You are on page 1of 55

LEAF

Book
Bacaan
ringkas &
terpercaya

KENCING MANIS:
Apa?, Mengapa?
& Bagaimana?

KENCING MANIS:
Apa?, Mengapa?
& Bagaimana?

Oleh: Yudi Garnadi


[FamiliaMedika]
Reviewer: dr. Hikmat Permana, SpPD-KEMD
Staf Ahli Endokrinologi Metabolik
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Hak cipta milik Yudi Garnadi


Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak, memindahkan, mengutip
sebagian atau seluruh isi 'LeafBook' ini
dalam bentuk apa pun secara elektronik
maupun mekanik, termasuk menyalin
menggunakan mesin foto copy dan berbagai
teknik perekaman / penyalinan lainnya.
Diterbitkan pertama kali oleh:
Familia Medika

Perhatian!
Bacaan ini bukan pedoman diagnosa / pengobatan.
Konsultasikan kepada dokter
perihal keluhan / penyakit anda.
(Lamanya) baca LeafBook ini mungkin
setara 2 jam, tidak dapat menggantikan
peran tatap muka dokter dengan anda.
Istilah 'LeafBook' tidak ada di dalam kamus,
'LeafBook' adalah istilah nama produk yang diterbitkan
oleh Familia Medika.

pengantar

Kencing manis / diabetes mellitus (DM) merupakan suatu


abnormalitas sistem 'hormon insulin' yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah melebihi nilai normal.
Kadar gula yang tinggi akibat diabetes mellitus bila tidak
dikendalikan dapat menimbulkan berbagai penyulit baik
akut maupun kronik. Penyulit akibat DM dapat bersifat
fatal terhadap kesakitan maupun kematian.
Penyulit akibat DM antara lain pada pembuluh darah,
pembuluh darah jantung (koroner), mata, ginjal, sistem
saraf, alat gerak dan lain-lain.
DM dapat memberikan dampak sosio-ekonomi pada
semua lapisan ekonomi di masyarakat. Diabetisi harus
melakukan upaya terapi dalam jangka waktu yang
panjang bahkan sepanjang hidupnya.
'LeafBook' ini membahas 'diabetes mellitus', khususnya
DM tipe II, disertai dengan berbagai ilustrasi agar lebih
mudah anda fahami.
Selamat membaca.

Salam sehat & sejahtera

Yudi Garnadi

Gagas Medika untuk Keluarga

halaman iklan
0818-20-3831

materi

02 | Apakah
Diabetes

28 | Perencanaan

Mellitus?

Makan

08 | Keluhan

34 | Olah Raga

Diabetes Mellitus

12 | Diagnosa
Diabetes Mellitus

16 | Mengenal
Faktor Risiko DM
Untuk Diagnosa Dini DM

36 | Obat
Diabetes Oral
& Insulin

40 | Kontrol
Diabetes
Mellitus

22 | Mengenal
Komplikasi Akut
Diabetes Mellitus

43 | Hidup
Bersama
Diabetes

24 | Mengenal
Komplikasi Kronik
Diabetes Mellitus

26 | Upaya
Terapi
DM

49 | Mencegah
Diabetes
Mellitus

Sesi-1

Apakah
Diabetes
Mellitus?

Diabetes mellitus merupakan abnormalitas hormon insulin


yang ditandai dengan tingginya nilai kadar gula darah
(glukosa).
Orang awam menyebut DIABETES MELLITUS (DM) dengan
istilah 'KENCING MANIS'.
* Diabetes = banyak kencing
* Mellitus = manis
Manis identik dengan gula. Dahulu orang mengenal
kencing manis karena air kencing pengidapnya dikerumuni
semut, namun baru sekarang diketahui bahwa air kencing
pengidap DM tidak selalu mengandung 'gula'.
Menurut catatan sejarah kencing manis telah ada sejak
zaman Mesir kuno (1500 SM) serta di India dan Cina kirakira pada 3-5 abad masehi. Ilmu pengetahuan terus
berkembang dan riset tentang DM terus berjalan hingga
saat ini.
Secara garis besar, diabetes terbagi menjadi DM tipe I dan
DM tipe II. Selain kedua tipe tersebut ada pula DM pada
ibu hamil dan DM tipe lainnya. 'LeafBook' ini lebih fokus
membahas DM tipe II.

Tubuh memerlukan energi. Energi didapat dari bahan


makanan (karbohidrat, protein dan lemak).
Karbohidrat melalui proses pencernaan akan dipecah
menjadi glukosa kemudian diserap dan diedarkan ke
berbagai sel. Pembentukan energi dari glukosa
melibatkan 'hormon insulin'.

Setelah makan kadar gula


darah menjadi meningkat
akan merangsang sel beta
pankreas

mengeluarkan hormon
insulin.
Hormon insulin berperan
dalam pembentukan energi
dari glukosa dan mengatur
kadar glukosa darah agar
selalu dalam batas normal.

Akibat adanya abnormalitas dari fungsi hormon insulin,


maka:
* Tubuh tidak dapat 'membakar' glukosa untuk
menghasilkan energi.
* Kadar glukosa menjadi meningkat.
* Bila kadar gula darah sangat tinggi maka glukosa
akan lolos dari ambang ginjal, sehingga air kencing
pengidap DM akan mengandung gula.

ada gula'

"Kadar gula darah


yang tinggi akan
'lolos' dari ginjal
sehingga pada
air kencing akan
positif gula,
disebut 'glukosuria',
orang bilang
'kencing
manis'."

FamiliaMedika.com |

03

Jenis-jenis diabetes:
Tipe I dan Tipe II
DM terbagi menjadi DM tipe I, DM tipe II dan DM
tipe lain. Pada semua tipe diabetes terjadi
peningkatan kadar gula darah. Perbedaan DM tipe I
dan DM tipe II adalah sebagai berikut:

DM tipe 1:

* Pengidap DM tipe I akan selalu membutuhkan insulin,

*
*
*
*
*

disebut juga IDDM ('insulin-dependent diabetes


mellitus').
Sering terjadi mendadak pada usia muda bahkan
pada saat masih anak-anak.
Penyebab DM tipe I adalah karena terjadi proses imun
diri yang merusak 'sel beta pankreas' sehingga tidak
ada hormon insulin.
Sering terjadi komplikasi mendadak (akut) akibat tidak
ada hormon insulin.
Badan tampak kurus.
Terapi meliputi: pemberian insulin, perencanaan
makan dan olah raga.

DM tipe II:

* Pengidap DM tipe II tidak mutlak membutuhkan


*
*

*
*
*

insulin, disebut juga NIDDM ('non-insulin-dependent


diabetes mellitus').
Perjalanan penyakitnya terjadi berangsur-angsur
dalam waktu lama. Sering terjadi pada usia diatas 45
tahun.
Penyebab DM tipe II adalah karena faktor umur,
keturunan dan gaya hidup. Sel menjadi resisten (tidak
respon) terhadap insulin. Pada DM tipe II dapat juga
disertai kekurangan hormon insulin.
Sering tidak disertai keluhan selama bertahun-tahun,
pengidap baru mengetahui setelah melakukan
pemeriksaan laboratorium gula darah.
Badan tampak gemuk atau normal.
Terapi meliputi: tablet / obat, mungkin pemberian
insulin, perencanaan makan dan olah raga.

"Pengidap DM tipe I
selalu membutuhkan
suntikan hormon
insulin, sedangkan
DM tipe II tidak. "

Diabetes pada ibu hamil


DM yang terjadi pada ibu hamil bisa terjadi karena dua
kemungkinan, yaitu:
1) Ibu yang sudah mengidap DM (tipe I atau tipe II) lalu
hamil atau
2) DM yang baru terjadi hanya ketika hamil saja (DM
pada kehamilan) sehingga kadar gula darahnya akan
kembali normal bila ibu telah melahirkan, namun ibu
tersebut nantinya mempunyai risiko tinggi untuk
menjadi pengidap DM.
Pada ibu pengidap DM (tipe I atau tipe II) yang hamil
maka sebelum dan setelah melahirkan tetap menderita
DM.
Ibu dengan kedua jenis DM tersebut dapat meneruskan
kehamilannya dengan pengawasan dari dokter. DM
dapat mengganggu pertumbuhan janin sehingga
menimbulkan risiko bayi lahir besar (biasanya lebih dari
4 kg). Dokter ahli kebidanan-kandungan dapat
mendeteksi kemungkinan bayi lahir besar.

FamiliaMedika.com |

05

Kepada siapa pengidap DM


dapat berkonsultasi terapi?
DM merupakan penyakit dengan berbagai gejala.
Pengidap DM dapat berkonsultasi kepada:
* Dokter umum
* Dokter spesialis anak
* Dokter spesialis penyakit dalam
* Dokter sub-spesialis endokrinologi klinik
* Dokter spesialis geriatri (dokter ahli lansia)
atau dapat juga menemui dokter berikut ini
sehubungan adanya keluhan / penyakit lain yang
menyertai DM nya, yaitu berkonsultasi kepada:
* Dokter spesialis saraf
* Dokter spesialis jantung
* Dokter sub-spesialis ginjal & hipertensi
* Dokter spesialis mata
* Dokter spesilias jiwa
* Dokter spesialis gizi medik
* Dokter spesialis kedokteran olah raga
Dokter Umum
Dokter umum mampu mendiagnosis DM dan mampu
mengelola pengidap DM yang tidak bermasalah.
Dokter umum dapat berperan dalam deteksi dini
terhadap mereka yang mempunyai faktor risiko DM.
Bila pengelolaan DM sangat sulit dan bermasalah maka
dokter umum akan merujuk pengidap kepada dokter
spesialis. Pengidap DM yang bermasalah adalah bila
kadar gula darah sulit dikontrol serta mempunyai
berbagai komplikasi yang serius.
Dokter Spesialis Anak
DM tipe I dapat mengenai anak-anak. DM pada anakanak harus dikelola oleh dokter spesialis anak.
Pengelolaan DM pada anak-anak berbeda dengan
pengelolaan DM pada orang dewasa. Anak-anak
bukan 'miniatur' dari orang dewasa.
Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam
atau disebut juga internis.
Internis mempunyai kompetensi yang tinggi dalam
mengelola pengidap DM. Internis dapat mengelola
pengidap DM dengan komplikasi.
Dokter Sub-Spesialis Endokrinologi Klinik
Dokter ahli endokrinologi adalah internis yang
mempunyai kompetensi tertinggi dalam mengelola
pengidap DM.
Diabetes mellitus merupakan kajian endokrinologi.
Dokter ahli endokrinologi jumlahnya masih sedikit di
Indonesia, biasanya dapat ditemui di rumah sakit
umum pusat di ibu kota propinsi.

Dokter Spesialis Saraf


Pengidap DM lanjut biasanya sudah disertai dengan berbagai
kelainan sistem saraf. Tidak sedikit pula pengidap stroke
adalah pengidap DM. DM merupakan faktor risiko untuk
mendapatkan serangan stroke.
Dokter Spesialis Jantung
DM merupakan faktor risiko untuk mendapatkan penyakit
jantung koroner. Penyakit jantung pada pengidap DM
ditangani oleh dokter spesialis jantung. Bila tidak ada maka
dapat ditangani oleh internis.
Dokter Sub-spesialis Ginjal Hipertensi
Tidak sedikit pengidap DM pengidap ginjal yang menjalani
cuci darah akibat 'nefropati diabetik'. Penyakit ini ditangani
oleh dokter ahli ginjal-hipertensi, bila tidak ada akan
ditangani oleh internis.
Dokter Spesialis Mata
Penyakit DM dapat merusak retina mata. Pengidap DM
dengan permasalahan mata dapat ditangani oleh dokter
spesialis mata. Pengidap diabetes harus rutin memeriksakan
matanya (mendeteksi dini) kepada dokter ahli mata.
Dokter Spesialis Jiwa
Dokter spesialis jiwa dapat menangani depresi pada pengidap
DM serta berbagai kelainan jiwa lainnya.
Dokter Spesialis Gizi Medik
Pengidap DM perlu mengendalikan asupan energi yang
disertai dengan kecukupan gizi / nutrisi. Dokter ahli gizi
medik dapat membantu pengidap DM dalam perencanaan
makan.
Lainnya
Diabetes merupakan penyakit dengan berbagai keluhan. Tidak
sedikit pengidap yang berobat ke dokter spesialis kulit dan
kelamin karena keluhan gatal atau luka yang sulit sembuh.
Tidak sedikit pula pria yang mengalami impotensi (disfungsi
ereksi) akibat DM, masalah ini dapat ditangani oleh dokter
ahli urologi.
Pengidap DM dengan banyak masalah biasanya akan
ditangani oleh beberapa orang dokter, misalnya oleh internis
dan juga oleh dokter spesialis mata.

FamiliaMedika.com |

07

Sesi-2

Keluhan
Diabetes Mellitus

Apa keluhan pengidap DM?


Gejala yang sering dirasakan pengidap DM, yang
merupakan keluhan klasik (khas) bagi pengidap DM
adalah:
* Sering kencing, disebut 'poliuri'.
* Sering haus, disebut 'polidipsi'.
* Banyak makan, disebut 'polifagi'.
Keluhan lain yang dapat dirasakan pengidap DM adalah:
* Berat badan menjadi turun.
* Sering mengantuk.
* Sering gatal-gatal.
Pada pengidap DM menahun tanpa kontrol dapat timbul
berbagai keluhan:
* Luka / borok yang sulit sembuh, biasanya pada
kaki.
* Kesemutan pada anggota gerak.
* Pandangan mata menjadi kabur.
* Disfungsi ereksi (impotensi) pada pria.
* Gatal di sekitar vulva (bibir kemaluan) pada
wanita.
Pada keadaan 'toleransi glukosa terganggu', berbagai
keluhan tersebut tidak selalu tampak nyata. Untuk itu
dokter akan mencari faktor risiko, melakukan
pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan gula darah

PERHATIAN
Konsultasikan berbagai keluhan anda kepada dokter,
dan pastikan apakah keluhan tersebut
merupakan gejala diabetes atau bukan.

Keluhan pada
pengidap DM lanjut
Keluhan klasik diatas tidak selalu dikeluhkan oleh pengidap
DM. Tidak sedikit pengidap DM mempunyai keluhan lain
yang tidak khas yang dianggapnya tidak ada sangkut
pautnya dengan DM dan ternyata sebenarnya ia telah lama
mengidap DM.

Apa yang harus dilakukan


bila anda mengalami
keluhan DM?
Bila anda atau anggota keluarga anda mengalami keluhan
diatas, baik keluhan klasik / khas maupun keluhan lain
yang tidak khas, maka sebaiknya mendatangi dokter
terdekat.
Keluhan-keluhan ini tidak harus berakhir sebagai diagnosa
DM. Dokter akan menyarankan pengidap untuk
melakukan pemeriksaan gula darah.
Walapun diabetes mellitus diterjemahkan sebagai
kencing manis, namun diagnosa DM tidak didasarkan
pada adanya gula pada air kencing (urin). Bisa saja terjadi
hasil laboratorium memperlihatkan gula urin nya negatif
namun kadar gula darahnya tinggi.
Ada pula pengidap yang menolak berkonsultasi ke dokter
karena takut mengetahui bahwa ia mendapatkan
diagnosa DM dari dokter. Keputusan ini sebenarnya akan
merugikan. Dari sudut pandang dokter deteksi dini adalah
lebih baik. Dengan deteksi dini maka upaya terapi dini
dapat segera dilakukan sehingga pengidap akan memiliki
harapan hidup sehat yang lebih baik.

FamiliaMedika.com |

09

Keluhan
Diabetes Mellitus

Keluhan 'khas' Diabetes Mellitus

Lapar, nafsu makan meningkat.


Berat badan berkurang karena
lemak dan protein tubuh
dibakar untuk menghasilkan
energi.

Rasa lemah dan lelah, karena


tubuh tidak dapat membakar
glukosa walaupun kadar
glukosa darah cukup tinggi.

Keluhan sering buang air


kencing, disebabkan karena
tubuh ingin membuang kadar
gula darah yang tinggi melalui
air kencing. Risiko infeksi
saluran kencing dapat
meningkat.
Haus ingin banyak minum
karena banyak cairan terbuang
melalui air kencing.

Keluhan lain pengidap DM

Pandangan mata menjadi


berkurang. Penglihatan kabur,
akibat gangguan pada retina
mata (retinopati). Tidak jarang
pengidap DM mengganti-ganti
sendiri kacamata karena
keluhan pandangan kabur.
Rasa kesemutan. Rasa baal
pada anggota tubuh, kurang
merasakan nyeri tusukan, geli,
dan gatal akibat gangguan
sistem saraf tepi. (Neuropati).

Gatal pada kulit karena jamur.


Sulit sembuh walaupun sudah
pakai obat anti jamur.
Bisul pada kulit.
Gatal pada bibir kemaluan
wanita.

Luka pada kaki sulit sembuh


hingga timbul borok. Borok
sampai berbau busuk.

Menurunnya kemampuan
seksual baik pada pria
(disfungsi ereksi) maupun pada
wanita (frigiditas).

Keluhan keputihan pada wanita.


Kadang-kadang merupakan
satu-satunya gejala yang
dirasakan pada wanita.

FamiliaMedika.com |

11

Sesi-3

Pemeriksaan gula darah


Untuk mendiagnosa DM diperlukan pemeriksaan gula darah
yang terdiri dari:
* Gula sewaktu
* Gula darah puasa
* Gula 2 jam post pandrial (uji toleransi glukosa 2
jam)

Kriteria diagnostik Diabetes Mellitus berdasarkan


Konsensus Diabetes Mellitus tahun 2006:

* Ada gejala klasik,


*

Kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dL

atau
* Ada gejala klasik,
*

Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dL

atau
* Nilai tes toleransi glukosa oral pada 2 jam sesudah
beban glukosa >200 mg/dL

" Diagnosa DM adalah keputusan dokter


yang berdasarkan pada: anamnesa keluhan,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium."

Tes gula darah sewaktu


Pemeriksaan gula darah sewaktu adalah pemeriksaan gula
darah yang waktunya dilakukan kapan saja. Pemeriksaan
ini tak memerlukan persiapan puasa sehingga dapat
dilakukan kapan saja tanpa memperhatikan kapan waktu
terakhir makan.
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL)
Bukan DM

Belum pasti DM

DM

< 100

100 - 199

> 200

Tes gula darah puasa


Pemeriksaan gula darah saat puasa. Pengidap harus
mempersiapkan diri telah berhenti makan kira-kira 10 jam
sebelum pemeriksaan. Bila pemeriksaan gula darah akan
dilakukan besok pagi maka puasa dilakukan sejak malam
ini.
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL)
Bukan DM

Belum pasti DM

DM

< 100

100 - 125

> 126

Uji toleransi glukosa oral 2 jam


Tes ini dilakukan 2 jam setelah tes gula darah puasa.
Setelah tes gula darah puasa kemudian petugas
laboratorium akan memberikan minuman manis yang
sudah ditakar kadar gulanya, lalu tes gula darah akan
dilakukan lagi 2 jam kemudian.
Tes ini berguna untuk mengetahui adanya keadaan pradiabetes yaitu:
* GDPT: Glukosa Darah Puasa Terganggu
* TGT: Toleransi Glukosa Terganggu
Pengidap pra-diabetes biasanya tidak mempunyai gejala
yang khas. Dengan deteksi dini pra-diabetes diharapkan
agar diabetes dapat dicegah sejak dini atau perjalanan
penyakit DM dapat diperlambat sehingga pengidap
mempunyai kualitas kesehatan yang lebih baik.
Tes toleransi glukosa (mg/dL)
Normal

TGT

DM

< 140

140 - 199

> 200

TGT = Toleransi Glukosa Terganggu

FamiliaMedika.com |

13

Bila seseorang mempunyai gejala klasik kemudian


dilakukan tes gula darah sewaktu hasilnya diatas 200
mg/dL atau dilakukan tes gula darah puasa hasilnya
diatas 126 mg/dL maka orang tersebut oleh dokter
akan didiagnosa mengidap diabetes mellitus.
Bila tes gula darah puasa atau tes gula darah
sewaktunya hasilnya meragukan maka akan dilakukan
tes toleransi glukosa oral. Bila hasilnya diatas 200
mg/dL maka orang tersebut didiagnosa diabetes
mellitus.
Langkah-langkah dignostik DM di Indonesia merujuk
pada konsensus diabetes di bawah ini.

100-125

<100
<140

140-199

140-199

GDP = kadar gula darah puasa


GDS = kadar glukosa darah sewaktu
GDPT = glukosa darah puasa terganggu
TGT = toleransi glukosa terganggu

*) Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2


di Indonesia, PERKENI, 2006.

Bila seseorang didiagnosa diabetes mellitus, maka dokter akan


melakukan pemeriksaan lain, yaitu:
* Menilai status gizi apakah gemuk atau tidak, yang
dihitung dari Indeks Masa Tubuh (IMT). Nilai IMT /
berat badan ideal akan berdampak pada perhitungan
asupan energi pada perencanaan makan.
* Menilai apakah ada penyulit atau komplikasi DM,
baik melalui pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang lainnya.
* Merencanakan terapi: perencanaan makan, olah
raga dan obat diabetes oral.
Pemeriksaan penunjang pada DM yang mungkin dilakukan
dokter adalah:
* Pemeriksaan urine rutin / air kencing. Benda keton
biasanya ditemukan positif, artinya telah terjadi
pembakaran lemak karena tubuh gagal dalam
membakar glukosa. Gula urin positif artinya terjadi
'glukosuria' karena kadar gula darah yang tinggi dapat
melewati ambang ginjal.
* Pemeriksaan HbA1c yaitu untuk menilai kendali gula
darah dalam 3 bulan terakhir. Nilai yang tinggi
menunjukan kendali kadar gula darah yang buruk.
* Pemeriksaan kreatinin untuk mengetahui fungsi
ginjal, apakah telah terjadi komplikasi DM pada ginjal
atau tidak. Penilaian ini juga berdampak pada
keputusan dokter dalam memilih obat hipoglikemia
oral (obat DM).
* Pemeriksaan albumin, untuk mengetahui ada/tidak
nya kebocoran protein pada ginjal.
* Pemeriksaan GPT, untuk mengetahui fungsi hati,
berdampak pada keputusan pemberian obat
hipoglikemia oral.
* Pemeriksaan profil lemak darah yaitu: kolesterol
total, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL dan
trigliserida. Untuk mengetahui apakah terjadi
dislipidemi (gangguan profil lemak darah). Nilai ini
juga akan berdampak pada keputusan perencanaan
makan dan obat.
* EKG dan treadmill untuk mendeteksi dini kelainan
jantung.
Penilaian awal juga akan berdampak pada keputusan dokter
dalam pengelolaan DM apakah perlu dikelola sendiri atau
perlu dikelola bersama sejawatnya yang lain. Misalnya bila
pada pemeriksaan fisik dokter menemukan adanya gangguan
penglihatan pada pasien maka dokter akan merujuk pasiennya
ke dokter ahli mata untuk penanganan lanjut masalah
matanya.

FamiliaMedika.com |

15

Sesi-4

Mengenal
Faktor Risiko DM
Untuk Diagnosa Dini DM

Mengenal faktor risiko DM


Beberapa hal berikut ini merupakan faktor risiko yang
dapat menyebabkan seseorang mengidap diabetes
mellitus:
* Ada riyawat diabetes mellitus pada anggota
keluarga
* Usia
* Berat badan berlebih
* Asupan energi yang tinggi dari makanan
* Kurang aktifitas olah raga
Riwayat keluarga
Risiko mendapatkan diabetes mellitus akan tinggi bila ada
anggota keluarga (ayah, ibu) dengan riwayat diabetes
mellitus.
Faktor keturunan saja tidak cukup untuk menjadikan
seseorang mengidap diabetes bila tidak didukung oleh
berbagai faktor risiko lainnya. Jadi walaupun orang tua
mengidap DM belum tentu anaknya mengidap DM.
Usia dan diet tinggi energi
Perlu waktu bertahun-tahun sehingga seseorang
mengidap DM tipe 2. Kebiasaan diet tinggi energi tapi
rendah aktifitas/olah raga berangsur-angsur menjadikan
kegemukan sebagai faktor risiko.
Kelebihan berat badan
Orang gemuk mempunyai risiko terkena DM lebih tinggi.
Kejadian DM tipe-2 pada orang gemuk lebih tinggi
dibandingkan pada orang yang kurus.
Gemuk berkaitan dengan 'resistensi reseptor insulin'.
Gemuk akan menyebabkan pankreas mengalami
'kelelahan' karena harus memproduksi ekstra hormon

umur
kegemukan
pola diet buruk
kurang aktifitas

Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring / penapisan bermanfaat untuk
mendeteksi dini DM pada seseorang.
Dokter akan melakukan pemeriksaan penapisan pada
mereka yang memiliki faktor risiko DM sebagai berikut:
* Umur lansia (lanjut usia), diatas 45 tahun.
* Kegemukan (nilai Indeks Masa Tubuh / IMT lebih dari
23kg/m2).
* Kebiasaan tidak aktif.
* Turunan pertama dari orang tua pengidap DM.
* Ada riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih
dari 4000 gram atau ada riwayat DM pada kehamilan.
Dokter juga akan melakukan penapisan DM pada:
* Pengidap hipertensi / tekanan darah tinggi yang
diketahui dari pemeriksaan tekanan darah.
* Pengidap 'dislipidemia' (gangguan profil lemak darah)
yang diketahui dari hasil laboratorium sebelumnya yaitu
kolesterol-HDL kurang dari 35 mg/dL dan atau
trigliserida lebih dari 250 mg/dL.
* Pengidap toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) yang diketahui
dari hasil pemeriksaan gula darah sebelumnya.
* Mempunyai penyakit / kelainan jantung dan pembuluh
darah ('kardiovaskular').
Penyulit DM akan meningkat bila DM disertai dengan
berbagai penyakit tersebut diatas.

FamiliaMedika.com |

17

Bila usia diatas 45 tahun,


disertai dengan keluhan:
banyak makan, banyak BAK,
banyak minum dan keluhan
lainnya lakukan cek kadar
gula darah.

Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.

Bila ada keluhan tidak


khas seperti: kesemutan, gatal,
mata kabur, disfungsi ereksi,
pruritus vulva (gatal pada bibir
kemaluan wanita)
lakukan cek kadar gula darah.

Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.

Bila berat badan berlebih


(overweight) degan nilai
IMT > 27 kg/m2
Lakukan cek kadar
gula darah.

Hubungi dokter
untuk
skreening DM.

Bila tidak ada


keluhan,
lakukan skreening
tiap 1 tahun.

bila tidak ada


keluhan,
lakukan skreening
tiap 1 tahun.

Hubungan kegemukan
dengan risiko
mendapatkan DM:

gemuk
risiko tinggi

Bacalah leafbook
kegemukan sebagai faktor
risiko bagi terjadinya
berbagai penyakit,
hanya dari
'FamiliaMedika'.

risiko rendah

Bila usia diatas 45 tahun,


disertai dengan tekanan darah
tinggi (sistole > 140 dan atau
diastole > 90 mmHg), lakukan
cek kadar gula darah.

Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.

Klasifikasi derajat hipertensi


Berdasarkan JNC-7 tahun 2003

Normal
Pre Hipertensi
Hipertensi
Stadium I
Stadium II

Sistole
< 120
120 -139

Diastole
< 80
80 -90

140 -159
> 160

90 -99
> 100

Wanita usia diatas 45 tahun


dengan riwayat
DM pada kehamilan.
atau pernah melahirkan
bayi dengan berat badan
lebih dari 4000 gram

Hubungi dokter
untuk
penapisan DM.

Bila usia diatas 45 tahun


sehat, tanpa faktor risiko.

Hubungi dokter
untuk
penapisan DM
tiap 3 tahun
sekali.

" Siapa yang


berisiko DM?
Umur > 45 tahun,
berbadan gemuk,
kurang aktifitas,
riwayat orang tua
pengidap DM."

FamiliaMedika.com |

19

Perjalanan ringkas
diabetes mellitus tipe II

sehat

Belum positif mengidap diabetes, tapi hasil


pemeriksaan gula darah telah menunjukan
kenaikan yang tidak normal.
Gaya hidup tidak sehat. Umur bertambah.
Terjadi toleransi glukosa terganggu.
Keluhan TGT belum tampak sehingga sering
tidak disadari oleh pengidap TGT.
TGT terdeteksi pada saat pemeriksaan klinik.
1/3 TGT akan menetap, 1/3 nya akan
sembuh dengan upaya terapi, 1/3 nya akan
berlanjut menjadi diabetes.

diabetes

Gaya hidup tidak sehat pada saat sehat:


diet tinggi energi tidak seimbang dengan
aktifitas/olah raga. Gemuk.

'toleransi glu terganggu'

DM tipe II terjadi karena adanya faktor risiko keturunan


yang disertai faktor risiko lain, yaitu: usia (proses
penuaan), kegemukan, pola makan buruk dan kurang
aktifitas olah raga.

Positif mengidap diabetes.


Keluhan khas DM positif : haus, lapar, pipis.
Keluhan tidak selalu tampak nyata. DM
dapat diketahui dari pemeriksaan klinik.
Diagnosa dini serta penanganan lebih dini
akan memberikan harapan yang lebih baik.

diabetes tahap lanjut

Perjalanan komplikasi lanjut sudah dimulai


sejak awal DM. Bila DM tidak dikendalikan
maka komplikasi akibat DM akan semakin
nyata dalam hitungan tahun.

Diabetes dengan komplikasi.


Terjadi komplikasi lanjut akibat DM. Telah
menderita DM lebih dari 10 tahun, atau
lebih cepat pada yang mereka yang buruk
dalam kendali diabetes.
Sudah terlambat bila diagnosis DM baru
diketahui setelah berada pada tahapan ini.
Oleh karena itu penapisan dini sangat
penting bagi mereka yang belum diabetes.

:: Jangan sampai terkena diabetes,


terutama bagi anda yang berumur diatas 45 tahun
dengan riwayat orangtua DM.
Lakukan gaya hidup sehat sejak saat ini.
:: Terdeteksi dini 'toleransi glukosa terganggu'
lebih baik daripada
terdeteksi DM ketika sudah berkomplikasi.
Gaya hidup yang sehat dapat memperlambat
perjalanan DM.

:: Lakukan gaya hidup sehat sejak saat ini.


Lakukan terapi diabetes.
Bergabunglah dengan komunitas diabetes.

:: Teruskan upaya terapi dan rehabilitasi.


Fokus terapi adalah mencegah kecacatan dan
mempertahankan kondisi terbaik yang ada pada
saat ini.

FamiliaMedika.com |

21

Sesi-5
Mengenal
Komplikasi Akut
Diabetes Mellitus
Pengidap DM tidak dapat mengatur kadar
gula darahnya seperti pada orang nomal.
Kadar gula dapat menjadi tinggi disebut
HIPERGLIKEMIA dan dapat pula menjadi
rendah disebut HIPOGLIKEMIA. Baik
hiperglikemia maupun hipoglikemia
merupakan keadaan akut (mendadak) yang
harus segera ditangani karena dapat
membahayakan pengidapnya.

Hiperglikemi

Keadaan hiperglikemia akut terjadi bila kadar gula darah


sangat tinggi diatas normal. Hiperglikemi disebabkan karena:
* Asupan makanan (energi) yang terlalu banyak, misalnya
sepulang dari pesta, pengidap tidak mengontrol
makanannya.
* Berhenti atau lupa minum obat diabetes oral.
* Berhenti atau lupa menyuntikan insulin pada pengidap
yang mendapatkan terapi insulin.
* Adanya stress fisik yang cukup berat karena pengidap
mendapatkan penyakit lain, misalnya serangan jantung,
terkena penyakit infeksi, dll.
Gejala hiperglikemia akut adalah:
* Gejala awal: haus dan ingin banyak minum.
* Kesadaran menurun hingga koma.
* Terdapat tanda-tanda dehidrasi, misalnya:
* Bibir tampak kering pecah-pecah.
* Mata tampak cekung.
* Tidak buang air kencing.

Hipoglikemia
Kadar gula darah pengidap DM dapat turun dibawah
normal. Otak merupakan organ tubuh yang sangat vital
sehingga asupan glukosa ke otak harus selalu terpenuhi.
Bila kadar glukosa terlalu rendah dapat membahayakan
bahkan mengancam nyawa pengidapnya.
Hipoglikemia biasanya disebabkan karena:
* Asupan kalori (makanan) kurang, terlalu ketat dalam
membatasi asupan makanan, asupan makanan
berkurang karena sakit, kesibukan yang menyebabkan
pengidap lupa makan.
* Minum obat diabetes golongan 'sulfonilurea', (akan
dibahas di sesi terapi diabetes) dalam dosis cukup tapi
asupan makanan kurang atau,
* Kelebihan dosis obat diabetes oral dari golongan
'sulfonilurea'.
* Kelebihan dosis suntikan insulin.
* Aktifitas yang berlebih namun asupan kalori kurang,
misalnya setelah aktifitas berat atau olah raga.
* Pengidap DM mengalami sakit lain selain DM yang
menyebabkan tubuh butuh ekstra energi atau sakit
menyebabkan asupan makanan menjadi berkurang.
Gejala-gejala hipoglikemia adalah:
* Lapar, mual, lemas,
* Pusing, tekanan darah menurun,
* Mata berkunang-kurang,
* Gelisah, sulit berfikir, sulit bicara,
* Tampak pucat, keringat dingin, tubuh gemetar dan
berdebar-debar,
* Pada keadaan berat tidak sadar (koma) dan kejang-

Pertolongan pertama di rumah adalah:


* Bila mempunyai alat untuk mengukur kadar gula
darah, pastikan periksa dulu berapa kadar gula
darahnya. Pemeriksaan kadar gula darah baiknya
dilakukan baik untuk keadaan hipoglikemia atau
hiperglikemia.
* Kadar gula darah dibawah 50 mg/dL merupakan
keadaan hipoglikemia.
* Berikan segera sumber karbohidrat yang cepat diserap
oleh tubuh, misalnya gula pasir kira-kira 2 sendok
dilarutkan dalam segelas air. Jangan terkecoh dengan
yang manis. Sebab tidak semua yang manis
mengandung gula, mungkin saja pemanis.
* Bila sadar berilah sumber karbohidrat lainnya
misalnya: roti manis dan biskuit.
* Bila tidak sadar atau tidak tampak membaik bawa
FamiliaMedika.com |

23

Sesi-6
Mengenal
Komplikasi Kronik
Diabetes Mellitus

Gula darah yang tinggi tidak terkontrol dapat


merusak pembuluh darah, baik pembuluh darah kecil
('mikro-vaskular') maupun pembuluh darah besar
('makro-vaskular').
Pembuluh darah merupakan 'pipa' yang menyuplai
sel/ jaringan untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi.
Gangguan aliran darah akan mengganggu berbagai
sistem / organ.

GINJAL
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
kerusakan ginjal (nefropati diabetik). Bila terjadi 'gagal
ginjal' pengidap harus mengalami cuci darah. Cuci
darah merupakan keputusan yang sangat berat
karena biayanya sangat tinggi.

MATA
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
kerusakan pada mata. Retinopati diabetik bila tidak
segera ditangani oleh dokter dapat mengancam
kebutaaan bagi pengidapnya.
SEREBRO-KARDIO-VASKULAR:

JANTUNG
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
penyakit jantung koroner (PJK). PJK dapat
menyebabkan 'gagal jantung'.

STROKE
DM merupakan faktor risiko untuk menimbulkan
STOKE. Pengidap STROKE dapat mengalami
kelumpuhan anggota gerak serta berbagai gangguan
saraf pusat lainnya.

stroke

atherosklerosis

retinopati-diabetik

penyakit
jantung koroner

nefropati-diabetik

neuropati-diabetik

Kontrol ke dokter / klinik


/ rumah sakit sangat
penting bagi pengidap
diabetes, karena kontrol
dapat segera mendeteksi
berbagai komplikasi
lanjut dari diabetes.

PEMBULUH DARAH
Kerusakan pembuluh darah menyebabkan aliran darah
berkurang. Apabila mengenai pembuluh darah kaki dapat
terjadi kaki diabetik. Gejala awalnya luka sukar sembuh
pada kaki yang berlanjut menjadi borok. Bila borok
menyebar dapat mengancam untuk dilakukan tindakan
amputasi kaki.
Gangguan ereksi pada pria (disfungsi ereksi) merupakan
kerusakan pembuluh darah pada organ vital pria.

SISTEM SARAF
Neuropati DM dapat menyebabkan gangguan pada
berbagai sistem saraf tepi.

FamiliaMedika.com |

25

Sesi-7

Upaya Terapi
Diabetes Mellitus

Mengapa pengidap DM harus


melakukan upaya terapi?
Bila kadar gula darah terkendali, diabetesi dapat pula
hidup sehat dan nyaman tanpa keluhan DM.
Kadar gula darah dapat terkendali bila diabetisi disiplin
pola hidup sehat serta melakukan upaya terapi diabetes
dengan konsisten.

Apakah DM dapat disembuhkan?


Diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan namun dapat
dikendalikan. Namun, pada TGT (toleransi glukosa
terganggu) masih dapat diupayakan untuk sembuh.
Pengidap DM dapat hidup 'sehat' dengan kendali diabetes.

Bagaimana terapi DM?


Upaya terapi DM tipe II meliputi:
* Upaya non farmakologik, yaitu upaya modifikasi
gaya hidup bagi pengidap DM.
* Upaya farmakologik, yaitu upaya pengendalian
kadar gula darah dengan meminum obat diabetes
atau ada pula yang menggunakan suntikan insulin
atas instruksi dokter.
Upaya perbaikan gaya hidup merupakan bagian dari upaya
terapi yang sangat penting. Keberhasilan obat diabetes
akan kecil bila diabetisi tidak memperhatikan masalah
kendali gaya hidupnya.
Pengidap 'toleransi glukosa terganggu' belum tentu
memerlukan obat-obatan namun harus melakukan upaya
perencanaan makan serta aktifitas olah-raga. Olah raga
terbukti lebih efektif mencegah diabetes daripada obatobatan.
Selain mengendalikan kadar gula darahnya, penting juga
untuk mengendalikan tekanan darah dan kadar lemak
darah. Risiko komplikasi akan meningkat bila DM maupun
pra-DM disertai dengan hipertensi dan kolesterol tinggi.

Langkah-langkah yang dilakukan dokter dalam terapi DM


tipe II adalah:
* Melakukan perencanaan makan. Bila pengaturan diet
makan dan aktifitas olah raga dapat mengendalikan
kadar gula darah maka upaya ini dapat diteruskan. Bila
tidak maka akan diberikan 'obat hipoglikemia oral'.
* Terdapat berbagai golongan obat diabetes. Obat
diabetes akan dipilih dokter atas berbagai pertimbangan.
* Obat diabetes akan dimulai dengan dosis rendah. Dosis
akan dinaikkan bila pada dosis yang rendah tidak
memberikan respon yang baik.
* Dokter akan mempertimbangkan dua atau tiga
golongan obat diabetes bila satu jenis obat tidak
memberikan kendali diabetes yang baik.
* Dokter juga akan mempertimbangkan pemberian
hormon insulin bila obat saja tidak efektif atau bila ada
kontraindikasi pemakaian obat atau bila terjadi
komplikasi akut dan sebab-sebab lainnya.
* Dokter mungkin memberikan obat lain untuk
komplikasi atau penyakit penyerta lainnya.

Kelompok kendali terapi diabetes tipe II dapat dibagi


menjadi:
* Kelompok I: diabetisi yang kadar gula darahnya dapat
terkendali dengan perencanaan makan dan olah raga
saja tanpa memerlukan obat diabetes oral.
* Kelompok II: diabetesi yang selain perencanaan makan
dan olahraga juga memerlukan obat diabetes oral baik
dosis kecil, dosis yang lebih tinggi maupun kombinasi
beberapa golongan obat.
* Kelompok III: diabetisi yang sudah memerlukan
hormon insulin.

" Upaya terapi


adalah kendali
kadar gula darah
yang meliputi
rencana makan sehat,
aktifitas olah raga
dan minum obat
diabetes "

FamiliaMedika.com |

27

Sesi-8

Rencana
Makan
Bagi pengidap
Diabetes Mellitus

Pengidap DM harus melakukan membuat perencanaan


makanan. Perencanaan makanan merupakan bagian
upaya terapi DM yang dapat berdampak pada
keberhasilan pengendalian gula darah.
Pengetahuan perencanaan makanan meliputi:
* Mengetahui kebutuhan energi.
* Mengetahui sumber energi (karbohidrat,
protein dan lemak).
* Mengetahui jadwal makan.
Tujuan perencanaan makanan adalah:
* Mengendalikan kadar gula darah.
* Mengendalikan kadar lemak darah.
* Mempunyai kecukupan asupan gizi sehingga
tidak terjadi malnutrisi.
* Mengupayakan berat badan ideal.

Mengetahui Kebutuhan Energi


Kebutuhan energi dapat dihitung setelah diketahui
berat badan ideal dan indeks masa tubuh. Berat
badan akan mempengaruhi besarnya kebutuhan
energi.
Berat Badan Ideal
Penurunan berat badan bagi pengidap gemuk akan
mengurangi kebutuhan insulin dan mengurangi
resistensi insulin sehingga berdampak baik bagi
kesehatan pengidap DM.
Rumus berat badan ideal bagi pria dengan tinggi
badan lebih dari 160 cm atau wanita dengan tinggi
badan lebih dari 150 cm adalah:
Berat badan ideal = (TB-100) x 90% x 1 kg
Rumus berat badan ideal bagi pria dengan tinggi
badan kurang dari 160 cm atau wanita dengan
tinggi badan kurang dari 150 cm adalah:
Berat badan ideal = TB-100 x 1 kg
Contoh berat badan ideal bagi pria dengan tinggi
badan 175 cm adalah:
Berat badan ideal = (175-100) x 90 % x 1 kg
= 67,5 kg

FamiliaMedika.com |

29

Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi pengidap DM dihitung berdasarkan pada
status gizi (gemuk atau kurus), umur serta aktifitas seharihari (berat atau ringan). Dengan adanya pengaturan asupan
energi diharapkan pengidap DM dapat mencapai berat
badan ideal. Bila kurus maka asupan energi akan ditambah,
bila gemuk maka asupan energi akan dikurangi.
Secara sederhana perhitungan kebutuhan energi dapat
menggunakan tabel dibawah ini. Namun anda sebaiknya
mempelajari lebih lanjut mengenai perhitungan kalori atau
berkonsultasi kepada dokter ahli gizi medik untuk
menghitung kebutuhan energi yang diwujudkan dalam
rencana menu makan diabetes.
Kalori/kgBB Ideal
Gemuk
Normal
Kurus

Kerja Santai

Kerja Sedang

Kerja Berat

25
30
35

30
35
40

35
40
40-50

Contoh:
Berat badan ideal = 60 kg.
Aktifitas kerja sedang.
Maka kebutuhan kalori = 30 x 60 = 1800 kalori

Sumber Energi
Sumber kalori harus seimbang mencukupi kebutuhan gizi,
yaitu:
Karbohidrat
60-70 %
Protein
10-15 %
Lemak
20-25 %
Sumber kalori terbesar adalah dari makanan pokok (nasi),
kemudian protein dan lemak.

Indeks Masa Tubuh (IMT)


Rumus IMT adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi
kwadrat tinggi badan (dalam meter).
IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m)2
IMT ideal untuk wanita: 18,5 22,9 kg/m2
IMT ideal untuk pria: 20-24,9 kg/m2
Contoh:
Pria, tinggi badan = 175 cm, berat badan 68 kg
Maka nilai IMT nya:
IMT = 80 / 1,752
IMT = 80 / 3,06
IMT = 22,20 kg/m2

Sumber energi dan jenis makanan


Karbohidrat,
Merupakan sumber
energi
60-70% kalori

Protein

Protein
hewani

10-15 %
kalori
Protein
nabati
Lemak
20-25 % kalori
Sayuran
Diperbanyak
Buah
Diperbanyak

Pilihlah sumber karbohidrat yang


lebih kompleks.
Misalnya : nasi, roti gandum,
jagung, mie, kentang, singkong,
sagu, talas dan havermout.
Jangan memilih : gula pasir, dodol,
selai, sirup, susu kental manis.
Memilih sumber protein hewani
baiknya tanpa lemak.
Daging ayam tanpa kulit, daging
sapi tanpa lemak, ikan.
Tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
(Kacang hijau, kacang merah, kacai
kedelai dll), telor, keju, susu.
Minyak sebaiknya minyak tak jenuh
dan tak jenuh ganda :
Batasi konsumsi lemak jenuh.
Sayuran berserat tinggi
Buah-buahan berserat tinggi

" Prinsip
perencanaan
makanan
adalah 3J:
jumlah kalori,
jadwal dan
jenis makanan "

FamiliaMedika.com |

31

Jadwal makan
Jadwal makan diatur agar kadar gula darah terkendali,
yaitu dengan makan seperti biasa sebanyak 3 kali
(makan pagi, makan siang dan makan malam) yang
dapat disisipi dengan makan selingan / camilan. Makan
selingan sebaiknya buah-buahan karena selain
berenergi juga mengandung zat gizi dan serat.
Contoh:
Pukul 06.30 - makan pagi.
Pukul 09.30 - makanan kecil atau buah.
Pukul 12.30 - makan siang.
Pukul 15.30 - makanan kecil atau buah.
Pukul 18.30 - makan malam.
Pukul 21.30 - makanan kecil atau buah.

Beberapa kesalahan pemahaman dalam perencanaan


makan adalah:
* Pengidap boleh makan, bukan tidak boleh makan.
Dengan makan cukup energi disertai dengan gizi
seimbang maka kualitas hidup pengidap DM akan
baik. Pengidap DM sebaiknya sarapan pagi agar
tetap dapat produktif sepanjang hari.
* Makanan pengidap diabetes bukan harus dipisah
dengan makanan orang bukan diabetes. Makanan
pengidap DM tidak berbeda dengan orang normal
kecuali harus menghitung jumlah asupan energi
dan mengatur jadwal waktu makan (ingat prinsip
3J).
* Pengidap DM bukan tidak boleh mengkonsumsi
gula pasir, tapi boleh mengkonsumsi gula pasir.
Gula pasir boleh dikonsumsi sebagai bagian dari
bumbu masakan, misalnya gula pasir dicampurkan
sebagai bumbu pada sayur bening. Gula dengan
kosentrasi tinggi pada makanan olahannya seperti
dodol dan kue-kue harus dihindari.
* Pengidap DM bukan harus membatasi jenis
makanan, tapi harus makan bervariasi. Makan
berbagai variasi makanan akan lebih menuhi
kecupan gizi yang lebih lengkap dan berimbang.
* Pengidap DM bukan tidak boleh makan nasi. Nasi
baik untuk pengidap DM karena merupakan
karbohidrat kompleks. Nasi juga mengandung serat
sehingga dapat memberikan rasa 'kenyang' bagi
pengidap diabetes. Dibandingkan dengan berbagai
makanan yang berbahan dasar tepung (seperti roti,
kue-kue, mie), nasi dapat memberikan kendali
kadar gula darah yang lebih baik.

Prinsip lainnya dalam perencanaan makan DM adalah:


* Pengidap DM baikknya membatasi asupan garam.
Maksud membatasi asupan garam adalah agar tidak
terjadi peningkatan tekanan darah terutama pada
pengidap DM yang disertai dengan hipertensi. DM
bila disertai hipertensi akan meningkatkan risiko
komplikasi. Diet rendah garam tidak berarti pantang
garam. Diet rendah garam bagi pengidap hipertensi
telah dibahas pada 'LeafBook' hipertensi.
* Pengidap DM perlu membatasi asupan kolesterol
dan lemak jenuh. Sumber kolesterol: otak, jerohan,
keju, kerang, kuning telur dan berbagai lemak
hewani. Sumber lemak sebaiknya dipilih lemak
berantai tidak jenuh atau tidak jenuh ganda yang
berasal dari lemak nabati. Lemak jenuh yang banyak
berasal dari lemak hewani sebaiknya dibatasi.
Kurangi makan makanan yang digoreng.
* Pengidap DM perlu diet cukup serat. Sumber serat
dapat berasal dari sayur-sayuran maupun buahbuahan segar. Beras merah dan oat merupakan
sumber karbohidrat kompleks yang mengandung
banyak serat.
* Pengidap DM sebaiknya minum susu karena susu
mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Sekarang
banyak tersedia susu bagi pengidap DM.

Pemanis buatan
Pemanis tak berkalori (atau rendah kalori) dapat dipakai
secukupnya untuk memberikan rasa manis pada
makanan atau minuman. Pemanis tak berkalori saat ini
banyak tersedia di berbagai toserba.
Gula merupakan pemanis berkalori. Bila kadar gula
darah terkendali, gula boleh dikonsumsi sampai 5 % dari
jumlah kebutuhan kalori.

FamiliaMedika.com |

33

Sesi-9

Olah raga merupakan bagian upaya terapi diabetes.


Keuntungan olah raga bagi diabetisi adalah:
* Meningkatkan penurunan kadar gula darah
karena olah raga akan membakar energi.
* Meningkatkan sensitifitas sel terhadap
insulin sehingga penggunakan glukosa oleh
sel meningkat.
* Mencapai berat badan ideal.
* Memperbaiki profil lemak darah.
* Memperbaiki tekanan darah.
* Mencegah hiperkoagulasi darah (*darah
yang pekat).
Sehingga akan:
* Mengurangi risiko komplikasi DM.
* Mengurangi risiko kerusakan pembuluh
darah.
* Mengurangi risiko terkena serangan jantung
dan stroke.
* Meningkatkan kesehatan psikis dan

Tips olah raga bagi diabetisi:

* Konsultasikan rencana kegiatan olah-raga kepada


*
*
*
*
*
*

dokter anda, juga bagi diabetesi yang mempunyai


penyakit lain atau ada komplikasi DM.
Kegiatan olah raga sebaiknya dilakukan berkelompok
dan menimbulkan perasaan menyenangkan.
Anggota kelompok mengetahui bahwa anda adalah
diabetisi sehingga telah tahu bagaimana membantu
anda bila terjadi hipoglikemia.
Gunakan alas kaki yang nyaman, hindari lecet atau
luka pada kaki. Hindari pula jenis olah raga yang
memungkinkan lecet pada kaki.
Bila olahraga berlangsung lama dianjurkan
menyantap camilan setiap 30 menit.
Bawalah minuman untuk mencegah dehidrasi.
Bawalah tas kecil untuk membawa camilan dan air
minum.

Prinsip olah raga bagi diabetisi


Waktu, frekwensi:
Jumlah olah raga dapat dilakukan teratur antara 3-5 kali per
minggu, misalnya tiap hari selasa, kamis dan minggu.
Intensitas olah raga:
adalah ringan sampai sedang. Hindari olah raga berat.
Denyut nadi pada saat 'zone latihan' hendaknya mencapai
60%-70% denyut nadi maksimal.
Denyut nadi maksimal = 220-umur
Denyut nadi zona latihan =
(220-umur) x 60% s.d
(220-umur) x 70%
Bila umur 70 tahun, maka kecepatan denyut nadi yang
hendak dicapai pada zona latihan adalah
Nadi = (220-70) x 60 % hingga (220-70) x 70%
Nadi = 90 hingga 105 denyut nadi per menit.
Sebelum mencapai 'zone latihan' olah raga harus diawali
dengan pemanasan, lalu sesudahnya diikuti dengan
pendinginan dan peregangan.
Lamanya olah raga:
20-30 menit.
Jenis olah raga:
jalan cepat, aerobik, berenang, bersepeda.
Frekwensi, intensitas, lama dan jenis olah raga relatif pada
berbagai kondisi diabetisi. Diabetisi dengan komplikasi atau
harus mendapatkan insulin perlu berkonsultasi kepada
dokter nya sebelum melakukan olah raga.

* Satu sampai tiga jam sebelum berolahraga makan


secukupnya.

* Bila diabetesi mendapatkan suntikan hormon

*
*
*
*

insulin, kadar gula darah baiknya dipantau sendiri


sebelum, selama, dan sehabis olahraga. Jika kadar
gula lebih dari 250 mg/dL maka olahraga ditunda
dulu. Bila kadar benda keton dengan uji carik telah
negatif dapat berolah raga.
Bila kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL
tingkatkan dulu kadar gula darahnya makan
karbohidrat.
Bila kadar gula darah antara 100-160 mg/dL boleh
memulai olah raga.
Olah raga dilakukan bertahap dari intensitas yang
paling ringan dulu.
Bila tidak sempat berolahraga baiknya diabetesi
selalu mempunyai aktifitas, misalnya berkebun atau

FamiliaMedika.com |

35

Sesi-10

Obat
Diabetes Oral
& Insulin
Obat diabetes oral adalah obat yang diminum
diabetisi untuk mengendalikan kadar gula darahnya.
Terdapat beberapa golongan obat diabetes.
Pertimbangan dokter dalam memilih obat adalah:
* Kadar gula darah.
* Apakah ada kontra indikasi atau penyakit
penyerta.
* Usia dan berat badan.
* Masalah bukan klinis lainnya seperti motivasi
berobat, pengetahuan tentang obat,

Sulfoniluria
Nama generik (nama dagang): Klorpropamid
(Diabenese), Glibenklamid (Daonil), Glipizid
(Minidiab, Glucotrol-XL), Gliklazid (Diamicron,
Diamicron-MR), Glikuidon (Glurenorm), Glimepirid
(Amaryl, Gluvas, Amadiab, Metrix).
Cara kerja obat:
* Sel beta pangkreas distimulasi untuk
menghasilkan insulin. Insulin akan
meningkatkan penggunakan gula oleh sel
sehingga kadar gula darah menurun.
* Untuk pengidap DM tidak gemuk.
* Tiap-tiap nama generik mempunyai masa
kerja obat yang berbeda (masa kerja singkat,
menengah dan masa kerja panjang).
Cara minum obat:
* Obat diminum 15-30 menit sebelum
makan (Sulfonilurea generasi ke 1 dan 2).
Efek samping:
* Sulfonilurea dapat menimbulkan efek
samping hipoglikemia. Pengidap harus
makan karbohidrat setelah minum obat
agar tidak terjadi hipoglikemia.
* Efek samping lain: berat badan bertambah.

Glinid
Nama generik (Nama dagang): Repaglinide (NovoNorm).
Cara kerja obat:
* Merangsang sel beta pangkreas untuk
menghasilkan insulin.
Cara minum obat:
* Sesaat atau sebelum makan.
Efek samping:
* Risiko mendapatkan hipoglikemia lebih kecil
dibanding golongan sulfonilurea. Durasi waktu
aksi obat lebih pendek dibandingkan dengan
golongan sulfonilurea.
* Efek samping lain: berat badan bertambah.

Biguanid
Nama generik (Nama dagang): Metformin (Glucophage,
Glumin).
Cara kerja obat:
* Menekan produksi glukosa hati.
* Menghambat penyerapan glukosa.
* Meningkatkan sensitifitas insulin.
* Dapat diberikan pada pengidap DM berbadan
gemuk.
Cara minum obat:
* Sebelum, pada saat, atau sesudah makan
karbohidrat.
Efek samping:
* Biguanid tidak menimbulkan efek samping
hipoglikemia. Metformin tidak merangsang sel
beta untuk memproduksi insulin sehingga tidak
menimbulkan bahaya hipoglikemia.
* Efek samping lainnya: mual, tidak nyaman di
perut, rasa metalik di lidah. Minum obat setelah

FamiliaMedika.com |

37

Penghambat glukosidase alpha


/ akarbose
Nama generik (Nama dagang): Acarbose (Glucobay).
Cara kerja obat:
* Menghambat penyerapan gula di usus
sehingga puncak kadar gula darah setelah
makan akan menurun.
Cara minum obat:
* Acarbose (Glucobay) diminum bersama
suapan pertama.
Efek samping:
* Tinja lembek, perut kembung, buang
angin.

Tiazolidin
Nama generik (Nama dagang): Rosiglitazon
(Avandia), Pioglitazon (Actos).
Cara kerja obat:
* Meningkatkan sensitifitas sel terhadap
insulin.
Cara minum obat:
* Tidak bergantung pada jadwal makan.
Efek samping:

Bengkak.

Insulin Bagi
Diabetes
Mellitus

Pengidap diabetes mellitus tipe 2 tidak mutlak


membutuhkan injeksi insulin seperti pada
pengidap diabetes mellitus tipe 1. Ada beberapa
kondisi tertentu yang menyebabkan dokter
mengindikasikan pemberian insulin.
Bila obat diabetes oral saja tidak dapat
mengendalikan kadar gula darah maka
pemberian hormon insulin dipertimbangkan oleh
dokter.
Cara menggunakan insulin hanya melalui
suntikan sehingga diabetisi perlu menanyakan
jenis insulin, dosis insulin, cara menyuntik, area
suntikan dan waktu menyuntik kepada dokternya.
Menurut masa kerjanya insulin dibagi menjadi
insulin jangka pendek, insulin jangka menengah
dan insulin jangka panjang.
Hormon insulin yang ada di pasaran saat ini
merupakan insulin sintetik dengan tingkat
kemurnian yang baik hasil rekayasa genetik. Jadi
hormon insulin sintetik bukan berasal dari hewan.

FamiliaMedika.com |

39

Sesi-11

Kontrol
Diabetes
Mellitus
Tujuan kontrol bagi diabetisi adalah:
* Dokter dapat memantau keberhasilan
kendali gula darah.
* Dokter dapat mengetahui keberhasilan
upaya perencanaan makanan dan kegiatan
olah raga.
* Dokter dapat mengetahui dosis optimal
dari obat diabetes oral juga mengetahui
adanya efek samping.
* Dokter dapat mengawasi secara berkala
terhadap tanda-tanda dini dari komplikasi.
Pemeriksaan fisik rutin pada saat kontrol dapat
meliputi:
* Mengukur berat badan, tinggi badan untuk
mendapatkan angka indeks masa tubuh,
sehingga dapat menilai apakah pada saat ini
berat badannya telah ideal atau tidak.
* Mengukur tekanan darah sehingga bila
diketahui hipertensi dapat segera diterapi.
* Mencari tanda-tanda 'neuropati' pada kaki.
* Mencari tanda-tanda kelainan
'kardiovaskular'
* Pemeriksaan 'visus' mata. Pemeriksaan mata
secara lebih detil dilakukan oleh dokter
spesialis mata.

Pemeriksaan penunjang pada saat kontrol atas


indikasi dokter, diantaranya:
* Glukosa darah puasa dan toleransi 2
jam
* HbA1c (Glyco-Haemoglobin)
* Urin rutin
* Mikroalbumin
* SGPT
* Kreatinin
* Kolesterol total, HDL, LDL dan
trigliserida
* EKG, treadmill
* Foto rontgen dada
* Funduskopi

HbA1c
Kadar gula darah puasa dan uji tolansi 2 jam, dapat
memperlihatkan kendali kadar gula darah pada saat
itu. Untuk dapat menilai kendali gula darah rata-rata
dalam 3 bulan terakhir dapat dilihat dari
pemeriksaan HbA1c. Pemeriksaan kadar gula darah
maupun HbA1c keduanya akan memberikan
informasi kepada dokter tentang kualitas
pengendalian DM seseorang.
Pemeriksan mikroalbumin dilakukan untuk
mengetahui adanya nefropati diabetik. Pemeriksaan
kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
Pemeriksaan profil lipid: kolesterol dan trigliserida
untuk mengetahui adanya dislipidemi.
Pemeriksaan EKG dan treadmill dilakukan untuk
mendeteksi dini kelainan jantung. Kelainan jantung
pada diabetes sering terjadi tanpa keluhan / gejala,
sehingga perlu kontrol rutin pemeriksaan jantung.
Pemeriksaan foto rontgen dada: dapat juga
memperlihatkan kelainan paru, jantung dan aorta.
Funduskopi adalah pemeriksaan fundus mata.

Kendali diabetes yang dinilai 'baik' menurut


konsensus DM adalah:
Pemeriksaan

Nilai yang baik

Gula darah puasa


Gula darah 2 jam PP
HbA1c
Kolesterol todal
Kolesterol LDL
Kolesterol HDL
Triliserid
Indeks masa tubuh
Te kanan darah

80-109 mg/dL
80-144 mg/dL
< 6,5%
< 200 mg/dL
< 100 mg/dL
> 40 mg/dL
< 150 mg/dL
18,5-23 kg/m2
< 130/80 mmHg

FamiliaMedika.com |

41

Pemeriksaan
gula darah
secara mandiri
Diabetisi dapat memantau kadar gula darah
sendiri dengan menggunakan uji strip.
Pemeriksaan gula darah sendiri dianjurkan bagi:
* Pengidap DM tipe I
* Pengidap DM tipe 2 yang sulit
mengendalikan kadar gula darah.
* Pengidap DM tipe 2 dengan terapi
insulin.
* Pengidap DM tipe 2 yang sering
mengalami hipoglikemia, misalnya pada
lansia (lanjut usia).
Dengan memeriksa kadar gula darah sebelum
makan, sebelum tidur, 2 jam setelah makan,
tengah malam dan pada saat terjadi gejala
hipoglikemia maka diabetisi dapat menyesuaikan
dosis insulinnya.

Alat uji strip banyak tersedia di pasaran dengan


berbagai harga dan fitur.
Caranya sangat mudah hanya dengan sedikit
tetesan darah (biasanya dari ujung jari dekat
kuku), pada strip glukosa-meter. Hasilnya dapat
anda lihat dalam waktu 10-20 detik saja.

Uji urin.
Uji urin harganya lebih murah namun tak dapat
mendeteksi keadaan hipoglikemia, selain itu
nilainya tidak seakurat uji strip.

Sesi-12
Hidup
Bersama
Diabetes
Puasa Bagi Pengidap
Diabetes Mellitus
Diabetisi boleh melaksanakan kegiatan ibadah puasa
di bulan Ramadhan dengan mempertimbangkan
kelompok keberhasilan kendali diabetesnya.
Konsultasikan dulu kepada dokter anda sebelum
berpuasa.

* Kelompok I: diabetisi yang


gula darahnya dapat
terkendali dengan
perencanaan makan dan
olah raga saja tanpa
memerlukan obat diabetes
oral.

* Kelompok IIa: diabetesi


yang selain perencanaan
makan dan olahraga juga
memerlukan obat diabetes
oral.

* Kelompok IIb: diabetesi


yang memerlukan dosis
yang lebih tinggi atau
kombinasi beberapa
golongan obat.

* Kelompok III: diabetisi yang


sudah memerlukan hormon
insulin dan sulit untuk
kendalikan gula darah

boleh
berpuasa

boleh
berpuasa
batalkan
puasa
bila terjadi
gejala
hipoglikemia

boleh
berpuasa
dengan
pengawasan
dokter

tidak
boleh
berpuasa

FamiliaMedika.com |

43

12

Perubahan pola makan dan jadwal minum obat pada saat


puasa bila menggunakan satu dosis obat:
* Sahur sebaiknya mendekati waktu imsak.
* Buka puasa dengan segera, obat diabetes oral dimakan
pada saat berbuka. Awali dengan makanan pembuka
baiknya buah-buahan, setelah shalat magrib dapat makan
makanan padat lalu setelah sholat tarawih dapat makan
camilan.
Perubahan pola makan dan jadwal minum obat pada saat
puasa bila menggunakan dua dosis obat.
* Sahur. Obat yang biasa dimakan sore dipindah jadi
dimakan pada saat sahur.
* Buka puasa. Obat yang biasa dimakan pagi dipindah jadi
dimakan pada saat berbuka. Bila efek obat terlalu kuat
menimbulkan gejala hipoglikemia, obat diabetes dimakan
setengah dosis.
Pada saat berpuasa di siang dan sore hari hindari melakukan
aktifitas yang membakar banyak energi, misalnya aktifitas
olah raga dan bekerja berat agar diabetisi tidak mengalami
hipoglikemia.
Bila terjadi tanda-tanda hipoglikemia batalkan puasanya:
* Rasa lapar berlebihan
* Pusing
* Gemetar, berdebar-debar
* Berkeringat dingin
Diabetisi juga perlu memperhatikan cukup asupan cairan
untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada saat puasa.
Bila pengidap DM tipe II menggunakan insulin maka dapat
menggunakan insulin kerja menengah pada saat berbuka,
atau konsultasikan dulu kepada dokter.
Bila kendali gula darah sulit maka berpuasa akan berbahaya
mendapatkan risiko hipoglikemia.
12

Diabetes dan penyakit lain


Hipertensi
Diabetisi yang disertai hipertensi akan memerlukan
kontrol yang lebih ketat terhadap tekanan darah
tingginya. Tekanan darah diabetisi dengan hipertensi
baiknya kurang dari 130/85 mmHg. Angka ini lebih
rendah dibandingkan dengan hipertensi tanpa diabetes
karena diabetes disertai dengan hipertensi akan
meningkatkan risiko kardiovaskular.
Upaya terapi hipertensi adalah diet rendah garam dan
minum obat hipertensi yang diresepkan dokter.

Dislipidemi
Dislipidemi adalah kelainan profil lemak darah yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
kadar kolesteral HDL rendah, kadar kolesterol LDL tinggi
dan kadar trigliserida tinggi.
Kadar kolesterol yang tinggi disertai dengan kadar gula
darah yang tinggi akan semakin meningkatkan risiko
kerusakan kardiovaskular.
Upaya terapi dislipidemia adalah dengan diet rendah
kolesterol dan diet rendah lemak jenuh yang disertai
dengan minum obat penurun kolesterol yang diresepkan
oleh dokter.
Penyakit lain
Penyakit lain dapat menyertai diabetes dapat
dikonsultasikan kepada dokter, misalnya: sakit gigi, asma,
bronkhitis kronis, tbc, hepatitis dan lain-lain. Bila
penyakit tersebut cukup berat perlu dirawat di rumah
sakit agar upaya terapi dan kendali kadar gula darah
dapat dipantau dengan baik.

Bila pengidap diabetes


mengalami sakit
Sakit dapat mengubah pola makan karena diabetisi
dapat mengalami kesulitan makan. Sakit menimbulkan
tubuh memerlukan lebih banyak energi untuk upaya
kesembuhan.
Asupan karbohidrat bila sulit dimakan dalam bentuk
padat dapat diganti dalam bentuk yang lembek atau cair.
Walaupun ada kesulitan makan namun pengidap perlu
asupan cairan yang cukup agar tidak terjadi dehidrasi.
Segera berobat ke dokter dan atasi penyakitnya.
Tanyakan kembali pengenai dosis obat diabetesnya, dan
hati-hati terjadi bila terjadi gejala hipoglikemia maupun
hiperglikemia.

FamiliaMedika.com |

45

Perawatan kaki
Permasalahan luka bahkan borok pada kaki akibat
diabetes merupakan masalah yang sering terjadi yang
sebenarnya dapat dicegah. Borok pada kaki merupakan
ancapan bagi tindakan amputasi kaki. Amputasi kaki
dapat menyebabkan kecacatan.
Prinsip perawatan kaki pada diabetes adalah:
* Melakukan pemeriksaan rutin pada kaki oleh diri
sendiri, orang lain atau dokter.
* Hindari luka pada kaki akibat aktifitas, penggunaan
alas kaki yang salah dan tindakan traumatik pada
kaki.
* Segera obati bila ada luka.
Borok pada kaki disebabkan karena mekanisme:
* Pada diabetes luka lebih sulit sembuh namun lebih
mudah terjadi infeksi.
* Bila telah terjadi neuropati diabetisi tidak dapat
merasakan keluhan luka pada kaki.
* Telah terjadi kerusakan pembuluh darah sehingga
aliran darah ke daerah kaki tidak lancar.
Masalah kaki pada diabetisi adalah:
* Tidak memeriksakan kaki secara rutin, tidak dapat
melihat kaki secara detail karena adanya gangguan
penglihatan, tidak meminta pertolongan kepada
orang lain untuk melihat keadaan kakinya.
* Tidak merasakan luka pada kaki.
* Melakukan berbagai tindakan yang merupakan
risiko bagi terjadinya luka, misalnya: menggunting
kuku terlalu dalam, memanaskan kaki dengan
merendam, dengan botol panas atau peralatan listrik,
menggunakan batu untuk kapalan, menangani
sendiri mata ikan, menganggap remeh luka kecil
pada kaki.
* Borok yang meluas pada mulanya mungkin
hanyalah luka kecil jadi jangan anda anggap remeh
luka kecil.
Tindakan pencegahan agar tidak terjadi luka pada kaki
adalah:
* Gunakan alas kaki, sepatu jangan terlalu sempit,
jangan berujung lancip, jangan licin, tumit jangan
terlalu tinggi. Kaos kaki harus menyerap keringat dan
sering diganti. Kaos kaki tidak boleh terlalu ketat.
* Gunakan pelembab pada kaki yang kering.
* Hindari olah raga traumatik pada kaki.
* Periksa kaki oleh diri sendiri maupun orang lain:
luka, borok, kaki pecah-pecah dan kering, terpotong,
tergores, melepuh dan perubahan warna atau
penampilan kulit.

Masalah
psikis diabetisi
Pengidap diabetes dapat mengalami masalah psikis baik
pada saat menerima diagnosa diabetes atau pada saat
menjalani terapi diabetes atau juga pada saat telah
mengalami komplikasi dan kecacatan.
Pada tahap awal tidak semua pengidap diabetes akan
mudah untuk menerima diagnosa ini, namun dukungan
keluarga diperlukan agar diabetisi dapat segera
melakukan upaya terapi. Sikap penyangkalan terhadap
diabetes yang diikuti dengan pola hidup yang buruk
akan berdampak tidak baik bagi kesehatannya.
Pada tahap terapi yang memakan waktu yang sangat
panjang sehingga upaya terapi merupakan bagian dari
'hidup bersama diabetes'.
Stress dan depresi dapat terjadi pada diabetisi. Sikap
yang terlalu obsesi sempurna dalam upaya pengendalian
juga perlu diwaspadai jangan sampai menimbulkan
kejenuhan dan frustasi. Bila seorang diabetisi telah
merasa sangat sempurna dengan upayanya namun
terjadi juga komplikasi baiknya keadaan ini dapat
diterima dan tidak menyesali atas upayanya.
Suami atau istri adalah orang yang terdekat dengan
diabetisi, kemudian putra-putri nya hendaknya dapat
memberikan dukungan psikis dengan memberikan
penyegaran dan semangat psikis bagi diabetisi. Peran
pesan-pesan agama juga yang mengajari kesabaran,
ketabahan, keuletan dalam hidup, serta sikap bertawakal
kepada Tuhan akan memberikan dampak positif pada
kekuatan psikis diabetisi.
Adanya ketidakberhasilan dalam upaya terapi jangan
sampai diabetisi terjebak dalam upaya-upaya terapi lain
yang tidak 'realistis'. Terjebak dalam pernyataan 'orang
lain' bahwa anda telah sembuh dapat berbahaya karena
anda dapat putus dalam upaya terapi sedangkan
penyakitnya terus berjalan tanpa kendali lagi. Jadi kunci
untuk hidup 'normal' bagi diabetisi adalah kendali kadar
gula darahnya.
Untuk itu diabetisi dapat menerima sikap terhadap
diabetes dengan hati dan pikiran secara realistis.
Bila masalah psikis sulit diatasi maka diabetisi dapat
berkonsultasi kepada dokter atau dokter ahli jiwa.

FamiliaMedika.com |

47

Diabetes dan Rokok


Merokok tidak baik untuk kesehatan orang sehat apalagi
untuk orang sakit. Diabetisi yang mempunyai kebiasaan
merokok harus segera menghentikan kebiasaan merokok.
Merokok dapat memperparah kerusakan sistem pembuluh
darah. Risiko mendapatkan serangan stroke, serangan jantung
dan gagal ginjal bagi perokok luar biasa lebih tinggi
dibandingkan dengan bukan perokok apalagi ditambah
diabetes.
Menyadari bahaya rokok setelah terkena diabetes, apalagi
baru sadar bahaya rokok setelah terkena serangan jantung
dan stroke sebenarnya sudah sangat terlambat namun tidak
ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Oleh karena itu
diabetisi baiknya juga menasehati anggota keluarganya untuk
tidak merokok.
Di negara-negara barat orang telah disiplin dengan tidak
merokok di fasilitas publik. Mereka telah sadar bahaya rokok.
Kita memang terbelakang dengan mengadopsi kebiasan
buruk yang telah ditinggalkan orang lain. Mudah-mudahan
disiplin merokok dapat di realisasikan di negeri kita.

Diabetes dan bepergian


Siapkan beberapa hal berikut bila diabetisi hendak bepergian:
* Obat diabetes oral tidak boleh tertinggal.
* Bila menggunakan suntikan insulin bawalah pula surat
keterangan dari dokter agar anda tidak bermasalah di
bandara. Bawa pula kartu identitas dan kartu asuransi (bila
memiliki asuransi).
* Bawalah selalu makanan /minuman camilan terutama
bagi diabetisi yang sering mengalami hipoglikemia.
* Bila mempunyai glukometer bawalah glukometer beserta
strip nya.
* Sebaiknya tidak bepergian sendiri.
* Tetap patuhi jadwal makan dan minum obat.
* Bila mengemudikan mobil sendiri segera berhenti bila
merasakan adanya tanda-tanda hipoglikemia.
* Obat, insulin, glukometer dan camilan ada di dalam tas
kecil anda dan jangan masuk ke dalam bagasi.

Sesi-13
Mencegah
Diabetes
Mellitus
Pencegahan diabetes mellitus terdiri dari 3 pilar, yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer
Pencegahan primer yaitu mencegah orang sehat agar tidak
mendapatkan diabetes. Antara sehat dan diabetes terdapat
keadaan yang disebut 'Toleransi Glukosa Terganggu' (TGT).
Orang sehat harus berusaha mencegah agar tidak
mendapatkan TGT. Bila sudah mendapatkan TGT harus
mencegah agar tidak menjadi DM.
Faktor risiko diabetes telah diketahui yaitu faktor keturunan,
usia, berat badan berlebih, kurang aktivitas dan asupan
energi yang tinggi.
Pencegahan diabetes dini dapat dilakukan dengan pola
hidup yang sehat, yaitu:
* Mengupayakan mencapai berat badan ideal.
* Olahraga teratur.
* Diet sehat.
Tips bagi orang 'kantoran' yang jarang olah raga:
* Gunakan tangga, hindari lift. Pilih jalan kaki daripada
menggunakan kendaraan.
* Bila ada kesempatan 'coffee break', batasi asupan
energi yang dikonsumsi, pilihlah buah-buahan.
* Informasikan menu sehat rendah kalori dan rendah
kolesterol pada katering yang menyediakan makan siang.
* Kurangi diet 'fast food': tinggi lemak jenuh dan
kolesterol, tinggi energi, banyak mengandung gula,
rendah serat, mengandung perasa (msg) dan tidak segar
karena lama di freezer.
* Batasi minuman 'stimulan', terimalah badan anda
untuk bekerja sampai batasnya. Istirahat yang cukup.
* Adakan klub olah raga se kantor, misalnya bulu tangkis,
footsal, dll.
* Budayakan tidak ada rokok di area kerja. Perokok pasif
mendapatkan juga dampak negatif dari perokok aktif.
* Disiplinkan waktu agar hari minggu atau hari libur
untuk olah raga. Jangan tergiur banyak makan sesudah
olah raga.
* Olah raga terbukti lebih efektif mencegah TGT menjadi
DM dibandingkan dengan terapi obat-obatan.
* Adakan pencerahan ceramah atau seminar kesehatan
di kantor.

FamiliaMedika.com |

49

Deteksi dini bagi pemilik faktor risiko adalah


pemeriksaan gula darah sewaktu, puasa dan tes
toleransi gula 2 jam yang dapat dilakukan tiap
tahun. Seseorang tidak akan tiba-tiba menjadi
diabetes kecuali pernah mengalami 'Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT)'.
TGT merupakan tanda awal untuk segera
memperbaiki pola hidup. Dalam 5-10 tahun, 1/3
nya TGT akan menjadi diabetes, 1/3 nya tetap
'toleransi glukosa terganggu' dan 1/3 nya akan
kembali normal.

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah mencegah pengidap
diabetes mellitus mendapatkan komplikasi akibat
diabetes. Tindakan pencegahan sekunder adalah
dengan upaya terapi diabetes dan upaya kontrol
kepada dokter.
Tidak semua diabetesi mendapatkan komplikasi,
ada pula diabetesi yang 'sehat' sepanjang hayatnya.

Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah mencegah pengidap
DM dengan komplikasi dari kecacatan. Upaya
terapi harus terus dilanjutkan. Selain mencegah
kecatatan fisik juga harus mencegah terjadinya
kecacatan psikis.

sehat

PENCEGAHAN PRIMER:
jangan sampai kena DM
Motivasi hidup sehat sejak dini.
Mengenal faktor risiko DM.

berhasil:
sehat

Mempertahankan gaya hidup


sehat hingga lansia (lanjut usia).

'toleransi glukosa terganggu'

Bila usia diatas 45 tahun


dengan faktor risiko cek gula
darah tiap 1 tahun atau tiap 3
tahun bila faktor risiko tidak ada.

Ubahlah gaya hidup. Tingkatkan


aktifitas olah raga. Diet dengan
menu yang sehat.
Lakukan terapi sesuai dengan
petunjuk dokter (obat dan atau
non-obat).

berhasil:
sehat
gagal:
tetap
pra-DM
DM

Kontrol rutin ke dokter.

PENCEGAHAN SEKUNDER:
jangan sampai terjadi komplikasi
Siapkan mental untuk hidup
bersama DM.

berhasil:
DM

diabetes

terkendali

Lakukan terapi obat dan nonobat.

gagal:
DM

Kontrol rutin ke dokter.

tidak
terkendali

DM
dengan
komplikasi

diabetes tahap lanjut

PENCEGAHAN TERSIER:
Jangan sampai terjadi kecatatan
Lebih berusaha mengendalikan
DM (obat dan non-obat). Terapi
pula berbagai komplikasi akibat
DM.

berhasil:
DM lanjut

Kontrol dan terapi lebih intensif


kepada dokter ahli, mungkin ke
beberapa orang dokter ahli.

gagal:
DM lanjut

Pertahankan kondisi terbaik


yang agar tidak terjadi
kecatatan.

terkendali

tidak
terkendali

DM
dengan
berbagai
komplikasi
lain

FamiliaMedika.com |

51

You might also like