You are on page 1of 189

RANCANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR

TAHUN 2010

TENTANG

TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK RENCANA TATA RUANG


WILAYAH

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL


(BAKOSURTANAL)

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN I iv
DAFTAR LAMPIRAN II iv
DAFTAR LAMPIRAN III iv
BAB I KETENTUAN UMUM 1
BAB II TUJUAN DAN LINGKUP 3
BAB III KETELITIAN PETA LUARAN 4
Bagian Pertama Umum 4
Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) 4
Paragraf 1 Umum 4
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional 5
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional 6
Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional 6
Bagian Ketiga Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi ..7
Paragraf 1 Umum 7
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi 8
Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi 9
Bagian Keempat Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten 10
Paragraf 1 Umum 10
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten10
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten 12
Paragraf 4 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten 13
Bagian Kelima Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota 13
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota 14
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota15
Paragraf 4 Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota 16
Bagian Keenam Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
Pulau/Kepulauan17
Bagian Ketujuh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional17
Bagian Kedelapan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi18
Bagian Kesembilan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan18
Bagian Kesepuluh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Perdesaan 19

ii

Bagian Kesebelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan


Strategis Kabupaten 19
Bagian Ketigabelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten 20
Bagian Keempatbelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang
Wilayah Kota20
BAB IV KETELITIAN PETA MASUKAN21
Bagian Pertama Umum21
Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Dasar 22
Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Tematik 24
BAB V METODE PROSES SPASIAL26
BAB VI PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL29
BAB VII PENGADAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS 30
BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT 31
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN 31
BAB X KETENTUAN PENUTUP 31

iii

DAFTAR LAMPIRAN I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,
Simbol,

Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi

dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan

Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,
Kode Unsur,

Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur
Unsur-unsur

Sistem Perkotaan
Sistem Jaringan Transportasi
Sistem Jaringan Energi
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis
Prasarana Lainnya

DAFTAR LAMPIRAN II
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Simbol
Simbol
Simbol
Simbol
Simbol
Simbol

Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan

Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau

Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi

Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur

Hidrologi
Permukiman
Transportasi
Batas Administrasi
Relief
Nama Rupabumi

DAFTAR LAMPIRAN III


1. Simbol
2. Simbol
3. Simbol
4. Simbol
5. Simbol
6. Simbol
7. Simbol
8. Simbol
9. Simbol
10. Simbol
11. Simbol

Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan
Dan

Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau
Atau

Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi
Notasi

Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur
Unsur-Unsur

Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta

Penggunaan Lahan
Kemiringan Lereng
Geologi
Geomorfologi
Fisiografi
Curah Hujan
Penutup Lahan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Dasar
Rawan Bencana
Potensi Wilayah baik Darat maupun Laut
Pertahanan dan Keamanan

iv

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR ..... TAHUN .......
TENTANG
TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA
RENCANA TATA RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan
manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang
digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.

2.

Ketelitian peta adalah ketepatan, kerincian dan kelengkapan data dan atau
informasi georeferensi dan tematik, sehingga merupakan penggabungan dari
sistem referensi geometri, skala, akurasi, atau kerincian basis data, format
penyimpanan secara digital termasuk kode unsur, penyajian kartografis
mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi, dan kelengkapan muatan peta.

3.

Sistem referensi geometri adalah suatu sistem pemetaan tertentu yang


dimaksudkan agar berbagai macam peta masukan dan peta luaran dapat
diintegrasikan atau dipadukan satu sama lain.

4.

Skala adalah perbandingan jarak dalam suatu peta dengan jarak yang sama
di muka bumi.

5.

Skala minimal adalah skala peta dasar terkecil yang boleh digunakan dalam
proses perencanaan tata ruang.
1

6.

Akurasi adalah ukuran kedekatan suatu informasi yang dipetakan dengan


nilai sesungguhnya.

7.

Kerincian basis data adalah tingkat kedetilan unsur-unsur alam dan buatan
manusia yang ditampung dalam suatu sistem penyimpanan data dan
informasi atau dikenal sebagai basis data. Semakin detil suatu basis data
semakin banyak unsur-unsur yang ditampung.

8.

Format penyimpanan secara digital adalah cara komputer menyimpan data


dan informasi spasial kedalam daftar unsur yang diberi kode penomoran unik.

9.

Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup
lokasi, letak dan posisinya.

10. Geospasial adalah sifat keruangan yang menunjukkan posisi atau lokasi
suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas
permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.

11. Data Geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,
dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di
bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.

12. Informasi Geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan,
pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan keruangan.

13. Penyajian kartografis adalah cara menggambarkan data geospasial dan


informasi geospasial pada media cetak maupun dalam media elektronik
berikut penjelasan tentang legenda dan riwayat peta, sehingga dapat dibaca
dengan jelas, tanpa memberikan arti ganda.

14. Kelengkapan muatan peta adalah tingkat kedetilan unsur yang dipetakan
yang disesuaikan dengan ketelitian geometri atau skala.

15. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.

16. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.


17. Peta dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan atau buatan
manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang
datar dengan skala, penomoran, proyeksi dan georeferensi tertentu.

18. Peta tematik adalah peta yang menggambarkan tema tertentu yang digunakan
untuk pembuatan peta rencana tata ruang.

19. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
pada aspek administratif dan atau fungsional.

20. Geodatabase adalah basis data geospasial yang digunakan untuk mengelola
data geospasial dalam perencanaaan tata ruang.
2

21. Template adalah cetakan digital sehingga data yang telah dikode dalam suatu
kode unsur tertentu dapat secara otomatis ditampilkan sesuai spesifikasi
simbolisasi tertentu.

22. Badan adalah Instansi Pemerintah yang diberi tugas dan wewenang di bidang
survei dan pemetaan.

23. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang diberi tugas di bidang
survei dan pemetaan.

24. Instansi yang mengadakan peta tematik adalah instansi baik di tingkat pusat
maupun daerah, yang tugas dan fungsinya mengadakan peta tematik.

25. Metadata adalah informasi singkat atas data geospasial yang berisi minimal
identifikasi, kualitas, organisasi, acuan, entitas, distribusi, sitasi, waktu, dan
acuan data.

26. Delineasi adalah cara menggambarkan batas unsur alam, unsur buatan
manusia dan/atau tema tertentu dalam bentuk garis.

27. Penyelenggara penataan ruang adalah Pemerintah Pusat dan pemerintah


daerah.

28. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

29. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

BAB II
TUJUAN DAN LINGKUP

Pasal 2
Pengaturan tingkat ketelitian peta rencana tata ruang dimaksudkan untuk
mewujudkan kesatuan sistem peta rencana tata ruang yang akurat.

Pasal 3
Ketelitian peta rencana tata ruang meliputi:
a. ketelitian peta luaran;
b. ketelitian peta masukan;
c. metode proses spasial; dan
d. pengelolaan data geospasial dan informasi geospasial untuk mencapai tingkat
ketelitian sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c.

BAB III
KETELITIAN PETA LUARAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 4
(1) Peta luaran merupakan peta hasil proses perencanaan tata ruang yang
mengolah berbagai data dari peta masukan dengan suatu metode proses
tertentu.
(2) Peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri dari:
a. peta rencana umum tata ruang; dan
b. peta rencana rinci tata ruang.
Pasal 5
Peta rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a terdiri dari:
a. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);
b. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW-Prov);
c. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW-Kab); dan
d. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW-Kota).

Pasal 6
Peta rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri
dari:
a. peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan (RTR-P/K);
b. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR-KSN);
c. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (RTR-KSProv);
d. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTR-Perkotaan);
e. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan (RTR-Perdesaan);
f. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (RTR-KSKab);
g. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota (RTR-KSKota);
h. peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten (RDTR-Kab); dan
i. peta Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR-Kota).

Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Paragraf 1
Umum

Pasal 7
Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a digambarkan pada
peta dasar skala minimal 1:1.000.000 yang mencakup Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pasal 8
Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi:
a. peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional;
b. peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional; dan
c. peta Sebaran Kawasan Strategis Nasional.

Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Pasal 9
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf a memuat:
a. sistem perkotaan nasional;
b. sistem jaringan transportasi nasional;
c. sistem jaringan energi nasional;
d. sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan
e. sistem jaringan sumberdaya air nasional.
(2) Sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan transportasi nasional harus
digambarkan pada satu cakupan peta wilayah nasional secara utuh.
(3) Sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional dan
sistem jaringan sumberdaya air nasional digambarkan pada satu cakupan peta
wilayah nasional dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 10
(1) Sistem perkotaan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a terdiri
dari:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN);
b. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN);
c. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); dan
d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
(2) Sistem jaringan transportasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat;
b. jaringan transportasi laut; dan
c. jaringan transportasi udara.
(3) Sistem jaringan energi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c
terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. jaringan listrik; dan
c. pembangkit tenaga listrik.

(4) Sistem jaringan telekomunikasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9


huruf d dapat berupa:
a. jaringan terestrial; dan
b. jaringan satelit berupa satelit komunikasi dan stasiun bumi.

(5) Sistem jaringan sumber daya air nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 huruf e terdiri dari:
a. jaringan sungai;
b. sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai;
c. cekungan air tanah;
d. bendungan besar; dan
e. kanal besar.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Pasal 11
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf b terdiri dari:
a. kawasan lindung; dan
b. kawasan budidaya.
Pasal 12
(1) Kawasan lindung nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a
terdiri dari:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi; dan
f. kawasan lindung lainnya.
(2) Kawasan budidaya bernilai strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 huruf b terdiri dari:
a. kawasan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan perkebunan;
d. kawasan pertanian pangan;
e. kawasan perikanan;
f. kawasan pertambangan;
g. kawasan industri;
h. kawasan pariwisata;
i. kawasan permukiman; dan
j. kawasan peruntukan lainnya.
(3) Dalam hal kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk delineasi karena
terlalu kecil penggambarannya disajikan dalam bentuk simbol.

Paragraf 4
Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional

Pasal 13
Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah nasional secara utuh.

Pasal 14
Kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c terdiri
dari:
a. kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan;
b. kawasan strategis dari sudut pertumbuhan ekonomi;
c. kawasan strategis dari sudut sosial dan budaya;
d. kawasan strategis dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi; dan
e. kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Bagian Ketiga
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Paragraf 1
Umum
Pasal 15
(1) Peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b digambarkan
pada peta dasar dengan skala minimal 1: 250.000.
(2) Peta RTRW-Prov mencakup wilayah daratan dan perairan provinsi sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Untuk provinsi yang memiliki wilayah pesisir dan laut dapat dilengkapi dengan
data batimetri.
(4) Peta RTRW-Prov disusun setelah melalui proses koordinasi dengan provinsi
yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan penggambaran wilayah
provinsi yang berbatasan dalam koridor 5 kilometer sepanjang garis
perbatasan.
Pasal 16
Peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri dari:
a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi;
b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi; dan
c. Peta Sebaran Kawasan Strategis Provinsi.

Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 17
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf a harus menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah
Nasional yang ada di wilayah provinsi.
(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi selain memuat yang ada pada
peta Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat pula:
a. sistem perkotaan provinsi;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi provinsi;
7

c. sistem prasarana wilayah lainnya yang terdiri dari jaringan energi provinsi,
jaringan telekomunikasi provinsi, dan jaringan sumberdaya air provinsi.
(3) Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama harus digambarkan pada satu
lembar peta wilayah provinsi secara utuh.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
provinsi secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 18
Sistem perkotaan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
huruf a terdiri dari:
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan provinsi;
b. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp); dan
c. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp).

Pasal 19
Jaringan transportasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat;
b. jaringan transportasi laut; dan
c. jaringan transportasi udara.
Pasal 20
(1) Jaringan energi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c
terdiri dari:
a. sistem prasarana listrik provinsi; dan
b. pembangkit tenaga listrik provinsi.
(2) Jaringan telekomunikasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2) huruf d terdiri dari:
a. jaringan terestrial; dan
b. jaringan satelit.
(3) Jaringan sumberdaya air provinsi terdiri dari:
a. jaringan sungai;
b. wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
c. cekungan air tanah lintas kabupaten/kota;
d. bendungan;
e. waduk penampungan air besar;
f. kanal besar; dan
g. fasilitas air bersih.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 21
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 huruf b harus sesuai dengan rencana pola ruang yang ditetapkan dalam
RTRWN dan rencana rincinya untuk pola ruang dalam RTRWN yang berada
dalam wilayah provinsi.
8

(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari:
a. kawasan lindung; dan
b. kawasan budidaya.
Pasal 22
(1) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
terdiri dari:
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam;
e. kawasan pelestarian alam dan cagar budaya;
f. kawasan rawan bencana alam;
g. kawasan lindung geologi; dan
h. kawasan lindung lainnya.

huruf a

(2) Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b terdiri dari:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perkebunan;
e. kawasan peruntukan perikanan;
f. kawasan peruntukan pertambangan;
g. kawasan peruntukan industri;
h. kawasan peruntukan pariwisata;
i. kawasan peruntukan permukiman; dan
j. kawasan peruntukan lainnya.
Pasal 23
(1) Kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 yang tidak dapat dipetakan dalam bentuk delineasi karena terlalu kecil
digambarkan dalam bentuk simbol.
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi dapat digambarkan dalam beberapa
lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar
nasional.
(3) Untuk peruntukan pola ruang yang relatif kecil, tidak perlu dipetakan dalam
peta pola ruang wilayah provinsi, namun tetap dijelaskan dalam rencana pola
ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi.
Paragraf 4
Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 24
(1) Sebaran Kawasan Strategis Nasional yang berada dalam wilayah provinsi dan
Kawasan Strategis Provinsi harus digambarkan dalam peta Penetapan Kawasan
Strategis Provinsi.
(2) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah provinsi secara keseluruhan.
9

Pasal 25
Peta Kawasan Strategis Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c
terdiri dari:
a. kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam
wilayah provinsi;
c. kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan budaya;
d. kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi;
e. kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup; atau
f. kawasan strategis provinsi lainnya.

Bagian Keempat
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Paragraf 1
Umum
Pasal 26
(1) Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c digambarkan
pada peta dasar skala minimal 1: 50.000.
(2) Peta RTRW-Kab mencakup wilayah daratan dan perairan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

kabupaten

(3) Untuk wilayah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu
dilengkapi dengan data batimetri.
(4) Peta RTRW-Kab disusun setelah melalui proses koordinasi dengan
kabupaten/kota lain yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan
penggambaran wilayah kabupaten/kota lain yang berbatasan dalam koridor
minimal 7
Pasal 27
Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi:
a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten;
b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten; dan
c. Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten.

Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 28
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 huruf a harus menggambarkan Rencana Struktur Ruang
Wilayah Nasional dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di
wilayah kabupaten.

10

(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten selain menggambarkan


Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Struktur Ruang
Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat pula:
a. sistem perkotaan wilayah kabupaten;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi wilayah kabupaten;
c. sistem prasarana wilayah lainnya berupa jaringan energi wilayah kabupaten,
jaringan telekomunikasi wilayah kabupaten, jaringan sumberdaya air
wilayah kabupaten, dan sistem prasarana lainnya.
(3) Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama digambarkan pada satu lembar
peta wilayah kabupaten secara utuh.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
kabupaten secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 29
Sistem perkotaan wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(2) huruf a terdiri dari:
a. pusat pelayanan kawasan (PPK);
b. pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan
c. pusat kegiatan lokal promosi (PKLp).

Pasal 30
(1) Jaringan transportasi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 ayat (2) huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat yang mencakup jaringan jalan, jaringan rel
kereta api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan;
b. jaringan transportasi laut yang mencakup pelabuhan dan alur pelayaran;
dan
c. jaringan transportasi udara yang mencakup bandar udara dan ruang udara
untuk penerbangan.
(2) Sistem jaringan jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan yang
sebenarnya.
Pasal 31
(1) Jaringan energi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(2) huruf c terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. jaringan listrik; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
(2) Jaringan telekomunikasi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (2) huruf d terdiri dari:
a. infrastruktur telekomunikasi yang berupa jaringan kabel telepon;
b. infrastruktur telepon nirkabel antara lain lokasi menara telekomunikasi
termasuk menara Base Transceiver Station (BTS); dan
c. jaringan telekomunikasi satelit pada wilayah terpencil.
(3) Jaringan sumberdaya air wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (2) huruf c berupa:
11

a. jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas
kabupaten/kota yang berada pada wilayah kabupaten bersangkutan;
b. wilayah sungai kabupaten;
c. jaringan irigasi;
d. jaringan air baku untuk air bersih;
e. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan
f. sistem pengendalian banjir wilayah kabupaten.
(4) Sistem prasarana wilayah kabupaten lainnya berupa:
a. parasarana lingkungan berupa Tempat Pengolahan Sampah Sementara
(TPS), Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPA), Sistem Pengolahan Limbah
Cair, Sistem Pengolahan Limbah Padat;
b. Prasarana pendidikan berupa pendidikan tinggi skala wilayah dan
kabupaten, pendidikan menengah skala kabupaten;
c. prasarana ekonomi skala wilayah dan kabupaten berupa pasar tradisional,
pasar moderen;
d. prasarana kesehatan berupa rumah sakit tipe B, rumah sakit tipe C;dan
e. prasarana olah raga dan rekreasi skala wilayah dan kabupaten.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 32
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional
dan wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten.
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten selain memuat unsur peta Pola
Ruang Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat pula:
a. kawasan lindung kabupaten; dan
b. kawasan budidaya kabupaten.
(3) Deliniasi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang dipetakan dalam
rencana pola ruang kabupaten dirinci sesuai dengan kawasan peruntukannya.
(4) Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi
kabupaten yang meliputi ruang darat, laut dan udara.

wilayah

administrasi

(5) Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat digambarkan dalam beberapa
lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar.
Pasal 33
Kawasan lindung kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf b terdiri
dari:
a. Kawasan hutan lindung;
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. Kawasan perlindungan setempat;
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
e. Kawasan rawan bencana alam;
f. Kawasan lindung geologi; dan
g. Kawasan lindung lainnya.

12

Pasal 34
Kawasan budidaya bernilai strategis kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 huruf c terdiri dari:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perkebunan;
e. kawasan peruntukan perikanan;
f. kawasan peruntukan pertambangan;
g. kawasan peruntukan industri;
h. kawasan peruntukan pariwisata;
i. kawasan peruntukan permukiman; dan
j. kawasan peruntukan lainnya.
Paragraf 4
Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 35
(1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah kabupaten secara utuh.
(2) Pada peta kawasan strategis kabupaten harus digambarkan delineasi kawasan
strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di
dalam wilayah kabupaten bersangkutan.
Pasal 36
Peta Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf d
memuat:
a. kawasan strategis kabupaten dari sudut pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan strategis kabupaten dari sudut sosial dan budaya;
c. kawasan strategis kabupaten dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi;
d. kawasan strategis kabupaten dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup; dan
e. kawasan andalan kabupaten.

Bagian Kelima
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Paragraf 1
Umum
Pasal 37
(1) Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d digambarkan
pada peta dasar dengan skala minimal 1: 25.000.
(2) Peta RTRW-Kota mencakup wilayah daratan dan perairan dengan batasan 4
(empat) mil laut diukur dari garis pantai di wilayah kota atau sampai batas
negara yang disepakati secara internasional apabila kota terkait berbatasan laut
dengan negara lain.

13

(3) Untuk wilayah kota yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu dilengkapi
dengan data batimetri.
(4) Peta RTRW-Kota disusun setelah melalui proses koordinasi dengan
kabupaten/kota lain yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan
penggambaran wilayah kabupaten/kota lain yang berbatasan dalam koridor
minimal 2 kilometer sepanjang garis perbatasan.
Pasal 38
Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d meliputi:
a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota;
b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota; dan
c. Peta Penetapan Kawasan Strategis Kota.

Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota
Pasal 39
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 huruf a menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kota.
(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota selain memuat yang ada pada peta
Struktur Ruang Wilayah Nasional dan peta Rencana Struktur Ruang Wilayah
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula:
a. pusat pelayanan wilayah kota;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi wilayah kota;
c. sistem prasarana wilayah lainnya berupa jaringan energi wilayah kota,
jaringan telekomunikasi wilayah kota, jaringan sumberdaya air wilayah kota,
infrastruktur perkotaan dan sistem prasarana lainnya.
Pasal 40
(1) Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, ekonomi,
dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional,
yang meliputi:
a. pusat kota;
b. sub-pusat kota; dan
c. pusat lingkungan.
(2) Sistem pusat-pusat pelayanan dan sistem prasarana utama harus digambarkan
pada satu cakupan peta wilayah kota secara utuh.
(3) Rencana struktur ruang wilayah kota harus menggambarkan jaringan jalan
yang berada dalam wilayah kota yang menjadi kewenangan kota dan jalan
primer yang melalui kota tersebut.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
kota secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
(5) Sistem jaringan prasarana jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan
yang sebenarnya.
14

Pasal 41
Jaringan transportasi wilayah kota dalam Pasal 39 ayat (2) huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat yang mencakup jaringan jalan, jaringan rel kereta
api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan;
b. jaringan transportasi laut wilayah kota yang mencakup pelabuhan dan alur
pelayaran; dan
c. jaringan transportasi udara wilayah kota yang mencakup bandar udara dan
ruang udara untuk penerbangan.
Pasal 42
(1) Jaringan energi wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2)
huruf c terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam wilayah kota;
b. jaringan listrik wilayah kota; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
(2) Jaringan telekomunikasi wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (2) huruf c terdiri dari:
a. jaringan telepon fixed line dan lokasi pusat automatisasi sambungan
telepon; dan
b. Infrastruktur telepon nirkabel berupa lokasi menara telekomunikasi
termasuk menara Base Transceiver Station (BTS).

(3) Jaringan sumberdaya air wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (2) huruf c terdiri dari:
a. sistem jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas
kabupaten/kota yang berada pada wilayah kota bersangkutan;
b. wilayah sungai di wilayah kota, termasuk waduk, situ, dan embung pada
wilayah kota;
c. sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian di
wilayah kota;
d. sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan
e. sistem pengendalian banjir di wilayah kota.
(4) Infrastruktur perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c
meliputi:
a. prasarana penyediaan air minum kota;
b. pengelolaan air limbah;
c. sistem persampahan;
d. sistem drainase kota;
e. penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan
kaki; dan
f. jalur evakuasi bencana.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
Pasal 43
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional dan
wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten.
15

(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota selain memuat unsur peta Pola Ruang
Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat pula:
a. kawasan lindung kota; dan
b. kawasan budidaya bernilai strategis kota.
(3) Rencana pola ruang wilayah kota dapat digambarkan dalam beberapa lembar
peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar nasional atau
mengikuti ketentuan Badan.
Pasal 44
Kawasan lindung kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf d dapat
berupa:
a. hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. ruang terbuka hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman Rukun
Tetangga, taman Rukun Warga, taman kota dan taman permakaman;
e. kawasan suaka alam dan cagar budaya;
f. kawasan rawan bencana alam; dan
g. kawasan lindung lainnya.
Pasal 45
Kawasan budidaya kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf e terdiri
dari:
a. kawasan perumahan;
b. kawasan perdagangan dan jasa;
c. kawasan perkantoran;
d. kawasan industri;
e. kawasan pariwisata;
f. kawasan ruang terbuka non hijau;
g. kawasan ruang evakuasi bencana;
h. kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.

Paragraf 4
Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota
Pasal 46
(1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah kota secara utuh.
(2) Pada peta kawasan strategis kota harus digambarkan delineasi kawasan
strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di
dalam wilayah kota bersangkutan.
Pasal 47
Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
huruf e memuat:
a. unsur kawasan strategis kota dari sudut pertumbuhan ekonomi;
16

b. unsur kawasan strategis kota dari sudut sosial dan budaya;


c. unsur kawasan strategis kota dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi;
d. unsur kawasan strategis kota dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup; dan
e. kawasan andalan kota.
Bagian Keenam
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan
Pasal 48
(1) Peta RTR-P/K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a digambarkan pada
peta dasar skala minimal 1: 500.000.
(2) Peta RTR-P/K mencakup wilayah daratan dan perairan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 49
Peta RTR-P/K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a meliputi:
a. peta Rencana Struktur Ruang Pulau/Kepulauan;
b. peta Rencana Pola Ruang Pulau/Kepulauan; dan
c. peta Sebaran Kawasan Strategis Pulau/Kepulauan.
Pasal 50
Unsur-unsur Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedua berlaku
mutatis mutandis untuk Peta RTR-P/K.

Bagian Ketujuh
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Pasal 51
(1) Peta RTR-KSN merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis
Nasional dalam RTRWN.
(2) Peta RTR-KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b digambarkan
pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau
kebutuhan kedetilannya.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 52
Peta RTR-KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b memuat:
a. kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan;
b. kawasan strategis nasional dari sudut pertumbuhan ekonomi;
c. kawasan strategis nasional dari sudut sosial dan budaya;
d. kawasan strategis nasional dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan/atau
e. kawasan strategis nasional dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
17

Bagian Kedelapan
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 53
(1) Peta RTR-KSProv merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis
Provinsi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
(2) Peta RTR-KSProv sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c digambarkan
pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau
kebutuhan kedetilannya.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.

Pasal 54
Peta RTR-KSProv sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c memuat
a. kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan budaya;
c. kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan
d. kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.

Bagian Kesembilan
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Pasal 55
Rencana tata ruang kawasan perkotaan dapat berupa:
a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau
b. kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau
lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Pasal 56
(1) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf a merupakan
rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.
(2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1:10.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima
berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perkotaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten.
Pasal 57
(1) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf b merupakan
alat koordinasi antar wilayah kabupaten/kota.

18

(2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1: 50.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat
berlaku mutatis mutandis untuk Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan.
(4) Sistem Pusat Kegiatan pada Peta RTR-Perkotaan harus menunjukkan dengan
jelas kota inti dan kota satelit.
Bagian Kesepuluh
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan
Pasal 58
Rencana tata ruang kawasan perdesaan dapat berupa:
a. kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau
b. kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau
lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Pasal 59
(1) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam
merupakan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.

Pasal

58

huruf

(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar dengan skala minimal 1:10.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima
berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perdesaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten.
Pasal 60
(1) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam
merupakan alat koordinasi antar wilayah kabupaten.

Pasal

58

huruf

(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar dengan skala minimal 1: 50.000.
(3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat
berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perdesaan yang mencakup 2 (dua)
atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.

Bagian Kesebelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 61
(1) Peta RTR-KSKab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f merupakan
penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Kabupaten dalam RTRW-Kab.
(2) Peta RTR-KSKab digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai
dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat kepentingan objek atau
kawasan yang digambarkan.

19

(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 62
Peta RTR-KSKab memuat unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dengan tingkat kedetilan geometri sesuai dengan skala yang ditetapkan.

Bagian Keduabelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota
Pasal 63
(1) Peta RTR-KSKota
Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g
merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota dalam
RTRW-Kota.
(2) Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis digambarkan pada peta dasar
dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau
tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 64
Peta RTR-KSKota memuat unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
dengan tingkat kedetilan geometri sesuai dengan skala yang ditetapkan.
Bagian Ketigabelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pasal 65
(1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 huruf h mencakup kawasan diluar RTR-KSKab sebagaimana dimaksud
dalam Bagian Kesebelas.
(2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten digambarkan pada peta dasar
dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau
tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 66
Unsur-unsur Peta RDTR-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf h,
simbolisasi dan/atau notasi, kode unsur digital, dan penggambarannya secara
kartografis diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Keempatbelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota

20

Pasal 67
(1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf i mencakup kawasan diluar RTR-KSKota sebagaimana dimaksud dalam
Bagian Keduabelas.
(2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota digambarkan pada peta dasar dengan
skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat
kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 68
Unsur-unsur Peta RDTR-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf i,
simbolisasi dan/atau notasi, kode unsur digital, dan penggambarannya secara
kartografis diatur dengan Peraturan Menteri yang membidangi tata ruang nasional.

Pasal 69
(1) Unsur-unsur peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Bagian
Kedua, peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketiga,
peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat, peta
RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima, peta RTRP/K sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keenam, peta RTR-KSN
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketujuh, peta RTR-KSProv
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedelapan, peta RTR-Perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesembilan, peta RTRPerdesaan sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesepuluh, peta
RTR-KSKab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesebelas, dan
peta RTR-KSKota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keduabelas
digambarkan dengan kode, simbol dan atau notasi pada Lampiran I
Peraturan Pemerintah ini.
(2) Dalam hal unsur-unsur peta tidak terdapat pada Lampiran I
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyelenggara penataan ruang
harus berkonsultasi dengan instansi terkait.

BAB IV
KETELITIAN PETA MASUKAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 70
(1) Peta masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b merupakan data
atau peta yang digunakan untuk proses perencanaan tata ruang dengan metode
proses tertentu.
(2) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. peta dasar; dan
b. peta tematik.
21

Pasal 71
(1) Peta masukan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 huruf b, harus
memiliki ketelitian peta yang pasti sesuai karakteristiknya.
(2) Tingkat ketelitian geometri peta masukan meliputi:
a. sistem referensi geometri minimal yang harus dimiliki; dan
b. skala peta minimal, akurasi pengukuran minimal, dan kerincian data
minimal yang digunakan untuk merekonstruksi informasi di muka bumi
dengan benar.

Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Dasar
Pasal 72
Peta dasar yang digunakan untuk perencanaan tata ruang harus memenuhi
kriteria:
a. memiliki skala sekurang-kurangnya sama atau lebih besar dari peta rencana
tata ruang yang akan dibuat; dan
b. memiliki unsur-unsur: perairan, hipsograf, permukiman, jaringan transportasi,
batas administrasi, dan nama-nama rupabumi sesuai dengan kenampakan
rupabumi di tempat tersebut.
Pasal 73
Peta dasar untuk penyusunan peta rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (2) huruf a menggunakan skala minimal:
a. 1: 1.000.000;
b. 1: 500.000;
c. 1: 250.000;
d. 1: 50.000;
e. 1: 25.000;
f. 1: 10.000; atau
g. 1: 5.000.
Pasal 74
Peta dasar dengan skala 1:1.000.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
a memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 100 meter;
b. permukiman berupa kota;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara, pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota;
dan/atau
e. nama rupabumi/toponim.
Pasal 75
Peta dasar dengan skala 1: 500.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
b memuat unsur-unsur:
22

a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,


sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 50 meter;
b. permukiman berupa kota;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara, pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota;
dan/atau
e. nama rupabumi/toponim.
Pasal 76
Peta dasar dengan skala 1: 250.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
c memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 25 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara, pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 100 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 77
Peta dasar dengan skala 1: 50.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf e
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 5 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 25 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 78
Peta dasar dengan skala 1: 25.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf f
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 2,5 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 12,5 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
23

Pasal 79
Peta dasar dengan skala 1:10.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf g
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 1 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 5 meter dan titik
ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 80
Peta dasar dengan skala 1: 5.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf h
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 0,5 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 2,5 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 81
Dalam hal peta dasar yang menjadi sumber tidak tersedia atau belum
dimutakhirkan, penyelenggara penataan ruang dapat menggunakan sumber data
spasial lain setelah mendapat persetujuan tertulis dari Badan.
Pasal 82
Unsur-unsur peta dasar sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedua peraturan ini
digambarkan dengan kode, simbol dan atau notasi seperti pada Lampiran II
Peraturan Pemerintah ini.

Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Tematik

Pasal 83
(1) Peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf b
merupakan peta masukan yang digunakan untuk menyusun rencana tata
ruang.
24

(2) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal meliputi:
a. peta administrasi;
b. peta kependudukan;
c. peta ekonomi dan keuangan;
d. peta fisik;
e. peta ketersediaan prasarana dan sarana dasar;
f. peta rawan bencana; dan
g. peta potensi wilayah.
(3) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat ketelitian dan
penggambarannya secara kartografis mengikuti kaidah-kaidah, kriteria,
klasifikasi dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh instansi terkait.

Pasal 84
(1) Peta tematik
keseragaman.

untuk

penyusunan

rencana

tata

ruang

harus

memiliki

(2) Keseragaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi keseragaman:


a. datum dan proyeksi;
b. skala;
c. unit pemetaan; dan
d. tingkat klasifikasi.
Pasal 85
Datum dan proyeksi peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2)
huruf a harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan untuk tingkat ketelitian peta
dasar.

Pasal 86
(1) Skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 84 ayat (2) huruf b harus sama atau lebih besar dari skala peta
dasar yang digunakan untuk penyusunan tata ruang.
(2) Dalam hal skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang lebih kecil dari
skala peta dasarnya, instansi pemerintah penyelenggara penataan ruang harus
berkonsultasi dengan Badan.
Pasal 87
(1) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf c
merupakan pembagian ruang terkecil atau hierarki terkecil dalam suatu peta
tematik yang digunakan untuk menampilkan informasi tematik dalam
penyusunan tata ruang.
(2) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
hirarki rencana tata ruang dan/atau skala peta rencana tata ruang.
(3) Unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang disusun
berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini.

25

(4) Dalam hal unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang
tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan.

Pasal 88
(1) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2)
huruf d merupakan cara pengelompokan tingkatan suatu tema secara kualitatif
maupun kuantitatif.
(2) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan hierarki rencana tata ruang dan/atau skala peta
rencana tata ruang.
(3) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini.
(4) Dalam hal tingkat klasifikasi peta tematik untuk penyusunan rencana tata
ruang tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan.
BAB V
METODE PROSES SPASIAL
Pasal 89
(1) Metode proses spasial sebagaimana dimaksud dalam
(2) Pasal 4 huruf c merupakan cara mengolah peta atau data masukan menjadi
peta luaran.
(3) Metode proses spasial sebagaimana
penyamaan:
a. sistem referensi geometri;
b. sistem generalisasi;
c. sistem kodefikasi digital;
d. sistem indeks peta luaran; dan
e. sistem penyajian kartografis cetak.

dimaksud

pada

ayat

(1)

meliputi

Pasal 90
(1) Sistem referensi geometri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf
a yang digunakan untuk peta masukan dan peta luaran harus menggunakan:
a. sistem referensi menurut ketentuan Datum Geodesi Nasional 1995;
b. sistem proyeksi Transverse Mercator (TM); dan
c. sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM).
(2) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada dua zona UTM yang
berdampingan, seluruh koordinat terlebih dahulu ditransformasikan kedalam
sistem koordinat geografis dan zona UTM yang dominan digunakan sebagai
sistem proyeksi.
(3) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada lebih dari dua zona
UTM, seluruh koordinat ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.

26

(4) Dalam hal peta masukan belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), harus dilakukan transformasi.
(5) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:
a. gambar peta cetakan hasil pemindaian secara digital;
b. gambar peta cetakan hasil penggandaan secara optis; atau
c. peta yang sudah berbentuk basis data geospasial, tetapi mempunyai datum,
proyeksi, atau grid yang berbeda dengan sistem nasional yang terpadu.
(6) Transformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dan huruf b dengan
rumusan yang minimal memenuhi syarat:
a. menggunakan rumusan yang memenuhi sayarat; dan
b. sisa kesalahan atau residu maksimal yang diperbolehkan adalah 2 mm pada
skala peta.

Pasal 91
Untuk keperluan pengelolaan data tata ruang secara nasional, seluruh peta luaran
ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.
Pasal 92
Generalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf c adalah
kegiatan
a. pemilihan;
b. penyederhanaan;
c. kombinasi dan penggabungan; dan
d. pembesaran.
Pasal 93
(1) Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf a merupakan proses
pemilihan objek elemen dengan mempertahankan ciri dan karakter aslinya.
(2) Penyederhanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf b merupakan
kegiatan menghilangkan sebagian bentuk ketidakaturan akibat proses
pengecilan skala, tetapi tetap mempertahankan karakter dari garis itu sendiri.
(3) Kombinasi dan penggabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf c
merupakan kegiatan penggabungan objek-objek dalam suatu peta ke dalam
unsur dominan.
(4) Pembesaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf d merupakan
kegiatan menampilkan suatu objek di peta yang tidak dapat ditampilkan sesuai
ukuran sebenarnya tetapi perlu dilakukan perbesaran ataupun simbolisasi
sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
(5) Ketentuan teknis lebih lanjut tentang generalisasi diatur dengan Peraturan
Kepala Badan.
Pasal 94
Sistem kodefikasi digital sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf d
meliputi:
a. kodefikasi unsur tata ruang;
27

b. deskripsi unsur tata ruang; dan


c. simbolisasi unsur tata ruang.

Pasal 95
Kodefikasi unsur tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 untuk
kepentingan pembangunan basisdata spasial harus disusun secara unik dan
sistematik.

Pasal 96
(1) Simbolisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 huruf b harus dibuat dalam
suatu rangkaian simbol, warna, arsiran ataupun notasi.
(2) Simbolisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan model acuan
yang akan menjamin keseragaman visualisasi.
(3) Daftar kode unsur baku dalam kodefikasi data dan template visualisasi untuk
semua jenis peta dan skala ditetapkan dan disediakan oleh Badan.
(4) Untuk simbolisasi dalam peta cetak, semua peta harus dilengkapi dengan
legenda dan indeks lokasi yang mengacu kepada indeks lokasi peta dasar pada
skala yang sesuai.

Pasal 97
(1) Sistem indeks peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2)
huruf d sesuai dengan kode wilayah administrasi yang ditetapkan oleh Instansi
Pemerintah yang diberi tugas di bidang pemerintahan dalam negeri.
(2) Dalam hal suatu wilayah harus digambarkan menjadi beberapa lembar peta
luaran, maka pembagian lembar dan penomoran peta luaran harus disesuaikan
dengan sistem indeks peta dasar nasional yang ditetapkan oleh Badan.
(3) Sistem indeks peta luaran merupakan penggabungan kode wilayah administrasi
dan sistem indeks peta dasar nasional, yang disusun dengan urutan kode
wilayah administrasi, indeks peta dasar, dan nama jenis peta luaran.

Pasal 98
(1) Sistem penyajian kartografis cetak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat
(2) huruf e meliputi:
a. pencetakan berupa mesin cetak, tinta cetak dan kertas cetak; dan
b. penggunaan lembar khusus.
(2) Ketentuan tata cara sistem penyajian kartografis cetak diatur dengan
Peraturan Kepala Badan.

28

BAB VI
PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL
Pasal 99
(1) Pengelolaan data geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d
disusun dalam sistem pengelolaan geodatabase sejak dari peta masukan,
pemprosesan hingga peta luaran.
(2) Pengelolaan data geospasial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyimpanan;
b. pengamanan; dan
c. aksesibilitas.
(3) Spesifikasi teknis mengenai sistem pengelolaan geodatabase sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Kepala Badan.
Pasal 100
(1) Penyimpanan data geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2)
huruf a dilakukan dalam bentuk digital dan cetakan.
(2) Penyimpanan data geospasial dalam bentuk digital menggunakan teknologi
geodatabase yang dilengkapi dengan metadata.
(3) Penyimpanan data geospasial dalam bentuk cetakan disusun dalam suatu
album peta minimal dalam ukuran A3.
(4) Album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari:
a. Peta rencana tata ruang; dan
b. Peta tematik.
Pasal 101
(1) Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf b dilakukan
untuk menjamin agar data geospasial:
a. tetap dapat digunakan;
b. tidak dapat diubah atau dipalsukan;
c. tidak rusak oleh keadaan.
(2) Setiap orang dilarang mengubah isi data geospasial yang telah ditetapkan tanpa
sepengetahuan dan seizin penyelenggara penataan ruang.
(3) Penyelenggara penataan ruang harus menyerahkan duplikat data digital ke
Badan untuk tujuan:
a. pengamanan;
b. pengintegrasian secara nasional; dan
c. alat bukti pada saat ada sengketa penataan ruang.
Pasal 102
(1) Aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf c harus
disediakan oleh penyelenggara penataan ruang.
(2) Penyelenggara penataan ruang harus membuka akses peta luaran dan peta
masukan kepada masyarakat.
29

(3) Penyelenggara penataan ruang harus menyediakan fasilitas sehingga peta


luaran dalam format digital yang tidak untuk diproses lanjut dapat diperoleh
secara cepat, mudah dan cuma-cuma melalui media elektronik.
(4) Peta luaran format digital yang memungkinkan diproses lanjut dapat diperoleh
dengan prosedur sesuai peraturan perundang-undangan.
(5) Peta luaran dalam format cetakan dapat diperoleh dengan prosedur sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB VII
PENGADAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS
Pasal 103
(1) Pengadaan peta dasar diselenggarakan oleh Instansi yang berwenang di bidang
survei dan pemetaan.
(2) Pengadaan peta tematik sektoral
mengadakan peta tematik sektoral.

diselenggarakan

(3) Pengadaan peta rencana tata ruang di provinsi


diselenggarakan oleh pemerintah provinsi terkait.

oleh

dan

instansi

yang

kabupaten/kota

(4) Pengadaan peta rencana tata ruang di kabupaten/kota diselenggarakan oleh


pemerintah kabupaten/kota terkait.
Pasal 104
(1) Sebelum diajukan untuk mendapatkan persetujuan substansi, Peta Rencana
Tata Ruang harus mendapatkan persetujuan teknis perpetaan dari Badan.
(2) Yang dimaksud teknis perpetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. sistem referensi geometri yang dipakai;
b. skala, akurasi, atau kerincian basis data;
c. format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur;
d. penyajian kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi; dan
e. kelengkapan peta.
Pasal 105
(1) Pembinaan teknis perpetaan untuk memelihara kualitas peta wilayah dan peta
rencana tata ruang wilayah diselenggarakan oleh Badan.
(2) Pembinaan teknis untuk memelihara kualitas peta tematik sektoral
diselenggarakan oleh instansi yang mengadakan peta tematik sektoral.

(3) Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah melakukan pembinaan


kepada kabupaten/kota dalam lingkup wilayah provinsinya untuk
menyelaraskan substansi peta-peta rencana tata ruangnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
30

(4) Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional melakukan penyelarasan substansi


peta-peta rencana tata ruang antar provinsi.

Pasal 106
Pembinaan teknis dilakukan melalui:
a. Pengembangan keterpaduan dengan sistem jaringan data spasial nasional
dalam penataan ruang wilayah.
b. Pembinaan sumber daya manusia dengan sosialisasi, pendidikan dan latihan
atau bimbingan teknis.

BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 107
(1) Masyarakat berhak mengetahui peta tematik melalui katalog peta tematik yang
disusun oleh instansi yang mengadakan peta tematik.
(2) Masyarakat berhak mengetahui peta-peta rencana tata ruang.
(3) Penyelenggara harus menyajikan dan memberikan akses atas peta-peta itu ke
masyarakat dalam media yang semudah-mudahnya dan semurah-murahnya
dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya internet.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 108
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka data geospasial yang
telah ada harus disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini,
selambat-lambatnya dalam lima tahun setelah berlakunya Peraturan Pemerintah
ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 109
Pada saat berlakunya peraturan pemerintah ini, maka Peraturan pemerintah
nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Rencana Tata Ruang
Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934) dinyatakan tidak berlaku.

31

Pasal 110
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di : Jakarta
Pada tanggal :
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di : Jakarta
Pada tanggal :
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN . NOMOR

32

PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .. TAHUN 2010
TENTANG
TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG

I. PENJELASAN UMUM
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menegaskan
bahwa tingkat ketelitian peta rencana tata ruang diatur dengan peraturan
pemerintah.
Rencana tata ruang dilaksanakan melalui proses perencanaan tata ruang yang
menghasilkan antara lain peta rencana tata ruang, pemanfaatan ruang
berdasarkan hasil perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan, dan pengendalian
pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan peta rencana tata
ruang. Dengan kata lain, kualitas pemanfaatan ruang ditentukan antara lain oleh
tingkat ketelitian rencana tata ruang yang bentuknya digambarkan dalam peta
rencana tata ruang yang disusun berdasarkan suatu sistem perpetaan yang
disajikan berdasarkan pada unsur-unsur serta simbol dan atau notasinya yang
dibakukan secara nasional.
Proses penyusunan peta rencana tata ruang diawali dengan ketersediaan peta
dasar, oleh karena itu setiap jenis peta harus memiliki ketelitian peta yang pasti
sesuai karakteristiknya. Peta dasar dengan segala karakteristik ketelitiannya,
menjadi dasar bagi pembuatan peta rencana tata ruang wilayah. Selanjutnya peta
rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran peta-peta tematik.
Peta-peta tematik menjadi bahan analisis dan proses sntesis penuangan rencana
tata ruang wilayah dalam bentuk peta bagi penyusunan rencana tata ruang.
Oleh karena ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara yang terbagi dalam wilayah daerah
propinsi, wilayah daerah kota/kabupaten, maka masing-masing rencana tata ruang
wilayah tersebut secara berurutan digambarkan dalam peta wilayah negara
Indonesia, peta wilayah daerah propinsi, peta wilayah daerah kabupaten, dan peta
wilayah daerah kota. Peta wilayah tersebut di atas diturunkan dari peta dasar
sedemikian rupa sehingga hanya memuat unsur-unsur rupa bumi yang diperlukan
dari peta dasar, dengan maksud agar peta wilayah tersebut tetap memiliki
karakteristik ketelitian georeferensinya. Penggambaran rencana tata ruang wilayah
pada peta wilayah tersebut berwujud peta rencana tata ruang wilayah. Sesuai
dengan ruang lingkup pengaturannya, Peraturan Pemerintah ini hanya mengatur
tentang ketelitian peta rencana tata ruang dan turunannya.
Peta rencana tata ruang wilayah nasional ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah,
sedangkan rencana tata ruang wilayah daerah propinsi, rencana tata ruang wilayah
daerah kabupaten, serta rencana tata ruang wilayah daerah kota ditetapkan
dengan peraturan daerah masing-masing. Oleh karena rencana tata ruang wilayah
tersebut berkekuatan hukum, maka peta rencana tata ruang wilayah sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dengan rencana tata ruang wilayah harus
mengandung tingkat ketelitian yang sesuai dengan skala penggambarannya.

33

Alokasi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung, kawasan budi daya, kawasan
perkotaan, kawasan perdesaan dan kawasan tertentu dalam rencana tata ruang
wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah propinsi, rencana tata ruang wilayah
kabupaten, dan rencana tata ruang wilayah kota, serta rencana tata ruang
kawasan, digambarkan dengan unsur alam seperti garis pantai, sungai, danau, dan
unsur buatan seperti jalan, pelabuhan, bandar udara, permukiman, serta unsurunsur kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan batas wilayah administrasi
dan nama kota, nama sungai, dan nama laut. Penggambaran unsur-unsur tersebut
disesuaikan dengan keadaan di muka bumi dan pemanfaatan ruang yang
direncanakan.
Oleh karena dalam perencanaan tata ruang diperlukan data dan informasi tentang
tema-tema tertentu yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya
buatan, maka Peraturan Pemerintah ini erat kaitannya dengan peraturan
perundang-undangan lain yang memuat ketentuan yang mengandung segi-segi
penataan ruang.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan substansi/bahan dan
proses analisis untuk rencana tata ruang.
Yang dimaksud dengan akurat adalah data dan informasi peta tata ruang
yang cermat, tepat, benar, dan berkualitas.
Pasal 3
Huruf a
Yang dimaksud dengan peta luaran adalah peta-peta hasil rencana tata
ruang.
Huruf b
Yang dimaksud dengan peta masukan adalah peta-peta dan/atau data
yang dijadikan sebagai input untuk rencana tata ruang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan metode proses spasial adalah standar algoritma
proses spasial atau keruangan dalam perencanaan untuk menghasilkan
rekomendasi yang teliti yang akan dituangkan dalam rencana tata ruang.
Huruf d
Yang dimaksud dengan pengelolaan data geospasial dan informasi
geospasial adalah cara penyimpanan data geospasial dan informasi
geospasial yang digunakan, dokumentasi proses spasial maupun peta
penyajiannya kedalam suatu struktur, format, dan kodefikasi.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan metode proses tertentu adalah cara mengolah
data dan peta dari berbagai sumber dalam suatu sistem informasi
geografis (SIG).
Ayat (2)
Cukup jelas.

34

Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Yang dimaksud dengan skala minimal 1:1.000.000 adalah bahwa skala yang
diperbolehkan tidak boleh lebih kecil dari 1:1.000.000. Contoh skala yang
lebih kecil dari 1:1.000.000 adalah 1:1.500.000.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan satu cakupan wilayah nasional secara utuh
adalah bahwa sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan
transportasi nasional harus digambarkan dalam satu sistem kesatuan
karena merupakan satu kesatuan alur pikir.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan digambarkan pada peta tersendiri adalah
sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional
dan
sistem jaringan sumberdaya air nasional dapat digambarkan
tersendiri secara terpisah dari peta struktur wilayah nasional apabila
secara kartografis penggambarannya tidak memungkinkan.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi darat meliputi
jaringan jalan dan terminal, jaringan rel kereta api dan stasiun, dan
jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
Jaringan jalan dan terminal berupa jalan tol atau jalan bebas
hambatan, jalan strategis nasional, jalan arteri primer, jalan
kolektor primer, terminal tipe A, dan terminal tipe B.
Jaringan rel kereta api dan stasiun berupa stasiun kereta api, jalur
kereta api umum antar kota, jalur kereta api umum perkotaan,
jalur kereta api khusus. Jalur kereta api yang disebut di atas dapat
berupa jalur kereta api jalur ganda, jalur kereta api jalur tunggal,
jalur kereta api atas tanah, jalur kereta api bawah tanah, jalur
kereta api layang.
Jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan berupa
pelabuhan sungai, pelabuhan danau, alur pelayaran angkutan
sungai, alur pelayaran angkutan danau, pelabuhan penyeberangan
lintas antarprovinsi dan antarnegara, pelabuhan penyeberangan
lintas antar kabupaten/kota, pelabuhan penyeberangan lintas

35

dalam kabupaten/kota, lintas penyeberangan antarprovinsi yang


menghubungkan antarjaringan jalan nasional dan antarjaringan
jalur kereta api antarprovinsi, lintas penyeberangan antarnegara
yang menghubungkan antarjaringan jalan pada kawasan
perbatasan, lintas penyeberangan antar kabupaten/kota yang
menghubungkan antarjaringan jalan provinsi dan jaringan jalur
kereta api dalam provinsi, dan lintas pelabuhan penyeberangan
dalam kabupaten/kota yang menghubungkan antarjaringan jalan
kabupaten/kota
dan
jaringan
jalur
kereta
api
dalam
kabupaten/kota.
Huruf b
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi laut mencakup
pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan
nasional, pelabuhan regional, pelabuhan khusus, alur pelayaran
internasional Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), jaringan
pelayaran internasional yang menghubungkan antar pelabuhan
internasional hub dan pelabuhan internasional, jaringan pelayaran
internasional yang menghubungkan antara pelabuhan internasional
hub dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional
di negara lain, alur pelayaran nasional yang menghubungkan
pelabuhan nasional dengan pelabuhan internasional atau
pelabuhan internasional hub, alur pelayaran nasional yang
menghubungkan antarpelabuhan nasional, alur pelayaran nasional
yang menghubungkan antara pelabuhan nasional dan pelabuhan
regional, dan alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar
pelabuhan regional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi udara adalah berupa
bandar udara umum pusat penyebaran primer, bandar udara
umum pusat penyebaran sekunder, dan bandar udara umum pusat
penyebaran tersier, bandar udara umum bukan pusat penyebaran,
bandar udara khusus, ruang udara di atas bandar udara, ruang
udara di sekitar bandar udara, dan ruang udara yang ditetapkan
sebagai jalur penerbangan.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan jaringan listrik adalah listrik dengan
tegangan nominal lebih dari 35 KV berupa kawat saluran udara,
kabel bawah tanah, dan kabel bawah laut.
Kawat saluran udara berupa jaringan transmisi saluran udara
tegangan ultra tinggi (SUTUT), jaringan transmisi saluran udara
tegangan ekstra tinggi (SUTET), jaringan transmisi saluran udara
tegangan tinggi (SUTT), jaringan transmisi saluran udara tegangan
menengah (SUTM), dan/atau jaringan transmisi saluran udara
tegangan rendah (SUTR).
Huruf c
Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik dapat berupa
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP), dan
pembangkit listrik lainnya.

36

Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan terestrial adalah berupa jaringan
mikro digital, jaringan serat optik, jaringan kabel laut, jaringan
international, stasiun telepon otomat, transmisi kabel laut,
transmisi kabel laut (konstruksi), kantor pos besar, dan kantor pos
kecil.
Huruf b
Yang dimaksud dengan stasiun bumi adalah bangunan berfungsi
sebagai stasiun telekomunikasi.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan sistem sumber daya air pada setiap wilayah
sungai adalah berupa batas sistem wilayah sungai lintas negara
dan batas sistem wilayah sungai lintas provinsi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan cekungan air tanah dapat berupa
cekungan air tanah lintas negara dan cekungan air tanah lintas
provinsi.
Huruf d
Yang dimaksud dengan bendungan besar adalah bangunan yang
dibuat untuk membendung aliran air.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kanal besar adalah bangunan air yang
berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya mencakup kawasan hutan lindung,
kawasan bergambut, dan kawasan resapan air.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat
mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
waduk/danau, kawasan sekitar mata air, ruang terbuka hijau
(termasuk di dalamnya hutan kota), dan kawasan lindung
keagamaan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan pelestarian alam, suaka alam dan
cagar budaya mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka
alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka
margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai
berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman
hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam mencakup
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang,
dan kawasan rawan banjir.

37

Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan lindung geologi mencakup
kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi,
dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan lindung lainnya mencakup cagar
biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma nutfah,
kawasan pengungsian satwa, kawasan terumbu karang, dan
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan hutan produksi adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi hutan produksi.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan hutan rakyat adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi hutan yang dimiliki oleh rakyat, adat atau
ulayat.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan perkebunan adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan yang
menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industri.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan pertanian pangan adalah
kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan perikanan adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi perikanan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan pertambangan adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan yang secara
ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup bahan
tambang golongan A, B dan C.
Huruf g
Yang dimaksud dengan kawasan industri adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi industri.
Huruf h
Yang dimaksud dengan kawasan pariwisata adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi pariwisata.
Huruf i
Yang dimaksud dengan kawasan permukiman adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi permukiman diluar kawasan lindung.
Huruf j
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan terlalu kecil adalah ukuran dari obyek yang
digambarkan kurang dari 2 x 2 mm.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis dari sudut pertahanan dan
keamanan berupa daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi

38

dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba


sistem persenjataan, kawasan industri sistem pertahanan, atau pulaupulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
dan/atau laut lepas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut
pertumbuhan ekonomi berupa kawasan ekonomi cepat tumbuh,
kawasan penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, kawasan berpotensi
ekspo, kawasan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, kawasan
pendukung ketahanan pangan nasional, kawasan pendukung ketahanan
energi nasional, atau kawasan tertinggal.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut sosial dan
budaya berupa kawasan pelestarian dan pengembangan adat istiadat
atau budaya nasional, kawasan prioritas peningkatan kualitas sosial dan
budaya serta jati diri bangsa, aset nasional atau internasional yang harus
dilindungi dan dilestarikan, kawasan perlindungan peninggalan budaya
nasional, kawasan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
kawasan yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala
nasional.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa
kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan pertambangan
minyak dan gas bumi lepas pantai, kawasan yang menjadi instalasi
tenaga nuklir, atau kawasan industri strategis nasional.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup termasuk di dalamnya, kawasan yang
diakui sebagai warisan dunia termasuk Taman Nasional Lorentz, Taman
Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Komodo., kawasan
perlindungan keanekaragaman hayati, kawasan lindung yang ditetapkan
bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah
atau diperkirakan akan punah, kawasan perlindungan keseimbangan
tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian
negara, atau kawasan perlindungan keseimbangan iklim makro.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan data batimetri adalah kontur kedalaman laut.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan menggambarkan RTRWN yang ada pada
provinsi terkait dengan tingkat kedetilan geometri pada skala untuk peta

39

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Penggambaran pada peta RTRWN


ditujukan hanya untuk koordinasi antar Provinsi, sedang untuk
memastikan koordinasi antar Kabupaten/Kota harus dilakukan pada
peta RTRWP, yang ketelitiannya lebih baik (lebih detil) dari peta RTRWN.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan satu lembar peta wilayah provinsi secara utuh
adalah bahwa sistem perkotaan dan sistem prasarana utama harus
digambarkan dalam satu sistem kesatuan karena merupakan satu
kesatuan alur pikir.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan digambarkan pada peta tersendiri adalah
sistem perkotaan dan sistem prasarana utama dapat digambarkan
tersendiri secara terpisah dari peta struktur wilayah nasional apabila
secara kartografis penggambarannya tidak memungkinkan.
Pasal 18
Huruf a
Yang dimaksud dengan Pusat Kegiatan Lokal dalam sistem perkotaan
provinsi merupakan pusat kegiatan lokal dalam sistem nasional yang
penetapannya diamanatkan kepada Provinsi, yang memiliki fungsi
sebagai pusat kegiatan yang merupakan pemusatan permukiman
penduduk, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial seperti pendidikan,
kesehatan, rekreasi dan olahraga, kegiatan pelayanan pemerintahan, dan
simpul kegiatan transportasi yang melayani satu kabupaten/kota atau
lebih dan pelayanan prasaranan lainnya.
Huruf b
Yang dimaksud dengan Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) adalah
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat
ditetapkan sebagai PKN.
Huruf c
Yang dimaksud dengan Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) adalah
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat
ditetapkan sebagai PKW.
Pasal 19
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi darat mencakup Jaringan
Jalan dan Terminal yang terdiri atas jalan kolektor primer, jalan strategis
provinsi, terminal tipe A dan terminal tipe B; Jaringan Rel Kereta Api dan
Stasiun yang terdiri atas jaringan jalur kereta api umum dan jaringan
jalur kereta api khusus, stasiun kereta api besar dan stasiun kereta api
sedang; serta Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan yang terdiri
atas alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai dan danau, lintas
penyeberangan yang berada di wilayah provinsi dan pelabuhan sungai,
pelabuhan danau, dan pelabuhan penyeberangan yang berada di wilayah
provinsi.
Huruf b
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi laut terdiri dari
Pelabuhan, terdiri dari pelabuhan internasional hub, pelabuhan
internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan
lokal; dan pelabuhan khusus.

40

Huruf c
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi udara adalah terdiri dari
Bandar udara yang telah ditetapkan dalam RTRWN; bandar udara
khusus yang berada di wilayah provinsi; dan ruang udara yang terdiri
dari ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung
untuk kegiatan bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara yang
dipergunakan untuk operasi penerbangan dan ruang udara yang
ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Pasal 20
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan sistem prasarana listrik provinsi
mencakup jaringan transmisi saluran udara tegangan ultra tinggi
(SUTUT), jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi
(SUTET), jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT),
jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah (SUTM),
dan/atau jaringan transmisi saluran udara tegangan rendah
(SUTR).
Huruf b
Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik mencakup
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB), dan/atau pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP).
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan terestrial adalah berupa jaringan
mikro digital, jaringan mikro analog, jaringan serat optik dan kabel
laut.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan bendungan adalah bangunan yang dibuat
untuk membendung aliran air.
Huruf e
Yang dimaksud dengan waduk penampungan air besar adalah
saluran air buatan untuk keperluan irigasi.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kanal besar adalah bangunan air yang
berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan.
Huruf g
Yang dimaksud dengan fasilitas air bersih mencakup mata air,
intake, instalasi produksi, bak penampungan, pipa jaringan air
bersih, pipa air bersih utama, pipa air bersih sekunder, dan jalur
distribusi air bersih.

41

Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Kawasan lindung provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci.
Ayat (2)
Kawasan budidaya provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pertumbuhan ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilai strategis
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi
yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki
potensi ekonomi cepat tumbuh, sektor unggulan yang dapat
menggerakkan pertumbuhan ekonomi, potensi ekspor, dukungan
jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, kegiatan
ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, fungsi untuk
mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan, atau fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi
sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut pandang
sosial budaya dapat merupakan kawasan budi daya maupun kawasan
lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya di wilayah provinsi,
seperti halnya kawasan yang antara lain merupakan tempat pelestarian
dan pengembangan adat istiadat atau budaya, merupakan prioritas
peningkatan kualitas sosial dan budaya, merupakan aset yang harus
dilindungi
dan
dilestarikan,
merupakan
tempat
perlindungan
peninggalan
budaya,
memberikan
perlindungan
terhadap
keanekaragaman budaya, atau memiliki potensi kerawanan terhadap
konflik sosial.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah provinsi, seperti
halnya kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir,
memiliki sumber daya alam strategis, memiliki fungsi sebagai pusat
pengendalian dan pengembangan antariksa, memiliki fungsi sebagai
pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau memiliki fungsi sebagai
lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

42

Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup merupakan kawasan yang memiliki nilai
strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, seperti halnya
kawasan yang merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, kawasan yang
memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian, kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro, kawasan yang
menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup,
kawasan yang merupakan kawasan rawan bencana alam, atau kawasan
yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf f
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Huruf a
Yang dimaksud dengan pusat pelayanan kawasan (PPK) merupakan
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pusat pelayanan lingkungan (PPL) merupakan
pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) merupakan
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan
sebagai PKL. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp
hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan pusat kegiatan tersebut
harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten.
Pasal 30
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan jalan mencakup:
- jalan lokal adalah jalan yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten
dengan pusat desa, antaribukota kecamatan, ibukota
kecamatan dengan desa, dan antardesa;
- jalan strategis kabupaten;
- jembatan, yang meliputi pembangunan jalan/jembatan baru
untuk membuka kawasan terisolasi, untuk meningkatkan
kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi, serta untuk

43

meningkatkan kelancaran kegiatan ekonomi, sosial dan budaya


lainnya;
- lokasi terminal sesuai dengan jenis, kelas pelayanan sebagai
terminal antar wilayah (type A), wilayah kota (tipe B) atau lokal
(tipe C) sesuai dengan hirarki pusat kegiatan dalam sistem
nasional, provinsi/metropolitan, atau sub terminal;
- pengembangan prasarana dan sarana angkutan umum massal
wilayah, misalnya berupa jalur bus (bus way).
Yang dimaksud dengan jaringan rel kereta api mencakup:
- jaringan jalur kereta api umum yang berada pada wilayah
kabupaten, yang terdiri atas jaringan jalur kereta api antarkota
dan jaringan jalur kereta api perkotaan, termasuk subway dan
monorel.
- jaringan jalur kereta api khusus yang berada pada wilayah
kabupaten; dan
- stasiun kereta api.
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi sungai, danau dan
penyeberangan mencakup:
- alur pelayaran untuk kepentingan angkutan sungai dan alur
pelayaran untuk kegiatan angkutan danau yang terdapat pada
wilayah kabupaten;
- lintas penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten;
- pelabuhan sungai dan pelabuhan danau yang terdapat pada
wilayah kabupaten; dan
- pelabuhan penyeberangan yang terdapat pada wilayah
kabupaten.
Huruf b
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi laut skala
kabupaten mencakup:
- pelabuhan laut yang terdapat pada wilayah kabupaten, yang
terdiri atas: pelabuhan internasional hub, pelabuhan
internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan
pelabuhan lokal; dan pelabuhan khusus.
- alur pelayaran yang terdapat pada wilayah kabupaten baik
internasional maupun nasional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi udara skala
kabupaten mencakup:
- bandar udara umum dan Bandar udara khusus yang terdapat
pada wilayah kabupaten;
- ruang udara untuk penerbangan, yang terdiri atas ruang udara
di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk
kegiatan bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara
yang dipergunakan untuk operasi penerbangan, dan ruang
udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan pipa minyak dan gas bumi
merupakan penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam
wilayah kabupaten (jika ada).

44

Huruf b
Yang dimaksud dengan Jaringan listrik merupakan penjabaran
jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Utama Tegangan Ultra
Tinggi (SUTUT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET),
dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kota
(jika ada), jalur-jalur distribusi energi kelistrikan, lokasi
pembangkit, gardu induk distribusi, dan sistem distribusi; dan
rencana sistem alternatif sumber daya lainnya seperti migas,
panas bumi, tenaga surya, dan lain sebagainya.
Huruf c
Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik dapat berupa
skala besar maupun mikro yang berupa PLTA, PLTU, PLTG, PLTD,
PLTN, PLTS, PLTB, dan PLTP.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan wilayah sungai kabupaten adalah
termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah kabupaten.
Huruf c
Yang dimaksud dengan jaringan irigasi berfungsi untuk
mendukung produktivitas usaha tani terdiri dari saluran,
bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan
irigasi terdiri dari jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier,
serta jaringan irigasi air tanah.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan sistem pengendalian banjir termasuk
saluran drainase primer, saluran drainase sekunder, saluran air
hujan primer, saluran air hujan sekunder.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan sistem prasarana wilayah kabupaten lainnya
meliputi jaringan prasarana lingkungan, mencakup prasarana
pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) Sementara, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, serta
pengolahan limbah cair dan padat.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya skala kabupaten mencakup kawasan bergambut
dan kawasan resapan air.

45

Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat mencakup
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk,
kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan
lokal lainnya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan
cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut
dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut,
cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam
dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam meliputi:
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan lindung geologi meliputi: kawasan
cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan
yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Pasal 34
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan hutan produksi dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan hutan produksi terbatas,
peruntukan hutan produksi tetap, dan peruntukan hutan produksi yang
dapat dikonversi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pertanian dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan
pertanian lahan kering, peruntukan tanaman pangan, dan peruntukan
hortikultura;.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan perkebunan dirinci
berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah
kabupaten.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan perikanan dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan
perikanan
tangkap, peruntukan
budidaya perikanan, dan peruntukan kawasan pengolahan ikan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pertambangan dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan mineral dan batubara,
peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan
peruntukan air tanah di kawasan pertambangan.
Huruf g
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan industri dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan industri besar, peruntukan industri
sedang dan peruntukan industri rumah tangga.
Huruf h
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pariwisata dirinci meliputi
kawasan-kawasan:
peruntukan
pariwisata
budaya,
peruntukan
pariwisata alam, dan peruntukan pariwisata buatan.

46

Huruf i
Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan permukiman dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan permukiman perkotaan dan
peruntukan permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka
permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing
permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di
pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya.
Huruf j
Yang termasuk kawasan peruntukan lainnya dapat berupa instalasi
pembangkit energi listrik, instalasi militer, dan instalasi lainnya.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut
pertumbuhan ekonomi berupa
- potensi ekonomi cepat tumbuh,
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi,
- potensi ekspor,
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi,
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan,
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi, atau
- kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
dalam wilayah kabupaten.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut sosial
dan budaya berupa:
- tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya,
- prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya,
- aset yang harus dilindungi dan dilestarikan,
- tempat perlindungan peninggalan budaya,
- tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya, atau
- tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa:
- peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
berdasarkan
lokasi
sumber
daya
alam
strategi,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
- sumber daya alam strategis;
- fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
- fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
- fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup berupa:
- tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

47

- kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora


dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air
yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
- kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim
makro;
- kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
- kawasan rawan bencana alam; atau
- kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan andalan kabupaten mencakup
kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Huruf a
Yang dimaksud dengan pusat kota adalah pusat pelayanan yang
melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional.
Huruf b
Yang dimaksud dengan subpusat kota adalah pusat pelayanan yang
melayani sub-wilayah kota.
Huruf c
Yang dimaksud dengan pusat lingkungan adalah pusat pelayanan yang
melayani skala lingkungan wilayah kota.
Pasal 41
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan jalan mencakup:
- jaringan jalan tol di dalam wilayah kota dan jaringan jalan sekunder di
dalam kota;
- jaringan jalan provinsi yang ada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
- lokasi terminal sesuai dengan jenis dan kelas pelayanannya; dan
Yang dimaksud dengan jaringan rel kereta api mencakup:
- jaringan jalur kereta api termasuk subway dan monorail; dan
- stasiun kereta api.
Yang dimaksud dengan jaringan transportasi sungai, danau dan
penyeberangan mencakup:
- alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan dalam wilayah kota dan antar wilayah; dan
- pelabuhan/dermaga.
Huruf b
Yang dimaksud dengan alur pelayaran mencakup alur pelayaran yang
berada pada wilayah kota bersangkutan.

48

Yang dimaksud dengan pelabuhan mencakup pelabuhan laut yang


berada di wilayah kota.
Huruf c
Yang dimaksud dengan bandar udara mencakup Bandar udara yang
berada di wilayah kota.
Yang dimaksud dengan ruang udara mencakup ruang udara di atas
bandara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara
(ketentuan keselamatan yang ditetapkan dalam Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan (KKOP)) dan ruang udara di sekitar bandar
udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Pasal 42
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan jaringan pipa minyak dan gas bumi
merupakan penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam
wilayah kota (jika ada).
Huruf b
Yang dimaksud dengan Jaringan listrik dapat berupa SUTUT,
SUTET, SUTT, SUTM, SUTR dan Jaringan Distribusi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan Pembangkit tenaga listrik skala kabupaten
dapat berupa Gardu Induk Distribusi, PLTA, PLTU, PLTG, PLTD,
PLTN, PLTS, PLTB, dan PLTP.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan prasarana penyediaan air minum kota
adalah sistem penyediaan air minum kota mencakup sistem
jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pengelolaan air Limbah Kota adalah
sistem pengelolaan air limbah kota meliputi sistem air pembuangan
yang terdiri atas sistem pembuangan air limbah (sewage) termasuk
sistem pengolahan berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
dan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (sewerage) baik
individual maupun komunal.
Huruf c
Untuk air limbah yang mengandung B3, diperlukan instalasi
tambahan untuk membersihkan air limbah tersebut sebelum
masuk ke jaringan air buangan kota.
Huruf d
Yang dimaksud dengan sistem Persampahan Kota adalah meliputi
tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan tempat
pemrosesan akhir sampah (TPA).
Huruf e
Yang dimaksud dengan Sistem Drainase Kota meliputi jaringan
primer, sekunder, dan tersier yang berfungsi untuk mengalirkan
limpasan air hujan (storm water) dan air permukaan lainnya untuk
menghindari genangan air di wilayah kota.

49

Huruf f
Yang dimaksud dengan Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana
dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki dapat direncanakan dalam
bentuk ruang pejalan kaki di sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi
air, ruang pejalan kaki di kawasan komersial/perkantoran, ruang
pejalan kaki di RTH, ruang pejalan kaki di bawah tanah, dan ruang
pejalan kaki di atas tanah.
Huruf g
Yang dimaksud dengan Jalur Evakuasi Bencana meliputi escape
way dan melting point baik dalam skala kota maupun kawasan.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya mencakup kawasan hutan lindung, kawasan
bergambut, dan kawasan resapan air.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat mencakup
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/danau,
kawasan sekitar mata air, dan kawasan lindung keagamaan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan ruang terbuka hijau (rth) kota antara lain
meliputi taman rt, taman rw, taman kota dan permakaman.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan suaka alam dan
cagar budaya
mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan
lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan
cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman hutan raya,
taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan.
Huruf f
yang meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang
pasang dan kawasan rawan banjir.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 45
Huruf a
Kawasan perumahan dapat dirinci meliputi perumahan dengan
kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang, dan perumahan
dengan kepadatan rendah.
Huruf b
Kawasan perdagangan dan jasa terdiri atas pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern.
Huruf c
Kawasan perkantoran terdiri atas perkantoran pemerintahan dan
perkantoran swasta.
Huruf d
Kawasan industri meliputi industri rumah tangga/kecil dan industri
ringan.

50

Huruf e
Kawasan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan
pariwisata buatan.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruangruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika
bencana terjadi.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Kawasan peruntukan lainnya meliputi: pertanian, pertambangan,
peruntukan pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta
keamanan dan keselamatan), peruntukan militer, dan lain-lain sesuai
dengan peran dan fungsi kota.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut pertumbuhan
ekonomi berupa
- potensi ekonomi cepat tumbuh;
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
- potensi ekspor;
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi;
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi;
- sumber daya alam yang strategis untuk kepentingan pembangunan
kota; dan/atau
- pengaruh yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
dalam wilayah kota.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut sosial dan
budaya berupa:
- tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
- prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
- aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
- tempat perlindungan peninggalan budaya;
- tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya;
- tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial;
- hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkan
jatidiri maupun penanda (vocal point, landmark) budaya kota;
dan/atau
- kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan
pembangunan kota.

51

Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa:
- kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
- memiliki sumber daya alam strategis;
- memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
antariksa;
- memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;
atau
- memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup berupa:
- tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
- kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air
yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
- kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim
makro;
- kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
- kawasan rawan bencana alam; dan/atau
- kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan andalan kota mencakup kawasan
andalan darat dan kawasan andalan laut.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Huruf a
Cukup jelas.

52

Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pertumbuhan ekonomi berupa kawasan ekonomi khusus (KEK),
kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET), kawasan tertinggal,
Kawasan
perdagangan
dan
pelabuhan
bebas,
kawasan
unggulan/andalan berkembang, kawasan unggulan/andalan prospektif
berkembang, kawasan pengembangan potensi khusus, kawasan berikat,
kawasan pusat perdagangan skala provinsi, dan/atau kawasan
Agropolitan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan
budaya berupa kawasan pusat perkantoran pemerintahan, kawasan
pusat sejarah keagamaan, kawasan pusat kegiatan keagamaan, kawasan
pariwisata (kota tua, wisata buatan unggulan), kawasan makam-makam
bersejarah, kawasan adat tertentu, dan/atau kawasan konservasi
warisan budaya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa
kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan pertambangan
minyak dan gas bumi lepas pantai, kawasan yang menjadi instalasi
tenaga nuklir, dan/atau kawasan industri strategis provinsi.
Huruf e
Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai
warisan dunia.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.

53

Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan sesuai karakteristiknya adalah peta yang
digambarkan pada skala tertentu mempunyai tingkat ketelitian dan
kedetilan berbeda serta tujuan penggunaan yang berbeda.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan sistem referensi geometri minimal yang
harus dimiliki meliputi sistem proyeksi, skala, datum, dan sistem
koordinat.
Huruf b
Yang dimaksud dengan akurasi pengukuran minimal adalah
akurasi gemoteris minimal dalam pengukuran di lapangan atau
dengan metode lain yang diperbolehkan untuk menggambarkan
sebuah unsur peta.
Yang dimaksud dengan kerincian data minimal adalah kedalaman
tingkat klasifikasi suatu unsur yang memungkinkan untuk
digambarkan pada peta.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.

54

Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan peta kependudukan meliputi kepadatan
penduduk, peta karakteristik penduduk menurut jenis kelamin,
peta karakteristik penduduk menurut tingkat pendidikan dan peta
karakteristik penduduk menurut pekerjaan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan peta ekonomi dan keuangan adalah peta
yang menunjukkan kondisi ekonomi dan keuangan wilayah yang
meliputi nilai eksport dan import suatu komoditas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan peta fisik adalah peta yang menunjukkan
karakter atau kondisi alam fisik suatu wilayah, yang meliputi peta
kemiringan lereng, peta geomorfologi/fisiografi, peta penutup lahan,
peta geologi, peta penggunaan lahan, peta tanah, dan peta
klimatologi termasuk curah hujan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan peta ketersediaan prasarana dan sarana
dasar meliputi peta eksisting untuk jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, sarana dan prasarana pendidikan, peta sarana dan
prasarana kesehatan, peta jaringan energi minyak dan gas, yang
dirinci sesuai level perencanaan
Huruf f
Yang dimaksud dengan peta rawan bencana terdiri dari peta
rawan bencana banjir, peta rawan bencana longsor, peta rawan
bencana tsunami, peta rawan bencana gunung berapi, dan peta
rawan gempa.
Huruf g
Yang dimaksud dengan peta potensi wilayah adalah potensi
wilayah baik darat dan/atau laut, berupa peta potensi pertanian
dan peternakan, peta potensi tambang, peta potensi perikanan, peta
potensi pariwisata, dan peta potensi perkebunan dan kehutanan.

55

Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 84
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan keseragaman adalah bahwa kualitas data pada
peta masukan tata ruang untuk level perencanaan yang sama pada
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota seharusnya sama.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 85
Cukup jelas.
Pasal 86
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan sama atau lebih besar dari skala peta dasar
adalah misalnya apabila skala peta dasar yang digunakan untuk
penyusunan rencana tata ruang adalah 1:250.000 maka skala minimal
peta tematik masukan yang digunakan adalah 1:250.000 atau lebih
besar misalnya 1:100.000.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 87
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pembagian ruang terkecil dan/atau hierarki
terkecil adalah misalnya:
- untuk ruang terkecil biasanya disebut dengan resolusi spasial, yaitu
pembagian ruang dalam grid/piksel dimana dimensi grid/piksel di
bumi dinyatakan dalam unit panjang/luas. Resolusi 30 meter artinya
bahwa satu piksel pada peta mewakili 30 meter di permukaan bumi,
dan seterusnya.
- berdasarkan
- menggunakan hierarki terendah dalam sistem administrasi nasional
yang akan dipakai baik itu tingkat provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, desa, dan seterusnya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan sistem referensi geometri adalah suatu
sistem pemetaan dimana semua peta yang dibuat mengacu pada
datum, proyeksi dan grid yang sama.

56

Huruf b
Yang dimaksud dengan sistem generalisasi adalah suatu proses
menampilkan informasi dalam suatu peta yang skalanya lebih kecil
sehingga tingkat kedetilannya sesuai dengan skala peta tersebut.
Huruf c
Yang dimaksud dengan sistem kodefikasi digital merupakan
teknik penyimpanan peta luaran dalam sistem basisdata spasial
yang menggunakan sistem klasifikasi dan kodefikasi unsur yang
baku secara nasional
Huruf d
Yang dimaksud dengan sistem penomoran peta luaran merupakan
teknis penomoran peta rencana tata ruang sistematis dalam bentuk
indeks untuk memudahkan pencarian dan/atau dokumentasi peta
rencana tata ruang secara nasional. Penomoran yang dimaksud
mengikuti sistematika penomoran yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang.
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 90
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan zona UTM yang dominan adalah zona UTM
dimana cakupan areanya paling besar, sehingga karakter luasan lebih
diutamakan untuk dipertahankan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Huruf a
Yang dimaksud dengan rumusan yang memenuhi syarat adalah
bila menggunakan empat titik sekutu, maka transformasi dilakukan
cukup dengan menggunakan transformasi conform, atau bila
menggunakan lebih dari empat titik sekutu maka transformasi
dilakukan dengan menggunakan transformasi affine.
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 91
Yang dimaksud dengan pengelolaan data tata ruang secara nasional
merupakan
cara
untuk
pengintegrasian/pemaduan
dan
pengharmonisasian/penyelarasan data tata ruang untuk kepentingan
koordinasi secara nasional.
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.

57

Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 95
Yang dimaksud dengan unik adalah setiap unsur tata ruang tidak
mempunyai kode yang sama dengan unsur lainnya.
Yang dimaksud dengan sistematik adalah pemberian kode unsur tata ruang
disusun secara teratur dan konsisten.
Pasal 96
Cukup jelas.
Pasal 97
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Instansi yang berwenang adalah Departemen
dalam Negeri. Teknis penomoran peta luaran adalah kode wilayah, nomor
urut peta, dan tema peta.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Instansi yang berwenang adalah Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Teknis penomoran dalam hal
ini adalah kode wilayah, nomor peta sesuai dengan peta rupabumi,
nomor urut peta, dan tema peta.
Pasal 98
Yang dimaksud dengan penggunaan lembar khusus adalah pencetakan peta
dapat dilakukan untuk penambahan cakupan lembar ke samping kiri atau
kanan dan/atau penambahan cakupan lembar ke atas atau ke bawah masingmasing sampai dengan 2 atau 100 mm.
Pasal 99
Cukup jelas.
Pasal 100
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan album peta adalah kumpulan dari peta yang
disusun dalam format buku album berukuran minimal A3.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 101
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ditetapkan adalah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah untuk RTRWN, Peraturan Daerah untuk RTRWP dan
RTRWKab/Kota.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 102
Cukup jelas.

58

Pasal 103
Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
Cukup jelas.
Pasal 107
Cukup jelas.

Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.

59

LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TAHUN 2010
TANGGAL

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM PERKOTAAN


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)
7

Sistem Perkotaan

8
5 01 14 0 00

1. Pusat Kegiatan Nasional


(PKN)

Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan


skala internasional, nasional atau beberapa
provinsi

2. Pusat Kegiatan Strategis


Nasional (PKSN)

Kota yang ditetapkan untuk mendorong


pengembangan kawasan perbatasan negara

3. Pusat Kegiatan Wilayah


(PKW)

Kode Unsur

Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan


skala atau beberapa kabupaten / kota

4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kabupaten / kota atau beberapa
kecamatan

-1-

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

5 01 14 1 00

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

5 01 14 1 01

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

5 01 14 2 00

00 75 75 00

255 63 63

00 75 100

5 01 14 3 00

Keterangan
9
Simbol minimal 3 mm

8. PPL

9. PKLp

10. Pusat Kota

RGB (255)

00 50 75 00

255 127 63

20 75 100

5 01 14 1 02

00 20 100 00

255 204 00

48 100 100

5 01 14 2 01

00 30 00 00

255 178 255

300 30 100

5 01 14 4 00

Pusat Pelayanan Lingkungan merupakan pusat


permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa

00 20 100 00

255 204 00

48 100 100

5 01 14 4 01

Pusat Kegiatan Lokal promosi merupakan


pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di
kemudian hari ditetapkan sebagai PKL

00 50 75 00

255 127 63

20 75 100

5 01 14 3 01

00 20 100 00

255 204 00

48 100 100

5 01 14 5 00

2
Kota sebagai pusat jasa, pusat pengolahan,
simpul transportasi dan kegiatan nasional yang
diusulkan provinsi

7. PPK

CMYK (%)

Keterangan

6. PKWp

Simbol

Kode Unsur

Pengertian

5. PKNp

Spesifikasi

Simbol dan / atau


Notasi

HSV (360 100


100)
7

NAMA UNSUR

Kota sebagai pusat jasa, pusat pengolahan,


simpul transportasi dan kegiatan wilayah yang
diusulkan provinsi
Pusat Pelayanan Kawasan merupakan
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa

Pusat Kota adalah pusat pelayanan yang


melayani seluruh wilayah kota dan/atau
regional

-2-

NAMA UNSUR
1
11. Sub. Pusat Kota

12. Pusat Lingkungan

Pengertian
2
Sub.Pusat Kota adalah pusat pelayanan yang
melayani sub-wilayah kota

Spesifikasi

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

5
00 50 75 00

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

255 127 63

20 75 100

5 01 14 5 01

Pusat Lingkungan adalah pusat pelayanan


yang melayani skala lingkungan wilayah kota
00 30 00 00

255 178 255

300 30 100

5 01 14 5 02

2. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)
7

Sistem Jaringan Transportasi

Kode Unsur

Keterangan

2 00 00 0 00

A. Jaringan transportasi darat

2 01 00 0 00

a. Jaringan jalan dan terminal


1. Jalan Tol / Bebas
Hambatan

Jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan


lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak
dari satu tempat ke tempat lain. Untuk
melewatinya para pengguna harus membayar
sesuai tarif yang berlaku

0.35 mm

Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam
0.8 mm

-3-

255 127 00

29 100 100

2 01 02 0 00

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam

2. Jalan Arteri Primer

3. Jalan Kolektor Primer

4. Jalan Lokal

Jalan yang dikembangkan untuk melayani dan


menghubungkan kota-kota antar pusat
kegiatan nasional dan pusat kegiatan wilayah,
juga antar kota yang melayani kawasan
berskala besar dan atau cepat berkembang
dan atau pelabuhan-pelabuhan utama.

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

255 127 00

29 100 100

2 01 10 0 00

0 .25 mm
0 .5 mm

Jalan yang dikembangkan untuk melayani dan


menghubungkan kota-kota antar pusat
kegiatan nasional, antar pusat kegiatan
nasional dan pusat kegiatan wilayah, dan
antar kota yang melayani kawasan berskala
besar dan atau cepat berkembang dan atau
pelabuhan-pelabuhan utama.
Jalan yang dikembangkan untuk melayani dan
menghubungkan kota-kota antar pusat
kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal dan
atau kawasan-kawasan berskala kecil dan
atau pelabuhan pengumpan regional dan
pelabuhan pengumpan lokal.

0. 6 mm

0. 6 mm

00 30 100 00

255 178 00

41 100 100

2 01 12 0 00

30 30 00 00

178 178 255

240 30 100

2 01 14 0 00

5. Jalan Strategis
2 01 24 0 00

a. Strategis Nasional

Jalan yang mempunyai nilai strategis secara


nasional
00 100 100 00

-4-

255 00 00

00 100 100

2 01 24 1 00

Tebal garis 0.4 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

b. Strategis Provinsi

c. Strategis Kabupaten

6. Jalur Busway

7. Jembatan

Jalan yang mempunyai nilai strategis dalam


provinsi

Jalan yang mempunyai nilai strategis dalam


kabupaten / kota

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

2 01 24 2 00

00 40 08 00

255 153 235

312 40 100

2 01 24 3 00

00 100 100 00

229 229 160

60 30 90

2 01 26 0 00

00 00 00 100

255 00 00

00 100 100

1 19 00 0 00

Jalan yang dikhususkan untuk jalur busway

Yang dibangun untuk membuka daerah


terisolir, agar dapat meningkatkan kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya lainnya

Tebal garis minimal


0.3 mm
Tebal garis 0.3 mm.
Lebar jembatan
disesuaikan dengan
lebar sungai

8. Terminal
1 19 30 0 00

a. Terminal type A

b. Terminal type B

Tempat perhentian bis untuk penumpang yang


mempunyai fasilitas lengkap serta berfungsi
sebagai simpul jaringan transportasi nasional.
Tempat perhentian bis untuk penumpang
dalam jumlah menengah dan jangkauan
pelayanan menengah

Warna hitam

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 19 30 1 00

Warna merah

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 19 30 2 00

-5-

Simbol minimal 3
mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

warna hitam

34 100 10 00

c. Terminal type C

Tempat perhentian bis untuk penumpang


dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan
dekat serta berfungsi sebagai terminal
pengumpan.

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

168 00 230

284 100 90

1 19 30 3 00

b. Jaringan rel kereta api dan


stasiun

2 02 00 0 00

1. Stasiun Kereta Api


1 19 32 0 00

a. Stasiun Besar

b. Stasiun Sedang

Lokasi yang digunakan sebagai tempat asaltujuan serta transit pergerakan lalu lintas
penumpang dan barang yang menggunakan
jasa angkutan kereta pada kota besar

0.3 mm

0.3 mm

10 mm

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 19 32 1 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 19 32 2 00

10 mm

Lokasi yang digunakan sebagai tempat asaltujuan serta transit pergerakan lalu lintas
penumpang dan barang yang menggunakan
jasa angkutan kereta pada kota kecil

0.3 mm
10 mm

2. Jalur Kereta Api umum


antar kota

2 02 00 0 00

a. Jalur Kereta Api umum


antar kota jalur ganda

2 02 02 1 00

-6-

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

1. Jalur Kereta Api


umum antar kota jalur
ganda atas tanah

HSV (360
100 100)
7

Kode Unsur

Keterangan

9
Tebal garis rel 0.2
mm
Jarak antara
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk


melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
dua jalur atau lebih di atas tanah.
00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

2 02 02 1 01

2. Jalur Kereta Api


umum antar kota jalur
ganda bawah tanah

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk


melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
dua jalur atau lebih di bawah tanah.

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

2 02 02 1 02

3. Jalur Kereta Api


umum antar kota jalur
ganda layang

Jalur kereta api yang dititikberatkan untuk


melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
dua jalur atau lebih layang.

23 19 100 00

196 207 00

63 100 81

2 02 02 1 03

b. Jalur Kereta Api umum


antar kota jalur tunggal
1. Jalur Kereta Api
umum antar kota jalur
tunggal atas tanah

2 02 04 1 00

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk


melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
satu jalur di atas tanah.
00 00 00 100

-7-

00 00 00

00 00 00

2 02 04 1 01

Tebal garis rel 0.2


mm
Jarak antara
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

2. Jalur Kereta Api


umum antar kota jalur
tunggal bawah tanah
3. Jalur Kereta Api
umum antar kota jalur
tunggal layang
3. Jalur Kereta Api umum
perkotaan
a. Jalur Kereta Api umum
perkotaan jalur ganda
1. Jalur Kereta Api
umum perkotaan jalur
ganda atas tanah

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk


melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
satu jalur di bawah tanah.
Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
satu jalur layang

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

2 02 04 1 02

23 19 100 00

196 207 00

63 100 81

2 02 04 1 03

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk


melayani arus lalu-lintas dalam kota.
Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
melayani arus lalu-lintas dalam kota dengan
dua jalur atau lebih.
Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat
jalur ganda di atas tanah

2. Jalur Kereta Api


umum perkotaan jalur
ganda bawah tanah

Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat


jalur ganda di bawah tanah

3. Jalur Kereta Api


umum perkotaan jalur
ganda layang

Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat


jalur ganda layang

2 02 01 0 00
2 02 02 2 00

-8-

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

2 02 02 2 01

100 23 00 00

00 196 255

194 100 100

2 02 02 2 02

00 20 50 00

255 204 128

36 50 100

2 02 02 2 03

Tebal garis rel 0.2


mm
Jarak antara
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

b. Jalur Kereta Api umum


perkotaan jalur tunggal

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk


melayani arus lalu-lintas dalam kota dengan
satu jalur.tunggal

1. Jalur Kereta Api


umum perkotaan jalur
tunggal atas tanah

Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat


jalur tunggal di atas tanah

2. Jalur Kereta Api


umum perkotaan jalur
tunggal bawah tanah

Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat


jalur tunggal di bawah tanah

3. Jalur Subway

Jaringan kereta khusus di dalam kota, dapat


melayang di bawah permukaan tanah.

4. Jalur Monorail

HSV (360
100 100)
7

Kode Unsur

Keterangan

2 02 04 2 00

Jaringan kereta khusus di dalam kota, dapat


melayang di atas permukaan tanah.

-9-

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

2 02 04 2 01

100 23 00 00

00 196 255

194 100 100

2 02 04 2 02

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

2 02 08 0 00

00 20 50 00

255 204 128

36 50 100

2 02 10 0 00

Tebal garis rel 0.2


mm
Jarak antara
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

4. Jalur Kereta Api khusus

HSV (360
100 100)
7

00 00 00

00 00 00

C. Jaringan transportasi
sungai, danau dan
penyeberangan

2. Pelabuhan danau

3. Alur pelayaran angkutan


sungai

Keterangan

2 02 14 0 00

Tebal garis rel 0.2


mm
Jarak antara
bantalan rel 2 .5
mm
Panjang bantalan rel
3 mm

Jalur kereta api yang dikhususkan untuk


melayani kegiatan tertentu dan mempunyai
daerah cakupan tertentu.
00 00 00 100

1. Pelabuhan sungai

Kode Unsur

2 04 00 0 00

Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas


penyeberangan penumpang dan barang jalur
sungai.

00 00 00100

00 00 00

00 00 00

1 19 52 0 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 19 52 1 00

100 30 70 00

00 179 76

145 100 70

2 04 02 0 00

Simbol minimal 3
mm

Pelabuhan danau yang melayani arus lalu


lintas penyeberangan penumpang dan barang

Jaringan lalu-lintas sungai dan alur pelayaran


mengangkut barang dan penumpang

- 10 -

Tebal Garisl 0.4


mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

4. Alur pelayaran angkutan


danau

Jaringan lalu-lintas danau dan alur pelayaran


mengangkut barang dan penumpang

50 45 90 00

128 140 13

66 91 55

2 04 04 0 00

5. Pelabuhan penyeberangan
lintas antar provinsi dan
antar negara

Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas


penyeberangan penumpang dan barang antar
provinsi dan/atau antar negara.

00100 25 00

255 00 191

315 1 00 100

1 19 48 1 00

6. Pelabuhan penyeberangan
lintas antar kabupaten/kota

Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas


penyeberangan penumpang dan barang antar
kabupaten/kota.

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

1 19 48 2 00

12 33 94 00

224 170 15

45 93 88

1 19 48 3 00

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

2 04 02 1 00

00 33 100 00

255 170 100

40 100 100

2 04 02 2 00

7. Pelabuhan penyeberangan
lintas dalam Kabupaten /
Kota

Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas


penyeberangan penumpang dan barang
dalam kabupaten/kota.

8. Lintas penyeberangan
antar provinsi yang
menghubungkan antar
jaringan jalan nasional dan
antar jaringan jalur kereta
api antar provinsi
9. Lintas penyeberangan
antar negara yang
menghubungkan antar
jaringan jalan pada
kawasan perbatasan

Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar


provinsi yang menghubungkan antar jaringan
jalan nasional dan antar jaringan jalur kereta
api antar provinsi

Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar


negara yang menghubungkan antar jaringan
jalan pada kawasan perbatasan provinsi

- 11 -

Tebal garis 0.3 mm

B.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

10. Lintas penyeberangan


antar kabupaten / kota
yang menghubungkan
antar jaringan jalan
provinsi dan jaringan jalur
kereta api dalam provinsi

Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar


kabupaten/ kota yang menghubungkan antar
jaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta
api dalam provinsi

11. Lintas pelabuhan


penyeberangan dalam
kabupaten / kota yang
menghubungkan antar
jaringan jalan kabupaten /
kota dan jaringan jalur
kereta api dalam
kabupaten

Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar


kabupaten/ kota yang menghubungkan antar
jaringan jalan kabupaten / kota dan jaringan
jalur kereta api dalam kabupaten / kota

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

2 04 02 3 00

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

2 04 02 4 00

Jaringan transportasi laut

1. Pelabuhan Internasional
hub

2 04 08 0 00

Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani


kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional
dan internasional dalam jumlah besar dan
jangkauan pelayanan sangat luas serta
berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi
laut internasional hub

00 00 00 100

- 12 -

00 00 00

00 00 00

2 04 08 3 00

Simbol minimal 3
mm
Infill white

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

2. Pelabuhan Internasional

3. Pelabuhan Nasional

4. Pelabuhan Regional

5. Pelabuhan lokal

6. Pelabuhan khusus

Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani


kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional
dan internasional dalam jumlah besar dan
jangkauan pelayanan luas serta berfungsi
sebagai simpul jaringan transportasi laut
internasional
Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional
dan internasional dalam jumlah besar dan
jangkauan pelayanan luas serta berfungsi
sebagai simpul jaringan transportasi laut
nasional.
Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional
dan internasional dalam jumlah menengah
dan jangkauan pelayanan menengah.
Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam
jumlah kecil dan jangkauan pelayanan dekat
serta berfungsi sebagai pengumpan
pelabuhan utama.
Pelabuhan yang khusus melayani kegiatan
tertentu dan mempunyai daerah cakupan
tertentu.

- 13 -

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

2 04 08 3 01

100 56 00 00

00 112 255

214 100 100

2 04 08 3 02

00 100 25 00

255 00 191

315 100 100

2 04 08 3 03

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

2 04 08 3 04

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

2 04 08 3 05

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

7. Pelabuhan lainnya

8. Alur pelayaran
Internasional

9. Alur Laut Kepulauan


Indonesia (ALKI)

HSV (360
100 100)
7

Kode Unsur

Keterangan

Pelabuhan yang tidak termasuk pelabuhan


diatas

Simbol minimal 3
mm
00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

2 04 08 3 05

100 100 00 00

00 00 00

00 00 00

2 04 08 1 00

Alur pelayaran Internasional

Alur Laut Kepulauan Indonesia


ALKI
ALKI

0.6 mm

100 00 00 00

00 225 255

180 100 100

2 04 08 2 00

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

2 04 08 1 01

Dimensi minimal
garis

10. Jaringan pelayaran


Internasional yang
menghubungkan antar
pelabuhan Internasional
hub dan pelabuhan
Internasional dalam negara

Jalur pelayaran internasional yang


menghubungkan antar pelabuhan
internasional hub dan pelabuhan internasional

- 14 -

Tinggi simbol
minimal 1 mm
Notasi minimal 2
mm ALKI = Alur
Laut Kepulauan
Indonesia
Untuk alur laut yang
panjang,
penggunaan notasi
diatur

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360
100 100)
7

12 33 94 00

224 170 15

45 93 88

2 04 08 1 02

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

2 04 08 2 01

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan


antar pelabuhan nasional

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

2 04 08 2 02

14. Alur pelayaran nasional


yang menghubungkan
antara pelabuhan nasional
dan pelabuhan regional

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan


antar pelabuhan nasional dan pelabuhan
regional

10 70 70 00

230 76 76

00 67 90

2 04 08 2 03

15. Alur pelayaran nasional


yang menghubungkan
antar pelabuhan regional

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan


antar pelabuhan regional
40 10 100 00

152 230 00

80 10 90

2 04 08 2 04

11 Jaringan pelayaran
Internasional yang
menghubungkan antar
pelabuhan Internasional
hub dan pelabuhan
Internasional dengan
pelabuhan Internasional di
negara lain
12. Alur pelayaran nasional
yang menghubungkan
pelabuhan nasional
dengan pelabuhan
Internasional atau
pelabuhan Internasional
hub
13. Alur pelayaran nasional
yang menghubungkan
antar pelabuhan nasional

Jalur pelayaran internasional yang


menghubungkan antar pelabuhan
internasional hub dan pelabuhan internasional
dengan pelabuhan internasional di negara lain

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan


pelabuhan nasional dengan pelabuhan
internasional atau pelabuhan internasional hub

- 15 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)
7

Kode Unsur

Keterangan

2 03 00 0 00

Simbol minimal 3
mm

C. Jaringan transportasi udara

1. Bandar udara umum pusat


penyebaran primer

2. Bandar udara umum pusat


penyebaran sekunder

3. Bandar udara umum pusat


penyebaran tersier

4. Bandar udara umum bukan


pusat penyebaran

Bandar udara yang melayani penumpang


dalam jumlah sedang dengan lingkup
pelayanan dalam satu provinsi dan
terhubungkan dengan pusat penyebaran
primer.
Bandar udara yang melayani penumpang
dalam jumlah besar dengan lingkup pelayanan
nasional atau beberapa provinsi dan berfungsi
sebagai pintu utama ke luar negeri.
Bandar udara yang melayani penumpang
dalam jumlah rendah dengan lingkup
pelayanan pada beberapa kabupaten dan
terhubungkan dengan pusat penyebaran
primer dan pusat penyebaran sekunder.
Bandar udara yang melayani penumpang
dengan jumlah kecil dan tidak mempunyai
daerah cakupan atau layanan.

- 16 -

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

2 03 02 1 00

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

2 03 02 2 00

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

2 03 02 3 00

10 70 100 00

230 76 00

20 100 90

2 03 03 0 00

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

5. Bandar udara khusus

Bandar udara yang khusus melayani kegiatan


tertentu dan mempunyai daerah cakupan
tertentu.

00 50 50 000

6. Ruang udara di atas


bandar udara

Kawasan udara di sekitar bandar udara

255 127 127

00 50 100

2 03 04 0 00

00 255 255

180 100 100

2 03 05 1 00

Dimensi minimal
untuk simbol
100 00 00 00

8. Ruang udara yang


ditetapkan sebagai jalur
penerbangan

Keterangan

Kawasan udara di atas bandar udara

100 00 00 00

7. Ruang udara di sekitar


bandar udara

Kode Unsur

HSV (360
100 100)
7

00 255 255

180 100 100

2 03 05 2 00

Kawasan udara yang ditetapkan sebagai jalur


penerbangan
20 00 00 00

- 17 -

204 255 255

180 20 100

2 03 06 0 00

Notasi minimal 2
mm
KA =
Kawasan Udara di
atas Bandar udara
Letak notasi diatur
sesuai luas unsur

Notasi minimal 2
mm
KS =
Kawasan Udara di
Sekitar bandar
udara Letak
notasi diatur sesuai
luas unsur
Notasi minimal 2
mm
KP =
Kawasan Udara
sebagai jalur
penerbangan Letak
notasi diatur sesuai
luas unsure

3. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN ENERGI


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

Kode Unsur

Keterangan
9

Sistem Jaringan Energi

8
1 11 00 0 00

A. Jaringan pipa minyak dan gas

1 11 10 0 00

1. Jaringan pipa minyak

2.

Jaringan pipa gas

HSV (360 100


100)
7

Jaringan prasarana utama yang mendukung


seluruh kebutuhan minyak bumi
00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 11 10 1 00

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 11 22 0 00

Tebal garis pipa


0.3 mm
Jarak antara
bulatan simbol 10
mm
Ukuran bulatan
simbol 2 mm

Jaringan prasarana utama yang mendukung


seluruh kebutuhan gas

B. Jaringan listrik
1 10 26 0 00

1. Kawat saluran udara


1 10 26 1 00

- 18 -

Tinggi simbol
minimal 1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

a. jaringan transmisi tegangan


ultra tinggi (SUTUT) 750 KV

c. jaringan transmisi tegangan


tinggi (SUTT) 275KV

Jaringan listrik berkapasitas 275 KV

d. jaringan transmisi tegangan


menegah (SUTM) 150 KV

Jaringan listrik berkapasitas 150 KV

2. Kabel bawah tanah

Keterangan

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 10 26 1 01

00 100 23 00

255 00 197

314 100 100

1 10 26 1 02

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

1 10 26 1 03

70 10 100

76 230 00

100 100 90

1 10 26 1 04

00 00 100 00

255 255 00

60 100 00

1 10 26 1 05

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 10 28 0 00

Jaringan listrik berkapasitas 750 KV

b. jaringan transmisi tegangan Jaringan listrik berkapasitas 500 KV


extra tinggi (SUTET) 500 KV

e. jaringan transmisi tegangan


rendah (SUTR) 70 KV

Kode Unsur

HSV (360 100


100)
7

Jaringan listrik berkapasitas 70 KV

Jaringan energi listrik .kabel bawah tanah

- 19 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

3. Kabel bawah laut

4. Gardu induk

5. Jaringan distribusi

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 10 30 0 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 10 20 0 00

85 55 100 00

38 115 00

100 100 00

1 10 31 0 00

Jaringan energi listrik kabel bawah laut

Bangunan sebagai tempat distribusi arus


listrik.
Simbol minimal 3
mm

Jaringan yang dibuat untuk mendistribusikan


energi listrik

C. Pembangkit tenaga listrik


1 10 00 0 00

1. Pembangkit tenaga listrik


tenaga air (PLTA)

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga air

100 00 00 00

- 20 -

00 255 255

180 100 100

1 10 04 0 00

Simbol minimal 3
mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

2. Pembangkit tenaga listrik


tenaga uap (PLTU)

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga uap

3. Pembangkit tenaga listrik


tenaga gas (PLTG)

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga gas

4. Pembangkit tenaga listrik


tenaga diesel (PLTD)

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga diesel

5. Pembangkit tenaga listrik


tenaga nuklir (PLTN)

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga nuklir

6. Pembangkit tenaga listrik


tenaga surya (PLTS)

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga matahari

7. Pembangkit tenaga listrik


tenaga bayu (PLTB)

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga angin

- 21 -

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

10 70 100 00

230 76 00

20 100 90

1 10 06 0 00

00 50 50 00

255 127 127

00 50 100

1 10 14 0 00

12 33 94 00

224 170 15

95 93 88

1 10 08 0 00

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 10 10 0 00

00 19 78 00

255 207 56

46 78 100

1 10 12 0 00

00 00 97 00

255 255 08

60 97 100

1 10 16 0 00

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

8. Pembangkit tenaga listrik


tenaga Panas Bumi (PLTP)

9. Pembangkit listrik lainnya.

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga panas bumi

Bangunan yang menjadi tempat mesin


pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga selain yang telah
disebutkan di atas

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

00 100 23 00

255 00 197

314 100 100

1 10 32 0 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 10 00 0 00

4. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100%


100%)

Kode Unsur

Keterangan

Sistem Jaringan Telekomunikasi


1 17 00 0 00

A.

Jaringan terestrial

Rangkaian perangkat telekomunikasi dan


kelengkapannya yang digunakan untuk
berkomunikasi.

1 17 01 0 00

- 22 -

Tebal garis 0.4


mm

NAMA UNSUR
1

1. Jaringan mikro digital

2. Jaringan mikro analog

3. Jaringan serat optik

4. Jaringan kabel laut

5. Jaringan internasional

6.

Stasiun telepon otomat

7. Transmisi kabel laut

Spesifikasi

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100%


100%)

Kode Unsur

Keterangan

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 17 01 1 00

00 00 100 00

255 255 00

60 100 10

1 17 01 2 00

40 100 60 00

153 00 102

80 20 60 00

51 204 102

140 75 80

1 17 01 4 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 17 01 5 00

Tempat atau instalasi bangunan telepon


otomat yang menjadi pusat atau
penghubung jaringan telepon.

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 17 02 0 00

Saluran pembawa atau transmisi tenaga


atau arus listrik bawah laut yang sedang
dikerjakan

10 40 100 00

230 152 00

40 100 90

1 17 08 0 00

Rangkaian perangkat telekomunikasi


Jaringan Mikro Digital
Rangkaian perangkat telekomunikasi
Jaringan Mikro Analog

Rangkaian perangkat telekomunikasi


Jaringan Serat Optik

Rangkaian perangkat telekomunikasi


Jaringan Kabel Laut

Rangkaian perangkat telekomunikasi


Jaringan Interbational

- 23 -

320 100 60

1 17 01 3 00

Simbol minimal 3
mm

NAMA UNSUR
1

8. Transmisi kabel laut


(konstruksi)

9. Kantor pos besar

10. Kantor pos kecil

Spesifikasi

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100%


100%)

Kode Unsur

Keterangan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 17 20 0 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 18 02 0 00

00 55 33 00

255 115 222

314 55 100

1 18 04 0 00

Saluran pembawa atau transmisi tenaga


atau arus listrik bawah laut yang sedang
dikerjakan.

Tempat yang mempunyai fungsi


menyelenggarakan kirim mengirim barang,
surat, uang dan sebagainya dengan skala
pelayanan regional.
Tempat yang mempunyai fungsi
menyelenggarakan kirim mengirim barang,
surat, uang dan sebagainya dengan skala
pelayanan kota atau lokal.

Simbol minimal 3
mm

B. Jaringan satelit
1 17 08 0 00

1. Stasiun bumi

Bangunan berfungsi sebagai stasiun


telekomunikasi.
00 00 00 100

- 24 -

00 00 00

00 00 00

1 17 08 1 00

Simbol minimal 3
mm

NAMA UNSUR
1

Spesifikasi

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100%


100%)

Kode Unsur

Keterangan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 17 08 2 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 17 08 3 00

2. Pusat automatisasi
sambungan telepon

Bangunan sebagai tempat yang merupakan


pusat automiatisasi sambungan telepon

3. Menara telekomunikasi (BTS)


untuk pemanfaatan secara
bersama-sama antar operator

Bangunan sebagai tempat yang merupakan


pusat automiatisasi sambungan telepon

5. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN SUMBERDAYA AIR
Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)
7

Sistem Jaringan Sumberdaya Air


A. Jaringan sungai

Kode Unsur

Keterangan

6 00 00 0 00

Sungai yang melintas di sejumlah wilayah


administrasi yang berbeda

100 00 00 00

B. Sumberdaya air wilayah sungai

- 25 -

255 00 255

300 100 100

6 01 00 0 00

Tebal garis tepi


0.2mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

1. Wilayah sungai lintas negara

2. Wilayah sungai lintas provinsi

3. Wilayah sungai lintas


kabupaten / kota

HSV (360 100


100)
7

Kode Unsur

Keterangan

9
Tebal garis tepi
0.3 mm
C 100 M 100

Batas Sistem Wilayah Sungai yang


melintasdi sejumlah wilayah Negara
25 09 00 00

190 232 255

201 25 100

6 01 01 0 00

00 00 100 00

00 255 255

60 100 100

6 01 02 0 00

33 00 100 00

170 255 00

80 100 100

6 01 03 0 00

Batas Sistem Wilayah Sungai yang


melintas di sejumlah wilayah provins

Batas Sistem Wilayah Sungai yang


melintas di sejumlah wilayah kabupaten

C. Cekungan air tanah


1. Cekungan air tanah lintas
negara

Batas cekungan air tanah yang melewati


lintas negara

20 20 00 00

- 26 -

204 204 255

240 20 100

6 01 18 1 00

Notasi minimal 2
mm
CN = Cekungan
air tanah lintas
Negara.
Untuk cekungan
yang luas,
penggunaan notasi
diatur

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

2. Cekungan air tanah lintas


provinsi

3. Cekungan air tanah lintas


kabupaten/ kota

D. Bendungan besar

E. Kanal besar

F. Waduk penampungan air Besar

HSV (360 100


100)
7

Kode Unsur

Keterangan

Batas cekungan air tanah yang melewati


lintas provinsi

Batas cekungan air tanah yang melewati


lintas kabupaten

20 20 00 00

204 204 255

240 20 100

6 01 18 2 00

20 20 00 00

204 204 255

240 20 100

6 01 18 3 00

Bagunan yang dibuat untuk membendung


aliran air

Bangunan air yang berfungsi sebagai


tempat penampungan air hujan

CP = Cekungan
air tanah lintas
Provinsi.

CK = Cekungan air
tanah lintas
Kabupaten / kota
Panjang
bendungan
disesuikan dengan
lebar bendungan.

40 100 00 00

153 00 255

77 100 100

1 20 06 0 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

6 02 04 0 00

100 00 00 00 20
00 00

00 255 255
204 255 255

180 100 100


180 20 100

1 20 06 1 00

Warna air cyan


20%.

6 01 18 2 00

Simbol minimal 3
mm

Saluran air buatan untuk keperluan irigasi

G. Fasilitas air bersih

- 27 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

1. Mata air

2. Intake

3. Instalasi produksi

4. Bak penampungan

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

20 00 00 00

204 255 255

180 20 100

6 01 18 0 00

100 00 00 00 Air
C 20

00 255 255
204 255 255

180 100 100


180 20 100

6 01 18 4 00

25 09 00 00

191 232 255

202 25 100

1 09 10 0 00

25 09 00 00

191 232 255

202 25 100

1 09 04 0 00

Tempat atau keluar nya air dari dalam


tanah

Penahan aliran air sungai


.

Tempat pengolahan air sungai menjadi air


yang dapat dikonsumsi

Tempat penampunngan air hasil produksi

5. Pipa jaringan air bersih


1 09 08 0 00

a. Pipa air bersih primer

Saluran atau pipa transmisi air bersih


utama / primer
100 100 00 00

- 28 -

00 00 255

240 100 100

1 09 08 1 00

Tebal garis
minimal 1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 09 08 2 00

100 30 08 00

00 178 235

195 100 92

1 09 08 0 10

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 14 12 0 00

Simbol minimal 3
mm

1 14 00 0 05

Tebal garis
minimal 0.3 mm

b. Pipa air bersih sekunder Saluran atau pipa transmisi air bersih
sekunder yang digunakan

6. Jalur distribusi air bersih

7. Bangunan irigasi

Jalur distribusi air bersih

Banguanan untuk mengatur aliran irigasi


.

8. Jaringan irigasi

a. Irigasi primer

b. Irigasi sekunder

c. Irigasi tersier

Saluran irigasi primer


100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

1 14 00 0 06

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

1 14 00 0 07

00 100 25 00

255 00 191

315 100 100

1 14 00 0 08

Saluran irigasi sekunder

Saluran irigasi tersier

- 29 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

5
15 35 95 00

d. Irigasi air tanah

Saluran irigasi yang airnya bersumber dari


air tanah

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

217 166 13

45 94 85

1 14 00 0 09

9. Sistem pengendali banjir


1 20 06 2 00

a. Saluran dranaise primer

Saluran pengendali banjir primer

b. Saluran dranaise
sekunder

Saluran pengendali banjir sekunder

c. Saluran air hujan primer

Saluran air hujan primer

d. Saluran air hujan

100 1 00 00
00

00 00 255

240 100 100

1 20 06 2 01

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 20 06 2 02

00 100 25 00

255 00 191

315 100 100

1 20 06 2 03

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

1 20 06 2 04

Saluran air hujan sekunder

sekunder

- 30 -

Tebal garis
minimal 0.3 mm

6. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN LINDUNG


NAMA UNSUR
1

Kawasan Lindung

A.. Kawasan yang memberikan


perlindungan terhadap
bawahannya

1. Kawasan hutan lindung

2. Kawasan bergambut

3. Kawasan resapan air

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

04 00 10 00

245 255 230

08 00 10 00

Spesifikasi

Kode Unsur

Keterangan

84 10 100

5 02 12 1 00

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm

235 255 230

108 10 100

5 02 12 0 00

12 00 10 00

224 255 230

132 12 100

5 02 12 1 00

16 00 10 00

214 255 230

143 16 100

5 02 12 2 00

10 00 12 00

232 255 224

105 12 100

5 02 12 3 00

Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi


utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya yang
mencakup hutan lindung, bergambut, dan
resapan air.
Kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang
mampu memberikan perlindungan kepada
kawasan sekitar maupun bawahannya
sebagai pengatur tata air, pencegah banjir
dan erosi serta pemeliharaan kesuburan
tanah.
Kawasan yang unsur pembentuk tanahnya
sebagian besar berupa sisa-sisa bahan
organik yang tertimbun dalam waktu yang
lama.
Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi
untuk meresapan air hujan sehingga
merupakan tempat pengisian air bumi (akifer)
yang berguna sebagai sumber air.

- 31 -

NAMA UNSUR
1

B. Kawasan perlindungan
setempat

1. Sempadan pantai

2. Sempadan sungai

3. Kawasan sekitar danau /


waduk

4. Kawasan sekitar mata air

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

14 00 16 00

219 255 214

20 00 20 00

Kawasan yang memberikan perlindungan


setempat yang mencakup sempadan pantai,
sempadan sungai, sekitar danau atau waduk,
sekitar mata air dan hijau kota termasuk di
dalamnya hutan kota.
Kawasan tertentu sepanjang pantai yang
mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai

Kawasan sepanjang kiri-kanan sungai,


termasuk sungai buatan atau kanal atau
saluran irigasi primer, yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi sungai.
Kawasan tertentu di sekeliling danau atau
waduk yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi
danau atau waduk.

Kawasan tertentu di sekeliling mata air yang


mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi mata air.

- 32 -

Spesifikasi

Kode Unsur

Keterangan

113 16 100

5 02 14 0 00

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm

204 255 204

120 20 100

5 02 14 1 01

24 00 20 00

194 255 204

130 24 100

5 02 14 1 02

28 00 22 00

184 255 199

133 28 100

5 02 14 2 01

34 00 25 00

168 255 191

136 34 100

5 02 14 2 02

NAMA UNSUR

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

40 00 25 00

153 255 191

142 40 100

5 02 14 3 00

40 00 80 00

153 255 50

89 80 100

5 02 14 3 01

40 00 80 00

153 255 50

89 80 100

5 02 14 3 02

40 00 80 00

153 255 50

89 80 100

5 02 14 3 03

5. Ruang terbuka hijau kota

a. Taman Rukun Tetangga

b. Taman Rukun Warga

c. Taman kota

Spesifikasi

Ruang terbuka hijau adalah satu bentuk dari


ruang terbuka, yang ditandai oleh keberadaan
pepohonan sebagai pengisi lahan yang
utama, kemudian di dukung oleh keberadaan
tanaman lain sebagai pelengkap seperti
perdu, semak, rerumputan dan tumbuhan
penutup tanah lainnya.

Kode Unsur

Keterangan

Taman dilingkungan Rukun Tetangga

Taman dilingkungan Rukun Warga

Kawasan di dalam kota yang mempunyai


manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi penghijaun dan kawasan
yang ditujukan sebagai tempat rekreasi,
pariwisata dan penngembangan pendidikan
kelestarian alam.

- 33 -

NAMA UNSUR
1

d. Taman pemakaman
umum

e. Jalur hijau sepanjang


sungai dan pantai

6. Kawasan lindung
keagamaan

C. Kawasan pelestarian alam,


suaka alam & cagar budaya

1. Kawasan suaka alam

2. Kawasan suaka alam

laut & perairan lainnya

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

40 00 80 00

153 255 50

89 80 100

5 02 14 3 04

50 00 25 00

128 255 191

150 50 100

5 02 14 3 04

60 00 35 00

102 255 166

145 60 100

5 02 14 4 00

10 10 00 00

230 230 255

240 10 100

5 02 16 0 00

Kawasan di dalam kota yang mempunyai


manfaat penting sebagai tempat pemakaman
umum

Kawasan yang mempunyai manfaat penting


sebagai untuk mempertahankan kelestarian
fungsi penghijauan sepanjang pantai dan
sungai
Kawasan keagamaan yang memiliki sifat khas
yang mampu memberikan perlindungan
kepada kawasan sekitar sebagai tempat
pengembangan pendidikan agama maupun
tempat ibadah.
Kawasan suaka alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan
satwa dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangnnya berlangsung secara alami.
Kawasan yang mempunyai keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa serta tipe
ekosistemnya, dengan kondisi alam baik biota
maupun fisiknya yang masih asli.

Kode Unsur

Keterangan

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm

Kawasan yang mewakili ekosistem khas di


lautan maupun perairan lainnya, yang
merupakan habibat alami yang memberikan
tempat maupun perlindungan bagi
perkembangan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa yang ada.

- 34 -

15 15 00 00

217 217 255

240 15 100

5 02 16 1 00

20 20 00 00

204 204 255

240 20 100

5 02 16 2 00

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

3. Kawasan suaka
margasatwa & suaka
margasatwa laut

Kawasan suaka alam yang ditunjuk


merupakan tempat hidup dan
perlembangbiakan dari suatu jenis satwa yang
perlu dilakukan upaya konservasinya, memiliki
keanekaragaman dan populasi satwa yang
tinggi, dan atau merupakan tempat dan
kehidupan jenis satwa migran tertentu.
Kawasan yang mewakili ekosistem khas dan
merupakan habitat alam yang memberikan
perlindungan bagi perkembangan flora dan
fauna yang khas dan beragam, yang ada di
pantai maupun di laut..
Kawasan pesisir laut yang merupakan habitat
alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi
memberikan perlindungan kepada
perikehidupan pantai dan lautan.Kawasan ini
minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air
pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur
dari garis surut terendah ke arah darat yang
merupakan habitat hutan bakau

30 30 00 00

179 179 255

240 30 100

5 02 16 3 00

40 40 00 00

153 153 255

240 40 100

5 02 16 4 00

10 15 00 00

230 217 255

261 15 100

5 02 16 5 00

10 20 00 00

230 204 255

271 20 100

5 02 16 6 00

NAMA UNSUR

4. Cagar alam & cagar

alam laut

5. Kawasan pantai

berhutan bakau

6. Taman nasional & taman

nasional laut

Spesifikasi

Kawasan pelestarian alam yang dikelola


dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan
rekreasi

- 35 -

Kode Unsur

Keterangan

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

7. Taman hutan raya

Kawasan pelestarian yang dimanfaatkan


untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau
satwa, alami atau buatan. jenis asli dan atau
bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan dan latihan, budaya, pariwisata
dan rekreasi.

10 30 00 00

230 179 255

280 30 100

5 02 16 7 00

Kawasan pelestarian alam di darat maupun di


laut yang terutama dimanfaatkan untuk
pariwisata dan rekreasi alam

10 40 00 00

230 153 255

285 40 100

5 02 16 8 00

Kawasan yang merupakan lokasi bangunan


hasil budaya manusia yang bernilai tinggi
maupun bentukan geologi alami yang khas

10 20 10 00

230 204 230

300 11 90

5 02 16 9 00

00 05 00 00

255 242 255

300 05 100

5 02 22 0 00

00 15 00 00

255 217 255

300 15 100

5 02 22 1 00

NAMA UNSUR

8. Taman wisata alam &

taman wisata alam laut

9.

Kawasan cagar budaya


& ilmu pengetahuan

D. Kawasan rawan bencana alam

1. Kawasan rawan tanah

longsor

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi


mengalami bencana alam. Mempunyai
sumberdaya yang khas dan unik baik
tumbuhan maupun lahan.

Spesifikasi

Kode Unsur

Keterangan

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi


mengalami tanah longsor.

- 36 -

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm

NAMA UNSUR

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

00 25 00 00

255 191255

300 25 100

5 02 22 2 00

00 40 00 00

255 153 255

300 40 100

5 02 22 3 00

2. Kawasan rawan gelombang Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi


pasang
mengalami bencana alam gelombang pasang.

3. Kawasan rawan banjir

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi


mengalami bencana alam tsunami.

Kode Unsur

Keterangan

E. Kawasan lindung geologi


5 02 26 0 00

a. Kawasan cagar alam


geologi

Kawasan yang merupakan lokasi bentukan


geologi yang bernilai tinggi maupun bentukan
geologi alam yang khas.

1. Kawasan keunikan
batuan dan fosil

Kawasan yang merupakan lokasi bentukan


geologi yang mempunyai keunikan batuan
dan fosil

2. Kawasan keunikan
bentang alam

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunikan bentang alam

a. Bentang alam
gumuk pasir pantai

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunikan bentang alam berupa
gumuk pasir laut

- 37 -

00 05 05 00

255 242 242

00 05 100

5 02 26 1 00

00 05 10 00

255 242 230

29 10 100

5 02 26 1 01

00 10 10 00

255 230 230

00 10 100

5 02 26 1 20

00 10 20 00

255 230 204

31 20 100

5 02 26 1 21

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

00 10 30 00

255 230 179

40 30 100

5 02 26 1 22

00 20 30 00

255 204 179

20 30 100

5 02 26 1 23

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunikan bentang alam berupa
ngarai atau lembah

00 30 40 00

255 179
1153

15 40 100

5 02 26 1 24

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunikan bentang alam berupa
kubah

00 40 40 00

255 153 153

00 40 100

5 02 26 1 25

00 50 60 00

255 128 102

10 60 100

5 02 26 1 26

00 60 80 00

255 102 51

15 80 100

5 02 26 1 30

b. Bentang alam
kawah, kaldera, maar,
leher vulkanik, gumuk
vulkanik

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunukan bentang alam berupa
kawah, kaldera, maar, leher vulkanik dan
guimuk vulkanik

c. Bentang alam goa

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunikan bentang alam berupa
goa

d. Bentang alam
ngarai / lembah

e. Bentang alam
kubah

f. Bentang alam karst

3. Kawasan keunikan
proses geologi

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunikan bentang alam berupa
karst

Spesifikasi

Kode Unsur

Keterangan

Kawasan atau merupakan lokasi yang


mempunyai keunikan proses geologi

- 38 -

NAMA UNSUR
1

a. Kawasan poton
atau lumpur vulkanik

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

00 20 10 00

255 204 230

329 20 100

5 02 26 1 31

00 30 10 00

255 179 230

320 30 100

5 02 26 1 32

00 40 10 00

255 153 230

315 40 100

5 02 26 1 33

00 50 10 00

255 128 230

312 50 100

5 02 26 2 00

15 40 35 00

217 153 166

348 29 85

5 02 26 2 01

Kawasan keunikan proses geologi dengan


munculnya sumber api alami

c. Kawasan dengan
kemunculan sulfatara,
fumaroia, dan / atau
geyser

Kawasan keunikan proses geologi dengan


munculnya sulfatara, tumaroia, dan atau
geyser

1. Kawasan rawan
letusan gunung berapi

Kode Unsur

Keterangan

Kawasan keunikan proses geologi dengan


keluarnya poton atau lumpur vulkanik

b. Kawasan dengan
kemunculan sumber
api alami

b. Kawasan rawan bencana


alam geologi

Spesifikasi

Kawasan yang rawan akan bencana alam


geologi

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi


mengalami bencana akibat letusan gunung
berapi

- 39 -

NAMA UNSUR
1
2.

Kawasan rawan
gempa bumi

3. Kawasan rawan
gerakan tanah

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

15 45 40 00

217 140 153

350 35 85

5 02 26 2 02

20 30 30 00

204 179 179

00 12 80

5 02 26 2 03

17 55 50 00

212 115 128

352 46 83

5 02 26 2 04

10 80 80 00

230 51 51

00 78 90

5 02 26 2 05

20 70 50 00

204 76 128

336 63 80

5 02 26 2 06

Kawasan yang pernah terjadi dan


diidentifikasikan mempunayai potensi
terancam bahaya gempa bumi, baik gempa
bumi tektonik maupun vulkanik

Kawasan yang berdasarkan kondisi geologi


dan geografi dinyatakan rawan longsor atau
mengalami kejadian longsor dengan frekuensi
cukup tinggi

4. Kawasan yang
terletak di zona
patahan aktif

Kawasan yang terletak di zona patahan aktif

5. Kawasan rawan
tsunami

Kawasan yang rawan akan bencana tsunami

6. Kawasan rawan
abrasi

Spesifikasi

Kode Unsur

Keterangan

Kawasan yang rawan akan abrasi air laut

- 40 -

NAMA UNSUR
1

7. Kawasan rawan
bahaya gas beracun

c. Kawasan yang memberi


perlindungan terhadap air
tanah

1. Kawasan imbuhan air


tanah

2. Sempadan mata air

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

10 60 60 00

230 102 102

00 56 90

5 02 26 2 07

20 55 65 00

204 115 89

14 56 80

5 02 26 3 00

20 40 40 00

204 153 153

00 25 80

5 02 26 3 01

25 80 90 00

191 51 25

08 87 75

5 02 26 3 02

Kode Unsur

Keterangan

Kawasan yang rawan akan bahaya gas


beracun

Kawasan yang memberi perlindungan


terhadap tanah

Kawasan yang mempunyai manfaat penting


untuk mempertahankan kelestarian imbuhan
air tanah

Kawasan yang mempunyai manfaat penting


untuk mempertahankan kelestarian mata air

F. Kawasan lindung lainnya


Tebal garis
batas, hitam
0,1 mm.

- 41 -

00 02 05 00

255 250 242

37 05 100

5 02 24 0 00

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm.

NAMA UNSUR
1

a. Cagar biosfir

b. Ramsar

c. Taman buru

d. Kawasan perlindungan
plasma nutfah

e. Kawasan pengungsian
satwa

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

00 00 08 00

255 255 235

60 08 100

5 02 24 1 00

00 00 20 00

255 255 204

60 20 100

5 02 24 2 00

00 00 30 00

255 255 179

60 30 100

5 02 24 3 00

00 00 45 00

255 255 140

60 45 100

5 02 24 4 00

00 00 80 00

255 255 51

60 80 100

5 02 24 5 00

Kawasan perlindungan terhadap cagar biosfer


dengan maksud untuk melindungi ekosistem
asli, ekosistem unik, dan ekosistem yang telah
mengalami degradasi dari gangguan
kerusakan unsur-unsur alamnya untuk
penelitian dan pendidikan.
Kawasan perlindungan terhadap daerah
lembab dengan maksud untuk melindungi
daerah dan ekosistemnya beserta keadaan
flora dan faunanya untuk pelestarian
keberadaannya.
Kawasan perlindungan terhadap
ekosistemnya serta kelangsungan perburuan
satwa.

Kawasan perlindungan terhadap daerah


plasma nutfah dengan maksud untuk
melindungi daerah dan ekosistemnya beserta
keadaan flora dan faunanya untuk pelestarian
keberadaannya
Kawasan perlindungan terhadap daerah
pengungsian satwa dengan maksud untuk
melindungi daerah dan ekosistemnya bagi
kehidupan satwa yang sejak semula
menghuni areal tersebut.

- 42 -

Spesifikasi

Kode Unsur

Keterangan

NAMA UNSUR

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)


7

02 05 60 00

250 242 102

57 59 98

5 02 24 7 00

05 10 60 00

242 230 102

55 58 95

5 02 24 8 00

f. Kawasan terumbu karang

g. Kawasan koridor satwa dan


biota laut yang dilindungi

Spesifikasi

Kode Unsur

Keterangan

Kawasan perlindungan terhadap


ekosistemnya serta kelangsungan kelestarian
terumbu karang.

Kawasan perlindungan terhadap


ekosistemnya serta kelangsungan kelestarian
satwa dan biota laut

7. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN BUDIDAYA


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

5 03 00 0 00

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Kawasan Budidaya

Kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya

- 43 -

A.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

10 00 10 00

230 255 230

120 10 100

5 03 02 0 00

30 10 10 00

179 230 230

180 22 90

5 03 02 1 01

40 05 20 00

153 242 204

154 37 95

5 03 02 1 02

40 00 30 00

153 255 179

135 40 100

5 03 02 1 03

40 00 40 00

153 255 153

120 40 100

5 03 12 0 00

20 00 50 00

204 255 128

84 50 100

5 03 04 0 00

Kawasan hutan produksi

1. Hutan produksi terbatas

2. Hutan produksi tetap

3. Hutan produksi konversi

B. Kawasan hutan rakyat

C. Kawasan perkebunan

Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan


produksi

Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan


produksi terbatas di mana eksploitasinya
hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam
Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan
produksi tetap di mana eksploitasinya hanya
dapat dengan tebang pilih atau tebang habis
dan tanam
Kawasan hutan yang bila mana diperlukan,
dapat dialihgunakan

Kawasan hutan yang dapat dibudayakan


oleh masyarakat sekitarnya dengan
mengikuti ketentuan yang ditetapkan

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman


tahunan atau perkebunan yang
menghasilkan baik bahan pangan maupun
bahan baku industry

- 44 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

20 00 40 00

204 255 153

90 40 100

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm.

05 03 03 00

242 247 247

180 02 97

5 03 06 0 00

20 00 30 00

204 255 179

100 30 100

5 03 06 1 00

20 00 10 00

204 255 230

151 20 100

5 03 06 1 01

15 00 10 00

217 255 230

141 41 100

5 03 06 2 00

10 00 10 00

230 255 230

120 10 100

5 03 06 3 00

1. Perkebunan komoditi 1
s/d perkebunan komoditi
n
D. Kawasan pertanian pangan

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman


tahunan atau perkebunan komoditi 1 s/d
komoditi n
Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman
pangan

1. Pertanian pangan lahan


basah

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman


pangan lahan basah di mana pengairannya
dapat diperoleh secara alamiah maupun
teknis.

a. Kawasan pertanian
beririgasi

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman


pangan lahan basah di mana pengairannya
dapat diperoleh secara teknis.

2. Pertanian pangan lahan


kering

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman


pangan lahan kering, untuk tanaman
palawija, tanaman tahunan perkebunan, dan
peternakan serta padang penggembalaan
ternak
Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman
tahunan / perkebunan yang menghasilkan
baik pangan dan bahan baku industri

3. Pertanian hortikultura

- 45 -

5 03 04 1 01 5 03
04 1 nn

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

05 00 05 00

242 255 242

120 05 100

5 03 06 4 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 0 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 1 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 2 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 3 00

00 00 00 03

247 247 247

00 00 97

5 18 00 0 00

4. Peternakan

E. Kawasan perikanan

a. Perikanan tangkap

b. Budidaya perikanan

c. Kawasan pengolahan
ikan

F. Kawasan pertambangan

Kawasan yang secara teknis dapat


digunakan untuk usaha peternakan baik
secara sambilan, cabang usaha, usaha
pokok maupun industri, serta sebagai
padang pengembalaan ternak
Kawasan yang diperuntukkan bagi
perikanan, baik berupa pertambakan /
kolom maupun penangkapan
Kawasan yang diperuntukkan bagi
perikanan tangkap baik di darat maupun di
laut

Kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya


perikanan

Kawasan yang diperuntukkan bagi


pengolahan ikan

Kawasan yang diperuntukkan bagi


pertambangan, baik wilayah yang sedang
maupun yang akan segera dilakukan
kegiatan pertambangan

- 46 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

a. Mineral & batubara

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan


pertambangan mineral dan batu bara

00 00 00 05

242 242 242

00 00 95

5 18 00 2 00

00 00 00 15

217 217 217

00 00 85

5 18 00 2 00

00 00 00 25

191 191 191

00 00 75

5 18 00 3 00

00 00 00 35

166 166 166

00 00 65

5 18 00 4 00

00 00 00 50

127 127 127

00 00 50

5 18 00 5 00

50 00 00 50

00 127 127

50 100 50

5 18 00 6 00

b. Minyak & gas bumi

c. Panas bumi

d. Air tanah

e. Gol A (strategis)

f. Gol B (Vital)

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan


pertambangan minyak dan gas bumi

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan


pertambangan panas bumi

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan


pertambangan air tanah

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan


pertambangan Gol. A (strategis)

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan


pertambangan Gol. B (vital)

- 47 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

100 00 00 50

00 128 128

50 100 50

5 18 00 7 00

g. Gol C (Lainnya)

G. Kawasan industri

1. Industri besar

2. Industri sedang

3. Industri rumah tangga

4. Industri lainnya

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan


pertambangan Gol. C (lainnya)

Kawasan yang diperuntukkan bagi industri,


berupa tempat pemusatan kegiatan industry
Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
industri berat (melting, forging & stamping
industry)

5 19 00 0 00

00 00 20 10

230 230 179

60 22 90

5 19 01 1 00

00 00 10 07

237 237 212

60 11 93

5 19 01 2 00

00 00 07 05

242 242 224

60 07 95

5 19 01 3 00

00 00 30 08

235 235 158

60 33 92

5 19 01 4 00

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


industri sedang

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


industri keci / home industri

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


industri lainnya

- 48 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

00 10 00 00

255 230 255

300 10 100

5 13 00 0 00

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

00 20 00 00

255 204 255

200 20 100

5 13 00 1 00

00 40 00 00

255 153 255

300 40 100

5 13 00 2 00

00 60 00 00

255 102 255

300 60 100

5 13 00 3 00

00 15 100 00

255 217 00

51 100 100

5 06 00 0 00

H. Kawasan pariwisata

1. Pariwisata alam

2. Pariwisata budaya

3. Taman buatan

I. Kawasan permukiman

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


pariwisata

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


wisata alam

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


wisata budaya

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


wisata buatan

Kawasan yang secara teknis dapat


digunakan untuk permukiman yang aman
dari bahaya bencana alam maupun buatan
manusia, sehat dan mempunyai akses
untuk kesempatan berusaha

- 49 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

00 30 75 00

255 179 64

36 75 100

5 06 00 1 00

00 20 70 00

255 204 76

43 70 100

5 06 00 2 00

10 30 00 00

230 179 255

280 30 100

5 16 00 0 00

05 50 00 00

242 128 255

294 50 100

5 16 00 1 00

10 70 00 00

230 76 255

292 70 100

5 09 00 0 00

1. Permukiman perkotaan

2. Permukiman perdesaan

J. Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan yang mempunyai kegiatan utama


bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan sosial
Kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber
daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan sosial
Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
lainnya

a. Instalasi pembangkit
energi listrik

b. Instalasi khusus / militer

Kawasan yang diperuntukkan bagi instalasi


pembangkit energi listrik (plta, pltu, pltgu,
pltn dan sebagainya)

Kawasan yang diperuntukkan bagi instalasi


khusus militer

- 50 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

10 100 00 00

230 00 255

294 100 100

5 16 00 9 00

00 30 70 00

255 179 00

42 100 100

5 06 00 0 00

00 30 70 00

255 179 00

42 100 100

5 06 00 1 00

c. Instalasi lainnya

Kawasan yang diperuntukkan bagi instalasi


lainnya

K. Kawasan perumahan

1. Kepadatan tinggi

2. Kepadatan sedang

3. Kepadatan rendah

Kawasan perumahan yang mendukung


perikehidupan dan kehidupan dengan
kerapatan tinggi

Kawasan perumahan yang mendukung


perikehidupan dan kehidupan dengan
kerapatan sedang

00 30 70 00

255 179 00

42 100 100

5 06 00 2 00

Kawasan perumahan yang mendukung


perikehidupan dan kehidupan dengan
kerapatan rendah.

00 30 70 00

255 179 76

42 100 100

5 06 00 3 00

- 51 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

Tebal garis batas,


hitam 0,1 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 0 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 1 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 2 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 3 00

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

5 21 10 0 00

L. Perdagangan dan jasa

1. Pasar tradisionil

2. Pusat perbelanjaan

Kawasan diperuntukan bagi kegiatan


penjualan barang-barang kebutuhan sehari hari.dalam skala kecil

Kawasan perbelanjaan yang di lengkapi


sarana-sarana niaga lainnya seperti kantorkantor, bank, tempat hiburan dan lain-lain.

3. Toko modern
Kawasan diperuntukan bagi kegiatan
penjualan barang-barang kebutuhan sehari hari.dalam skala cukup besar

M Perkantoran
.

- 52 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

5 21 10 0 10

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

5 21 10 0 20

100 00 100 00

00 255 00

120 100 100

5 03 04 0 00

100 00 100 00

00 255 00

120 100 100

5 03 04 0 10

100 00 100 00

00 255 00

120 100 100

5 03 04 0 20

1. Pemerintah

2. Swasta

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


perkantoran pemerintahan

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan


perkantoran swasta

N. Kawasan terbuka non hijau

1. Kebun

2. Halaman rumah/ gedung


milik masyarakat/ swasta
yang ditanami tumbuhan

Kawasan yang diperuntukan bagi tanaman


sejenis

Kawasan atau area terbatas yang


digunakan menanam tanaman tidak keras

- 53 -

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

5 02 22 0 10

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

5 21 00 0 10

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

O. Kawasan evakuasi bencana

P. Kawasan sektor informal

Q. Kawasan peruntukan umum


dan sosial lainnya

Simbol minimal 3 mm

1. Perguruan tinggi skala


wilayah

Pusat kegiatan pendidikan tingkat tinggi


skala wilayah

2. Pendidikan Dasar (SD)

Pusat kegiatan pendidikan tingkat dasar

3. Pendidikan Menengah

Pertama (SLTP)

Pusat kegiatan pendidikan tingkat


menengah pertama

- 54 -

00 00 00 100

00 255 255

180 100 100

1 06 02 0 00

10 70 100 00

230 76 00

20 100 90

1 06 08 0 00

00 50 50 00

255 127 127

00 50 1 00

1 06 06 0 00

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

12 33 94 00

224 170 15

95 93 88

1 06 04 0 00

78 34 100 00

56 168 00

100 100 66

1 06 26 0 00

00 00 97 00

255 255 08

60 97 100

1 06 10 0 00

00 100 23 00

255 00 197

314 100 100

1 06 20 0 00

18 00 55 00

209 255 115

80 55 100

1 06 00 0 00

100 00 100 00

00 255 00

120 100 100

1 08 02 1 00

4. Pendidikan Menengah

Atas (SLTA)
5. TPA regional

6. Pendidikan Taman

Kanak-Kanak

Pusat kegiatan pendidikan tingkat


menengah atas

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat


pendidikan agama regional

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat


pendidikan agama

7. Pendidikan Sekolah Luar


Biasa

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat


pendidikan agama regional

8. Pendidikan Lainnya

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat


pendidikan agama regional

9 Rumah sakit umum tipe A

Pusat atau tempat pelayanan dan


perawatan kesehatan type A

- 55 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

Pusat atau tempat pelayanan dan


perawatan kesehatan type B

12 33 94 00

224 170 15

95 93 88

1 08 02 2 00

11. Rumah sakit umum tipe C Pusat atau tempat pelayanan dan
perawatan kesehatan type C

00 100 00 00

255 255 00

60 100 10

1 08 02 3 00

00 50 23 00

255 128 196

120 100 100

328 50 100

70 10 100 00

76 230 00

100 100 90

5 13 02 0 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 0 00

00 33 100 00

255 171 00

40 100 10

5 21 02 1 00

10. Rumah sakit umum tipe B

12. Puskesmas

13. Pusat keagamaan

Pusat atau tempat pelayanan kesehatan


masyarakat

Pusat atau tempat keagamaan wilayah

wilayah

14. Pasar induk wilayah

15. Pusat perbelanjaan

Pasar utama di kota besar yang merupakan


pusat penyalur barang-barang kebutuhan
untuk pasar-pasar lainnya
Kawasan perbelanjaan yang mempunyai
fungsi utama sama dengan pusat
perbelanjaan lingkungan tetapi di lengkapi
sarana-sarana niaga lainnya seperti kantorkantor, bank, tempat hiburan dan lain-lain.

- 56 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 13 12 0 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 13 30 0 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 13 34 0 00

10 100 34 00

230 00 68

316 100 90

5 13 34 1 00

16. Pusat rekreasi skala

Pusat atau tempat rekreasi skala wilayah

wilayah

17. Pusat kesenian-

kebudayaan skala
wilayah
18. Stadion Wilayah

19. Pusat Olah raga skala

wilayah

Pusat atau tempat kesenian budaya skala


wilayah

Pusat atau tempat kegiatan olah raga atau


kegiatan lainnya yang bersekala besar
wilayah

Pusat atau tempat khusus kegiatan olah


raga pada skala wilayah

R. Kawasan Andalan
1. Kawasan andalan darat

5 05 06 0 00

Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi


utama untuk kawasan andalan budidaya
yang diprioritaskan pengembangannya atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya buatan.

- 57 -

00 70 40 00

255 76 153

93 70 100

5 05 06 1 00

Tebal garis 0,2 mm.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Kode Unsur

Keterangan

20 50 00 00

204 128 255

77 50 100

5 05 06 2 00

2. Kawasan andalan laut

Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi


utama untuk kawasan andalan laut atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya laut,

S. Kawasan Tertentu
5 05 04 0 00
1.

2.

Kerjasama Antar
Regional

Kawasan Pertahanan
Keamanan

Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi


utama untuk kawasan Kerjasama Antar
Regional laut atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya laut,

Tebal garis bis


hitam 0,2 mm.

Kawasan hankam setingkat Kodam, Kodim


dan Koramil

- 58 -

30 60 100 00

179 102 00

09 100 70

5 05 04 1 00

00 100 100 00
00 00 100 00

255 00 00
255 255 00

00 100 100
60 100 100

5 05 04 2 00

Simbol minimal 3 mm

8. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN STRATEGIS


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)
7

Kawasan strategis
1. Kawasan strategis hankam

2. Kawasan strategis ekonomi

3. Kawasan strategis sosbud

Kawasan yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting terhadap pertahanan dan
keamanan negara.

Kawasan yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting terhadap perkembangan
ekonomi

Kawasan yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting terhadap perkembangan
sosial budaya. Kawasan ini meliputi pusat
perkantoran pemerintah, pusat sejarah
keagamaan, pariwisata, makam bersejarah
dan lainnya

- 59 -

Kode Unsur

Keterangan

5 09 00 0 00

Tebal garis batas, hitam


0,1 mm

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

5 09 00 1 00

00 30 75 08

235 158 43

01 82 92

5 09 00 2 00

00 00 100 00

255 255 00

17 100 100

5 09 00 3 00

Pengertian

Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

4. Kawasan strategis pendaya


gunaan SDA dan atau
teknologi tinggi

5. Kawasan strategis fungsi


daya dukung lingkungan
hidup

6.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Kawasan strategis lainnya

Kawasan yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting terhadap pendaya gunaan
Sumber Daya Alam atau teknologi tinggi.
Kawasan ini meliputi pertambangan minyak
dan gas bumi, instalasi nuklir dan kawasan
industri strategis daerah

Kawasan yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting terhadap daya dukung
lingkungan. Kawasan ini meliputi kawasan
perlindungan dan pelestarian lingkungan
hidup, termasuk kawasan yang diakui
sebagai warisan dunia

Kode Unsur

Keterangan

HSV (360 100


100)
7

00 00 100 00

255 255 00

17 100 100

5 09 00 4 00

00 00 100 00

255 255 00

17 100 100

5 09 00 5 00

00 00 100 00

255 255 00

17 100 100

5 09 00 6 00

Kawasan strategis lainnya

- 60 -

9. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SARANA PRASARANA LAINNYA


Simbol dan/atau
Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)

Kode Unsur

Keterangan

NAMA UNSUR
1

Spesifikasi

Pengertian

Sistem Prasarana Lainnya


A.

5 20 00 0 00

Pengelolaan air limbah kota


5 20 01 0 00

1 Instalasi pengolahan air limbah


(IPAL)

2 Sistem prasarana pengelolaan


lingkungan (limbah B3)

Sistem rasarana untuk pengelolaan limbah


berasal dari rumah tangga baik secara
individual maupun komunal

00 00 00
100

00 00 00

Simbol minimal 3 mm

00 00 00
5 20 02 0 00

Sistem prasarana untuk pengelolaan limbah B3

00 00 00 20

204 204
204

00 00 80

00 00 00
100

00 00 00

00 00 00
5 20 03 0 00

00 100 100
00

255 00 00

0 100 100

B. Sistem Persampahan
1 14 00 0 00

- 61 -

Tebal garis bis hitam 0,1


mm

Pengertian

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)

Kode Unsur

Keterangan

00 00 00
100

00 00 00

00 00 00

1 14 01 0 00

100 00 00
00

00 255 255

180 100 100

1 14 02 0 00

255 00 255

83 100 100

2 01 24 0 00

NAMA UNSUR
1

Spesifikasi

Simbol dan/atau
Notasi

1 Tempat pembuangan sementara Tempat penampungan atau pembuangan


(TPS)
sampah rumah tangga atau pasar sementara
sebelum ke tempat pembuangan akhir

2 Tempat pembuangan akhir


(TPA)

C. Jalur evakuasi bencana

Tempat penampungan atau pembuangan akhir


sampah rumah tangga atau pasar

00 100 00
00

Jalan yang di khususkan untuk jalur evakuasi


bila terjadi bencana

- 62 -

LAMPIRAN II
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TAHUN 2010
TANGGAL

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERAIRAN PETA DASAR


Spesifikasi

SKALA
25K

50K

100K

250K

500K

1000K

A. Garis pantai

10K

5K

NAMA UNSUR
2

Pengertian

Simbol dan/
atau Notasi
11

10

Kode
Unsur

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)

12

13

15

15

16

00 00 00 100
air C 20

00 00 00
204 255 255

00 00 00
50 20 100

60102

100 00 00 00

00 255 255

50 100
100

30010

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60124

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60126

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60130

0.2 mm

Garis yang memperlihatkan pantai pada saat air pasang


rata-rata

Laut

20 %%
cyan

B. Laut

1. Kontur laut

Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang


kedalamannya sama

Garis kontur
(0.1 mm, 100% cyan)
Garis kontur indeks
(0.2 mm, 100% cyan)

2. Batu karang

3. Terumbu

4. Beting karang

Batu yang selalu tampak di permukaan laut

Batu karang yang tampak pada air surut

0. 1 mm

0. 1 mm

Gugusan batu karang dan terumbu

0.1 mm

- 63 -

Spesifikasi

SKALA
25K

50K

100K

250K

500K

1000K

5.. Penahan ombak

10K

Pengertian

5K

NAMA UNSUR
2

Bangunan yang dibuat untuk menahan ombak

10

Kode
Unsur

Simbol dan/
atau Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)

11

12

13

15

15

16

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

12002

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11954

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11968

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11966

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60110

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60206

0,1 mm

6. Dermaga

7. Menara suar

Bangunan yang dibuat untuk bongkar muat barang dan


atau penumpang kapal

0,1 mm

Bangunan yang dilengkapi dengan lampu untuk


kepentingan navigasi

1,5 mm
0,5 mm

8. Stasiun pasang
surut
C. Sungai

D. Terusan, saluran air

Stasiun pengamat pasang surut permukaan air laut


1,5 mm

Air yang mengalir secara terus menerus sepanjang alur


di daratan, digambarkan sesuai skala yang mempunyai
garis tengah atau lebar minimal 125 m untuk (1000k), 75
m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7 m (50k), 3.5 m
(25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)
Menunjukkan saluran buatan digambarkan sesuai skala

yang mempunyai garis tengah atau lebar minimal 125 m


untuk (1000k), 75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7
m (50k), 3.5 m (25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)

- 64 -

0.2 mm

0.2mm

Spesifikasi

SKALA
10K

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

Menunjukkan danau digambarkan sesuai skala yang


mempunyai garis tengah minimal 125 m untuk (1000k),
75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7 m (50k), 3.5 m
(25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)

E. Danau

F. Waduk atau
bendungan

Pengertian

5K

NAMA UNSUR

10

Kode
Unsur

Simbol dan/
atau Notasi

Simbol

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)

11

12

13

15

15

16

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60104

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60202

HSV (360
100 100)
15

Kode Unsur

00 00 00
00 00 90

50102

0. 2 m m
Danau

Konstruksi yang dibuat untuk membendung aliran air


pada suatu sungai, digambarkan sesuai skala yang
mempunyai garis tengah minimal 125 m untuk (1000k),
75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7 m (50k), 3.5 m
(25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)

20 %cyan

0. 3 mm
0. 1 mm

2. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERMUKIMAN PETA DASAR


10K

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/ atau


Notasi

Simbol

10

11

12

Spesifikasi
RGB
CMYK (%)
(255)
13
14

16

Permukiman
1. Daerah Permukiman

Daerah berpenduduk berupa


kelompok bangunan dan jalan
yang luas sehingga dengan skala
sulit untuk digambarkan secara
sendiri-sendiri. Termasuk daerah
perkampungan yang mempunyai
batas tegas.

- 65 -

00 00 00 100
Area.K.10

00 00 00
229 229
229

10K

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

5K

SKALA

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/ atau


Notasi

Simbol

10

11

12

Spesifikasi
RGB
CMYK (%)
(255)
13
14
00 00 00 100 00 00 00

HSV (360
100 100)
15
00 00 00

Kode Unsur
16

2. Ibukota Negara

3. Ibukota Provinsi

Daerah atau kota yang menjadi


pusat Pemerintahan Provinsi

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

10220

4. Ibukota Kabupaten

Daerah atau kota yang menjadi


pusat Pemerintahan Kabupaten

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

10224

5. Kota Lainnya

Daerah atau kota di luar kota


diatas

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

10226

Daerah atau kota yang menjadi


pusat Pemerintahan Negara

10204

3. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR JARINGAN PERHUBUNGAN PETA DASAR

10K

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

5K

SKALA

NAMA UNSUR

Spesifikasi

Pengertian

Simbol dan/
atau Notasi

Simbol

10

11

12

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)

Kode Unsur

13

14

15

16

00 00 00 100
Infill K 10

00 00 00
229 229
229

00 00 00
00 00 90

20102

Jaringan
Perhubungan

1. Jalan tol

Jalan umum bebas hambatan dengan


pungutan biaya kepada para pemakainya.

0.6 mm

0.8 mm
Infil l K.2 0

- 66 -

SKALA

14

15

16

1000K

13

500K

Kode Unsur

250K

12

HSV (360
100 100)

100K

11

RGB (255)

50K

10

CMYK (%)

25K

Simbol

10K

Pengertian

5K

NAMA UNSUR

Spesifikasi

Simbol dan/
atau Notasi

2. Jalan arteri

Jalan yang dipergunakan sebagai sarana


angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien..

00 00 00 30

178 178
178

00 00 70

20110

3. Jalan

Jalan yang dipergunakan sebagai sarana


angkutan bukan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Digambarkan sesuai skala utk skala 100k,
50k, 25k, 10k dan 5k

00 00 00 30

178 178
178

00 00 70

20112

4. Jalan lokal

Jalan yang melayani angkutan setempat


dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi,

00 00 00 30

178 178
178

00 00 70

20114

5. Jalan lain

Jalan yang tidak termasuk jalan-jalan di atas.

00 00 00 30

178 178
178

00 00 70

20116

6. Jalan

Jalan yang dipakai khusus untuk pejalan kaki,


biasanya menghubungkan kampung satu
dengan lainnya atau di daerah pegunungan.
Digambarkan sesuai skala utk 100k. 50k, 25k,
10k dan 5k

00 00 00 30

178 178
178

00 00 70

20120

kolektor

setapak

- 67 -

SKALA
5K

10K

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

NAMA UNSUR

7. Jalan kereta
api

8. Bandar
udara

9. Pelabuhan

Spesifikasi

Pengertian

Simbol dan/
atau Notasi

Simbol

10

11

12

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360
100 100)

Kode Unsur

13

14

15

16

Jalan kereta api.

00 00 00 30

178 178
178

00 00 70

20202

Lapangan terbang yang dipergunakan untuk


mendarat dan lepas landas pesawat udara,
naik turun penumpang dan atau bongkar
muat cargo dan atau bongkar muat pos, serta
dilengkapi dengan fasilitas
penerbangan.bandar udara digambarkan
sesuai skala.

00 00 00 30

00 00 00

00 00 70

11938

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11940

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11946

Tempat yang terdiri dari deretan dan perairan


di sekitarnya dengan batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang digunakan sebagai tempat
bersandar, berlabuh naik turun penumpang
dan atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan.

- 68 -

0.2mm

0. 4 mm

4. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR BATAS ADMINISTRASI PETA DASAR

10K

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Pengertian

10

Simbol dan/ atau


Notasi
11

Spesifikasi
Simbol
12

Kode
Unsur

CMYK (%)

RGB (255)

13

14

HSV (360
100 100)
15

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40004

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40104

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40204

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40304

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40404

16

Batas Administrasi
1. Batas negara

Batas Negara
0.5 mm

2. Batas provinsi

Batas daerah provinsi


0.4 mm

3. Batas kabupaten atau

Batas daerah kabupaten atau kota

kota

4. Batas kecamatan

0. 3 mm

Batas kecamatan
0.3 mm

5. Batas desa

Batas desa / kelurahan


0.2 mm

- 69 -

7. Batas landas kontinen,


belum diratifikasi

8. Maksimum klaim batas


landas kontinen

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

6. Batas landas kontinen


kesepakatan, telah
diratifikasi

10K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Pengertian

10

Dasar laut dan tanah dibawahnya


(seabed and subsoil) yang
berbatasan dengan daerah dasar laut
dibawah laut territorial s/d min.
200 mil, maksimal 300 mil dari garis
pangkal atau 100 mil dari isobath
2000 meter, yang telah diratifikasi
Dasar laut dan tanah dibawahnya
(seabed and subsoil) yang
berbatasan dengan daerah dasar laut
dibawah laut territorial s/d minimal
200 mil, maksimal 300 mil dari garis
pangkal atau 100 mil dari isobath
2000 meter, yang belum diratifikasi
Jarak maksimum batas landas
kontinen yang dapat di klaim

Simbol dan/ atau


Notasi
11

BLK

BLK

Spesifikasi
Simbol
12

B LK

Kode
Unsur

CMYK (%)

RGB (255)

13
00 00 00 100

14
00 00 00

HSV (360
100 100)
15
00 00 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40604

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40608

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40704

16

40602

0.5 mm

0.5 mm
BLK

M a x . K l a im B L K
M a x. K l ai m B L K

0.5 mm

9. Batas ZEE kesepakatan


belum diratifikasi

Batas jalur diluar dan berbatasan


dengan laut wilayah Indonesia
sebagaimana ditetapkan berdasarkan
undang-undang yang berlaku tentang
perairan Indonesia yang meliputi
dasar laut, tanah dibawahnya dan air
diatasnya dengan batas terluar 200
mil laut diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia, kesepakatan
belum diratifikasi

- 70 -

ZEE

ZEE

0. 5 mm

11. Batas laut teritorial

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

10. Batas ZEE Indonesia


(Unilateral)

10K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Pengertian

10

Batas jalur diluar dan berbatasan


dengan laut wilayah Indonesia
sebagaimana ditetapkan berdasarkan
undang-undang yang berlaku tentang
perairan Indonesia yang meliputi
dasar laut, tanah dibawahnya dan air
diatasnya dengan batas terluar 200
mil laut diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia, unilateral

Simbol dan/ atau


Notasi
11

Spesifikasi
Simbol
12

Kode
Unsur

CMYK (%)

RGB (255)

13
00 00 00 100

14
00 00 00

HSV (360
100 100)
15
00 00 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40808

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40802

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40804

16

40706

0. 5 mm
Z EE

ZEE

Batas laut diukur dari pantai pulau


terluar 12 mil ke laut bebas
0.3 mm

12. Batas laut teritorial


kesepakatan, telah
diratifikasi

13. Batas laut teritorial perlu


kesepakatan

Batas laut diukur dari pantai pulau


terluar 12 mil ke laut bebas
kesepakatan

Batas laut diukur dari pantai pulau


terluar 12 mil ke laut bebas perlu
kesepakatan

- 71 -

0.3 mm

0.5 mm

5. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR RELIEF PETA DASAR


Skala Peta
10K

25K

50K

100K

250K

500K

1000K

5K

NAMA UNSUR
2

Spesifikasi

Pengertian

Simbol dan
/ atau Notasi

10

11

Simbol
12

Kode Unsur

14

HSV (360
100 100)
15

00 00 00
100

00 00 00

00 00 00

30104

00 00 00
100

00 00 00

00 00 00

30004

CMYK (%)

RGB
(255)

13

16

Relief
1. Titik tinggi

2. Kontur

Titik dipermukaan tanah yang


koordinatnya ditentukan
secara metoda pengukuran
triangulasi

Garis yang menghubungkan


tempat-tempat yang
ketinggiannya sama.Selang
kontur 125 m untuk (250k), 50
m (100k), 25 m (50k), 12.5 m
(25k), 5 m (10k), 2.5 m (5k)
dan 1 m (1k).

- 72 -

112
0.5 mm

Garis kontur (0.1 mm, 70% Black)

Garis kontur indeks


(0.2 mm, 70% Black)

6. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR NAMA RUPABUMI PETA DASAR
25K

50K

100K

250K

500K

1000K

10K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Simbol dan/
atau Notasi

Pengertian
10

11

Spesifikasi
Simbol
12

Kode Unsur

14

HSV (360
100 100)
15

00 00 00

00 00 00

64402

00 00 00

00 00 00

64406

00 00 00

00 00 00

64408

CMYK (%)

RGB (255)

13

16

Nama Rupabumi
A. Nama Unsur Perairan
1. Samudera, Laut

Nama perairan di laut


bebas

SAMUDERA
LAUT

2. Selat

Laut

Nama perairan di antara


dua pulau

SELAT Selat
Selat
Selat

3. Teluk

Nama perairan yang


menjorok ke daratan

TELUK Teluk
Teluk
Teluk

- 73 -

Huruf besar atau


besar kecil Times
New Roman Italic
hitam. Ukuran huruf
max. 40 point ( 4 pt = 00 00 00 100
1 mm,) sesuai luasan
unsur, hirarki atau
tingkatan unsur serta
estetika
Huruf besar atau
besar kecil Times
New Roman Italic
warna hitam. Ukuran
00 00 00 100
huruf max. 40 point
sesuai luasan unsur,
hirarki atau tingkatan
unsur serta estetika
Huruf besar atau
besar kecil Times
New Roman Italic
warna hitam. Ukuran
00 00 00 100
huruf max. 30 point
sesuai luasan unsur,
hirarki atau tingkatan
unsur serta estetika

50K

100K

250K

500K

1000K

25K

4. Danau

Simbol dan/
atau Notasi

Pengertian

10K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

10

Nama perairan yang ada di


daratan

11

DANAU Danau
Danau
Danau

5. Sungai dan sejenisnya

Nama aliran air yang


mengalir dari hulu ke arah
muara atau laut

SUNGAI Sungai
Sungai
Sungai

Spesifikasi
Simbol
12

Kode Unsur

14

HSV (360
100 100)
15

00 00 00

00 00 00

64414

00 00 00

00 00 00

64422

00 00 00

00 00 00

64502

CMYK (%)

RGB (255)

13

Huruf besar atau


huruf besar kecil
Times New Roman
Italic warna hitam.
Ukuran huruf max. 30 00 00 00 100
point sesuai luasan
unsur, hirarki atau
tingkatan unsur serta
estetika
Huruf besar atau
besar kecil Times
New Roman Italic
warna hitam. Ukuran
00 00 00 100
huruf max. 30 point
sesuai luasan unsur,
hirarki atau tingkatan
unsur serta estetika

16

Nama unsur alam


1. Pegunungan,Gunung atau Bukit

Kawasan yang sering atau


berpotensi tinggi
mengalami bahaya angin
puyuh

PEGUNUNGAN

Gunung
Gunung

- 74 -

Huruf besar atau


besar kecil Times
New Roman Italic
warna hitam. Ukuran
00 00 00 100
huruf max. 30 point
mm,) sesuai luasan
unsur, hirarki atau
tingkatan unsur serta
estetika

1
2. Tanjung

1000K

500K

250K

100K

50K

25K

10K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Pengertian

Simbol dan/
atau Notasi

10

11

Kawasan yang sering atau


berpotensi tinggi
mengalami bahaya
kebakaran liar

TANJUNG Tanjung

Tanjung Tanjung

3. Pulau dan Kepulauan

Kawasan yang sering atau


berpotensi tinggi
mengalami bahaya polusi
udara

PULAU Pulau

Pulau
Pulau

Spesifikasi
Simbol
12

Kode Unsur

14

HSV (360
100 100)
15

00 00 00

00 00 00

64516

00 00 00

00 00 00

64522

00 00 00

00 00 00

64102

00 00 00

00 00 00

64104

CMYK (%)

RGB (255)

13

Huruf besar atau


besar kecil Times
New Roman Italic
warna hitam. Ukuran
huruf max. 30 mm,) 00 00 00 100
sesuai luasan unsur,
hirarki atau tingkatan
unsur serta estetika
Huruf besar atau
huruf besar kecil
Times New Roman
Italic warna hitam.
Ukuran huruf max. 30
00 00 00 100
point sesuai luasan
unsur, hirarki atau
tingkatan unsur serta
estetika

16

C. Nama Ibukota

1. Ibukota negara

Nama tempat yang menjadi


pusat pemerintahan negara

JAKARTA
2. Ibukota provinsi

Nama tempat yang menjadi


pusat pemerintahan
provinsi

- 75 -

BANDUNG

Huruf besar Times


New Roman warna
hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100
min. 20 point
Huruf besar Times
New Roman warna
hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100
min. 16 point

1
3. Ibukota kabupaten atau kota

4. Ibukota kecamatan

5. Ibukota kelurahan atau desa

6. Kota lain atau kampung

1000K

500K

250K

100K

50K

25K

10K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Pengertian
10

Simbol dan/
atau Notasi
11

Nama tempat yang menjadi


pusat pemerintahan
Kabupaten atau Kota
Nama tempat yang menjadi
pusat pemerintahan
Kecamatan

Nama tempat yang menjadi


pusat pemerintahan
Kelurahan atau Desa

BOGOR

Citeureup

Ciriung

Nama tempat diluar nama


diatas
Pabuaran

Spesifikasi
Simbol
12

Kode Unsur

14

HSV (360
100 100)
15

00 00 00

00 00 00

64108

00 00 00

00 00 00

64112

00 00 00

00 00 00

64114

00 00 00

00 00 00

64118

00 00 00

00 00 00

64004

00 00 00

00 00 00

64008

CMYK (%)

RGB (255)

13

Huruf besar Times


New Roman warna
00 00 00 100
hitam. Ukuran huruf
min. 14 point
Huruf besar Times
New Roman warna
hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100
min 12 point
Huruf besar Times
New Roman warna
00 00 00 100
hitam. Ukuran huruf
min. 9 point
Huruf besar Times
New Roman warna
hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100
Min. 7 point

16

D. Nama daerah administrasi


1. Provinsi

Nama daerah Provinsi


JAWA BARAT

2. Kabupaten atau kota

Nama daerah Kabupaten /


Kota

- 76 -

BOGOR

Huruf besar Arial


warna hitam. Ukuran
00 00 00 100
huruf m in.12 point
Huruf besar Arial
warna hitam. Ukuran 00 00 00 100
huruf min.10 point

1
3. Kecamatan

1000K

500K

250K

100K

50K

25K

10K

SKALA
5K

NAMA UNSUR

Pengertian
10

Simbol dan/
atau Notasi
11

Nama daerah Kecamatan


CIBINONG

4. Kelurahan atau desa

Nama daerah Kelurahan


atau Desa
CIRIUNG

E. Nama unsur diluar dari namanama diatas

Nama selain nama-nama di


atas

- 77 -

Bandara Soekarno - Hatta

Spesifikasi
Simbol
12

00 00 00

00 00 00

64012

00 00 00

00 00 00

64014

00 00 00

00 00 00

64000

RGB (255)

13

Huruf besar Arial


warna hitam. Ukuran
00 00 00 100
huruf min. 8 point
Huruf besar Arial
warna hitam. Ukuran
huruf min.7 point 00 00 00 100

Huruf besar Arial


warna hitam
Min. 8 point

Kode Unsur

14

HSV (360
100 100)
15

CMYK (%)

00 00 00 100

16

LAMPIRAN III
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TAHUN 2010
TANGGAL

1. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PENGGUNAAN LAHAN


Spesifikasi
NAMA UNSUR
1
Penggunaan Lahan
1. Penggunaan lahan terakhir

Simbol dan / atau Notasi


2

CMYK (%)

RGB (255)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan

BPN (Badan Pertanahan Nasional)

HSV
(360 100 100)
5

Setiap unsur yang ada pada


penggunaan lahan, dibedakan warna.

2. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA KEMIRINGAN LERENG


NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

Spesifikasi
RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Kemiringan Lereng
1. 0 - 1,99% (Klas I)
00 05 15 00

255 242 217

39 15 100

- 78 -

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM


Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

BAKOSURTANAL

31 20 100

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM


Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM


Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

BAKOSURTANAL

11 26 95

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM


Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

00 24 93

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM


Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

350 35 92

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM


Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

2. 2 - 4,99% (Klas II)


00 10 20 00

255 230 204

3. 5 - 7,99% (Klas III)


01 15 20 00

252 217 204

16 19 99

4. 8 - 14,99% (Klas IV)


05 25 30 00

242 191 179

5. 15 - 29,99% (Klas V)
07 30 30 00

237 179 179

6. > 30% (Klas VI)


08 40 35 00

235 153 166

- 79 -

3. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA GEOLOGI


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan
/ atau Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Geologi

1. Struktur Geologi

Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian


Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data
pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada
kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala
kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.

PPLGL Bandung

2. Patahan dan Sesar

Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian


Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data
pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada
kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala
kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.

PPLGL Bandung

3. Sifat-sifat Geologi

Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian


Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data
pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada
kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala
kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.

PPLGL Bandung

- 80 -

4. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA GEOMORFOLOGI


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Geomorfologi
A. Bentukan Denudasional
1. Perbukitan Terkikis (D1)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Dibuat warna khusus untuk Perbukitan Terkikis

2. Pegunungan Terkikis (D2)

Dibuat warna khusus untuk Pegunungan


Terkikis
Dibuat warna khusus untuk Bukit Sisa

3. Bukit Sisa (D3)


4. Bukit Terisolisasi (D4)

Dibuat warna khusus untuk Bukit Terisolasi

5. Dataran Nyaris (D5)

Dibuat warna khusus untuk Dataran Nyaris

6. Dataran Nyaris Terangkat (D6)

Dibuat warna khusus untuk Dataran Nyaris


Terangkat

7. Lereng Kaki (D7)

Dibuat warna khusus untuk Lereng kaki

8. Pedimen (D8)

Dibuat warna khusus untuk Pedimen

9. Piedemont (D9)

Dibuat warna khusus untuk Piedemont

10. Gawir (D10)

Dibuat warna khusus untuk Gawir

- 81 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

11. Kipas rombakan lereng (D11)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Dibuat warna khusus untuk Kipas rombakan


lereng
Dibuat warna khusus untuk Dewah dengan
gerak masa batuan kuat

12. Daerah dengan gerak masa batuan


kuat (D12)
13. Lahan Rusak (D13)

Dibuat warna khusus untuk lahan rusak

B. Bentukan asal Vulkanik


1. Kepundan (V1)

Dibuat warna khusus untuk Kepundan

2. Kerucut gunung api (V2)

Dibuat warna khusus untuk Kerucut gunung


api

3. Lereng gunung api atas (V3

Dibuat warna khusus untuk gunung api atas

4. Lereng gunung api tengah (V4)

Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api


tengah
Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api
bawah
Dibuat warna khusus untuk Kaki gunung api

5. Lereng gunung api bawah (V5)


6. Kaki gunung api (V6)
7. Dataran kaki gunung api (V7)

Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api


bawah
Dibuat warna khusus untuk dataran fluvial
gunung api

8. Dataran fluvial gunung api (V8)

- 82 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

9. Padang lava (V9)

Dibuat warna khusus untuk Padang lava

10. Padang lahar (V10)

Dibuat warna khusus untuk Padang lahar

11. Lelehan lava (V11)

Dibuat warna khusus untuk Lelehan lava

12. Aliran lava (V12)

Dibuat warna khusus untuk Aliran lava

13. Dataran antar gunung api (V13)

Dibuat warna khusus untuk Dataran antar


gunung api
Dibuat warna khusus untuk Dataran tinggi lava

14. Dataran tinggi lava (V14)


15. Planeses (V15
)
16. Padang abu, tuff atau lapili (V16)

Dibuat warna khusus untuk Planeses


Dibuat warna khusus untuk Padang abu, tuff
atau lapili

17. Solfatar (V17)

Dibuat warna khusus untuk Solfatar

18. Fumarol (V18)

Dibuat warna khusus untuk Fumarol

19. Bukit Gunung Api terdenudasi


(V19)

Dibuat warna khusus untuk Bukit gunung api


terdenudasi

20. Leher gunung api (V20)

Dibuat warna khusus untuk Leher gunung api

- 83 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Sumber Data dan Informasi

21. Sumbat gunung api (V21)

Dibuat warna khusus untuk Sumbat gunung


api

22. Kerucut parasiter (V22)

Dibuat warna khusus untuk Kerucut parasiter

23. Boka (V23)

Dibuat warna khusus untuk Boka

24. Dike (V24)

Dibuat warna khusus untuk Dike

25. Baranko (V25)


C.

Keterangan

Dibuat warna khusus untuk Baranko

Bentukan asal Struktural (S)


1. Blok Sesar (S1)

Dibuat warna khusus untuk Blok sesar

2. Gawir Sesar (S2)

Dibuat warna khusus untuk Gawir sesar

3. Gawir Garis Sesar (S3)

Dibuat warna khusus untuk Gawir garis sesar

4. Pegunungan Antiklinikal (S4)

Dibuat warna khusus untuk Pegunungan


antiklinikal
Dibuat warna khusus untuk Perbukitan
antiklinikal

5. Perbukitan Antiklinikal (S5)

- 84 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

6. Pegunungan Sinklinikal (S6)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Dibuat warna khusus untuk Pegunungan


Sinklinikal

7. Perbukitan Sinklinikal (S7)

Dibuat warna khusus untuk Perbukitan


Sinklinikal
Dibuat warna khusus untuk Pegunungan
Monoklinikal
Dibuat warna khusus untuk Perbukitan
Monoklinikal
Dibuat warna khusus untuk Pegunungan
Dome
Dibuat warna khusus untuk Perbukitan
Sinklinikal
Dibuat warna khusus untuk Dataran Tinggi /
Plateau
Dibuat warna khusus untuk Cuesta

8. Pegunungan Monoklinikal (S8)


9. Perbukitan Monoklinikal (S9)
10. Pegunungan Dome (S10)
11. Perbukitan Dome (S11)
12. Dataran Tinggi/Plateau (S12)
13. Cuesta (S13)
14. Hogback (S14)

Dibuat warna khusus untuk Hogback

15. Bentuk Strika (S15)

Dibuat warna khusus untuk Bentuk Strika

16. Lembah Antiklinasi (S16)

Dibuat warna khusus untuk Lembah Antiklinasi

17. Lembah Sinklinasi (S17)

Dibuat warna khusus untuk Lembah Sinlkinasi

- 85 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

18. Lembah Subsekuen (S18)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

19. Sembul/Horst (S19)

Dibuat warna khusus untuk Lembah


Subsekuen
Dibuat warna khusus untuk Sembul / Horst

20. Tanah Terban (S20)

Dibuat warna khusus untuk Tanah Terban

D. Bentukan asal Fluvial (F)


1. Dataran Aluvial (F1)

Dibuat warna khusus untuk Dataran Aluvial

2. Dasar Sungai (F2)

Dibuat warna khusus untuk Dasar sungai

3. Danau (F3)

Dibuat warna khusus untuk Danau

4. Rawa (F4)

Dibuat warna khusus untuk Rawa

5. Rawa Belakang (F5)

Dibuat warna khusus untuk Rawa Belakang

6. Saluran/Sungai Mati (F6)


7. Dataran Banjir (F7)

Dibuat warna khusus untuk Saluran / Sungai


mati
Dibuat warna khusus untuk Dataran banjir

8. Tanggul Alam (F8)

Dibuat warna khusus untuk Tanggul Alam

- 86 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

9. Ledok Fluvial (F9)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Dibuat warna khusus untuk Ledok Fluvial

10. Bekas Dasar Danau (F10)

Dibuat warna khusus untuk Bekas Dasar


Danau
Dibuat warna khusus untuk Hamparan Celah /
Tonjol Fluvial / Crevasse Splays

11. Hamparan Celah/ Tonjolan


Fluvial/Crevasse Splays (F11)
12. Gosong Lengkung Dalam (F12)
13. Gosong Sungai (F13)

Dibuat warna khusus untuk Gosong Lengkung


Dalam
Dibuat warna khusus untuk Gosong Sungai

14. Kipas Aluvial Aktif (F14)

Dibuat warna khusus untuk Kipas Aluvial Aktif

15. Teras Aluvial (F15)

Dibuat warna khusus untuk Teras Aluvial

16. Kipas Aluvial Tidak Aktif (F16)

Dibuat warna khusus untuk Kipas Aluvial Tidak


Aktif

17. Delta (F17)

Dibuat warna khusus untuk Delta

18. Igir Delta (F18)

Dibuat warna khusus untuk Ingir Delta

19. Ledok Delta (F19)

Dibuat warna khusus untuk Ledok Delta

20. Pantai Delta (F20)

Dibuat warna khusus untuk Pantai Delta

- 87 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

E. Bentukan asal pelarutan Karst

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Dibuat warna khusus untuk Ledok Delta

1. Dataran Tinggi Karst (K1)

Dibuat warna khusus untuk Dataran Tinggo


Karst

2. Lereng dan Perbukitan Karstik


Terkikis (K2)

Dibuat warna khusus untuk Lereng dan


Perbukitan Karstik Terkikis

3. Kubah Karst (K3)

Dibuat warna khusus untuk Kubah Karst

4. Bukit Sisa Batu Gamping Terisolasi


(K4)

Dibuat warna khusus untuk Bukit Sisa Batu


Gamping Terisolasi

5. Dataran Aluvial Karst (K5)

Dibuat warna khusus untuk Dtaran Aluvial


karst

6. Uvala, Dolin (K6)

Dibuat warna khusus untuk Uvala, Dolin

7. Polje (K7)

Dibuat warna khusus untuk Polje

- 88 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

8. Lembah Kering (K8)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Dibuat warna khusus untuk Lembah Kering

5. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA FISIOGRAFI PERMUKAAN

NAMA UNSUR
1
Bentuk Fisiografi Permukaan

Spesifikasi

Simbol dan /
atau Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)
5

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Enam klas bentuk Fisiografi


1. Datar
00 00 10 00

255 255 230

60 10 100

2. Landai
00 00 20 00

255 255 204

60 20 100

- 89 -

Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.


90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic
Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.
90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan /
atau Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

3. Berombak
00 00 30 00

255 255 179

60 30 100

4. Bergelombang
00 00 45 00

255 255 140

60 45 100

5. Berbukit
00 03 60 00

255 247 102

57 60 100

6. Bergunung
03 07 60 00

247 237 102

56 59 97

Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.


90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic
Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.
90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic
Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.
90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic
Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.
90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic

6. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA CURAH HUJAN


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Curah hujan

- 90 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Badan Meteorologi dan Geofisika

180 10 100

Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan


dan pengkelasan data catatan curah hujan
minimal selama 10 tahun terakhir

Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan


dan pengkelasan data catatan curah hujan
minimal selama 10 tahun terakhir

Badan Meteorologi dan Geofisika

Badan Meteorologi dan Geofisika

180 33 90

Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan


dan pengkelasan data catatan curah hujan
minimal selama 10 tahun terakhir

Badan Meteorologi dan Geofisika

180 50 80

Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan


dan pengkelasan data catatan curah hujan
minimal selama 10 tahun terakhir

Empat kelas jumlah rata-rata curah hujan


1. > 3000mm/Th (klas I)
10 00 00 00

230 255 255

2. 1500 - 3000 mm/Th (klas II)


30 00 00 00

179 255 255

180 30 100

3. 1000-1500 mm/Th (klas III)


30 00 00 10

153 230 230

4. > 1000 mm/Th (klas IV)


40 00 00 20

102 204 204

- 91 -

7. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PENUTUP LAHAN


Spsifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

1. Penutup Lahan

Setiap unsur lahan


dibedakan warna.

Disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan

Dinas / Dep.Kehutanan

8. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

A. Sarana pendidikan

1. SD / setingkat
10 70 100 00

230 76 00

255 127 127

- 92 -

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

20 100 90

2. SMP / setingkat
00 50 50 00

Kondisi, jumlah dan sebaran,


swasta/negeri, umum/khusus. Simbol
minimal 3 mm.
.

00 50 1 00

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

3. SMA Umum / kejuruan

Dep./Dinas Pendidikan Nasional


12 33 94 00

224 170 15

95 93 88

4. Perguruan Tinggi / Akademi

Dep./Dinas Pendidikan Nasional


00 00 00 100

00 255 255

180 100 100

5. Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Dep./Dinas Pendidikan Nasional


00 00 97 00

255 255 08

60 97 100

6. TPA regional

Dep./Dinas Pendidikan Nasional


78 34 100 00

56 168 00

100 100 66

7. Pendidikan Sekolah Luar Biasa

Dep./Dinas Pendidikan Nasional


00 100 23 00

255 00 197

314 100 100

8. Pendidikan Lainnya

Dep./Dinas Pendidikan Nasional


18 00 55 00

209 255 115

- 93 -

80 55 100

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

B. Sarana Kesehatan

Kondisi, jumlah dan sebaran,


swasta/negeri, umum/khusus. Simbol
minimal 3 mm.

Dep./Dinas Kesehatan

1. Puskesmas/ Balai Pengobatan


00 50 23 00

255 128 196

120 100 100

100 00 100 00

00 255 00

120 100 100

12 33 94 00

224 170 15

95 93 88

00 100 00 00

255 255 00

60 100 10

2. Rumah Sakit klas A

3. Rumah Sakit klas B

4. Rumah Sakit klas C

C. Jaringan listrik
Tinggi simbol minimal 1 mm

1. Kawat saluran udara


a. jaringan transmisi tegangan ultra
tinggi (SUTUT) 750 KV

Dep./ Dinas ESDM dan PLN

00 100 100 00

255 00 00

- 94 -

00 100 100

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

b. jaringan transmisi tegangan extra


tinggi (SUTET) 500 KV

00 100 23 00

255 00 197

c. jaringan transmisi tegangan tinggi


(SUTT) 275KV

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

d. jaringan transmisi tegangan


menegah (SUTM) 150 KV

70 10 100 00

76 230 00

100 100 90

e jaringan transmisi tegangan rendah


(SUTR) 70 KV

00 00 100 00

255 255 00

60 100 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

314 100 100

2. Kabel bawah tanah

3. Kabel bawah laut

4. Gardu induk

5. Jaringan distribusi

Minimum simbol 3 mmm


00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

85 55 100 00

38 115 00

100 100 00

- 95 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

D. Fasilitas air bersih

Dep./ Dinas Cipta Karya PU dan PAM

1. Mata air

Minimum simbol 3mmm


20 00 00 00

204 255 255

180 20 100

100 00 00 00 Air
C 20

00 255 255 204


255 255

180 100 100 180 20


100

25 09 00 00

191 232 255

202 25 100

25 09 00 00

191 232 255

202 25 100

2. Intake

3. Instalasi produksi

4. Bak penampungan

5. Pipa jaringan air bersih

Minimum garis 1 mm

- 96 -

Dep./ Dinas Cipta Karya PU dan PAM

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

100 30 08 00

00 178 235

195 100 92

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

00 100 25 00

255 00 191

315 100 100

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

a. Pipa air bersih primer

b. Pipa air bersih sekunder

6. Jalur distribusi air bersih

7. Bangunan irigasi

8. Jaringan irigasi

a. Irigasi primer
b. Irigasi sekunder
c. Irigasi tersier
d. Irigasi air tanah

- 97 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

100 1 00 00
00

00 00 255

240 100 100

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

00 100 25 00

255 00 191

315 100 100

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

9. Sistem pengendali banjir

a. Saluran dranaise primer


b. Saluran dranaise sekunder
c. Saluran air hujan primer

d. Saluran air hujan sekunder

Tebal garis 0.4 mm

E. Jaringan telekomunikasi
Jaringan terrestrial
1. Jaringan mikro digital

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

00 00 100 00

255 255 00

60 100 10

40 100 60 00

153 00 102

80 20 60 00

51 204 102

2. Jaringan mikro analog


3. Jaringan serat optik
4. Jaringan kabel laut

- 98 -

320 100 60
140 75 80

Dep./ Dinas Parpostel dan TELKOM

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

10 40 100 00

230 152 00

40 100 90

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5. Jaringan internasional
6. Stasiun telepon otomat

7. Transmisi kabel laut


8. Transmisi kabel laut (konstruksi)

9. Kantor pos besar

Dep./ Dinas Parpostel dan TELKOM


Dimensi minimal simbol 3 mm

10. Kantor pos kecil


00 55 33 00

255 115 222

314 55 100

F. Jaringan satelit

Dep./ Dinas Parpostel dan TELKOM

Dimensi minimal simbol 3 mm

1 Stasiun bumi
00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

- 99 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Sumber Data dan Informasi

Dimensi minimal simbol 3 mm

2 Pusat automatisasi sambungan


telepon
00 00 00 100

3 Menara telekomunikasi (BTS) untuk


pemanfaatan secara bersama-sama
antar operator

Keterangan

00 00 00

00 00 00

Dimensi minimal simbol 3mm


00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1. Jalan Tol

Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam

255 128 00

29 100 100

2. Jalan Arteri Primer

Infill 00 50 100
00. Grs bis hitam

255 128 00

29 100 100

00 30 100 00

255 178 00

41 100 100

G. Jaringan transportasi
A. Transportasi darat
a. Jaringan jalan dan Terminal

3. Jalan Kolektor Primer

- 100 -

Dimensi minimal simbol

Dep./ Dinas PU

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

30 30 00 00

178 178 255

240 30 100

Tebal garis 0.4 mm

Dep./ Dinas PU

4. Jalan Lokal

5. Jalan Strategis
a. Strategis Nasional
b. Strategis Provinsi
c. Strategis Kabupaten
6. Jalur Busway

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

00 40 08 00

255 153 235

312 40 100

00 00 30 10

229 229 160

60 30 90

Tebal garis minimal 0.3 mm

00 100 100

Tebal garis 0.3 mm.


Lebar jembatan disesuaikan dengan lebar
sungai

7. Jembatan
00 00 00 100

255 00 00

8. Terminal
a.

Simbol minimal 3 mm

Terminal type A
00 00 00 100

00 00 00

- 101 -

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

b.

c.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Warna merah

00 100 100 00

255 00 00

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Terminal type B

Terminal type C

b. Jaringan Rel Kereta Api dan stasiun

Dep./ Dinas Perhubungan dan PT. KAI

1. Stasiun Kereta Api


a.

Stasiun Besar

b.

Stasiun Sedang

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

2. Jalur Kereta Api umum antar kota


Tebal garis rel 0.2 mm
Jarak antara bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel 4

a. Jalur Kereta Api umum antar kota


jalur ganda
1.
2.

Jalur Kereta Api umum antar


kota jalur ganda atas tanah

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Jalur Kereta Api umum antar


kota jalur ganda bawah tanah

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

- 102 -

3.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

23 19 100 00

196 207 00

63 100 81

Jalur Kereta Api umum antar


kota jalur ganda layang

Tebal garis rel 0.2 mm


Jarak antara bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel 4 mm

b Jalur Kereta Api umum antar kota


jalur tunggal

1.
2.
3.

Jalur Kereta Api umum antar


kota jalur tunggal atas tanah
Jalur Kereta Api umum antar
kota jalur tunggal bawah tanah
Jalur Kereta Api umum antar
kota jalur tunggal layang

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

23 19 100 00

196 207 00

63 100 81

3. Jalur Kereta Api umum perkotaan


a. Jalur Kereta Api umum perkotaan
jalur ganda
1. Jalur Kereta Api umum
perkotaan jalur ganda atas
tanah
2. Jalur Kereta Api umum
perkotaan jalur ganda bawah
tanah
3. Jalur Kereta Api umum
perkotaan jalur ganda layang

Tebal garis rel 0.2 mm


Jarak antara bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel 4 mm
34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

100 23 00 00

00 196 255

194 100 100

00 20 50 00

255 204 128

36 50 100

- 103 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

b. Jalur Kereta Api umum perkotaan


jalur tunggal

1. Jalur Kereta Api umum


perkotaan jalur tunggal atas
tanah
2. Jalur Kereta Api umum
perkotaan jalur tunggal bawah
tanah
3. Jalur Subway

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

100 23 00 00

00 196 255

194 100 100

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

00 20 50 00

255 204 128

36 50 100

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Tebal garis rel 0.2 mm


Jarak antara bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel 4 mm

Dep./ Dinas Perhubungan dan PT. KAI

4. Jalur Monorail
4. Jalur Kereta Api khusus
00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

c. Transportasi sungai danau dan


penyeberangan
1. Pelabuhan sungai

Tebal garis rel 0.2 mm


Jarak antara bantalan rel 2 .5 mm
Panjang bantalan rel 3 mm
.

Dep./ Dinas Perhubungan


Simbol minimal 3 mm
00 00 00100

00 00 00

- 104 -

00 00 00

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Simbol minimal 3 mm

2. Pelabuhan danau
100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

100 30 70 00

00 179 76

145 100 70

50 45 90 00

128 140 13

66 91 55

5. Pelabuhan penyeberangan lintas


provinsi dan antar negara

00100 25 00

255 00 191

315 1 00 100

6. Pelabuhan penyeberangan lintas


antar kabupaten kota

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

7. Pelabuhan penyeberangan lintas


dalam Kabupaten /Kota

12 33 94 00

224 170 15

45 93 88

3. Alur pelayaran angkutan sungai


Tebal Garisl 0.4 mm

4. alur pelayaran angkutan danau;

8. Lintas penyeberangan antar provinsi


yang menghubungkan antar jaringan
jalan nasional dan antar jaringan jalur
kereta api antar provinsi

Tebal Garisl 0.4 mm

Tebal garis 0.3 mm


100 100 00 00

00 00 255

- 105 -

240 100 100

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

00 33 100 00

255 170 100

40 100 100

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

9. Lintas penyeberangan antar negara


yang menghubungkan antar jaringan
jalan pada kawasan perbatasan
10. Lintas penyeberangan antar
kabupaten / kota yang
menghubungkan antar jaringan jalan
provinsi dan jaringan jalur kereta api
dalam provinsi
11. Lintas pelabuhan penyeberangan
dalam kabupaten/kota yang
menghubungkan antar jaringan jalan
kabupaten /kota dan jaringan jalur
kereta api dalam kabupaten / kota
B. Transportasi laut

Simbol minimal 3 mm

1. Pelabuhan Internasional hub

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

2. Pelabuhan internasional

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

- 106 -

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

3. Pelabuhan nasional

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

4. Pelabuhan regional

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

5. Pelabuhan Lokal

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

6. Pelabuhan khusus

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

7. Alur pelayaran Internasional

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan

100 00 00 00

00 225 255

180 100 100

Dep./ Dinas Perhubungan

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan

8. Alur pelayaran Internasional Alur


Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
9. Jaringan pelayaran Internasional
yang menghubungkan antar
pelabuhan Internasional hub dan
pelabuhan Internasional
10. Jaringan pelayaran Internasional
yang menghubungkan antar
pelabuhan Internasional hub dan
pelabuhan Internasional dengan

ALKI

- 107 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Notasi minimal 2 mm
AN = Alur pelayaran Nasional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur

Dep./ Dinas Perhubungan

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Notasi minimal 2 mm
AB
= Alur pelayaran Antar pelabuhan Nasional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur

Dep./ Dinas Perhubungan

13. Alur pelayaran nasional yang


menghubungkan antara pelabuhan
nasional dan pelabuhan regional

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Notasi minimal 2 mm
AR = Alur pelayaran nasional yang
menghubungkan antar pelabuhan nasional dan
pelabuhan Regional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur

Dep./ Dinas Perhubungan

14. Alur pelayaran nasional yang


menghubungkan antar pelabuhan
regional

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Notasi minimal 2 mm
AP = Alur pelayaran nasional yang
menghubungkan antar pelabuhan Regional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur

Dep./ Dinas Perhubungan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm
BP = Pelabuhan Udara Primer
Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

pelabuhan Internasional di negara


lain
11. Alur pelayaran nasional yang
menghubungkan pelabuhan nasional
dengan pelabuhan Internasional atau
pelabuhan Internasional hub
12. Alur pelayaran nasional yang
menghubungkan antar pelabuhan
nasional

C. Transportasi udara
1. Bandar udara umum pusat
penyebaran primer

- 108 -

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi


7

2. Bandar udara umum pusat


penyebaran sekunder

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm
BS = Bandar Udara Sekunder
Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

3. Bandar udara umum pusat


penyebaran tersier

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm
BT = Bandar Udara Tersier
Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

4. Bandar udara umum bukan pusat


penyebaran

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm
BB = Bandar Udara Bukan pusat penyebaran
Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

5. Bandar udara khusus

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm
BK = Bandar Udara Khusus
Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

6. Ruang udara di atas bandar udara

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

Notasi minimal 2 mm
KA = Kawasan Udara di atas Bandar udara
Letak notasi diatur sesuai luas unsure

Dep./ Dinas Perhubungan

7. Ruang udara di sekitar bandar udara

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

Notasi minimal 2 mm
KS = Kawasan Udara di Sekitar bandar udara
Letak notasi diatur sesuai luas unsure

Dep./ Dinas Perhubungan

- 109 -

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100


100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi


7

20 00 00 00

204 255 255

180 20 100

Notasi minimal 2 mm
KP = Kawasan Udara sebagai jalur
penerbangan Letak notasi diatur sesuai luas
unsur

1. Jaringan pipa minyak

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dimensi minimal simbol 2 mm

Dep./ Dinas ESDM dan Pertamina

2.

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

Dimensi minimal simbol 2 mm

Dep./ Dinas ESDM dan Pertamina

8. Ruang udara yang ditetapkan


sebagai jalur penerbangan

Dep./ Dinas Perhubungan

H. Jaringan gas dan bahan bakar

Jaringan pipa gas

- 110 -

9. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA RAWAN BENCANA


Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Zona I (sangat rawan)

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona II (rawan)

00 40 40 00

255 153 153

00 40 100

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 30 40 00

255 179 153

15 40 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zana IV (aman)

00 20 40 00

255 204 153

30 40 100

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

RAWAN BENCANA

1. Bencana Longsor

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

2. Bencana Banjir
Zona I (sangat rawan)

80 00 00 00

51 255 255

180 80 100

- 111 -

Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Zona II (rawan)

50 00 00 00

129 255 255

180 50 100

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

35 00 00 00

166 255 255

180 35 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zana IV (aman)

20 00 00 00

204 255 255

180 20 100

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona I (sangat rawan)

00 80 00 00

255 51 255

300 80 100

Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona II (rawan)

00 60 00 00

255 102 255

300 60 100

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 40 00 00

255 153 255

300 40 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

3. Bencana Gempa

- 112 -

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

00 20 00 00

255 204 255

300 20 100

Zona IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona I (sangat rawan)

00 05 60 00

255 242 102

55 60 100

Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona II (rawan)

00 00 80 00

255 255 51

60 80 100

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 00 40 00

255 153 255

60 40 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zana IV (aman)

00 00 15 00

255 255 217

60 15 100

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

00 00 00 60

102 102 102

00 00 40

Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona IV (aman)

4. Bencana Gunung Api

5.Bencana Tsunami
Zona I (sangat rawan)

- 113 -

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

Spesifikasi
CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Zona II (rawan)

00 00 00 35

166 166 166

00 00 65

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 00 00 20

204 240 204

00 00 80

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona IV (aman)

00 00 00 05

242 242 242

00 00 95

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

10. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA POTENSI BAIK DARAT MAUPUN LAUT
Spesifikasi
RGB (255)

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

20 00 30 00

204 255 179

100 30 100

HSV (360 100 100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

A. Pertanian

a. Menurut Jenis
1. Pertanian Lahan Basah

- 114 -

Dep./ Dinas Pertanian

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

20 00 10 00

204 255 230

150 20 100

Dep./ Dinas Pertanian

1.. Tanaman Semusim

25 00 65 00

191 255 89

83 65 100

Dep./ Dinas Pertanian

2.. Tanaman Tahunan

70 00 70 00

76 255 76

120 70 100

Dep./ Dinas Pertanian

1.. Zona I (sesuai I)

10 00 10 00

230 255 230

120 10 100

Dep./ Dinas Pertanian

2.. Zona II (sesuai II)

20 00 20 00

204 255 204

120 20 100

Dep./ Dinas Pertanian

2. Pertanian Lahan Kering

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

b. Menurut Usia Tanaman

c. Menurut Komoditas atau Secara Umum

- 115 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

3.. Zona III (sesuai III)

40 00 40 00

153 255 153

120 40 100

Dep./ Dinas Pertanian

4. . Zona IV (tidak sesuai)

70 00 50 00

76 255 128

137 70 100

Dep./ Dinas Pertanian

1.. Zona I (sesuai I)

00 10 00 00

255 230 255

300 10 100

Dep./ Dinas Pertanian

2.. Zona II (sesuai II)

00 30 00 00

255 179 255

300 30 100

Dep./ Dinas Pertanian

3.. Zona III (sesuai III)

00 50 00 00

255 128 255

300 50 100

Dep./ Dinas Pertanian

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

B. Peternakan
Menurut Komoditas atau Secara Umum

- 116 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

00 80 00 00

255 51 255

300 80 100

Dep./ Dinas Pertanian

1.. Zona I (sesuai I)

00 00 15 00

255 255 217

60 15 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

2.. Zona II (sesuai II)

00 00 40 00

235 255 153

6040 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

3.. Zona III (sesuai III)

00 00 80 00

255 255 51

60 80 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

4.. Zona IV (tidak sesuai)

00 05 60 00

255 242 102

55 60 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

4.. Zona IV (tidak sesuai)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

C. Perkebunan
Menurut Komoditas atau Secara Umum

D. Perikanan

- 117 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

1.. Zona I (sesuai I)

10 00 00 00

230 255 255

180 10 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &


Perikanan

2.. Zona II (sesuai II)

20 00 00 00

204 255 255

180 20 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &


Perikanan

3.. Zona III (sesuai III)

40 00 00 00

153 255 255

180 40 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &


Perikanan

4.. Zona IV (tidak sesuai)

80 00 00 00

51 255 255

180 80 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &


Perikanan

00 00 00 05

242 242 242

00 00 95

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Menurut Komoditas atau Secara Umum

E. 0Industri
Menurut Komoditas atau Secara Umum
1.. Zona I (sesuai I)

- 118 -

Dep./ Dinas Perindustrian.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

2.. Zona II (sesuai II)

00 00 00 10

229 229 229

00 00 90

Dep./ Dinas Perindustrian.

3.. Zona III (sesuai III)

00 00 00 20

204 204 204

00 00 80

Dep./ Dinas Perindustrian.

4.. Zona IV (tidak sesuai)

00 00 00 40

153 153 153

00 00 60

Dep./ Dinas Perindustrian.

1.. Zona I (sesuai I)

05 05 00 00

242 242 255

240 05 100

Dep./ Dinas Perdagangan

2.. Zona II (sesuai II)

15 10 00 00

217 230 255

219 15 100

Dep./ Dinas Perdagangan

3.. Zona III (sesuai III)

20 25 00 00

204 191 255

252 25 100

Dep./ Dinas Perdagangan

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

F. Perdagangan
Menurut Komoditas atau Secara Umum

- 119 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

40 20 00 00

153 204 255

210 40 100

1.. Mangrove Kerapatan > 60%

10 20 20 00

230 204 204

00 11 90

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan

2.. Mangrove Kerapatan 30%- 60%

10 30 40 00

230 179 153

20 33 90

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan

3.. Mangrove Kerapatan < 30%

20 40 60 00

204 153 102

24 56 80

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan

50 00 00 00

128 255 255

180 50 100

4.. Zona IV (tidak sesuai)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Dep./ Dinas Perdagangan

G. Pesisir dan Pulau-pulau kecil


a. Mangrove (Mgr)

b.Terumbu Karang (Tkr)


1.. Terumbu Karang Kerapatan > 60%

- 120 -

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

2.. Terumbu Karang Kerapatan 30%60%

50 00 00 00

128 255 255

180 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

3.. Terumbu Karang Kerapatan < 30%

50 00 00 00

128 255 255

180 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

1.. Padang Lamun Kerapatan > 60%

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

2.. Padang lamun Kerapatan 30%- 60%

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

3.. Padang Lamun Kerapatan < 30%

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

4.. Koral

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

c. Padang Lamun (Plm)

- 121 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

5.. Hamparan Pasil Laut

00 00 00 50

235 235 158

60 33 92

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

6.. Pantai Berpasir

00 00 00 50

127 127 127

00 00 50

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

7.. Pantai Berlumpur

00 00 00 50

235 235 158

60 33 92

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

8.. Pantai Berbatu

00 00 00 50

127 127 127

00 00 50

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

9.. Pulau-pulau Kecil

50 00 50 00

128 255 128

120 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan


Lingkungan Hidup

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

H. TPA sampah
Menurut Kesesuaiannya
1.. Zona I (sesuai I)

- 122 -

I.

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

2.. Zona II (sesuai II)

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

3.. Zona III (sesuai III)

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

4.. Zona IV (tidak sesuai)

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

1.. Zona I (potensi tinggi)

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

Dep./ Dinas Parpostel

2.. Zona II (potensi sedang)

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Parpostel

3.. Zona III (potensi rendah)

100 00 100 00

00 255 00

120 100 100

Dep./ Dinas Parpostel

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Pariwisata

a. Menurut Tingkat Potensinya

- 123 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Parpostel

1.. Wisata Alam

50 00 50 00

128 255 128

120 50 100

Dep./ Dinas Parpostel

2.. Wisata Budaya

50 00 50 00

128 255 128

120 50 100

Dep./ Dinas Parpostel

3.. Wisata Lainnya

50 00 50 00

128 255 128

120 50 100

Dep./ Dinas Parpostel

1.. Bahan Galian A

00 05 15 00

255 242 217

39 15 100

Dep./ Dinas ESDM

2.. Bahan Galian B

00 10 20 00

255 230 204

31 20 100

Dep./ Dinas ESDM

4.. Zona IV (tidak berpotensi)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

b. Menurut Jenis Objek Wisata

J. Pertambangan
Menurut Jenis Bahan Tambang

- 124 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

RGB (255)

HSV (360 100 100)

3.. Bahan Galian C

01 15 20 00

252 217 204

16 19 99

Dep./ Dinas ESDM

4.. Logam Berat

03 20 30 00

247 204 179

22 28 97

Dep./ Dinas ESDM

5.. Bahan Radio Aktif

05 25 30 00

242 191 179

11 26 95

Dep./ Dinas ESDM

6.. Minyak dan Gas Bumi

07 30 30 00

237 179 179

00 24 93

Dep./ Dinas ESDM

7.. Ijin Konsesi Tambang

20 30 20 00

204 179 204

300 12 80

Dep./ Dinas ESDM

8.. Ijin Eksplorasi

20 50 20 00

204 128 204

300 37 80

Dep./ Dinas ESDM

9.. Ijin Eksploitasi

10 20 10 00

230 204 204

300 11 90

Dep./ Dinas ESDM

- 125 -

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

11 SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PERTAHANAN DAN KEAMANAN


NAMA UNSUR

Simbol dan / atau


Notasi

CMYK (%)

Spesifikasi
RGB (255)

HSV (360 100 100)

Keterangan

Sumber Data dan Informasi

Pertahanan dan Keamanan


Dep. Hankam

1. Pertahanan dan keamanan

- 126 -

You might also like