Professional Documents
Culture Documents
PENGEMBANGAN DAERAH
TERTENTU
Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
SISTEMATIKA PENYAJIAN
1. KEBIJAKAN UMUM, TUGAS, FUNGSI, DAN PROGRAM
PRIORITAS DITJEN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
2. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENANGANAN DAERAH
RAWAN PANGAN
3. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENGEMBANGAN KAWASAN
PERBATASAN
4. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENANGANAN DAERAH
RAWAN BENCANA
SISTEMATIKA DITJEN
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cita Ketiga
8.
Cita Ketujuh
9.
BIDANG URUSAN
DASAR HUKUM
Pengembangan Daerah
Perbatasan
DITJEN PDTt
Pulau Kecil
dan Terluar
Rawan Pangan
Penanganan
(Peningkatan
Ketahanan)
Rawan
Bencana
Paska Konflik
2.
CITA KETIGA
DESENTRALISASI
ASIMENTRIS
PEMERATAAN
ANTAR WILAYAH
Tata Kelola
Pemerintah
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
Penataan Daerah
Otonomi Baru
Ketahanan Air
Kedaulatan Energi
CITA KE KETUJUH
Keuangan
URUSAN
KETAHANAN
KESEJAHTERAAN
PERTUMBUHAN
EKONOMI
PENGUKURAN
KETERANGAN
RAWAN BENCANA
RAWAN PANGAN
Ketahanan Pangan
RAWAN KONFLIK
Ketersediaan
Sarpras
Belum Ada
Kualitas SDM
IPM
Koneksitas
Belum Ada
Pendapatan Daerah
PDRB
Pendapatan
Masyarakat
Keterkaitan Daerah
Belum Ada
KEGIATAN UNGGULAN
KEGIATAN UNGGULAN
1. Pengembangan DESA TANGGUH, difokuskan pada
peningkatakan kapasitas pemerintah daerah, pemerintah
desa, dan masyarakat desa dalam menghadapi bencana.
Khususnya pada aspek ekonomi (mata pencaharian
berkekelanjutan);
2. Pengembangan DESA BERANDA INDONESIA, merupakan
kegiatan mewujudkan save village di perbatasan
Indonesia menjadiakan desa-desa diperbatasan maju,
sejahtera, dan tercukupi sarana, prasaranan pelayanan
umum yang layak, sehingga menjadi sabuk pengaman bagi
wilayah Indonesia;
Penangan Daerah
Rawan Pangan
PEMANFAATAN
AKSES
KETERSEDIAAN
SISTEMATIKA PENANGANAN
DAERAH RAWAN PANGAN
1. Konsep Ketahanan Pangan
2. Fokus Utama Penanganan Daerah Rawan Pangan
3. Kebijakan Penanganan Daerah Rawan Pangan
KONSEP KETAHANAN
PANGAN
Pangan: Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Ketahanan Pangan: Kondisi terpenuhinya Pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup
sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
Sumber: UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
2.
3.
KEBIJAKAN PENANGANAN
DAERAH KERAWANAN PANGAN
1.
2.
KEGIATAN
JUMLAH KAB
SASARAN
15 Kabupaten
Pembangunan/Peningkatan Sarana
Prasarana Penunjang Utama
Penyelenggaraan Pangan Bidang
Pertanian, Peternakan dan Perikanan
15 Kabupaten
Pembangunan/Peningkatan Sarana
Prasarana Produksi Pasca Panen
15 Kabupaten
15 Kabupaten
SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
DAERAH PERBATASAN
1. Arah Kebijakan dan Pendekatan Pembangunan
Kawasan Perbatasan
2. Sasaran Pembangunan Kawasan Perbatasan
3. Kegiatan Pengembangan Kawasan Perbatasan
Tahun Anggaran 2015
4. Pengembangan Desa Beranda Indonesia
a. Kebijakan Pengembangan Desa Beranda Indonesia
b. Kerangka RoadMap Pengembangan Desa Beranda
Indonesia
SASARAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN
Sasaran Pembangunan Kawasan
Perbatasan adalah :
AMAN
BERDAYA
SAING
KEGIATAN PENGEMBANGAN
DAERAH PERBATASAN TAHUN
2015
NO
KEGIATAN
JUMLAH KAB
SASARAN
23 Kabupaten
24 Kabupaten
Pembangunan/Perbaikan Jembatan
12 Kabupaten
Pembangunan Jalan
29 Kabupaten
Pembangunan Embung
7 Kabupaten
23 Kabupaten
10 Kabupaten
10 Kabupaten
Pondok Singgah
5 Kabupaten
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
DESA BERANDA INDONESIA
DESA BERANDA INDONESIA
Tersedia Sarana dan Prasarana Dasar Bagi Masyarakat
dengan minimal sejajar/sama dengan negara sarana
dan prasarana di negara tetangga;
Tersedia SDM yang melayani dan melindungi
kepentingan Kedaulatan Indonesia dan Warga
Masyarakat;
Meningkatnya Derajat Kesejahteraan Masyarakat; dan
Sebagai etalase (Shop Window) Indonesia (budaya,
produk, kekayaan alam) dengan negara tetangga.
Inisiasi
2015
Perluasan
& Pengem
bangan
20162019
Institusi
onalisasi
20202024
Penananan Daerah
Rawan Bencana
SISTEMATIKA PENANGANAN
DAERAH RAWAN BENCANA
1. Gambaran Kerentanan Indonesia Terhadap Bencana
2. Arah Kebijakan Penanganan Daerah Rawan Bencana
3. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Bencana Tahun
Anggaran 2015
4. Pengembangan Desa Tangguh Bencana
a. Kebijakan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
b. Tujuan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
c. Pendekatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
d. RoadMap Pengembangan Desa Tangguh Bencana
GAMBARAN KERENTANAN
INDONESIA
Indonesia berada pada posisi pertemuan 3 lempeng bumi
yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yg menjadikan
Indonesia rawan gempa tektonik
Pertemuan lempeng itu pula menjadikan Indonesia
merupakan kawasan gunung berapi yg merupakan bagian
dari Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire)
Posisi geografis Indonesia berada pada daerah yang ditandai
dengan gejolak cuaca dan fluktuasi iklim dinamis
Praktek pengelolaan SDA yg tidak terkendali yg mengancam
keseimbangan ekologis
Perubahan paradigma penanggulangan bencana di Indonesia
melalui UU Penanggulangan Bencana No 24 Tahun 2007. dari
fatalistik-reaktif dan tanggap darurat menuju proaktif dan
pengurangan resiko bencana yang terintegrasi perencanaan
pembangunan
KEGIATAN
8 Kab
2 Kab
Pembangunan
Bronjong/Pelindung Tebing
Sungai/laut
21 Kab
5 Kab
Pengadaan Alat
Telekomunikasi/HT Pasca
Bencana Alam
4 Kab
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
DESA TANGGUH BENCANA
1.
2.
3.
TUJUAN PENGEMBANGAN
DESA TANGGUH BENCANA
1. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan
bahaya dari dampak-dampak merugikan bencana;
PENDEKATAN
DESA TANGGUH BENCANA
Sustainable
Development
Pemberdayaan
Masyarakat
Sustainable
Livelihood
Pengembangan
Kelembagaan
Kelembagaan Masyarakat
Kelembagaan pemerintah daerah dan desa
Forum Stakeholder PRB
Kebijakan, program dan kegiatan pusat dan daerah
ROAD MAP
DESA TANGGUH BENCANA
Pilot Project
Review Perbaikan
Perencanaan 2016
2015
2016
Pelaksanaan 2016
Rencana 2017-2019
Pelaksanaan
Pelaporan
Evaluasi
2017-2019
SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
PULAU KECIL DAN TERLUAR
1. Kebijakan Pengembangan Pulau Kecil dan Terluar
2. Kegiatan Pengembangan Pulau Terkecil dan Terluar
Tahun Anggaran 2015
3. Pengembangan Pulau Kecil Berdaya
a. Kebijakan Pengembangan Pulau Kecil Berdaya
b. Tujuan Pengembangan Pulau Kecil Berdaya
c. Sasaran Pulau Kecil Berdaya
2.
SASARAN
a.
b.
c.
d.
e.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PULAU KECIL, DAN TERLUAR
Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau
sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi)
beserta kesatuan Ekosistemnya;
Kebijakan Pengembangan PKT merupakan kebijakan yang
seiring dengan Pengembangan Daerah Perbatasan;
Lingkup Pengembangannya : (i) sumberdaya alam dan lingkungan
hidup; (ii) infrastruktur dan perhubungan;(iii) pembinaan
wilayah; (iv) pertahanan dan keamanan; dan (v) ekonomi, sosial,
dan budaya.
KEGIATAN
JUMLAH KAB
SASARAN
6 Kabupaten
10 Kabupaten
Pembangunan Dermaga
13 Kabupaten
18 Kabupaten
22 Kabupaten
20 Kabupaten
19 Kabupaten
25 Kabupaten
10
9 Kabupaten
11
15 Kabupaten
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PULAU KECIL BERDAYA (P2KB)
Peraturan Presiden (Perpres) No. 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, menyatakan bahwa permasalahan
yang dihadapi pulau kecil adalah antara lain adalah:
o Terbatasnya sarpras dasar, berupa listrik, air,
Telekomunikasi,
o Terbatasan sarpras pengembangan ekonomi di
pulaupulau kecil
o Kurang memadainya jumlah kapal dan rute
penghubung antarpulau kecil dan antara pulau kecil
dengan pulau besar.
Tujuan P2KB
Menciptakan pusat pertumbuhan baru di pulau kecil
melalui :
Pemberdayaan dan pengembangan kualitas
sumberdaya masyarakat pulau-pulau kecil
Pengembangan sumberdaya lokal
Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
sumberdaya
Peningkatan sarana dan prasarana transportasi
lautdalam rangka konektifitas antar pulau
Peningkatan fasilitas infrastruktur dasar
Sasaran P2KB
Terpenuhinya kapasitas masyarakat pulau-pulau kecil
sebagai aktor utama penggerak ekonomi
berkelanjutan.
Terkelolanya sumberdaya lokal yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan
Terpenuhinya sarana dan prasarana pengelolaan
sumberdaya sebagai penunjang kegiatan perekonomian
masyarakat
Terpenuhinya sarana dan prasarana transportasi laut
guna membuka aksesibilitas dan arus barang serta
orang antar pulau
Terlayaninya infrastruktur dasar masyarakat secara
merata.
SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
PULAU KECIL DAN TERLUAR
1. Kebijakan Penanganan Konflik Sosial
2. Beberapa Penyebab Konflik
3. Urgensi Pencegahan Konflik
KEBIJAKAN PENANGANAN
KONFLIK SOSIAL
Menurut UU Nomor 7/2012 : serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara sistematis dan terencana
dalam situasi dan peristiwa baik sebelum, pada saat,
maupun sesudah terjadi Konflik yang mencakup
pencegahan konflik, penghentian konflik, dan
pemulihan pascakonflik. Hal ini memberikan makna
sebagai berikut :
Penanganan konflik sosial memerlukan upaya
berkelanjutan untuk membangun persepsi dan cara
pandang baru dari kelompok masyarakat yang
berkonflik.
Dalam pencegahan konflik sosial perlu dibutuhkan
sistem deteknsi dini (early warning system).
BEBERAPA PENYEBAB
TERJADINYA KONFLIK SOSIAL
1. Distorsi kebijakan publik;
2. Patologi birokrasi;
3. Ketimpangan sosial-ekonomi;
URGENSI PENCEGAHAN
KONFLIK SOSIAL
Untuk mengenali dan menghindari bentuk-bentuk
konflik destruktif dan berbagai dampak buruknya;
Pencegahan konflik merupakan instrumen yang
lebih baik dan efisien dibandingkan upaya resolusi
konflik;
Untuk mencegah permusuhan laten agar tidak
berkembang menjadi manifest,
Menghalangi terjadinya eskalasi dan kekerasan
lanjutan. Dari uraian tersebut terlihat bahwa
karakter dasar sistem pencegahan konflik sosial
adalah mobilisasi semua sumber daya untuk
mencegah konflik bergerak menjadi tindak
kekerasan.
KEGIATAN
JUMLAH KAB
SASARAN
5 wilayah
10 Kabupaten
11 Kabupaten
10 Kabupaten
5 wilayah
3 wilayah
SEKIAN
TERIMA KASIH