Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
PADRI SETIAWAN
22020114210XI3
PREPLANING SUPERVISI
INTERVENSI KEPERAWATAN
TERAPI SEFT UNTUK WARGA PRA LANSIA/ LANSIA/ PENDERITA
HIPERTENSI
DI RW 5 KELURAHAN PUDAK PAYUNG SEMARANG
1. Latar Belakang Masalah
Perubahan gaya hidup
masyarakat
Indonesia
saat
ini
merupakan
masalah
kesehatan
yang
sering
juga
dikenal
sebagai
penyakit
yang
tidak
dapat
sikap
positif
dengan
keyakinan
bahwa
setiap
permasalahan pada pikiran, jiwa, dan rasa sakit yang dialami, individu
tersebut ikhlas menerima dan mempasrahkan kesembuhannya pada
Allah SWT. (Zainuddin, 2009; Saputra, 2012)
Perawat memiliki peran dalam menjaga kestabilan emosi pasien
hipertensi dengan pemberian asuhan keperawatan secara mandiri
berupa terapi komplementer yang bersifat nonfarmakologis. (Smeltzer,
2004). Terapi komplementer yang digunakan untuk menjaga kestabilan
emosi pasien hipertensi adalah berupa terapi SEFT. Beban emosional
(pikiran negatif) yang dialami individu menjadi penyebab utama dari
penyakit fisik dan penyakit nonfisik yang dialami menjadi suatu dasar
pengembangan terapi SEFT.
Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) termasuk
dalam kategori teknik relaksasi dan salah satu bentuk mind-body
therapy
dari
terapi
komplementer
dalam
keperawatan.
SEFT
(SKA)
menunjukkan
Non
Percutaneous
Coronary
Intervention
(PCI)
rendah,
stress.
Diagnosa
keperawatan
yang
ditetapkan
e. Setting tempat
D
Keterangan :
A.
B.
C.
D.
Mahasiswa
Pra Lansia dan Lansia
Fasilitator
Mengorganisir daftar
hadir dan tekanan
darah
f. Tahap Kegiatan
No
Acara
Pemeriksaan
Uraian
Tekanan
Darah
Metode
tujuan
d. Melakukan
2.
waktu
10 menit
Sebelum
Ceramah
tentang
inti
5 menit
kontrak
waktu
a. Penyampaian ulang Praktik
Inti acara
Estimasi
15 menit
terapi langsung
Penutup
bersama
a. Melakukan
evaluasi
5 menit
terhadap pelaksanaan
terapi SEFT
b. Melakukan
waktu
kontrak
untuk
pertemuan
selanjutnya
c. Salam penutup
Pemeriksaan Tekanan Darah Setelah Terapi
10 menit
serta
media
acara
telah
dipersiapkan
4) Surat undangan telah dibuat dan disebar
b. Evaluasi Proses
1) Tekanan darah sebelum diberikan terapi SEFT dapat diukur
2) Warga antusias dan aktif mengikuti kelangsungan acara
3) Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
4) Acara dapat berjalan sesuai rencana
5) Anggota kelompok dapat menjalankan peran masing-masing
c. Evaluasi Hasil
Evaluasi dilakukan dengan mengobservasi pra lansia/ lansia/
penderita hipertensi tentang pelaksanaan terapi SEFT dengan
indikator keberhasilan
1) Kognitif
1) 75% warga dengan hipertensi dapat menjelaskan definisi
terapi SEFT secara singkat dan jelas
2) 75% warga dengan hipertensi dapat menyebutkan
minimal 3 manfaat terapi SEFT dengan benar
3) 75% warga dengan hipertensi dapat menyebutkan 3
tahapan dalam terapi SEFT dengan benar
2) Afektif
a) 75% pra lansia/ lansia/ penderita hipertensi mau
mengikuti setiap proses/ tahapan terapi SEFT (set-up,
tune-in, tapping)
b) 75% pra lansia/ lansia/ penderita hipertensi mau
melakukan ulang tahapan secara mandiri ataupun
dipandu
3) Psikomotor
a) 100% penderita hipertensi telah diukur tekanan darah
sebelum terapi SEFT dimulai
b) 75% penderita hipertensi dapat melakukan 3 tahapan
terapi SEFT (set-up, tune-in, dan tapping) secara urut.
c) 75% penderita hipertensi dapat mengulangi the set-up
words (doa) dengan menggosokan sore spot di dada,
menyatakan keikhlasan (tune-in) dan melakukan tapping
: .
Umur
(doa,keikhlasan kepasrahan)
Kader/ penderita hipertensi dapat menyebutkan
minimal 3 manfaat (emosional dan fisik) terapi SEFT
dengan benar
a. Mengatasi Masalah Fisik seperti:
1) Sakit Kepala
2) Nyeri Punggung
3) Maag,
4) Asma
5) Sakit Jantung,
6) Kelebihan Berat Badan,
7) Alergi,dan sebagainya.
b. Mengatasi Masalah Emosional seperti:
1) Takut (phobia)
2) Trauma
3) Depresi
4) Cemas
5) Kecanduan Rokok
6) Stress
7) Sulit Tidur,
8) Mudah Marah, atau Sedih,
Ya
Tidak
2.
Ya
Tidak
3.
keikhlasan)
Pra Lansia/ Lansia/ penderita hipertensi mau
melakukan pengetukaan (tapping) pada 18 titik yang
diajarkan
atas paha
Tarik dan hembuskan nafas
Bayangkan berkah Tuhan mulai mengalir masuk melalui
ubun-ubun, masuk ke dada, mengalir dan keluar melalui
6.
jari-jari
Memfokuskan pikiran/ energi tubuh kearah keyakinan
7.
8.
9.
YA
TIDAK
arah
jarum
jam,
Bergumam
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Derison, MB., et.all. Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT) terhadap tingkat Gejala Depesi, Kecemasan, dan Stress
pada Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) Non Percutaneous
Coronary Intervention (PCI). Bandung: Universitas Padjajaran
Dewi, M. 2012. Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedon Technique
(SEFT) Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Tahun 2012.