Professional Documents
Culture Documents
Pola Singkapan
BAB IX
POLA SINGKAPAN
9.1. Tujuan
Tujuan dari praktikum pola singkapan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui berbagai pola singkapan batuan
2. Menentukan pola sebaran batuan berdasarkan singkapan yang ditemukan
9.2. Dasar Teori
Singkapan adalah kenampakan lapisan batuan yang tersingkap dimuka
bumi. Bentuk singkapan tergantung tebal, topografi atau morfologi, besar
kemiringan lapisan, dan bentuk strukur lipatan. Aturan yang menentukan pola
singkapan dan hubungannya antara lapisan yang mempunyai kemiringan
dengan bentuk
Gambar 9.1
Singkapan
Peta geologi adalah peta yang menggambarkan keadaan geologi suatu
daerah dengan skala tertentu. Geomorfologi berkaitan pada peta geologi yang
merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan geologi yang mempelajari
bentukbentuk dari permukaan bumi yang terjadi karena diakibatkan adanya
gaya yang bekerja dalam bumi maupun di permukaan bumi
(Anonim, 2014).
Gambar 9.2
Peta Geologi
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
isopach,
yaitu
peta
yang
menggambarkan
garis-garis
yang
Gambar 9.3
Konstruksi Peta Geologi pada Daerah Perlipatan
Pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai
kajian lapangan. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa pemetaan geologi
diartikan sama dengan geologi lapangan. Peta geologi umumnya dibuat diatas
suatu peta dasar (peta topografi/rupa bumi) dengan cara memplot singkapansingkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut.
Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan
menggunakan kompas geologi, kemudian dengan menerapkan hukum-hukum
geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan serta unsur
unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta geologi yang lengkap.
Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana
memanfaatan lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi.
Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan dan tanah di permukaan atau
dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik
yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan
untuk mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko
bencana alam dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan.
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
Besar dan bentuk pola singkapan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Tebal Lapisan
Walaupun kemiringan lapisan sama, pengaruh tebal lapisan akan
membuat lebar pola singkapan yang berbeda.
Gambar 9.4
Pola Singkapan Berdasarkan Tebal Lapisan
2. Topografi atau Morfologi
Walaupun tebal dan kemiringan lapisan sama jika keadaan topografi
bervariasi, maka pola singkapan yang terbentuk akan ikut berbeda.
Gambar 9.5
Pola Singkapan Berdasarkan Topografi atau Morfologi
3. Besar kemiringan Lapisan
Gambar 9.6
Pola Singkapan Berdasarkan Besar Kemiringan Lapisan
4. Bentuk Struktur Lipatan
Struktur lipatan akan membentuk pola singkapan yang berlainan dan
lipatan yang menunjam yang terdiri dari sinklin dan antiklin akan
membentuk pola singkapan yang membentuk topografi punggungan.
(Anonim, 2014)
Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan pada bagian-bagian
permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi,
seperti :
1. Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.
2. Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.
3. Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.
4. Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur
penduduk, atau pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.
Gambar 9.7
Lapisan Horizontal
2. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan atau kemiringan lereng, maka
kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan yang
membentuk huruf V yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.
Gambar 9.8
Lapisan Kemiringan
3. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan dan berupa garis lurus
dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
Gambar 9.9
Lapisan Tegak
4. Lapisan yang miring searah dengan kemiringan lereng dimana arah
kemiringan lapisan lebih besar dari pada kemiringan lereng yang
membentuk pola singkapan huruf V mengarah sama dengan arah
kemiringan pada lereng.
Gambar 9.10
Lapisan Searah
5. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan pola kemiringan lereng,
maka pola singkapannya akan membentuk huruf V yang berlawanan
dengan arah suatu kemiringan lereng.
Gambar 9.11
Lapisan Horizontal
6. Lapisan yang kemiringannya searah dengan kemiringan lereng, maka pola
singkapan tampak seperti gambar.
Gambar 9.12
Lapisan Horizontal
Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk permukaan bumi.
Suatu urutan perlapisan batuan yang miring, pada permukaan yang datar akan
terlihat sebagai lapisan-lapisan yang sejajar. Akan tetapi pada permukaan
bergelombang, batas-batas lapisan akan mengikuti aturan sesuai dengan
kedudukan lapisan terhadap peta topografi. Aturan yang dipakai adalah bahwa
suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan
perpotongan antara ketinggian (dipakai kerangka garis kontur) dengan lapisan
batuan (dipakai kerangka garis jurus) pada ketinggian yang sama.
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
Gambar 9.13
Hasil Interpretasi Pemetaan Berupa Peta dan Penampang Geologi Dari Data
Pengamatan Singkapan Di Lapangan
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui
susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di
permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui
pengukuran
kedudukan
batuan
dan
unsur
struktur
geologi
dengan
Gambar 9.14
Simbol pada Peta Geologi
Gambar 9.15
Simbol pada Peta Geologi
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem
Informasi Geografi (SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan,
yaitu dengan tersedianya piranti lunak (software) sebagai alat bantu yang
memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari suatu tubuh batuan dan
kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format digital),
ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan
memanfaatkan teknologi SIG, memungkinkan para ahli melakukan analisa
spasial, misalnya dalam mencari sebaran polusi yang mungkin terjadi disekitar
suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat batuannya, penentuan rute rencana
jalan dengan menghindari wilayah-wilayah yang rawan longsor dan daerahdaerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga menyediakan peta-peta geologi
dan fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna, baik ahli
geologi maupun yang bukan.
9.3.
9.3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
a. Clipboard
b. Pensil Mekanik
c. Penggaris
d. Busur
e. Rapido
f. Pensil Warna
9.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
a. Peta Crop Line
b. Lembar Kerja
c. Milimeter Blok
d. Peta Geologi
e. Kertas Kalkir
Diketahui
: Skala
= 1 cm : 200 cm
Jawab
x = strike line
1
x
200 50
x=
50
1
= 0,25 cm
200 4
Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,25 cm.
d. Data Permasalahan 2
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.
8)
Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur pada ketinggian yang sama.
9)
Diketahui
: Skala
= 1 cm : 1000 cm
Jawab
x = strike line
1
x
1000 200
x=
200
1
= 0,2 cm
1000 5
Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,2 cm.
g. Data Permasalahan 3
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
2)
3)
4)
5)
6)
Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).
7)
Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur di ketinggian yang sama.
8)
Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.
9)
Diketahui
: Skala
= 1 cm : 3400 cm
Jawab
x = strike line
1
x
3400 500
x=
500
= 0,147 = 0,15 cm (pembulatan)
3400
Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.
j. Data Permasalahan 4
2)
3)
4)
5)
6)
Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).
7)
Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi
hingga memotong garis kontur di ketinggian yang sama.
8)
Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.
9)
Diketahui
: Skala
= 1 cm : 3400 cm
Jawab
x = strike line
1
x
3400 500
x=
500
0,147= 0,15 cm (pembulatan)
3400
Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.
m. Data Permasalahan 5
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
2)
3)
4)
5)
6)
Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).
7)
Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur di ketinggian yang sama.
8)
Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.
9)
Diketahui
: Skala
= 1 cm : 3400 cm
Jawab
x = strike line
1
x
3400 500
x=
500
0,147= 0,15 cm (pembulatan)
3400
Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.
p. Data Permasalahan 6
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
2)
3)
4)
5)
6)
Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).
7)
Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur di ketinggian yang sama.
8)
Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.
9)
Diketahui
: Skala
= 1 cm : 3400 cm
Jawab
x = strike line
1
x
3400 500
x=
500
0,147= 0,15 cm (pembulatan)
3400
Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.
9.1.2.
pola
singkapan
batugamping
dengan
pola
singkapan
batulempung
dengan
Analisa Data :
Singkapan 1 (N 15E/20)
tan apparent dip = tan true dip x sin bearing
= tan 20 x sin 75
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
= 0,363 x 0,965
= arc 0, 3502
= 19
c. Data Permasalahan 2
Diberi sayatan dengan koordinat 24910 N, 13500 E dengan
24910 N, 14450 E (B B) pada KP, hitung volume batubara.
d. Prosedur Penggambaran Sayatan
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
Analisa Data :
Singkapan 2 (N 9E/25)
tan apparent dip = tan true dip x sin bearing
= tan 25 x sin 81
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
= 0,466 x 0,987
= 0, 459
= 25
e. Data Permasalahan 3
Diberi sayatan dengan koordinat 24750 N, 13500 E dengan
24750 N, 14450 E (C C) pada KP, hitung volume batubara.
f.
Analisa Data :
Singkapan 3 (N 15E/20)
tan apparent dip = tan true dip x sin bearing
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012
= tan 20 x sin 75
= 0,363 x 0,965
= arc 0, 3502
= 19
9.4.
Kesimpulan
1. Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi.
2. Singkapan adalah kenampakan lapisan batuan yang tersingkap dimuka
bumi.