You are on page 1of 122

Mekanisme pencernaan pada manusiaOleh: Sigit Sujatmika |

Juli 29, 2009http://mrsigitblog.wordpress.com/2009/07/29/71/

Sistem Pencernaan Manusia


Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut
sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk
memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam
tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk
menjaga kelangsungan hidupnya. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna
dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti
lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar
ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.
Proses pencernaan dalam tubuh manusia adalah kompleks. Bahan
makanan yang telah mengalami penguraian sebagian di dalam mulut,
melalui tenggorokan (esofagus) masuk ke dalam lambung. Di sisni
kerja enzim amilase dalam air ludah dihentikan dengan adanya asam
klorida yang dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan
makanan tinggal untuk beberapa jam di dalam lambung, sementara
asam klorida dan pepsin menguraikan protein dan karbohidrat yang
terkandung dalam zat makanan tersebut menjadi oligopeptida dan
oligosakarida. Berbeda dari amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja
dalam suasana sangat asam, pH 1.0-2.5, sesuai dengan kondisi asam
dalam cairan lambung (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)

Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh
manusia. Secara ringkas zat-zat tersebut digolongkan menjadi makronutrien yang
meliputi karbohidrat, lemak, protein. Mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin.
Kelompok bahan ikutan yang meliputi alkaloid, antigisi, warna alami, aroma atau
penyedap alami. Kelompok bahan tambahan misalnya pengawet, penstabil, pengental,
dan pewarna (Slamet Sudarmaji, 1989).
Makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein pada saat dicerna akan
mengalami pengubahan. Dimulai dari mulut dimana terjadi pencernaan mekanik oleh gigi
dengan bantuan lidah. Pada proses pengunyahan ini terjadi perombakan karbohidrat (pati
atau amilum) menjadi molekul yang paling sederhana yaitu glukosa (monosakarida).
Karbohidrat merupakan nutrient yang mengadung energi yang harus ada dalam diet
minimal 20% agar tidak terbentuk benda-benda keton sehingga terjadi ketosis dan lebih
lanjut asidosis (Dawies Ismadi, 1988). Pemotongan rantai karbohidrat menjadi lebih
sederhana ini dibantu dengan enzim ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Lemak juga akan mengalami proses perombakan dimana lemak akan diubah menjadi
molekul yang paling sederhana yang berupa asam lemak dan gliserol. Lemak yang

dimaksud dalam hal ini adalah trigliserida. Proses perombakan ini membutuhkan enzim
lipase yang dihasilkan di pankreas. Lemak juga mengalami proses emulsi agar lebih
mudah dicerna. Bahan yang digunakan adalah cairan empedu yang dihasilkan di hati
(hepar) yang disimpan di kantung empedu. Dengan proses emulsi ini lemak dapat
tercampur dengan air. Dibanding makronutrien yang lain, lemak lebih susah dicerna
sehingga lebih lama berada di lambung. Inilah yang menyebabkan lemak membuat kita
tetap merasa kenyang.
Selanjutnya, proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang mengeluarkan
berbagai enzim dan zat pencerna dari berbagai organ tubuh. Kandung empedu
mengeluarkan asam empedu untuk mengemulsikan lipid: kelenjar pankreas mengeluarkan
cairan yang mengandung amilase, menguraikan oligosakarida menjadi maltose: tripsin
dan kimo tripsin menguraikan poli dan oligo peptide menjadi peptide kecil: lipase
menguraikan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol: kolesterol esterase
menguraikan senyawa ester dari kolesterol.
Usus halus tersusun oleh beberapa macam jaringan yang masing-masing mempunyai
fungsi tertentu, yaitu jaringan: epitelium, ikat, otot polos, dan saraf. Jaringan epitelium
berfungsi membungkus villi, mensekresikan mukus dan mengabsorpsi air serta zat-zat
gizi makanan. Jaringan ikat yang dalam hal ini berupa pembuluh darah bersama dengan
epitelium berfungsi mengangkut sari makanan. Jaringan otot berfungsi untuk melakukan
gerak peristaltis dibawah stimulus saraf otonom. Dan jaringan saraf berfungsi
mengorganisir kerja ketiga jaringan tadi. Struktur kompleks usus halus ini mempunyai
satu fungsi yakni untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan.

Selain itu masih ada zat lainnya yang dikeluarkan oleh usus halus: untuk
menyempurnakan proses penguraian sedemikian rupa hingga dihasilkan senyawa
monosakarida, mononukleotida, asam lemak, asam amino, dan senyawa kecil satuan
pembentuk senyawa lainnya yang siap untuk diserap oleh dinding usus halus, untuk
selanjutnya dibawa oleh aliran darah atau limpa ke seluruh bagian tubuh (Muhammad
Wirahadikusumah, 1985 : 2)
Makronutrien yang lain adalah protein. Bahan ini dapat diperoleh dari hewan maupun
tumbuhan. Protein juga mengalami pencernaan mekanik dan kimiawi, pencernaan
mekanik terjadi dimulut sedangkan pencernaan kimiawi protein di lambung. Protein
dirombak menjadi molekul yang paling sederhana yang disebut asam amino. Tubuh
manusia tidak dapat membentuk semua asam amino yang diperlukan oleh tubuh, oleh
karena itu harus diperoleh dari diet, yang lebih dikenal dengan asam amino esensial.
Pencernaan protein dibantu dengan enzim lambung dan pancreas. Contoh enzim tersebut
misalnya pepsin, dan tripsin. Protein yang dirombak menjadi molekul sederhana yaitu
asam amino baru dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh. Protein merupakan bahan yang tidak
dapat disimpan dalam tubuh sehingga manusia harus selalu mencukupi kebutuhan protein
harian dari diet.
Mikronutrien juga dibutuhkan oleh tubuh. vitamin dan mineral berperan dalam prosesproses metabolism tubuh. Vitamin merupakan senyawa orgaik kompleks yang esensial
untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup, dan dibutuhkan

dalam jumlah sedikit. Berhubung vitamin tidak disintesa di dalam tubuh, kecuali vitamin
D dan vitamin K, maka beberapa vitamin lain harus tersedia dalam diet. Sebagian besar
vitamin berfungsi sebagai bagian dari koenzim. Berdasarkan atas sifat kelarutannya dan
mekanisme penyerapan, vitamin dibedakan menjadi vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air memiliki struktur kimia
yang sangat beranekaragam, tetapi semuanya mempunyai sifat molekul polar oleh karena
itu dapat larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat non polar
hidrofobik. Vitamin ini mengakibatkan dalam penyerapannya membutuhkan lemak.
Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh dan hanya dalam jumlah yang sedikit. Sherman
(1952) mencoba mengelompokkan unsure mineral sebagai berikut :
1. Unsur mineral yang ikut membentuk jaringan keras seperti tulang dan gigi Ca dan
Phospat.
2. Unsur mineral yang turut membentuk jaringan lunak seperti kelenjar, saraf, garam
organik, yang mengandung unsur Na, K, Mg, S, P, Cl dan juga ada dalam
protoplasma.
3. Unsur mineral yang membentuk cairan tubuh, terutama garam-garam anorganik
yang dapat larut.
Adapun fungsi mineral antara lain sebagai pembentuk jaringan, pemelihara dan pengatur
sistem koloidal, pertukaran cairan tubuh, viskositas, pemelihara keseimbangan asam basa
tubuh, dan sebagai aktivator enzim dan sistem biologis.
Semua bahan makanan, baik makronutrien maupun mikronutrien akan dialirkan ke
seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi, dalam hal ini darah. Dan disetorkan ke sel-sel tubuh.
Makronutrien harus dalam kondisi paling sederhana, meliputi monosakarida (glukosa,
fruktosa, galaktosa) asam lemak, gliserol dan asam amino. Jika zat makanan tersebut
masih dalam bentuk ukuran besar, maka akan susah masuk dalam sel karena sel memiliki
membrane yang sifatnya selektif permeabel (semi permeabel).
Zat-zat makanan dalam bentuk paling sederhana itu nantinya akan dibutuhkan dalam
metabolisme sel, dengan tujuan untuk menjaga agar sel tetap hidup. Rangkaian
metabolisme sel berjalan dengan sangat kompleks dan dengan keteraturan tinggi. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai metabolisme makronutrien yang meliputi
karbohidrat, lemak, dan protein yang terjadi di dalam sel tubuh manusia.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup
mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat
kompleks. (Muhammad Wirahadikusumah, 1985)
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen
dalam hidup. Proses sintesis ini disebut anabolisme dan proses penguraian disebut
katabolisme. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana
seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan
pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran: proses biosintesis protein
yang panjang dan rumit: ataupun proses penguraian bahan makanan dalam system

pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut
melalui dinding usus serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya
(Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan
proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan
katabolisme adalah sebaliknya, yaitu penguraian molekul besar menjadi molekul kecil:
anabolisme adalah proses yang membutuhkan energy sedangkan katabolisme melepas
energy: anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme merupakan reaksi
oksidasi: seringkali hasil anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses
katabolisme (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1).
Ditulis dalam Biologi dan Kesehatan

dan bahan interseluler


pembentukan jar. penyokong
D
Minyak ikan, hati, susu,
Sinar UV
Penyerapan Ca di usus
Pembentukan tulang &
gigi
Pembentukan tulang yg
kurang sempurna
Rakhhitis
E
(tokoferol)
Sayuran hijau,
kecambah biji2an, kuning
telur
Menjaga daya tahan
eritrosit thd hemolisis
Proliferasi & diferensiasi
sel
Infertilitas, mandul
K
Hati, sayuran daun,
Pembentukan
protrombin untuk
pembekuan darah
Darah sulit membeku ketika
luka

hemofili
Air
Fungsi : pelarut bahan organik dan anorganik, suspensor molekul 2 besar (K, P, L), pemecah molekul kompleks
menjadi molekul sederhana, penyerap panas tubuh, transportasi bahan dan sisa metabolisme, tempat terjadinya
reaksi kimia dalam tubuh
Komposisi dalam tubuh sekitar 60 90 %
Mineral
Jenis Mineral
Fungsi
Akibat Defisiensi
Sumber Makanan
Ca (kalsium)
proses penulangan
pembekuan darah
kontraksi otot
transmisi impuls
rakhitis
karies gigi
darah sulit membeku
kejang otot
Susu, keju, telur, mentega, udang, kacang, wortel, bit, bawang
P (Posfor)
penulangan
kontraksi otot (ATP)
metabolisme sel
rakhitis & karies gigi
kejang otot
pertumbuhan terhambat
Ikan, jagung,, kacang2an
Fe (Ferrum/ zat
besi)
komponen sitokrom
komponen hemoglobin
hambatan oksidasi sel
anemia
Bayam, hati
Na (Natrium) /
Sodium
keseimbangan nilai
osmotik sel
keseimbangan pH sel
mempertahankan iritabilita
sel
-

oedem
Garam dapur
K (Kalium) /
Potassium
transmisi impuls
kontraksi otot
pertumbuhan tubuh
kejang otot
pertumbuhan terhambat
Garam dapur
I (Iodium)
syntesa tiroksin
kelenjar gondok bengkak
Garam yozo, kulit kentang,
sayur hijau, ikan
Catatan :
Kelebihan Ca akan mengakibatkan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), tekanan darah naik
Kandungan yodium pada anak yang masih di dalam kandungan akan mengakibatkan kekurangan ketajaman
pendengaran/ ketulian
Alat-Alat Pencernaan, Kelenjar Pencernaan Dan Fungsi
Alat Pencernaan/ kelenjar
pencernaan manusia
Penjelasan dan fungsi
AL
AT
PE
NCE
RNAA
N
Mulut
Mencernakan makanan secara mekanik dengan bantuan gigi dan kimiawi
dengan enzim
Kerongkongan
(esofagus)
Merupakan saluran lurus, makanan didorong ke lambung dengan gerakan
peristaltis
Lambung
(ventrikulus)
Tempat pencernaan makanan secara mekanik dan kimiawi
Usus Halus
Terdiri dari duodenum (usus 12 jari), jejenum (usus kosong) dan Ileum
(usus penyerapan)
Tempat pencernaan secara kimawi dan tempat penyerapan zat/sari sari
makanan
Usus besar
Tempat pembentukan feses, dengan bantuan bakteri pembusuk.
Dikeluarkan melalui proses defekasi
Tempat penyerapan air
Tempat sintesa vitamin K dan B kompleks
Alat ekskresi lgam berat Fe dan Ca

KE
LP
E
NCE
RNAA
N
Mulut
Kelenjar ludah (saliva) ada 3 macam, yaitu :

Kelanjar parotis, mengahsilkan air liur cair

Kel. Submaksilaris (dibawah rahang), menghasilkan air liur cair dan


lendir

Kel. Sublingualis, (dibawah pangkal lidah), menghasilkan air liur cair dan
lendir
Lambung
Menghasilkan getah lambung yang berisi : air, HCl, musin, ion-ion
anorganik, enzim pepsin, renin, dan hormon gastrin
Usus Halus
Menghasilkan enzim amilase, disakaridase, amino peptidase,
enterokinase, hormon sekretin, hormon kolesistokinin
Pankreas
Menghasilkan enzim amilase, tripsinogen, lipase/steapsin dan hormon
insulin
Hati
Merupapkan kelenjar perncernaan terbesar, tidak menghasilkan enzim
pencernaan, berperan dlm pencernaan lemak di usus halus, sebab hati
menghasilkan garam empedu yang dapat merubah lemak menjadi emulsi
lemak
Mekanisme pencernaan zat makanan pada manusia
Zat makanan
Tempat
Proses
Karbohidrat
Mulut

Amilum (dipecah dengan dg bantuan enzim ptialin) menjadi maltosa

Maltosa (dipecah dengan dg bantuan enzim maltase) menjadi 2 mol


glukosa
Usus halus

Maltosa (dipecah dengan dg bantuan enzim maltase) menjadi 2 mol


glukosa

Laktosa (dipecah dengan dg bantuan enzim laktase) menjadi galaktosa


dan glukosa

Sukrosa (dipecah dengan dg bantuan enzim sukrase) menjadi glukosa


dan fruktosa
Lemak
Usus halus

Kantung empedu mengeluarkan garam empedu.

Garam empedu akan mengubah lemak menjadi emulsi lemak

Emulsi lemak (dipecah dengan dg bantuan enzim lipase / steapsin)

menjadi asam lemak dan gliserol

Protein
Lambung

HCL mengubah pepsinogen menjadi pepsin

Protein kompleks (dipecah dengan dg bantuan pepsin) menjadi protein


sederhana

HCl juga mengubah prorenin menjadi renin

Renin yang terbentuk akan memecah kaseinogen menjadi kasein


Kasein dibantu dengan ion kalsium dan pepsin akan mengubah gumpalan
susu menjadi protein sederhana

Gangguan Sistem Pencernaan


Apendikitis

Radang usus buntu.

Diare

Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.

Kontipasi (Sembelit)

Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)

Maldigesti

Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.

Parotitis

Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong

Tukak Lambung/Maag

"Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi

Helicobacter pylori
Xerostomia

Produksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi
bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak
lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses
yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas
(stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu
lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses
menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan
berserat dan banyak mengkonsumsi daging.

Tukak Lambung (Ulkus)


Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus
rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil
dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding
lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan
oleh infeksi bakteri jenis tertentu.

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:Peri tonitis; merupakan
peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan
makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang
disebutkolik . Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada
dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan
akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya
akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau
peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut
apendisitis.
GAMBAR-GAMBAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM PENCERNAAN

Sistim Pencernaan
http://www.totalkesehatananda.com/listhati.ht
ml
Pencernaan
Pencernaan adalah proses yang kompleks yang merubah makanan yang anda makan
kedalam energi yang anda butuhkan untuk kelangsungan hidup. Proses pencernaan juga
melibatkan menciptakan limbah yang dieliminasikan.
Saluran pencernaan adalah suatu saluran panjang yang berliku-liku yang mulai dari mulut
dan berakhir pada dubur (anus). Ia terbuat dari satu rangkaian otot-otot yang
mengkoordinasikan gerakan dari makanan dan sel-sel lain yang memproduksi enzimenzim dan hormon-hormon untuk membantu mengurai makanan. Sepanjang jalan ada tiga
organ-organ lain yang diperlukan untuk pencernaan: hati, kantong empedu dan pankreas.

Stop 1: Mulut
Mulut adalah permulaan dari saluran pencernaan, dan kenyataannya, pencernaan mulai
disini sebelum anda bahkan melakukan gigitan pertama dari makanan. Bau dari makanan
memicu kelenjar air liur dalam mulut anda mengeluarkan air liur, menyebabkan mulut
anda berair. Ketika anda benar-benar merasaka makanannya, air liur bertambah.
Sekali anda mulai mengunyah dan menghancurkan makanan kedalam potongan-potongan
cukup kecil untuk dicerna, mekanisme-mekanisme lain datang memainkan peran mereka.
Lebih banyak air liur diproduksi untuk memulai proses penguraian makanan kedalam
bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tubuh anda. Sebagai tambahan, "juices"
dihasilkan yang akan membantu penguraian makanan lebih lanjut.

Stop 2: Pharynx dan Kerongkongan (Esophagus)


Juga disebut tenggorokan, pharynx adalah bagian dari saluran pencernaan yang menerima
makanan dari mulut anda. Bercabang dari pharynx adalah kerongkongan (esophagus),
yang memawa makanan ke lambung, dan trachea atau pipa angin (windpipe), yang
membawa udara ke paru-paru.
Tindakan menelan terjadi pada pharynx sebagian sebagai suatu refleks dan sebagian
dibawah kontrol secara sukarela. Lidah dan langit-langit mulut yang halus mendorong
makanan kedalam pharynx, yang menutup trachea. Makanan kemudian masuk ke
kerongkongan (esophagus).
Kerongkongan adalah suatu saluran yang berotot yang memanjang dari pharynx dan
dibelakang trachea ke lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan dan kedalam

lambung dengan bantuan dari suatu rangkaian dari kontraksi-kontraksi yang disebut
peristalsis.
Tepat sebelum pembukaan dari lambung adalah suatu otot penting yang berbentuk cincin
yang disebut lower esophageal sphincter (LES). Sphincter membuka untuk membiarkan
makanan lewat kedalam lambung dan menutup untuk mempertahankan ia disana. Jika
LES anda tidak bekerja dengan baik, anda mungkin menderita suatu kondisi yang disebut
GERD, yang menyebabkan rasa uluhati terbakar (heartburn) dan regurgitation (perasaan
makanan kembali keatas).

Stop 3: Perut dan Usus Kecil


Lambung adalah suatu organ seperti kantong dengan dinding-dinding yang berotot kuat.
Sebagai tambahan untuk memegang makanan, ia melayani sebagai pencampur (mixer)
dan penggiling (grinder) makanan. Lambung mengeluarkan asam dan enzim-enzim yang
kuat yang meneruskan proses penguraian makanan dan merubahnya ke suatu cairan atau
pasta yang konsistensi. Dari sana, makanan bergerak ke usus kecil. Diantara makananmakanan sisa-sisa yang tidak dapat dicairkan dilepaskan dari lambung dan diantar melalui
sisa usus untuk dieliminasikan.
Terbuat dari tiga segmen -- usus dua belas jari (duodenum), jejunum dan ileum -- usus
kecil juga mengurai makanan menggunakan enzim-enzim yang dilepaskan oleh pankreas
dan empedu dari hati. Peristalsis juga bekerja pada organ ini, menggerakkan makanan
terus dan mencampurnya dengan pengeluaran-pengeluaran pencernaan dari pankreas dan
hati, termasuk empedu. Duodenum sebagian besar bertanggung jawab untuk proses
penguraian secara terus menerus, dengan jejunum dan ileum terutama bertaggung jawab
untuk penyerapan nutrisi-nutrisi kedalam aliran darah.
Suatu nama yang lebih teknis untuk bagian proses ini adalah "motility" karena ia
melibatkan menggerakkan atau mengosongkan partikel-partikel makanan dari satu bagian
ke bagian berikutnya. Proses ini adalah sangat tergantung pada aktivitas dari suatu
jaringan yang besar dari syaraf-syaraf, hormon-hormon dan otot-otot. Persoalan-persoalan
apa saja dengan komponen-komponen ini dapat menyebabkan suatu kondisi-kondisi yang
beragam.
Ketika didalam usus kecil nutrisi-nutrisi dari makanan diserap melalui dinding-dinding
usus kedalam aliran darah. Apa yang tersisa (limbah) bergerak kedalam usus besar.
Segala sesuatu diatas usus besar disebut saluran pencernaan bagian atas (upper
Gastrointestinal tract). Segala sesuatu dibawahnya adalah saluran pencernaan bagian
bawah (lower Gastrointestinal tract).

Sistim Pencernaan

Stop 4: Usus Besar (Colon), Rektum (Rectum) dan


Dubur (Anus)
Usus besar (colon) adalah suatu saluran berotot yang panjangnya lima sampai tujuh kaki
yang menghubungkan usus kecil ke rektum. Ia terbentuk dari usus besar yang naik
(kanan), usus besar yang melintang (transverse), usus besar yang turun (kiri) dan sigmoid
colon, yang menghubungkan ke rektum. Usus buntu (appendix) adalah suatu saluran kecil
yang dicantelkan pada usus besar yang naik. Usus besar adalah suatu organ yang sangat
khusus yang bertanggung jawab untuk memproses limbah sehingga pengeluaran limbah
mudah dan menyenangkan.
Feces, atau limbah yang tertinggal dari proses pencernaan, lewat melalui usus besar
dengan bantuan dari peristalsis, pertama dalam suatu kondisi cair dan akhirnya dalam
bentuk padat. Ketika feces lewat melalui usus besar, segala air yang tersisa diserap. Feces
disimpan di usus besar sigmoid (berbentuk S) hingga suatu gerakan massa
mengosongkannya kedalam rektum, biasanya sekali atau dua kali sehari.
Biasanya itu memakan waktu 36 jam utuk feces dapat melewati usus besar. Feces sendiri
kebanyakan adalah sisa-sisa/puing-puing makanan dan bakteri-bakteri. Bakteri-bakteri ini
melakukan beberapa fungsi-fungsi yang bermanfaat, seperti mensintesis beragam
vitamin-vitamin, memproses produk-produk limbah dan partikel-partikel makanan, dan
melindungi terhadap bakter-bakteri yang membahayakan. Ketika usus besar yang turun
menjadi penuh dengan feces ia mengosongkan isi-isinya kedalam rektum untuk memulai
proses eliminasi.
Rektum adalah suatu ruang delapan inch yang menghubungkan usus besar ke dubur
(anus). Rektum:

Menerima feces dari usus besar


Membiarkan seseorang mengetahui ada feces yang harus
dikeluarkan
Menahan feces sampai pengeluaran terjadi

Ketika apa saja (gas atau feces) datang kedalam rektum, sensor-sensor mengirim suatu
pesan ke otak. Otak kemudian memutuskan apakah isi rektum dapat dilepaskan atau
tidak. Jika mereka dapat, sphincters mengendur dan rektum berkontraksi, mengeluarkan
isi-isinya. Jika isi-isinya tidak dapat dikeluarkan, sphincters berkontraksi dan rektum
menampung sehingga sensasinya hilang untuk sementara.
Dubur adalah bagian paling akhir dari saluran pencernaan. Ia terdiri dari otot-otot yang
melapisi pelvis (pelvic floor muscles) dan dua otot-otot lain yang disebut anal sphincters
(internal dan eksternal).
Pelvic floor muscle menciptakan suatu sudut antara rektum dan dubur yang
memberhentikan feces untuk keluar ketika ia tidak diharapkan keluar. Anal sphincters
menyediakan kontrol feces yang baik. Internal sphincter selalu ketat, kecuali ketika feces
masuk kedalam rektum. Ia mempertahankan kita continent (tidak melepaskan feces)
ketika kita tidur atau jika kita tidak sadar akan kehadiran feces. Ketika kita mendapat

suatu keinginan untuk membuang air besar, kita mempercayakan pada external sphincter
kita untuk menahan feces sampai kita dapat pergi ke toilet.

Organ-Organ Aksesori
Pankreas
Diantara fungsi-fungsi lain, pankreas adalah pabrik utama untuk enzim-enzim pencernaan
yang dikeluarkan kedalam duodenum, segmen pertama dari usus kecil. Enzim-enzim ini
mengurai protein-protein, lemak-lemak dan karbohidrat-karbohidrat.

Hati
Hati mempunyai berbagai fungsi-fungsi, namun dua dari fungsi-fungsi utamanya dalam
sistim pencernaan adalah membuat dan mengeluarkan suatu unsur yang penting yang
disebut empedu dan memproses darah yang datang dari usus kecil yang mengandung
nutrisi-nutrisi yang baru saja diserap. Hati memurnikan darah ini dari banyak
ketidakmurnian-ketidakmurnian sebelum berjalan ke seluruh tubuh.

Kantong Empedu
Kantong empedu adalah suatu kantong penyimpanan untuk empedu yang lebih. Empedu
yang dibuat di hati mengalir ke usus kecil via saluran-saluran empedu. Jika usus tidak
memerlukannya, empedu mengalir kedalam kantong empedu dimana ia menunggu tanda
dari usus bahwa ada makanan. Empedu melayani dua maksud utama. Pertama, ia
membantu menyerap lemak-lemak dalam makanan dan kedua, ia membawa limbah dari
hati yang tidak dapat melewati ginjal-ginjal.

Pankreas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan
tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang
diberikan di halaman ini adalah benar.
Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan
pengobatan.

Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti:

insulin yang dihasilkan sel beta


GHS yang dihasilkan sel epsilon.
GHIH yang dihasilkan sel delta

Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari). Beberapa fungsi dari pankreas adalah :

Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucagon,


yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat
tingkat pelepasan dari hati.
Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan
insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel
pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk
mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di
dalam sel-selnya.

Lambung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar
Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau
wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Lambung:
1) Esofagus
2) Kardia
3) Fundus
4) Selaput lendir
5) Otot lapisan
6) Lambung mukosa
7) Tubuh perut
8) Pilorik antrum
9) Pilorus
10) Usus dua belas jari (duodenum)

Lambung (bahasa Inggris: stomach; bahasa Belanda: maag) atau ventrikulus berupa
suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum
adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus.
Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri .
Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah
yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering disebut duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis,
dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan,
seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume
getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah
arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut
sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel
tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan
mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak
peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam
lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung
perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan
yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet
[goblet cell], sel parietal [parietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel goblet berfungsi
untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak
karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam
lambung [Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin.
Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat
tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk memproduksi
pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam
bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel
tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan
getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan
menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI),
pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme
dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang
dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa
protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat
pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh
Ca2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang
berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.

Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut
seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus
mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus
yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat
asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut)
jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka
pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai
pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya
menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk
membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian
seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal
agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong
kembali.

Hati
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari Hati, lihat Hati (disambiguasi).
Hati

Hati manusia

Hati (bahasa Yunani: , hpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak
dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya,
hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal
dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia,
urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan
senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.[1] Sel parenkimal pada
hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai
fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel
endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat
embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal.[2] Selama masa tersebut, terjadi
peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel
endodermal menjadi hepatosit.[3]

Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel Kupffer,
sel Ito, limfosit intrahepatik seperti sel pit. Sel non-parenkimal menempati sekitar 6,5%
volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi
hepatosit.
Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang memisahkan permukaan
hepatosit dari darah, SEC memiliki kapasitas endositosis yang sangat besar dengan
berbagai ligan seperti glikoprotein, kompleks imun, transferin dan seruloplasmin. SEC
juga berfungsi sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I dan MHC
II bagi sel T. Sekresi yang terjadi meliputi berbagai sitokina, eikosanoid seperti
prostanoid dan leukotriena, endotelin-1, nitrogen monoksida dan beberapa komponen
ECM.
Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan banyak vesikel lemak
di dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat hingga memberikan lapisan ganda
pada lumen lobus sinusoidal. Saat hati berada pada kondisi normal, sel Ito menyimpan
vitamin A guna mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan
SEC, yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.
Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan makrofaga dengan
kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangkan. Sel Kupffer sehari-hari
berinteraksi dengan material yang berasal saluran pencernaan yang mengandung larutan
bakterial, dan mencegah aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan
larutan bakterial yang tinggi, terutama paparan LPS, membuat sel Kupffer melakukan
sekresi berbagai sitokina yang memicu proses peradangan dan dapat mengakibatkan
cedera pada hati. Sekresi antara lain meliputi spesi oksigen reaktif, eikosanoid, nitrogen
monoksida, karbon monoksida, TNF-, IL-10, sebagai respon kekebalan turunan dalam
fasa infeksi primer.
Sel pit merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang bermukim di hati.
Sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor tanpa bergantung pada
ekspresi antigen pada kompleks histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat
ditingkatkan dengan stimulasi interferon-.
Selain itu, pada hati masih terdapat sel T-, sel T- dan sel NKT.

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sel punca
2 Sel imunologis
3 Fungsi hati
4 Regenerasi sel hati
5 Penyakit pada hati
o 5.1 Pengaruh alkohol
o 5.2 Pengaruh alkaloid
6 Transplantasi hati
7 Bacaan lanjut
8 Rujukan

9 Pranala luar

[sunting] Sel punca


Selain hepatosit dan sel non-parenkimal, pada hati masih terdapat jenis sel lain yaitu sel
intra-hepatik yang sering disebut sel oval,[4] dan hepatosit duktular.[5] Regenerasi hati
setelah hepatektomi parsial, umumnya tidak melibatkan sel progenitor intra-hepatik dan
sel punca ekstra-hepatik (hemopoietik), dan bergantung hanya kepada proliferasi
hepatosit. Namun dalam kondisi saat proliferasi hepatosit terhambat atau tertunda, sel
oval yang berada di area periportal akan mengalami proliferasi dan diferensiasi menjadi
hepatosit dewasa.[4][6] Sel oval merupakan bentuk diferensiasi dari sel progenitor yang
berada pada area portal dan periportal, atau kanal Hering,[7] dan hanya ditemukan saat hati
mengalami cedera.[8] Proliferasi yang terjadi pada sel oval akan membentuk saluran
ekskresi yang menghubungkan area parenkima tempat terjadinya kerusakan hati dengan
saluran empedu. Epimorfin, sebuah morfogen yang banyak ditemukan berperan pada
banyak organ epitelial, nampaknya juga berperan pada pembentukan saluran empedu oleh
sel punca hepatik.[9] Setelah itu sel oval akan terdiferensiasi menjadi hepatosit duktular.
Hepatosit duktular dianggap merupakan sel transisi yang terkait antara lain dengan:[10]

metaplasia duktular dari hepatosit parenkimal menjadi epitelium


biliari intra-hepatik
konversi metaplasia dari epitelium duktular menjadi hepatosit
parenkimal
diferensiasi dari sel punca dari silsilah hepatosit

tergantung pada jenis gangguan yang menyerang hati.


Pada model tikus dengan 70% hepatektomi, dan induksi regenerasi hepatik dengan
asetilaminofluorena-2, ditemukan bahwa sel punca yang berasal dari sumsum tulang
belakang dapat terdiferensiasi menjadi hepatosit,[11][12] dengan mediasi hormon G-CSF
sebagai kemokina dan mitogen.[13] Regenerasi juga dapat dipicu dengan D-galaktosamina.
[14]

[sunting] Sel imunologis


Hati juga berperan dalam sistem kekebalan dengan banyaknya sel imunologis pada sistem
retikuendotelial yang berfungsi sebagai tapis antigen yang terbawa ke hati melalui sistem
portal hati. Perpindahan fasa infeksi dari fasa primer menjadi fasa akut, ditandai oleh hati
dengan menurunkan sekresi albumin dan menaikkan sekresi fibrinogen. Fasa akut yang
berkepanjangan akan berakibat pada simtoma hipoalbuminemia dan hiperfibrinogenemia.
[15]

Pada saat hati cedera, sel darah putih akan distimulasi untuk bermigrasi menuju hati dan
bersama dengan sel Kupffer mensekresi sitokina yang membuat modulasi perilaku sel Ito.
[16]
Sel TH1 memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan selular seperti
IFN-gamma, TNF, dan IL-2. Sel TH2 sebaliknnya akan memproduksi sitokina yang
meningkatkan respon kekebalan humoral seperti IL-4, IL-5, IL-6, IL-13 dan
meningkatkan respon fibrosis. Sitokina yang disekresi oleh sel TH1 akan menghambat
diferensiasi sel T menjadi sel TH2, sebaliknya sitokina sekresi TH2 akan menghambat
proliferasi sel TH1. Oleh sebab itu respon kekebalan sering dikatakan terpolarisasi ke
respon kekebalan selular atau humoral, namun belum pernah keduanya.

[sunting] Fungsi hati


Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini
belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan
semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati,
namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati.
Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:

empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu merupakan


cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel
darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di dalam
kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen
bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk
mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi
lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air
menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati
tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit
penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan
menderita penyakit kuning.
sebagian besar asam amino
faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI
protein C, protein S dan anti-trombin
kalsidiol
trigliserida melalui lintasan lipogenesis
kolesterol

insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida


yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa
kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang
dewasa.
enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan
urea. Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH dan CO yang
bersifat racun.
trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan
produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang.
Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ
utama sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar
sumsum tulang belakang mampu mengambil alih tugas ini.
albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.
angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk
meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah
enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya
tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.
enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat
transferase dan laktat dehidrogenase

Selain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada umumnya, hati
juga berperan dalam metabolisme karbohidrat yang lain:

Glukoneogenesis, sintesis glukosa dari beberapa substrat asam


amino, asam laktat, asam lemak non ester dan gliserol. Pada
manusia dan beberapa jenis mamalia, proses ini tidak dapat
mengkonversi gliserol menjadi glukosa. Lintasan dipercepat oleh
hormon insulin seiring dengan hormon tri-iodotironina melalui
pertambahan laju siklus Cori.[17]
Glikogenolisis, lintasan katabolisme glikogen menjadi glukosa
untuk kemudian dilepaskan ke darah sebagai respon
meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh. Hormon glukagon
merupakan stimulator utama kedua lintasan glikogenolisis dan
glukoneogenesis menghindarikan tubuh dari simtoma
hipoglisemia. Pada model tikus, defisiensi glukagon akan
menghambat kedua lintasan ini, namun meningkatkan toleransi
glukosa.[18] Lintasan ini, bersama dengan lintasan
glukoneogenesis pada saluran pencernaan dikendalikan oleh
kelenjar hipotalamus.[19]
Glikogenesis, lintasan anabolisme glikogen dari glukosa.

dan pada lintasan katabolisme:

degradasi sel darah merah. Hemoglobin yang terkandung di


dalamnya dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi
dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi
metabolit untuk diekskresi bersama empedu sebagai bilirubin

dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di dalam usus, zat


empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna
feses dan urin kekuningan.
degradasi insulin dan beberapa hormon lain.
degradasi amonia menjadi urea
degradasi zat toksin dengan lintasan detoksifikasi, seperti
metilasi.

Hati juga mencadangkan beberapa substansi, selain glikogen:

vitamin A (cadangan 12 tahun)


vitamin D (cadangan 14 bulan)
vitamin B12 (cadangan 1-3 tahun)
zat nesi
zat tembaga.

[sunting] Regenerasi sel hati


Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang sangat
penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari proses detoksifikasi
dan imunologis. Regenerasi tercapai dengan interaksi yang sangat kompleks antara sel
yang terdapat dalam hati, antara lain hepatosit, sel Kupffer, sel endotelial sinusoidal, sel
Ito dan sel punca; dengan organ ekstra-hepatik, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
pankreas, duodenum, hipotalamus.[20]
Hepatosit, adalah sel yang sangat unik. Potensi hepatosit untuk melakukan proliferasi,
muncul pada saat-saat terjadi kehilangan massa sel,[21] yang disebut fasa prima atau fasa
kompetensi replikatif[22] yang umumnya dipicu oleh sel Kupffer melalui sekresi sitokina
IL-6 dan TNF-. Pada fasa ini, hepatosit memasuki siklus sel dari fasa G0 ke fasa G1.
TNF- dapat memberikan efek proliferatif atau apoptotik, bergantung pada spesi oksigen
reaktif dan glutathion, minimal 4 faktor transkripsi diaktivasi sebelum hepatosit masuk ke
dalam fasa proliferasi, yaitu NF-B, STAT-3, AP-1 dan C/EBP-beta.[23]
Proliferasi hepatosit diinduksi oleh stimulasi sitokina HGF dan TGF-, dan EGF[23]
dengan dua lintasan. HGF, TGF-, dan EGF merupakan faktor pertumbuhan yang berasal
dari substrat serina dan protein logam[24] yang menginduksi sintesis DNA.[22] Lintasan
pertama adalah lintasan IL-6/STAT-3 yang berperan dalam siklus sel melalui siklin
D1/p21 dan perlindungan sel dengan peningkatan rasio FLIP, Bcl-2, Bcl-xL, Ref1, dan
MnSOD. Lintasan kedua adalah lintasan PI3-K/PDK-1/Akt yang mengendalikan ukuran
sel melalui molekul mTOR, selain sebagai zat anti-apoptosis dan antioksidan.
Hormon tri-iodotironina, selain menurunkan kadar kolesterol pada hati,[25] juga memiliki
kapasitas dalam proliferasi hepatosit sebagai mitogen yang berperan pada siklin D1,[26]
mempercepat konsumsi O2 oleh mitokondria dengan mengaktivasi transkripsi pada gen
pernafasan hingga meningkatkan produksi spesi oksigen reaktif.[27] Sekresi ROS ke dalam
sitoplasma hepatosit akan mengaktivasi faktor transkripsi NF-B.[28] Pada sel Kupffer,
ROS dalam sitoplasma, akan mengaktivasi sekresi sitokina TNF-, IL-6 dan IL-1 untuk

disekresi. Ikatan yang terjadi antara ketiga sitokina ini dengan hepatosit akan
menginduksi ekspresi pencerap enzim antioksidan, seperti mangan superoksida
dismutase, i-nitrogen monoksida sintase, protein anti-apoptosis Bcl-2, haptoglobin dan
fibrinogen- yang diperlukan hepatosit dalam proliferasi.[29] Stres oksidatif yang dapat
ditimbulkan oleh ROS maupun kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sitokina,
dapat dilenyapkan dengan asupan tosoferol (100 mg/kg) atau senyawa penghambat
gadolinium klorida (10 mg/kg) seperti yang dimiliki oleh sel Kupffer, sebelum stimulasi
hormon tri-iodotironina,[30] sedangkan laju proliferasi hepatosit dikendalikan oleh kadar
etanolamina sebagai faktor hepatotrofik humoral.[31]
Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi telah diketahui semenjak zaman Yunani
kuno dari cerita mitos tentang seorang titan yang bernama Prometheus.[32] Kemampuan ini
dapat sirna, hingga hepatosit tidak dapat masuk ke dalam siklus sel, walaupun kehilangan
sebagian massanya, apabila terjadi fibrosis hati. Lintasan fibrosis yang tidak segera
mendapat perawatan, lambat laun akan berkembang menjadi sirosis hati[33] dan
mengharuskan penderitanya untuk menjalani transplantasi hati atau hepatektomi demi
kelangsungan hidupnya.
Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial merupakan proses yang sangat rumit di
bawah pengaruh perubahan hemodinamika, modulasi sitokina, hormon faktor
pertumbuhan dan aktivasi faktor transkripsi, yang mengarah pada proses mitosis. Hormon
PRL yang disekresi oleh kelenjar hipofisis menginduksi respon hepatotrofik sebagai
mitogen yang berperan dalam proses proliferasi dan diferensiasi.[34] PRL memberi
pengaruh kepada peningkatan aktivitas faktor transkripsi yang berperan dalam proliferasi
sel, seperti AP-1, c-Jun dan STAT-3; dan diferensiasi dan terpeliharanya metabolisme,
seperti C/EBP-alfa, HNF-1, HNF-4 dan HNF-3. c-Jun merupakan salah satu protein
penyusun AP-1.[35] Induksi NF-B pada fasa ini diperlukan untuk mencegah apoptosis dan
memicu derap siklus sel yang wajar.[36] Pada masa ini, peran retinil asetat menjadi sangat
vital, karena fungsinya yang menambah massa DNA dan protein yang dikandungnya.[37]

[sunting] Penyakit pada hati


Hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di
dalam tubuh. Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi-dimensional, hati
menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit. Hati akan merespon
berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut hepatitis
Seringkali hepatitis dimulai dengan reaksi radang patobiokimiawi yang disebut fibrosis
hati,[38] dengan simtoma paraklinis berupa peningkatan rasio plasma laminin, sebuah
glikoprotein yang disekresi sel Ito, asam hialuronat dan sejenis aminopeptida yaitu
prokolagen tipe III,[39] dan CEA.[40] Fibrosis hati dapat disebabkan oleh rendahnya rasio
plasma HGF,[41][42] atau karena infeksi viral, seperti hepatitis B, patogen yang disebabkan
oleh infeksi akut sejenis virus DNA yang memiliki fokus infeksi berupa templat
transkripsi yang disebut cccDNA yang termetilasi,[43] atau hepatitis C, patogen serupa
hepatitis B yang disebabkan oleh infeksi virus RNA dengan fokus infeksi berupa metilasi
DNA, terutama melalui mekanisme ekspresi genetik berkas GADD45B, sehingga
mengakibatkan siklus sel hepatosit menjadi tersendat-sendat.[44][45]

Fibrosis hati memerlukan penangan sedini mungkin, seperti pada model tikus, stimulasi
proliferasi hepatosit akan meluruhkan fokus infeksi virus hepatitis B,[46] sebelum
berkembang menjadi sirosis hati atau karsinoma hepatoselular. Setelah terjadi kanker hati,
senyawa siklosporina yang memiliki potensi untuk memicu proliferasi hepatosit, justru
akan mempercepat perkembangan sel kanker,[47] oleh karena sel kanker mengalami
hiperplasia hepatik, yaitu proliferasi yang tidak disertai aktivasi faktor transkripsi genetik.
Hal ini dapat diinduksi dengan stimulasi timbal nitrat (LN, 100 mikromol/kg), siproteron
asetat (CPA, 60 mg/kg), dan nafenopin (NAF, 200 mg/kg).[48]
Hepatitis juga dapat dimulai dengan defisiensi mitokondria di dalam hepatosit, yang
disebut steatohepatitis. Disfungsi mitokondria akan berdampak pada homeostasis
senyawa lipid dan peningkatan rasio spesi oksigen reaktif yang menginduksi TNF-.[49]
Hal ini akan berlanjut pada pengendapan lemak, stres oksidatif dan peroksidasi lipid,[50]
serta membuat mitokondria menjadi rentan terhadap kematian oleh nekrosis akibat
rendahnya rasio ATP dalam matrik mitokondria, atau oleh apoptosis melalui
pembentukan apoptosom dan peningkatan permeabilitas membran mitokondria dengan
mekanisme Fas/TNF-. Permintaan energi yang tinggi pada kondisi ini menyebabkan
mitokondria tidak dapat memulihkan cadangan ATP hingga dapat memicu sirosis hati,[50]
sedangkan peroksidasi lipid akan menyebabkan kerusakan pada DNA mitokondria dan
membran mitokondria sisi dalam yang disebut sardiolipin, dengan peningkatan laju
oksidasi-beta asam lemak, akan terjadi akumulasi elektron pada respiratory chain
kompleks I dan III yang menurunkan kadar antioksidan.[49]
Sel hepatosit apoptotik akan dicerna oleh sel Ito menjadi fibrinogen dengan reaksi
fibrogenesis setelah diaktivasi oleh produk dari peroksidasi lipid dan rasio leptin yang
tinggi. Apoptosis kronis kemudian dikompensasi dengan peningkatan laju proliferasi
hepatosit, disertai DNA yang rusak oleh disfungsi mitokondria, dan menyebabkan mutasi
genetik dan kanker.
Pada model tikus, melatonin merupakan senyawa yang menurunkan fibrosis hati,[51]
sedang pada model kelinci, kurkumin merupakan senyawa organik yang menurunkan
paraklinis steatohepatitis,[52] sedang hormon serotonin[53] dan kurangnya asupan metionina
dan kolina[54] memberikan efek sebaliknya dengan resistansi adiponektin.[55]
Disfungsi mitokondria juga ditemukan pada seluruh patogenesis hati, dari kasus radang
hingga kanker dan transplantasi.[56] Pada kolestasis kronik, asam ursodeoksikolat bersama
dengan GSH bersinergis sebagai antioksidan yang melindungi sardiolipin dan fosfatidil
serina hingga mencegah terjadinya sirosis hati.[57]

[sunting] Pengaruh alkohol


Alkohol dikenal memiliki fungsi immunosupresif terhadap sistem kekebalan tubuh,
termasuk meredam ekspresi kluster diferensiasi CD4+ dan CD8+ yang diperlukan dalam
pertahanan hati terhadap infeksi viral, terutama HCV.[58] Alkohol juga meredam rasio
kemokina IFN pada lintasan transduksi sinyal selular, selain meningkatkan resiko
terjadinya fibrosis.[59]

Banyak lintasan metabolisme memberikan kontribusi terhadap alkohol untuk


menginduksi stres oksidatif.[60] Salah satu lintasan metabolisme yang sering diaktivasi
oleh etanol adalah induksi enzim sitokrom P450 2E1. Enzim ini menimbulkan spesi
oksigen reaktif seperti radikal anion superoksida dan hidrogen peroksida, serta
mengaktivasi subtrat toksik termasuk etanol menjadi produk yang lebih reaktif dan toksik.
Sel dendritik tampaknya merupakan sel yang paling terpengaruh oleh kandungan etanol
di dalam alkohol. Pada percobaan menggunakan model tikus, etanol meningkatkan rasio
plasma IL-1, IL-6, IL-8, TNF-, AST, ALT, ADH, -GT, TG, MDA dan meredam rasio
IL-10, GSH,[61] faktor transkripsi NF-B dan AP-1.[62]

[sunting] Pengaruh alkaloid


Kopi, salah satu kompleks senyawa alkaloid dari golongan purina xantina dengan asam
klorogenat dan lignan,[63] pada studi epidemiologis, disimpulkan sebagai salah satu faktor
penurun risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2,[64][65] penyakit Parkinson, sirosis hati
dan karsinoma hepatoselular,[66] dan perbaikan toleransi glukosa.[63] Konsumsi kopi secara
kronis terbukti tidak menyebabkan tekanan darah tinggi namun secara akut
mengakibatkan peningkatan tekanan darah sementara dalam selang waktu singkat,[67] dan
plasma homosisteina[66] sehingga dapat menjadi ancaman bagi penderita gangguan
kardiovaskular.[64]
Konsumsi kopi secara teratur dapat menurunkan rasio enzim ALT serta aktifitas
enzimatik pada lintasan metabolisme hati,[68] yang sering disebabkan oleh[69] infeksi viral,
induksi obat-obatan, keracunan, kondisi iskemik, steatosis (akibat alkohol, diabetes,
obesitas), penyakit otoimun,[70] dan resistansi insulin, sindrom metabolisme,[71] dan
kelebihan zat besi.[72] Selain ALT, kopi juga menurunkan enzim hati yang lain, yaitu
gamma-GT dan alkalina fosfatase.[73] dan memberikan efek antioksidan dan detoksifikasi
fasa II oleh karena senyawa diterpena, kafestol dan kahweol,[74] sehingga mencegah
terjadinya proses karsinogenesis.[75][76] Proses tersebut disertai dengan gamma-GT sebagai
indikator utama.[77]

[sunting] Transplantasi hati


Teknologi transplantasi hati merupakan hasil yang dikembangkan dari penelitian pada
beberapa bidang studi kedokteran. Pada tahun 1953, Billingham, Brent, dan Medawar
menemukan bahwa toleransi kimerisme[78] dapat diinduksi oleh infus sel
hematolimfopoietik donor pada model tikus.[79]
Pada tahun 1958 studi canine mengembangkan suatu teori mengenai molekul hepatotrofik
pada portal pembuluh balik pada hati dan menemukan hormon insulin sebagai faktor
hepatotrofik utama dari beberapa faktor lain yang ada.[80] Pada saat yang hampir
bersamaan teori mengenai transplantasi multiviseral dan hati juga berkembang dari studi
imunosupresi yang mempelajari algoritma empiris dari pengenalan pola dan respon
terapis. Pada awal 1960, dibuktikan bahwa canine dan allograft manusia memiliki
toleransi kimersime yang dapat terinduksi otomatis dengan bantuan imunosupresi, hingga
pada akhir 1962 disimpulkan dengan keliru, bahwa transplantasi melibatkan dua sistem
kekebalan yang berbeda. Konsekuensi kesimpulan tersebut menjadi dogma bahwa
tolerogenisitas hati, pada dasarnya, berbeda, tidak hanya dengan sumsum tulang

belakang, tetapi dengan seluruh organ tubuh yang lain.[79] Kekeliruan ini tidak terkoreksi
dengan baik hingga tahun 1990.[78]
Transplantasi hati yang pertama dilakukan di Denver pada tahun 1963,[81] keberhasilan
pertama tercatat pada tahun 1967 dengan azatioprina, prednison dan globulin anti-limfoid,
oleh Thomas E. Starzl dari Amerika Serikat, disusul oleh keberhasilan transplantasi
sumsum tulang belakang manusia pada tahun 1968.[78] Rentang waktu antara 1967 hingga
1979 mencatat 84 kali transplantasi hati pada anak dengan 30% daya tahan hidup hingga
2 tahun.[81]
Perkembangan studi imunosupresi kemudian memberikan perbaikan dan harapan hidup
lebih panjang bagi pasien, antara lain dengan pergantian azatioprina dengan siklosporina
pada tahun 1979, lalu tergantikan dengan takrolimus pada tahun 1989.[80]
Pada tahun 1992, dikembangkan teori mikrokimerisme leukosit donor[82] dengan cakupan
donor dari silsilah berlainan, yang memberikan harapan hidup yang sangat panjang bagi
penerima donor organ, setelah diketahui hubungan antara aspek imunologis dari
transplantasi, infeksi, toleransi oleh sumsum tulang belakang, neoplasma dan kelainan
otoimun, yang disebut sebagai mekanisme seminal. Respon kekebalan dan toleransi
kekebalan antara organ donor dan tubuh ditemukan merupakan fungsi dari migrasi dan
lokalisasi leukosit.[79] Salah satu temuan adalah aktivasi sistem kekebalan turunan oleh sel
NK dan interferon- segera setelah transplantasi selesai dilakukan.[83] Pada model tikus,
sel hepatosit donor ditemukan bersifat sangat antigenik sehingga memicu respon
penolakan, yang dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama antara sel T CD4 dan
sel T CD8.[84]
Untuk itu diperlukan terapi imunosupresif yang intensif sebelum transplantasi dilakukan,
yang disebut preparative regimen atau conditioning untuk mencegah penolakan organ
donor oleh sistem kekebalan inang.[85] Terapi imunosupresif tersebut ditujukan untuk
menekan sel T dan sel NK inang guna memberikan ruang di dalam sumsum tulang
belakang untuk transplantasi sel punca hematopoietik dari organ donor melalui terapi
mielosupresif, untuk keseimbangan repopulasi sel donor dengan sel hasil diferensiasi dari
sel punca inang.
Dewasa ini, transplantasi hati dilakukan hanya pada saat hati telah memasuki jenjang
akhir suatu penyakit, atau telah terjadi disfungsi akut yang disebut fulminant hepatic
failure. Kasus transplantasi hati pada manusia umumnya disebabkan oleh sirosis hati
akibat dari hepatitis C kronis, ketergantungan alkohol, hepatitis otoimun dll.
Teknik umum yang digunakan adalah transplantasi ortotopik, yaitu penempatan organ
donor pada posisi anatomik yang sama dengan posisi awal organ sebelumnya.
Transplantasi hati berpotensi dapat diterapkan, hanya jika penerima organ donor tidak
memiliki kondisi lain yang memberatkan, seperti kanker metastatis di luar organ hati,
ketergantungan pada obat-obatan atau alkohol. Beberapa ahli berpedoman pada kriteria
Milan untuk seleksi pasien transplantasi hati.
Organ donor, disebut allograft, biasanya berasal dari manusia lain yang baru saja
meninggal dunia akibat cedera otak traumatik (kadaverik). Teknik transplantasi lain

menggunakan organ manusia yang masih hidup, operasi hepatektomi mengangkat 20%
hati pada segmen Coinaud 2 dan 3 dari orang dewasa untuk didonorkan kepada seorang
anak, pada tahun 1989.

[sunting] Bacaan lanjut

(Inggris) [1] Ekspresi genetik yang diinduksi oleh hormon triiodotironina dan GH

[sunting] Rujukan
1.

^ (Inggris)"Cooperation of liver cells in health and


disease.". Medical University of Gdansk, Department of Histology
and Immunology; Kmie Z.. Diakses pada 30 Juli 2010.
2.
^ (Inggris)"An experimental analysis of liver
development". Douarin NM. Diakses pada 11 Oktober 2010.
3.
^ (Inggris)"Hepatocyte differentiation initiates during
endodermal-mesenchymal interactions prior to liver formation".
Section of Biochemistry, Brown University; Cascio S, Zaret KS.
Diakses pada 11 Oktober 2010.
4.
^ a b (Inggris)"The role of hepatocytes and oval cells in
liver regeneration and repopulation". Department of Pathology,
University of Washington; Fausto N, Campbell JS.. Diakses pada 1
Agustus 2010.
5.
^ (Inggris)"Ductular hepatocytes". Medical College of
Virginia, Virginia Commonwealth University; Sirica AE.. Diakses
pada 1 Agustus 2010.
6.
^ (Inggris)"Stem cells, cell transplantation and liver
repopulation". Marion Bessin Liver Research Center, Division of
Hepatology, Department of Medicine, Albert Einstein College of
Medicine of Yeshiva University; Oertel M, Shafritz DA.. Diakses
pada 1 Agustus 2010.
7.
^ (Inggris)"Hepatic progenitor cells, stem cells, and AFP
expression in models of liver injury". Division of Radiooncology,
Deutsches Krebsforschungszentrum; Kuhlmann WD, Peschke P..
Diakses pada 1 Agustus 2010.
8.
^ (Inggris)"Hepatic stem cells: a review.". Department of
Anatomical Pathology, University of Cape Town; Vessey CJ, de la
Hall PM.. Diakses pada 1 Agustus 2010.
9.
^ (Inggris)"Epimorphin regulates bile duct formation via
effects on mitosis orientation in rat liver epithelial stem-like
cells". Stem Cell and Regenerative Medicine Lab, Beijing Institute
of Transfusion Medicine; Zhou J, Zhao L, Qin L, Wang J, Jia Y, Yao
H, Sang C, Hu Q, Shi S, Nan X, Yue W, Zhuang F, Yang C, Wang Y,
Pei X.. Diakses pada 11 Oktober 2010.
10.
^ (Inggris)"Ductular hepatocytes.". Medical College of
Virginia, Virginia Commonwealth University; Sirica AE.. Diakses
pada 1 Agustus 2010.

11.
^ (Inggris)"Bone marrow-derived hepatic oval cells
differentiate into hepatocytes in 2-acetylaminofluorene/partial
hepatectomy-induced liver regeneration.". Department of
Pathology, Immunology and Laboratory Medicine, University of
Florida College of Medicine,; Oh SH, Witek RP, Bae SH, Zheng D,
Jung Y, Piscaglia AC, Petersen BE.. Diakses pada 1 Agustus 2010.
12.
^ (Inggris)"Bone marrow as a potential source of hepatic
oval cells.". Department of Pathology, School of Medicine,
University of Pittsburgh; Petersen BE, Bowen WC, Patrene KD,
Mars WM, Sullivan AK, Murase N, Boggs SS, Greenberger JS, Goff
JP.. Diakses pada 1 Agustus 2010.
13.
^ (Inggris)"Granulocyte-colony stimulating factor
promotes liver repair and induces oval cell migration and
proliferation in rats.". Department of Pathology, Immunology and
Laboratory Medicine, College of Medicine, University of Florida;
Piscaglia AC, Shupe TD, Oh SH, Gasbarrini A, Petersen BE..
Diakses pada 1 Agustus 2010.
14.
^ (Inggris)"Activation, proliferation, and differentiation of
progenitor cells into hepatocytes in the D-galactosamine model
of liver regeneration.". Marion Bessin Liver Research Center,
Albert Einstein College of Medicine; Dabeva MD, Shafritz DA..
Diakses pada 1 Agustus 2010.
15.
^ (Inggris)"The effect of prednisolone and a proteindeficient diet on plasma albumin and fibrinogen in a turpentineinduced acute-phase reaction in rats". Department of Internal
Medicine, University of Berne; Ballmer PE, Studer H.. Diakses
pada 2 Agustus 2010.
16.
^ (Inggris)"Hepatic Stellate Cell in Fibrosis: Stellate Cell
Activation". Division of Liver Diseases, Mount Sinai School of
Medicine; Scott L. Friedman. Diakses pada 16 Oktober 2010

Usus halus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Diagram usus halus (terlabel small intestine)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas
jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Enzim
2 Struktur
3 Pencernaan

4 Pranala luar

[sunting] Enzim
Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut
diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi:

Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan


pankreas menjadi tripsin;
Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton
menjadi asam amino;
Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa;
Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

[sunting] Struktur
Di dalam usus penyerapan (iluem) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut
jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penerapan, sehingga
makanan dapat terserap sempurna.

[sunting] Pencernaan
Makanan yang berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, air akan diserap pembuluh
darah kapiler di vili, dan diangkut ke hati ke vena porta. Di dalam hati, beberapa zat akan
diubah ke bentuk lain dan beberapa lainnya akan diedarkan ke seluruh tubuh.
Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa.

Usus besar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Letak usus besar (large intestine) dalam sistem pencernaan manusia


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari
kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending),
kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon
melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut
dengan "kolon kiri".

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Fungsi Usus Besar
2 Anatomi dan
Histologi
3 Pembuluh Darah
4 Peradangan
5 Referensi

6 Pranala luar

[sunting] Fungsi Usus Besar


Fungsi usus besar yaitu
1. menyimpan dan eliminasi sisa makanan,[1]
2. menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,[1] dengan cara
menyerap air [2]
3. mendegradasi bakteri. [1]

[sunting] Anatomi dan Histologi


Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon
asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum. [3] Keenam bagian ini
sulit dibedakan secara histologis.[4] Karakteristik utama pada sekum, kolon, dan rektum
yaitu tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang panjang dan
berbentuk tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler asidofilik (sel Panneth), dan
memiliki jumlah nodul limfatik yang banyak [4].
Gambaran histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang
lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. [5]
Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet
dibandingkan usus halus [5] Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler
dan nodulus limfatikus.[5] Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus
besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. [5]
Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah
luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa [5]. Tunika
serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa. [5]

[sunting] Pembuluh Darah


Suplai pembuluh darah untuk usus besar berasal dari arteri mesenterica inferior dan
superior. Pembagian suplai darah usus besar yaitu sebagai berikut:
1. sekum, kolon asenden, dan kolon transversus proksimal disuplai
oleh cabang dari arteri mesenterica superior, [1]

2. kolon transversus distalis, kolon desenden, kolon sigmoid dan


rektum bagian atas disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica
inferior, [1]
3. sisa rektum disuplai oleh arteri rektalis tengah dan inferior yang
merupakan cabang dari arteri iliaca interna dan arteri pudenda
interna [1]

[sunting] Peradangan
Peradangan pada usus besar kolitis. Beberapa indikator terjadinya peradangan pada usus
yaitu vili usus menjadi lebih panjang, dinding usus menebal, dan jumlah jaringan limfatik
menjadi lebih banyak [6] Berdasarkan gambaran histopatologi, pada peradangan akut
terjadi edema di lamina propia disertai infiltrasi leukosit dalam jumlah yang ringan dan
didominasi neutrofil. [6] Selain itu, ruang antar vili dan kripta menjadi lebih lebar.[6] Pada
infeksi kronis, infiltrasi sel radang didominasi limfosit dan sel plasma, serta penyebaran
kripta menjadi lebih lebar karena berisi leukosit dan sel debris.[6] Dalam beberapa kasus,
dapat terjadi inflamasi akut dan kronis secara bersamaan disertai nekrosa, trombosis, dan
mineralisasi. [6]

Sabtu, 09 Januari 2010


METABOLISME LEMAK (LIPID/ FAT METABOLISM)
Dr. Suparyanto, M.Keshttp://drsuparyanto.blogspot.com/2010/01/metabolisme-lemak.html
MACAM LEMAK

Lemak biologis yang terpenting: lemak netral (trigliserida),


fosfolipid, steroid
Asam lemak:

1. Asam palmitat: CH3(CH2)14-COOH


2. Asam stearat: CH3(CH2)16-COOH
3. Asam oleat: CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH

Trigliserida: ester gliserol + 3 asam lemak


Fosfolipid: ester gliserol + 2 asam lemak + fosfat
Steroid: kolesterol dan turunanya (hormon steroid, asam lemak
dan vitamin)

ABSORPSI LEMAK

Lemak diet diserap dalam bentuk: kilomikron diabsorpsi usus


halus masuk ke limfe (ductus torasikus) masuk darah
Kilomikron dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak
(adiposa) dan hati

Proses penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim


lipoprotein lipase (dalam membran sel) asam lemak dan
gliserol
Didalam sel asam lemak disintesis kembali jadi trigliserida
(simpanan lemak)

MACAM LEMAK PLASMA

1.
2.
3.
4.
5.

Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) ada dalam plasma
darah dan terikat dengan albumin
Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid dalam plasma berbentuk
lipoprotein
Kilomikron
VLDL: very low density lipoprotein
IDL: intermediate density lipoprotein
LDL: low density lipoprotein
HDL: high density lipoprotein

ASAM LEMAK BEBAS

Bila lemak sel akan digunakan untuk energi simpanan lemak


(trigliserida) dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol (oleh
enzim lipase sel)
Asam lemak berdiffusi masuk aliran darah sebagai asam lemak
bebas (Free Fatty Acid) dan berikatan dengan albumin plasma

PENGGUNAAN FFA SEBAGAI ENERGI

FFA dalam plasma dibawa ke mitokondria dengan carrier Karnitin


FFA dalam sel dipecah menjadi asetil koenzim-A dengan beta
oksidasi
Asetil koenzim-A hasil beta oksidasi masuk siklus Krebs untuk
diubah menjadi H dan CO2

METABOLISME LEMAK
Ada 3 fase:
1. oksidasi
2. Siklus Kreb
3. Fosforilasi Oksidatif

BETA OKSIDASI

Proses pemutusan/perubahan asam lemak asetil co-A


Asetil co-A terdiri 2 atom C sehingga jumlah asetil co-A yang
dihasilkan = jumlah atom C dalam rantai carbon asam lemak : 2
Misal: asam palmitat (C15H31COOH) oksidasi ?? asetil co-A

CONTOH ASAM LEMAK


NAMA UMUM
Asam oleat
As risinoleat
Asam linoleat
As linolenat
As araksidat

RUMUS
NAMA KIMIA
C17H33COOH
Oktadeca 9-enoad
C17H32(OH)-COOH 12 hidroksi okladeca -9-enoad
C17H31COOH
Okladeca-9,12 dienoad
C17H29COOH
Okladeca-9,12,15 trienoad
C19H39COOH
Asam eicosanoad

SIKLUS KREBS

Proses perubahan asetil ko-A H + CO2


Proses ini terjadi didalam mitokondria
Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo
asetat proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil
co-A di sitoplasma habis
Oksaloasetat berasal dari asam piruvat
Jika asupan nutrisi kekurangan KH kurang as. Piruvat kurang
oxaloasetat

KETOSIS

Degradasi asam lemak Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati


hanya mengunakan sedikit asetil KoA akibatnya sisa asetil KoA
berkondensasi membentuk Asam Asetoasetat
Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah
menjadi: Asam hidroksibutirat dan Aseton.
Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam hidroksibutirat
dan aseton) disebut BADAN KETON.
Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut: ketosis
Ketosis terjadi saat tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan
makannya kekurangan oksaloasetat

Jika Oksaloasetat menurun maka terjadi penumpukan Asetil


KoA didalam aliran darah jadi badan keton keadaan ini
disebut KETOSIS

Badan keton merupakan racun bagi otak mengakibatkan


Coma, karena sering terjadi pada penderita DM disebut Koma
Diabetikum
Ketosis terjadi pada keadaan :
Kelaparan
Diabetes Melitus
Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat

RANTAI RESPIRASI

H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD
menjadi NADH
H dari NADH ditransfer ke Flavoprotein Quinon sitokrom b
sitokrom c sitokrom aa3 terus direaksikan dengan O2
H2O + Energi
Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut
Rantai respirasi
Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria transfer atom H
antar carrier memakai enzim Dehidrogenase sedangkan reaksi
H + O2 memakai enzim Oksidase

Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD Flavoprotein


Quinon sitokrom b sitokrom c sitokrom aa3 direaksikan
dengan O2 H2O + Energi
FOSFORILASI OKSIDATIF

Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi


energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus
fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi
ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi
Fosforilasi oksidatif proses merubah ADP ATP (dengan
menngunakan energi hasil reaksi H2 + O2 H2O + E)

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI KARBOHIDRAT

Bila KH dalam asupan lebih banyak dari yang dibutuhkan KH


diubah jadi glikogen dan kelebihanya diubah jadi trigliserida
disimpan dalam jaringan adiposa
Tempat sintesis di hati, kemudian ditransport oleh lipoprotein ke
jaringan disimpan di jaringan adiposa sampai siap digunakan
tubuh

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI PROTEIN

Banyak asam amino dapat diubah menjadi asetil koenzim-A


Dari asetil koenzim-A dapat diubah menjadi trigliserida
Jadi saat asupan protein berlebih, kelebihan asam amino
disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adipose

PENGATURAN HORMON ATAS PENGGUNAAN LEMAK

Penggunaan lemak tubuh terjadi pada saat kita gerak badan


berat
Gerak badan berat menyebabkan pelepasan epineprin dan nor
epineprin
Kedua hormon diatas mengaktifkan lipase trigliserida yang
sensitif hormon pemecahan trigliserida asam lemak
Asam lemak bebas (FFA) dilepas ke darah dan siap untuk dirubah
jadi energi

ARTERIOSKLEROSIS

Jika kadar kolesterol tinggi dalam darah endapan lipid yang


disebut: plak ateroma/ endapan kolesterol
Pada stadium penyakit fibroblast menginfiltrasi ateroma
sklerosis
Ca juga mengendap bersama plak kalsifikasi
Kedua proses diatas menyebabkan arteri menjadi sangat keras
arteriosklerosis
Arteriosklerosis menyebabkan vaskuler mudah pecah

Dinding vaskuler arteriosklerosis kasar menyebabkan tombus


dan emboli
Efek samping: darah tinggi, PJK, trombus stroke emboli

REFERENSI
1. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
2. Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji
Dharma, Jakarta, EGC
3. Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan
Lipid, Bandung, ITB
4. Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI
5. Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung,
Alfabeta
6. Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-dasar Biokimia, Bandung, UI
Press

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Proses pencernaan terdiri atas pencernaan secara fisika dan pencernaan secara kimiawi. Sistem
pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari
organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi
kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.

Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah
zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi.
B.R u musan Masalah

1. Sistem Pencernaan Manusia


2. Kelenjar Kelenjar Pencernaan
3. Makanan Dan Fungsinya Bagi Manusia
4. Proses Pencernaan
5. Biofisika Pencernaan ( Mekanika Pencernaan )
6. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia
C. Tujuan

1. Memahami Sistem Pencernaan Manusia

2. Mengetahui Kelenjar Kelenjar Pencernaan


3. Memahami Makanan Dan Fungsinya Bagi Manusia
4. Mengetahui Proses Pencernaan
5. Memahami Biofisika Pencernaan ( Mekanika Pencernaan )
6. Mengetahui Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan
merupakan saluran yang dilalui bahan makanan. Kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim
untuk membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan antara lain sebagai berikut.
1. Mulut Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva).
Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebutdenti n. Struktur gigi terdiri atas
mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan

akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih.
Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi
yang bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi
semen yang melekatkan akar pada gusi.

Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi
taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Dan terdapat
pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis, sublingualis, dan submandibularis. Kelenjar
saliva mengeluarkan air liur yang mengandung enzim
ptialinata u amilase, berguna untuk mengubah amilum menjadi maltosa.

Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan
makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk
menjadi lembek dan bulat yang disebutbol us. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju faring.
2. Faring dan esofagus

Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak )
faring).Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan
kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebutepi glottis. Epigloti

berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Setelah melalui faring, bolus menuju kee s ophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan
berdidnding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong
bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut
gerakan peristaltik.
3. Lambung

Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya
dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk
membunuh kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk
mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui
pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus
akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
4. Usus halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari( duode num ),
usus tengah(j ej unum), dan usus penyerapan(il e um). Suatu lubang pada dinding
duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan

saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum.Tri
psi n berfungsi merombak protein menjadi asam amino.A mil as e mengubah amilum menjadi maltosa.Li pas e
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam
kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak
menjadi asam lemak dan gliserol.

Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir
sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap.
Penyerapan zat-zat makanan terjadi diil eum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral
setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam

lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh
pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.

5. Usus besar

Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri
atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon),
bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar
dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak
dpat tercerna, misalnya selulosa.

Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan terlalu
banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan
kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam
usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut.
Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan
melalui anus.
6.RektumRektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah

kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi
dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang
air besar.
7. Anus

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian
anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani)
menjaga agar anus tetap tertutup.
B.Kelenjar Kelenjar Pencernaan

Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim pencernaan
dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar pencernaan pada manusia diantaranya :
5
y

kelenjar ludah(parotis),
y

kelenjar lambung,
y

kelenjarpankreas dan hati.

1. Kelenjar ludah (parotis)

Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah telinga
sebelah kanan dan kirifaring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh
kondisi psikhis yang membayangkan makanan tertentu sertar ef l eks karena adanya makanan yang masuk ke
dalam mulut.Sali v a mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.
2.

Kelenjar lambung

Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin


dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan
oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh
refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh
hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung
yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.
3. Kantong empedu

Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu. Empedu dihasilkan
dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalamduode num.
Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh
duodenum.
4.

Kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan
yang dialirkan menujuduode num, yaitu:enzim amilase, enzimtri psi nogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi
enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormons ekr eti n dihasilkan oleh
duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).
C.Makanan Dan Fungs inya Bagi Manusia

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah
makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Melalui mkanan, manusia
7

3. Lemak

Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani, misalnya lemak daging,
mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan. Sumber lemak yang bersal dari tumbuhan disebut lemak
nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan alpukat.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D,
E, dan K.Lemak disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram
lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule.
4. VitaminVitamin berfungsi sebagai kompenen organic enzim yang disebut sebagai

co-enzim. Terdapat dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak. Vitamin larut dalam lemak
mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan
disimpan di dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin yang larut dalam air,
bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan dibuang ke luar tubuh melalui urin.
Kekurangan vitamin akan menyebabkan penyakitav itami nosi s.
5. Garam m ineral
Garam
mineral dibutruhkan secara sendiri-sendiri maupun

kelompok. Masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam tubuh. Sebagai contoh, kalsium, sumbernya
berasal dari susu, keju, daging, sayur- sayuran. Berfungsi pembentukan darah, kontraksi otot, pembentukan
tulang, dan gigi, dsb.
D. Proses Pencernaan
Biofis i kaPencernaan Biofisika yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar

menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi,
lambung, usus. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan, gigi geraham mengunyah
makanan serta lambung dan usus melakukan gerakan meremas makanan.

Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna.
Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanyas ali va (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan
mekanik dibantu oleh
8

gerakan saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular). Gerakangerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan
(pengadukan).

Biokimi aw i

Pencernaan kimiawi terjadi di dalam rongga mulut, usus, dan lambung dengan bantuan enzim. Enzim
adalah suatu zat kimia yang membantu proses pencernaan. Proses pencernaan makanan dalam tubuh kita terjadi di
dalam alat pencernaan. Tahukah kamu alat-alat pencernaan yang ada di dalam tubuhmu? Perhatikan Gambar 1.8.
Pada gambar tersebut kamu dapat mengamati susunan alat pencernaan makanan pada manusia. Alat pencernaan
pada manusia terdiri atas rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus ha lus, usus besar, dan anus.
E. Biofisika Pencernaan ( Mekanika Pencernaan )

Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, makanan
dikunyah dan dihancurkan oleh gigi, dibantu oleh lidah. Dalam rongga mulut juga ada enzim yang membantu
pencernaan yaitu enzim amilase.
Lidah juga membantu pencernaan makanan di dalam mulut. Dengan adanya
lidah, dapat mengecap rasa manis, asin, asam, dan pahit.Lidah berfungsi dalam
membantu proses menelan dan pencampuran makanan dalam mulut.

Setelah dicerna di dalam mulut, makanan akan masuk ke dalam kerongkongan.. Makanan didorong
oleh otot kerongkongan menuju lambung. Gerakan otot ini disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik inilah yang
menyebabkan makanan terdorong hingga masuk ke lambung.Di pangkal leher, terdapat dua saluran, yaitu batang
tenggorok dan kerongkongan. Batang tenggorok merupakan saluran pernapasan, sedangkan kerongkongan
merupakan saluran makanan. Kedua saluran ini dipisahkan oleh sebuah katup. Jika sedang makan, katup akan
menutup. Ketika bernapas, katup akan terbuka.

Dari kerongkongan, makanan masuk ke lambung. Di dalam lambung, makanan dicerna secara
kimiawi dengan bantuan enzim yang disebut pepsin. Pepsin berperan mengubah protein menjadi pepton. Di
dalam lambung terdapat asam klorida yang menyebabkan lambung menjadi asam. Asam klorida dihasilkan oleh
dinding lambung. Asam klorida berfungsi untuk membunuh kuman penyakit dan mengaktifkan pepsin. Ketika
proses pencernaan terjadi di lambung, otot-otot dinding

lambung berkontraksi. Hal tersebut menyebabkan makanan akan tercampur dan teraduk dengan enzim serta asam
klorida. Secara bertahap, makanan akan menjadi berbentuk bubur. Kemudian, makanan yang telah mengalami
pencernaan akan bergerak sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.

Di dalam usus halus terdapat dua proses pencernaan, yaitu pencernaan secara kimiawi dan proses
penyerapan sari makanan . Usus penyerapan adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Sari makanan adalah
makanan yang telah dicerna secara sempurna. Di dalam usus penyerapan terdapat bagian yang di sebut vili. Vili
banyak mengandung pembuluh darah. Vili inilah yang dapat menyerap sari-sari makanan. Pencernaan makanan
secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
1) Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh
bikarbonat dari pancreas.

2) Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok
karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh
disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

3) Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim
tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh peredaran darah.

4) Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan
hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi
asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh
pembuluh limfe.

Setelah melewati usus halus, sisa makanan masuk ke usus besar. Di dalam usus besar, sisa makanan
mengalami pembusukan. Pembusukan ini dibantu oleh bakteri Escherichia coli. Air dan garam mineral dari sisa
makanan tersebut, akan diserap oleh usus kembali. Setelah itu, sisa makanan dikeluarkan melalui anus dalam
bentuk tinja (feses).

Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh dan hanya dalam jumlah yang sedikit.
Sherman (1952) mencoba mengelompokkan unsure mineral sebagai berikut :
1. Unsur mineral yang ikut membentuk jaringan keras seperti tulang dan gigi Ca
dan Phospat.
2.Unsur mineral yang turut membentuk jaringan lunak seperti kelenjar, saraf,
garam organik, yang mengandung unsur Na, K, Mg, S, P, Cl dan juga ada dalam
protoplasma.
3.Unsur mineral yang membentuk cairan tubuh, terutama garam-garam anorganik
yang dapat larut.

Adapun fungsi mineral antara lain sebagai pembentuk jaringan, pemelihara dan pengatur sistem
koloidal, pertukaran cairan tubuh, viskositas, pemelihara keseimbangan asam basa tubuh, dan sebagai aktivator
enzim dan sistem biologis.
F.Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manus ia
Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem
pencernaan antara lain:
1. Parotitis

Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah
telinga, akibatnya kelenjar ludah menjadi bengkak atau membesar.
2. Xerostomia

Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai dengan rendahnya produksi air ludah.
Kondisi mulut yang kering membuat makanan kurang tercerna dengan baik.
3. Tukak Lambung

Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian dalam. Maka secara teratur sangat
dianjurkan untuk mengurangi resiko timbulnya tukak lambung.
4.
A ppendiksitis
Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus besar dan
menyebabkan radang selaput rongga perut.
11

5. Diare

Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun protozoa pada usus besar. Karena infeksi
tersebut, proses penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
6. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan di dalam usus besar.
Akibatnya, feses menjadi sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit
dianjurkan untuk buang air besar teratur tiap hari dan banyak makan sayuran atau buah-buahan.
12

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar
pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pancreas. Proses Pencernaan
adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk
mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi.
B. Saran
Saya berharap makalah yang berjudul Biofisika Pencernaan ( mekan ika
pencernaan) dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa. Makalah ini
masih jauh dari sempurana, maka dari itu Saya mengharapkan kritik dan saran bagi
para pembaca demi kemajuan pembuatan makalah kami selanjutnya.

Friday, October 27, 2006


14. SISTEM PENCERNAAN I
Sistem Pencernaan dari Mulut Sampai Esofagus
Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna:
rongga mulut,
mulut,
esofagus,
lambung,
usus kecil,
usus besar,
rektum dan
anus.
Serta kelenjar-kelenjar yang terkait:
kelenjar liur,
hati dan
pankreas.

Fungsinya untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari makanan yang diperlukan untuk


pertumbuhan dan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Molekul-molekul makanan
yang besar seperti protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat diuraikan menjadi
molekul-molekul kecil yang mudah diserap melalui dinding saluran cerna. Air, vitamin
dan mineral juga diserap dari makanan hasil pencernaan. Lapisan dalam dari saluran
cerna merupakan suatu batas pertahanan antara isi lumen saluran cerna dengan
lingkungan internal (internal milieu) tubuh.
Namun demikian pokok bahasan dalam kedokteran gigi akan lebih terfokus pada organ
mulut dan esofagus. Proses pencernan pertama terjadi didalam mulut, tempat dimana
makanan dibasahi oleh liur dan dilumatkan oleh gigi menjadi bagian-bagian kecil, liur
juga mengawali pencernaan karbohidrat. Pencernaan berlanjut dalam lambung dan usus
kecil dimana makanan ditransformasi menjadi komponen-komponen dasarnya (asam
amino, monosakarida, asam lemak bebas, monogliserida dll) diserap. Penyerapan air
terjadi dalam usus besar, dan akibatnya isi yang tidak dicerna akan menjadi setengah
padat.
Struktur Umum Saluran Cerna
Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah bervariasi,
yang dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa, submukosa,
muskularis eksterna dan serosa.
Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat longgar
dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos, kadang-kadang
mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas
lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar serat otot polos yang
memisahkan lapisan mukosa
dari submukosa. Mukosa sering disebut membran mukosa.
Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh
limfe dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga mengandung
kelenjar dan jaringan limfoid.
Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi
dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat ke
lumen), arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang.
Lapisan muskularis juga mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Aauerbach),
yang terletak diantara kedua lapisan otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh limfe
terdapat dalam jaringan ikat diantara kedua lapisan.
Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh
darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis
(mesotel).
Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif antara
isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan,
memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang
mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus

(lendir) atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli
dalam lamina propria dan lapis submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari
invasi bakteri.
Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina
propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan
limfosit, beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama
adalah imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan
oloh sel-sel epitel pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus. Kompleks ini
mempunyai aktifitas protektif terhadap invasi virus dan bakteri.
IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap aktifitas
enzim proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease ditemukan
dalam lumen usus.
Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain dari
saluran cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis
eksterna mendorong dan mencampur makanan dalam saluran cerna. Pleksus saraf
membangkitkan dan mengkordinasi kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel
saraf yang membentuk ganglia parasimpatis kecil.
Rongga Mulut
Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis. Pada
waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.
Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan
labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi oleh
pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi atapnya adalah
palatum. Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan dengan pharynx yang merupakan
lubang yang disebuat faucia.
Labium oris
Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel
permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada bagian
bibir dapat diamati peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel berlapis
tanduk. Lamina propria berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu dengan
submukosa yang mengandung kelenjar-kelenjar liur kecil secara difus.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan
tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa
dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah
dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan
ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.
Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan
yang berbeda struktur histologisnya.
Facies externa

Rubrum labii
Facies interna
Facies externa
Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka gambaran
hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang merupakan epitel
gepeng berlapis berkeratin.
Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk
tonjolan-tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal
epidermis mengandung butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada
permukaan kulit ini dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera,
glandula sebacea dan folikel rambut.
Rubrum labii
Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya
merupakan lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum corneumnya
yang makin menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya semakin menebal.
1. Lidah
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya
bervariasi menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3
bidang, yang bergabung dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat.
Membran mukosa melekat dengan erat pada otot, karena jaringan ikat dari lamina propria
menyusup ke dalam celah-celah diantara berkas-berkas otot.
Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak teratur,
dianterior ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga bagian posterior
permukaan dorsal lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh batas
berbentuk V. Di belakang batas ini permukaan lidah berkelompok limfosit kecil:
kelompok kecil limfonoduli dan tonsila lingualis, dengan limfonoduli berkumpul
mengelilingi invaginasi (kriptus) dari membran mukosa.
Papila
Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentukbentuk dan fungsi berlainan.
Ada 4 jenisnya:
A. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar
diseluruh permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian
berlapis tanduk.
B. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas
melebar dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap pada
permukaan atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.
C. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung

(ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari kelenjar
serosa bermuara pada dasar alur.
D. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan
datarnya menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang daerah V
pada bagian posterior lidah. Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah
terbentuknya lapisan hidrofobik diatas kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya.
Aliran sekret ini penting untuk menghanyutkan parti kel makanan dari kuncup kecap agar
dapat menerima dan mengolah rangsangan baru.
Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar pada pelapis
rongga mulut dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain
dari rongga mulut: epiglotis, faring, palatum untuk berespon terhadap rangsangan
pengecap.
2. Faring
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem
pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh
epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak
mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia
bersel goblet. Faring mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar
mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis
faring terletak di luar lapisan ini.
3. Gigi Dan Struktur Terkait
Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung
simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap
kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20
gigi susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota
(korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang
yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks
oleh sementum. Kedua pelapis ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam
gigi mengandung materi lain yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi
jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks
(saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan
keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen
(membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam
sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).
Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena kandungan
garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri atas serat kolagen
tipe 1, glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks
organik dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi,
memisahkan dari rongga pulpa.
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks organik

pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi
dengan gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung
sebuah inti pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang
menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran odontoblas. Juluranjuluran halus ini secara berangsur memanjang seiring dengan menebalnya dentin, berjalan
dalam saluran halus disebut tubul dentin yang bercabang dekat batas dentin dan email.
Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung distalnya. Matriks yang dihasilkan
odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin. Mineralisasi dari dentin
yang berkembang dimulai bila vesikel bermembran (vesikel matriks) mulai muncul,
mengandung kristal hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat
nukleasi bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu yang
lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk mempertahankan gigi
yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa,
pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis (lubang gigi)
biasanya memicu reaksi dalam dentin yang menyebabkan membuat komponenkomponennya.
Email
Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung
kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit),
0,5% materi organik dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal,
kebanyakan struktur lain dari gigi berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural.
Matriks organik email tidak terdiri atas serabut-serabut kolagen tetapi terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan
enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email sedang. Email
terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang, batang (prisma) email
digabung menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-batang dan batang email
dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap
batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini
mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma kasar
dan kompleks golgi yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap ameloblas
memiliki juluran apikal dikenal sebagai prosesus tomes, mengandung banyak granul
sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks email.
Pulpa
Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas, fibroblas,
serabut kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans. Pulpa adalah
jaringan dengan banyak saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah dan serat saraf
bermielin memasuki foramen apikal dan bercabang banyak.
Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke
dalam tubul dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi pada
gigi.

Stuktur Terkait
Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan mandibula
terdiri atas sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.
A. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak ada
sistem Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal, terdapal sel-sel
yang mirip osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka terkurung dalam lakuna
yang saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan tulang, sementum adalah
labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi jaringan baru sesuai dengan stres yang
dialaminya. Bila ligamen periodontal dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis
dan mungkin diserap. Produksi sementum mengatur pertumbuhan normal gigi dan
memelihara kontak erat antara radiks gigi dan soketnya.
B. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke dalam
sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi sebagai
periosteum bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar dapat menahan
tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan langsung pada
tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi dan
banyak mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya terisi dengan
glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam ligamen
periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi pembuatan kolagen
atau protein, misalnya defisiensi protein atau vitamin C mengakibatkan atrofi pada
ligamen ini.
C. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis
belum dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun menurut
pola berlamel khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar gigi
membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini menuju foramen
apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.
D. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang
maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil jaringan
ikat. Epitel ini melekat pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai lamina basal tebal
dan membentuk perlekatan epitel Gottlieb.
Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel
terdapat celah gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.
Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi dan
tumbuh ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista neural. Sabuk
berbentuk tapal kuda yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada tiap rahang.

Penjuluran ektodermal ini membentuk sungkup di atas kelompok ektomesenkim dan


setiap kelompok sel (kuncup gigi) akan berkembang menjadi gigi desidua. Ektomesenkim
dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan dengan sel krista neural yang berasal dari
ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi dan menghilang. Komponen
ektodermal kuncup gigi membentuk organ email yang berfungsi untuk menghasilkan
email. Komponen ektomesenkim membentuk papila dentis yang akan mengembangkan
sel odontoblas (sel yang menghasilkan dentin) dan struktur pulpa dentis lainnya.
Mesenkim juga memadat disekitar organ email dan akhirnya berkembang menjadi
sementoblas (sel yang membentuk sementum) dan ligamen periodontal.
Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada minggu ke-8 kehamilan.
Epitel email luar (eksterna), yang berhubungan dengan lamina dentis bertakuk oleh
banyak pembuluh kapiler. Sel berbatasan dengan papila dentis menjadi silindris dan
menyusun epitel email dalam (interna). Sel ini berkembang menjadi ameloblas (sel yang
akan menghasilkan email). Sel epitelial di antara lapis luar dan dalam menyusun
retikulum stelata dan stratum intermedium.
Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-sel lapisan
superfisial dari papila dentis untuk memanjang dan berkembang menjadi odontoblas.
Odontoblas mulai mensekresi predentin, yang merangsang pembentukan email oleh
ameloblas.
A. Pembentukan Dentin
Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut kolagen dari
predentin. Sel-sel ini juga memperantarai mineralisasi serabut kolagen, yang berakibat
terbentuknya dentin. Badan sel odontoblas terdesak mundur ke dalam rongga pulpa
sementara dentin menimbun, tetapi cabangnya tetap terdapat dalam tubuli dentin yang
terbentang di seluruh tebal dentin.
B. Penbentukan Email
Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya, yang berbatasan dengan
lamina basal, menjadi permukaan sekresinya. Taut kedap dijumpai di sekitar apeks
histologis (basis fungsional) dan basis histologis (apeks fungsional) setiap sel. Retikulum
endoplasma kasar dan sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam sitoplasama di antara
inti dan apeks fungsional sel ini. Ameloblas berfungsi menghancurkan lamina basal yang
memisahkan sel-sel ini dari odontoblas dan dentin. Juluran pendek berbentuk kerucut dari
ameloblas (prosesus Tomes) merupakan tempat sekresi dari matriks email. Permukaan
lateral prosesus Tomes menghasilkan matriks organik dari email antar-batang, sedangkan
permukaan apikal berfungsi meletakkan matriks dari batang email. Peranan ameloblas
dalam mineralisasi belum jelas, tetapi kristal hidroksiapatit dibentuk pada matriks
organik. Matriks ini hampir seluruhnya dibuang oleh ameloblas. Setelah pembentukan
email selesai, organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng yang cepat terkikis habis bila
gigi muncul dalam rongga mulut.
C. Perkembangan Akar Gigi
Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi, lengkung servikal bertumbuh
ke apikal membungkus papila dentis dan membentuk selubung akar Hertwig, yang terdiri
atas penyatuan epitel email luar dan dalam. Lapis dalam menginduksi pembentukan
odontoblas yang menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila dentin telah dibentuk, selubung
akar hancur dan dentin yang baru dibentuk ini menginduksi perkembangan sementoblas

dari sel mesenkim sakus dentis di sekitarnya. Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu
jaringan mirip tulang yang membungkus akar gigi.
D. Gigi Tetap (permanen)
Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel ektodermal dan
membentuk lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis menggali ke belakang dan bakal
gigi molar permanen berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga tidak
dibentuk sampai sesudah lahir.
Esofagus
Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25 cm,
berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar terdapat
dalam mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum abdominalis untuk
bermuara dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Dalam submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar
esofageal. Pada lamina propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut
kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus,
lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat
otot bergaris (rangka) dan serat otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot
rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa.
Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia.
A. Tunica mucosa
Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa
membentuk lipatan-lipatan memanjang.
1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa
keratinasi dengan kira-kira 25 lapis sel.
2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak mengandung
sel-sel. Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila untuk bermuara
dalam lumen. Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut sebagai glandula
oesophagea cardiaca.
3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya memiliki
lapisan serabut-serabut yang tersusun longitudinal.
B. Tunica submukosa
Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat
membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam
tunica submukosa terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan
menghasilkan mukus. Saluran keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian
melalui diantara papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan glandula
oesophagea propria.
C. Tunica muskularis
Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:
Stratum circulare : disebelah dalam

Stratum longitudinale : disebelah luar


Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus superior.
Pada bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada bagian tengah
terdiri atas campuran otot bercorak dan otot polos. Pada bagian anal terdiri seluruhnya
stas otot polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m. Sphincter oesophageus
inferior.
D. Tunica adventitia
Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm sebelum
ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada diaphragma.
Fungsi oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke ventrikulus.
posted by TADEUS ARUFAN JASRIN

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA


Macam-Macam Zat Makanan dan Fungsinya
Apabila kamu lapar maka badan terasa lemah dan lambung yang kosong mengeluarkan
bunyi. Lambung hanyalah salah satu diantara organ organ pencernaan makanan kita.
Selain lambung masih banyak organ-orgal lain seperti: mulut, kerongkongan, usus halus
dan usus besar. Seluruh organ pencernaan bekerja sama mencerna makanan menjadi
molekul-molekul kecil yang siap diserap oleh usus. Karbohidrat, protein dan lemak
merupakan sumber energi tubuhmu, sehingga dalam kehidupan sehari-hari tubuhmu
memerlukan ketiga macam nutrisi ini dalam jumlah yang besar. Vitamin, garam mineral
dan air merupakan bahan yang diperlukan untuk aktivitas tubuh, namun tidak
menghasilkan energi. Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang relatif sedikit,
sedangkan air diperlukan dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan hasil Lab Mini 3.1,
kamu bisa mengetahui kandungan zat yang terdapat pada makanan sehari-harimu. Fungsi
dari masing-masing zat bisa kamu cermati pada bacaan berikut, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari kamu bisa mengatur makanan apa yang sebaiknya dimakan agar
kebutuhan tubuhmu akan zat makanan terpenuhi, sehingga tubuhmu tetap sehat.

Karbohidrat
Sumber karbohidrat antara lain beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-buahan,
dan madu. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Tubuh manusia
menyimpan karbohidrat di organ hati dan otot. Kekurangan karbohidrat dapat
menyebabkan busung lapar (kwarsiorkor).

Protein
Protein antara lain didapat dari hewan: daging, susu, ikan, telur, dan keju. Sedangkan
protein dari tumbuhan didapat dari biji-bijian. Sumber makanan apa yang mengandung
protein dalam Gambar 3.1? Fungsi utama protein adalah sebagai komponen struktural
dan fungsional. Fungsi struktural berhubungan dengan fungsi pembangun tubuh,
pengganti sel-sel yang rusak. Sebagai komponen fungsional berkaitan dengan fungsinya
sebagai komponen enzim yang mengkatalisasi proses-proses biokimia sel.

Lemak
Sumber lemak hewani antara lain: lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur,
minyak ikan, sedangkan sumber lemak nabati adalah: kelapa, kemiri, kacangkacangan,
alpukat, dan lain-lain. Lemak berfungsi sebagai sumber dan cadangan energi. Lemak
disimpan di jaringan bawah kulit.

Vitamin
Vitamin dapat berfungsi sebagai ko-enzim, yaitu suatu zat yang memacu bekerjanya

suatu enzim. Terdapat dua kelompok vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan
tidak larut dalam lemak. Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan.
Bila jumlah yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di
dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda dengan vitamin yang tidak larut
dalam lemak, bila masukan vitamin melebihi jumlah yang diperlukan oleh tubuh,
kelebihannya akan dibuang ke luar tubuh.
Kekurangan vitamin akan menyebabkan defisiensi (avitaminosis), contoh: a. kekurangan
vitamin A, menderita rabun senja b. kekurangan vitamin B1, menderita beri-beri c.
kekurangan vitamin B12, menderita anemia d. kekurangan vitamin C, menderita skorbut
e. kekurangan vitamin D, menderita rachitis f. kekurangan vitamin K, darah sukar
membeku g. kekurangan vitamin E, menderita infertil (organ kelamin tidak subur).

Garam mineral
Garam mineral dibutuhkan secara sendiri-sendiri maupun kelompok. Masing-masing
mempunyai peranan tertentu di dalam tubuh. Beberapa contoh penyakit kekurangan
mineral antara lain: a. Kekurangan Ca (kalsium): darah sukar membeku, kejang otot,
gangguan penulangan. b. Kekurangan Fe (zat besi) : menderita anemia c. Kekurangan I
(iodium) : menderita gondok.

Air
Penyusun terbanyak tubuhmu adalah air. Air berperan dalam berbagai proses dalam
tubuh, baik proses pencernaan maupun dalam reaksi-reaksi kimia. Air merupakan pelarut
yang baik. Oksigen dan nutrien-nutrien dalam makanan tidak dapat memasuki sel-sel
tanpa air. Air juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh.
Pentingnya ASI sebagai makanan pertama bayi Air susu ibu (ASI) telah mengandung
nutrisi lengkap yang sesuai dengan kebutuhan bayi (Gambar 3.2). ASI adalah sumber
makanan dengan kandungan gizi optimal dan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi. ASI berfungsi pula membersihkan sistem pencernaan pertama kali pada bayi. Bayi
membutuhkan energi 98-108 Kkal/Kg Berat Badan / Hari, suatu jumlah yang setara
dengan 2-4 kali kebutuhan orang dewasa. Oleh karena itu bayi memerlukan masukan
energi untuk membantu pesatnya pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Kebutuhan energi terbesar adalah dari lemak, dan ASI telah
menyediakannya. Di samping sebagai sumber makanan, ASI melindungi bayi dari
berbagai penyakit dan infeksi pada awal masa kelahiran bayi. Asi mengandung bahan
kekebalan yang didapatkan dari sang ibu. Selain itu, ASI dapat mempererat hubungan
antara Ibu dan Anak. Pada 4 bulan pertama ASI cukup untuk menopang kebutuhan bayi,
namun setelahnya disarankan untuk memberikan makanan tambahan pada bayi seperti
sari buah, bubur, serta tim dari berbagai macam sayur dan lauk pauk.

B Susunan dan Fungsi Sistem Pencernaan


Proses Pencernaan Manusia Makanan masuk ke dalam tubuh untuk dicerna. Bagaimana
makanan dicerna di dalam tubuhmu? Organ apa saja yang terlibat dalam proses
pencernaan? Mengapa makanan perlu dicerna? Jawaban pertanyaan ini akan kamu
dapatkan setelah mempelajari uraian dan kegiatan dalam subbab ini. Perhatikan Gambar
3.3. Apabila tersedia di sekolahmu, amati juga torso sistem pencernaan manusia untuk
mengidentifikasi organ-organ pencernaan! Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui bahan
makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk
membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan meliputi: mulut, kerongkongan
(esofagus), lambung, usus halus, dan usus besar. Kelenjar pencernaan antara lain terdapat
di dinding lambung, dinding usus, pankreas dan hati. Saluan dan kelenjar pencernaan
dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Mulut
Langkah awal proses pencernaan makanan adalah memasukkan makanan ke dalam
mulut. Bayangkan waktu makan pagi, kamu memakan sepiring nasi goreng. Satu sendok

nasi dimasukkan mulut, kemudian dikunyah sampai halus oleh gigi yang bekerja sama
dengan lidah! Di dalam rongga mulut makanan dicampur dengan air liur.
Apa yang terjadi saat mengunyah makanan? Saat mengunyah makanan, lidah
memindahmindahkan posisi makanan untuk diletakkan di antara gigi. Proses mengunyah
makanan adalah bagian dari pencernaan mekanik. Pencernaan mekanik adalah proses
memecah makanan secara fisik menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hasil proses
mencerna secara mekanik akan dilanjutkan dengan pencernaan kimiawi. Pencernaan
kimiawi adalah proses perubahan susunan molekul makanan dengan bantuan kerja
enzim.Bagaimana terjadinya pencernaan kimiawi? Lakukan Kegiatan 3.1. Di dalam
mulut, pencernaan secara mekanik terjadi dengan bantuan gigi. Pencernaan secara
kimiawi dibantu oleh air liur yang mengandung enzim. Di dalam mulut, makanan
dihancurkan menjadi partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil. Partikel tersebut akan
dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil oleh enzim yang dihasilkan oleh
kelenjar yang terdapat di bagian bawah telinga, bagian bawah lidah dan di dekat
geraham. Zat makanan yang mengalami pencernaan kimiawi di mulut adalah zat tepung
(amilum). Enzim yang bekerja memecah molekul zat tepung disebut enzim amilase.
Enzim amilase mengubah amilum menjadi zat gula yang disebut maltosa.

Faring, esofagus, dan lambung


Setelah melalui rongga mulut, makanan akan masuk ke dalam tekak (faring). Faring
adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke
permukaan kerongkongan (esofagus). Setelah melalui faring, makanan menuju esofagus.
Esofagus adalah suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot dan berdinding tebal yang
memanjang menuju lambung. Otot-otot polos dinding esofagus mendorong makanan
menuju lambung dengan gerakan meremas yang disebut sebagai gerak peristaltik. Lihat
manusia disajikan pada Gambar 3.9 Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat
dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri dari sejumlah besar air dan bahan
makanan yang tidak dapat tercerna, misalnya selulosa. Fungsi utama usus besar adalah
mengatur penyerapan air. Sejumlah besar air telah dikeluarkan ke dalam lambung dan
usus halus oleh berbagai kelenjar pencernaan. Supaya tidak kehilangan banyak air maka
air harus diserap kembali ke dalam tubuh. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali
mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa
makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses)
dikeluarkan melalui anus.
pada Sistem Pencernaan Bersama kelompokmu, identifikasilah kelainan dan penyakit
yang berhubungan dengan sistem pencrnaan yang bisa ditemukan di sekitarmu!
Identifikasi juga cara pencegahannya dengan menanyakan kepada keluarga penderita.
Apabila mungkin, carilah beberapa literatur atau buku sumber untuk mendapatkan
informasi yang lebih banyak tentang kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang
kamu temui! Cocokkan informasi hasil kegiatanmu dengan uraian berikut! Beberapa
kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem pencernaan antara lain: a.
Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang
menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga akibatnya kelenjar air ludah
menjadi bengkak atau membesar. b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga
mulut yang ditandai dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering
membuat makanan kurang tercerna dengan baik. c. Tukak lambung, terjadi karena adanya
luka pada dinding lambung bagian dalam. Makan secara teratur sangat dianjurkan untuk
mengurangi risiko timbulnya tukak lambung. d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat
merembet sampai ke usus besar dan menyebabkan radang selaput rongga perut. e. Diare
atau mencret, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri maupun protozoa
pada usus besar. Karena inveksi tersebut, proses penyerapan air di usus besar terganggu,
akibatnya feses menjadi encer. f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di
dalam usus besar terjadi secara berlebihan, akibatnya feses menjadi sangat padat dan

keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk buang air
besar secara teratur tiap hari, serta banyak makan sayur dan buah-buahan.

ch - 26 - 2010
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PENCERNAANhttp://blogs.unpad.ac.id/haqsbageur/2010/03/26/anatomi-danfisiologi-sistem-pencernaan-manusia/
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Gambar 1: Sistem Pencernaan
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan
lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam
bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzimenzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
Gbr 2 : Anatomi Mulut
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk.
Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring


Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut
dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian
media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama
tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas
kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan
orofaring dengan laring
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari
bahasa Yunani: i, oeso membawa, dan , phagus memakan).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Gambar 4 : Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang
Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
Kardia.

Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan
3 zat penting :
* Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
* Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
* Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Gambar 5 : Anatomi Lambung
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zatzat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler
), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Gambar 6 : Antomi Usus
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Usus dua belas jari (duodenum)
Gambar 8 : Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus
dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam bahasa Inggris
modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti kosong.
Gambar 9 : Diagram usus halus dan usus besar
Diagram usus halus (terlabel small intestine)
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Gambar 10 :Ileum dan organ-organ yang berhubungan


Diagram ileum dan organ-organ yang berhubungan
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
* Kolon asendens (kanan)
* Kolon transversum
* Kolon desendens (kiri)
* Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi
yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Gambar 10 : Anatomi Usus Besar
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki
sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ
ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda bisa di retrocaecal
atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian
yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
I. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang
air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar,
di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode
yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Gambar 11 : Anatomi Rektum & Anus
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
* Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
* Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke
dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan
oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium
bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam
lambung.

Gambar 12 : Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum


Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.
K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani
untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan
zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Gambar 12 : Hati
Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.
L. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap
bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang
dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui
saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol

Fisiologi Sistem Pencernaan


by Tika on 18 April 2010
Fisiologi Sistem Pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan
molekul-molekul organic yang terkandung dalam makanan dan O2 untuk menghasilkan
energi.
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari
saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. Secara
umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:
1. Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat
dua jenis dasar motilitas pencernaan:

Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi


saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbedabeda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi yang
dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama,
mencampur makanan dengan getah pencernaan. Kedua,
mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian
isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.

2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh
kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan
konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim,
garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran
pencernaan karena adanya rangsangan saraf dan hormon sesuai.
3. Pencernaan
Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjad
struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga
komponen makanan utama, yaitu:

Karbohidrat

Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk polisakarida,
misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat
yang paling sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Lemak

Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein
akan diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap
dalam saluran pencernaan.

Protein

Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir
pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak.
Proses pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan
H2O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan ikatan tersebut sehinggan molekulmolekul kecil menjadi bebas.
4. Penyerapan
Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekulmolekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen
saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan saluran dengan panjang sekitar 30
kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj tubuh menuju ke anus. Pengaturan fungsi
saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik. Terdapat empat faktor yang
berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Fungsi otonom otot polos


Pleksus saraf intrinsik
Saraf ekstrinsik
Hormon saluran pencernaan

Proses Pencernaan
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan
berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses
defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses
mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan
pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah (1)
menggiling dan memecah makanan; (2) mencampur makanan dengan air liur; dan (3)
merangsang papil pengecap. Ketika merangsang papil pengecap maka akan menimbulkan
sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di dalam saliva terkandung
protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva dalam proses
pencernaan adalah:
1. Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim
amilase.
2. Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikelpartikel makanan dengan adanya mukus sebagai pelumas.
3. Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.
4. Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.

5. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan


serta asam yang dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu
mencegah karies.
Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di dorong
oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan yang
kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara
refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. Tahap menelan
dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini
bolusdiarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke
saluran lain yang berhubungan dengan faring.
2. Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan
peristaltik primer yang mendorong bolus menuju lambung.
Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk
mencapai ujung esofagus.
Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi proses
motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:
1. Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong
adalah 50 ml sedangkan lambung dapat mengembang hingga
kapasitasnya 1 liter
2. Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus
dan korpus lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif
tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan secara bertahap
akan disalurkan dari korpus ke antrum.
3. Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik
yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan
sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan
retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di
antrum. Gelombang peristaltik di antrum akan mendorong kimus
menuju sfingter pilorus.
4. Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik
antrum menyebabkan juga gaya pendorong untuk
mengosongkan lambung.
Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung.
Beberapa sekret lambung diantaranya:

HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam


lumen lambung. Fungsi HCL dalam proses pencernaan adalah (1)
mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan
membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2)
membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat; (3) bersama
dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam
makanan.

Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung,


pepsinogen mengalami penguraian oleh HCL menjadi bentuk
aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk
menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya
memecah protein, maka peptin dalam lambung harus disimpan
dan disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak
mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk.
Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk
mengatasi beberapa cedera pada mukosa lambung.
Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan
vitamin B12. vitamin B12 penting dalam pembentukan eritrosit.
Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B12 tidak dapat
diserap.
Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung
terdapat sel G yang mensekresikan gastrin.

Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan
mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan
karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat
yang diserap di lambung adalah etil alkohol dan aspirin.
Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat
berlangsungnya pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga segmen,
yaitu:
1. Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di
bantu oleh enzim-enzim pankreas. Garam-garam empedu
mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak.
2. Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)
3. Ileum (3,6 m/12 kaki)
Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:
1. Segmentasi: merupakan proses mencampur dan mendorong
secara perlahan kimus. Kontraksi segmental mendorong kimus ke
depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke depan karena
frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus
halus. Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12
kontraksi/menit, sedangkan kecepatan segmentasi di ileum
adalah 9 kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering terjadi di
bagian awal usus halus daripada di bagian akhir, maka lebih
banyak kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang.
Akibatnya, kimussecara perlahan bergerak maju ke bagian
belakang usus halus dan selama proses ini kimus mengalami
proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan
penyerapan yang optimal.
2. Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap
maka proses segmentasi akan berhenti dan digantikan oleh

komplek motilitas migratif yang akan menyapu bersih usus


diantara waktu makan.
Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus
enterikus ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan proteksi dan
limbrikasi; (2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta dalam pencernaan
makanan secara enzimatik. Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
pankreas. Dalam keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan
lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian
besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejenum.
Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, sekum,
apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus
halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak
dapat dicerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa
untuk dieliminasi merupakan feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan
feses sebelum defekasi. Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan
oleh sfingter anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon
sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot
rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di dinding rektum
menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh
mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi
paksa dengan glotis dalam posisi tertutup sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen
yang membantu pengeluaran feses.
Daftar Pustaka
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Referensi:
Anonim, 2000, Petunjuk Praktikum Biokimia Untuk PSIK (B) Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: Lab. Biokimia FK UGM
Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah:
Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC
http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, 2003, The Biology Project-Biochemistry
http://www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt, 2008, WKU Bio 113
Biochemistry
http://www.gwu.edu\_mpb, 1998, The Metabolic Pathways of Biochemistry, Karl J.
Miller
http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc, 2008, General, Organic and Biochemistry

http://www.wiley.com\legacy\college\boyer470003790\animations\electron_transport,
2008, Interactive Concepts in Biochemistry: Oxidative Phosphorylation
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Supardan, 1989, Metabolisme Lemak, Malang: Lab. Biokimia Universitas Brawijaya

Pendahuluan
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam
pelarut-pelarut organik.
Fungsi lipid
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
1. Sebagai penyusun struktur membran sel
Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran materialmaterial.
1. Sebagai cadangan energi
Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa
1. 3. Sebagai hormon dan vitamin
Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi prosesproses biologis
Jenis-jenis lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
1.
2.
3.
4.

Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

Asam lemak

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari
asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau

CnH2n+1-COOH

Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam
lemak yaitu:
1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
1. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
Struktur asam lemak jenuh
Struktur asam lemak tak jenuh
Asam-asam lemak penting bagi tubuh
Simbol
numerik

Nama
Umum

Struktur

14:0

Asam
miristat

CH3(CH2)12COOH

16:0

Asam
palmitat

CH3(CH2)14COOH

16:1D9
18:0
18:1D9
18:2D9,12
18:3D9,12,15
20:4D5,8,11,14

Asam
CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
palmitoleat
Asam
CH3(CH2)16COOH
stearat
Asam oleat CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH
Asam
CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH
linoleat
Asam
CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7COOH
linolenat
Assam
CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOH
arakhidonat

Keterangan
Sering terikat
dengan atom N
terminal dari
membran plasma
bergabung dengan
protein sitoplasmik
Produk akhir dari
sintesis asam lemak
mamalia

Asam lemak
esensial
Asam lemak
esensial
Prekursor untuk
sintesis eikosanoid

Asam stearat
arakhidonat

Asam oleat

Asam

Beberapa contoh struktur asam lemak


Gliserida netral (lemak netral)
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari
gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap
gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika
gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2
asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan
trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.
Struktur trigliserida sebagai lemak netral
Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya
merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:
1. Lemak
-

Umumnya diperoleh dari hewan

Berwujud padat pada suhu ruang

Tersusun dari asam lemak jenuh


1. Minyak

Umumnya diperoleh dari tumbuhan

Berwujud cair pada suhu ruang

Tersusun dari asam lemak tak jenuh

Fosfogliserida (fosfolipid)
Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah
satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1. Sebagai komponen penyusun membran sel
2. Sebagi agen emulsi
Struktur dari fosfolipid
Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel

Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari
lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein.
Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks
Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa
jenis lipid, yaitu:
Perbandingan komposisi penyusun 4 klas besar lipoprotein
1. Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain,
kecuali ginjal
1. 2. VLDL (very low density lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak
1. 3. LDL (low density lypoproteins)
LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer
1. 4. HDL (high density lypoproteins)
HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.
Ilustrasi peran masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein
Lipid non gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekulmolekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid,
kolesterol dan malam.
Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari
sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25%
dari lipid merupakan sfingolipid.
Struktur kimia sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)

Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma.
Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon.
Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada
dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit,
penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan
infark miokard dan stroke.
Struktur dasar darikolesterol
Kolesterol merupakan bagian dari membran sel
Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron.
Progesteron dan testosteron
Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme
karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan
sebagainya.
Kortison
Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai
lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara asam
lemak dengan alkohol rantai panjang.
Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam
Metabolisme lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa
monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju
hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di
sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel
epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk

menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada
vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida
Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam
lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali
menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.
Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi
energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam
lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini
dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein,
asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan
energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami
lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan
kematian.
Gliserol
Kolesterol
Aseto asetat
hidroksi butirat
Aseton
Steroid
Steroidogenesis
Kolesterogenesis

Ketogenesis
Diet
Lipid
Karbohidrat
Protein
Asam lemak
Trigliserida
Asetil-KoA
Esterifikasi
Lipolisis
Lipogenesis
Oksidasi beta
Siklus asam sitrat
ATP
CO2
H2O
+ ATP
Ikhtisar metabolisme lipid
Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol
ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap
awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.
Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton
fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak
diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
Membran mitokondria interna
Karnitin palmitoil transferase II
Karnitin

Asil karnitin
translokase
KoA
Karnitin
Asil karnitin
Asil-KoA
Asil karnitin
Beta oksidasi
Membran mitokondria eksterna
ATP + KoA
AMP + PPi
FFA
Asil-KoA
Asil-KoA sintetase
(Tiokinase)
Karnitin palmitoil transferase I
Asil-KoA
KoA
Karnitin
Asil karnitin
Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme
pengangkutan karnitin
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:

Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi
asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa
menembus membran interna mitokondria.
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin
keluar.
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan
proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini,
karbon asam lemak dioksidasi menjadi keton.

Oksidasi karbon menjadi keton


Keterangan:
Frekuensi oksidasi adalah ( jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah ( jumlah atom C)
Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan 2
atom C adalah proses oksidasi dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil KoA.
Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan
sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi
rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA
yang telah kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C,
maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan
lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang
terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam
sitrat.
Penghitungan energi hasil metabolisme lipid
Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu
asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka kita
memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta
adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 =
20 ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah
5 buah.
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Krebs yang masing-masing akan
menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan demikian

sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk
aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Krebs) = 78 ATP.
Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat
berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton
dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda
keton dinamakan ketogenesis.
Proses ketogenesis
Lintasan ketogenesis di hati
Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis
menjadi steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).
Gambar Lintasan kolesterogenesis
Sintesis asam lemak
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis
asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur
membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak.
Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan
selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi
enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.
Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.
Tahap-tahap sintesis asam lemak
Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahaptahap penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari
glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam
tubuh.

Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi
trigliserida
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida
ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak.
Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam
lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).
06/02/2010 - Posted by zaifbio | BIOKIMIA

Pankreas, Anatomi dan Fisiologi


Posted on 14 February 2011 by ArtikelBedah
Teknik penggambaran anatomi pankreas pada saat ini sudah sangat berkembang, dengan
kemampuan dalam manipulasi operasi pankreas baik dengan endoskopi ataupun
perkutaneus membuat kita perlu untuk mengetahui lebih jauh mengenai anatomi
pankreas. Anatomi pankreas dapat dengan mudah didapatkan melalui buku-buku, namun
fungsi dan terapi yang berhubungan dengan anatominya masih sangat kurang diketahui.
Penyakit-penyakit pankreas lebih sulit diatasi baik dengan obat-obatan maupun operasi
dibanding dengan organ abdomen lainnya. Pankreas terletak tersembunyi di dalam rongga
retroperitoneum abdomen bagian atas, dilindungi oleh tulang iga pada bagian anterior,
dan tertutup oleh hampir seluruh kolon tranversum dan mesokolon transversum. Pada
laparatomi, pankreas tidak dapat langsung terlihat ataupun dipalpasi tanpa mengadakan
diseksi luas, mobilisasi maupun retraksi dari organ di sekitarnya.(1)
EMBRIOLOGI
Pankreas mulai dibentuk pada kehidupan mudigah, 3 mm dengan terbentuknya kantung
endodermal pada dinding dorsal bakal duodenum. Beberapa saat kemudian juga terbentuk
sebuah kantung dibagian ventral duodenum dan terletak di sudut yang di bentuk antara
duodenum dan pertumbuhan tonjolan bakal hati, sangat berdekatan dengan muara bakal
saluran empedu. Kantung ini membentuk bagian pankreas ventral. Keduanya mulai
terlihat pada umur kehamilan 4 minggu. Bagian dorsal Pankreas tumbuh lebih cepat dari
pada bagian ventralnya, dan terletak di kranial pankreas ventral. Rotasi pars descendens
duodenum pada sumbu panjangnya, menyebabkan pankreas ventral dan duktus biliaris
berpindah ke posterior pankreas dorsal dan bersatu pada minggu ke 7 8 kehamilan.
Suatu segmen penghubung mempersatukan duktus pankreatikus dorsal dan ventralis yang
terbentuk pada minggu ke-6 kehamilan, sementara ujung duodenal dari duktus
pankreatikus dorsalis mengalami atropi, pada sekitar 44 % populasi duktus pankreatikus
asessorius akan kehilangan hubungannya dengan duodenum, tapi pada sekitar 10 %
populasi, duktus pankreatikus asessorius akan bermuara ke dalam duodenum cukup besar
sehingga dapat menggantikan seandainya duktus pankreatikus utama terjadi obstruksi,
pada sekitar 9 % populasi, duktus pankreatikus utama tidak berhubungan dengan duktus
kaput pankreas yang disebut juga pankreas divisum.(2,3,4,5)
Secara mikroskopik pankreas merupakan kelenjar ganda yang terdiri dari bagian yaitu
bagian eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin untuk pencernaan terdiri dari kelenjar
asiner, sel-sel asinus pankreas (sel-sel eksokrin pankreas) dan granula-granula zimogen
terbentuk selama bulan ketiga (minggu ke 12 kehamilan) dan berkembang dengan cepat
dalam 2 bulan. Sedang sel-sel endokrin pankreas (sel islet langerhans) berupa massa

pulau kecil, berkembang selama minggu ke-9 kehamilan dan dapat diidentifikasi pada
bulan ke-3. Kebanyakan sel islet berkembang pada bagian kaudal dan dorsal pankreas.
Sel yang pertama kali terbentuk adalah sel alpha, dan segera diikuti sel beta dan sel delta.
Pematangan dari seluruh kelenjar pankreas terjadi pada akhir dari masa kehamilan.(1,2,4).
ANATOMI PANKREAS
Pankreas merupakan organ lunak dengan permukaan berlobus-lobus dengan panjang
sekitar 12 -20 cm, terletak melintang di bagian atas abdomen daerah epigastrium dan
hipokondrium kiri, di belakang gaster dalam ruang retroperitoneal. Di bagi atas, kaput
dengan prosessus uncinatus, kolum, korpus dan kauda. Kaput pankreas terletak setinggi
vertebra L2 dekat midline. Sedangkan kauda pankreas terletak setinggi vertebrata L1
bagian atas kaput pankreas dihubungkan dengan korpus pankreas oleh kolum pankreas
yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm. Bagian superior
pankreas berhubungan dengan foramen gastroepiploicum yang ditutupi oleh omentum
minus dan struktur-struktur yang mengisi di dalam omentum tersebut. Di bagian anterior,
pars superior duodenum menutupi bagian superior kaput pankreas dan dibawahnya,
mesokolon tranversa terletak melintang. (2,4,5,6)
Adapun batas-batas dari bagian pankreas adalah sebagai
berikut :
1. Kaput Pankreas meluas ke kanan sampai pada lengkungan duodenum, terletak sebelah
anterior dari vena cava inferior dan vena renalis kiri.
2. Processus uncinatus yang merupakan bagian dari kaput pankreas terletak di bawah
vena mesenterika superior.
3. Kolum pankreas yang merupakan hubungan antara korpus dan kaput pankreas terletak
di atas pembuluh darah mesentrika superior dan vena porta.
4. Korpus pankreas berbentuk segitiga dan meluas hingga ke hilus ginjal kiri. Terletak di
atas aorta, vena renalis kiri, pembuluh darah limpa dan pangkal vena mesenterika inferior.
5. Kauda pankreas terletak pada ligamentum lienorenal dan berakhir pada hilus limpa.(6)
Sistem Saluran Pankreas
Saluran pankreas utama (Wirsungi) dimulai dari kauda pankreas sampai ke hulu pankreas
berjalan bersisian dengan saluran empedu beberapa millimeter sebelum akhirnya
bergabung dengan saluran empedu di ampula hepatiko-pankreatika dan bermuara pada
papilla vater (papilla mayor) ke dalam duodenum sepanjang 1,5 cm. Saluran pankreas
minor (Santorini) atau duktus pankreatikus asessorius di papilla minor terletak 2 cm di
kranial papilla vater. Diameter saluran pankreas yang awalnya pada dewasa muda sebesar
3 4 mm.
Pada pangkal ampula hepatiko-pankreatika terdapat sfingter Oddi. Sfingter Oddi
merupakan otot yang berkembang dari otot duodenum, mengelilingi saluran utama tempat
bermuara saluran empedu dan saluran pankreas pada ampulla vater. Sebagian otot dari
sfingter ini akan membentuk sfingter choledochal dan sfingter duktus pankreas, yang
berfungsi untuk mencegah refluks cairan empedu ke dalam pankreas ataupun sekresi
pankreas ke dalam sistem biliar.(1,2,4)

Peredaran Darah Pankreas


Pankreas cukup kaya dengan pasokan darah yang berasal dari trunkus seliakus dan arteri
mesenterika superior. Umumnya (dari 90 % orang), trunkus seliakus mempercabangkan
arteri hepatika kommunis, splenika dan gastrika sinistra. Arteri hepatika kommunis akan
mempercabangkan a. gastroduodenalis yang berikutnya akan mempercabangkan arteri
anterior dan posterosuperior pankreatikoduodenalis dan memperdarahi bagian kaput
pankreas. Dan membentuk kolateral dengan arteri anterior dan posterior inferior
pankreatikaduodenale yang berasal dari arteri mesenterika superior. Arteri dorsalis
pankreas yang berasal dari a. splenika akan menyuplai daerah kaput dan a. transversalis
pankreatika akan memperdarahi korpus dan kauda pankreas. Beberapa cabang dari arteri
splenika akan beranastomose dengan arteri tranversalis yang juga mensuplai darah untuk
korpus dan kauda pankreas.
Kaput pankreas dialiri oleh vena yang paralel dengan arterinya yang pada bagian anterior
dari kaput akan bermuara pada mesenterika superior dan bagian posterior bermuara pada
vena porta. Sehingga pada reseksi kaput pankreas, vena-vena tersebut harus diligasi
dengan hati-hati, sedang aliran vena dari korpus dan kauda pankreas akan bermuara
langsung pada vena splenika melalui vena pankreatika inferior ke vena mesenterika
inferior dan superior.(1,5)
Aliran limfe dan saraf
Aliran limfatik dari pankreas sangatlah kaya dan mengikuti aliran dari vena-vena
pankreas. Nodus superior terletak sepanjang permukaan superior dari pankreas,
mengumpulkan cairan limfe dari setengah kelenjar pankreas bagian anterior dan superior.
Nodus inferior terletak pada bagian inferior pankreas dari kaput dan korpus, mengaliri
setengah kelenjar pankreas di bagian anterior dan posterior bawah. Keduanya terletak
dekat dengan pylorus, sebelah anterior di antara pankreas dan duodenum dan distal
mesenterium dari kolon tranversum. Nodus posterior mengaliri permukaan posterior
kaput pankreas dan terletak di bagian posterior di antara pankreas dan duodenum,
sepanjang duktus biliaris empedu, aorta setinggi pangkal dari trunkus seliakus dan
pangkal dari arteri mesenterika superior. Sedang nodus splenika mengalir pada kauda
pankreas. Aliran limfe ini penting diketahui untuk mengetahui penyebaran dari karsinoma
pankreas, yang kebanyak berasal dari kaput pankreas.
Pankreas menerima persarafan dari simpatis melalui nervus splanikus dan parasimpatis
melaui nervus vagus. Umumnya nervus mengikuti perjalanan pembuluh darah dan duktus
pankreas dalam perjalanannya menuju ke sel asini pankreas. Nervus splanikus membawa
serat afferen nyeri visera melalui pleksus dan ganglia seliakus.(5,8)
FISIOLOGI PANKREAS
Telah dijelaskan di atas bahwa pankreas merupakan kelenjar ganda yang terdiri dari
eksokrin dan endokrin, 99% dari kelenjar merupakan eksokrin yang terdiri atas sel-sel
asinus pankreas dan duktus pankreas dan 1 % lainnya merupakan endokrin oleh sel islet
Langerhans.
Sekresi Eksokrin
Sekresi Pankreas mengandung enzim untuk mencernakan 3 jenis makanan utama :
Protein (tripsin, kimotripsin, karboksi polipeptidase), karbohidrat (amilase pankreas), dan
lemak (lipase pankreas). Disintesis oleh sel asinus pankreas dan kemudian dikeluarkan

melalui duktus pankreatikus. Sel eksokrin pankreas mengeluarkan cairan elektrolit dan
enzim sebanyak 1500-2500 ml. Sehari dengan pH 8 sampai 8,3. Sekresi eksokrin
pankreas diatur oleh mekanisme humoral dan neural dalam tiga fase yaitu fase sefalik
melalui asetilkolin yang dibebaskan ujung n. vagus merangsang sekresi enzim pencernaan
pankreas. Pada fase gastrik, dengan adanya protein dalam makanan akan merangsang
keluarnya gastrin yang juga merangsang keluarnya enzim pencernaan ke dalam
duodenum, dan ketika kimus yang bersifat asam memasuki duodenum pada fase
intestinal, membran mukosa duodenum menghasilkan hormon peptida sekretin ke aliran
darah. Hormon ini kemudian akan menstimulasi sekresi pankreas yang mengandung ion
bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. Ion ini berguna untuk menetralisir asam pada kimus
dan menciptakan suasana yang memungkinkan kerja dari enzim pencernaan. Hormon
kolesistokinin juga merupakan perangsang yang sangat kuat terhadap sekresi enzim
terutama dengan adanya protein dan lemak dalam kimus. Seperti halnya sekretin
kolesistokinin juga dikeluarkan melalui pembuluh darah yang merangsang keluarnya
cairan pankreas yang mengandung enzim pencernaan dalam konsentrasi tinggi.(2,8,10,11)
Pada saat disintesa enzim-enzim proteolitik berada dalam bentuk tidak aktif,sedangkan
enzim amylase dan lipase sudah dalam bentuk aktif. Enzim-enzim ini tersimpan dalam
granula zimogen sampai terdapat rangsangan untuk melakukan sekresi dan enzim
dikeluarkan dengan proses eksostosis, dan kemudian diaktifkan di dalam lumen intestinal.
(12)
Sekresi Endokrin
Sekresi hormon dihasilkan oleh sel islet dari Langerhans. Setiap pulau berdiameter 75
sampai 150 makron.Berjumlah sekitar 1 2 juta, dan dikelilingi oleh sel-sel asinus
pankreas, disekelilingnya terdapat kapiler darah khusus dengan pori-pori yang besar. Selsel islet pankreas mempunyai tiga tipe sel mayor, yang masing-masing memproduksi
endokrin yang berbeda yaitu sel alfa (20 %) terletak di perifer dan memproduksi
glukagon, sel beta (75 %) terletak di sentral memproduksi hormon insulin,sel delta (5 %)
yang mensekresi hormon somotostatin, dan sisanya yang memproduksi pankreas
polipeptida.(13)
Insulin
Pengeluaran insulin oleh sel B dirangsang oleh kenaikan glukosa dalam darah yang
ditangkap oleh reseptor glukosa pada sitoplasma permukaan sel B yang akan merangsang
pengeluaran ion kalsium dalam sel. Ion kalsium akan meningkatkan eksostosis dari
vesikel seksresi yang berisi insulin dan meningkatkan jumlah insulin dalam beberapa
detik. Jika keadaan hiperglikemia masih bertahan maka mRNA akan dibentuk dalam
nukleus dan berpindah ke sitoplasma untuk selanjutnya meningkatkan sintesis dari rantai
polipeptida tunggal (proinsulin) di dalam RE. Dan selama pembentukan dalam apparatus
golgi, proinsulin ini akan diikat oleh 2 disulfida yang oleh enzim protease akan diubah
menjadi insulin dan disimpan dalam vesikel sekresi yang jika dibutuhkan akan
dikeluarkan melalui proses eksostosis.
Insulin bekerja dengan jalan terikat dengan reseptor insulin yang terdapat pada membran
sel target. Mekanisme kerja insulin dapat berlangsung segera dalam beberapa detik, dalam
beberapa menit, atau dalam beberapa jam.

Oleh karena efeknya yang menonjol pada metabolisme karbohidrat dan oleh karena
efeknya terhadap metabolisme karbohidrat yang pertama kali ditemukan, maka awalnya
insulin dikatakan sebagai hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat. Tetapi,
ternyata insulin juga memainkan peranan yang penting dalam metabolisme lemak dan
protein. Jadi fungsi utama insulin adalah menyimpan energi pada hati,otot dan jaringan
lemak.
Glukagon
Glukagon mempunyai fungsi yang berlawanan dengan hormon insulin yaitu
meningkatkan konsentrasi glukosa
Efek fisiologis terjadi melalui mekanisme kerjanya pada reseptor glukagon yang terdapat
pada membran sel.
Efek glukagon pada metabolisme glukosa adalah :
1. Pemecahan glikogen di hati(glikogenolisis).
2. Meningkatkan glukoneogenesis pada hati.
Glukagon juga meningkatkan lipolisis,menghambat penyimpanan trigliserida dan efek
ketogenik. Selain itu glukagon konsentrasi tinggi mempunyai efek inotropik pada jantung,
juga meningkatkan sekresi empedu dan menghambat sekresi asam lambung.
Somatostatin
Somatostatin merupakan polipeptida dengan 14 asam amino dan berat molekul 1640 yang
dihasilkan di sel-sel D langerhans. Hormon ini juga berhasil diisolasi di hypothalamus,
bagian otak lainnya dan saluran cerna. Sekresi somotostatin ditingkatkan oleh :
1. meningkatnya konsentrasi gula darah.
2. meningkatnya konsentrasi asam amino,
3. meningkatnya konsentrasi asam lemak, dan
4. Meningkatnya konsentrasi beberapa hormon saluran cerna yang dilepaskan pada saat
makan
Somatostatin mempunyai efek inhibisi terhadap sekresi insulin dan glukagon. Hormon ini
juga mengurangi motilitas lambung, duodenum dan kandung empedu. Sekresi dan
absorbsi saluran cerna juga dihambat. Selain itu somatostatin menghambat sekresi
hormon pertumbuhan yang dihasilkan hipofise anterior
Pankreas polipeptida
Hormon ini terdiri dari 36 asam amino dengan berat molekul 4200. Sampai saat ini proses
sintesanya belum jelas. Sekresinya dipengaruhi oleh hormon kolinergik, dimana
konsentrasinya dalam plasma menurun setelah pemberian atropine. Sekresi juga menurun
pada pemberian somatostatin dan glukosa intravena. Sekresinya meningkat pada
pemberian protein, puasa, latihan fisik dan keadaan hipoglikemia akut.(2,10,14,15,16).

Hepar, Hati, Anatomi dan Fisiologi


Posted on 14 February 2011 by ArtikelBedah
Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang memiliki berat berkisar 1200 1600 gr.
Berat pada laki-laki 1400 1600 gr dan pada perempuan 1200 1400 gr (1). Berat hepar
tergantung pada berat masing-masing tubuh, yaitu 1,8 % 3,1 % dari total berat tubuh,
pada infant memiliki berat yang agak lebih yaitu kira-kira 5% sampai 6 % dari total berat
tubuh.

Ukuran tranversal dari hepar berkisar 20 cm- 22,5 cm, dan ukuran vertikal berkisar 15 cm
17,5 cm, dengan diameter anteroposterior terbesar berkisar 10 cm12,5 cm. Hepar
mempunyai konsistensi kenyal, berwarna coklat kemerahan. Bentuk hepar adalah piramid
, yang puncaknya dibentuk oleh bagian pada lobus sinistra, sedangkan basisnya pada sisi
lateral kanan yang lokasi pada dinding thorax kanan. Hepar dibungkus peritoneum
viseralis kecuali gallbladder bed, porta hepatis dan di posterior pada daerah yang disebut
bare area dari hepar di kanan dari vena cava inferior. Di bawah peritoneum terdapat
kapsula Glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ; kapsula ini pada hilus atau
porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk
rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika dan saluran empedu. Duplikasi
peritoneum yang meluas dari dinding abdomen anterior dan diafragma ke hepar
membentuk ligamentum yang mempertahankan organ hepar pada tempatnya. Duplikasi
horizontal peritoneum membentuk lig.coronary yang nampak jika menarik hepar ke
bawah. Tepi kanan yang bebas dari lig.coronary membentuk lig.triangular kanan dan
ujung kiri membentuk lig.triangular kiri yang melekat pada apeks lobus kiri dan mencapai
procesus fibrous hepar yang melekat pada diafragma. Dari pertengahan lig.coronary
muncul lig.falciform yang meluas ke anterior sebagai membrana tipis menghubungkan
permukaan hepar ke diafragma, dinding abdomen dan umbilikus. Lig.teres (obliterasi
vena umbilikalis) yang berjalan ditepi inferior lig.falciform dari umbilikus sampai fisura
umbilkalis. Fisura umbilikalis berada pada permukaan inferior hepar sinistra dan terdapat
triad portal kiri. Lig.falciform, sebagai penanda permukaan yang jelas, yang secara
historis digunakan untuk pembagian lobus hepar kiri dan lobus hepar kanan
Hepar dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang
lebih kecil. Walaupun ligamentum falciform sering digunakan untuk membagi hepar
menjadi lobus kanan dan kiri, true / surgical Couinauds segmental anatomy dari hepar
yang paling banyak digunakan oleh ahli bedah sebagai deskripsi secara anatomi
fungsional atau anatomi modern. Sedangkan deskripsi secara klasik atau tradisional
anatomi, hepar di bagi menjadi empat lobus yaitu lobus kanan, lobus kiri, kaudatus, dan
quadratus. Bagaimanapun juga deskripsi lobus secara tradisional ini yang berdasarkan
pada anatomi permukaan tidak menggambarkan true segmental anatomy dari hepar
seperti pada couinaud. Klasifikasi Couinaud membagi hepar kedalam 4 sektor didasarkan
pada jalannya tiga vena hepatika utama. Masing-masing sektor menerima suplai darah
dari pedikel portal secara terpisah. Dalam scissura utama terdapat vena hepatika media
yang berjalan dari sisi kiri vena cava suprahepatika ke bagian tengah fossa kandung
empedu. Secara fungsional scissura utama membagi hepar menjadi lobus kanan dan lobus
kiri yang tidak bergantung pada aliran portal dan arsitektur biliaris. Secara singkat,
penanda yang dari kandung empedu sampai sisi kiri vena cava inferior (di kenal dengan
fisura portal atau Cantlie,s line) membagi hepar menjadi lobus kanan dan kiri . Lobus
kanan lebih lanjut dibagi menjadi segmen anterior dan segmen posterior. Lobus kiri
dibagi menjadi segmen medial (yang dikenal lobus quadratus) yang menempati sisi kanan
ligamentum falciform dan fisura umbilikalis dan segmen lateral menempati sisi kirinya.
Sistim yang di kenal seperti ini cukup untuk tindakan mobilisasi hepar dan tindakan hepar
yang sederhana, tetapi tidak dapat menggambarkan lebih banyak kerumitan dan anatomi
fungsional yang di perlukan bagi ahli bedah hepar. Hepar selanjutnya dibagi atas 8
segmen yang masing-masing disuplai oleh pedikel yang terdiri dari vena portal, arteri
hepatika dan duktus biliaris. Segmen-segmen ini lebih lanjut di bagi kedalam 4 sektor
yang dipisahkan oleh scissura yang mengandung tiga vena hepatika utama. Sistim ini

mula-mula digambarkan pada tahun 1957 oleh Goldsmith dan Woodburney sebagaimana
juga oleh Couinaud, yang mengambarkan anatomi hepar , dimana itu paling berkaitan
dengan pembedahan hepar
Scissura utama terdapat vena hepatika media yang berada pada arah anteroposterior dari
fosa kandung empedu sampai ke sisi kiri vena cava inferior dan membagi hepar menjadi
hemiliver kiri dan kanan. Garis dari scissura yang di kenal juga sebagai Cantlie,s line.
Hepar kanan dibagi menjadi sektor anterior (segmen V dan segmen VIII) dan sektor
posterior (segmen VI dan segmen VII) oleh scissura kanan yang mana terdapat vena
hepatika kanan. Pedikel portal kanan yang terdiri atas arteri hepatika kanan, vena porta
kanan dan duktus biliaris kanan yang kemudian menjadi pedikel anterior kanan dan
pedikel posterior kanan yang mensuplai sektor anterior dan posterior. Hepar kiri memiliki
fisura yang nampak berada di sepanjang permukaan inferior yang di sebut fisura
umbilikalis. Ligamentum teres (sisa vena umbilikalis) berada pada fisura ini. Ligamentum
falciform berhubungan dengan fisura umbilikalis dan ligamentum teres . Fisura
umbilikalis bukan merupakan scissura, tidak mengandung vena hepatika dan pada
kenyataannya mengandung vena portal kiri (triad yang terdiri atas vena portal kiri,arteri
hepatika kiri dan duktus biliaris kiri) yang berada pada fisura ini,bercabang untuk
memberi makan hepar kiri. Scissura kiri berada di posterior ligamentum teres dan
terdapat vena hepatika kiri. Hepar kiri dibagi menjadi sektor anterior (segmen III dan IV)
dan sektor posterior (segmen II- sektor yang hanya terdiri dari satu segmen ) oleh scisura
kiri. Sedangkan lobus kaudatus (segmen I) merupakan bagian posterior hepar. Pada hilus
hepar,triad portal kanan merupakan pedikel extrahepatika yang pendek kira-kira 1 1,5
cm sebelum memasuki jaringan hepar dan bercabang atau mensuplai ke sektor anterior
dan posterior dari hepar kanan. Bentuk percabangan vena-vena portal sektor ini kedalam
sub bagian hepar kanan menjadi 4 segmen yaitu segmen V (anterior dan inferior) dan
segmen VIII( anterior dan superior) membentuk sektor anterior dan segmen VI (posterior
dan inferior) dan VII ( posterior dan superior) membentuk sektor posterior. Sebaliknya ,
untuk triad portal kiri memiliki panjang saluran extrahepatika 4 cm berada di bagian
inferior lobus quadratus (segmen IV B) yang berjalan secara tranversal di bungkus dalam
peritoneal sheath yang berada pada ujung atas omentum minus.
Morfologi dan segmen
Dilihat dari permukaan anterior, hepar terdiri atas Lobus hepatis dextra dan lobus hepatis
sinistra yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme hepatis dan fossa sagitalis sinistra.
Dilihat dari permukaan posterior, terlihat lobus hepatis dextra yang terbagi lagi menjadi 3
buah lobus yaitu Lobus caudatus, lobus quadratus dan lobus hepatis dextra itu sendiri.
1. Lobus Hepatis Dextra
Lobus ini mempunyai ukuran yang lebih besar daripada lobus hepatis sinistra, yaitu kirakira 5/6 bagian dari seluruh hepar. Lobus ini terletak di hipokondrium dextra dimana
dipisahkan dengan lobus hepatis sinistra oleh ligamentum falciforme pada facies
diafragma, sedangkan pada facies visceralis dipisahkan oleh fossa sagitalis sinistra
(Facies sagitalis sinistra dibentuk oleh fossa ductus venosi pada bagian dorso cranial dan
fossa vena umbilikalis pada bagian ventro caudal). Pada facies visceralis lobus hepatis
dextra terdapat 2 buah fossa yaitu fossa vesica fellea yang ditempati oleh fundus dari
vesica fellea dan fossa vena cava yang ditempati oleh vena cava inferior. Kedua fossa ini
bersama-sama membentuk fossa sagitalis dextra. Diantara kedua fossa sagitalis sinistra
dan dextra terdapat cekungan yang berjalan melintang yang disebut porta hepatis yang

membagi 2 bagian menjadi lobus qudratus dan lobus caudatus (Spigeli)


2. Lobus Quadratus hepatis
Lobus ini terletak pada facies inferior dari lobus hepatis dextra, dibatasi oleh :
Anterior oleh margo anterior hepatis
Dorsal oleh porta hepatis
Sebelah kiri oleh fossa vena umbilicalis
Sebelah kanan oleh fossa vessica fellea.
Pada gross anatomi, lobus ini dideskripsikan sebagai bagian dari lobus hepatis dextra,
tetapi secara fungsional lebih berhubungan dengan lobus hepatis sinistra.
3. Lobus Caudatus hepatis
Lobus caudatus ini terletak di facies posterior lobus hepatis dextra setinggi vertebra
thoracal X XI, dibatasi :
Dibagian ventro caudal olehporta hepatis
Sebelah kanan oleh fossa vena cava
Sebelah kiri oleh fossa ductus venosi
Lobus ini mempunyai tonjolan yang agak ke antero lateral, yang memisahkan fossa vena
cava dan fossa vesica fellea, yang dinamakan processus caudatus. Disebelah kiri dari
processus caudatus, berbatasan dengan porta hepatis dan fossa ductus venosi, terdapat
processus papillaris.
4. Lobus Hepatis sinistra
Lobus ini bentuknya jauh lebih kecil daripada lobus hepatis dextra, lebih pipih dan hanya
berukuran kira-kira 1/6 dari ukuran hepar keseluruhannya. Lobus hepatis sinistra ini
terletak didalam region epigastrium dan sedikit didalam hypocondrium kiri. Lobus ini
terletak disebelah kiri dari ligamentum falciforme, tidak memiliki subdivisi dan berakhir
pada pada bagian apeks yang tipis pada quadrant kiri atas.
5. Segmen Couinaud
Clinical nomenclature yang dapat diterima secara luas adalah yang dideskripsikan oleh
Couinaud (1957) dan Healey and Schroy (1953) Arsitektur dalam dari hepar dibagi
menjadi beberapa segmen, secara utama didasarkan atas segmen Couinaud. Couinaud
menjadikan distribusi dari portal dan vena hepatis sebagai dasar sedangkan Healey dan
Schroy mempelajari arteri dan anatomi bilier. Hepar lebih jauh lagi dibagi menjadi
beberapa segmen, setiap segmen tersebut disuplai oleh cabang arteri hepatis, vena porta
dan duktus bilier. Lobus kiri terdiri dari segmen I, II, III dan IV dan segmen V, VI, VII,
dan VIII mengisi lobus kanan. Lobus kanan lebih jauh lagi dapat dibagi menjadi sektor
anterior dan posterior. Sektor posterior kanan dibentuk oleh segment VI dan VII dan
anterior kanan dibentuk oleh segmen V dan VIII. Segmen kiri juga dapat dibagi menjadi
beberapa bagian; Segmen IV sesuai dengan sektor medial kiri dan segmen II dan III
sesuai dengan sektor lateral kiri. Segmen I sesuai dengan lobus caudatus dan segmen IV
sesuai dengan lobus quadratus.
Fiksasi Hepar
Fiksasi Hepar dilakukan atau dimungkinkan oleh adanya :
1. Ligamenta
Ligamentum Falciforme hepatis di ventral
Omentum minus di caudomedial
Ligamentum triangulare hepatis sinsitrum et dextra di lateral dan medial
Ligamentum coronarii hepatis sinistra et dextra di cranial
Ligamentum teres hepatis di caudal

Ligamentum venosum arantii di caudal


2. Vena hepatica
Vena ini menfiksasi hepar ke dinding posterocranial cavum abdominis terhadap vena cava
inferior.
3. Desakan negative dari cavum thoracis yaitu adanya daya isap dari tekanan negative tadi
ke arah ventrocranial, terhadap organ-organ didalam cavum abdominis.
4. Desakan positif dari cavum abdomini yaitu adanya dorongan dari organ-organ satu
dengan yang lainnya didalam cavum abdominis dan oleh kontraksi otot-otot dinding
abdomen.
Lymphonodus Hepatis
Hepar merupakan organ yang mempunyai system limfatika yang terbesar dibandingkan
dengan viscera abdominis lainnya. Lymponodus hepatis terdiri atas kelompok
superficialis dan profunda.
Kelompok superificialis terdiri atas :
a. Pada facies inferior dan anterior hepatis
b. Pada facies superior dan posterior menuju ke lymponodus para aorta dan ada yang
menuju lymponodi parasternal.
c. Pada facies posterior sebagian menuju ke lymponodus coelica seterusnya ke cisterna
chili
Kelompok profunda; sebagian besar menuju lymponodi hepatis dan sebagian kecil saja
yang menuju ke lymponodi paraaorta.
Innervasi Hepar
Hepar mendapat innervasi dari :
1. Nn. Splancnici
Bersifat simpatis untuk pembuluh darah didalam hepar. Nervus vagus dextra et sinistra.
Bersifat parasimpatis dan berasal dari chordae anterior dan posterior nn. Vagus. Keduanya
masuk ke dalam ligamentum hepatodoudenale. Menuju portae hepatis.
2. Nn.Phrenicus dextra
Setelah masuk kedalam cavum abdominis akan menuju ke pleksus coeleacus untuk
kemudian mengikuti ligamentum hepatoduodenale sampai ke porta hepatis. Nervus ini
bersifat viscera afferent untuk ligamentum falciforme hepatis, ligamentum coronaria
hepatis, ligamentum triangulare hepatis serta capsula Glissoni.
VASKULARISASI HEPAR
Vascularisasi Hepar
Sirkulasi darah pada hepar dibentuk oleh arteri hepatica, vena porta, dan vena hepatica,
disebut sirkulasi portal. Arteri celiakus yang bercabang berasal dari aorta muncul dari
hiatus diafragma, yang secara karakteristik sangat pendek dan bercabang menjadi arteri
gastrika kiri, arteri lienalis dan arteri hepatika komunis.
1. Arteri hepatica communis
Merupakan cabang dari arteri coeliaca, berjalan ke ventral agak ke kanan pada margo
superior pancreas, di sebelah dorsal pars superior duodeni. Kemudian arteri itu membelok
dan masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale di bagian caudal foramen epiploicum
Winslowi; berjalan didalam ligamentum itu bersama-sama dengan duktus choledocus,
vena portae, pembuluh limfe, dan serabut saraf menuju porta hepatis. Didalam
ligamentum hepatoduodenale, arteri hepatis comunis berada disebelah anterior agak ke

kiri dari duktus choledocus dan berada disebelah anterior vena porta. Sampai pada porta
hepatis, arteri hepatica communis bercabang menjadi 2 yaitu :
a. Arteri hepatica propria dextra
Berjalan di sebelah ventral vena porta, kemudian menyilang ductus hepaticus communis,
berjalan terus ke kanan dan sebelum masuk ke dalam lobus hepatis dextra memberi
cabang arteri cystica, yang memberi suplai darah kepada vesica fellea.
b. Arteri hepatica propria sinistra
Berjalan ke arah porta hepatis, berada disebelah kiri dari duktus hepaticus dextra dan
sebelum masuk ke dalam lobus hepatis sinistra memberi cabang ke cranial dan caudal,
serta memberi suplai darah untuk capsula hepatis glissoni dan lobus caudatus hepatis.
2. Vena portae hepatis
Dibentuk oleh gabungan antara vena mesenterica superior dan vena lienalis. Berjalan
disebelah dorsal pars superior duodeni, lalu berjalan ascendens masuk ke dalam
ligamentum hepatoduodenale. Didalam ligamentum hepatoduodenale, vena porta berada
disebelah dorsal dari arteri hepatica communis, sampai pada porta hepatis, vena portae
bercabang 2 membentuk ramus dextra dan sinistra, dan bersama-sama dengan arteri
hepatica propria dextra dan sinistra masuk kedalam lobus hepatis dextra dan lobus hepatis
sinistra.
3. Vena Hepatica
Membawa darah dari hepar masuk kedalam vena cava inferior. Terdiri dari :
a. Upper group, terdiri dari 3 vena yang besar
b. Lower group, yang jumlah bervariasi dan ukurannya kebih kecil.
Arteri hepatika komunis, berjalan dalam jarak yang pendek di retroperitoneal kemudian
melewati permukaan suprior dan sisi kiri dari duktus hepatika komunis. Arteri hepatika
komunis mensuplai 25 % aliran darah ke hepar dan vena porta mensuplai sisanya yaitu 75
%. Dari aksis celiakus, arteri hepatika komunis menuju ke atas dan kelateral berdekatan
dengan duktus biliaris komunis. Arteri gastroduodenal yang mensuplai proksimal
duodenum dan pankreas adalah cabang pertama dari arteri hepatika komunis. Lalu arteri
gastrika kanan sebagai cabangnya yang menuju ke kurvatura minor dalam omentum
minus. Kemudian arteri hepatika melintas menuju hilus dan segera bercabang menjadi
arteri hepatika kanan dan kiri. Saat melalui ligamentum hepatoduodenal arteri hepatika
komunis, duktus biliaris komunis dan vena porta dibungkus dengan peritonel sheath
dalam suatu ligamentum hepatoduodenal. Arteri hepatika kanan bercabang lebih dulu dari
duktus biliaris komunis dan vena porta. 80 % kasus arteri hepatika kanan berada
diposterior duktus hepatika komunis sebelum masuk parenkim hepar. 20% kasus, arteri
hepatika kanan di anterior duktus hepatika komunis. Setelah mencapai parenkim hepar
arteri hepatika kanan bercabang ke sektor anterior kanan (segmen V dan VIII) dan
posterior kanan (segmen VI dan VII). Cabang ke sektor posterior awalnya melintas secara
horizontal melalui hilar tranverse fissure dari Banz yang secara normal berada pada
basis segmen V dan bersebelahan dengan procesus kaudatus. Arteri hepatika kiri melintas
secara vertikal menuju fisura umbilikalis dimana memberi cabang-cabang kecil (sering
disebut middle hepatic artery) ke segmen IV, sebelum meneruskan mensuplai segmen II
dan III. Tambahan cabang-cabang kecil dari arteri hepatika kiri mensuplai lobus kaudatus
(segmen I) walau cabang-cabang arteri kaudatus dapat juga berasal dari arteri hepatika
kanan. Vena porta dan duktus biliaris segmental dan sektoral mengikuti cabang-cabang
arteri hepatica
Aliran darah hepar berasal dari 2 sumber yaitu vena portal dan arteri hepatika. Ini
merupakan 25 % dari cardiac output (COP). Vena portal memberikan aliran darah dan

sebagian darah vena portal telah melewati kapiler gastrointestinal; banyak oksigen telah
terpakai. Darah yang dari arteri hepatika mengandung banyak oksigen dan oksigen
digunakan oleh hepar berasal dari arteri hepatika. Cabang vena portal dan arteri hepatika,
memberi cabang venula portal, arterial hepatika yang masuk ke acinus hepatika. Aliran
darah dari pembuluh-pembuluh terminal ini ke sinusoid yang mana merupakan jaringan
kapiler dari hepar. Sinusoid berhubungan dengan pembuluh hepatika terminal. Drainase
venula-venula terminal ini di bentuk cabang-cabang besar vena hepatika yang merupakan
tributaries vena cava inferior. Tekanan vena portal secara normal sekitar 10 mmHg pada
manusia, dan aliran vena hepatika sekitar 5 mHg. Mean pressure pada cabang-cabang
arteri hepatika yang membungkus sinusoid sekitar 90 mmHg.
Komponen struktural dasar hepar adalah hepatosit atau sel hepar. Unit fungsional dasar
hepar adalah lobulus hepar yang pada manusia ada beberapa juta jumlahnya. Pada
beberapa daerah, lobulus di batasi oleh jaringan penghubung yang mengandung duktus
biliaris, limfatik, saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Daerah-daerah ini berlokasi pada
sudut lobulus dan ditempati oleh portal triad disebut portal spaces. Terdapat 3-6 portal
triad perlobulus, masing-masing mengandung venula (cabang vena portal); arteriol
(cabang arteri hepatika), duktus (bagian dari sistim biliaris) dan pembuluh limfatik.
Hepatosit-hepatosit disusun seperti jeruji roda pada tiap lobule, membentuk sebuah
lapisan dan terdiri dari 1 atau 2 sel tebalnya. Lempengan seluler ini arahnya dari perifer
ke pusat lobulus. Ruang antara lempengan sel ini mengandung kapiler yang dikenal
sebagai sinusoid hepar. Sinusoid ini adalah pembuluh yang berdilatasi yang mengandung
sel-sel endotelial yang berpori. Sel endotelial dipisahkan dari hepatosit sebelahnya oleh
ruang subendotelial yang dikenal dengan ruang dari Disse, dimana proyeksi hepatosit
seperti serabut retikuler dan mikrovili dapat ditemukan. Permukaan hepatosit dalam
hubungan yang erat/ rapat dengan dinding endotelial, dimana mudah bagi makromolekul
untuk pertukaran dari lumen sinusoid ke sel hepar. Tipe-tipe lain sel yang dapat
ditemukan pada lobulus hepar adalah makrofag dan fat-storing cell. Sel kupffer
merupakan fagosit mononuklear dan ditemukan pada permukaan luminal sel endotelial.
Fat- storing cell disebut sebagai Ito cell dan berada di ruang Disse.
FISIOLOGI HATI
1. Merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh
2. Merupakan sumber energi sebanyak 20%, menggunakan 20-25% O2 darah
Berat hati 4 5% dari berat badan
Aliran darah ke hati 1500 cc/ 1,75 m2 dan 75% berasal dr V. porta, 25% dr
A.hepatica
Tekanan V.porta 7 10 mmHg, tekanan ini dpt meningkat sekali pd cirrhosis hepatis
yaitu 40 50 mmHg. Sedangkan tekanan sinusoid hanya 2 4 mmHg
Empedu t.a bilirubin, garam-garam asam empedu, kolesterol, fosfolipid, garam-garam
inorganik, mucin/ lendir, air dan bbrp metabolit.
Produksi empedu setiap hari 600 1000 cc
Selain dr empedu, hati jg membentuk as empedu dr bahan kolesterol, shg empedu
merupakan rute utama eliminasi kolesterol oleh hati
Bilirubin dibuat dari pemecahan Hb oleh jaringan RES di berbagai tempat, terutama di
sumsum tulang dan limpa.
Empedu di bentuk di membran kanalikuli hepatosit. Sebagian juga pada duktulusduktulus empedu dan di sekresi oleh proses aktif yang secara relatif tidak bergantung

pada aliran darah. Empedu terdiri dari larutan ion-ion anorganik dan organik. Komponen
organik utama empedu adalah asam empedu terkonjugasi, kolesterol, fosfolipid, pigmen
empedu dan protein. Dalam keadaan normal 600-1000 ml empedu di produksi perhari.
Tekanan sekresi empedu sekitar 10 20 cm dengan tekanan sekresi maksimal 30 35 cm
pada keadaan obstruksi biliaris total. Empedu disekresi dalam dua tahap oleh hepar : (1)
Bagian awal disekresikan oleh sel-sel hepatosit ; sekresi awal ini mengandung sejumlah
besar asam empedu dan kolesterol, kemudian empedu disekresikan kedalam kanalikuli
biliaris yang terletak diantara sel-sel hati. (2) Kemudian, empedu mengalir ke perifer
menuju septa interlobularis, tempat kanalikuli mengosongkan empedu ke dalam duktus
biliaris terminal dan kemudian mencapai duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis.
Dari sini empedu langsung dikosongkan menuju ke duodenum atau dialihkan melalui
duktus sistikus ke dalam kandung empedu. Empedu melakukan dua fungsi penting :
pertama, empedu berperan penting dalam pencernaan dan absorbsi lemak. Kedua,
empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan penting
dari darah, hal ini terutama meliputi bilirubin, dan kelebihan kolesterol yang dibentuk
oleh sel-sel hepar.
Langkah pembentukan bilirubin:
1. Proses pemecahan pembukaan dari cincin tetrapyrole menjadi biliverdin iron globin
(tjd dlm jaringan RES)
terbentuk biliverdin (tjd dlm jar RES)2. Besi/ iron globin akan dipisahkan
3. Unconjugated Bilirubin (tjd dlm jar RES).Biliverdin direduksi Komponen ini
(Unconjugated bilirubin) tidak larut dalam air dan tidak memberikan reaksi Van der Berg
kecuali bila sebelumnya ditambah bahan yang dapat melarutkannya. Selanjutnya akan
dibw msk ke dlm sel-sel liver dan dlm perjalanannya di dlm drh akan diikat dengan
albumin dan globulin.
4. Sampai ke dlm sel-sel liver, bilirubin tsb akan bilirubin diglukuronide danmengalami
konjugasi dg glukuronidase+sulfat larutbilirubin sulfat. Kedua bahan ini disebut
Conjugated Bilirubin dalam air dan memberikan reaksi Van der Berg yang langsung yang
disebut juga Bilirubin Direct.
5. Conjugated bilirubin disekresi ke dalam canaliculi billier dan dibawa ke ductus bilier,
msk ke dlm usus halus. Di usus halus, oleh flora usus akan diubah menjadi
mesobilirubinogen dan sterkobilirubinogen, urobilinogen.
Kebanyakan dari urobilinogen akan diekskresi melalui faeces di mana sebagian akan
direduksi menjadi urobilin yang berwarna, sedangkan 1/3 dari urobilinogen akan
diresorpsi kembali melalui v.porta dan dibawa ke liver (Siklus EnteroHepatik)
Fungsi hati sbg metabolisme lemak
Hati dapat membentuk, mensintesis lemak & katabolisis asam lemak
Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon Keton Bodies
2. Senyawa 2 karbonActive Acetate (dipecah mjd asam lemak dan gliserol)
3. Pembentukan cholesterol
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hati pembentuk utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol
standar pemeriksaan metabolisme lipid Serum Cholesterol
Fungsi hati sbg metabolisme karbohidrat
Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama

lain yang disebut Metabolic Pool


Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen,
mekanisme ini disebut Glikogenesis
Glikogen di dalam hati dipecahkan menjadi glukosa disebut Glikogenolisis
Selanjutnya hati mengubah glukosa melalui Heksosa Monophosphat Shunt dan
terbentuklah Pentosa yang bertujuan menghasilkan energi, Biosintesis dari nukleotida,
nucleic acid dan ATP, Membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid
(asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs)
Fungsi hati sbg metabolisme protein
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino.
Proses deaminasi, hati mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.
Proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan non nitrogen.
Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan globulin dan
organ utama bagi produksi urea.
Urea merupakan end product metabolisme protein
globulin selain dibentuk di hati, juga dibentuk di limpa & sumsum tulang
globulin HANYA dibentuk di dalam hati
albumin mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000
Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
koagulasi darah. Misalnya: fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X
Benda asing menusuk kena pembuluh darahyang beraksi adalah faktor ekstrinsik. Bila
ada hub dg katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik
Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII
Vit K dibutuhkan utk pembentukan protrombin dan bbrp faktor koagulasi
Fungsi hati sbg metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K
Fungsi hati sbg detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, misalnya proses oksidasi, reduksi, metilasi,
esterifikasi dan konjugasi thd berbagai macam bahan spt zat racun, obat over dosis (juga
racun)
Fungsi hati sbg fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui
proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi globulin sbg imun
livers mechanism
Fungsi hemodinamik
Hati menerima 25% dari cardiac output
Jantung mengeluarkan darah (Stroke Volume). Cardiac output = Stroke Volume x
Frekuensi (1 menit)
Aliran darah hati yang normal 1500 cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit
Menerima darah dari a.hepatica 25% dan di dalam v.porta 75%.
Tek.darah v.porta 10 mmHg. Tek. a.hepatica = tekanan darah arteri sistemik
Tek.darah sinusoid (kapiler-kapiler, endotel mudah ditembus oleh sel dengan molekul
besar) 8,5 mmHg sedangkan v.hepatica 6,5 mmHg
Te.darah v.cava inferior di level diaphragma 5 mmHg

O2 yg terkandung di dlm v.porta lebih tinggi dari O2 di dalam vena biasa


Aliran darah hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal
Aliran darah berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock
Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah

Usus Halus, Jejenum Ileum


Posted on 21 February 2011 by ArtikelBedah
PENDAHULUAN
Panjang seluruh jejunum ileum adalah 6-7meter. Jejunum berada dibagian proximal
dengan panjang kurang lebih 2/5 bagian, dan ileum dibagian distal dengan panjang 3/5
bagian.
Jejunum. warna lebih merah dan lebih banyak mengandung pembuluh darah, dinding
lebih tebal dan diameter lebih besar, plica circularis Kerkringi lebih besar dan jumlah
lebih banyak, villi intestinales lebih besar dan jumlahnya lebih banyak. Percabangan
pembuluh darah kurang kompleks. Keadaan tersebut tampak jelas perbedaannya apabila
dibandingkan dengan jejunum bagian proximal dan ileum bagian distal, dimana dibagian
tengah perbedaan itu kurang jelas. Mesenterium pada jejunum kelihatan lebih terang oleh
karena jaringan lemak extraperitoneal hanya terbatas pada pangkal pembuluh-pembuluh
darah,sedangkan pada ileum jaringan lemak tersebut mengikuti panjang pembuluh darah
sampai pada dinding ileum. Kurang lebih 1 meter disebelah proximal dari ujung terminal
ileum terdapat divertikulum Meckeli yang merupakan sisa dari ductus
omphalomesentericus, mempunyai ukuran 5cm. (1)
LOKALISASI
Jejunum dan ileum menempati sebagian besar cavum abdominis, bahkan sampai kedalam
cavum pelvicum dan difiksasi oleh mesenterium. Mesenterium berbentuk kipas dengan
bagian yang terlebar dibagian tengah sebesar 20cm, melekat pada dinding dorsal
abdomen dan tempat melekatnya disebut radix mesenterii. Panjang radix mesenteri kirakira 15cm, terletak miring dari cranial kiri ke kaudal kanan, dimulai dari flexura duodeno
jejenalis ( setinggi corpus vertebra lumbalis II) sampai setinggi articulation sacroiliaca
dextra. Oleh karena jejuno ileum bentuknya lebih panjang dari radix mesenteri , maka
jejuno ileum terletak berkelok-kelok, sangat mobil dan mudah bergerak. Didalam
mesenterium terdapat cabang cabang dari arteri mesenterica superior , serabut saraf,
limphonodus,pembuluh lymphe dan jaringan lemak. Radix mesenteri menyilang
disebelah ventral pars horizontalis duodeni, corpus vertebra lumbalis III dan ureter dextra.
VASCULARISASI
Aliran darah bersumber pada arteria mesenterica superior melaui cabang aa.jejenales dan
aa.ileae. pembuluh-pembuluh darah berjalan di dalam mesenterium.
LYMPHONODUS

Di dalam mesenterium terdapat banyak limphonodus dari berbagai ukuran,dibagi menjadi


3 kelompok sebagai berikut: Dekat jejunum dan ileum, Mengikuti pembuluh-pembuluh
darah, Pada radix mesenteri
INNERVASI
3 jenis serabut saraf fungsional :
Neuron kolinergik/parasimpatis (n.vagus) memudahkan kontraksi
Neuron adrenergik/simpatis (n.splanchnicus) menghambat kontraksi
Serabut inhibisi non-adrenergik motilitas ATP
PERGERAKAN USUS HALUS
Kontraksi usus halus disebabkan oleh aktifitas 2 lapis otot polos yaitu lapisan otot polos
longitudinal di bagian luar dan lapisan otot sirkuler dibagian dalam. Pergerakan usus
halus berfungsi untuk mencampur makanan dengan enzim percernaan dan mendorong
makanan kearah kolon. Dibutuhkan waktu 3-5 jam agar makanan dari pylorus tiba di
ileocaecal junction.
1.Gerakan Segmentasi.
Otot yang terutama berperan pada kontraksi untuk mencampur makanan adalah otot
longitudinal. Bila bagian mengalami distensi oleh makanan, dinding usus halus akan
berkontraksi secara local. Tiap kontraksi ini melibatkan segmen usus halus sekitar 1-4cm,
pada saat suatu segmen usus halus yang berkontraksi mengalami relaksasi, segmen
lainnya segera berkontraksi, sehingga makanan bercampur dengan enzim pencernaan dan
mengadakan hubungan dengan mukosa usus halus lalu terjadi absorsi. Kontraksi
segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang lambat yang merupakan basic
electrical rhytm (BER) dari otot polos saluran cerna. Proses kontraksi segmentasi
berlangsung 8- 12 kali/menit, pada duodenum 9kali/menit, sekitar 7kali/menit pada ileum
dan setiap kontraksi berlangsung 5-6 detik.
2. Gerakan peristaltic
Gerakan peristaltic pada usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan
kecepatan 2cm/detik dimana bagian proksimal lebih cepat dari bagian distal. Gerakan
peristaltic menghilang setelah berlangsung sekitar 3-5cm dan jarang lebih dari 10 cm,
rata- rata pergerakan makanan pada usus halus hanya 1 cm/menit
FUNGSI SEKRESI USUS HALUS
Usus menghasilkan mucus dan liur pencernaan yang berfungsi untuk melindungi
duodenum dari asam lambung. Mucus yang dihasilkan oleh kelenjar mucus (kelenjar
Brunners) yang berlokasi antara pylorus dan papilla vater, dimana liur pancreas dan

empedu masuk ke duodenum. Kelenjar ini menghasilkan mucus akibat adanya ransangan
saraf vagus serta hormone sekretin, saraf simpatis menghambat sekresi mucus.
Kriptus Lieberkhn (Crypts of Lieberkhn) menghasilkan liur pencernaan
1800ml/ hari. Cairan ini sedikit alkalis dengan PH 7,5-8.0 serta dengan cepat diabsorbsi
kembali oleh vili. Proses sekresi oleh kriptus Lieberkhn terjadi melalui transport aktif.
Lipatan Kerkrings memperluas permukaan absorbsi sampai 3 kali, villi
memperluas permukaan absorbsi sampai 10 kali, dan mikrovilli dapat memperluas
pemurkaan 20 kali. Jadi kombinasi dari ketiga struktur tersebut menyebabkan luas
pemurkaan absorbsi dapat mencapai 600 kali.(4)
DIGESTI KARBOHIDRAT DALAM USUS HALUS
Amilase pancreas mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan ptyalin, hanya lebih
kuat. Dalam waktu 15 menit sampai 30 menit setelah makanan di kosongkan dari
lambung, hampir semua pati akan didigesti di duodenum, diubah menjadi maltosa, laktosa
dan sukrosa sebelum masuk ke duodenum atau bagian atas jejunum. Pada sel epitel usus
halus, terdapat 4 enzim yang memecahkan maltosa, laktosa dan sukrosa ke dalam bentuk
monosakarida. Maltosa akan dirubah menjadi molekul glukosa dan galaktosa, sedangkan
sukrosa akan dipecah menjadi molekul fruktosa dan glukosa. Jadi hasil akhir proses
digesti adalah monosakarida.
DIGESTI PROTEIN PADA USUS HALUS
Aktifitas pepsin yang sangat efektif dalam suasana asam terhambat pada saat makanan
memasuki duodenum yang mempunyai pH rata- rata 6,5. Pada saat meninggalkan
lambung, protein dalam makanan umumnya berbentuk protease, peptone dan polipeptida
dengan berat molekul besar. Makanan yang masuk ke usus halus merangsang sekresi
sekretin dan CCK. Kedua hormone ini selanjutnya merangsang pancreas untuk
menghasilkan HCO3 dan enzim proteolitik ke dalam lumen usus halus. Terdapat dua jenis
enzim proteolitik pancreas yaitu endopeptidase (tripsin, kemotripsin dan
elastase ) yang memecahkan bagian dalam ikatan peptide, serta eksopeptidase
(karboksipeptidase, aminopeptidase) yang memecahkan rantai karboksil dan rantai amino
dari polipeptida. Pada sel epitel yang melapisi vili terdapat banyak enzim peptidase antara
lain adalah aminopolipeptidase dan beberapa dipeptidase yang berfungsi untuk
memecahkan dipeptida dan tripeptida menjadi asam amino yang selanjutnya akan
diabsorbsi ke dalam sirkulasi.
DIGESTI LEMAK
Lemak yang terdapat dalam diet sebagian besar merupakan lemak netral (trigliserida)
yang tersusun atas molekul gliserol, dan 3 molekul asam lemak. Sekresi berbagai jenis
enzim lipase dan asam empedu

Emulsifikasi
Hidrolisis enzimatik
Pelarutan (solubilisasi) hasil lipolisis di dalam garam empedu

Digesti lemak dalam mulut dan lambung


Digesti lemak sudah mulai terjadi di mulut dan lambung oleh enzim lipase ludah dan
lipase lambung. Lipase ludah dihasilkan oleh kelenjar Ebner di pemurkaan dorsal
lidah. Lipase ludah berfungsi untuk hidrolisa asam lemak, proses emulsifikasi dan
membantu kerja lipase pankreas. Lipase lambung berfungsi untuk hidrolisa asam lemak
dan gliserol. Namun demikian proses digesti lemak dalam mulut dan lambung sangat
kecil jumlahnya. Tetapi bila pankreas mengalami gangguan fungsi, aktifitas lipase ludah
dan lambung akan meningkat. Digesti lemak sebagian besar terjadi di usus halus yaitu di
duodenum oleh enzim lipase pankreas.Enzim ini melakukan hidrolisa semua trigliserida
hanya dalam waktu beberapa menit. Sel epitel usus halus juga menghasilkan lipase
enterik dalam jumlah kecil. Aktifitas enzim lipase pankreas mencapai puncaknya pada pH
8.0. pH yang lebih rendah dari 3.0 akan merusak enzim ini.
EMULSIFIKASI LEMAK
Tahap pertama dari digesti lemak ialah memecahkan globulus lemak kedalam ukuran
yang lebih kecil sehingga enzim-enzim lipolitik yang larut dalam air dapat bekerja pada
permukaan globulus. Proses ini disebut sebagai proses emulsifikasi lemak, yang
berlangsung di bawah pengaruh empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu tidak
mengandung enzim pencernaan tetapi mengandung garam empedu dan lesitin-fosfolipid
yang sangat penting untuk emulsifikasi lemak. Bila garam empedu di dalam usus
meningkat, lemak dan garam empedu secara spontan membentuk micelles yang
merupakan globulus dengan ukuran 3- 6nm yang terdiri dari molekul garam empedu dan
molekul lemak yang terutama asam lemak, monogliserida, dan kholesterol. Pembentukan
micelles akan melarutkan lemak yang selanjutnya memungkinkan lemak tersebut di
absorbsi melalui sel epitel usus halus. Setelah melewati epitel usus halus , monogliserida
dan asam lemak akan diproses oleh retikulum endoplasmik halus ,yang kemudiannya
akan dirubah menjadi molekul trigliserida yang baru dan ditransportasi ke dalam limpe
chylomicrons dan mengalir melalui duktus thoracikus limpatikus dan selanjutnya ke
sirkulasi darah.
Bile + agitation
Fat > emulsified fat
Pancreatic lipase
Emulsified fat> fatty acids + 2
-monoglycerides
MEKANISME ABSORBSI AIR DAN ELEKTROLIT
Pergerakan ion antara lumen usus dan sirkulasi terjadi melalui proses difusi sederhana
dan transport aktif. Pergerakan pasif ion natrium kedalam atau keluar dari lumen terjadi
pada bagian lateral dan tight junction. Pergerakan ini terjadi akibat adanya perbedaan
konsentrasi dan muatan listrik (electrochemical gradient).
Pada usus halus transport

aktif natrium berperanan penting untuk absorbsi glukosa dan asam amino. Sebaliknya
adanya glukosa dalam lumen saluan cerna akan meningkatkan reabsorbsi natrium. Hal ini
menjadi dasar fisiologis pemberian NaCl dan glukosa (oralite) pada penderita diare.
Absorbsi Cl pada ileum dan kolon terjadi melalui Na-Cl cotransport . Beberapa peneliti
mengatakan bahwa absorbsi Cl terjadi melalui Na-H excharge yang bekerja sama dengan
Cl-HCOO3 exchange. Mekanisme ini menyebabkan Na dan Cl akan masuk kedalam sel
untuk bertukar dengan ion H dan HCOO3. Air akan mengikuti Na dan Cl yang masuk
melalui tight junction. Absorbsi ion K kemungkinan terjadi dengan mekanisme K-H
exchange dimana ion K akan di absorbsi dan ion H akan di sekresi.

Duodenum, Anatomi dan Fisiologi


Posted on 15 February 2011 by ArtikelBedah
ANATOMI
Panjang dari duodenum 25-30 cm, dimulai dari akhir pylorus lambung, disebelah kanan
tulang belakang pada vertebra lumbal 1, kemudian membentuk C-shaped curve
mengelilingi kaput pankreas dan akhirnya berhubungan dengan yeyunum disebelah kiri
vertebra lumbal 2. Duodenum merupakan bagian paling proksimal, paling lebar, paling
pendek, dan paling sedikit pergerakannya dari bagian usus halus lainnya. Duodenum
dibagi menjadi 4 bagian:
1.
2.
3.
4.

Bagian
Bagian
Bagian
Bagian

pertama / superior / bulbus duodeni / duodenal cap / D1


kedua / vertikal / descenden/ D2
ketiga / horizontal / tranversal/ D3
keempat / obliq / ascending / D4

Bagian pertama (duodenal cap) bebas bergerak dan ditutupi oleh peritoneum kecuali
jika terdapat ulkus duodenum. Bagian ini mempunyai cekungan mukosal longitudinal
sementara bagian lain hanya cekungan transversal. Lapisan anterior dan posterior dari
peritoneum yang meliputi bagian atas dari duodenal cap akan melanjutkan diri menjadi
ligamentum hepatoduodenale , yang berisi Portal Triad ( duktus koledokus , arteri
hepatika dan vena porta). Tepi anterior dari foramen Winslowi terbentuk oleh karena
adanya tepi bebas dari ligamentum ini. Tepat diatas duodenal cap terdapat kantong
empedu dan hepar segmen empat. Dibawah dan dibelakang dari duodenal cap adalah
caput pankreas. Piloroplasti dan reseksi gastroduodenal menjadi lebih mudah jika pilorus
dan duodenum di mobilisasikan kearah depan didalam kavum abdomen dengan manuver
Kocher. Karena kedekatan duodenum superior dengan kandung empedu dapat
menjelaskan adanya batu empedu yang sering secara spontan masuk kedalam duodenum
melalui kolesistoduodenal fistula. Selanjutnya peritoneum hanya melapisi bagian ventral
dari duodenum sepanjang 2,5 cm berikutnya.
Bagian kedua dari duodenum adalah retroperitoneal dan terfiksir karena adanya fusi dari
peritoneum visceral disebelah lateral peritoneum perietale lateral dinding abdomen.
Dengan membuka peritoneum pada sisi lateral kanan (manuver Kocher), dapat
memobilisasi duodenum desending sehingga dapat mencapai retroduodenal dan saluran

empedu intrapankreatik. Disebelah belakang dari bagian kedua duodenum ini terletak
ginjal kanan dan struktur hilusnya, kelenjar adrenal dan vena cava. Tepat dipertengahan
duodenum, mesokolon akan melintang secara horizontal, karena bersatunya peritoneum
dari arah atas dan arah bawah. Diatas dari fleksura duodenalis, duodenum bagian pertama
dan duodenum bagian kedua akan membentuk sudut yang tajam dan berlanjut berkisar 78 cm dibawah fleksura duodenalis. Kolon tranversum akan melintang daerah tersebut di
sebelah depannya. Untuk memobilisasi duodenum secara menyeluruh yang harus
dilakukan adalah membuka fleksura hepatis pada sisi anteromedial kolon. Kurang lebih
pertengahan dari bagian kedua duodenum dinding posteromedial adalah papila vateri,
yang terdiri atas gabungan antar duktus koledokus dan duktus pankreatikus Wirsungi.
Letak dari duktus pankreatikus Santorini lebih proksimal. Cabang superior
pankreatikoduodenal yang berasal dari arteri gastroduodenalis, berjalan didalam
cekungan antara kaput pankreas dan duodenum bagian kedua atau desending.
Bagian ketiga dari duodenum panjangnya sekitar 12-13 cm, berjalan horizontal ke arah
kiri di depan dari aorta, vena cava inferior, columna vertebra L2 dan ureter, dan berakhir
pada sebelah kiri pada vertebra L3. Radiks yeyunoileum menyilang dekat akhir
duodenum bagian ketiga. Arteri mesenterika superior berjalan kebawah diatas depan dari
duodenum bagian ketiga dan masuk kedalam radiks mesenterii. Arteri
pankreatikoduodenale inferior membatasi pankreas dan tepi atas dari duodenum bagian
ketiga.
Bagian keempat dari duodenum berjalan kearah atas samping kiri sepanjang 2-3cm
disebelah kiri dari vertebra dan membentuk sudut duodenoyeyunal pada radiks
mesokolon transversal. Disebelah kiri dari vertebra lumbal II, bagian terakhir dari
duodenum menurun ke arah kiri depan dan membentuk fleksura duodenoyeyunalis. Pada
daerah ini, ligamentum suspensorium duodenum (ligamentum Treitz) berawal, tersusun
atas jaringan fibrous dan pita triangular, berjalan ke arah retroperitoneal, dibelakang
pankreas dan vena lienalis, didepan vena renalis, dari arah kiri atau kanan dari krus
diafragma. Fleksura duodenoyeyunalis dipakai sebagai landmark untuk panduan mencari
obstruksi di daerah usus halus dan menentukan bagian atas dari yeyunum untuk dilakukan
gastroyeyunostomi. Saat laparotomi, ligamentum ini dapat ditemukan dengan cara
menekan daerah dibawah mesokolon tranversal ke arah belakang sampai ke dinding
abdomen bagian belakang sementara tangan yang satu mempalpasi kearah atas melalui
tepi kiri dari pada tulang belakang sampai fleksura ini ditemukan dengan tanda adanya
perabaan yang keras pada tempat fiksasinya. Gabungan antara peritoneum visceral dari
pankreatikoduodenal dengan peritoneum parietal posterior yang tersisa akan menutupi
semua duodenum kecuali sebagian dari bagian pertama duodenum. Variasi gabungan
tadi ke dinding abdomen bagian belakang akan menentukan variasi dari mobilitas
duodenum. Fleksura kolon kanan, bagian dari mesokolon tranversalis yang terfiksir,
hubungan antara ampulla dan pembuluh darah dari duodenum dapat dilihat dengan jelas.
Pada posisi yang cukup dalam ini, menunjukkan bahwa duodenum cukup terproteksi
dengan baik dari adanya trauma, tapi kadang-kadang dapat hancur dan bahkan terputus
karena adanya penekanan dengan landasan pada tulang belakang dari adanya trauma
tumpul abdomen yang berat, dan juga karena tidak ditutupi oleh peritoneum.
Vaskularisasi

Vaskularisasai duodenum berasal dari cabang arteri pankreatikoduodenal anterior dan


posterior. Anastomosis antara arteri ini akan menghubungkan sirkulasi antara trunkus
seliakus dengan arteri mesenterika superior. Arteri ini membagi aliran darahnya ke kaput
pankreas, sehingga reseksi terhadap pankreas atau duodenum secara terpisah adalah satu
hal yang hampir tidak mungkin dan dapat berakibat fatal. Arteri pankreatikoduodenal
superior adalah cabang dari arteri gastroduodenale, dan arteri pankreatikoduodenal
inferior adalah cabang dari arteri mesenterika superior. Kedua arteri ini bercabang
menjadi dua dan berjalan disebalah anterior dan posterior pada cekungan antara bagian
descending dan bagian transversal duodenum dengan kaput pankreas, kemudian
beranastomosis sehingga bagian anterior dan posterior masing-masing membentuk
cabang sendiri.
Vena tersusun paralel bersamaan dengan arteri pankreatikoduodenal anterior dan
posterior. Anastomosis cabang psterior berakhir di atas vena porta, dibawahnya vena
mesenterika superior (SMV). Vena posterosuperiorpankreatikoduodenal mungkin akan
mengikuti arterinya disebelah depan dari saluran empedu, atau mungkin berjalan di
belakang saluran tadi. Vena ini akan berakhir pada tepi kiri sebelah bawah dari SMV.
Pada tempat tersebut, vena tadi akan bergabung dengan vena yeyunalis atau dengan vena
pankreatioduodenal inferior anterior. Sebagian besar aliran vena pada cabang anterior ini
berasal dari Trunkus gastrokolika atau ( Henles trunk).
Pada saat pankreatikoduodenektomi, lokasi SMV dapat ditelusuri dari vena kolika media
sampai ke hubungannya dengan SMV tepat dibawah dari collum pankreas. Kadangkadang identifikasi SMV dapat dilakukan dengan cara insisi pada daerah avaskuler dari
peritoneum sepanjang tepi bawah dari pankreas. Disebelah atas dari pankreas, vena porta
akan terekspos dengan jelas bila arteri gastroduodenal dan duktus koledokus dipisahkan.
Kadang-kadang arteri hepatika aberans salah di identifikasi dengan arteri gastroduodenal,
sehingga untuk kepentingan tersebut, sebelum dilakukan ligasi pada arteri
gastroduodenal, harus dilakukakan oklusi sementara dengan klem vaskuler atau jari ahli
bedah sambil mempalpasi pulsasi arteri hepatik pada hilus hati.
Pembuluh arteri yang memperdarahi separuh bagian atas duodenum adalah arteri
pancreatikoduodenalis superior yang merupakan cabang dari arteri gastroduodenalis.
Separuh bagian bawah duodenum diperdarahi oleh arteri pancreatikoduodenalis inferior
yang merupakan cabang dari arteri mesenterika superior.
Vena-vena duodenum mengalirkan darahnya ke sirkulasi portal. Vena superior bermuara
langsung pada vena porta dan vena inferior bermuara pada vena mesenterika superior.
Pembuluh limfe
Aliran limfe pada duodenum umumnya berjalan bersama-sama dengan vaskularisasinya.
Pembuluh limfe duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan cairan limfe keatas melalui
noduli lymphatici pancreatikoduodenalis ke noduli lymphatici gastroduodenalis dan
kemudian ke noduli lymphatici coeliacus dan ke bawah melalui noduli
lymhaticipancreatico duodenalis ke noduli lymphatici mesentericus superior sekitar
pangkal arteri mesenterika superior. Karsinoma duodenum primer mungkin menyebar ke
pankreas secara langsung atau melalui infiltrasi limfatik, tetapi biasanya karsinoma ini

biasanya menyebar pertama kali ke limfonodus periduodenal dan hati. Nodus pada
fleksura duodenalis superior serta nodul pada retroduodenal biasanya berhubungan
dengan adanya metastasis karsinoma pancreas
Innervasi
Persarafan GI tract diinervasi oleh sistem saraf otonom, yang dapat dibedakan menjadi
ekstrinsik dan intrinsik (sistem saraf enterik ). Inervasi ekstrinsik dari duodenum adalah
parasimpatis yang berasal dari nervus Vagus ( anterior dan cabang celiac ) dan simpatis
yang berasal dari nervus splanikus pada ganglion celiac. Inervasi intrinsik dari plexus
myenterikus Aurbachs dan dan plexus submucosal Meissner. Sel-sel saraf ini
menginervasi terget sel seperti sel-sel otot polos, sel-sel sekretorik dan sel- sel
absorptive, dan juga sel-sel saraf tersebut berhubungan dengan reseptor-reseptor sensoris
dan interdigitatif yang juga menerima inervasi dari sel-sel saraf lain yang terletak baik
didalam maupun di luar plexus. Sehingga pathway dari sistim saraf enterik bisa saja
multisinaptik, dan integrasi aktifitasnya dapat berlangsung menyeluruh bersamaan dengan
sistim saraf enterik.
Histologi
Dinding duodenum tersusun atas 4 lapisan:
1. Lapisan paling luar yang dilapisi peritoneum, disebut serosa.
Merupakan kelanjutan dari peritoneum, tersusun atas selapis pipih sel-sel mesothelial
diatas jaringan ikat longgar.
2. Lapisan muskuler (tunika muskularis) tersusun atas serabut otot longitudinal ( luar)
&sirkuler (dalam). Pleksus myenterikus Aurbach terletak diantara kedua lapisan ini.
Pleksus Meissners ditemukan didalam submukosa di antara jaringan ikat longgar yang
kaya akan pembuluh darah dan limfe.
3. Submukosa.
Terdapat kelenjar Brunner yang bermuara ke krypta Lieberkuhn melalui
duktus sekretorius. Sekresi kelenjar Brunner bersifat visceus , jernih, dengan pH
alkali ( pH 8,2 9,3 ), berguna melindungi mukosa duodenum terhadap sifat korosif dari
gastric juice. Epitel kollumnernya mengandung 2 jenis sel: mucus secreting
suface cell HCO3- secreting surface cell dan absorptive cell.
4. Mukosa, yang merupakan lapisan dinding yang paling dalam.
Terdiri dari 3 lapisan: lapisan dalam adalah muskularis mukosa , lapisan tengah adalah
lamina propria, lapisan terdalam terdiri dari selapis sel-sel epitel kolumnar yang melapisi
krypte dan villi-villinya. Fungsi utama krypte epitelum ialah (1) pertumbuhan sel ; (2)
fungsi eksokrin, endokrin, dan fungsi sekresi ion dan air ; (3) penyerapan garam, air dan
nutrien spesifik. Krypte epitelium paling sedikit tersusun atas 4 jenis sel yang
berbeda ; Paneth, goblet, undefferentieted cell dan sel-sel endokrin. Pada bagian pertama

duodenum ditutupi oleh banyak lipatan sirkuler yang di namakan plica circularis, tempat
saluran empedu & duktus pancreatikus mayor menembus dinding medial bagian ke dua
duodenum. Duktus pankreatikus accesorius (bila ada) bermuara ke duodenum pada papila
yang kecil yang jaraknya sekitar 1,9 cm di atas papilla duodeni mayor. Dinding
duodenum sebelah posterior dan lateral letaknya retoperitoneal sehingga tidak ditemukan
lapisan serosa
FISIOLOGI
Motilitas. Pengatur pemacu potensial berasal dari dalam duodenum, mengawali
kontraksi, dan mendorong makanan sepanjang usus kecil melalui segmentasi
(kontraksi segmen pendek dengan gerakan mencampur ke depan dan belakang) dan
peristaltik (migrasi aboral dari gelombang kontraksi dan bolus makanan).
Kolinergik vagal bersifat eksitasi. Peptidergik vagal bersifat inhibisi.
Gastrin, kolesistokinin, motilin merangsang aktivitas muskular; sedangkan sekretin dan
dihambat oleh glukagon.
Pencernaan dan Absorpsi
Lemak Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida. Komponen yang bergabung dengan
garam empedu membentuk micelle. Micelle melewati membran sel secara pasif dengan
difusi, lalu mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu kembali ke dalam lumen
dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali
trigliserida dan menggabungkannya dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein
membentuk kilomikron. Asam lemak kecil memasuki kapiler menuju ke vena porta.
Garam empedu diresorbsi ke dalam sirkulasi enterohepatik diileum distal. Dari 5 gr
garam empedu, 0,5 gr hilang setiap hari, dan kumpulan ini bersirkulasi ulang enam kali
dalam 24 jam.
Protein didenaturasi oleh asam lambung, pepsin memulai proteolisis. Protease pankreas
(tripsinogen, diaktivasi oleh enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase,
eksopeptidase), lebih lanjut mencerna protein. Menghasilkan asam amino dan 2-6 residu
peptida. Transpor aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel-sel absorptif.
Karbohidrat. Amilase pankreas dengan cepat mencerna karbohidrat dalam duodenum.
Air dan Elektrolit. Air, cairan empedu, lambung, saliva, cairan usus adalah 8-10 L/hari,
kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau secara
pasif berdifusi. Natrium dan klorida diabsorpsi berpasangan dengan zat terlarut organik
atau dengan transpor aktif. Bikarbonat diabsorpsi dengan pertukaran natrium/hidrogen.
Kalsium diabsorpsi melalui transpor aktif dalam duodenum, jejunum, dipercepat oleh
PTH dan vitamin D. Kalium di absorpsi secara pasif.
Fungsi Endokrin
Mukosa usus kecil melepaskan sejumlah hormon ke dalam darah (endokrin ) melalui
pelepasan lokal (parakrin) atau sebagai neurotransmiter.
Major Actions of Duodenal Peptides

Cholecystokinin

Secretion

Somatostatin

Neurotensin

Gastric inhibitory
polypeptide
Motilin

Gallbladder contraction
Stimulation of pancreatic exocrine and endocrine
secretion
Stimulation of bicarbonate secretion from stomach and
duodenum
Inhibition of gastric emptying
Growth of pancreas
Satiety effect
Stimulation of pancreatic water and bicarbonate
secretion
Stimulation of biliary water and bicarbonate secretion
Stimulation of serum parathormone
Stimulation of pancreatic growth
Stimulation of gastric pepsin secretion
Stimulation of colonic mucin
Inhibition of gastric acid secretion
Inhibition of gastric emptying and gastrointestinal
motility
Inhibition of lower esophageal sphincter tone
Inhibition of gastric acid and biliary secretions
Inhibition of pancreatic exocrine, and enteric secretions
Inhibition of secretion & action of gastrointestinal
endocrine secretion
Inhibition of gastrointestinal motility and gallbladder
contraction
Inhibition of cell growth
Small bowel increased reabsorption of water and
electrolytes
Stimulation of pancreatic secretion
Mesenteric vasodilation
Decreased lower esophageal sphincter pressure
Inhibition of gastric acid secretion
Glucose-dependent release of insulin
Inhibition of gastric acid secretion
Initiation of migrating motor complex (housekeeper) of
small intestine
Increased gastric emptying
Increased pepsin secretion

Sekretin. Suatu asam amino 27 peptida dilepaskan oleh mukosa usus kecil melalui
asidifikasi atau lemak. Merangsang pelepasan bikarbonat yang menetralkan asam
lambung, rangsang aliran empedu dan hambat pelepasan gastrin, asam lambung dan
motilitas.
Kolesistokinin. Dilepaskan oleh mukosa sebagai respons terhadap asam amino dan asam
lemakkontraksi kandung empedu dengan relaksasi sfingter Oddi dan sekresi enzim
pankreas. Bersifat trofik bagi mukosa usus dan pankreas, merangsang motilitas,
melepaskan insulin.
Fungsi Imun. Mukosa mencegah masuknya patogen. Sumber utama dari imunglobulin,
adalah sel plasma dalam lamina propria. Sel-sel M menutupi limfosit dalam bercak Peyer
yang terpanjang pada antigen, bermigrasi ke dalam nodus regional, ke dalam aliran darah,
kemudian kembali untuk berdistribusi kedalam lamina propria untuk meningkatkan
antibodi spesifik.

Gaster, Lambung, Anatomi Fisiologi


Posted on 15 February 2011 by ArtikelBedah
ANATOMI
Lambung merupakan suatu organ yang terletak antara esophagus dengan duodenum,
terletak pada region epigastrium dan merupakan organ intraperitonel. Berbentuk
menyerupai huruf J dan terdiri dari fundus, corpus dan pylorus. Memiliki 2 buah
permukaan yaitu permukan anterior dan posterior serta memiliki 2 buah kurvatura yaitu
mayor dan minor. Lambung memiliki dua buah orifisium yaitu orifisium kardia dan pilori.
Permukaan anterior lambung berhubungan dengan diafragma, lobus kiri dari hepar serta
dinding anterior abdomen. Permukaan posterior berbatasan dengan aorta, pancreas, limpa,
ginjal kiri, kelenjar supra renal serta mesokolon transversum. Suplai pembuluh darah
berasal dari beberapa arteri utama yaitu:
1. A.Gastrika kiri, cabang aksis coeliacus berjalan sepanjang
kurvatura minor.
2. A.Gastrika kanan, cabang a.hepatica, beranastomose dengan
a.gastrika kiri.
3. A.Gastroepiploika kanan, cabang a.gastroduodenal yang
merupakan cabang a.hepatica, memperdarahi lambung yang
berjalan pada kurvatura mayor.
4. A.Gastroepiploika kiri, cabang a.lienalis dan beranastomosis
dengan a. gastroepploika kanan.
5. Pada fundus terdapat a. gastrika brevis, cabang dari arteri
lienalis.
Aliran vena lambung mengikuti nama dari arteri arteri yang memperdarahi lambung dan
aliran vena lambung akan menuju ke vena porta. Aliran limfe lambung juga mengikuti
daerah daerah yang diperdarahi arteri arteri lambung. Pada daerah yang diperdarahi

cabang arteri lienalis maka aliran limfe akan bermuara ke hilus lienalis, sedangkan pada
sepanjang arteri gastrika kiri akan bermuara ke limfe sekitar aksis coeliakus. Daerah
kurvatura mayor akan bermuara ke limfe nodus subpilorik yang selanjutnya bermuara ke
limfe nodus coeliacus.
Lambung mendapatkan innervasi dari nervus vagus, baik nervus vagus anterior dan
posterior masuk kedalam cavum abdominalis melalui hiatus esophagus. Vagus anterior
akan menginervasi bagian lambung di sepanjang kurvatura minor dan permukaan anterior
lambung. Sedangkan vagus posterior akan menginervasi permukaan posterior .
FISIOLOGI
Secara histologi, lambung terdiri atas 5 lapisan,yaitu: mukosa, submukosa, muskularis,
subserosa & serosa. Pada cardia terdapat kelenjar yang menghasilkan musin/lendir.
Fundus dan corpus merupakan 4/5 dari permukaan lambung memiliki 3 macam sel, yaitu:
-

Sel musin yang menghasilkan lendir, terutama terletak di bagian atas

Sel utama menghasilkan pepsinogen

- Sel parietal menghasilkan HCl dan faktor intrinsik Castle. Jika bercampur dengan
faktor ekstrinsik akan membentuk vitamin B12 (faktor antianemia).
Juga ditemukan sel argentafin yang tersebar, yaitu sel yang dapat dipulas dengan perak
dan mempunyai fungsi endokrin.
Mukosa, lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan longitudinal yang disebut
rugae, sehingga dapat berdistensi waktu diisi makanan.
Submukosa, Jaringan areolar yang menghubungkan lapisan mukosa dan muskularis
bergerak bersama gerakan peristaltik mengandung pleksus saraf, pembuluh darah dan
saluran limfe.
Muskularis, tiga lapis otot polos: lapisan longitudinal (luar), lapisan
sirkular (tengah) & lapisan oblik (dalam)memecahkan, mengaduk & mencampur
dengan cairan lambung, dan mendorongnya ke arah duodenum.
Serosa/Subserosa Merupakan bagian dari peritoneum viseralis. Dua lapisan
peritoneum viseralis menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum dan
memanjang ke arah hati, membentuk omentum minus.
Fungsi lambung sebagai berikut :
A. Fungsi motorik :

Fungsi Reservoir : Menyimpan makanan.

Fungsi Mencampur : Memecahkan menjadi pertikel kecil dan


mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot
yang mengelilingi lambung.
Fungsi Pengosongan: Pengosongan diatur oleh faktor saraf
dan hormonal.

B. Fungsi pencernaan dan sekresi :

Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL dimulai disini.


Sintesis & skresi gastrin dipengaruhi oleh protein yang
dimakan,peregangan antrum,alkalinisasi antrum dan rangsangan
vagus.
Sekresi faktor intrinsik absorpsi vitamin B12 dari usus halus
bagian distal.
Sekresi mukus Melindungi lambung & sebagai pelumas.

Faktor pertahanan mukosa gastro-duodenal


Epitel lambung diiritasi oleh 2 faktor yaitu endogen (HCL,pepsinogen/ pepsin &
garam empedu) dan eksogen (obat-obatan,alkohol dan bakteri), maka terdapat sistem
pertahanan mukosa gastroduodenal yang terdiri dari :

Lapisan pre epitel: Berisi mukus bikarbonat (air 95% & lipid
glikoprotein) sebagai rintangan fisikokemikal terhadap molekul
seperti ion hydrogen.
Sel epitel : Menghasilkan mukus,transportasi ionik sel epitel
serta produksi bikarbonatmempertahankan pH (6-7)
intraseluler, intracellular tight junction.
Sub epitel : Sistem mikrovaskuler dalam lapisan submukosa
lambung adalah komponen kunci dari pertahanan sub epitel.

Fisiologi Sekresi Lambung


Fase sefalik. Menghasilkan sekitar 10% dari sekresi lambung normal yang
berhubungan dengan makanan. Penglihatan,penciuman dan rasa dari makanan merupakan
komponen fase sefalik melalui perangsangan nervus vagus.Sinyal neurogenik yag
menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri atau pusat nafsu makan.
Fase Gastrik. Terjadi pada saat makanan masuk kedalam lambung,komponen sekresi
adalah kandungan makanan yang terdapat didalamnya (asam amino dan amino bentuk
lainnya) yang secara langsung merangsang sel G untuk melepaskan gastrin yang
selanjutnya mengaktifasi sel-sel parietal melalui mekanisme langsung maupun tidak
langsung.Peregangan dinding lambung memicu pelepasan gastrin dan produksi asam.
Fase intestinal. Sekresi asam lambung dimulai pada saat makanan masuk kedalam
usus dan diperantarai oleh adanya peregangan usus dan pencempuran kandungan
makanan yang ada.

Bilier, Traktus Biliaris Extrahepatika, Vesica


Vellea, Anatomi dan Fisiologi
Posted on 14 February 2011 by ArtikelBedah
Sistim biliaris extrahepatika terdiri dari duktus Hepatika kiri dan kanan yang bergabung
membentuk saluran hepatica tunggal yang melalui posterior kaput pankreas dan masuk ke
dinding medial duodenum pars II. Kandung empedu dan duktus sistikus merupakan
bagian dari saluran biliaris ekstrahepatika yang secara tipikal bergabung dengan duktus
hepatika komunis membentuk duktus biliaris komunis atau Common Bile Duct (CBD).
Kebanyakan penggabungan duktus hepatica kanan dan kiri terletak pada kanan dari fisura
umbilikalis dan anterior dari cabang kanan vena porta. Duktus hepatika kanan secara
tipikal pendek (< 1 cm) dan mempunyai cabang duktus sektor posterior kanan (segmen
VI dan VII) dan sektor anterior kanan (V dan VIII) secara pendek setelah memasuki
parenkim hepar.Sebaliknya duktus hepatika kiri relatif lebih panjang (2 -3 cm) sepanjang
basis lobus quadratus (segmen IV) dan masuk ke parenkim hepar pada fisura umbilikalis.
Duktus ini melintas di bagian bawah hilar plate.
VASKULARISASI VESICA VELEA
Arteri sistikus tunggal biasanya mensuplai darah ke kandung empedu, tetapi 12 % biasa
ditemukan arteri sistikus ganda. Asal arteri ini sangat bervariasi. Pada kebanyakan kasus
(75%) arteri sistikus berasal dari proksimal arteri hepatika kanan dan segera membagi
menjadi 2 cabang. Cabang superfisialis yang berjalan sepanjang permukaan peritoneal
kandung empedu dan cabang profunda berjalan sepanjang fossa kandung empedu antara
kandung empedu dan hepar. Arteri sistikus biasanya berada di superior duktus sistikus
dan melewati posterior duktus hepatika komunis. Dengan demikian, secara anatomi
duktus hepatika komunis, hepar dan duktus sistikus membentuk trigonum calot. Pada
lokasi di trigonum ini terdapat beberapa struktur yang sangat penting untuk ahli bedah
yaitu arteri sistikus, arteri hepatika kanan, kelenjar limfe duktus sistikus. Calots node
sering tercakup dalam proses inflamasi dan penyakit neoplastik kandung empedu karena
lokasi ini adalah jalur primer saluran limfatik. Cairan limfe dari kandung empedu
mengalir secara langsung ke hepar melalui fossa kandung empedu atau menuju ke duktus
biliaris komunis, dimana dapat naik keatas menuju kelenjar di hilum hepar atau turun
menuju kelenjar di celiac axis. Sebanyak 25 % kasus, hubungan antara arteri dan duktus
biliaris di hilum hepar bervariasi.
Komponen Empedu Hati Empedu GB
Air 97,5 g% 92 g%
Garam-garam Empedu 1,1 g% 6 g%
Bilirubin 0,04 g% 0,3 g%
Kolestrol 0,1 g% 0,3-0,9 g%
Asam Lemak 0,12 g% 0,3-1,2 g%
Lesitin 0,04 g% 0,3 g%
Na+ 145 mEq/l 130 mEq/l
K+ 5 mEq/l 12 mEq/l
Ca+ 5 mEq/l 23 mEq/l
Cl- 100 mEq/l 25 mEq/l
HCO3- 28 mEq/l 10 mEq/l

PERANAN TES FAAL HATI DALAM DIAGNOSA PENYAKIT HATI


I. Tes Berdasarkan Metabolisme Empedu
A. Bilirubin Serum
Sumber :
70% dari eritrosit tua
10% dari infetective erythropaesis
20% dari sumber-sumber lain terutama dalam hati
Faktor yang menyebabkan kenaikan kadar bilirubin serum :
1. Kenaikan kadar bilirubin terkonyugasi
Penyebabnya adalah :
a. Gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik
Herediter :
Recurent (benigna) intrahepatik cholestasis
Cholestasis pada kehamilan
didapat (acquired) ;]
Nekrosis hepatoseluler(karena virus atau obat)
Cholestasis intrahepatic (karena virus atau obat)
b. Obstruksi saluran empedu ekstrahepatik
adanya batu, tumor dan striktura dll.
2. Kenaikan kadar bilirubin tak terkonyugasi
a. Produksi bilirubin yang berlebihan
Hemolisis, primary shunt hiperbilirubinemia, puasa
b. kemampuan hati untuk mengeksresikan bilirubin dari darah menurun
Congenital non hemolitik jaundice
Heperbilirubinnemia neonatal
3. ikterus yang jelas, bendungan saluranKenaikan kadar bilirubin total empedu
ekstrahepatik, chalecystis akut, hepatitis virus, puasa untuk persiapan operasi,
hiperemesis gravidarum pylorastenosis congenital
B. Bilirubin Urine
Bilirubin dalam urine selalu menunjukkan adanya kelainan hati dan menpunyai arti
penting dalam keadaan diagnosa dini dari hepatitis virus.
C. Urobilin Dalam Urine
Urobilin dalam urine meningkat pada keadaan :
a. Pembentukan bilirubin yang meningkat (hemolisis)
b. Intestinal transit time memanjang (sembelit)
c. Jumlah bakteri dalam usus meningkat
d. Gangguan Faal hati
Menurun pada keadaan obstruksi empedu intra atau ekstrahepatik, Flora usus berkurang,
Diarhea, Anemia, Gangguan Faal ginjal
D. Urobilin Dalam Tinja (Stercobilin).
Pemeriksaan urobilin dalam timja berguna untuk diagnosa suatu bendungan empedu total
yaitu bila jumlah urobulin tinja kurang dari 5-6 mg perhari.
B.Kadar Cholesterol Serum
Meningkat pada keadaan : Primary biliary cirrhosis, Striktura saluran empedu
pastoperatip
Menurun pada keadaan : Cirrhasis hepatis decompensated, Malnutrisi
C. Garam-Garam Empedu (Asam Empedu)

Faktor-faktor yang mempegrauhi kadar garam empedu dalam darah :


Penyakit parenkim hati
bendungan empedu baik ekstrahepatik dan intrahepatik
II. Tes Enzim
A. Transaminase Serum
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) Atau Serum Aspartatec
Aminotransferase (AST)
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) Atau Serum Analine Aminotransferase
(ALT) sumber : -SGOT : otot jantung,hati, otot lutut, ginjal, pancreas,
-SGPT : sel-sel hati (sumber utama), jaringan tubuh lain
Kondisis-Kondisi SGOT Dan SGPT Meningkat
a. Nilai sangat tinggi (20 atau > Hepatitis virus, Hepatitis toksiskali normal)
b. Hepatitis kronik aktif,Nilai meningkat sedang (3-10 kali normal) Obstruksi salauran
empedu ekstrahepatik, Chalestasis intrahepatik, Monohucleus infection, Infark miokard.
Pankreatitis, Lemak oleh alcohol, Infiltrasi oleh tumor, Sirosis biliar.c. Nilai tidak atau
sedikit (1-3 x N)
B. Gamma Glutamyl Transpeptidase (GGT):
sel hati, sel sistem empedu, sel ginjal,sel usus dan pancreas. Keuntungan dari
pemeriksaan GGT adalah karena GGT relatif spesifik untuk penyakit hati. Tujuan
pemeriksaan : Diagnosa hepatitis kronik, Indikator adanya chalestatis, Deteksi kelainan
hati minimal atau dini, Deteksi kelianan hati oleh alcohol, Proses hati infiltrative.
C. ALKALI FOSFATASE
Berasal dari:Sistem hepatobiliar, Tulang, Usus, Placenta, Tubuli Proximal Ginjal, kelenjer
susu
KONDISI-KONDISI PENINGKATAN ALKALI FOSFATASE
a. Nilai sangat tinggi (10 x atau > Sirosis biliar primer,dari normal) Obstruksi saluran
empedu extra hepatik oleh tumor, Infiltrasi gramulamateus oleh tumor, Atresis kongenital
saluran empedu intrahepatik
b. Penyumbatan saluranNilai tinggi atau sedang (3-10 x dari normal) empedu oleh batu,
penyumbatan saluran empedu intrahepatik, metasfase tumor ketulang
penyakit hati oleh alcohol, Hepatitis kronik, Hepatitis virusc. Nilai sedikit /normal (1-3 x
N)
EVALUASI PREOPERATIF PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HATI
A. Riwayat ikterus, hepatitis, penyalagunaan alkohol, penyalugaan obat i. v. dan
kecendrungan perdarahan, dan penurunan berat badan
B. Hepatosplenomegali, ascites, edema perifer,Pemeriksaan Fisik misalnya spider
angiomato, atrofi testis, kaput medusal, hemoroid, ginecomastia, temparal wosting.
C. Data laboratorium yang menunjukkan disfungsi hati
D. Jika terdapat keraguan sehubungan dengan riwayat penyakit hati konsul
gastrointestinal
Sistem gastrointestinal tersusun atas berbagai organ yang secara fungsional dapat
dibedakan menjadi empat bagian:
daerah penerimaan

daerah penyimpanan
daerah pencernaan dan penyerapan nutrien
daerah penyerapan air dan ekskresi
Jenis-jenis sitem pencernaan:
Monogastrics contohnya, ayam, babi, kalkun,
Ruminants contohnya sapi, kambing, domba
Hind Gut Fermentors contohnya kuda, kelinci
Pada sistem pencernaan hewan tingkat tinggi terdapat:
Daerah Penerimaan:
Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut dilengkapi dengan gigi dan
kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah
terkandung berbagai substansi seperti amilase (enzim pencerna karbohidrat pada beberapa
mamalia), toksin (pada ular berbisa), dan antikoagulan (pada insekta penghisap darah).
Oesofagus dikelompokkan sebagai daerah penerimaan makanan yang bertugas membawa
makanan dari mulut ke lambung dengan gerakan peristaltik
Daerah Penyimpanan:
Terdiri atas empedal dan lambung yang merupakan pelebaran saluran gastrointestinal
depan dan fungsi utamanya sebagai tempat menyimpan makanan. Empedal berperan
dalam pencernaan mekanik yang dapat mengeras dan menyaring makanan yang
berukuran tertentu. Partikel makanan yang ukurannya besar akan tetap dipertahankan dan
tidak akan diangkut ke organ berikutnya dan akan terus dicerna secara mekanik dan
mengubahnya menjadi partikel berukuran kecil yang mudah disaring. Pada burung,
pencernaan makanan secara mekanik yang terjadi di empedal dilakukan oleh kontraksi
otot empedal, dibantu oleh kerikil yang ditelannya.
Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpanan khim, yaitu makanan yang telah
dicerna sebagian dan akan meloloskan ke usus (duodenum) dengan jeda waktu tertentu.
Juga berfungsi untuk mencerna protein dengan mensekresikan enzim protease (zimogen)
dan asam lambung. Asam lambung menyebabkan kondisi lambung vertebrata menjadi
asam (pH 1-2) yang penting untuk mengaktifkan enzim protease. Pada herbivora
(Ruminansia), lambung telah dikhususkan untuk mencerna selulosa dan memiliki
beberapa ruang. Dalam mencerna selulosa, ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan
protozoa yang hidup pada rumen dan retikulum di lambungnya.
Ruminansia memakan rumput dan biji-bijian secara singkat, lalu menelannya hingga
masuk ke rumen. Dalam rumen terjadi pencernaan makanan secara biologis oleh adanya
aksi bakteri. Selanjutnya, makanan akan diteruskan ke retikulum yang akan mengubah

bahan makanan tersebut menjadi gumpalan/bongkahan (cud) yang siap dimuntahkan lagi
untuk dikunyah kedua kalinya. Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan ditelan.
Pada tahapan ini, makanan langsung masuk ke dalam omasum.
Daerah Pencernaan dan Penyerapan
Proses pencernaan dan penyerapan berlangsung di dalam usus. Bahan makanan dicerna
lebih lanjut dengan bantuan enzim dan diubah menjadi berbagai komponen penyusunnya
agar dapat diserap dan digunakan secara optimal. Enzim pencernaan pada hewan dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu enzim pemecah karbohidrat, pemecah lemak, pemecah
protein. Apabila proses pencernaan telah mencapai maksimal, bahan makanan berubah
bentuk menjadi bahan sederhana yang siap diserap.
Pencernaan:

Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan Protein
Pencernaan Lemak

Pencernaan Karbohidrat
Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah karbohidrase yang
memutuskan ikatan glikosidik dan dihasilkan disakarida, trisakarida, dan polisakarida
yang memiliki rantai lebih pendek. Di dalam mulut, karbohidrat dalam makanan akan
dicerna secara mekanik (dengan bantuan gigi) dan secara enzimatik (oleh enzim
ptialin/amilase), dan dibasahi air ludah agar mudah ditelan.
Amilase akan memutus ikatan -1,4 glikosidik pada pati dan glikogen sehingga dihasilkan
campuran maltosa, glukosa, dan oligosakarida. Amilase juga disekresikan oleh pankreas.
Amilase pankreas dialirkan ke usus halus bagian atas (duodenum, usus 12 jari) dan akan
memecahkan pati menjadi dekstrin, maltotriosa, dan maltosa.
Enzim lain yang penting ialah disakarase atau glukosidase, yang akan memecahkan
disakarida seperti maltosa, laktosa, dan sukrosa menjadi glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Pada invertebrata: amilase disekresikan oleh kelenjar ludah atau jaringan kelenjar
pada usus (usus tengah)
Pada vertebrata: enzim oligosakaridase disekresi oleh usus, terdiri atas enzim
sukrase, maltase, trehalase, dan laktase yang akan memecah disakarida atau
trisakarida

Karbohidrat yang banyak ditemukan pada dinding sel tumbuhan ialah selulosa. Selulosa
tersusun atas komponen dasar penyusun selulosa (monomer) yang saling berikatan
dengan ikatanglikosidik. Hewan tidak memiliki enzim yang berfungsi untuk memecah
ikatanglikosidik. Untuk mencerna selulosa, hewan memerlukan bantuan ikroorganisme
(bakteri dan protozoa) yang memiliki enzim pemutus ikatan beta glikosidik
Pencernaan Protein

Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease. Protease
disekresikan dalam bentuk inaktif (zimogen) untuk menghindari terjadinya self digestion.
Apabila dalam lambung terdapat protein, sel dinding lambung akan menghasilkan gastrin
yang akan merangsang lambung untuk mengeluarkan HCl dari sel parietal, dan
pepsinogen dari sel kepala (chief cells). Selanjutnya, enzim pemecah protein (proteolitik)
akan menguraikan protein dengan cara memutuskan ikatan peptida pada protein sehingga
dihasilkan asam amino.
Enzim Proteolitik:

Endopeptidase: untuk memecah ikatan peptida spesifik pada bagian tengah rantai
protein, terdiri atas Pepsin, Tripsin, dan Kimotripsin
Eksopeptidase: untuk memutuskan ikatan peptida yang mengandung gugus amino
maupun gugus karboksil, enzim aminopeptidase dan enzim karboksipeptidase

semua jenis hewan minimal memiliki tiga jenis enzim proteolitik, yaitu tripsin (dari
golongan endopeptidase) dan aminopeptidase serta karboksipeptidase (dari golongan
eksopeptidase) untuk dapat menyelenggarakan pencernaan protein.
Pencernaan Lemak
Pencernaan lipid dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus
Dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung, dan lipase pankreas
Lipase akan menghidrolisis lipid dan trigliserida menjadi gliserida, monogliserida,
gliserol, dan asam lemak bebas
Lipase dalam bentuk zimogen (prolipase) akan diaktifkan oleh protein khusus dari sel
epitel usus (disebut kolipase) sehingga dapat memecah lipid menjadi asam lemak
Pencernaan dipermudah oleh adanya garam empedu, yang mampu menurunkan
tegangan permukaan dan mengemulsikan tetes lemak berukuran besar menjadi butiran
yang lebih kecil
PENYERAPAN SARI MAKANAN
Hasil pencernaan seperti asam amino, monosakarida, asam lemak bebas, dan gliserol
harus diserap agar dapat digunakan oleh sel
Pada hewan vertebrata, penyerapan sari makanan terutama berlangsung dalam usus
halus, kemudian menembus vili usus dan masuk ke pembuluh darah atau ke pembuluh
limfe
Sari makanan yang masuk ke pembuluh darah akan beredar melalui vena mesentrika
dan vena porta, kemudian ke hati

Sari makanan yang masuk ke pembuluh limfe, akan masuk ke duktus torasikus, dan
kemudian ke sistem venosus di dekat jantung, yaitu pada pembuluh vena subklavia kiri
Penyerapan sari makanan dari saluran gastrointestinal terjadi dengan cara transpor pasif
(difusi dan osmosis) atau dengan difusi dipermudah
Transpor pasif (difusi dan osmosis) terjadi karena konsentrasi zat di lumen usus lebih
tinggi daripada di dalam sel penyerap (sel epitel usus)
Penyerapan sari makanan yang terjadi dengan cara difusi dipermudah memerlukan
molekul kapiler pada membran sel penyerap
Penyerapan Karbohidrat
Glukosa diserap dengan cara difusi dipermudah, sedangkan transpor aktif diperlukan
untuk memompakan natrium dari dalam ke luar sel epitel usus agar kondisi homeostatis
tetap terjaga. Glukosa diserap dengan cara difusi dipermudah, sedangkan transpor aktif
diperlukan untuk memompakan natrium dari dalam ke luar sel epitel usus agar kondisi
homeostatis tetap terjaga
Penyerapan Protein
Protein dapat diserap dan masuk ke dalam darah hanya dalam bentuk asam amino
sederhana dalam bentuk monopeptida, dipeptida, dan tripeptida
Pemasukan asam amino melintasi membran sel epitel usus berlangsung melalui
mekanisme transpor aktif sekunder atau difusi dipermudah yang melibatkan pembentukan
kompleks antara pengemban, asam amino spesifik, dan ion natrium
Di dalam usus halus, protein akan dihidrolisis menjadi monopeptida, dipeptida, dan
tripeptida, yang selanjutnya akan diserap oleh sel epitel usus
Di dalam sel epitel tersebut dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi molekul yang
lebih sederhana, kemudian ditranspor menuju kapiler darah
Penyerapan Lipid
Lipid tidak pernah tercerna seluruhnya secara sempurna menjadi gliserol dan asam
lemak
Hasil pencernaan lipid merupakan campuran trigliserida, digliserida, dan monogliserida,
dan lain-lain
Semua bentuk lipid tersebut dapat diserap oleh usus, tetapi molekul yang paling mudah
dan paling banyak diserap adalah monogliserida, gliserol, dan asam lemak

Dalam proses penyerapan lipid, garam empedu berperan penting untuk mengemulsikan
lemak sehingga mempermudah terjadinya kontak antara molekul lemak dengan mikrofili,
yakni dengan membentuk kompleks garam empedu-lemak
Garam empedu akan mengubah hasil pencernaan lipid menjadi butiran kecil (diameter
3-10 nm) yang lebih hidrofil
Butiran kecil tersebut akan menembus membran sel epitel mukosa usus pada jejunum.
Pada bagian ini, molekul asam lemak dan gliserol akan terpisah dan berdifusi melalui
membran plasma (masuk ke dalam sel) dengan cara pinositosis
Setelah terjadi kontak dengan mikrofili, kompleks tersebut akan terpisah lagi dan garam
empedu kembali ke lumen usus sehingga dapat digunakan kembali untuk membawa
molekul lipid lainnya
Asam lemak rantai pendek (kurang dari 10-12 atom karbon) akan berdifusi secara
langsung ke pembuluh darah, sedangkan asam lemak rantai panjang dan gliserol akan
berkombinasi dengan trigliserida (di retikulum endoplasma halus)
Hasil kombinasi tersebut kemudian dikemas dalam selubung protein tipis, membentuk
kumpulan molekul khusus yang, berdiameter antara 0,1-3,5 mikrometer disebut
kilomikron
Kilomikron akan masuk ke dalam pembuluh lakteal pada fili usus. Pembuluh lakteal
ialah pembuluh limfe yang dikhususkan untuk mengangkut lemak dan merupakan
struktur khas pada usus burung dan mamalia
PROSES PASCAPENYERAPAN MAKANAN
Setelah sampai di dalam sel, sari makanan (karbohidrat, protein, dan lipid) akan
dimetabolisasi lebih lanjut dan digunakan untuk menghasilkan ATP, terutama melalui
siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat)
Makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan akan mengalami berbagai proses, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
Pada mulanya, bahan makanan yang terdiri atas karbohidrat, lipid, dan protein dicerna
menjadi gula, asam amino, asam lemak, dan gliserol. Hasil-hasil pencernaan tersebut
selanjutnya diserap oleh sel epitel mukosa usus, dan diteruskan ke darah (langsung ke
pembuluh darah atau melalui pembuluh lakteal terlebih dahulu) hingga akhirnya sampai
ke sel tubuh
Dalam sel, asam amino mengalami deaminasi, glukosa/gula dan gliserol mengalami
glikolisis, dan asam lemak mengalami oksidasi beta
Deaminasi, glikolisis, dan oksidasi beta tersebut menghasilkan berbagai bahan yang
dibutuhkan untuk menyelenggarakan siklus asam sitrat (siklus Krebs) dan zat lain

Deaminasi asam amino menghasilkan zat lain berupa NH3, yang dapat diubah menjadi
urea
Glikolisis menghasilkan zat lain berupa lemak, yang kemudian disimpan sebagai
cadangan makanan.
Oksidasi beta menghasilkan zat lain berupa badan-badan keton
Siklus Krebs berlangsung dalam matriks mitokondria
Proses ini berlangsung secara aerob dan menggunakan bahan pokok berupa asetil Ko-A
untuk menghasilkan NADH dan FADH2 yang merupakan senyawa tereduksi yang
dibutuhkan dalam proses fosforilasi oksidatif (sistem transpor elektron), yaitu proses yang
dapat menghasilkan sejumlah besar ATP dan panas (sebagai hasil utama) serta CO2 dan
air (sebagai zat sisa)
FISIOLOGI PENCERNAAN
Oleh Rizka Hanifah, 0806324431
Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana
dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar,
yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.

1. MOTILITAS
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan,
otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah
dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi
(peregangan).
Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:
1. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan
sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen
akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan,
contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung
cepat tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan
penyerapan makanan bergerak sangat lambat.
2. Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan
dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.
Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu
lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di
sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler
dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan
sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi,

sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal


menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan
gerakan propulsif dan mencampur.
2. SEKRESI
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar
eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik
seperti enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk
transport aktif bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh
Retikulum Endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan karena
adanya rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.
3. DIGESTI
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
didalam sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik.
Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan
memutuskan ikatan-ikatan yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau
polisakarida menjadi monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah trigliserida
dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak, sedangkan protein diubah menajdi
asam-asam amino.
4. ABSORPSI
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke
dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.
Penyerapan glukosa dan galaktosa dilakukan melaui transport aktif sekunder, sedangkan
fruktosa secara difusi terfasilitasi. Monogliserida dan asam lemak diabsorpsi dengan
bantuan garam empedu sebagai kilomikron. Peptida berukuran besar menggunakan
transitosis sedangkan peptida berukuran kecil menggunakan H+ dan asam amino dengan
bantuan Na+. Vitamin-vitamin larut air diserap secara pasif bersama air, sedangkan
vitamin larut lemak diangkut dalam misel dan diserap secara pasif bersama dengan
produk akhir pencernaan lemak. Vitamin B12 bersifat unik, vitamin ini harus berikatan
dengan faktor intrinsik lambung agar dapat diserap di ileum terminal oleh mekanisme
transportasi khusus.
PROSES PENCERNAAN
1. MULUT
Pintu masuk pertama ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral,
makanan akan dihancurkan dengan dikunyah yang melibatkan seluruh organ dalam
mulut, yaitu :
a. Gigi
b. Lidah
Lidah membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara
volunter, pergerakannya penting untuk memandu makanan di dalam mulut sewaktu
mengunyah dan menelan. Di lidah terdapat papil-papil pengecap (taste buds) yang juga
tersebar di palatum mole, tenggorokan dan dinding dalam pipi.

c. Kelenjar saliva
Kelenjar saliva utama yaitu kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis yang terletak
di luar rongga mulut dan menyalurkan air liur melalui duktus-duktus pendek ke dalam
mulut. Selain itu, terdapat kelenjar saliva minor yaitu kelenjar bukal di lapisan mukosa
pipi.
Saliva terdiri dari 99,5 % H2O, 0,5 % protein dan elektrolit. Protein saliva terpenting
adalah amilase, mukus, dan lisosom, yang menentukan fungsi saliva sebagai berikut :
1. Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase saliva, enzim
yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
2. Saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan
sehingga menyatu serta menghasilkan pelumasan karena adanya mukus yang kental dan
licin.
3. Saliva mempunyai efek antibakteri oleh enzim lisosom
4. Saliva berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap karena hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor papil
pengecap.
5. Saliva berperan dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan
gigi.
6. Penyangga bikarbonat saliva menetralkan asam pada makanan yang dihasilkan oleh
bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies gigi.
d. Palatum. Keberadaannya memungkinkan bernapas dan mengunyah berlangsung
bersamaan.
e. Uvula. Uvula terletak di bagian belakang palatum dekat tenggorokan yaitu suatu
tonjolan menggantung dari palatum mole (langit-langit lunak), yang berperan penting
untuk menutup saluran hidung ketika menelan.
2. FARING DAN ESOFAGUS
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition.
Menelan dimulai ketika bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju
faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian
mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara
refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.
Menelan dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
Fase Menelan :
1. Fase Oral. Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong ke belakang mengenai
dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.
2. Fase Faringeal. Uvula terelevasi sehingga menutup rongga hidung, laring terelevasi
kemudian kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain,
sehingga pintu masuk glotis tertutup dan mencegah makanan masuk trakea. Kemudian
bolus melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan memasuki esofagus.
3. Fase Esofageal
Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus mendorong bolus menuju sfingter esofagus
bagian distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik mengacu pada kontraksi berbentuk
cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan
mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian pendorongan
makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi.
Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang

peristaltik berlangsung sekitar 5 9 detik untuk mencapai ujung bawah esopagus.


Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan vagus.
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di
sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan,
mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian
makanan yang tajam, mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim
getah lambung apabila terjadi refluks lambung.
3. LAMBUNG
Lambung terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang
terletak di atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung,
lambung bagian bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang
berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum.
Motilitas Lambung
Motilitas lambung bersifat kompleks & dikontrol oleh beberapa faktor, terdapat empat
asfek motilitas lambung, yaitu:
a. Empty Stomach Contractility
Kotraksi pada lambung menuju bagian distal dari saluran pencernaan. Diperlukan waktu
90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi sebagai housekeeping , menyapu sisa-sisa
makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus besar
b. Pengisian Lambung
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga
kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini
dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan
intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos
lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.
Plastisitas adalah kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan dalam
rentang panjang yang lebar, dengan demikian pada saat serat-serat otot polos lambung
teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas. Sifat dasar otot polos
tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat terisi. Interior lambung
membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae. Selama makan, rugae mengecil dan
mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas karena terisi. Relaksasi refleks
lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi resesif.
c. Pencampuran Lambung
Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan meingkat. Ketika Kontraksi
peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi
lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan kimus. Setiap
gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus.
Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter
pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih
banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus
menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke
dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak
masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak
kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat

gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut
retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum. Motilitas gastric
dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi oleh distensi lambung.
d. Pengosongan Lambung
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga
menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk
ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup
tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi
tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.
Faktor-Faktor Efek pada Motilitas dan Pengosongan Lambung
Di dalam Lambung
- Volume Kimus
-Derajat Keenceran
Di dalam Duodenum
Keberadaan dari:
-lemak
-asam
-hipertonis
-peregangan
Di luar St.Pencernaan
-Emosi
-Nyeri Hebat
-Penurunan glukosa di hipotalamus
Peningkatan volume merangsang motilitas dan pengosongan.
Peningkatan keenceran mempercepat pengosongan
Faktor-faktor tersebut menghambat pengosongan hingga duodenum mengatasi faktorfaktor yang sudah ada sebelumnya.

Merangsang atau menghambat motilitas dan pengosongan


Menghambat pengosongan
Merangsang motilitas disertai rasa lapar
Tabel berikut menggambarkan faktor yang mempengaruhi motilitas dan pengosongan
lambung :
Sekresi Lambung
Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar
Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi
asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama
menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik
juga menyekresi hormon gastrin.
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal ini

menyebabkan pH lumen turun sampai 2. HCl membantu fungsi pencernaan, antara lain :
1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin.
2. Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan
berukuran besar dapat dipecah menjadi partikel kecil.
3. Bersama dengan lisosom mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk
bersama makanan
Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum
endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik yang dikenal
dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi enzim
bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali pepsinogen
(proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan memecah ikatan asam amino menjadi
peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa
lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat di
dekat mukosa lambung. Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang
terletak di daerah kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah
lambung yang bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus
halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka.
4. USUS HALUS
Usus halus terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus
halus ini terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan.
Motilitas Usus Halus
Segmentasi adalah metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan
mendorong secara perlahan kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler
di sepanjang usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi
kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus
menjadi segmen-segmen seperti rantai sosis. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah
jeda singkat, melemas dan kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di
daerah yang semula melemas. Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam
untuk melintasi seluruh panjang usus halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk
berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan.
Sekresi Usus Halus
Kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental yang membantu
melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus meningkatkan
sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar usus.
Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang
independen terhadap kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di
mukosa usus halus mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus
entericus).
Digesti Usus Halus
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan
sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi
fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi
disakarida dan beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak

selesai dalam lumen usus halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum.
Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti
rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu :
1. Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen
2. Golongan disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan
karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida
penyusunnya.
3. Golongan aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam
aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.
Absorpsi Usus Halus
Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit,
vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar
penyerapan berlangsung di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung
di ilieum.
a. Penyerapan Garam dan Air
Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis.
Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan dari getah-getah
pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan hanya 100-200 ml air per
hari yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel
epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler.
Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, dimana ion klorida bermuatan
negatif secara pasif ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.
b. Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase
yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat
diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh
transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi
c. Penyerapan Protein
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap
menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan
pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di
brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di
dalam vilus.
Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem
transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi
serta kotransportasi Na.
d. Penyerapan Lemak
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan
larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus.
Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan
mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara
mikrovili yang bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke
bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus,
yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi

monogliserida dan asam lemak.


5. USUS BESAR
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon menerima
sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan ke kolon
terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa), komponen empedu
yang tidak diserap dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut feses. Selulosa dan
bahan makanan lain yang tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan
membantu pengeluaran tinja secara teratur karena berperan menentukan isi kolon.
Motilitas Usus Besar
Gerakan usus besar umumnya lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya
sebagai tempat absorpsi dan penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah
kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur secara
perlahan yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa absortif. Peningkatan motilitas
terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi kontraksi simultan segmensegmen besar di kolon asendens dan transversum sehingga feses terdorong sepertiga
sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa yang
mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu
gerakan massa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan
rektum dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.
Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama
disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini
sering ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks
gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek
gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi.
Feses di rektum menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di
rektum terbentuklah suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini
menimbulkan gelombang pada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus
eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi. Refleks lainnya, impuls yang
berasal dari rektum rektum sigmoid desenden menuju medula spinalis lalu menuju
kolon anus.
Sekresi Usus Besar
Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah
melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan
pelumasan untuk memudahkan feses lewat.
Absorpsi Usus Besar
Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat yang
paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien
listrik, dan air diabsorpsi secara osmosis.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee. Human Physiology. 6thed. USA: The Thomson Corporation. 2007.
Silverthorne D. Human Physiology: An Integrated Approach. 2nd Ed. Upper Saddle river,

NJ: Pretince Hall Inc. 2001.


Ganong FW. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: EGC. 2002
Barret KE. Gastrointestinal Physiology. New York: McGraw-Hill. 2006

You might also like