You are on page 1of 44

7

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengantar
Secara

teoritis

pengukuan

yang

berkaitan

dengan

produktivitas pada tingkat perusahaan masih berada dalam


tahap pengembangan. Para ilmuwan dan praktisi telah
memberikan perhatian yang besar terhadap hal ini beberapa
tahun terakhir.
Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat
produktivitas

dimana

ia

beroperasi

agar

dapat

membandingkannya dengan produktivitas baku (standar)


yang telah ditetapkan manajemen atau membandingkannya
dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan
produk serupa. Hal ini penting agar perusahaan dapat
meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di pasar,
baik di pasar domestik atau pasar internasional.
Sumanth

(1985)

mengemukakan

beberapa

mamfaat

pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan,


diantaranya;
1.

Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber


dayanya agar dapat menghasilkan lebih bayak
barang-barang atau jasa untuk sejumlah penggunaan
sumber daya tertentu.

2.

Perencanaan sumber daya akan lebih mudah melalui


pengukuran produktivitas, baik berupa perencanaan
jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.

3.

Tujuan ekonomi dan nonoekonomi dari perusahaan


dapat diorganisasikan kembali dengan memberikan
prioritas

tertentu

yang

dipandang

dari

sudut

produktivitas.
4.

Target tingkat produksi yang direncanakan untuk


masa

mendatang

dapat

dimodifikasi

kembali

berdasarkan tingkat produktivitas sekarang.


5.

Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat


ditetapkan berdasarkan tingkat perbedaan

(gap)

yang

yang

ada

pada

tingkat

produktivitas

direncanakan dengan tingkat produktivitas yang


diukur.
6.

Pengukuran produktivitas dapat membantu dalam


membandingkan tingkat produktivitas di antara
organisasi dalam katagori tertentu.

7.

Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu


pengukuran dapat berguna dalam merencanakan
tingakat keuntungan dari suatu organisasi.

8.

Pengukuran

produktivitas

tindakan kompetitif

akan

menciptakan

Dalam study-study tentang produktivitas dipergunakan


beberapa pendekatan seperti ahli ekonomi menggunakan
pendekatan angka indeks, pendekatan fungsi produksi,
pendekatan analisisi input-output. Insinyur menggunakan
pendekatan angka indeks, pendekatan utility. Manajer
menggunakan pendekatan ratio-ratio keuangan (financial),
akuntan menggunakan pendekatan penganggaran modal
(capital budgeting approach).
2.2 Definisi Produktivitas
Apabila ukuran produksi haya dipandang dari sisi output,
maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yakni
sisi output dan sisi input. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan
input dalam memproduksi output berupa barang atau jasa.
Mali 1978 menyatakan bahwa produktivitas tidak sama
dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasilhasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan
demikian produktivitas merupakan suatu kombinasi dari
efektifitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur
berdasarkan pengukuran berikut;

10

Produktivi tas =

output yang dihasilkan


pencapaian tujuan
=
input yang digunakan
penggunan sumber sumber daya

Produktivi tas =

efektivita s pelaksanaa n tugas


efektivita s
=
efisiensi penggunaan sumber sumber daya
efisiensi

berdasarkan definisi produktivitas diatas, sistem produksi


dalam industri dapat digambarkan sebagai berikut;
LINGKUNGAN

INPUT
*

*
*
*
*
*
*

Tenaga kerja
Modal
Material
Energi
Tanah
Informasi
Manajerial

PROSES

PROSES
TRANSFORMASI
NILAI TAMBAH

OUTPUT

PRODUK
(barang/jasa)

PRODUKTIVI
TAS

PRODUKTIVITAS
SISTEM
PRODUKSI
(OUTPUT/INPUT)

Unpan balik untuk pengendalian


sistem produksi agar meningkatkan
produktivitas terus-menerus

GAMBAR 2.1 Skema sistem produksi

Sumanth 1985 memperkenalkan suatu konsep formal yang


disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle)
untuk dipergunakan dalam produktivitas terus-menerus. Pada
dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap
utama yaitu;
1.

Tahap pengukuran produktivitas

2.

Evaluasi produktivitas

11

3.

Perencanaan produktivitas

4.

Peningkatan produktivitas

konsep produktivitas ini seperti yang ditunjukan apad gambar


dibawah ini;
TAHAP 1
PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS

TAHAP 2
EVALUASI
PRODUKTIVITAS

TAHAP 4
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS

TAHAP 3
PERENCANAAN
PRODUKTIVITAS

Gambar 2.2 Siklus produktivitas

dari gambar diatas tampak bahwa siklus produktivitas


merupakan suatu proses yang kontinu, yang melibatkan
aspek-aspek;

pengukuan,

pengendalian produktivitas.
produktivitas,

secara

evaluasi,

perencanaan,

dan

Berdasarkan konsep siklus

formal

program

peningkatan

produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas


dari sistem industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai
teknik pengukuran dapat dipergunakan dan dikembangkan
dari memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai
yang lebih kompleks dan komperhensif.
Apabila dari sistem industri itu telah dapat diukur langkah
selanjutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual
untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.

12

Kesenjangan yang tejadi antara tingkat produktivitas aktual


dengan rencana (productivity gap) merupakan masalah
produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab
yang dapat menimbulkan kesenjangan produktivitas itu.
Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan
kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Untuk
mencapai tingkat prodiktivitas yang telah direncanakan,
berbagai

program

formal

dapat

dilakukan

untuk

meningkatkan produktivitas secara terus-menerus. Siklus


produktivitas tersebut diulang kembali secaraa kontinu untuk
mencapai peningkatan produktivitas terus-menerus dalam
sistem industri.
Apabila konsep produktivitas ini diakaitkan secara langsung
dengan profitabilitas perusahaan, kita dapat membangun
suatu strategi peningkatan produktivitas dan profitabilitas
perusahaan secara terus-menerus melalui suatu diagram yang
lebih komperhensif seperti diagram dibawah ini,

13

PEBAIKAN TERUS-MENERUS

PENINGKATAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN


MELALUI ATRAKSI & LOYALITAS PELANGGAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI


SIKLUS PRODUKTIVITAS (EFEKTIVITAS/
EFISIENSI)

MEMBANGUN SISTEN INDUSTRI YANG


MEMPERHATIKAN ASPEEK-ASPEK
* KUALITAS
* EFEKTIVITAS
* EFISIENSI

GAMBAR 2.3 Strategi peningkatan produktivitas dan profitabilitas perusahaan

dari

gambar

diatas

tampak

bahwa

landasan

untuk

meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan


adalah membangun suatu sistem industri yang memperhatikan
secara fokus dan bersama sekaligus pada aspek-aspek
kualitas,

efektivitaas pencapaian tujuan,

dan efisiensi

penggunaan sumner-sumber daya. Selanjutnya indikator


keberhasilan sistem industri dipantau melalui pengukuran
produktivitas dan profitabilitas secara terus-menerus, dimana
pengukuran profitabilitas menberikan informasi tentang
masalah-masalah eksternal dari sistem industri.
Produktivitas yang menyatakan bagai mana keluaran akan
berubah apabila masukan berubah, pertama kalinya dicetukan
oleh david Ricardo pada tahun 1810.
Adapun definisi-definissi produktivitas yang berkembang
pada saat ini yang telah dibentuk oleh para pakar di negaranegara dan badan internasional, yaitu antara lain;

14

1.

Peter F Drucker mengemukakan definisi bahwa


Produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh
faktor-faktor produksi yang akan memberikan
keluaran yang bayak melalui penggunaan sumber
yang lebih hemat.

2.

Paul Mali mengemukakan defenisi sebagai berikut;


Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan
seberapa irit sumber daya yang digunakan

3.

Organization for Economic Cooperation pada tahun


1950 mengajukan definisi produktivitass sebagai
berikut; Produktivitas adalah rasio antara keluaran
dengan salah satu dari faktor-faktor produksi, yaitu;
modal, investasi, atau bahan baku.

4.

Webster mengemukakan definisi bahwa;


Produktivitas adalah keluaran per unit dari usaha
produktif, tingkat efektivitas adalah dari manajemen
industri dalam penggunaan pasilitas-pasilitas untuk
poduksi, serta tingkat efektivitas dari tingkat
penggunaan tenaga kerja dan peralatan.

5.

John Kendrick mengemukakan definisi bahwa;


Produktivitas adalah hubungan antara keluaran dari
barang-barang dan jasa dengan masukan dari sumber
daya

manusia

produksi.

yang

digunakan

dalam proses

15

6.

Dewan

Produktivitas

bahwa,

Produktivitas

Nasional

Mendefinisikan

mengandung

pengertian

perbandingan antara hasil yang dicapai dengan


keseluruhan sumber daya yang digunakan untuk itu.
Atau dapat diformulasikan secara sederhana;

Poduktivit as

Jumlah keluaran
Jumlah masukan

2.3 Pengertian Produktivitas


Dari definisi-definisi diatas dapat dipisahkan dua pengertian.
Pertama

adalah

menyatakan

bahwa

produktivitas

berhubungan dengan suatu kumpulan hasil-hasil. Di dalam


pengertian ini menunjukan efektivitas dalam mencapai suatu
tujuan. Sedangkan pengertian kedua, menyatakan bahwa
Produktivitas berhubungan dengan penggunaan sumber daya.
Pengertian ini menunjukan jumlah, tipe, dan tingkat dari
sumber daya yang dibutuhkan. Atau menunjukan efesiensi
dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan.
Secara umum produktivitas adalah perbandingan dari
beberapa keluaran dengan masukan. Yang dimaksud dengan
keluaran adalah hasil yang bermamfaat bagi manusia yang
diperoleh dari proses produksi, baik yang berupa barang
ataupun jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan masukan
adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

16

hasil-hasil tersebut. Adapun masukan-masukan utama berupa


tenaga kerja, modal, material, dan energi.
Sehingga

dengan

demikian

produktivitas

total

dapat

diformulasikan sebagai berikut;

Produktivi tas Total =

Keluaran - keluaran
Tenaga Kerja + Modal + Material + Energi

Dalam masalah produktivitas yang diperhatikan tidak hanya


produksi, tetapi juga bagai mana menggunakan sumbersumber daya sehemat mungkin (efisien). Oleh karena itu
peningkatan produktivitas tidak selalu diakibatkan oleh
peningkatan produksi. Bahkan pada kasus tertentu bisa jadi
dimana produksinya meningkat tetapi produktivitasnya
menurun.
Produktivitas merupakan kombinasi dari efektivitas dan
efisiensi. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil optimal
yang direncanakan, sedangkan efisiensi adalah tingka
penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin. Sehingga
produktivitas merupaka gabungan dari efektivitas dan
efisiensi.

Dalam

bentuk

formulasi

matematis

dapat

dinyatakan sebagai berikut;

Produktivi tas =

Efektivita s
Efisiensi

Namun demikian kombinasi diatas kenyataannya tidak selalu


benar, karena dari persamaan diatas seolah-olah menunjukan

17

bahwa produktivitas dapat ditingkatkan dengan menurunkan


efisiensi. Hal ini dapat dihindarkan dengan menyatakan
indeks produktivitas sebagai berikut;

Indek Produktivi tas =

f (efektivit as)
F (efisiensi )

Dimana f dan F adalah fungsi-fungsi tertentu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa


produktivitas adalah perbandingan antara keluaran dengan
masukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas
berarti sama dengan memperbesar rasio antara keluaran dan
masukan, diman hal ini dapat dicapai dengan cara;
1.

Penggunaan sumber daya lebih sedikit untuk


memperoleh jumlah produksi yang sama. Dalam
perusahaan

tidak

memperbesar

keluaran

produksinya, tetapi sumber-sumber yang ada untuk


menghasilkan keluaran digunakan sehemat mungkin
dengan

cara

menghilangkan

segala

jenis

pemborosan.
2.

Penggunaan sumber daya yang lebih sedikit untuk


memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
Dalam hal ini perusahaan meningkatkan produksinya
dengan cara mengerahkan seluruh kemampuan yang
dimilikinya dengan bekerja lebih efektif dalam

18

menghasilkan keluaran, sementara itu biaya-biaya


yang dikelurkan ditekan serendah mungkin.
3.

Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar


untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar
lagi. Dalam hal ini perusahaaan dapat dikatakan
dalam kondisi tumbuh dan berkembang yang
diperlihatkan dengan tingkat hasil penjualan dan
produksi yang lebih besar dibanding dengan
penambahan nilai investasi yang ditanam serta
biaya-biaya yang dikeluarkan.

4.

Pengurangan jumlah produksi dengan konsekuensi


pengurangan jumlah sumber daya yang lebih besar
lagi. Dalam hal ini perusahaan mengalami penuruna
jumalah volume

penjualan atau produksi yang

diikuti dengan penggunaan sumber-sumber dan


pengeluaran biaya-biaya secara lebih hemat lagi.
5.

Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk


memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
Dalah hal ini perusahaan untuk meningkatkan
produktivitasnya dengan cara memamfaatkan faktorfaktor produksi semaksimal mungkin melaluai
usaha-usaha yang cerdik,cerdas dan kreatif.

19

Sementara itu menurut dewan produksi nasianal,


peningkatan produktivitas dapat tercapai hanya dengan
cara;
1.

Jumlah

produksi

yang

meningkat

dengan

mengunakan sumber daya yang sama


2.

Jumlah produksi yang jauh meningkat dicapai denga


penambahan sumber daya yang relative lebih kecil.

3.

Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai


dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit.

2.4 Jenis-Jenis Produktivitas


Menurut sumanth, pada dasarnya ada tiga jenis
peroduktivitas yaitu;
1.

Produktivitas total
Produktivitas total adalah rasio keluaran total
terhadap semua faktor masukan. Jadi pengukuran
produktivitas total mencerminkan pengaruh dari
semua masukan dalam menghasilkan keluaran.

2.

Produktivitas Faktor total


Produktivitas faktor total adalah rasio keluaran
bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja
dan faktor modal. Keluaran bersih adalah keluaran
total dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang
dibeli.

20

3.

Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap
salah

satu

faktor

masukan.

Sebagai

contoh,

produktivitas modal ( rasio dari keluaran dengan


masukan modal ) adalah ukuran produktivitas
parsial.

Dari ketiga produktivitas diatas, baik keluaran ataupun


masukan harus dinyatakan dalam bentuk ukuran nyata atau
secara fisik yang direduksi berdasarkan harga konstan pada
periode dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan
pengaruh perubahan harga, sehingga haya jumlah dari
masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.
2.5 Ruang Lingkup Produktivitas
Menurut David J. Sumanth , ada empat ruang lingkup
produktivitas. Yaitu dianyaranya;
1.

Ruang Lingkup Internasional


Dengan semakin saling tergantungnya Negara-negara di
dunia yang ditandai dengan mengalirnya arus barang,
teknologi,

dan

meningkatnya

jasa

antar

persaingan,

Negara,
maka

serta

dengan

perbandingan

produktivitas ditingkat internasional dapat digunakan


sebagai

alat

untuk

memahami

dan

mengevaluasi

pengaruh produktivitas dari negar-ngara yang saling

21

bersaing. Ukuran yang digunakan untuk mengukur


produktivitas internasional ini adalah GNP (gross
National Product) dan GDP (gross domestic product).
2.

Ruang Lingkup Nasioanal


Pengukuran produktivitas nasioanal memiliki beberapa
keuntungan, antara lain;

Dapat

digunakan

untuk

meramalkan

tingkat

produktivitas nasional.

Merupakan

indeks

pertumbuhan,

terutama

produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja


yang meningkat memiliki arti bahwa tiap tenaga
kerja menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang
lebih besar, sehingga pendapatan nyata untuk tiap
tenaga kerja juga meningkat.

Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi, dimana


dapat dilihat aliran sumber daya dalam suatu Negara.

3.

Ruang Lingkup Industri


Yang diperhitungkan disini adalah faktor-faktor

yang

mempengaruhi dan berhungan dengan satu jenis industri


yang sama. Keuntungan pengukuran produktivitas dalam
ruang lingkup industri ini dalah;

Dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi


suatu Negara, diman pengukuran produktivitas dapat
mengidentifikasikan

industri-industri

yang

22

berkembang dan tertinggal disuatu Negara, sehingga


dapat

diketahui

sektor-sektor

industri

yang

meramalkan

trend

memerlukan perhatian khusus.

Dapat

digunakan

untuk

petumbuhan industri di masa yang akan datang.

Dapat digunakan sebagai analisis kinerja perusahaan,


dengan membandingkan kinerja masing-masing
perusahaan

dengan

kinerja

industri

yang

bersangkutan dalan suatu Negara.

Dapat digunakan untuk analisis tenaga kerja, yang


meliputi perubahan tenaga kerja, proyeksi tenaga
kerja dimasa yang akan datang, kecenderungan
ongkos tenaga kerja dan pengaruh penggunaan
teknologi tinggi terhadap ketersediaan kesempatan
kerja.

4.

Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisai


Adapun manfaat dari pengkuran produktivitas dalam
ruang lingkup perusahaan/organisasi adalah;

Dapat digunakan untuk perencanaan sumber daya


perusahaan /organisasi

Dapat mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya


perusahaan/organisasi

23

Dapat digunakan untuk menentukan target tingkat


produktivitas pada masa yang akan datang secara
realistis.

Dapat digunakan untuk membandingkat tingkat


produktivitas antar perusahaan /organisasi dalam
katagori tertentu.

Dapat

membantu

dalam

menentukan

strategi

perbaikan produktivitas, berdasarkan kesenjangan


antara produktivitas nyata yang

Dapat

digunakan untuk

dicapai

merencanakan tingkat

keuntungan dalam perusahaan /organisasi.


2.6 Siklus Produktivitas
Pada dasarnya program produktivitas adalah merupakan
program yang berkesinambungan. Dalam kaitan ini David J.
Sumanth mengemukakan tentang konsep produktivitas yang
dikenal dengan siklus MEPI.
Konsep

ini

terdiri

dari

empat

konsep

yang

saling

berkesinambungan, yaitu;
1.

Pengukuran Produktivitas (Productivity Measurement)

2.

Evaluasi Produktivitas (Productivity Evaluation)

3.

Perencanaan Produktivitas (Productivity Planning)

4.

Perbaikan Produktivitas (Productivity Improvement)

24

Adapun ke-empat tahap siklus produktivita diatas dapat


dilihat pada Gambar 2.2 di atas dalam bentuk skema siklus
produktivitas.
Semua

perusahaan

yang

ingin

menjalankan

program

produktivitasnya, maka pertama-tama yang harus dilakukan


adalah pengukuran produktivitasnya. Dengan melukukan
pengukuran produktivitas tersebut kita dapat mengetahui
situasi yang sedang dihadapi atau yang sedang berjalan.
Tanpa melakukan pengukuran produktivitas kita sulit
mengevaluasi kinerja yang telah dicapai selama ini. Apakah
kita telah bekerja dengan lebih baik atau lebih buruk atau juga
untuk mengetahui beberapa besar perbaikan atau kemunduran
yang telah kita lakukan. Jika pengukuran produktivitas telah
dilakukan, maka hasil yang diperoleh dievaluasi atau
dibandingkan dengan rencana sebelumnya. Berdasarkan
evaluasi tersebut kita dapat menetepkan sasaran produktivitas
yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Untuk
mencapai sasaran yang telah diperoleh dari hasil evaluasi
tersebut maka dibuatlah perencanaan, yaitu rencana untuk
melakukan perbaikan atau untuk mencapai sasaran baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Kemudian setelah itu,
dilakukan tahap terakhir dari siklus produktivitas, yaitu
melakukan perbaikan produktivitas itu sendiri.

25

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk


melakukan perbaikan produktivitas harus didahului dengan
melakukan pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas,
dan perencanaan produktivitas yang selanjutnya pada tahap
perbaikan produktivitas. Siklus ini akan terus berlangsung
selama program produktivitas dijalankan oleh perusahaan.
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Menurut David J. Sumanth, secara garis besar terdapat dua
belas faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas,
diantaranya;
1.

Investasi
Besar kecilnya investasi, akan berpengaruh terhadap
modal usaha yang berdampak terhadap promosi produk,
market share atau penggunaan kapasitas.

2.

Rasio Kapital-Buruh
Rasio kapital buruh yang tinggi berarti perusahaan
menggunakan teknologi tinggi, sehingga jumlah produksi
per unit meningkat.

3.

Penelitian dan Pengembangan


Penetitian dan pengembangan dapat meningkatkan
produktivitas dengan menghasilkan inovasi-inovasi yang
dapat memperbaiki keadaan produksi dipabrik.

4.

Pemakaian Kapasitas

26

Besar kecilnya keluaran per unit per jam ditentukan oleh


persentase pemakaian kapasitas
5.

Peraturan Pemerintah
Dalam hal ini peraturan pemerintah berperan dalam
pengaturan pencapaian sasaran baik jangka panjang atau
pun jangka pendek

6.

Umur Pabrik dan Peralatan


Umur pabrik dan peralatan dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan,

sehingga

juga

berpengaruh

terhadap

produktivitasnya.
7.

Ongkos Energi
Ketersediaan

dan

kemudahan

memperoleh

energi

berpengaruh secara langsung terhadap biaya produksi


dan biaya pabrik.
8.

Komposisi Tenaga Kerja


Dengan adanya pergeseran komposisi kerja, dari pekerja
pabrik kepekerja yang mengandalkan pengetahuan, maka
akan semakin dibutukan adanya kerja sama, keterampilan
dan keahlian.

9.

Etika kerja
Seiring
terhadap

dengan

meningkatnya

penghargaan

orang

waktu maka pemaanfaatan waktu harus

seproduktif mungkin.
10. Ketakutan Pekerja Akan Kehilangan Pekerjaan

27

Program peningkatan produktivitas di perusahaan tanpa


diimbangai

dengan

adanya

komunikasi

antara

manajemen dengan pekerja maka akan menimbulkan


perasaan takut pada pekerja, bahwasannya usaha-usaha
peningkatan produktivitas yang dilakukan itu akan
mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan mereka.
Misalnya dengan mekanisasi atau otomatisasi.
11. Pengarruh Serikat Pekerja
Pengaruh serikat pekerja ini sangat kuat sehingga
diperlukan adanya pengetian dari pihak manajamen.
Terutama yang berhubungan dengan kompensasi dan
kenaikan gaji.
12. Manajemen
Manajemen adalah merupakan faktor dominan, terutama
dalam

proses

perencanaan

dan

pengendalian,

pengetahuan beban kerja, kejelasan intruksi pada para


pekerja, evaluasi serta upaya menumbuhkan motivasi dan
loyalitas kepada para pekerja.
2.8 Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan pada berbagai
skala unit pekerjaan. Dimulai dari skala yang terkecil hingga
yang terbesar, yaitu;
1.

Statsiun kerja

2.

Seksi atau unit pekerjaan

28

3.

Industri

4.

Nasional

5.

Internasioanal

Masing-masing tingkat unit tersebut membentuk lingkup


pengukuran produktivitas yang mempunyai manfaat sendirisendiri.
Pendekatan dalam membandingkan tingakat hasil pengukuran
produktivitas dapat dibedakan dengan beberapa cara, yaitu;
1.

Membandingkan kinerja pada periode yang diukur


dengan kinerja pada periode darsar.

2.

Membandingkan kinerja suatu unit organisasi dengan


unit organisasi lain.

3.

Membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan target


yang telah ditetapkan.

Dalam tugaas akhir ini, pendekata yang digunakan adalah


membendingkan antara

kinerja pada periode yang diukur

dengan kinerja pada perode dasar.


2.9 Kriteria Pengukuran Produktivitas
David Bain dalam bukunya yang berjudul the production
Prescription

mengemukakan

bahwa

pengukuran

produktivitas harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini;


1.

Keabsahan (validity)

29

Adalah

merupakan

menggambarkan

ukuran

perubahan

yang
dari

secara

masukan

tepat
menjadi

keluaran dalam satu proses produksi yang sebenarnya


2.

Kelengkapan (completeness)
Kelengkapan disini berhubungan dengan ketelitian, yang
mana seluruh keluaran atau hasil yang diperoleh dan
masukan atau sumber yang digunakan, dapat diukur dan
termasuk

didalamnya

perbandingan

produktivitas

tersebut
3.

Dapat dibandingkan (comparability)


Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada
kemampuan untuk dapat dibandingkan antara periode
dengan periode, periode dengan standar, atau periode
dengan target, sehingga dapat dilihat apabila penggunaan
sumber tersebut lebih efisien atau tidak mencapai hasil

4.

Ketermasukan (inclusiveness)
Pengukuran produktivitas seharusnya meliputi juga
aspek-aspek yang lain diluar kegiatan produksi yang
selama ini sering menjadi pusat perhatian, misalnya
kualitas, peralatan dan fasilitas

5.

Tepat waktu (timeliness)


Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang
efektif bagi manajemen, sehingga harus dikomunikasikan
pada setiap manejer yang bertanggung jawab pada

30

bidangnya masing-masing dalam waktu yang secepatcepatnya, tetapi dalam batas-batas yang praktis untuk
dilakukan
6.

Keefektifan ongkos (cost effectiveness)


Pengukuran produktivitas dilakukan dengan cara
memperhatikan semua ongkos yang dikeluarkan untuk
keperluan pengukuran tersebut

2.10 Periode Dasar Pengukuran


Pengukuan

baru

memiliki

arti

bila

hasilnya

dapat

dibandingkan, baik antar periode waktu, atau dengan suatu


standar. Untuk mengetahui perkembangan produktivitas
perusahaan diperlukan perode dasar yang digunakan sebagai
bahan perbandingan.
Menurut Marvin E. Mundel

dalam bukunya improving

productivity and effectiveness, depenisi periode dasar adalah


periode yang mendahului tahun ini (current year), biasanya
secara spesifik ditentukan oleh pihak yang berwenang (higher
authority).
Sementara itu David J. Sumanth mengemukakan beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan periode
dasar, diantaranya;
a)

Dimulai satu program produktivitas untuk pertama kali

31

b) Status produk yang dihasilkan, apakah produk lama atau


produk yang baru diperkenalkan
c)

Frekuensi terjadi pengenalan produk baru

d) Lamanya satu periode pengukuran, apakah dinyatakan


dalam bulan, kuartal, semester, tahun.
e)

Pola permintaan produk, misalnya pola permintaan


produk bersifat musiman atau juga yang lainnya

f)

Ketersediaan sistem pengumpulan dan updating data


yang memadai

g) Adanya kejadian luar biasa dalam perusahaan, misalnya


kegiatan produksi atau pemogokan
2.11 Model-Model Pengukuran Produktivitas
Ada berbagai macam metode atau model pengukuran
produktivitas pada tingkat perusahaan, diantaranya;
1) Model David J. Sumanth
2) Model POSPAC
3) Model Marvin E. Mundel
4) Model Craig-Harris
5) Model Pendekatan Angka indeks
6) Model APC ( the American production center)
7) Model Kendrick-Creamer
Model pengukuran produktivitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model pengukuran produktivitas total

32

David J. Sumanth dan model pengukuran parial POSPAC,


maka

penjelasan

mengenai

model-model

pengukuran

produktivitas diatas akan lebih bayak ditekankan pada kedua


model pengukuran produktivitas tersebut.
2.11.1 Model Produktivitas Total David J. Sumanth
Model peroduktivitas total ini dikembangkan oleh David J.
Sumanth

untuk

mempertimbangkan
menghasilkan

lingkup
seluruh

keluaran.

perusahaan
faktor

Model

ini

dengan

masukan

dalam

disamping

dapat

diterapkan pada perusahaan manufaktur juga dapat diterapkan


pada perusahaan jasa.
Sehingga dalam hal ini yang dimaksud dengan produk
meliputi produk secara fisik pada perusahaan manufaktur
maupun produk non fisik pada perusahaan yang bergerak
pada bidang jasa.
Model produktivitas total David J. sumanth dinyatakan
sebagai berikut;

Produktivi tas Total =

Total Keluaran (tangible)


atau
Total Masukan (tangible)

Produktivi tas Total =

Total Keluaran Produk i


Total Masukan Produk i

dimana;

33

Total keluaran meliputi;


Nilai unit produk jadi
Nilai unit produk setengan jadi
Deviden
Bunga
Pendapatan lainya
Total masukan meliputi
Nilai tenaga kerja
Nilai bahan
Nilai energi
Nilai modal
Biaya lainnya
Yang dimaksud dengan tangible disini ialah besaran yang
dapat diukur, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jumlah mobil yang dirakit, jumlah cek yang diproses, ton baja
yang dihasikan adalah beberapa contoh dari keluaran yang
bersifat

tangible.

Sedangkan

beberapa

contoh

dari

pengeluaran yang bersifat intangible adalah bayaknya


goodwill yang dihasilkan oleh suatu organosasi dan bayaknya
polusi yang tercipta.
Perlu ditekankan disini, bahwa yang dimaksud dengan
keluaran adalah seluruh keluaran yang diproduksi, sedangkan
yang dimaksud dengan masukan adalah seluruh sumber daya
yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran tersebut.

34

Dalam hal ini baik keluaran taupun masukan dinyatakan


dalam nilai uang yang bersifat konstan dari periode ataupun
masukan dinyatakan dalam nilai uang yang bersipat konstan
dari periode dasar pengukuran. Misalnya masukan manusia
dan energi dapat dinyatakan dalam jam orang dan kilo watt
jam. Lebih jauh lagi, jika perusahaan memperoduksi lebih
dari satu jenis produk misalnya, baja (dalam ton) dan sandal
(dalam jumlah pasang), keluaranya bukan dinyatakan sebagai
ton baja + pasang sandal. Tetapi, nilai-nilai produk itu
dinyatakan dalam satuan nilai mata uang yang dapat
dijumlahkan.
2.11.1.a Elemen-Elemen Keluaran (Tangible)
Elemen-elemen keluaran tangible tediri atas;
1.

Unit produk jadi


Unit-unit dinyatakan baik dalam bentuk fisik maupaun
dalam nilai uang. Sebagai contoh kita bisa kataka bahwa
keluaran produk dalam satu periode tertentu adalah 5000
ton atau Rp. 5.000.000,00 yang berarti harga jual perton
adalah Rp. 1.000,00 atau dapat dinyatakan sebagai
berikut;
Nilai produk jadi
Yang dihasilkan pada
Periode tetentu

Jumlah unit produk

= Jadi yang dihasilkan

Pada periode sekarang

Harga jual

X unit pada

periode dasar

35

periode dasar adalah periode normal dimana produksi


tidak bayak berbeda dari rata-rata. Jadi kalau tedapat satu
periode tertentu dimana pada periode itu, misalnya
perusahaan

memecat

sejumlah

pekerja

karen

kekeurangan bahan mentah, hal ini tidak dapat dianggap


sebagai periode dasar.

Apabila suatu perusahaan membuat produk yang


dinyatakan dalam lebih dari satu ukuran tertentu, dalam
hal ini perusahaan memiliki produk yang heterogen.
Sehingga nilai produk jadi adalah jumlah terbobot yang
sesuai dengan produk masing-masing.
Perlu ditegaskan disini bahwa yang dihitung adalah unit
yang diproduksi bukan unit yang terjual. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi overstated output (ada unit
yang terjual berasal dari persediaan barang jadi) ataupun
understated output (ada unit yang diproduksi dan tidak
terjual tapi tidak dihitung).
2.

Produk Setengah Jadi


Nilai Produk
SetengahJadi

3.

Jumlah Produk
=

SetengahJadi

Persentase
x

Penyelesaiaan

Harga Jual Per Unit


x

Pada Periode Dasar

Dividen
Faktor keluaran ini, meskipun biasanya diabaikan, tetapi
tetap harus dimasukan karena diproduksi dengan

36

menggunakan sebagai masukan baik masukan manusia


maupun masukan modal
4.

Bunga
Faktor keluaran ini pun harus tetap dimasukan karena
diproduksi dengan menggunakan sebagai masukan baik
masukan manusia maupun masukan modal

5.

Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan lain-lain dimasukan sebagai faktor keluaran
karena satu atau lebih masukan dikonsumsi untuk
mengasilkan dan atau memelihara pendapatan lain-lain
tersebut.

Untuk lebih jelasnya elemen-elemen keluaran diatas dapat


digambarkan pada sekema sebagai berikut ini;
Output tangible

Produk Jadi

Dijual

Digunakan
Sendiri

Produk
Setengah jadi

Dijual

Dividen

Bunga

Pendaptan
Lain-lain

Digunakan
Sendiri

Gambar 2.4 Elemen-Elemen Keluan Dalam model Pengukuran Produktivitas


Total David J. Sumanth

37

2.11.1.b Elemen-Elemen Masukan (Tangible)


1.

Masukan Tenaga Kerja


Sering kali pada kenyataannya haya buruh langsung yang
dipertimbangkan

dalam menentukan masukan tenaga

kerja ini, padahal kita juga harus mempertimbangkan


seluruh sumber daya manusia yang dipekerjakan untuk
menghasilkan keluaran.
Menurut becer dan gordan, terdapat empat katagori
pekerja dalam setiap organisasi, yang ditandai dengan
bayaknya koordinasi dan kebijakan yang digunakan serta
sejauh mana mereka melakukan fungsi produksi,
diantaranya;
1.

Manajer, yaitu yang tugas utamanya menangani


proses koordinasi dan memiliki kekuasaan untuk
membuat kebijakan contoh; menejer produksi

2.

Birokrat, yaitu mereka yang terlibat dalam proses


koordinasi tetapi hanya memiliki kekuasaan yang
sedikit atau bahkan tidak memiliki kekuasaan untuk
membuat kebijakan dalam menjalankan tugasnya
karena prosedur kerjanya ditentukan oleh manajer.
Contoh petugas pembukuan

3.

Profesional, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan


untuk menentukan kebijakan dalam kegiatannya
sendiri. Contoh Insinyur

38

4.

Buruh, yaitu mereka yang secara langsung bekerja


dipabrik yang mana pekerjaannya ditentukan oleh
pihak lain

Kita menggunakan klasifikasi masukan tenaga kerja ini dalam


setiap kajian produktivitas total. Jam orang dan besarnya gaji
rata-rata dari ke-empat jenis masukan pekerja ini disusun
untuk masing-masing produk dalam setiap periode analisis.
2.

Masukan Bahan
Masukan bahan ini terdiri dari bahan baku dan kompone
yang dibeli.
Nilai Bahan Baku
Yang Dikonsumsi
Selama Waktu Berjalan

Jumlah Bahan Baku

Harga Beli Bahan

= Yang Terpakai Selama X Baku Pada


Periode Berjalan

Periode Dasar

yang dimaksud dengan nilai total bahan baku selama


periode berjalan adalah penjumlahan nilai total bahan
baku yang terpakai dengan nilai total komponen yang
dibeli selama periode berjalan. Jika lebih dari satu produk
yang dibuat oleh perusahaan, maka nilai masukan bahan
total diperoleh dengan menjumlahkan nilai produk
masing-masing. Sedangkan jika ada produk baru yang
tidak diproduksi pada periode dasar tetapi diproduksi
pada periode berjalan maka perhitungan untuk masingmasing bahan baku adalah sebagai berikut;

39

Jumlah bana baku


nilai bahan baku

yang terpakaiuntuk

yang terpakaipada

periodeini selama

periodeberjalan untuk

periodeberjalan

produk yang tidak

Harga beli bahan


X baku selama periode
berjalan

Indeks harga komoditas untukbahan baku itu

dibuat pada periode


dasar

3.

Masukan Energi
Masukan energi adalah merupakan ongkos-ongkos untuk
membayar sumber-sumber energi , seperti listrik,
minyak, gas, batubara, dan air. Bila perusahaan
menggunakan energi matahari maka ongkos panelpanelnya dianggap sebagaian dari modal tetap

4.

Masukan Modal
Modal ini terdiri dari modal lancar dan modal tetap.
Yang termasuk modal lancar diantaranya uang kas,
tagihan piutang, uang yang diperlukan untuk persediaan
dan uang yang akan dibayarkan. Adapun yang termasuk
modal tetap adalah tanah, bangunan, mesin, peralatan,
dan lain-lain.

5.

Masukan Biaya Lain-Lain


Yang termasuk katagori masukan biaya lain-lain adalah
semua jenis biaya-biya atau pengeluaran yang tidak
termasuk pada ke-empat katagori masukan diatas.
Misalnya; biaya tranportasi, pajak, biaya profesional,

40

biaya pemasaran, biaya pemrosesan informasi, dan lainlain.


Untuk lebih jelasnya elemen-elemen masukan ditas dapat
digambarkan dalam skema dibawah ini;
Input tangible

Tenaga kerja

Bahan

Egergi

- Manajer
- Birokrat
- Profesional
- Buruh

- Bahan baku
- Bahan yang dibeli

- Listrik
- Miyak
- Gas
- Batubara
- Air
- Dll

Biaya lain-lain

Modal

Lancar
- Kas
- Persediaan
- Piutang
- Dll

Tetap
- Tanah
- Bangunan
- Mesin
- Peralatan
- Dll

- Biaya
transportasi
- Pajak
- Biaya profesional
- Biaya pemasaran
- Biaya
pemrosesan
informasi

Gambar 2.5 Elemen-Elemen Masukan Dalam model Pengukuran


Produktivitas Total David J. Sumanth

2.11.2 Model Produktivitas Parsial POSPAC


Model produktivitas parsial POSPAC pertama kali dicetuskan
pada saat berlangsungnya kongres produktivitas dunia ke-4,
pada bulan mei 1984 di olso, norwegia. Sehingga model
pengukuran produktivitas ini diberi nama model pengukuran
skandinavia atau habberstad.
Pada dasarnya model ini, merupakan gabungan dari beberapa
ukuran produktivitas parsial yang masing-masing akan
menggambarkan produktivitas sebagai kelompaok aktivitas
yang dikalsifikasikan kedalam enam kelompok, yang masing-

41

masing kelompok menunjang kepada perbaikan suatu jenis


produktivitas di dalam perusahaan.
Adapun ke-enam bidang yang dapat memungkinkan adanya
peningkatan nilai tambah atau pengunaan sumber-sumber
yang lebih efektif adalah;
1.

Produktivitas produksi (Production productivity)

2.

Produktivitas organisasi (Organization productivity)

3.

Produktivitas penjualan (Sales prodduktivity)

4.

Produktivitas produk (Produc productivity)

5.

Produktivitas tenaga kerja (Arbieter productivity)

6.

Produktivitas modal (Capital productivity)

Untuk memberikan gambaran yang lebih lanjut tentang


tindakan

perbaikan

produktivitas

dari

ke-enam

jenis

produktivitas parsial POSPAC. Dibawah ini akan disajikan


table yang memperlihatkan contoh tindakan untuk perbaikan
produktivitas tersebut;
PRODUKTIVITAS

TINDAKAN UNTUK PERBAIKAN

JENIS

PRODUKTIVITAS

Produktivitas produksi

Produktivitas

perencanaan produksi

penyusunan pabrik

pengendalian ongkos dan kualitas

analisis metode pengolahan produk

penjadwalan pemeliharaan

starategi perusahaan

42

pengembangan organisasi perusahaan

peningkatan manajemen perusahaan

rasionalisasi administrasi

analisa personil

Produktivitas

analisis permintaan

penjualan

strategi tarip

analisis distribusi/logistic

organisasi fungsi pemasaran

perencanaan produk

pengembangan produk

keuntungan produk

analisis kebutuhan

tanggapan pelanggan

pendidikan dan latihaan

perbaikan metode-metode

gaji sesuai prestasi

motivasi

lingkungan kerja

pengendalian persediaan perusahaan

manajemen keuangan

analisis investasi

perencanaan pengendaliaan ekonomi

organisasi

Produktivitas produk

Produktivitas

tenaga

kerja

Produktivitas modal

perusahaan
Table 2.1 beberapa contoh tindakan untuk perbaikan produktivitass

43

Adapun formulasi matematis dari masing-masaing jenis


produktivitas parsial POSPAC ini adalah;

Produktivi tas Produksi =

Penjualan
Aktiva Tetap

Produktivi tas Organisasi =

Nilai Tambah
Nilai
Total Biaya Administra si

Tambah = Penjualan Biaya Bahan


Laba Kotor
Produktivi tas Penjualan =
Total Biaya Penjualan
Laba Kotor
Produktivi tas Produk =
Total Biaya Poduksi
Laba Kotor
Produktivi tasTenaga Kerja =
Biaya Tenaga Kerja

Produktivi tas Modal =

Penjualan
Modal

2.11.3 Model Marvin E. Mundel


Mervin E. Mundel

mengemukakan tentang pengukuran

indeks produktivitas (IP), dalam hal ini terdiri atas dua


bentuk, yaiu;
1. IP =

OAMP/RIMP
X 100
AOBP/RIBP

2.

OAMP/OABP
X 100
RIMP/RIBP

IP =

dimana:
IP

= indeks produktivitas

AOMP

= keluaran agregat untuk periode dasar

44

RIMP

= masukan untuk periode yang diukur

RIBP

= masukan untuk periode dasar

Dari kedua bentuk pengukuran indeks produktivitas Marvin


E. mundel di atas, tampak bahwa keduanya serupa, sehingga
dalam penerapan produktivitas pada perusahaan, kita dapat
menggunakan salah satunya. Bentuk formula yang pertama
merupakan perbandingan antara indeks kinerja pada periode
terukur dengan indeks kinerja dasarnya. Sedangkan bentuk
formula yang kedua merupakan perbandingan antara indeks
keluaran dengan indeks masukan.
2.11.4 Model Craig-Harris
Menurut

Craig-Harris

pengukuran

produktivitas

dinyatakan dalam formulasi matematis sebagai berikut;

Pt =

Ot
L+C+R +Q

dimana;
Pt = produktivitas total
Ot = keluaran total
L = factor masukan tenaga kerja
C = factor masukan modal
R = factor masukan bahan baku dan alat
Q = paktor masukan lain pada barang dan jasa

total

45

Adapun penjelasan dari model craig-harris diatas adalah


sebagai berikut;
1. Keluaran

= (jumlah unit yan g diproduksi


X harga jual) + dividen +
bunga

sumber-umber

pendapatan lainnya
2. Masukan tenaga kerja

= Jumlah

jam

kerja

tiap

klasifikasi pekerja X upah ratarata pada periode dasar para


pekerja
3. Masukan modal
4. Masukan bahan baku
dan alat

= Modal lancar + modal tetap


Jumlah unit bahan baku dan
= komponen yang dibeli X harga
bahan baku dan komponen
pada periode dasar

2.11.5 Pendekatan Angka Indeks


Pada dasarnya angka indeks suatu besaran yang menunjukan
variasi perubahan dalam waktu dan ruang mengenai suatu hal
tertentu. Pengukuran angka indeks yang telah umum
dilakukan terutama dalam bidang ekonomi adalah indeks
harga dan indeks produksi yang biasanya dipergunakan untuk
mengukur

perubahan

harga

atau

perubahan

produksi

sepanjang waktu tertentu. Dengan demikian angka indeks


yang diperoleh dapat diperbandingkan dengan keadaan

46

periode dasar itu. Dari sini akan dapat terlihat perubahan


apakah perubahan bersifat naik, tetap, atau juga turun.
Sebagai contoh; misalnya harga suatu produk sebear 40 ribu
rupiah dalam tahun dasar, katakanlah pada tahun 1989.
kemudian diketahuai harga produk itu telah meningkat
sebesar 60 ribu rupiah pada tahun 1990 dan 68 ribu rupiah
pada tahun 1991. dengan memperlakukan harga 40 ribu
rupiah sebagai seratus dalan tahun 1989 (tahun dasar). Maka
indeks untuk tahun 1990 dan 1991, akan menjadi
indeks harga 1990 =

60000
x100 150
40000

indeks harga 1991=

68000
x100 170
40000

berdasarkan angka indeks harga

yang dihitung, kita

mengetahuai bahwa harga produksi itu telah meningkat


sebesar 50% dalam tahun 1990 dibandingkan terhadap harga
tahun dasar 1989, serta harga telah meningkat sebesar 70%
pada tahun 1991 dibandingkan pada harga tahun dasar 1989.
kita dapat membuktikan secara mudah besar poersentase
keniakan itu dengan rumus sebagai beruikut;

60000 40000
x100% 50% dan
40000
68000 40000
x100% 70%
40000

47

dengan menggunakan angka indeks kita dapat menyatakan


produktivitas pada titik waktu yang berbeda. Beberapa
pendekatan angka indeks akan dibahas berikut ini;
2.10.6 Model Kendrick dan D. Creamer
J.W.

Kendrick

dan

D.

Creamer

pada

tahun

1965

memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas


pada tingkat perusahaan. Angka indeks yang diperkenalkan
Kendrick dan Creamer terdiri dari tiga jenis yaitu;
produktivitas

total,

produktivitas

faktor

total,

dan

produktivitas parsial.
Indeks prodduktivitas total untuk periode tertentu diukur
sebagai berikut:
Output periode tertentu dalam harga-harga periode dasar
Input periode tertentu dalam harga-harga periode dasar
Selisih antara output periode tertentu dalam harga-harga
periode dasar dan input dalam harga-harga periode dasar
menunjukan peningkatan ( atau penurunan ) produktivitas
dalam periode itu.
Indeks produktivitas faktor total diukur berdasarkan:
Output bersih
Infut faktor total
Dimana;
Output bersih = output total barang dan jasa antara
Input faktor total = ( input jam kerja dari periode waktu
tertentu yang diboboti berdasarkan

48

rata-rata penghasilan per jam dalam


periode dasar) + (input modal dari
periode tertentu yang dinyatakan dalam
harga-harga periode dasar dan diboboti
berdasarkan rate of return periode
dasar,

dengan

penyusustan

diperlakukan sebagai jasa antara)


Peningkatan atau penurunan produktivitas dapat dilihat
berdasarkan selisih antara output bersih dan input faktor total.
Berdasarkan depenisi pengukuran diatas, tampak bahwa
indeks produktivitas faktor total ditentukan dengan jalan
mengeluarkan pengaruh dari barang-barang dan jasa antara
yang ada pada sisi input dan output.
Indek produktivitas parsial dapat ditentukan sebagai berikut;
Produktivitas parsial dari tenaga kerja
Output dalam hargaharga periode dasar
Input tenaga kerja dalam harga-harga periode dasar
Produktivitas parsial dari material
Output dalam harga-harga periode dasar
Input material dalam harga-harga periode dasar
Catatan: Angka indeks pada periode dasar harus ditentukan
sedemikian rupa agar bernilai 100 (seratus).

49

2.10.7 Model APC


Pusat produktivitas amerika ( the American productivity
center = APC ) telah mengemukanan ukuran produktivitas
yang didefinisikan sebagai berikut:
Frofitabilitas

hasil penjualan
biaya biaya

bayaknya output x harga per unit


bayaknya input x harga per unit

bayaknya output harga


x
bayaknya input
biaya
= IP X indeks perbaikan harga

Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak


adanya hubungan frofitabilitas dengan produktivitas dan
faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan
suatu indikasi penggunaan sumber-sumber dalam penghasilan
output perusahaan.
Model APC untuk pengukuran produktivitas pada tingkat
perusahaan dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Lingkungan

Bisnis

Harga-harga input

Harga-harga output

Penjualan (Rp)

Pembelian (Rp)
Input

Proses
Output
konverssi

Output

Fisik
Finansial

Gambar 2.6 model APC untuk pengukuran produktivitas prusahaan

50

Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun


digandakan dengan harga-harga dan biaya per unit setiap
tahun digandakan dengan kuantitas output dan input pada
tahun tertentu akan menghasilkan indeks perbaikan harga
pada tahun itu. Dengan diketahui indeks produktivitas dan
indeks perbaikan harga. Maka indeks profitabilitas dapat
ditentukan dengan jalan :
Indeks frofitabilitas = indeks produktivitas X indeks perbaikan harga

Atau
Indeks produktivitas = indeks profitabilitas / indeks perbaikan harga

Indeks perbaikan haga menunjukan perubahan dalam input


terhadap biaya output perusahaan.
Dalam model APC, biaya-biaya per unit tenaga kerja,
material, dan energi dihitung atau ditentukan secara langsung,
sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan
depresiasi total ditambah keuntungan relative terhadap harta
total ( harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan. Dengan
demikian, input modal untuk satu periode tertentu =
depresiasi untuk (periode itu + (ROA periode dasar) X (harta
sekarang yang dipergunakan).
Catatan ROA = return of asset

You might also like