Professional Documents
Culture Documents
Memahami kepribadian
manusia : mempelajari dan
memahami bagai-mana
terbentuknya suatu tingkah
laku
KARAKTEISTIK KONSELING
BEHAVIORAL :
Cermat
dan operasional dalam
merumuskan tujuan konseling
Mengahapus/menghilangkan
tingkah laku maldaptif (masalah)
untuk di-gantikan dengan
tingkah laku baru yaitu tingkah
laku adaptif yang diinginkan
klien.
Tujuan yang sifatnya umum harus
dijabarkan ke dalam perilaku yang
spesifik
o Diinginkan oleh klien
o Konselor mampu dan bersedia membantu
mencapai tujuan tersebut
o Klien dapat mencapai tujuan tersebut
o Dirumuskan secara spesifik
4. Evaluation termination
melakukan penilaian apakah kegiatan konseling
yang telah dilaksanakan mengarah dan
mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling
5. Feedback
memberikan dan menganalisis umpan balik
untuk memperbaiki dan meingkatkan proses
konseling.
TEKNIK KONSELING
Teknikkonseling behavioral
diarahkan pada penghapusan
respon yang telah dipelajari
(yang memben-tuk tingkah laku
bermasalah) terhadap
perangsang, dengan demikian
respon-respon yang baru
(sebagai tujuan konseling) akan
dapat dibentuk
Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
“kesenjangan antara
saat sekarang dan
yang akan datang”
Terjadi
pertentangan antara
keberadaan sosial dan biologis
Ketidakmampuan individu
mengintegrasikan pikiran, perasaan,
dan tingkah lakunya
Mengalamigap/kesenjangan
sekarang dan yang akan datang
menjadi pernyataan
klien mengambil peran dan tanggung jawab
klien menyadari bahwa ada hal-hal positif
dan/atau negative pada diri atau
tingkah
lakunya
Teknik-teknik Konseling Gestal
Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien
dikondisikan untuk mendialogan dua
kecenderungan yang saling bertentangan,
yaitu kecenderungan top dog dan
kecenderungan under dog, misalnya :
Proyeksi :
Memantulkan kepada orang lain perasaan-
perasaan yang dirinya sendiri tidak mau
melihat atau menerimanya
Esensi Konseling
Suatu proses hubungan untuk
membantu orang lain, yang
terbangun dalam suatu hubungan
tatap muka antara dua orang individu
(klien yang menghadapi masalah
dengan konselor yang memiliki
kualifikasi tertentu).
Bantuan diarahkan agar klien mampu :
- tumbuh kembang kearah yang dipilihnya
- memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupanhya.
Pendekatan konseling :
Sistem konseling yang dirancang dan
didesain berda-sarkan teori-teori dan
terapan-terapannya sehingga muwujud-kan
suatu struktur performansi konseling
JENIS-JENIS
PENDEKATAN KONSELING
Psikoanalisis (PA)
Eksistensial Humanistik (EH)
Behaviorisitik (Bh)
Gestalt (Gt)
Client Centered (CC)
Analisis Transaksional (AT)
Rasional Emotif (RE)
Realitas (Rt)
Trait and Factor (TF)
KONSEP DASAR
Pandangan tentang manusia
• Manusia cenderung pesimistik, deterministik, mekanistik
dan reduksionistik
3. Ketidaksadaran
- Tingkatan dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai
bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap
pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya
yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalam
ketidaksadaran.
- Tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh perasaan
dan pikiran yang tersimpan di tingkat ketidaksadaran ini.
Struktur Kepribadian
Bentuk-bentuk mekanisme
perthanan ego antara lain :
- Identifikasi
- Represi
- Proyeksi
- Fiksasi
- Regresi
Perkembangan kepribadian
individu dari sejak lahir hingga
dewasa terjadi dalam fase-fase :
1. Fase Oral
2. Fase Anal
3. Fase Phallis
4. Fase Latent
5. Fase Genital
ASUMSI TINGKAH LAKU
BERMASALAH
Tingkah
laku bermasalah disebabkan oleh
kekacauan dalam berfungsinya individu yang
bersumber pada :
Secara spesifik :
a. Membawa klien dari dorongan-dorongan yang
ditekan
(ketidaksadaran) yang mengakibatkan
kecemasan
kearah perkembangan kesadaran intelektual
b. Menghidupkan kembali masa lalu klien dengan
menembus konflik yang direpres
c. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
menghadapi situasi yang selama ini ia gagal
mengatasinya.
DESKRIPSI PROSES
KONSELING
Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati
kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-
kanak.
Aliansi :
sikap klien kepada konselor yang relatif rasional,
realistik, dan tidak neurosis (merupakan prakondisi
untuk terwujudnya keberhasilan konseling).
Tranferensi :
- pengalihan segenap pengalaman klien di masa
lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya
yang ditujukan kpd konselor
- merupakan bagian dari hubungan yang sangat
penting untuk dianalisis
- membantu klien untuk mencapai pemahaman tentang
bagaimana dirinya telah salah dalam menerima,
menginterpretasikan, dan merespon pengalamannya
pada saat ini dalam kaitannya dengan masa lalunya.
Peran utama konselor dalam konseling ini
adalah membantu klien dalam mencapai
kesadaran diri, ketulusan hati, dan hubungan
pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi
kecemasan melalui cara-cara yang realistis.
2. Interpretasi
- Prosedur dasar yang digunakan dalam
analisis mimpi, resistensi, dan transferensi
- Penjelasan makna tingkah laku yang
dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, resistensi, dan transferensi.
Rambu-rambu Interpretasi :
Interpretasi
disajikan pada saat gejala yg
diinterpretasikan berhubungan erat
dengan hal-hal yg disadari klien.
Interpretasi
dimulai dari permukaan
menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh
situasi emosional klien).
4. Analisis Transferensi
Teknik mendorong klien untuk menghi-dupkan
kembali masa lampaunya dalam konseling
Tujuan :
a. Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman
pengalaman tak sadar dan pengaruh masa lampau
terhadap kehidupan sekarang;
b. Memungkinkan klien menembus konflik masa
lampau yang diperta-hankan hingga sekarang &
menghambat perkembangan emosinya.
AnalisisResistensi
Resistensi :
- Perilaku utk mempertahankan kecemasan
- Menghambat pengungkapan pengalaman
tak
disadari
- Menghambat jalannya/proses konseling
Analisis Resistensi
teknik membantu klien agar menyadari
alasan dibalik resistensinya : bisa
menghilangkannya
KETERBATASAN PENDEKATAN
1. Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu
merendahkan martabat kemanusiaan.
Antecedent event
(A)
Belief (B)
Consequence (C)
Antecedent event (A)
Ciri-ciri iB :
- Tidak dapat dibuktikan
- Menimbulkan perasaan tidak enak
(kecemasan)
yang sebenarnya tidak perlu
- Menghalangi individu untuk berkembang
Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional :
Menghilangkan gangguan-gangguan
emosional yang merusak diri sendiri seperti
rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa,
rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu
perlu pemahaman klien tentang sistem
keyakinan atau cara-cara berpikirnya sendiri
penerimaan diri
minat sosial
pengendalian diri
toleransi terhadap pihak lain
fleksibelitas
penerimaan ketidakpastian
komitmen terhadap sesuatu di luar
dirinya
berpikir logis
keberanian mengambil risiko
menerima kenyataan.
DESKRIPSI PROSES
KONSELING
Aktif-direktif:
dalam hubungan konseling konselor lebih
aktif membantu mengarahkan klien dalam
menghadapi dan memecahkan masalahnya.
Kognitif-eksperiensial
proses konseling berfokus pada aspek
kognitif dari klien dan berintikan
pemecahan masalah yang rasional.
Emotif-ekspreriensial
proses konseling memfokuskan pada
aspek emosi klien dengan mempelajari
sumber-sumber gangguan emosional,
sekaligus membongkar akar-akar keyakinan
yang keliru yang mendasari gangguan
tersebut.
Behavioristik
proses konseling yang dikembangkan
hendaknya menyentuh dan mendorong
terjadinya perubahan tingkah laku klien.
TEKNIK KONSELING
Teknik-teknik Emotif (Afektif)
Assertive adaptive
teknik untuk melatih, mendorong,
dan membiasakan klien untuk secara
terus-menerus menyesuaikan dirinya
dengan tingkah laku yang diinginkan.
Latihan-latihan yang diberikan lebih
bersifat pendisiplinan diri klien.
- Bermain peran
teknik untuk mengekspresikan berbagai
jenis perasaan yang menekan (perasaan-
perasaan negatif) melalui suatu suasana
yang dikondisikan sedemikian rupa
sehingga klien dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri melalui
peran tertentu.
- Imitasi
teknik untuk menirukan secara terus
menerus suatu model tingkah laku
tertentu dengan maksud menghadapi
dan menghilangkan tingkah lakunya
sendiri yang negatif.
Teknik-teknik Behavioristik
Reinforcement
Menjadi
manusia seutuhnya tergantung
pada hubungannya dengan orang lain.
Asumsi pokok pendekatan konseling trait dan faktor.
• Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan
kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena
kemampuan kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka tes
obyektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik-
karatreistik individu.
3. Diagnosis
Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan
dan pola yang dapat mengarahkan kepada
permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat
klien yang relevan dan berpengaruh terhadap
proses penyesuaian diri.
Langkah Diagnosis :
a. Identifikasi Masalah
b. Menentukan sebab-sebab
c. Prognosis
4. Konseling
3) Mendengarkan
a) Memelihara pehatian penuh, terpusat pada klien
b) Mendengarkan apapun yang dikatakan klien,
mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-
katanya, perasaannya, dan perilakunya)
c) Memahami keseluruhan pesannya
2. Mengundang Pembicaraan Terbuka
Ajakan terbuka untuk berbicara memberi
kesempatan klien agar mengeksplorasi dirinya
sendiri dengan dukungan pewawancara.
Hindari
- analisis, interpretasi, atau pertimbangan nilai tentang
pesan klien
- respon konselor hanya tertuju kepada bagian kecil
dari pesan klien klien, bukan kepada tema utamanya
- pemakaian kata-kata teknis yang tidak dimengerti
klien
Refeksi perasaan
• Refleksi perasaan merupakan keterampilan
konselor untuk merespons keadaan perasaan
klien terhadap situasi yang sedang dihadapi.