Professional Documents
Culture Documents
ISI
A.
B.
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai unmasked
atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk,
riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan
riwayat abortus berulang. Angka lahir mati terutama pada diabetes yang tidak terkendali
dapat terjadi 10 kali dari normal.
Perubahan metabolic selama dan setelah masa kehamilan
Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana kebutuhan
akan glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami perubahan untuk memastikan
suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan janin. Glukosa maternal
ditransfer ke janin melalui proses difusi-difasilitasi. Insulin ibu tidak menembusd plasenta.
Pada usia gentasi sepuluh minggu, janin meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang
adekutat, yang memungkinnya menggunankan glukosa yang diperoleh dari ibu.
Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan cepat dibawah
kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat pengaruh estrogen dan
progesterone, pancreas meningkatkan produksi insulin, yang meningkatkan penggunaan
glukosa. Pada saat yang sama, penggunaan glukosa oleh janin meningkat, sehingga
menurunkan kadar glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama juga ditandai dengan nausea,
vomitus, dan penurunan asupan makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan
selama tri mester kedua dan ketiga peningkatan kadar laktogen plasental human, estrogen,
progesterone, kortisol,prolaktin, dan insulin meningkatkan resistansi insulin melalui kerjanya
sebagai suatu antagonis. Resistansi insulin merupakan suatu mekanisme penghematan
glukosa yang memastikan suplai glukosa yang berlimpah untuk janin. Kebutuhan ibu akan
insulin meningkat sejak trimester ke II. Kebutuhan insulin dapat meningkat 2-4 kali lipat
pada kehamilan cukup bulan.
Pada saat bayi lahir, lepasnya plasenta menyebabkan penurunan mendadak
kadarhormone plasenta, kortisol dan insulin yang bersirkulasi. Ke jaringan maternal dengan
cepat kembali peka terhadap insulin seperti pada periode sebelum hamil. Pada ibu yagn tidak
menyusui bayi, keseimbangan insulin karbohidrat prakehamilan biasanya dicapai kembali
dalam sekitar 7-10 hari. Dalam laktasi, glukosa maternal digunakan sehinggu kebutuhan
insulin ibu yang menyusui ibu tetap rendah selama 9 bulan. Setelah penyapihan berakhir,
kebutuhan insulin ibu kembali ke kebutuhan insulinnya sebelum hamil.
C.
Etilogi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
1.
Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
2.
Genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen
ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai
defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi defect fungsi
sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria
yakni karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses
oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses
pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari peningkatan
kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita
DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan. Peningkatan
kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang
terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses
pengeluaran hormon insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat
diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi
kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada
perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat
menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like
episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal ini
terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS
akan makin rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.
Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM itu
menderita penyakit penyerta tadi.
3.
Kerusakan / kelainan pankreas sehingga Kekurangan produksi insulin
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas
yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormonhormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi
dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
4.
Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.
5.
Obat-obatan.
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
Contohnya Minum soda dalam keadaan perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu
bangun tidur dipagi hari) juga harus dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan
pemanis buatan yang terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang
menyebabkan meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan akan
menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang mengkonsumsi
soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena diabeters tipe 2 dalam jangka
waktu 4 tahun kedepannya.
6.
Wanita obesitas
Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat
berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin
hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar
gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan
plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan
diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia
ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu
tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang
menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan
di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi
abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
Kelas
Karakteristik
Implikasi
Intoleransi glukosa pada masa Toleransi glukosa abnormal Diagnosis sebelum usia gestasi
hamil
selama
masa
hiperglikemia
hamil; 30
minggu
penting
untuk
pasccaprandial
<130
Apabila
dibutuhkan,
insulin
tangani
seperti
Diabetes
kimiawi
didiagnosis
sebelum
masa penanganan
intoleransi
diet;
awitan
terjadi
dapat
pada
usia
berapapun
B
karena
kurang
janin
atau
pertumbuhan
intrauterine
dapat
terjadi,
dan
meningkat
selama
hamil.,
kemudian
eksudat
masa
menurun
setelah melahirkan
F
Nefropati
diabetic
dengan proteinuria
terjadi,
angka
Retinopati proliferatif
Neovaskularisasi
disertai
bermanfaat
biasanya
tidak
disertai
proses
aborsi
dibutuhkan,
aktif
neo
F.
1.
a.
b.
Pre-eklampsi
c.
Hidramnion
d.
Kelainan letak
e.
Insufisiensi plasenta
2.
a.
b.
c.
Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
d.
e.
f.
g.
h.
Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio sesarea. Seksio sesaria
merupakan penyakit persalinan yang paling sering ditemukan. Dari sebanyak 40 pasien DMG
yang dipantau di klinik selama 3,5 tahun, Seksio sesaria dilakukan sebanyak 17,5 %.
i.
3.
a.
b.
Sepsis
c.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
Kematian dalam kandungan (Intra Uterin Fetal Death), biasanya pada kelas D ke atas.
f.
Kematian neonatal. Di klinik yang maju sekalipun angka kematian dilaporkan berkisar
antara 3-5 %.
g.
G.
Polidipsi
3.
Poliuria.
4.
Mata kabur .
5.
Pruritus vulva.
6.
Ketonemia.
7.
Lemas.
H.
1.
2.
3.
1.
8.
Glikosuria.
9.
10.
Kesemutan.
11.
12.
13.
Gatal
PENATALAKSANAAN
Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk mencapai 3
maksud utama, yaitu:
Menghindari ketosis dan hipoglikemia.
Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.
Mengoptimalkan gestasi.
Penanganan pada penderita DM meliputi:
Diet
Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat badannya bertambah menurun.
Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet yang mengandung 1200-1800
kalori sehari selama kehamilan. Pemeriksaan urine dan darah berkala dilakukan untuk
mengubah dietnya apabila perlu. Diet dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat
badan, lemak 45-60gr. Garam perlu dibatasi untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan
garam.
2.
Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya. Kita tidak bisa
memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan gula dalam darahnya.
3.
Obat-obat antidiabetik
Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik. Pemeriksaan kadar darah harus
dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan bagi
penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar gula darahnya. Beberapa jenis obat-obat
untuk penderita DM yang dapat dikonsumsi dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia
hingga saat ini memang tidak seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat
menimbulkan efek yang merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbulkan cacat
bawaan pada janin. Pada trimester pertama paling sukar dilakukan pengobatan karena
adanya nausea dan vomitus. Pada timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena
tidak perlu perubahan diet dan dosis antidiabetik. Dalam trimester ketiga sering diperlukan
lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.
4.
Diuretik
Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan miskin garam. Jika ini tidak
menolong dapat diberikan deuretik.
5.
Steroid-steroid seks
Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik. Komplikasi pada fetus berkurang jika
selama kehamilan diberi estrogen dan progesteron dalan dosis besar.
6.
Penatalaksanaan obstetric
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaanklinis ibu dan janin, terutama
tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu,
pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus
uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi
fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri
USG serial
Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5
merupakan tanda gawat janin.
Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya
makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk
melakukan persalinan secara seksio sesarea.
Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup
waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12
jam).
Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih dahulu
untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi
seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34
minggu. Penderita DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-plasenta
(FDJP).
Persalinan dilakukan:
Pertahankan sampai aterm dan spontan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1)
a)
b)
c)
2)
a)
b)
c)
I.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
Pemeriksaan
Pemeriksaan Diagnostik
Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada waktu
puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dl.
Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma
10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode
tanpa deproteinisasi
Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka
sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan
naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai GOD.
Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat didekrboksilasi
menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksi
Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL,
Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining glukosa
darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia,
Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan control diabetik (HbA1c lebih besar dari
8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin berisiko anomaly kongenital).
J.
1.
2.
Pencegahan
Mengurangi makan-makanan manis
Menjaga jumlah asupan makanan terutama ketika trisemester ketiga kehamilan agar berat
badan tidak bertambah, akan tetapi ibu hamil tidak boleh sampai kekurangan makanan
3. Berolahraga dengan teratur serta melakukan aktivitas fisik dari mulai yang ringan hingga
sedang sehingga kalori yang tidak diperlukan dalam tubuh akan terbakar dengan sendirinya.
K.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peran Bidan
Pada kasus ini bidan sangat berperan penting dalam pencegahan penyakit diabetes mellitus
gestational, selain memberikan konseling bagi pasien, bidan juga berperan dalam
mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet.
Timbang berat badan pasien setiap kunjungan prenatal.
Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan
kalori
Mengkaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet
Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada
penatalaksanaan diabetic.
Kebutuhan metabolism dari janin dan ibu membutuhkan perubahan besar selama gestasi
memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi
Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai insulin.
Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia
Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama.
Mual dan muntah dapat menyebabkan defisiensi karbohidrat yang dapat mengakibatkan
metabolism lemak dan terjadi ketosis
Kaji pemahaman stress pada diabetic.
Stress dapat mengakibatkan peningkatan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan
insulin.
Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala kepentingan hipoglikemia dan hiperglikemia.
Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada trimester pertama karena peningkatan
penggunaan glukosa dan glikogen oleh ibu dan perkembangan janin.
Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes yang terjadi pada saat kehamilan, dan kemudian
akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan. Diabetes Melitus Gestasional perlu
penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat
mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu diberikan penatalaksaaan yang baik
terhadap ibu hamil dengan Diabetes Melitus, supaya tidak lagi terjadi berbagai komplikasikomplikasi yang tidak diinginkan.
B.
Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan DM, dan paham bagaimana patofiologi yang terjadi pada
ibu hamil yang mengalami DM. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan
kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Ikram, Ainal (2000) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Ibu Hamil jilid
I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Mansjoer, A, (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta , Media
Aesculapius.
Arjatmo,Tjokronegoro. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/18/kehamilan-dengan-diabetes-mellitus/
http://www.scribd.com/doc/76645153/MAKALAH-PTO-EQI
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/26/diabetes-mellitus-pada-kehamilan/