You are on page 1of 4

PORSELEN KEDOKTERAN GIGI

PENDAHULUAN
Keramik

: senyawa anorganik dengan sifat nonlogam, terdiri dari elemen


logam (atau semilogam) dan nonlogam (contoh: Al2O3, CaO,
Si3N4).
Keramik dental
: senyawa anorganik dengan sifat nonlogam terdiri dari oksigen
dan satu atau lebih elemen logam atau semilogam (contoh:
aluminium, kalsium, lithium, magnesium, potassium, silicon,
sodium, timah, titanium, dan zirconium) yang diformulasi untuk
menghasilkan seluruh atau sebagian protesa berbasis keramik
Feldspathic porselen : keramik yang terdiri atas fase matrix kaca dan satu atau lebih fase
kristal. (seperti leucite, K2O.Al2O.4SiO2)
Istilah keramik mengacu pada produk apapun yang terbuat dari material anorganik
nonlogam yang biasanya diproses menggunakan api pada suhu tinggi untuk
menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan. Istilah porselain yang lebih sempit mengacu
pada rentang komposisi yang spesifik dari material keramik yang dibuat dengan
pencampuran kaolin, quartz dan feldspar dan memanaskannya dengan suhu api yang
tinggi. Dental keramik untuk restorasi keramik-logam termasuk rentang komposisinya
biasanya dimaksudkan sebagai dental porselains.
Latar Belakang Sejarah
Detal keramik pertama kali digunakan di kedokteran gigi pada akhir tahun 1700an. Porcelain jacket crown dikembangkan pada awal tahun 1900-an. Porcelain jacket
crowns terdiri dari feldspathic atau porselain alumunium yang dibakar di atas platinum
foil yang tipis dan dapat dianggap sebagai awal mula semua mahkota keramik. Meskipun
demikian, karena kekuatannya yang rendah, porcelain jacket crowns hanya digunakan
untuk gigi anterior. Kesesuaian ekspansi termal (dan kontraksi) yang rendah antara
framework alloys dan vennering ceramics, yang sering kali menyebabkan kegagalan dan
fraktur ketika didinginkan, mendorong pengembangan leucite yang mengandung
porselain feldspathic pada tahun 1960-an. Masalah teratasi dengan mencampurkan
sejumlah high-expantion leucite yang terkontol dengan feldspar glass pada tahap
manufacturing. Hal ini menyebabkan penyesuaian koefisien ekspansi termal feldspathic
porcelain menjadi lebih spesifik. Penemuan ini mendorong perkembangan logam
keramik dan membuat ceramic materials dapat diveneer pada metal framework. Selama
pendinginan, kontraksi termal metal framework sedikit lebih tinggi daripada veneering
ceramic, oleh sebab itu menyebabkan permukaan internal keramik mengalami
penekanan. Karena keramik lebih kuat menahan compression daripada tension, sehingga
keramik lebih tahan pecah.
Akhir abad ke 20 mulai diperkenalkan beberapa sistem yang inovatif dalam
pembuatan seluruh resotrasi kedokteran gigi yang terbuat dari keramik. Yang pertama
adalah sistem castable glass-ceramic dimana restorasi dicetak menggunakan teknik lostwax dan kemudian dipanaskan untuk mengubahnya menjadi glass ceramic. Sistem
castable ini kemudian tidak lagi digunakan karena prosesnya yang sulit dan mudah

megalami fraktur. Dua puluh tahun yang lalu keramik untuk slip-casting, heat-pressing,
dan machining dikembangkan secara bersamaan. Material-material baru untuk semua
restorasi keramik diperkenalkan setiap tahun dan memperlihatkan peningkatan
popularitas keramik dalam bidang kedokteran gigi.
KOMPOSISI
Kualitas keramik tergantung dari pilihan bahan-bahannya, proporsi yang tepat
dari masing-masing bahan, dan kontrol pada prosedur pembakaran. Hanya bahan-bahan
yang paling murni yang digunakan pada pembuatan dental porcelain karena persyaratan
yang ketat untuk warna, toughess tanpa brittleness, insolubility dan translucensy, sebaik
karakteristik dari strength dan ekspansi termal.
Porselen gigi konvesional adalah keramik vitreous (seperti kaca) yang berbasis
pada anyaman silica (SiO2) dan feldspar potas (K2O.Al2O.6SiO2) atau soda feldspar
(Na2O.Al2O3.6SiO2) atau keduanya. Pigmen, bahan opak, dan kaca ditambahkan untuk
mengontrol temperatur penggabungan, temperatur sintering, koefisien kontraksi termal,
dan solubility. Feldspar yang digunakan pada porselen gigi relatif murni dan tidak
berwarna. Maka harus ditambahkan pigmen untuk mendapatkan corak dari gigi asli atau
warna dari bahan restorasi sewarna gigi yang sesuai dengan gigi-gigi sebelahnya.
Silika (SiO2) terdapat dalam 4 bentuk: crystalline quartz , crystalline cristobalite,
crystalline tridymite, dan non-crystalline fused silica. Fused silica adalah bahan yang
titik leleh tingginya disebabkan oleh anyaman tiga dimensi dari ikatan kovalen antara
tetrahedra silika, yang merupakan unit struktural dasar dari anyaman kaca. Fluxes (lowfusin glasses) seringkali ditambahkan untuk menurunkan temperatur, yang diperlukan
untuk proses sintering dari partikel bubuk porselen pada temperatur yang cukup rendah
sehingga alloy yang dibakar tidak meleleh dan tidak terbentuk sustain sag (flexural
creep).
Feldspathic porcelains
Feldspar potasium dan natrium adalah mineral alami yang terdiri dari potas
(K2O), soda (Na2O), alumina (Al2O3), dan silika (SiO2). Feldspar banyak digunakan
dalam berbagai pembuatan dental porcelain untuk metal-cerramic crowns dan berbagai
kaca dan keramik dental lainnya. Jika feldspar potasium dicampur dengan berbagai
oksida logam lainnya dan dibakar pada temperatur tinggi, akan terbentuk leucite dan fase
kaca yang akan melunak dan sedikit mengalir. Pelunakan selama pembakaran ini
memungkinkan partikel-partikel bubuk porselen saling bergabung. Pada porselen gigi,
proses ini disebut liquid-phase sintering, merupakan proses yang dikontrol oleh difusi
antar partikel-partikel pada temperatur yang cukup tinggi untuk membentuk massa padat
dan solid.
Feldspathic porcelains mengandung beragam komponen oksida, termasuk
SiO2(52-62wt%), Al2O3 (11-16wt%), K2O (9-11wt%), Na2O (5-7wt%), dan beberapa
bahan tambahan seperti Li2O dan B2O3. Keramik ini disebut porselen karena
mengandung matrix kaca dan satu atau lebih fase kristal.

Other Additives
Oksida logam lain dapat ditambahkan, seperti pada tabel 21-1. Boric oxide (B2O3)
dapat bersifat sebagai modifier kaca, yaitu dengan menurunkan visikositasnya,
menurunkan temperatur pelunakan dan membentuk anyaman kaca. Alumina tidak dapat
dianggap sebagai pembentuk kaca yang sebenarnya bila berdiri sendiri, karena dimensi
ion dan rasio oksigen/aluminum. Namun dapat berperan pada anyaman kaca untuk
mengubah titik pelunakan dan viskositas.
Oksida pigmentasi ditambahkan untuk mendapatkans berbagai warna yang
diperlukan untuk mendekati warna gigi. Contoh: oksida besi/nikel (coklat), oksida
tembaga (hijau), oksida titanium (coklat kekuningan), oksida mangan (lavender), oksida
kobalt (biru). Opasitas diperoleh dengan menambah oksida cerium, oksida zirconium,
oksida titanium, atau oksida timah.

DAFTAR PUSTAKA

Craig, Robert G dan John M. Powers. 2002. Restorative Dental Material. Edisi 11. USA:
Mosby.
Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips Science of Dental Material. W. B. Saunders
Company: United States of America.

You might also like