You are on page 1of 9

MENGENAL PENGGOLONGAN OBAT (Bagian 1)

Menurut pengertian umum,obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan


perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang
lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan,
peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejalagejalanya pada manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau
pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan
yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan
merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.
Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat
untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolongan obat
yang lain, dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan keamanan
dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.
Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam :
1. Obat Bebas
2. Obat Keras
3. Obat Psikotropika dan Narkoba
Berikut penjabaran masing-masing golongan tsb :
1. OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat OTC =
Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
1.1. Obat bebas
Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" .
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep
dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan
untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin (Livron B
Plex, )
1.2. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru
bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai

berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih
dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang
dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah
diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya
memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat
sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep
dokter.
Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa menggunakan
resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat
Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredar
dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau
Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: Kondisi
obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa
berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada
kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang
Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek
samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat (takaran
pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan
obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.
2. OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat
keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran
merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya),
serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan
lain-lain)
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan
meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.
3. PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan
dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.

Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi
dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resep
dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada
pemerintah.
3.1.PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan
dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang)
bagi para pemakainya.
Jenis jenis yang termasuk psikotropika:
a. Ecstasy
b. Sabu-sabu
3.2. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat ,
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan
bagi pemakainya.
Macam-macam narkotika:
a. Opiod (Opiat)
Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan :
Morfin
Heroin (putaw)
Codein
Demerol (pethidina)
Methadone
b. Kokain
c. Cannabis (ganja)
(bersambung)

FARMAKOLOGI
Macam-Macam Obat dan Tujuan Penggunaannya
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam
sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut
dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi
yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan
benar etiket obat yanbg dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang
harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket obat
memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung
dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita semua untuk
mengetahui bentuk sediaan obat.
1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.
3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung
desain cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat
sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah

Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan,
tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan
untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul.
Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan
antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain
ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.
7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya
dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak
dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topikal (kulit).
8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.
macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal
(penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi
sirup kering.
9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang
satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh
zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang
disari.
11. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa nabati
atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga
memenuhi baku yang ditetapkan.
12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada
suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
13. Imunoserum (immunosera)

Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan
dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut
kuman/virus/antigen.
14. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok.
15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal,
vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan
pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi
karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.
16. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam
atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope
indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris
(tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae
opthalmicae (tetes mata).
17. Injeksi (injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar
kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan
melalui mulut.
Seberapa Cepat Efek Obat yang Anda Minum?
Kecepatan Efek Obat
Efek suatu obat tidak selalu muncul seketika, kadang butuh jeda beberapa saat sejak
waktu pemberian.

Penggolongan Obat

Penggolongan Obat
Obat adalah penyelamat hidup manusia. Meski begitu, tanpa penggunaan yang benar
obat bisa mencabut nyawa. Itu sebabnya Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) membuat aturan dan klasifikasi obat.

1.
Obat dengan simbol lingkaran hijau bertepi hitam adalah merupakan Obat
bebas. Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Di
negara-negara Barat, obat ini disebut OTC atau over the counter. Ini adalah
obat yang paling aman dan bisa dibeli bebas di warung, toko obat, maupun
apotek. Meskipun disebut aman, obat bebas tetap tidak boleh dipergunakan
sembarangan. Bagaimanapun, kata Dr.Handrawan Nadesul, obat bebas juga
punya kandungan "racun" yang bisa berbahaya buat tubuh bila tidak
dipergunakan sebagaimana mestinya. Kemasan obat ini ditandai dengan
lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengatasi
gejala penyakit ringan, biasanya berupa vitamin atau multivitamin.

2. Obat bebas terbatas. Obat bebas terbatas adalah jenis obat keras dengan
batasan jumlah dan kadar isi tertentu yang harus mempunyai tanda peringatan
(P), namun dapat dijual bebas. Obat jenis ini masih bisa dibeli tanpa resep
dokter. Pada kemasan obat ini terdapat lingkaran biru bergaris tepi hitam.
Contohnya, obat asma, obat anti muntah,.obat antiflu atau obat antimabuk.
Pada kemasannya terdapat peringatan bertanda kotak kecil berdasar gelap atau
kotak putih bergaris tepi hitam, misalnya:
P.No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan pemakaiannya
P.No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No.3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.
Pemakaian obat ini juga harus dihentikan bila kondisi penyakit semakin serius.
Sebaiknya pergi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sangat tidak
dianjurkan untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat-obatan yang
seharusnya diperoleh lewat resep dokter. Meski gejala dan keluhan penyakit
sama, obat yang digunakan belum tentu sama. Perhatikan tanggal kadaluwarsa
obat, baca informasi pada kemasan tentang petunjuk penggunaan obat yang
tidak, petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan, efek samping, dosis
obat, cara menyimpan obat, dan interaksi obat dengan obat lain atau interaksi
obat dengan makanan yang dikonsumsi.

3. Obat keras. Obat ini harus diperoleh lewat resep dokter. Ciri khasnya adalah
terdapat tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan huruf K di

dalamnya. Obat yang termasuk dalam golongan ini misalnya antibiotik, seperti
tetrasiklin, penisilin, obat-obatan yang mengandung hormon, obat penenang,
dan lain-lain. Obat jenis ini tidak bisa sembarang dikonsumsi karena bisa
berbahaya, meracuni tubuh, memperparah penyakit, atau menyebabkan
kematian.
4. Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan
dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.

Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai


pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan
oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan
pemakaiannya pada pemerintah.
Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa menggunakan
resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas
Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredar dengan
pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau
Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal kadaluawarsa
(masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang
tercantum pada kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat yang
berisi tentang indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek
samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat
(takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi
obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.
pada Senin, Maret 12, 2012 0 coment
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Link ke posting ini
Qoute:
tiekafuti.blogspot.com/

You might also like