Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Keramik
megalami fraktur. Dua puluh tahun yang lalu keramik untuk slip-casting, heat-pressing,
dan machining dikembangkan secara bersamaan. Material-material baru untuk semua
restorasi keramik diperkenalkan setiap tahun dan memperlihatkan peningkatan
popularitas keramik dalam bidang kedokteran gigi.
KOMPOSISI
Kualitas keramik tergantung dari pilihan bahan-bahannya, proporsi yang tepat
dari masing-masing bahan, dan kontrol pada prosedur pembakaran. Hanya bahan-bahan
yang paling murni yang digunakan pada pembuatan dental porcelain karena persyaratan
yang ketat untuk warna, toughess tanpa brittleness, insolubility dan translucensy, sebaik
karakteristik dari strength dan ekspansi termal.
Porselen gigi konvesional adalah keramik vitreous (seperti kaca) yang berbasis
pada anyaman silica (SiO2) dan feldspar potas (K2O.Al2O.6SiO2) atau soda feldspar
(Na2O.Al2O3.6SiO2) atau keduanya. Pigmen, bahan opak, dan kaca ditambahkan untuk
mengontrol temperatur penggabungan, temperatur sintering, koefisien kontraksi termal,
dan solubility. Feldspar yang digunakan pada porselen gigi relatif murni dan tidak
berwarna. Maka harus ditambahkan pigmen untuk mendapatkan corak dari gigi asli atau
warna dari bahan restorasi sewarna gigi yang sesuai dengan gigi-gigi sebelahnya.
Silika (SiO2) terdapat dalam 4 bentuk: crystalline quartz , crystalline cristobalite,
crystalline tridymite, dan non-crystalline fused silica. Fused silica adalah bahan yang
titik leleh tingginya disebabkan oleh anyaman tiga dimensi dari ikatan kovalen antara
tetrahedra silika, yang merupakan unit struktural dasar dari anyaman kaca. Fluxes (lowfusin glasses) seringkali ditambahkan untuk menurunkan temperatur, yang diperlukan
untuk proses sintering dari partikel bubuk porselen pada temperatur yang cukup rendah
sehingga alloy yang dibakar tidak meleleh dan tidak terbentuk sustain sag (flexural
creep).
Feldspathic porcelains
Feldspar potasium dan natrium adalah mineral alami yang terdiri dari potas
(K2O), soda (Na2O), alumina (Al2O3), dan silika (SiO2). Feldspar banyak digunakan
dalam berbagai pembuatan dental porcelain untuk metal-cerramic crowns dan berbagai
kaca dan keramik dental lainnya. Jika feldspar potasium dicampur dengan berbagai
oksida logam lainnya dan dibakar pada temperatur tinggi, akan terbentuk leucite dan fase
kaca yang akan melunak dan sedikit mengalir. Pelunakan selama pembakaran ini
memungkinkan partikel-partikel bubuk porselen saling bergabung. Pada porselen gigi,
proses ini disebut liquid-phase sintering, merupakan proses yang dikontrol oleh difusi
antar partikel-partikel pada temperatur yang cukup tinggi untuk membentuk massa padat
dan solid.
Feldspathic porcelains mengandung beragam komponen oksida, termasuk
SiO2(52-62wt%), Al2O3 (11-16wt%), K2O (9-11wt%), Na2O (5-7wt%), dan beberapa
bahan tambahan seperti Li2O dan B2O3. Keramik ini disebut porselen karena
mengandung matrix kaca dan satu atau lebih fase kristal.
Other Additives
Oksida logam lain dapat ditambahkan, seperti pada tabel 21-1. Boric oxide (B2O3)
dapat bersifat sebagai modifier kaca, yaitu dengan menurunkan visikositasnya,
menurunkan temperatur pelunakan dan membentuk anyaman kaca. Alumina tidak dapat
dianggap sebagai pembentuk kaca yang sebenarnya bila berdiri sendiri, karena dimensi
ion dan rasio oksigen/aluminum. Namun dapat berperan pada anyaman kaca untuk
mengubah titik pelunakan dan viskositas.
Oksida pigmentasi ditambahkan untuk mendapatkans berbagai warna yang
diperlukan untuk mendekati warna gigi. Contoh: oksida besi/nikel (coklat), oksida
tembaga (hijau), oksida titanium (coklat kekuningan), oksida mangan (lavender), oksida
kobalt (biru). Opasitas diperoleh dengan menambah oksida cerium, oksida zirconium,
oksida titanium, atau oksida timah.
DAFTAR PUSTAKA
Craig, Robert G dan John M. Powers. 2002. Restorative Dental Material. Edisi 11. USA:
Mosby.
Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips Science of Dental Material. W. B. Saunders
Company: United States of America.