You are on page 1of 5

Keutamaan Waktu

Pemateri : Pak Adi J Mustafa


alhamdulillaah, wash shalaatu was salaamu 'alaa RasulilLaahi wa aalihi
wa shahbihi wa awwalahu wa ba'du.
Allah swt berfirman pada surat al 'Ashr : "Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."
(QS. Al-'Ashr, 1-3)
Sesungguhnya manusia diberi empat macam modal oleh Allah, yaitu
fitrah, akal, Agama dan waktu. Dan modal waktu itu sesungguhnya
telah diberi oleh Allah , hanya kita tidak tahu berapa lama waktu yang
diberikan Allah, itu rahasia Allah. Kalau kita diberi modal waktu 70
tahun, maka Allah tidak akan menambahnya. Jika untung, maka
beruntunglah perjalanan waktu kita, dan jadilah kita khusnul khatimah.
Dan kalau rugi, maka rugilah perjalanan waktu kita, dan su'ul
khatimah.Permasalahannya bagaimana cara kita me-manage waktu supaya
menjadi khusnul khatimah, dan memperoleh hasanah fid dunya, hasanah
fil akhirah, waqina 'azabannar.
Waktu bisa lebih berharga dari pada uang, bahkan sekarang keuntungan
uang diperhitungkan dalam waktu. Semakin canggih sistem bisnis,
semakin diperhitungkan dari sisi waktunya. Apabila waktu yang
diberikan oleh Allah telah habis, sedetikpun tidak akan bisa
dimajukan
ataupun dimundurkan. (QS. Al-Araf, 34). Modal waktu yang telah
Allah berikan harus diperhatikan betul, apa hasil yang ingin dicapai.
di akhirat nanti ada sekelompok umat yang
menyatakan, "Rabbi law laa akhkhartani ilaa ajalin qariib
faashoddaqa wa akun minash shalihin ", "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku
dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"(QS. AlMunafiqun, 10). Penyesalan pada waktu itu adalah penyesalan yang
percuma,
karena sudah di Yaumul Mahsyar. Demikian pentingnya waktu, dan waktu
itu tak lain adalah nasib kita sendiri. Maka Allah bersumpah, "Wal
'Asr", demi waktu. Allah juga bersumpah
tentang waktu dengan sebutan, "Wad duha, Wal layli, Wal fajri". Ini
menunjukkan betapa
pentingnya persoalan waktu.Demi waktu, sesungguhnya semua manusia,

akan merugi dalam hal memanfaatkan waktu. Terkadang memang orang-orang


kafir lebih bagus dalam me-manage waktu, sehingga dia beruntung.
Tetapi beruntungnya hanya di dunia. Sebaliknya sekalipun
dia seorang muslim, jika tidak pandai me-manage waktu, di dunia dia
akan rugi, apalagi di akhirat nanti. Kalau orang kafir di akhirat
rugi, mungkin di dunia dia beruntung, karena disiplin waktunya luar
biasa. pengecualian dari kerugian adalah: "illallaziina aamanu wa
'amilus shalihati wa tawa saubil haqqi wa tawa subis sabri ",
orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan landasan iman, kemudian
menghabiskan waktu dengan amal-amal yang shalih, dan orang-orang yang
menghabiskan waktunya dengan saling memberikan nasehat dan kebenaran.
Tidak bosan-bosannya dia menyampaikan kebenaran, dan di dalam
menyampaikannya ada resiko, "watawa saubis sabri", dia harus bersabar.
Waktu adalah kehidupan kita sendiri. Menyia-nyiakan waktu sama dengan
membunuh diri secara perlahan. Bukankah kita ini hanyalah terdiri atas
himpunan waktu. Bila waktunya habis, kita akan mati. Hasan Al Basri
pernah mengatakan, ''Anda hanyalah himpunan hari-hari yang
terbilang ". Bila sebagian hari telah pergi, maka ia akan lenyap
semuanya.''Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi
dalam kitab Sahih al Jami', Rasulullah SAW bersabda, "La tazula
qaduma 'abdin hatta yus al 'an arba'in , "Belum lagi telapak manusia
yang mengantarkan kita di kuburan, saat dibaringkan dalam liang lahat,
berangkat pulang, kita sudah ditanya 4 hal oleh Allah, salah satu
diantaranya adalah UMUR. Umur yang diberikan Allah, kemana
dihabiskan, kita dimintai pertanggungjawaban, tidak dibiarkan begitu
saja oleh Allah.
Dalam sebuah Hadits dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, Rasulullah bersabda, bahwa dalam hidup ini sesungguhnya ada
dua nikmat yang sangat didambakan oleh manusia, tapi sering membuat
lalai...
Pertama : Nikmat Sehat
Sekalipun mempunyai harta berlimpah, tetapi kalau sedang sakit akan
merasa tidak enak.
Disamping itu justru dengan sehat itu kita bisa menambah nikmat Allah,
yakni bisa mencari nafkah dan menikmati hidup.
Kedua : Nikmat Waktu Senggang
Walau kita harus me-manage waktu, tapi lebih penting lagi adalah memanage waktu senggang. Yang dimaksud waktu senggang adalah celah-celah
waktu diantara dua kesibukan. Misalnya, dalam Al Qur'an dikatakan,
"Waja'alnal layla libasa, wan nahara ma'asa", "Kami jadikan
waktu malam itu untuk kalian istirahat, dan kami jadikan waktu siang
untuk kalian mencari

penghidupan (QS. An-Naba, 10-11). Secara sunah, memang tidak sehat


kalau malam hari digunakan mencari rizki ada waktu-waktu malam dimana
kit amemiliki waktu senggang selaras dengan ini ada taujih dari
Rasulullahi saw : Jagalah waktu muda sebelum datang masa tua. Jagalah
kesehatan sebelum datang sakit. Peliharalah waktu, atur waktu dengan
baik ketika
memiliki kekayaan sebelum datang fakir. Aturlah waktu senggang sebelum
datang waktu sibuk, dan jagalah waktu hidupmu, di manage-lah dengan
baik, sebelum datang kematian (HR. Hakim)Agar kita tidak celaka saat
dihisab, kita harus membagi waktu sesuai arahan Rasulullah SAW.
Dalam bab Al Muraqabah dan Al Muhasabah kitab Kanzul Umal disebutkan,
''Orang yang berakal hendaknya membagi waktunya menjadi empat : Waktu
untuk bermunajat kepada Rabb-nya, waktu untuk melakukan muhasabah
(introspeksi), waktu untuk merenungi ciptaan Allah SWT, serta waktu
untuk keperluan makan dan minum.
Berdasar hadis tersebut, setiap Muslim yang ingin menyiapkan diri
menghadapi hisab, wajib membagi waktunya dalam empat hal.
Pertama , waktu untuk bermunajat. Saat munajat, kita harus senantiasa
meneliti kembali apakah yang kita lakukan ikhlas karena Allah SWT atau
tidak.
Kedua , waktu untuk muhasabah. Setiap selesai berbuat sesuatu atau
minimal saat menjelang tidur, sebaiknya kita melakukan muhasabah.
Apakah kita sudah melaksanakan semua kewajiban? Apakah pelaksanaan
kewajiban itu sudah sempurna sesuai syarat dan rukunnya? Apakah semua
pekerjaan dan amal ibadah kita dilakukan dengan ikhlas?
Ketiga , waktu untuk merenungi semua ciptaan Allah SWT. Renungan ini
sangat diperlukan untuk meningkatkan keimanan kita. Dengan memikirkan
dan merenungi diri dan semua ciptaan Allah SWT, kita akan lebih
mengetahui kekuasaan Allah SWT dan keagungan-Nya.termasuk pada bagian
ketiga ini adalah ketekunan kita menggali ilmu pengetahuan
Keempat , waktu untuk memenuhi kebutuhan duniawi seperti untuk mencari
nafkah, makan, minum, dan mengurusi keluarga. Kita adalah makhluk yang
terdiri atas unsur materi dan rohani dengan komposisi yang seimbang.
Unsur rohani memerlukan makanan dari apa yang diturunkan Allah SWT
berupa agama-Nya. Sedangkan unsur materi berasal dari tanah, air, juga
udara, maka ia memerlukan makanan dan minuman yang semuanya berasal
dari saripati tanah. Ekstrapolasi point keempat ini adalah pada kerja
besar umat Islam dalam membangun peradaban yang diridhi Allah. Muslim
yang hakiki hendaknya membagi waktunya secara proporsional untuk empat
hal tersebut agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Kita tidak
boleh tenggelam dalam ibadah mahdhah saja dengan mengesampingkan yang
lainnya.

Demikianlah akhwat filLaahi, beberapa renungan tentang al-waqt.


Sekedar penutup, banyak sekali pekerjaan2 umat Islam saat ini baik
dalam skala individu, keluarga, masyarakat dan di panggung peradaban
dunia. Semoga kita pandai me-manage waktu kita, menunaikan semua hak
waktu yang ada pada diri kita. Saya akhiri pengantar diskusinya...wa
Allahu a'lamu bish shawwab.
---------------Beberapa pertanyaan dari peserta kajian :
1. Kenapa ya saat ini banyak akhwat yg seharusnya sudah sangat
mengerti ttg konsep waktu tapi malah menggunakannya untuk suatu hal
dengan berlebihan, misal. nonton bola tengah. Padahal kan bisa dipake
untuk qiyamul lail. Atau begadang hanya untuk chatting.
Jawab :
Terima kasih buat pertanyaanya. ada beberapa point yang bisa membantu
kita mengurangi pemanfaatan waktu pada hal-hal yang kurang bermanfaat.
1. memahami makna waktu seperti tadi sudah kita bahas. Kalau boleh
saya cerita....di jepang ini sering terjadi gempa. Kadang saya sedang
di lab (lantai 8) tiba-tiba gempa datang. Saat-saat seperti itu
langsung membuat saya mengingat kematian. Yang pasti saat ajal itu
misteri (ghaib)
buat kita kan? Nah coba bayangkan kalau kita dikunjungi malaikat
Izrail pas lagi teriak2 nonton bola.
2. kita punya target2 dalam hidup. Ada target studi, target di
keluarga, target pekerjaan dlla. Bahkan bagus kalau ada target2
pribadi misalnya target hafalan quran, target membaca buku2 tertentu
dll. Insya Allah kalau ada target2 dan kita bermujahadah (disiplin)
dalam mengejarnya akan terminimalisir kita menyia2kan waktu.
3. seiring target ada scheduling kegiatan harian, pekanan, bulanan dan
bahkan tahunan dan tentu saja tsabat (teguh) dalam memenuhi schedule
itu

2. Pak, gimana caranya merubah pola hidup yg udah menahun. Krn


rutinitas berakhir pd jam 11 malam dan baru bisa tidur jam 12 stlh itu
sulit sekali untuk bangun pagi. Bahkan sering subuh di akhir waktu.
Jawab :
Tadi kan dibacakan ayat2 dari surat an Nabaadijm2001: fitrahnya, siang
adalah waktu buat

maisyah (mencari kehidupan) dan malam "libasan", berselimut... artinya


beristirahat waktu malam juga diisyaratkan Quran, waktu paling bagus
untuk bermunajat (al Muzammil).
Jadi buat penanya, dan buat kita semua termasuk saya, sebaiknya memang
diatur agar waktu kerja jangan menyita sebagian besar waktu malam kita
sayang juga kalau waktu2 sepertiga malam kita enggak bisa bermunajat
kepadaNya, padahal itu adalah waktu2 paling mustajab kalau kita
berdoa. Saya juga masih mesti belajar ttg tidur berkualitas. Paling
tidak kita ikuti tuntunan sunnah. Sebelum tidur diawali dengan dzikr
yang khusyu' (membaca doa). Yang dimaksud dzikir itu bacaan2 doa yang
ma'tsuur dari Nabi saw. Baca tasbih, tahmid dan takbir 33xbaca doa
sebelum tidur ... ada belakangnya, astagfirullahal azhiim alladzii laa
ilaaha illaa anta, astagfiruka wa atuubu ilaikaini kalau dibaca 3x
dengan penuh keyakinan akan menjadi wasilah kita masuk surgajadi
intinya saat mau tidur hati dan jiwa kita tenang. Insya Allah tidurnya
berkualitas.
Mengenai pembagian waktu malam, ada yang membagi jadi tigasepertiga
buat keluarga, sepertiga buat tidur, seperti buat munajat kepada
Allahinsya Allah seiring menguatnya ruhiyyah kita akan makin sedikit
waktu tidur seiring usia juga begitu, kalau usianya berkah...

You might also like