Professional Documents
Culture Documents
Book
Bacaan
ringkas &
terpercaya
KENCING MANIS:
Apa?, Mengapa?
& Bagaimana?
KENCING MANIS:
Apa?, Mengapa?
& Bagaimana?
Perhatian!
Bacaan ini bukan pedoman diagnosa / pengobatan.
Konsultasikan kepada dokter
perihal keluhan / penyakit anda.
(Lamanya) baca LeafBook ini mungkin
setara 2 jam, tidak dapat menggantikan
peran tatap muka dokter dengan anda.
Istilah 'LeafBook' tidak ada di dalam kamus,
'LeafBook' adalah istilah nama produk yang diterbitkan
oleh Familia Medika.
pengantar
Yudi Garnadi
halaman iklan
0818-20-3831
materi
02 | Apakah
Diabetes
28 | Perencanaan
Mellitus?
Makan
08 | Keluhan
34 | Olah Raga
Diabetes Mellitus
12 | Diagnosa
Diabetes Mellitus
16 | Mengenal
Faktor Risiko DM
Untuk Diagnosa Dini DM
36 | Obat
Diabetes Oral
& Insulin
40 | Kontrol
Diabetes
Mellitus
22 | Mengenal
Komplikasi Akut
Diabetes Mellitus
43 | Hidup
Bersama
Diabetes
24 | Mengenal
Komplikasi Kronik
Diabetes Mellitus
26 | Upaya
Terapi
DM
49 | Mencegah
Diabetes
Mellitus
Sesi-1
Apakah
Diabetes
Mellitus?
mengeluarkan hormon
insulin.
Hormon insulin berperan
dalam pembentukan energi
dari glukosa dan mengatur
kadar glukosa darah agar
selalu dalam batas normal.
ada gula'
FamiliaMedika.com |
03
Jenis-jenis diabetes:
Tipe I dan Tipe II
DM terbagi menjadi DM tipe I, DM tipe II dan DM
tipe lain. Pada semua tipe diabetes terjadi
peningkatan kadar gula darah. Perbedaan DM tipe I
dan DM tipe II adalah sebagai berikut:
DM tipe 1:
*
*
*
*
*
DM tipe II:
*
*
*
"Pengidap DM tipe I
selalu membutuhkan
suntikan hormon
insulin, sedangkan
DM tipe II tidak. "
FamiliaMedika.com |
05
FamiliaMedika.com |
07
Sesi-2
Keluhan
Diabetes Mellitus
PERHATIAN
Konsultasikan berbagai keluhan anda kepada dokter,
dan pastikan apakah keluhan tersebut
merupakan gejala diabetes atau bukan.
Keluhan pada
pengidap DM lanjut
Keluhan klasik diatas tidak selalu dikeluhkan oleh pengidap
DM. Tidak sedikit pengidap DM mempunyai keluhan lain
yang tidak khas yang dianggapnya tidak ada sangkut
pautnya dengan DM dan ternyata sebenarnya ia telah lama
mengidap DM.
FamiliaMedika.com |
09
Keluhan
Diabetes Mellitus
Menurunnya kemampuan
seksual baik pada pria
(disfungsi ereksi) maupun pada
wanita (frigiditas).
FamiliaMedika.com |
11
Sesi-3
atau
* Ada gejala klasik,
*
atau
* Nilai tes toleransi glukosa oral pada 2 jam sesudah
beban glukosa >200 mg/dL
Belum pasti DM
DM
< 100
100 - 199
> 200
Belum pasti DM
DM
< 100
100 - 125
> 126
TGT
DM
< 140
140 - 199
> 200
FamiliaMedika.com |
13
100-125
<100
<140
140-199
140-199
FamiliaMedika.com |
15
Sesi-4
Mengenal
Faktor Risiko DM
Untuk Diagnosa Dini DM
umur
kegemukan
pola diet buruk
kurang aktifitas
Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring / penapisan bermanfaat untuk
mendeteksi dini DM pada seseorang.
Dokter akan melakukan pemeriksaan penapisan pada
mereka yang memiliki faktor risiko DM sebagai berikut:
* Umur lansia (lanjut usia), diatas 45 tahun.
* Kegemukan (nilai Indeks Masa Tubuh / IMT lebih dari
23kg/m2).
* Kebiasaan tidak aktif.
* Turunan pertama dari orang tua pengidap DM.
* Ada riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih
dari 4000 gram atau ada riwayat DM pada kehamilan.
Dokter juga akan melakukan penapisan DM pada:
* Pengidap hipertensi / tekanan darah tinggi yang
diketahui dari pemeriksaan tekanan darah.
* Pengidap 'dislipidemia' (gangguan profil lemak darah)
yang diketahui dari hasil laboratorium sebelumnya yaitu
kolesterol-HDL kurang dari 35 mg/dL dan atau
trigliserida lebih dari 250 mg/dL.
* Pengidap toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) yang diketahui
dari hasil pemeriksaan gula darah sebelumnya.
* Mempunyai penyakit / kelainan jantung dan pembuluh
darah ('kardiovaskular').
Penyulit DM akan meningkat bila DM disertai dengan
berbagai penyakit tersebut diatas.
FamiliaMedika.com |
17
Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.
Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.
Hubungi dokter
untuk
skreening DM.
Hubungan kegemukan
dengan risiko
mendapatkan DM:
gemuk
risiko tinggi
Bacalah leafbook
kegemukan sebagai faktor
risiko bagi terjadinya
berbagai penyakit,
hanya dari
'FamiliaMedika'.
risiko rendah
Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.
Normal
Pre Hipertensi
Hipertensi
Stadium I
Stadium II
Sistole
< 120
120 -139
Diastole
< 80
80 -90
140 -159
> 160
90 -99
> 100
Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.
Hubungi dokter
untuk
penapisan DM
tiap 3 tahun
sekali.
FamiliaMedika.com |
19
Perjalanan ringkas
diabetes mellitus tipe II
sehat
diabetes
FamiliaMedika.com |
21
Sesi-5
Mengenal
Komplikasi Akut
Diabetes Mellitus
Pengidap DM tidak dapat mengatur kadar
gula darahnya seperti pada orang nomal.
Kadar gula dapat menjadi tinggi disebut
HIPERGLIKEMIA dan dapat pula menjadi
rendah disebut HIPOGLIKEMIA. Baik
hiperglikemia maupun hipoglikemia
merupakan keadaan akut (mendadak) yang
harus segera ditangani karena dapat
membahayakan pengidapnya.
Hiperglikemi
Hipoglikemia
Kadar gula darah pengidap DM dapat turun dibawah
normal. Otak merupakan organ tubuh yang sangat vital
sehingga asupan glukosa ke otak harus selalu terpenuhi.
Bila kadar glukosa terlalu rendah dapat membahayakan
bahkan mengancam nyawa pengidapnya.
Hipoglikemia biasanya disebabkan karena:
* Asupan kalori (makanan) kurang, terlalu ketat dalam
membatasi asupan makanan, asupan makanan
berkurang karena sakit, kesibukan yang menyebabkan
pengidap lupa makan.
* Minum obat diabetes golongan 'sulfonilurea', (akan
dibahas di sesi terapi diabetes) dalam dosis cukup tapi
asupan makanan kurang atau,
* Kelebihan dosis obat diabetes oral dari golongan
'sulfonilurea'.
* Kelebihan dosis suntikan insulin.
* Aktifitas yang berlebih namun asupan kalori kurang,
misalnya setelah aktifitas berat atau olah raga.
* Pengidap DM mengalami sakit lain selain DM yang
menyebabkan tubuh butuh ekstra energi atau sakit
menyebabkan asupan makanan menjadi berkurang.
Gejala-gejala hipoglikemia adalah:
* Lapar, mual, lemas,
* Pusing, tekanan darah menurun,
* Mata berkunang-kurang,
* Gelisah, sulit berfikir, sulit bicara,
* Tampak pucat, keringat dingin, tubuh gemetar dan
berdebar-debar,
* Pada keadaan berat tidak sadar (koma) dan kejang-
23
Sesi-6
Mengenal
Komplikasi Kronik
Diabetes Mellitus
GINJAL
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
kerusakan ginjal (nefropati diabetik). Bila terjadi 'gagal
ginjal' pengidap harus mengalami cuci darah. Cuci
darah merupakan keputusan yang sangat berat
karena biayanya sangat tinggi.
MATA
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
kerusakan pada mata. Retinopati diabetik bila tidak
segera ditangani oleh dokter dapat mengancam
kebutaaan bagi pengidapnya.
SEREBRO-KARDIO-VASKULAR:
JANTUNG
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
penyakit jantung koroner (PJK). PJK dapat
menyebabkan 'gagal jantung'.
STROKE
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
STOKE. Pengidap STROKE dapat mengalami
kelumpuhan anggota gerak serta berbagai gangguan
saraf pusat lainnya.
stroke
atherosklerosis
retinopati-diabetik
penyakit
jantung koroner
nefropati-diabetik
neuropati-diabetik
PEMBULUH DARAH
Kerusakan pembuluh darah menyebabkan aliran darah
berkurang. Apabila mengenai pembuluh darah kaki dapat
terjadi kaki diabetik. Gejala awalnya luka sukar sembuh
pada kaki yang berlanjut menjadi borok. Bila borok
menyebar dapat mengancam untuk dilakukan tindakan
amputasi kaki.
Gangguan ereksi pada pria (disfungsi ereksi) merupakan
kerusakan pembuluh darah pada organ vital pria.
SISTEM SARAF
Neuropati DM dapat menyebabkan gangguan pada
berbagai sistem saraf tepi.
FamiliaMedika.com |
25
Sesi-7
Upaya Terapi
Diabetes Mellitus
FamiliaMedika.com |
27
Sesi-8
Rencana
Makan
Bagi pengidap
Diabetes Mellitus
FamiliaMedika.com |
29
Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi pengidap DM dihitung berdasarkan pada
status gizi (gemuk atau kurus), umur serta aktifitas seharihari (berat atau ringan). Dengan adanya pengaturan asupan
energi diharapkan pengidap DM dapat mencapai berat
badan ideal. Bila kurus maka asupan energi akan ditambah,
bila gemuk maka asupan energi akan dikurangi.
Secara sederhana perhitungan kebutuhan energi dapat
menggunakan tabel dibawah ini. Namun anda sebaiknya
mempelajari lebih lanjut mengenai perhitungan kalori atau
berkonsultasi kepada dokter ahli gizi medik untuk
menghitung kebutuhan energi yang diwujudkan dalam
rencana menu makan diabetes.
Kalori/kgBB Ideal
Gemuk
Normal
Kurus
Kerja Santai
Kerja Sedang
Kerja Berat
25
30
35
30
35
40
35
40
40-50
Contoh:
Berat badan ideal = 60 kg.
Aktifitas kerja sedang.
Maka kebutuhan kalori = 30 x 60 = 1800 kalori
Sumber Energi
Sumber kalori harus seimbang mencukupi kebutuhan gizi,
yaitu:
Karbohidrat
60-70 %
Protein
10-15 %
Lemak
20-25 %
Sumber kalori terbesar adalah dari makanan pokok (nasi),
kemudian protein dan lemak.
Protein
Protein
hewani
10-15 %
kalori
Protein
nabati
Lemak
20-25 % kalori
Sayuran
Diperbanyak
Buah
Diperbanyak
" Prinsip
perencanaan
makanan
adalah 3J:
jumlah kalori,
jadwal dan
jenis makanan "
FamiliaMedika.com |
31
Jadwal makan
Jadwal makan diatur agar kadar gula darah terkendali,
yaitu dengan makan seperti biasa sebanyak 3 kali
(makan pagi, makan siang dan makan malam) yang
dapat disisipi dengan makan selingan / camilan. Makan
selingan sebaiknya buah-buahan karena selain
berenergi juga mengandung zat gizi dan serat.
Contoh:
Pukul 06.30 - makan pagi.
Pukul 09.30 - makanan kecil atau buah.
Pukul 12.30 - makan siang.
Pukul 15.30 - makanan kecil atau buah.
Pukul 18.30 - makan malam.
Pukul 21.30 - makanan kecil atau buah.
Pemanis buatan
Pemanis tak berkalori (atau rendah kalori) dapat dipakai
secukupnya untuk memberikan rasa manis pada
makanan atau minuman. Pemanis tak berkalori saat ini
banyak tersedia di berbagai toserba.
Gula merupakan pemanis berkalori. Bila kadar gula
darah terkendali, gula boleh dikonsumsi sampai 5 % dari
jumlah kebutuhan kalori.
FamiliaMedika.com |
33
Sesi-9
*
*
*
*
FamiliaMedika.com |
35
Sesi-10
Obat
Diabetes Oral
& Insulin
Obat diabetes oral adalah obat yang diminum
diabetisi untuk mengendalikan kadar gula darahnya.
Terdapat beberapa golongan obat diabetes.
Pertimbangan dokter dalam memilih obat adalah:
* Kadar gula darah.
* Apakah ada kontra indikasi atau penyakit
penyerta.
* Usia dan berat badan.
* Masalah bukan klinis lainnya seperti motivasi
berobat, pengetahuan tentang obat,
Sulfoniluria
Nama generik (nama dagang): Klorpropamid
(Diabenese), Glibenklamid (Daonil), Glipizid
(Minidiab, Glucotrol-XL), Gliklazid (Diamicron,
Diamicron-MR), Glikuidon (Glurenorm), Glimepirid
(Amaryl, Gluvas, Amadiab, Metrix).
Cara kerja obat:
* Sel beta pangkreas distimulasi untuk
menghasilkan insulin. Insulin akan
meningkatkan penggunakan gula oleh sel
sehingga kadar gula darah menurun.
* Untuk pengidap DM tidak gemuk.
* Tiap-tiap nama generik mempunyai masa
kerja obat yang berbeda (masa kerja singkat,
menengah dan masa kerja panjang).
Cara minum obat:
* Obat diminum 15-30 menit sebelum
makan (Sulfonilurea generasi ke 1 dan 2).
Efek samping:
* Sulfonilurea dapat menimbulkan efek
samping hipoglikemia. Pengidap harus
makan karbohidrat setelah minum obat
agar tidak terjadi hipoglikemia.
* Efek samping lain: berat badan bertambah.
Glinid
Nama generik (Nama dagang): Repaglinide (NovoNorm).
Cara kerja obat:
* Merangsang sel beta pangkreas untuk
menghasilkan insulin.
Cara minum obat:
* Sesaat atau sebelum makan.
Efek samping:
* Risiko mendapatkan hipoglikemia lebih kecil
dibanding golongan sulfonilurea. Durasi waktu
aksi obat lebih pendek dibandingkan dengan
golongan sulfonilurea.
* Efek samping lain: berat badan bertambah.
Biguanid
Nama generik (Nama dagang): Metformin (Glucophage,
Glumin).
Cara kerja obat:
* Menekan produksi glukosa hati.
* Menghambat penyerapan glukosa.
* Meningkatkan sensitifitas insulin.
* Dapat diberikan pada pengidap DM berbadan
gemuk.
Cara minum obat:
* Sebelum, pada saat, atau sesudah makan
karbohidrat.
Efek samping:
* Biguanid tidak menimbulkan efek samping
hipoglikemia. Metformin tidak merangsang sel
beta untuk memproduksi insulin sehingga tidak
menimbulkan bahaya hipoglikemia.
* Efek samping lainnya: mual, tidak nyaman di
perut, rasa metalik di lidah. Minum obat setelah
FamiliaMedika.com |
37
Tiazolidin
Nama generik (Nama dagang): Rosiglitazon
(Avandia), Pioglitazon (Actos).
Cara kerja obat:
* Meningkatkan sensitifitas sel terhadap
insulin.
Cara minum obat:
* Tidak bergantung pada jadwal makan.
Efek samping:
Bengkak.
Insulin Bagi
Diabetes
Mellitus
FamiliaMedika.com |
39
Sesi-11
Kontrol
Diabetes
Mellitus
Tujuan kontrol bagi diabetisi adalah:
* Dokter dapat memantau keberhasilan
kendali gula darah.
* Dokter dapat mengetahui keberhasilan
upaya perencanaan makanan dan kegiatan
olah raga.
* Dokter dapat mengetahui dosis optimal
dari obat diabetes oral juga mengetahui
adanya efek samping.
* Dokter dapat mengawasi secara berkala
terhadap tanda-tanda dini dari komplikasi.
Pemeriksaan fisik rutin pada saat kontrol dapat
meliputi:
* Mengukur berat badan, tinggi badan untuk
mendapatkan angka indeks masa tubuh,
sehingga dapat menilai apakah pada saat ini
berat badannya telah ideal atau tidak.
* Mengukur tekanan darah sehingga bila
diketahui hipertensi dapat segera diterapi.
* Mencari tanda-tanda 'neuropati' pada kaki.
* Mencari tanda-tanda kelainan
'kardiovaskular'
* Pemeriksaan 'visus' mata. Pemeriksaan mata
secara lebih detil dilakukan oleh dokter
spesialis mata.
HbA1c
Kadar gula darah puasa dan uji tolansi 2 jam, dapat
memperlihatkan kendali kadar gula darah pada saat
itu. Untuk dapat menilai kendali gula darah rata-rata
dalam 3 bulan terakhir dapat dilihat dari
pemeriksaan HbA1c. Pemeriksaan kadar gula darah
maupun HbA1c keduanya akan memberikan
informasi kepada dokter tentang kualitas
pengendalian DM seseorang.
Pemeriksan mikroalbumin dilakukan untuk
mengetahui adanya nefropati diabetik. Pemeriksaan
kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
Pemeriksaan profil lipid: kolesterol dan trigliserida
untuk mengetahui adanya dislipidemi.
Pemeriksaan EKG dan treadmill dilakukan untuk
mendeteksi dini kelainan jantung. Kelainan jantung
pada diabetes sering terjadi tanpa keluhan / gejala,
sehingga perlu kontrol rutin pemeriksaan jantung.
Pemeriksaan foto rontgen dada: dapat juga
memperlihatkan kelainan paru, jantung dan aorta.
Funduskopi adalah pemeriksaan fundus mata.
80-109 mg/dL
80-144 mg/dL
< 6,5%
< 200 mg/dL
< 100 mg/dL
> 40 mg/dL
< 150 mg/dL
18,5-23 kg/m2
< 130/80 mmHg
FamiliaMedika.com |
41
Pemeriksaan
gula darah
secara mandiri
Diabetisi dapat memantau kadar gula darah
sendiri dengan menggunakan uji strip.
Pemeriksaan gula darah sendiri dianjurkan bagi:
* Pengidap DM tipe I
* Pengidap DM tipe 2 yang sulit
mengendalikan kadar gula darah.
* Pengidap DM tipe 2 dengan terapi
insulin.
* Pengidap DM tipe 2 yang sering
mengalami hipoglikemia, misalnya pada
lansia (lanjut usia).
Dengan memeriksa kadar gula darah sebelum
makan, sebelum tidur, 2 jam setelah makan,
tengah malam dan pada saat terjadi gejala
hipoglikemia maka diabetisi dapat menyesuaikan
dosis insulinnya.
Uji urin.
Uji urin harganya lebih murah namun tak dapat
mendeteksi keadaan hipoglikemia, selain itu
nilainya tidak seakurat uji strip.
Sesi-12
Hidup
Bersama
Diabetes
Puasa Bagi Pengidap
Diabetes Mellitus
Diabetisi boleh melaksanakan kegiatan ibadah puasa
di bulan Ramadhan dengan mempertimbangkan
kelompok keberhasilan kendali diabetesnya.
Konsultasikan dulu kepada dokter anda sebelum
berpuasa.
boleh
berpuasa
boleh
berpuasa
batalkan
puasa
bila terjadi
gejala
hipoglikemia
boleh
berpuasa
dengan
pengawasan
dokter
tidak
boleh
berpuasa
FamiliaMedika.com |
43
12
Dislipidemi
Dislipidemi adalah kelainan profil lemak darah yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
kadar kolesteral HDL rendah, kadar kolesterol LDL tinggi
dan kadar trigliserida tinggi.
Kadar kolesterol yang tinggi disertai dengan kadar gula
darah yang tinggi akan semakin meningkatkan risiko
kerusakan kardiovaskular.
Upaya terapi dislipidemia adalah dengan diet rendah
kolesterol dan diet rendah lemak jenuh yang disertai
dengan minum obat penurun kolesterol yang diresepkan
oleh dokter.
Penyakit lain
Penyakit lain dapat menyertai diabetes dapat
dikonsultasikan kepada dokter, misalnya: sakit gigi, asma,
bronkhitis kronis, tbc, hepatitis dan lain-lain. Bila
penyakit tersebut cukup berat perlu dirawat di rumah
sakit agar upaya terapi dan kendali kadar gula darah
dapat dipantau dengan baik.
FamiliaMedika.com |
45
Perawatan kaki
Permasalahan luka bahkan borok pada kaki akibat
diabetes merupakan masalah yang sering terjadi yang
sebenarnya dapat dicegah. Borok pada kaki merupakan
ancapan bagi tindakan amputasi kaki. Amputasi kaki
dapat menyebabkan kecacatan.
Prinsip perawatan kaki pada diabetes adalah:
* Melakukan pemeriksaan rutin pada kaki oleh diri
sendiri, orang lain atau dokter.
* Hindari luka pada kaki akibat aktifitas, penggunaan
alas kaki yang salah dan tindakan traumatik pada
kaki.
* Segera obati bila ada luka.
Borok pada kaki disebabkan karena mekanisme:
* Pada diabetes luka lebih sulit sembuh namun lebih
mudah terjadi infeksi.
* Bila telah terjadi neuropati diabetisi tidak dapat
merasakan keluhan luka pada kaki.
* Telah terjadi kerusakan pembuluh darah sehingga
aliran darah ke daerah kaki tidak lancar.
Masalah kaki pada diabetisi adalah:
* Tidak memeriksakan kaki secara rutin, tidak dapat
melihat kaki secara detail karena adanya gangguan
penglihatan, tidak meminta pertolongan kepada
orang lain untuk melihat keadaan kakinya.
* Tidak merasakan luka pada kaki.
* Melakukan berbagai tindakan yang merupakan
risiko bagi terjadinya luka, misalnya: menggunting
kuku terlalu dalam, memanaskan kaki dengan
merendam, dengan botol panas atau peralatan listrik,
menggunakan batu untuk kapalan, menangani
sendiri mata ikan, menganggap remeh luka kecil
pada kaki.
* Borok yang meluas pada mulanya mungkin
hanyalah luka kecil jadi jangan anda anggap remeh
luka kecil.
Tindakan pencegahan agar tidak terjadi luka pada kaki
adalah:
* Gunakan alas kaki, sepatu jangan terlalu sempit,
jangan berujung lancip, jangan licin, tumit jangan
terlalu tinggi. Kaos kaki harus menyerap keringat dan
sering diganti. Kaos kaki tidak boleh terlalu ketat.
* Gunakan pelembab pada kaki yang kering.
* Hindari olah raga traumatik pada kaki.
* Periksa kaki oleh diri sendiri maupun orang lain:
luka, borok, kaki pecah-pecah dan kering, terpotong,
tergores, melepuh dan perubahan warna atau
penampilan kulit.
Masalah
psikis diabetisi
Pengidap diabetes dapat mengalami masalah psikis baik
pada saat menerima diagnosa diabetes atau pada saat
menjalani terapi diabetes atau juga pada saat telah
mengalami komplikasi dan kecacatan.
Pada tahap awal tidak semua pengidap diabetes akan
mudah untuk menerima diagnosa ini, namun dukungan
keluarga diperlukan agar diabetisi dapat segera
melakukan upaya terapi. Sikap penyangkalan terhadap
diabetes yang diikuti dengan pola hidup yang buruk
akan berdampak tidak baik bagi kesehatannya.
Pada tahap terapi yang memakan waktu yang sangat
panjang sehingga upaya terapi merupakan bagian dari
'hidup bersama diabetes'.
Stress dan depresi dapat terjadi pada diabetisi. Sikap
yang terlalu obsesi sempurna dalam upaya pengendalian
juga perlu diwaspadai jangan sampai menimbulkan
kejenuhan dan frustasi. Bila seorang diabetisi telah
merasa sangat sempurna dengan upayanya namun
terjadi juga komplikasi baiknya keadaan ini dapat
diterima dan tidak menyesali atas upayanya.
Suami atau istri adalah orang yang terdekat dengan
diabetisi, kemudian putra-putri nya hendaknya dapat
memberikan dukungan psikis dengan memberikan
penyegaran dan semangat psikis bagi diabetisi. Peran
pesan-pesan agama juga yang mengajari kesabaran,
ketabahan, keuletan dalam hidup, serta sikap bertawakal
kepada Tuhan akan memberikan dampak positif pada
kekuatan psikis diabetisi.
Adanya ketidakberhasilan dalam upaya terapi jangan
sampai diabetisi terjebak dalam upaya-upaya terapi lain
yang tidak 'realistis'. Terjebak dalam pernyataan 'orang
lain' bahwa anda telah sembuh dapat berbahaya karena
anda dapat putus dalam upaya terapi sedangkan
penyakitnya terus berjalan tanpa kendali lagi. Jadi kunci
untuk hidup 'normal' bagi diabetisi adalah kendali kadar
gula darahnya.
Untuk itu diabetisi dapat menerima sikap terhadap
diabetes dengan hati dan pikiran secara realistis.
Bila masalah psikis sulit diatasi maka diabetisi dapat
berkonsultasi kepada dokter atau dokter ahli jiwa.
FamiliaMedika.com |
47
Sesi-13
Mencegah
Diabetes
Mellitus
Pencegahan diabetes mellitus terdiri dari 3 pilar, yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer
Pencegahan primer yaitu mencegah orang sehat agar tidak
mendapatkan diabetes. Antara sehat dan diabetes terdapat
keadaan yang disebut 'Toleransi Glukosa Terganggu' (TGT).
Orang sehat harus berusaha mencegah agar tidak
mendapatkan TGT. Bila sudah mendapatkan TGT harus
mencegah agar tidak menjadi DM.
Faktor risiko diabetes telah diketahui yaitu faktor keturunan,
usia, berat badan berlebih, kurang aktivitas dan asupan
energi yang tinggi.
Pencegahan diabetes dini dapat dilakukan dengan pola
hidup yang sehat, yaitu:
* Mengupayakan mencapai berat badan ideal.
* Olahraga teratur.
* Diet sehat.
Tips bagi orang 'kantoran' yang jarang olah raga:
* Gunakan tangga, hindari lift. Pilih jalan kaki daripada
menggunakan kendaraan.
* Bila ada kesempatan 'coffee break', batasi asupan
energi yang dikonsumsi, pilihlah buah-buahan.
* Informasikan menu sehat rendah kalori dan rendah
kolesterol pada katering yang menyediakan makan siang.
* Kurangi diet 'fast food': tinggi lemak jenuh dan
kolesterol, tinggi energi, banyak mengandung gula,
rendah serat, mengandung perasa (msg) dan tidak segar
karena lama di freezer.
* Batasi minuman 'stimulan', terimalah badan anda
untuk bekerja sampai batasnya. Istirahat yang cukup.
* Adakan klub olah raga se kantor, misalnya bulu tangkis,
footsal, dll.
* Budayakan tidak ada rokok di area kerja. Perokok pasif
mendapatkan juga dampak negatif dari perokok aktif.
* Disiplinkan waktu agar hari minggu atau hari libur
untuk olah raga. Jangan tergiur banyak makan sesudah
olah raga.
* Olah raga terbukti lebih efektif mencegah TGT menjadi
DM dibandingkan dengan terapi obat-obatan.
* Adakan pencerahan ceramah atau seminar kesehatan
di kantor.
FamiliaMedika.com |
49
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah mencegah pengidap
diabetes mellitus mendapatkan komplikasi akibat
diabetes. Tindakan pencegahan sekunder adalah
dengan upaya terapi diabetes dan upaya kontrol
kepada dokter.
Tidak semua diabetesi mendapatkan komplikasi,
ada pula diabetesi yang 'sehat' sepanjang hayatnya.
Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah mencegah pengidap
DM dengan komplikasi dari kecacatan. Upaya
terapi harus terus dilanjutkan. Selain mencegah
kecatatan fisik juga harus mencegah terjadinya
kecacatan psikis.
sehat
PENCEGAHAN PRIMER:
jangan sampai kena DM
Motivasi hidup sehat sejak dini.
Mengenal faktor risiko DM.
berhasil:
sehat
berhasil:
sehat
gagal:
tetap
pra-DM
DM
PENCEGAHAN SEKUNDER:
jangan sampai terjadi komplikasi
Siapkan mental untuk hidup
bersama DM.
berhasil:
DM
diabetes
terkendali
gagal:
DM
tidak
terkendali
DM
dengan
komplikasi
PENCEGAHAN TERSIER:
Jangan sampai terjadi kecatatan
Lebih berusaha mengendalikan
DM (obat dan non-obat). Terapi
pula berbagai komplikasi akibat
DM.
berhasil:
DM lanjut
gagal:
DM lanjut
terkendali
tidak
terkendali
DM
dengan
berbagai
komplikasi
lain
FamiliaMedika.com |
51