You are on page 1of 8

REFLEKSI KASUS

Lumbal Pungsi untuk Penilaian Kasus Infeksi Intrakranial


Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
Ica Trianjani S.
20100310010

Diajukan Kepada:
dr. Handayani, M.sc, Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
REFLEKSI KASUS

Telah dipresentasikan pada tanggal:


Oleh: Ica Trianjani S.
20100310010

Disetujui oleh:
Dosen pembimbing Kepaniteran klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo

dr. Handayani, M.sc, Sp.A

Lumbal Pungsi untuk Penilaian Kasus Infeksi Intrakranial


A. Definisi
Pungsi lumbal adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan
jarum ke dalam ruang subarakhnoid. Tes ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan
serebrospinal , mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal , menentukan ada
tidaknya darah pada cairan serebrispinal, untuk mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal
dan untuk memberikan antibiotik intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi.
Pungsi Lumbal dilakukan oleh dokter menggunakan jarum dengan teknik aseptic. Jarum
pungsi lumbal dimasukkan diantara vertebral lumbal ke-3 dan ke-4 atau ke-4 dan ke-5 hingga
mencapai ruangan subarakhnoid dibawah medulla spinalis dibagian cauda equina.
Manometer dipasang diujung jarum via dua jalan dan cairan serebrospinal memungkinkan
mengalir ke manometer untuk mengetahui tekanan intraspinal.

B. Indikasi Pungsi Lumbal


a. Mengambil bahan pemeriksaan CSF untuk diagnostik dan persiapan pemeriksaan pasien
yang dicurigai mengalami meningitis , encephalitis atau tumor maligna

b. Untuk mengidentifikasi adanya darah dalam CSF akibat trauma atau dicurigai adanya
perdarahan subarachnoid
c. Untuk mengidentifikasi adanya tekanan intrakranial / intraspinal , untuk memasukkan
obat intratekal seperti terapi antibiotic atau obat sitotoksik.
Pada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis
meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas. Oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan
pada :

a) Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan


b) Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
c) Bayi >18 bulan tidak rutin.2
Peralatan untuk pungsi lumbal :
Troleey
Kapas steril
Sarung tangan steril
Baju steril
Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G.
Manometer spinal
Two way tap
Alcohol dalam lauran antiseptic untuk membersihkan kulit.
Anestesi local
Spuit dan jarum untuk memberikan obat anestesi local
Obat anestesi loka (lidokian 1% 2 x ml), tanpa epinefrin. (Reis CE, 2006)
Tempat penampung csf steril x 3 (untuk bakteriologi, sitologi dan biokimia)
Plester
Depper
Jam yang ada penunjuk detiknya
Tempat sampah.
Persiapan pasien :

pasien diposisikan tidur lateral pada ujung tempat tidur dengan lutut ditarik ke abdomen.
Catatan : bila pasiennya obesitas, bisa mengambil posisi duduk di atas kursi, dengan kursi
dibalikan dan kepala disandarkan pada tempat sandarannya.

Prosedur :
1. Lakukan cuci tangan steril
2. Persiapkan dan kumpulkan alat-alat
3. Jamin privacy pasien
4. Bantu pasien dalam posisi yang tepat
5. Paparkan daerah lumbal
6. Bantu dokter selama prosedur
7. Jamin tempat penusuikan tertutup dengan kassa selama prosedur
8. Rapihkan alat-alat dan membuang sampah sesuai prosedur rumah sakit

9. Cuci tangan
Perawatan :

Pasien berbaring datar dengan hanya hanya 1 bantal untuk mengurangi post-dural
puncture headache. Anjurkan pasien tidur datar selama 6 12 jam setelah dilakukan prosedur.
Observasi tempat penusukan apakah ada kebocoran. Observasi pasien mengenai orientasi,
gelisah, perasaan mengantuk, mual, irritabilitas serebral (fitting, twitching, spasticity atau
kelemahan tungkai) dan melaporkannya kepada dokter. Anjurkan pasien melaporkan adanya
nyeri kepala dan memberikan analgerik sesuai program. Melaporkan ke dokter bila ada hal
yang tidak bisa diatasi.

Keuntungan :
LP sangat penting untuk alat diagnosa. Prosedur ini memungkinkan melihat bagian dalam
seputar medulla spinalis, yang mana memberikan pandangan pada fungsi otak juga.
Prosedur ini relative mudah untuk dilaksanakan dan tidak begitu mahal. Dokter yang
berpengalaman, LP akan menurunkan angka komplikasi. Ia akan melakukannya dengan

cepat dan dilaksanakan di tempat tidur pasien.


Kerugian / kemungkinan komplikasi :
1. Nyeri kepala hebat akibat kebocoran CSF.
2. Meningitis akibat masuknya bakteri ke CSF.
3. Paresthesia/ nyeri bokong atau tungkai.
4. Injury pada medulla spinalis.
5. Injury pada aorta atau vena cava, menyebabkan perdarahan serius.
6. Herniasi otak. Pada pasien denga peningkatan tekanan, tiba-tiba terjadi penurunan
7. tekanan akibat lumbar puncture, bisa menyebabkan herniasi kompressi otak

terutama
C. KontraIndikasi Pungsi Lumbal
Terdapat tanda tekanan intrakranial yang meningkat (pupil yang tidak sama, tubuh
kaku atau paralisis salah satu ekstremitas, atau napas yang tidak teratur) . Jika terdapat
kontra-indikasi, informasi potensial yang bisa didapat dari LP harus benar-benar
dipertimbangkan, mengingat risiko yang bisa terjadi akibat prosedur tersebut. Jika ragu,
lebih baik mulai dengan tatalaksana terhadap meningitis bila dicurigai ke arah itu dan
tunda LP.
Posisi

Terdapat

dua

posisi

yang

bisa

dilakukan yaitu berbaring ke kiri


(terutama pada bayi muda) dan posisi
duduk (terutama pada anak umur lebih
tua). LP dengan posisi berbaring ke kiri
dengan cara berikut gunakan alas tidur
yang keras. Baringkan anak ke sisi kiri
hingga kolumna vertebralis sejajar
dengan

permukaan

dan

sumbu

transversal tubuh dalam posisi tegak.


Seorang

asisten

harus

memfleksi

punggung anak, tarik lutut ke arah dada


dan pegang anak pada bagian atas
punggung antara bahu dan pantat
hingga punggung anak fleksi. Pegang
erat anak dalam posisi ini. Pastikan
jalan udara tidak terganggu dan anak
dapat bernapas dengan normal. Hatihati bila memegang bayi muda. Jangan
memegang leher bayi muda, atau
memfleksi lehernya karena dapat mengakibatkan terganggunya jalan napas.
D. Komplikasi
10 30% pasien dalam 1 3 hari dan paling lama 2 7 hari mengalami postlumbar
puncture headache. Sebagian kecil mengalami nyeri, tapi bisa dikurangi dengan berbaring
datar. Penanganan meliputi bed rest dan cairan dengan analgetik ringan.
E. Pemeriksaan Pungsi Lumbal pada meningitis
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein cairan
cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).
b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah
putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner and Suddarths. 1999. Medical Surgical Nursing. 9th Edition. Lippincot :
Philadelphia
2. AAP, the neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile seizure.
Pediatric 1996; 97;769-95) (jakarta, konsensus penatalaksanaan kejang demam , unit
kerja koordinasi neurologi ikatan dokter anak indonesia 2006
3. Fleisher GR and Ludwig S. Textbook of Pediatric Emergency Medicine, 4th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2000.

4. Fong B and VanBendegom JM. Lumbar Puncture, Reichman E and Simon RR


Emergency Medicine Procedures, 1st ed. McGraw-Hill Professional, 2003. Guyton
AC.
5. Textbook of Medical Physiology, 9th ed. Philadelphia: W B Saunders, 1996. Reisdorff
EJ, Roberts MR, Wiegenstein JG. Pediatric Emergency Medicine. Philadelphia: W B
Saunders, 1993.
6. Waldman AL. Lumbar Puncture (CSF Examination), November 6, 2004, eMedicine

You might also like