Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai
mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata
yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata
yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan
kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek
(S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah
lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa
tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan
P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan
atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan
makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang
lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa
penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak
ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang
memadai.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui apa itu kalimat dan
bagaimana cara membuat kalimat yang baik dan benar. Oleh karena itu penulis
berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan
pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini
sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,
harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki
kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah
frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat..
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK KALIMAT
Kata
Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, penanda kategori sintaksis, dan
perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian-bagian dari satuan
sintaksis. Kata dalam penyatuan sintaksis dibedakan menjadi dua macam yaitu
kata penuh dan kata tugas. Kata penuh
makna
leksikal,
tetapi
mempunyai
tugas
sintaksisuntuk
Frase
Merupakan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonprediktif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak
berstruktur subjek predikat atau predikat objek), atau lazim juga disebut
gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Jenis
Frase :
1. Frase Ekosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
2. Frase Endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau
komponennya
memiliki
perilaku
sintaksis
yang
sama
dengan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari
beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Subjek
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
Lino memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Lino. (maka Lino adalah S sedangkan memelihara
adalah P )
Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas
antara subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
Predikat
Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa. Dalam hal ini jika predikat
maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya. Predikat kalimat dapat
berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama
digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan
verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat
juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek),
seperti ingin, hendak, dan mau.
Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-)
tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan
berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului
predikat.
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti
oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca
belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya.
Pembaca akan memahami makna kalimat itu setelah membaca induk
kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih
ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang
konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.
Misalnya:
Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
Kalimat yang berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk
campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya
memperlihatkan kesejajaran yang
sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.
Misalnya :
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik
berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat
mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat
terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan
struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang
baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat
kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat
dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk,
pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
2. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (Salah)
b. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (Benar)
3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
Perbaikan kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verbal, bentuk kedua juga
menggunakan verbal.
Contoh:
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kalimat tersebut tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat
terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
Kepaduan
BAB III
PENUTUP
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Dalam sebuah kalimat terdapat unsur-unsur pembentuk
kalimat yaitu kata, frase, dan klausa. Bahasa Indonesia memiliki struktur
kalimata subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kalimat yang melepas (induk-anak),
kalimat yang klimaks (anak-induk), dan kalimat yang berimbang (setara atau
campuran). Sedangkan, menurut fungsinya kalimat dibedakan menjadi kalimat
pernyataan (deklaratif), kalimat pertanyaan (Interogatif), kalimat perintah dan
permintaan (Imperatif), dan kalimat seruan
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri
khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna,
kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan
bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Restiani,
D.
2012.
Bahasa
Indonesia
kalimat,
(online),