Professional Documents
Culture Documents
Nidia Purwadianti
0910311015
Definisi
Kejang : manifestasi berupa pergerakan secara
mendadak dan tidak terkontrol yang disebabkan
oleh kejang involunter saraf otak.
Menurut International League Against Epilepsy
(ILAE) dan International Bureau for Epilepsy (IBE)
pada tahun 2005 epilepsi didefinisikan sebagai :
suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya
faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kejang
epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif,
psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang
diakibatkannya.
Etiologi
Patofisiologi
Dasar serangan epilepsi ialah gangguan fungsi neuronneuron otak dan transmisi pada sinaps.
Oleh berbagai faktor, diantaranya keadaan patologik,
dapat merubah atau mengganggu fungsi membran
neuron membran mudah dilampaui oleh ion Ca dan Na
dari ruangan ekstra ke intra seluler. Influks Ca
mencetuskan letupan depolarisasi membran dan lepas
muatan listrik berlebihan, tidak teratur dan terkendali
suatu serangan epilepsi.
Diagnosis : Anamnesis
Penatalaksanaan
Prisip Terapi
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. SA
: 75 tahun
: Pensiun
: 744632
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang:
Kejang sejak 10 jam sebelum masuk Rumah Sakit, terjadi
sebanyak 3x. Kejang terjadi secara tiba-tiba, dimana
kejang diawali kaku pada anggota gerak kiri selama 10
detik yang diikuti kelonjotan seluruh tubuh selama 1.5
menit. Saat kejang mata mendelik ke atas, mulut
berbuih, lidah tidak tergigit, dan pasien mengompol.
Saat kejang pasien tidak sadar dan setelah kejang pasien
sadar 10 menit kemudian, pasien tampak kebingungan
dan kelelahan.
PEMERIKSAAN FISIK
Umum
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : CMC GCS E4M6V5 = 15
Nadi/ irama : 82x/menit, nadi teraba kuat, teratur
Pernafasan : 21x/menit, torakoabdominal, teratur
Tekanan darah : 170/90 mmHg
Suhu : 36.9oC
Turgor kulit : baik
Status Internus
Kulit : Tidak ditemukan kelainan
Kelenjar getah bening
Leher : tidak teraba pembesaran KGB
Aksila : tidak teraba pembesaran KGB
Inguinal : tidak teraba pembesaran KGB
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata: Pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, RK +/+, bola
mata bergerak ke segala arah
Thorak
Paru
Inspeksi : simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi
: sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 2 jari lateral LMCS RIC V
Perkusi
: batas jantung melebar
Auskultasi : irama murni, teratur, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Perkusi
: timpani
Auskultasi: bising usus (+) N
Korpus vertebrae
Inspeksi : deformitas (-)
Palpasi : gibus (-)
Alat kelamin : tidak diperiksa
STATUS NEUROLOGIKUS
GCS E4 M6 V5 = 15
Tanda rangsangan selaput otak
Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II: (-)
Tanda Kernig
: (-)
N. V (Trigeminus) :
Membuka mulut, menggerakkan rahang,
mengunyah baik
N. VII (Fasialis) :
menggigit,
N. XI (Asesorius) :
Dapat menoleh ke kiri dan ke kanan, dapat
mengangkat bahu ke kanan dan kiri
N. XII (Hipoglosus) :
Kedudukan lidah di dalam dan dijulurkan tidak ada
deviasi, fasikulasi dan atropi tidak ada.
Kanan
Kiri
Gerakan
Aktif
Aktif
Kekuatan
555
555
Tonus
Eutonus
Eutonus
Tropi
Eutropi
Eutropi
Kanan
Kiri
Gerakan
Aktif
Aktif
Kekuatan
555
555
Tonus
Eutonus
Eutonus
Tropi
Eutropi
Eutropi
RP :
Babinsky : -/Chaddok : -/Oppenheim : -/Gordon
: -/-
Pemeriksaan Lab
Darah rutin
Hb
: 9,4 gr/dl
Leukosit
: 7400/mm3
Trombosit
: 351.000/mm3
Hematokrit : 31%
Kimia darah : Ureum
Kreatinin
: 28 mg/dl
: 1,3 mg/dl
: 128/4,1/102 mmol/L
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
: Epilepsi umum sekunder
Dianosis Topik
: Intrakranial
Diagnosis Etiologi : Simptomatik Post Trauma Kapitis
Diagnosis Sekunder : Hipertensi stage II
PENATALAKSANAAN
Umum :
Diet MB
IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
Khusus :
Fenitoin 3x100 mg (IV)
Asam folat 2x5 mg (Po)
KSR 2x600 mg (Po)
SF 1x1 (Po)
PEMERIKSAAN ANJURAN
Kimia klinik : GDP, GD2PP, kolesterol total, HDL, LDL,
trigliserida, elektrolit
EEG
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berumur 75 tahun masuk
pada tanggal 21 November 2014 di RSUP Dr.M. Djamil Padang
dengan diagnosis klinik pada saat pasien masuk adalah epilepsi
umum sekunder. Diagnosa topik yaitu Intrakranial. Diagnosis etiologi
adalah post trauma kapitis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien datang dengan
kejang sejak 10 jam sebelum masuk rumah sakit, terjadi sebanyak
3x. Kejang terjadi secara tiba-tiba, dimana kejang diawali kaku pada
anggota gerak kiri selama 10 detik yang diikuti kelonjotan seluruh
tubuh selama 1.5 menit.