You are on page 1of 7

Anamnesis.

Edema paru kardiak berbeda dari ortopnea dan paroksismal nocturnal dyspnea, karena
kejadiannya yang bisa sangat cepat dan terjadinya hipertensi pada kapiler paru secara
ekstrim. Keadaan ini merupakan pengalaman yang menakutkan bagi pasien karena
mereka merasa ketakutan, batu-batuk dan seperti seorang yang akan tenggelam. Pasien
biasnaya dalam posisi duduk agar dapat mempergunakan otot-otot bantu nafas dengan
lebih baik saat respirasi, atau sedikit membungkuk ke depan, sesak hebat, mungkin
disertai sianosis, sering berkeringat dingin, batuk dengan sputum yang berwarna

kemerahan (frothy sputum).


Pemeriksaan fisik.
Dapat ditemukan frekuensi nafas yang meningkat, dilatasi alae nasi, akan terlihat retraksi
inspirasi pada sela intercostal dan fossa supraklavikula yang menunjukkan tekanan
negative intrapleural yang besar dibutuhkan pada saat inspirasi. Pemeriksaan pada paru
akan terdengar ronki basah kasar setengah lapangan paru atau lebih, sering disertai
wheezing. Pemeriksaan jantung dapat ditemukan protodiastolik gallop, bunyi jantung II

pulmonal mengeras, dan tekanan darah dapat meningkat.


Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
Pada foto toraks menunjukkan hilus yang melebar dan densitas meningkat disertai
tanda bendungan paru, akibat edema interstisial atau alveolar. (Sjaharudin Harun
1.
2.
3.
4.
5.

& Sally Aman Nasution, 2006). Gambaran Radiologi yang ditemukan :


Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskular di hilus)
Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3 lateral)
Kranialisasi vaskuler
Hilus suram (batas tidak jelas)
Interstitial fibrosis (gambaran seperti granuloma-granuloma kecil
atau nodul milier)

Gambar 1 : Edema Intesrtitial

Gambar 2 : Kardiomegali dan

edema paru

Infiltrat di daerah basal (edema basal paru)


Edema butterfly atau Bats Wing (edema sentral)

Gambar 3 : Bats Wing

Edema localized (terjadi pada area vaskularisasi normal, pada


paru yang mempunyai kelainan sebelumnya, contoh : emfisema).

Gambar 4. peningkatan tekanan hidrostatik menyebabkan edema


(Thomas G, 1999)

Foto thoraks.
Pulmonary edema secara khas didiagnosa dengan X-ray dada. Radiograph (Xray)

dada

yang

normal

terdiri

dari

area

putih

terpusat

yang

menyinggung jantung dan pembuluh-pembuluh darah utamanya plus


tulang-tulang dari vertebral column, dengan bidang-bidang paru yang
menunjukan sebagai bidang-bidang yang lebih gelap pada setiap sisi, yang
dilingkungi oleh struktur-struktur tulang dari dinding dada.X-ray dada yang
khas dengan pulmonary edema mungkin menunjukan lebih banyak
tampakan putih pada kedua bidang-bidang paru daripada biasanya. Kasuskasusyang lebih parah dari pulmonary edema dapat menunjukan
opacification (pemutihan) yang
visualisasi

yang

Pemutihan

ini

minimal
mewakili

dari

signifikan

pada

paru-paru

bidang-bidang paru

pengisian

dari

alveoli

yang
sebagai

dengan
normal.
akibat

dari pulmonary edema, namun ia mungkin memberikan informasi yang

minimal tentang penyabab yang mungkin mendasarinya.


Laboratorium.
Analisa gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah dan
kemudian hiperkapnia. Enzim kardiospesifik meningkat jika
penyebabnya infark miokard. Kemudian dilakukan pemeriksaan
darah rutin, ureum, kreatinin, elektrolit, urinalisis, enzim jantung
(CK-MB, Troponin T), dan angiografi koroner. Kelainan pemeriksan
laboratorium sesuai dengan penyakit dasar. Uji diagnostic yang dapat
dipergunakan untuk membedakan dengan penyakit lain misalnya asma bronkial
adalah pemeriksaan kadar BNP (brain natriuretic peptide) plasma. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan dengan cepat dan dapat menyingkirkan penyebab dyspnea lain
seperti asma bronkial akut. Pada kadar BNP plasma yang menengah atau sedang
dan gambaran radiologis yang tidak spesifik, harus dipikirkan penyebab lain yang
dapat mengakibatkan terjadinya gagal jantung tersebut, misalnya restriksi pada
aliran darah di katup mitral yang harus dievaluasi dengan pemeriksaan penunjang

lain seperti ekokardiografi.


Elektrocardiogram.
Pemeriksaan EKG bisa normal atau seringkali didapatkan tanda-tanda iskemia
atau infark pada infark miokard akut dengan edema paru.Pasien dengan krisis
hipertensi gambaran

elektrokardiografi

biasanya

menunjukkan gambaran

hipertrofi ventrikel kiri. Pasien dengan edema paru kardiogenik tetapi yang noniskemik biasanya menunjukkan gambaran gelombang T negatif yang lebar dengan
QT memanjang yang khas, dimana akan membaik dalam 24 jam setelah klinis
stabil dan menghiland dalam 1 minggu. Penyebab dari keadaan non-iskemik ini
belum diketahui tetapi ada beberapa keadaan yang dikatakan dapat menjadi
penyebab, antara lain: iskemia sub-endokardial yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan pada dinding, peningkatan akut tonus simpatis kardiak atau
peningkatan elektrikal akibat perubahan metabolik atau katekolamin. (Sjaharudin

Harun & Sally Aman Nasution,2006)


Ekokardiografi.

Gambaran penyebab gagal jantung: kelainan katup, hipertrofi ventrikel


(hipertensi), segmental wall motion abnormally (Penyakit Jantung Koroner), dan

umumnya ditemukan dilatasi ventrikel kiri dan atrium kiri.


Plasma B-type natriuretic peptide (BNP) atau N-terminal pro-BNP
Ini adalah penanda protein (hormon) yang akan timbul dalam darah yang
disebabkan oleh peregangan dari kamar-kamar jantung. Peningkatan dari BNP
nanogram (sepermilyar gram) per liter lebih besar dari beberapa ratus (300 atau
lebih) adalah sangat tinggi menyarankan cardiac pulmonary edema.
Pada sisi lain, nilai-nilai yang kurang dari 100 pada dasarnya

menyampingkan gagal jantung sebagai penyebabnya.


Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz)
Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz) adalah tabung yang panjang dan tipis
(kateter) yang disisipkan kedalam vena-vena besar dari dada atau leher
dan dimajukan melalui kamar-kamar sisi kanan dari jantung dan
diletakkan kedalam kapiler-kapiler paru atau pulmonary capillaries
(cabang-cabang yang kecil dari pembuluh-pembuluh darah dari paruparu). Alat

ini

mempunyai

pembuluh-pembuluh

paru,

kemampuan
disebut

secara

pulmonary

langsung

dalam

artery

wedge

pressure.Wedge pressure dari 18 mmHg atau lebih tinggi adalah konsisten


dengan cardiogenic pulmonary edema, Sementara wedge pressure yang kurang
dari 18 mmHg biasanya menyokong non-cardiogenic cause of pulmonary edema.
Penempatan kateter Swan-Ganz dan interpretasi data dilakukan hanya pada
intensive care unit (ICU) setting. (Faruq, 2012)

Tabel 2. Cara membedakan Edema Paru Kardiak (EPK) dan Edema Paru Non Kardiak (EPNK)
Anamnesis
Acute cardiac event
Penemuan Klinis
Perifer

EPK

EPNK

(+)

Jarang

Dingin (low flow state)

Hangat (high flow meter)

S3 gallop/kardiomegali
JVP
Ronki
Laboratorium
EKG
ENzim kardiak
PCWP
Shunt intra pulmoner
Protein cairan edema
JVP: jugular venous pressure

(+)
Meningkat
Basah

Nadi kuat
(-)
Tak meningkat
Kering
Tanda penyakit dasar

Iskemia/infark
Bisa meningkat
> 18 mmHg
Sedikit
< 0.5

Biasanya normal
Biasanya normal
< 18 mmHg
Hebat
> 0.7

PCWP: Pulmonary Capilory wedge pressure (Sjaharudin Harun & Sally Aman Nasution,2006)
Tabel 3. Perbedaan gambaran radiologis CPE dan non CPE

Alogaritma dalam diagnosis edem paru kardiogenik vs non kardiogenik

You might also like