You are on page 1of 38

Praktikum Geologi Struktur

Pola Singkapan

BAB IX
POLA SINGKAPAN
9.1. Tujuan
Tujuan dari praktikum pola singkapan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui berbagai pola singkapan batuan
2. Menentukan pola sebaran batuan berdasarkan singkapan yang ditemukan
9.2. Dasar Teori
Singkapan adalah kenampakan lapisan batuan yang tersingkap dimuka
bumi. Bentuk singkapan tergantung tebal, topografi atau morfologi, besar
kemiringan lapisan, dan bentuk strukur lipatan. Aturan yang menentukan pola
singkapan dan hubungannya antara lapisan yang mempunyai kemiringan
dengan bentuk

topografi berelief disebut Hukum V (Penuntun Praktikum

Geologi Struktur, 2014).


Singkapan batuan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan
yang masih utuh, (belum terubah oleh pelapukan ). Proses singkapan batuan
diakibatkan oleh adanya erosi (pengikisan) oleh gaya-gaya yang bekerja pada
lapisan penutupnya. Oleh karena itu, singkapan pada batuan biasanya tidak
menerus dan jarang atau kurang, karena tertutup oleh tanah pelapukan yang
tebal (Sukantono, 2013).
Batuan dikatakan tersingkap bila ketinggiannya sama dengan
permukaan bumi. Bila setiap singkapan batuan yang sama dihubungkan
dengan batas yang jelas pada peta maka akan terlihat suatu bentuk
penyebaran batuan. Bentuk penyebaran tersebut dikenal dengan pola
singkapan. Dari adanya singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan
geologi suatu daerah dan juga dapat dibuat peta singkapan batuan geologi
yang menggambarkan tentang keadaan daerah tersebut, meliputi suatu
penyebaran batuan atau litologi. (Noor, 2012)

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

*Sumber : (http://pusjatan.pu.go.id, 2014).

Gambar 9.1
Singkapan
Peta geologi adalah peta yang menggambarkan keadaan geologi suatu
daerah dengan skala tertentu. Geomorfologi berkaitan pada peta geologi yang
merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan geologi yang mempelajari
bentukbentuk dari permukaan bumi yang terjadi karena diakibatkan adanya
gaya yang bekerja dalam bumi maupun di permukaan bumi
(Anonim, 2014).

*Sumber : (http://mdrblog2.blogspot.com, 2014).

Gambar 9.2
Peta Geologi
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Peta geologi memberikan petunjuk tentang susunan lapisan batuan dan


pada umumnya memberikan informasi tentang formasi apa saja yang ada di
daerah yang dipetakan. Dasar untuk peta geologi biasanya adalah peta
topografi.
Jenis-jenis peta geologi dan peta-peta yang berkaitan dengan peta
geologi adalah sebagai berikut :
1. Peta geologi permukaan (surface geological map), yaitu peta yang
memberikan berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah
permukaan. Skala peta ini bervariasi antara 1 : 50.000 dan lebih besar,
berguna untuk menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian air,
pembuatan lapangan terbang, maupun pembuatan jalan.
2. Peta singkapan (outcrop map), yaitu peta yang umumnya berskala besar,
mencantumkan lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan
sejumlah keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan kondisi
strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya
material yang berupa pecahan batu, dapat ditemukan langsung di bawah
permukaan.
3. Peta ikhtisar geologis, yaitu peta yang memberikan informasi langsung
berupa formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap
beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh lapisan Holosen. Peta
ini kadang agak skematis, umumnya berskala sedang atau kecil, dengan
skala 1 : 100.000 atau lebih kecil.
4. Peta struktur, yaitu peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan
pada permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di bawah permukaan.
Peta ini memiliki skala sedang hingga besar.
5. Peta

isopach,

yaitu

peta

yang

menggambarkan

garis-garis

yang

menghubungkan titik-titik suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan


yang sama. Dalam peta ini tidak ditemukan konfigurasi struktural. Peta ini
berskala sedang hingga besar.
6. Peta fotogeologi, yaitu peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara.
Peta fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang
sesungguhnya di lapangan.
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

7. Peta hidrogeologi, yaitu peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada


daerah yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang
permeabel dan impermeabel.

*Sumber : (http://bang-ron,blogspot.com, 2014).

Gambar 9.3
Konstruksi Peta Geologi pada Daerah Perlipatan
Pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai
kajian lapangan. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa pemetaan geologi
diartikan sama dengan geologi lapangan. Peta geologi umumnya dibuat diatas
suatu peta dasar (peta topografi/rupa bumi) dengan cara memplot singkapansingkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut.
Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan
menggunakan kompas geologi, kemudian dengan menerapkan hukum-hukum
geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan serta unsur
unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta geologi yang lengkap.
Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana
memanfaatan lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi.
Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan dan tanah di permukaan atau
dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik
yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan
untuk mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko
bencana alam dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan.
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Bentuk relief permukaan bumi ternyata dapat tergantung atau


terkontrol oleh keadaan geologi setempat seperti pada susunan batuan maupun
struktur yang ada di daerah tersebut. Batuan yang keras (resisten) cenderung
dapat membentuk suatu relief yang lebih menonjol dari pada daerah batuan
yang lunak. Sedangkan daerah yang terdiri dari batuan gamping akan
membentuk suatu pola bentang alam (kars topografi) merupakan bentang alam
yang kars.
Proses perkembangan ini selalu dikontrol oleh adanya kekuatan yang
besar dan selalu terus berlangsung secara berkesinambungan, baik yang berasal
dari dalam maupun luar bumi. Adanya kekuatan yang bekerja di dalam bumi
serta menyebabkan batuan batuan tersebut terikat dan terlipat.
Kekuatan yang bekerja dipermukaan bumi akan menyebabkan
terjadinya pelapukan dan juga terjadinya erupsi denudasi yang menyebabkan
perubahan terhadap roman muka bumi. Kekuatan tersebut diatas menyebabkan
terjadinya perubahan pada roman muka bumi, berupa suatu tonjolan dan
lekukan yang membentuk relief pada permukaan bumi. Seperti yang kita
ketahui bumi terdiri diri berbagai bentuk, bagian yang paling luar adalah kerak
bumi yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan.
Pada kedudukan tersebut setiap tempat tidaklah sama, tergantung dari
sesuatu kekuatan tektonik yang selalu mempengaruhinya. Selalu dijelaskan di
atas, adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terlipat dan
terangkat juga apabila terkena pelapukan dari erosi maka batuan tersebut akan
tersingkap ke permukaan.
Dari adanya singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan geologi
suatu daerah dan juga dapat dibuat suatu peta singkapan batuan geologi yang
menggambarkan tentang keadaan suatu daerah tersebut, meliputi suatu
penyebaran batuan atau litologi.
Penyebaran tersebut diatas disebut juga dengan peta dasar geologi.
Akibat adanya kedudukan yang tidak sama pada berbagai batuan serta adanya
suatu relief pada permukaan bumi menyebabkan bentuk penyebaran batuan
dengan struktur yang digambarkan dalam peta geologi akan membentuk suatu
pola tertentu dan bentuk penyebaran dengan istilah dari pola singkapan.
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Besar dan bentuk pola singkapan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Tebal Lapisan
Walaupun kemiringan lapisan sama, pengaruh tebal lapisan akan
membuat lebar pola singkapan yang berbeda.

*Sumber : (http://dc161.4shared.com, 2014).

Gambar 9.4
Pola Singkapan Berdasarkan Tebal Lapisan
2. Topografi atau Morfologi
Walaupun tebal dan kemiringan lapisan sama jika keadaan topografi
bervariasi, maka pola singkapan yang terbentuk akan ikut berbeda.

*Sumber : : (http://dc161.4shared.com, 2014).

Gambar 9.5
Pola Singkapan Berdasarkan Topografi atau Morfologi
3. Besar kemiringan Lapisan

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Walaupun tebal dan topografi lapisan sama, namun jika kemiringan


lapisan berbeda, maka pola singkapan yang terbentuk akan ikut berbeda.

*Sumber : : (http://dc161.4shared.com, 2014).

Gambar 9.6
Pola Singkapan Berdasarkan Besar Kemiringan Lapisan
4. Bentuk Struktur Lipatan
Struktur lipatan akan membentuk pola singkapan yang berlainan dan
lipatan yang menunjam yang terdiri dari sinklin dan antiklin akan
membentuk pola singkapan yang membentuk topografi punggungan.
(Anonim, 2014)
Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan pada bagian-bagian
permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi,
seperti :
1. Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.
2. Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.
3. Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.
4. Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur
penduduk, atau pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan


antara lain :
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

1. Pengukuran jurus dan kemiringan lapisan yang tersingkap.


2. Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major)
yang ada.
3. Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifatsifat fisik, tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmenfragmen, serta dimensi endapan.
(Anonim, 2014)
Pengamatan singkapan batuan biasanya dilakukan dengan mengambil
jalur disekitar aliran sungai yang di sepanjang aliran sungai ini bisa dijumpai
singkapan batuan dengan baik.
Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan dan penyebarannya,
kedudukannya, hubungan antara sebuah batuan dan litologi serta strukturnya.
1. Data singkapan dari tiap lokasi pengamatan yang diplotkan pada peta dasar
(peta topografi), yang berupa garis penuh bila diketahui dengan pasti dan
berupa garis lurus putus-putus yang telah diperkirakan.
2. Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan yang biasanya berupa garis lurus
putusputus yang telah diperkirakan.
3. Legenda peta diurutkan sesuai urutan stratigrafi.
4. Penyebaran satuan batuan bisa ditarik batasnya di antara satuan yang
berlainan dengan data yang memperlihatkan hukum V.
Pada pola singkapan dikenal pula hukum V, yaitu menyatakan
hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi
berelief akan menghasilkan suatu pola singkapan yang beraturan. Yang
dimaksud dengan hukum V, yaitu :
1. Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti garis
kontur.

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

*Sumber : (www.ifticute.site90.com, 2014).

Gambar 9.7
Lapisan Horizontal
2. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan atau kemiringan lereng, maka
kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan yang
membentuk huruf V yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.

*Sumber : (www.ifticute.site90.com, 2014).

Gambar 9.8
Lapisan Kemiringan
3. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan dan berupa garis lurus
dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

*Sumber : (www.ifticute.site90.com, 2014).

Gambar 9.9
Lapisan Tegak
4. Lapisan yang miring searah dengan kemiringan lereng dimana arah
kemiringan lapisan lebih besar dari pada kemiringan lereng yang
membentuk pola singkapan huruf V mengarah sama dengan arah
kemiringan pada lereng.

*Sumber : (www.ifticute.site90.com, 2014).

Gambar 9.10
Lapisan Searah
5. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan pola kemiringan lereng,
maka pola singkapannya akan membentuk huruf V yang berlawanan
dengan arah suatu kemiringan lereng.

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

*Sumber : (www.ifticute.site90.com, 2014).

Gambar 9.11
Lapisan Horizontal
6. Lapisan yang kemiringannya searah dengan kemiringan lereng, maka pola
singkapan tampak seperti gambar.

*Sumber : (www.ifticute.site90.com, 2014).

Gambar 9.12
Lapisan Horizontal
Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk permukaan bumi.
Suatu urutan perlapisan batuan yang miring, pada permukaan yang datar akan
terlihat sebagai lapisan-lapisan yang sejajar. Akan tetapi pada permukaan
bergelombang, batas-batas lapisan akan mengikuti aturan sesuai dengan
kedudukan lapisan terhadap peta topografi. Aturan yang dipakai adalah bahwa
suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan
perpotongan antara ketinggian (dipakai kerangka garis kontur) dengan lapisan
batuan (dipakai kerangka garis jurus) pada ketinggian yang sama.
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Aturan ini dapat dipakai untuk menggambarkan penyebaran batuan di


permukaan dengan mencari titik-titik tersebut, apabila jurus-jurus untuk
beberapa ketinggian dapat ditentukan. Sebaliknya, dari suatu penyebaran
singkapan dapat pula ditentukan kedudukan lapisan dengan mencari jurusjurusnya (Anonim, 2014).
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi
dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan,
termasuk misalnya

untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko

pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi,


karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan
perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya (Rusdianto, 2009).
Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan
pemetaan geologi/alterasi antara lain :
1. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).
2. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
3. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
4. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau
formasi).
5. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
6. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi
geoteknik dan hidrologi.
7. Bangunan-bangunan, dan lain-lain.
(Anonim, 2014).

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

*Sumber : (www.perpuskam.blogspot.com, 2014).

Gambar 9.13
Hasil Interpretasi Pemetaan Berupa Peta dan Penampang Geologi Dari Data
Pengamatan Singkapan Di Lapangan
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui
susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di
permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui
pengukuran

kedudukan

batuan

dan

unsur

struktur

geologi

dengan

menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara


induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol
atau warna.

*Sumber : (www.bang-ron.blogspot.com, 2014).

Gambar 9.14
Simbol pada Peta Geologi

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

*Sumber : (www.bang-ron.blogspot.com, 2014).

Gambar 9.15
Simbol pada Peta Geologi
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem
Informasi Geografi (SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan,
yaitu dengan tersedianya piranti lunak (software) sebagai alat bantu yang
memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari suatu tubuh batuan dan
kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format digital),
ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan
memanfaatkan teknologi SIG, memungkinkan para ahli melakukan analisa
spasial, misalnya dalam mencari sebaran polusi yang mungkin terjadi disekitar
suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat batuannya, penentuan rute rencana
jalan dengan menghindari wilayah-wilayah yang rawan longsor dan daerahdaerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga menyediakan peta-peta geologi
dan fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna, baik ahli
geologi maupun yang bukan.

9.3.

Alat dan Bahan

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

9.3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
a. Clipboard
b. Pensil Mekanik
c. Penggaris
d. Busur
e. Rapido
f. Pensil Warna
9.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
a. Peta Crop Line
b. Lembar Kerja
c. Milimeter Blok
d. Peta Geologi
e. Kertas Kalkir

9.1. Aplikasi Grafis Pola Singkapan dan Penampang Geologi


Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

9.1.1. Menentukan Pola Singkapan (Crop Line)


a. Data Permasalahan 1
Ditemukan singkapan dengan kedudukan sebagai berikut N 24o
E/20o, pada peta topografi dan gambarkan pola penyebarannya.
b. Prosedur Penggambaran Pola Singkapan 1
1) Memplotkan titik singkapan pada peta.
2) Membuat simbol singkapan batuan.
3) Membuat garis strike dan perpanjang.
4) Membuat dip direction dari strike tersebut.
5) Membuat garis dip (20o) dari dip direction.
6) Membuat interval ketinggian pada dip direction sesuai interval kontur.
7) Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.
8) Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur pada ketinggian yang sama.
9) Memplotkan titik-titik perpanjangannya.
10) Menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut hingga membentuk
pola sebaran batuan.

c. Perhitungan Strike Line Permasalahan 1


Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Diketahui

: Skala

= 1 cm : 200 cm

Interval garis kontur= 0,5 meter = 50 cm


Ditanya

: Strike line = ...?

Jawab

x = strike line
1
x

200 50

x=

50
1
= 0,25 cm
200 4

Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,25 cm.

d. Data Permasalahan 2
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Ditemukan singkapan batugamping dengan kedudukan sebagai


berikut N 20o E/20o, pada peta topografi dan gambarkan pola
penyebarannya.
e.Prosedur Penggambaran Pola Singkapan 2
1)

Memplotkan titik singkapan pada peta.

2)

Membuat simbol singkapan batuan.

3)

Membuat garis strike dan perpanjang.

4)

Membuat dip direction dari strike tersebut.

5)

Membuat garis dip (20o) dari dip direction.

6)

Membuat interval ketinggian pada dip direction sesuai interval


kontur.

7)

Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.

8)

Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur pada ketinggian yang sama.

9)

Memplotkan titik-titik perpanjangannya.

10) Menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut hingga membentuk


pola sebaran batuan.

f. Perhitungan strike Line Permasalahan 2


Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Diketahui

: Skala

= 1 cm : 1000 cm

Interval garis kontur= 2 meter = 200 cm


Ditanya

: Strike line = ...?

Jawab

x = strike line
1
x

1000 200

x=

200
1
= 0,2 cm
1000 5

Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,2 cm.

g. Data Permasalahan 3
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Ditemukan suatu singkapan batugamping dengan kedudukan N 15 o


E /20o, di koordinat lokasi 25125 N dan 13750 E pada peta topografi, serta
menggambarkan pola dari penyebarannya (skala 1 : 3400).
h. Prosedur Penggambaran pola Singkapan 3
1)

Memplotkan titik singkapan pada peta dengan koordinat 25125 N dan


13750 E.

2)

Membuat simbol singkapan batuan sesuai arah N 15o E.

3)

Membuat garis strike dan memperpanjang garis tersebut.

4)

Membuat dip direction dari strike tersebut.

5)

Membuat garis dip (20o) dari dip direction.

6)

Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).

7)

Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur di ketinggian yang sama.

8)

Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.

9)

Memplotkan titik-titik perpanjangannya sesuai ketinggian pada peta


kontur.

10) Menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut hingga membentuk


pola sebaran batuan.

i. Perhitungan Strike Line Permasalahan 3


Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Diketahui

: Skala

= 1 cm : 3400 cm

Interval garis kontur= 5 meter = 500 cm


Ditanya

: Strike line = ...?

Jawab

x = strike line
1
x

3400 500

x=

500
= 0,147 = 0,15 cm (pembulatan)
3400

Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.

j. Data Permasalahan 4

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Ditemukan suatu singkapan batulanau dengan kedudukan N 9o E /


25o, di koordinat lokasi 24615 N dan 14125 E pada peta topografi, serta
menggambarkan pola dari penyebarannya (skala 1 : 3400).
k. Prosedur Penggambaran Pola Singkapan 4
1)

Memplotkan titik singkapan pada peta dengan koordinat 24615 N dan


14125 E.

2)

Membuat simbol singkapan batuan sesuai arah N o E.

3)

Membuat garis strike dan memperpanjang garis tersebut.

4)

Membuat dip direction dari strike tersebut.

5)

Membuat garis dip (25o) dari dip direction.

6)

Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).

7)

Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi
hingga memotong garis kontur di ketinggian yang sama.

8)

Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.

9)

Memplotkan titik-titik perpanjangannya sesuai ketinggian pada peta


kontur.

10) Menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut hingga membentuk


pola sebaran batuan.

l. Perhitungan Strike Line Permasalahan 4


Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Diketahui

: Skala

= 1 cm : 3400 cm

Interval garis kontur= 5 meter = 500 cm


Ditanya

: Strike line = ...?

Jawab

x = strike line
1
x

3400 500

x=

500
0,147= 0,15 cm (pembulatan)
3400

Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.

m. Data Permasalahan 5
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Ditemukan suatu singkapan batubara dengan kedudukan N 12o E /


18o, di koordinat lokasi 25000 N dan 14250 E pada peta topografi, serta
menggambarkan pola dari penyebarannya.
n. Prosedur Penggambaran Pola Singkapan 5
1)

Memplotkan titik singkapan pada peta dengan koordinat 25000 N dan


14250 E.

2)

Membuat simbol singkapan batuan sesuai arah N 12o E.

3)

Membuat garis strike dan memperpanjang garis tersebut.

4)

Membuat dip direction dari strike tersebut.

5)

Membuat garis dip (18o) dari dip direction.

6)

Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).

7)

Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur di ketinggian yang sama.

8)

Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.

9)

Memplotkan titik-titik perpanjangannya sesuai ketinggian pada peta


kontur.

10) Menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut hingga membentuk


pola sebaran batuan.

o. Perhitungan Strike Line Permasalahan 5


Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Diketahui

: Skala

= 1 cm : 3400 cm

Interval garis kontur= 5 meter = 500 cm


Ditanya

: Strike line = ...?

Jawab

x = strike line
1
x

3400 500

x=

500
0,147= 0,15 cm (pembulatan)
3400

Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.

p. Data Permasalahan 6
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Ditemukan suatu singkapan batulempung dengan kedudukan N 11o


E /21o, di koordinat lokasi 25000 N dan 14500 E pada peta topografi, serta
menggambarkan pola dari penyebarannya.
q. Prosedur Penggambaran Pola Singkapan 6
1)

Memplotkan titik singkapan pada peta dengan koordinat 25000 N dan


14500 E.

2)

Membuat simbol singkapan batuan sesuai arah N 10o E.

3)

Membuat garis strike dan memperpanjang garis tersebut.

4)

Membuat dip direction dari strike tersebut.

5)

Membuat garis dip (23o) dari dip direction.

6)

Membuat interval ketinggian atau strike line pada dip direction sesuai
interval kontur (sesuai skala).

7)

Membuat garis sejajar strike dari titik potong pada garis dip tadi hingga
memotong garis kontur di ketinggian yang sama.

8)

Membuat garis tegak lurus strike dari interval ketinggian hingga garis
dip.

9)

Memplotkan titik-titik perpanjangannya sesuai ketinggian pada peta


kontur.

10) Menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut hingga membentuk


pola sebaran batuan.

r. Perhitungan Strike Line Permasalahan 6


Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Diketahui

: Skala

= 1 cm : 3400 cm

Interval garis kontur= 5 meter = 500 cm


Ditanya

: Strike line = ...?

Jawab

x = strike line
1
x

3400 500

x=

500
0,147= 0,15 cm (pembulatan)
3400

Jadi, strike line yang sesuai dengan interval garis kontur adalah 0,15 cm.

9.1.2.

Membuat Peta Geologi (Penampang Horizontal)


a. Data Permasalahan

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

Menyatakan (menjiplak) pola-pola singkapan hasil yang


didapatkan pada data permasalahan 3,4,5 dan 6 yang merupakan
zona sesar, menggambarkan bentuk sebaran batuan yang sesuai
dengan soal menjadi peta geologi (penampang horizontal).
b. Prosedur Penggambaran Peta Geologi
1) Menggambarkan kotak peta

geologi dengan jarak-jarak

penampangnya pada kertas kalkir.


2) Menggambarkan Zona Sesar dari (25125 N dan 13750),
(24615 N dan (14125 E), (25000 N dan 14250 E) serta (25000
N dan 14500 E).
3) Menggambarkan

pola

singkapan

batugamping

dengan

kedudukan N 15o E/20o dan batulanau sebagai perlapisan


batuan diatasnya.
4) Menggambarkan pola singkapan batulanau dengan kedudukan
N 9o E/25o dan batubara sebagai perlapisan batuan diatasnya.
5) Menggambarkan pola singkapan batubara dengan kedudukan
N 12o E/18o dan batulempung sebagai perlapisan batuan
diatasnya.
6) Menggambarkan

pola

singkapan

batulempung

dengan

kedudukan N 11o E/21o dan batupasir sebagai perlapisan


batuan diatasnya.
7) Menggambarkan simbol serta mewarnai sesuai dengan sebaran
batuannya.

9.4.3. Membuat Sayatan (Penampang Vertikal)


Batas KP :
25075 N, 13500 E; 25075 N, 14450 E
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

24910 N, 13500 E; 24910 N, 14450 E


24750 N, 13500 E; 24750 N, 14450 E
a. Data Permasalahan 1
Diberi sayatan dengan koordinat 25075 N, 13500 E dengan
25075 N, 14450 E (A A) pada KP, hitung volume batubara.
b. Prosedur Penggambaran Sayatan
1) Membuat garis sayatan sesuai koordinat.
2) Membuat pola sayatan sesuai dengan ketinggian atau interval
kontur. Pola sayatan yang dibuat batas KP.
3) Memberi tanda pola singkapan batubara yang terlewati pada
pola sayatan.
4) Menghubungkan titik-titik ketinggian yang telah dibuat.
5) Membuat garis batas batuan dengan mengukur apparent dip dari
tiap titik singkapan yang mengenai sayatan.
6) Menghitung luas dan volume batubara.

Analisa Data :
Singkapan 1 (N 15E/20)
tan apparent dip = tan true dip x sin bearing
= tan 20 x sin 75
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

= 0,363 x 0,965
= arc 0, 3502
= 19

c. Data Permasalahan 2
Diberi sayatan dengan koordinat 24910 N, 13500 E dengan
24910 N, 14450 E (B B) pada KP, hitung volume batubara.
d. Prosedur Penggambaran Sayatan
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

1) Membuat garis sayatan sesuai koordinat.


2) Membuat pola sayatan sesuai dengan ketinggian atau interval
kontur. Pola sayatan yang dibuat batas KP.
3) Memberi tanda pola singkapan batubara yang terlewati pada
pola sayatan.
4) Menghubungkan titik-titik ketinggian yang telah dibuat.
5) Membuat garis batas batuan dengan mengukur apparent dip dari
tiap titik singkapan yang mengenai sayatan.
6) Menghitung luas dan volume batubara.

Analisa Data :
Singkapan 2 (N 9E/25)
tan apparent dip = tan true dip x sin bearing
= tan 25 x sin 81
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

= 0,466 x 0,987
= 0, 459
= 25

e. Data Permasalahan 3
Diberi sayatan dengan koordinat 24750 N, 13500 E dengan
24750 N, 14450 E (C C) pada KP, hitung volume batubara.
f.

Prosedur Penggambaran Sayatan

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

1) Membuat garis sayatan sesuai koordinat.


2) Membuat pola sayatan sesuai dengan ketinggian atau interval
kontur. Pola sayatan yang dibuat batas KP.
3) Memberi tanda pola singkapan batubara yang terlewati pada
pola sayatan.
4) Menghubungkan titik-titik ketinggian yang telah dibuat.
5) Membuat garis batas batuan dengan mengukur apparent dip dari
tiap titik singkapan yang mengenai sayatan.
6) Menghitung luas dan volume batubara.

Analisa Data :
Singkapan 3 (N 15E/20)
tan apparent dip = tan true dip x sin bearing
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

= tan 20 x sin 75
= 0,363 x 0,965
= arc 0, 3502
= 19

9.4.4. Analisa Perhitungan Volume Total Batubara


a.

Perhitungan Luas Batubara


Skala horizontal 1 : 3400, berarti 1 cm pada peta = 34 m di
lapangan. Sedangkan skala vertikal 1 : 2500, berarti 1 cm pada peta

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

= 25 m di lapangan. Jadi, pada 1 kotak milimeter blok sama dengan


34 m x 25 m = 850 m di lapangan.
1) Analisa Sayatan 1
Jumlah kotak batubara = 12 kotak
Luas batubara (L1)
= 12 x 850 m
= 10200 m
2) Analisa Sayatan 2
Jumlah kotak batubara = 5 kotak
Luas batubara (L2)
= 5 x 850 m
= 4250 m
3) Analisa Sayatan 3
Jumlah kotak batubara = 15 kotak
Luas batubara (L3)
= 15 x 850 m
= 12750 m2
b. Perhitungan Volume Total Batubara
1) Volume Batubara Sayatan 1 dengan Sayatan 2
V1 = L1 + L2 x jarak vertikal
2
V1 = 10200 + 4250 x 4,5 m = 32512,5 m3
2

2) Volume Batubara Sayatan 2 dengan Sayatan 3


V2 = L2 + L3 x jarak vertikal
2
V2 = 4250 + 12750 x 4,5 m = 38250 m3
2

3) Volume Total Batubara


Vt = V1 + V2
Vt = 32512,5 + 38250 = 70762,5 m3
c. Perhitungan Berat Total Batubara
1) Berat Batubara
m1 = V1 x P batubara
= 32512,5 m3 x 1,3 ton/m3
= 42266,25 ton
2) Berat Batubara
m2 = V2 x P batubara
Anantyo Adi Wibowo
H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

= 38250 m3 x 1,3 ton/m3


= 49725 ton
3) Berat Total Batubara
mt = m1 + m2
= 42266,25 + 49725
= 91991,25 ton

9.4.

Kesimpulan
1. Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi.
2. Singkapan adalah kenampakan lapisan batuan yang tersingkap dimuka
bumi.

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

Praktikum Geologi Struktur


Pola Singkapan

3. Aturan yang menentukan pola singkapan dan hubungannya antara lapisan


yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief disebut
Hukum V.
4. Peta geologi adalah peta yang menggambarkan keadaan geologi suatu
daerah dengan skala tertentu.
5. Besar dan bentuk pola singkapan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a. Tebal Lapisan
b. Topografi atau Morfologi
c. Besar kemiringan Lapisan
d. Bentuk Struktur Lipatan
6. Volume batubara adalah m3

Anantyo Adi Wibowo


H1C113012

You might also like