Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Noke Kesaulya
07/260068/PPA/2307
Metode resistivitas
Pengukuran di Laboratorium
Resistivitas atau tahanan jenis dapat ditentukkan menggunakan
hukum ohm I = A V / L, yang berlaku untuk arus listrik I
yang melewati bahan berbentuk silinder dengan luas
penampang A dan panjang L dan diberi beda tegangan V
antara ujung-ujungnya.
I,V,A dan L dapat diukur secara langsung dengan
menggunakan amperemeter, voltmeter, jangka sorong dan
alat pengukur panjang.
Pengukuran di Lapangan
Metode Pengukuran
Resistivitas batuan (di lapangan) dapat diukur secara tidak
langsung dengan memasukkan (dan juga mengukurnya) arus
listrik kedalam tanah melalui 2 titik (elektroda) dipermukaan
tanah dan mengukur beda potensial antara 2 titik yang lain
dipermukaan ( Gambar 1 ).
Konfigurasi Elektroda
Untuk tujuan tertentu, elektroda-elektroda arus dan
tegangan dipasang menurut konfigurasi tertentu.
Konfigurasi yang paling umum adalah :
Konfigurasi Wenner
Jarak AM, MN, NB adalah sama dan biasanya dinamakan a.
Konfigurasi Schlumberger
Jarak AO = BO = s, MO = NO = b, Eksentrisitas b/s < 1/3.
Titik O adalah pusat konfigurasi.
Konfigurasi Dipol-dipol
Jarak AB = MN = a, BM = na
Konfigurasi Wenner
Jarak MN pada konfigurasi Wenner selalu sepertiga (1/3) dari jarak AB.
Bila jarak AB diperlebar, maka jarak MN juga harus diubah sehingga
jarak MN tetap sepertiga jarak AB.
I AV / L
V V1 V 2
Gambar 2. Arus listrik merata dan sejajar dalam sebuah
silinder oleh beda potensial antara kedua ujungnya.
I AV / L
dengan
1/
(1)
A dV
I
dr
(2)
4r 2 dV
I
dr
Tanda negatif menunjukkan bahwa arus mengalir dari tempat
berpotensial tinggi ke rendah.
(3)
A dV
I
dr
(4)
2 2 dV
I r
dr
atau
Idr
dV
2r 2
(5)
I
I
V dV
d
2
2r
2
0
r
(6)
VM
1 1
r1 r2
(7)
Tanda negatif pada persamaan (7) disebabkan oleh arus yang harus
berlawanan pada elektroda arus ganda.
Potensial di titik N adalah :
I
VN
2
1 1
r3 r4
(8)
I
V VM V N
2
1 1 1 1
r1 r2 r3 r4
(9)
I
V
2
sehingga :
1 1 1 1
I
2a
a 2a 2a a
V
2a
(10)
(11)
I
V
2
1
1 1
1
s b s b s b s b
I 4b
2
2
2
(12)
Sehingga :
2 Ib
V
s 2
(13)
s 2 V
2b
(14)
s 2
Faktor geometri untuk konfigurasi Schlumberger adalah : K
2b
Konfigurasi Dipole
Konfigurasi Dipole pada prinsipnya menggunakan 4 buah
elektroda yaitu pasangan elektroda arus (AB) yang disebut Current
Dipole dan pasangan elektroda potensial (MN) yang disebut
Potential Dipole. Pada konfigurasi Dipole elektroda arus dan
elektroda potensial bisa terletak tidak segaris dan tidak simetris.
Untuk menambah kedalaman penetrasi maka jarak antara
Current Dipole dan Potential Dipole diperpanjang, sedangkan
jarak elektroda arus dan jarak elektroda tegangan tetap. Dan ini
merupakan keunggulan konfigurasi Dipole dibandingkan konfigurasi
Schlumberger maupun Wenner, karena tanpa memperpanjang kabel
bisa mendeteksi batuan yang lebih dalam. Dalam hal ini diperlukan
alat pengukur tegangan yang high impedance dan high accuracy.
Faktor Geometrinya :
K n n 1 n 2 a
K 2a
2
2
b
Sclumberger : K
2b
2
s
atau
(bila s >> b)
K
2b
Dipole-dipole :
K n n 1 n 2 a
Pole-dipole :
K 2n n 1a
Pole-pole :
K 2a