00
100
00 00 00
00 00 00
30004
CMYK (%)
RGB
(255)
13
16
Relief
1. Titik tinggi
2. Kontur
- 72 -
112
0.5 mm
6. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR NAMA RUPABUMI PETA DASAR
25K
50K
100K
250K
500K
1000K
10K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Simbol dan/
atau Notasi
Pengertian
10
11
Spesifikasi
Simbol
12
Kode Unsur
14
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
00 00 00
64402
00 00 00
00 00 00
64406
00 00 00
00 00 00
64408
CMYK (%)
RGB (255)
13
16
Nama Rupabumi
A. Nama Unsur Perairan
1. Samudera, Laut
SAMUDERA
LAUT
2. Selat
Laut
SELAT Selat
Selat
Selat
3. Teluk
TELUK Teluk
Teluk
Teluk
- 73 -
50K
100K
250K
500K
1000K
25K
4. Danau
Simbol dan/
atau Notasi
Pengertian
10K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
10
11
DANAU Danau
Danau
Danau
SUNGAI Sungai
Sungai
Sungai
Spesifikasi
Simbol
12
Kode Unsur
14
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
00 00 00
64414
00 00 00
00 00 00
64422
00 00 00
00 00 00
64502
CMYK (%)
RGB (255)
13
16
PEGUNUNGAN
Gunung
Gunung
- 74 -
1
2. Tanjung
1000K
500K
250K
100K
50K
25K
10K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Pengertian
Simbol dan/
atau Notasi
10
11
TANJUNG Tanjung
Tanjung Tanjung
PULAU Pulau
Pulau
Pulau
Spesifikasi
Simbol
12
Kode Unsur
14
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
00 00 00
64516
00 00 00
00 00 00
64522
00 00 00
00 00 00
64102
00 00 00
00 00 00
64104
CMYK (%)
RGB (255)
13
16
C. Nama Ibukota
1. Ibukota negara
JAKARTA
2. Ibukota provinsi
- 75 -
BANDUNG
1
3. Ibukota kabupaten atau kota
4. Ibukota kecamatan
1000K
500K
250K
100K
50K
25K
10K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Pengertian
10
Simbol dan/
atau Notasi
11
BOGOR
Citeureup
Ciriung
Spesifikasi
Simbol
12
Kode Unsur
14
HSV (360
100 100)
15
00 00 00
00 00 00
64108
00 00 00
00 00 00
64112
00 00 00
00 00 00
64114
00 00 00
00 00 00
64118
00 00 00
00 00 00
64004
00 00 00
00 00 00
64008
CMYK (%)
RGB (255)
13
16
- 76 -
BOGOR
1
3. Kecamatan
1000K
500K
250K
100K
50K
25K
10K
SKALA
5K
NAMA UNSUR
Pengertian
10
Simbol dan/
atau Notasi
11
- 77 -
Spesifikasi
Simbol
12
00 00 00
00 00 00
64012
00 00 00
00 00 00
64014
00 00 00
00 00 00
64000
RGB (255)
13
Kode Unsur
14
HSV (360
100 100)
15
CMYK (%)
00 00 00 100
16
LAMPIRAN III
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TAHUN 2010
TANGGAL
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
HSV
(360 100 100)
5
CMYK (%)
Spesifikasi
RGB (255)
4
Keterangan
Kemiringan Lereng
1. 0 - 1,99% (Klas I)
00 05 15 00
39 15 100
- 78 -
BAKOSURTANAL
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
BAKOSURTANAL
31 20 100
BAKOSURTANAL
BAKOSURTANAL
11 26 95
BAKOSURTANAL
00 24 93
BAKOSURTANAL
350 35 92
16 19 99
5. 15 - 29,99% (Klas V)
07 30 30 00
- 79 -
NAMA UNSUR
Simbol dan
/ atau Notasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
Geologi
1. Struktur Geologi
PPLGL Bandung
PPLGL Bandung
3. Sifat-sifat Geologi
PPLGL Bandung
- 80 -
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Geomorfologi
A. Bentukan Denudasional
1. Perbukitan Terkikis (D1)
Keterangan
8. Pedimen (D8)
9. Piedemont (D9)
- 81 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
- 82 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
- 83 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
- 84 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
- 85 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
3. Danau (F3)
4. Rawa (F4)
- 86 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
- 87 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
7. Polje (K7)
- 88 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
NAMA UNSUR
1
Bentuk Fisiografi Permukaan
Spesifikasi
Simbol dan /
atau Notasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
60 10 100
2. Landai
00 00 20 00
60 20 100
- 89 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
Simbol dan /
atau Notasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
3. Berombak
00 00 30 00
60 30 100
4. Bergelombang
00 00 45 00
60 45 100
5. Berbukit
00 03 60 00
57 60 100
6. Bergunung
03 07 60 00
56 59 97
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
Curah hujan
- 90 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
180 10 100
180 33 90
180 50 80
180 30 100
- 91 -
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
1. Penutup Lahan
Dinas / Dep.Kehutanan
8. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
A. Sarana pendidikan
1. SD / setingkat
10 70 100 00
230 76 00
- 92 -
20 100 90
2. SMP / setingkat
00 50 50 00
00 50 1 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
224 170 15
95 93 88
00 255 255
255 255 08
60 97 100
6. TPA regional
56 168 00
100 100 66
255 00 197
8. Pendidikan Lainnya
- 93 -
80 55 100
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
B. Sarana Kesehatan
Dep./Dinas Kesehatan
100 00 100 00
00 255 00
12 33 94 00
224 170 15
95 93 88
00 100 00 00
255 255 00
60 100 10
C. Jaringan listrik
Tinggi simbol minimal 1 mm
00 100 100 00
255 00 00
- 94 -
00 100 100
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
00 100 23 00
255 00 197
15 35 95 00
217 166 13
45 94 85
70 10 100 00
76 230 00
100 100 90
00 00 100 00
255 255 00
60 100 00
100 00 00 00
00 255 255
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
4. Gardu induk
5. Jaringan distribusi
00 00 00
00 00 00
85 55 100 00
38 115 00
100 100 00
- 95 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
1. Mata air
180 20 100
100 00 00 00 Air
C 20
25 09 00 00
202 25 100
25 09 00 00
202 25 100
2. Intake
3. Instalasi produksi
4. Bak penampungan
Minimum garis 1 mm
- 96 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
100 100 00 00
00 00 255
100 00 00 00
00 255 255
100 30 08 00
00 178 235
195 100 92
100 00 00 00
00 255 255
100 100 00 00
00 00 255
34 100 10 00
169 00 230
284 100 90
00 100 25 00
255 00 191
15 35 95 00
217 166 13
45 94 85
7. Bangunan irigasi
8. Jaringan irigasi
a. Irigasi primer
b. Irigasi sekunder
c. Irigasi tersier
d. Irigasi air tanah
- 97 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
100 1 00 00
00
00 00 255
100 00 00 00
00 255 255
00 100 25 00
255 00 191
15 35 95 00
217 166 13
45 94 85
E. Jaringan telekomunikasi
Jaringan terrestrial
1. Jaringan mikro digital
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
00 00 100 00
255 255 00
60 100 10
40 100 60 00
153 00 102
80 20 60 00
51 204 102
- 98 -
320 100 60
140 75 80
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
100 00 00 00
00 255 255
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
10 40 100 00
230 152 00
40 100 90
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5. Jaringan internasional
6. Stasiun telepon otomat
314 55 100
F. Jaringan satelit
1 Stasiun bumi
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
- 99 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
00 00 00
00 00 00
00 00 00
00 00 00
1. Jalan Tol
Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam
255 128 00
29 100 100
Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam
255 128 00
29 100 100
00 30 100 00
255 178 00
41 100 100
G. Jaringan transportasi
A. Transportasi darat
a. Jaringan jalan dan Terminal
- 100 -
Dep./ Dinas PU
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
30 30 00 00
240 30 100
Dep./ Dinas PU
4. Jalan Lokal
5. Jalan Strategis
a. Strategis Nasional
b. Strategis Provinsi
c. Strategis Kabupaten
6. Jalur Busway
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
00 40 08 00
312 40 100
00 00 30 10
60 30 90
00 100 100
7. Jembatan
00 00 00 100
255 00 00
8. Terminal
a.
Simbol minimal 3 mm
Terminal type A
00 00 00 100
00 00 00
- 101 -
00 00 00
b.
c.
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
Warna merah
00 100 100 00
255 00 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
Terminal type B
Terminal type C
Stasiun Besar
b.
Stasiun Sedang
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
- 102 -
3.
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
23 19 100 00
196 207 00
63 100 81
1.
2.
3.
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
00 100 100 00
255 00 00
00 100 100
23 19 100 00
196 207 00
63 100 81
169 00 230
284 100 90
100 23 00 00
00 196 255
00 20 50 00
36 50 100
- 103 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
34 100 10 00
169 00 230
284 100 90
100 23 00 00
00 196 255
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
00 20 50 00
36 50 100
Keterangan
4. Jalur Monorail
4. Jalur Kereta Api khusus
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
00 00 00
- 104 -
00 00 00
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
Simbol minimal 3 mm
2. Pelabuhan danau
100 00 00 00
00 255 255
100 30 70 00
00 179 76
145 100 70
50 45 90 00
128 140 13
66 91 55
00100 25 00
255 00 191
315 1 00 100
55 100 70 00
115 00 76
320 100 45
12 33 94 00
224 170 15
45 93 88
00 00 255
- 105 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
00 33 100 00
40 100 100
55 100 70 00
115 00 76
320 100 45
00 100 00 00
255 00 255
Simbol minimal 3 mm
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
2. Pelabuhan internasional
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
- 106 -
NAMA UNSUR
Spesifikasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
3. Pelabuhan nasional
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
4. Pelabuhan regional
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
5. Pelabuhan Lokal
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
6. Pelabuhan khusus
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
20 40 00 00
270 40 100
100 00 00 00
00 225 255
20 40 00 00
270 40 100
20 40 00 00
270 40 100
ALKI
- 107 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
20 40 00 00
270 40 100
Notasi minimal 2 mm
AN = Alur pelayaran Nasional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur
20 40 00 00
270 40 100
Notasi minimal 2 mm
AB
= Alur pelayaran Antar pelabuhan Nasional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur
20 40 00 00
270 40 100
Notasi minimal 2 mm
AR = Alur pelayaran nasional yang
menghubungkan antar pelabuhan nasional dan
pelabuhan Regional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur
20 40 00 00
270 40 100
Notasi minimal 2 mm
AP = Alur pelayaran nasional yang
menghubungkan antar pelabuhan Regional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
Notasi minimal 2 mm
BP = Pelabuhan Udara Primer
Letak notasi fleksibel
C. Transportasi udara
1. Bandar udara umum pusat
penyebaran primer
- 108 -
NAMA UNSUR
Spesifikasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
Notasi minimal 2 mm
BS = Bandar Udara Sekunder
Letak notasi fleksibel
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
Notasi minimal 2 mm
BT = Bandar Udara Tersier
Letak notasi fleksibel
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
Notasi minimal 2 mm
BB = Bandar Udara Bukan pusat penyebaran
Letak notasi fleksibel
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
Notasi minimal 2 mm
BK = Bandar Udara Khusus
Letak notasi fleksibel
100 00 00 00
00 255 255
Notasi minimal 2 mm
KA = Kawasan Udara di atas Bandar udara
Letak notasi diatur sesuai luas unsure
100 00 00 00
00 255 255
Notasi minimal 2 mm
KS = Kawasan Udara di Sekitar bandar udara
Letak notasi diatur sesuai luas unsure
- 109 -
NAMA UNSUR
Spesifikasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
20 00 00 00
180 20 100
Notasi minimal 2 mm
KP = Kawasan Udara sebagai jalur
penerbangan Letak notasi diatur sesuai luas
unsur
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
2.
00 100 00 00
255 00 255
- 110 -
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
00 50 50 00
00 50 100
Zona II (rawan)
00 40 40 00
00 40 100
Zona II (rawan)
00 30 40 00
15 40 100
Zana IV (aman)
00 20 40 00
30 40 100
Zana IV (aman)
Keterangan
RAWAN BENCANA
1. Bencana Longsor
2. Bencana Banjir
Zona I (sangat rawan)
80 00 00 00
51 255 255
180 80 100
- 111 -
NAMA UNSUR
Spesifikasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
Zona II (rawan)
50 00 00 00
180 50 100
Zona II (rawan)
35 00 00 00
180 35 100
Zana IV (aman)
20 00 00 00
180 20 100
Zana IV (aman)
00 80 00 00
255 51 255
300 80 100
Zona II (rawan)
00 60 00 00
300 60 100
Zona II (rawan)
00 40 00 00
300 40 100
3. Bencana Gempa
- 112 -
NAMA UNSUR
Spesifikasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
00 20 00 00
300 20 100
Zona IV (aman)
00 05 60 00
55 60 100
Zona II (rawan)
00 00 80 00
255 255 51
60 80 100
Zona II (rawan)
00 00 40 00
60 40 100
Zana IV (aman)
00 00 15 00
60 15 100
Zana IV (aman)
00 00 00 60
00 00 40
Zona IV (aman)
5.Bencana Tsunami
Zona I (sangat rawan)
- 113 -
NAMA UNSUR
Spesifikasi
CMYK (%)
RGB (255)
Keterangan
Zona II (rawan)
00 00 00 35
00 00 65
Zona II (rawan)
00 00 00 20
00 00 80
Zona IV (aman)
00 00 00 05
00 00 95
Zana IV (aman)
10. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA POTENSI BAIK DARAT MAUPUN LAUT
Spesifikasi
RGB (255)
NAMA UNSUR
CMYK (%)
20 00 30 00
100 30 100
Keterangan
A. Pertanian
a. Menurut Jenis
1. Pertanian Lahan Basah
- 114 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
20 00 10 00
150 20 100
25 00 65 00
191 255 89
83 65 100
70 00 70 00
76 255 76
120 70 100
10 00 10 00
120 10 100
20 00 20 00
120 20 100
Keterangan
- 115 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
40 00 40 00
120 40 100
70 00 50 00
76 255 128
137 70 100
00 10 00 00
300 10 100
00 30 00 00
300 30 100
00 50 00 00
300 50 100
Keterangan
B. Peternakan
Menurut Komoditas atau Secara Umum
- 116 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
00 80 00 00
255 51 255
300 80 100
00 00 15 00
60 15 100
00 00 40 00
6040 100
00 00 80 00
255 255 51
60 80 100
00 05 60 00
55 60 100
Keterangan
C. Perkebunan
Menurut Komoditas atau Secara Umum
D. Perikanan
- 117 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
10 00 00 00
180 10 100
20 00 00 00
180 20 100
40 00 00 00
180 40 100
80 00 00 00
51 255 255
180 80 100
00 00 00 05
00 00 95
Keterangan
E. 0Industri
Menurut Komoditas atau Secara Umum
1.. Zona I (sesuai I)
- 118 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
00 00 00 10
00 00 90
00 00 00 20
00 00 80
00 00 00 40
00 00 60
05 05 00 00
240 05 100
15 10 00 00
219 15 100
20 25 00 00
252 25 100
Keterangan
F. Perdagangan
Menurut Komoditas atau Secara Umum
- 119 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
40 20 00 00
210 40 100
10 20 20 00
00 11 90
10 30 40 00
20 33 90
20 40 60 00
24 56 80
50 00 00 00
180 50 100
Keterangan
- 120 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
50 00 00 00
180 50 100
50 00 00 00
180 50 100
00 50 50 00
00 50 100
00 50 50 00
00 50 100
00 50 50 00
00 50 100
4.. Koral
00 50 50 00
00 50 100
Keterangan
- 121 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
00 00 00 50
60 33 92
00 00 00 50
00 00 50
00 00 00 50
60 33 92
00 00 00 50
00 00 50
50 00 50 00
120 50 100
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
Keterangan
H. TPA sampah
Menurut Kesesuaiannya
1.. Zona I (sesuai I)
- 122 -
I.
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
00 100 00 00
255 00 255
00 00 00 100
00 00 00
00 00 00
100 00 100 00
00 255 00
Keterangan
Pariwisata
- 123 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
00 00 100 00
255 255 00
60 100 100
50 00 50 00
120 50 100
50 00 50 00
120 50 100
50 00 50 00
120 50 100
00 05 15 00
39 15 100
00 10 20 00
31 20 100
Keterangan
J. Pertambangan
Menurut Jenis Bahan Tambang
- 124 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR
CMYK (%)
RGB (255)
01 15 20 00
16 19 99
03 20 30 00
22 28 97
05 25 30 00
11 26 95
07 30 30 00
00 24 93
20 30 20 00
300 12 80
20 50 20 00
300 37 80
10 20 10 00
300 11 90
- 125 -
Keterangan
CMYK (%)
Spesifikasi
RGB (255)
Keterangan
- 126 -