You are on page 1of 56

A.

Momen Gaya
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan.
Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-jungkit.
Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan
beban.
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu.
Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang (baca: tau).
Gambar:
Menarik beban menggunakan katrol

=F.d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen gaya
positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut
momen gaya negatif.
Gambar:
Skema permainan jungkat jungkit

Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.


Momen gaya oleh F1 adalah 1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah 2 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:
=0

Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.


=0
- F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga
dirumuskan:
F=0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang
dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi
Translasi

Rotasi

Momentum linier

p = mv

Momentum sudut*

L = I

Gaya

F = dp/dt

Torsi

= dL/dt

Benda massa

Benda momen
F = m(dv/dt)

Konstan

inersia konstan*

Gaya tegak lurus

Torsi tegak lurus


F=xp

terhadap momentum

momentum sudut

= I (d/dt)

=L

Energi kinetik

Ek = mv2

Energi kinetik

Ek = I2

Daya

P=F.v

Daya

P=.

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi


Konsep

Translasi

Rotasi

Catatan

Perubahan sudut

s = r.

Kecepatan

v = ds/dt

= d/dt

v = r.

Percepatan

a = dv/dt

= d/dt

a = r.

Gaya resultan, momen

= F.r

Keseimbangan

F=0

=0

Percepatan konstan

v = v0 + at

= 0 + t

s = v0t = at2

= 0t + t2

v2 = + 2as

2 = + 2

I = miri2

Massa, momen kelembaman

Hukum kedua Newton

F = ma

= I

Usaha

W = F ds

W = d

Daya

P = F.v

P=I

Energi potensial

Ep = mgy

Energi kinetik

Ek = mv2

Ek = I2

Impuls

F dt

dt

Momentum

P = mv

L = I

Contoh
F2

30

OA

B 37

Dari gambar di atas, tentukan momen total terhadap poros O. Jarak

OA = 4m dan OB = 8 m, gaya F1 = 10 N, dan F2 = 6 N.


Jawab
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
Untuk gaya F1
r1 = OB = 8 m
Besar momen gaya

1 = F1 sin 1. r1
= 10 . sin 37. 8
= 10 . 0,6 . 8
= 48 N.m

Arah momen gaya 1 searah perputaran jarum jam


Untuk gaya F2
r2 = OA = 4 m
Besar momen gaya

2 = F2 sin 2. r2
= 6 . sin 30. 4
= 6 . 0,5 . 4
= 12 N.m

Arah momen gaya 2 berlawanan arah perputaran jarum jam


Momen gaya total adalah
= 2 + 2

= 48 + 12
= 60 Nm
Momen Kopel

Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan berlawanan arah. Kopel yang
bekerja pada sebuah benda akan menghasilkan momen kopel yang mengakibatkan benda
berotasi. Momen kopel disimbolkan M
FFF

MFd
ddd
FF

F
(a) (b) (c)

Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel bekerja pada suatu benda. Untuk
gambar (b) menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah
dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c).
Jika pada benda bekerja beberapa kopel maka resultan momen kopel total benda tersebut adalah
M = M1 + M2 + M3 + + Mn
Contoh
F4
F

1m 2m 1m

F3
F2
Jawab:

Batang PQ panjangnya 4m. Pada batang tersebut bekerja empat buah gaya F = F = 5 N, dan F
1

= F = 8 N, seperti tampak pada gambar di samping. Tentukan besar dan arah momen kopel
4

pada batang PQ tersebut.


Gaya F dan F yang berjarak d = 3m membentuk kopel yang arahnya searah perputaran jarum jam
(+) dan besarnya:
1

= F x d = 5 x 3 = 15 N m

Gaya F2 dan F4 yang berjarak d = 3 m membentuk kopel yang arahnya berlawanan arah
perputaran jarum jam (-) dan besarnya:
M

= F x d = 8 x 3 = 24 N m

Resultan momen kopel adalah:

M = M1 + M2
= 15 + ( 24)
=9Nm
Tanda negatif (-), menunjukkan bahwa momen kopel resultan
arahnya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan

Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut
dapat diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan,
komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah F1x, F2x, F3x,,Fnx, yang jaraknya masing-masing terhadap sumbu-X
adalah y1, y2, y3,,yn .

Sedangkan komponen-

komponen gaya pada sumbu-Y adalah F1 y , F 2y , F 3y , ,Fny , yang jaraknya

masing-masing terhadap sumbu-Y adalah x1, x2, x3,,xn . Semua komponen gaya pada sumbu-X
dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F x yang jaraknya yo dari sumbu-X, demikian juga
semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F y yang
jaraknya xo dari sumbu-Y.
Koordinat titik tangkap dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

xo = =
yo = =
Jadi koornitat titik tangkap (xo,yo)
Contoh

Y
F2=5N
F3=7N
X

Dari gambar di samping, tentukan besar, arah, dan letak titik tangkap resultan.
-3 -1

02

F1=-3N
F =-2N
4

Jawab
Semua gaya sejajar sumbu-Y, gaya ke atas positif dan ke bawah negatif, resultan gaya adalah:
Fy = F1 + F2 + F3 + F4
= -3 + 5 + 7 2 = 7 N (arah ke atas)
Letak titik tangkap gaya resultan adalah:

xo =
xo =
xo =
1. Momen Inersia Benda Tegar
Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar.
Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar
tersebut memiliki percepatan sudut yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi
didefinisikan sebagai berikut.
Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya
putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia benda
itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut.
Dirumuskan sebagai berikut.
= Fi Ri Sin i atau = ( mi R2 i ) .
mi Ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya dari
sumbu.
Dirumuskan:
I = mi . Ri2
Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen) terhadap
percepatan sudut.
Dirumuskan:
I=

maka = I .
=I
Karena = F . R dan = I .
maka F . R = I .
Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi
roda.
a=.R
=
persamaan menjadi :
F.R=I.
Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak. Untuk
menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.
Tabel berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen.
Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal
I = M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2

Contoh:
1. Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah batang
kaku ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem partikel
terhadap proses:
1.

1. sumbu AA1,
2. s
AB
1 kg 2 kg 1 kg 3 kg
2m2m2m
A 1 B1
umbu BB1!

Penyelesaian:
1. I = mi . Ri2
= m1 R12 + m2 . R22 + m3 R32 + m4 R42
= 1 . 0 2 + 2 . 22 + 1 . 4 2 + 3 . 62
= 0 + 8 + 16 + 108
I = 132 kg m2
1. I = mi Ri2
= m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
= 1 . 4 2 + 2 . 22 + 1 . 0 2 + 3 . 22
= 16 + 8 + 0 + 12
I = 36 kg m2

1. Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2 kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar,
dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat
diabaikan.
1. Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak lurus
pada bidang kertas!
A
A
1. Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu
percepatan terhadap poros ini ( = 4 )?
2. Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!
Penyelesaian:
1. I = mi Ri2 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
= 3 . 2 2 + 2 . 22 + 1 . 2 2 + 2 . 22
= 12 + 8 + 4 + 8
= 32 kg m2
1. = I . = 32 . 4 = 128 N.m
2. I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42
1. Sebuah benda sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg
dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan
sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap sumbu
yang tegak lurus batang dan melalui

1.
1. pusat 0, O
2. salah satu bola!
L=1m
Penyelesaian:
1. I = mi Ri2
I = mA . RA2 + mB . RB2 + 1/12 m . L2
I = 5 . (0,5)2 + 5 . (0,5)2 + 1/12 . 2 . 12
I = 5 . 0,25 + 5 . 0,25 + 1/6
I = 2,5 + 1/6
I = 5/2 + 1/6 = = 16/6
I = 8/3 kg m2
b. I = mi Ri2
I = mA.RA2 + Mb.RB2 + 1/3 .m.l2
I = 0 + 5 . 12 + 1/3 . 2.12
I = 5 + 2/3
I = 5 kg m2

Uji Kompetensi I

1. Seorang tukang cat (massa 55 kg) mengatur papan homogen yang beratnya

60 N dengan kuda-kuda di B dan C seperti pada gambar. Panjang AD = 4 m,


AB = CD = 1 meter. Jarak kaleng cat (2 kg) dari A = 0,5 m. Secara perlahan
ia mengecat sambil menggeser ke kanan. Pada jarak berapa meter dari C dia
dapat menggeser sebelum papan terjungkit ?
ABCD
1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2
N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.
1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4.
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.
1. Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya seperti
tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.
1. Tentukan momen inersia batang yang berputar pada poros berjarak l dari ujung titik 0
O
-1/4 l +3/4 l
1. Empat buah benda disusun pada rangka pada sumbu koordinat XY seperti tampak pada
gambar di bawah ini. M1=M3 =1kg, M 2 =3 kg, dan M 4 = 2 kg. Tentukan momen inersia

sistem jika sumbu putarnya adalah (a) sumbu Y, (b) sumbu yang tegak lurus bidang XY
melalui titik O.
Y
M1
2m

M3
O3m

M2

3m
M4

1. Tentukan momen inersia bola pejal !

massa bola m

volume bola V = 4/3 R3

massa keping = dm

volume keping = dV = r2 dx

1. Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya F1 =
100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4. D
C
BF

A 30

F1

1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2
N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.
1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4.
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.
1.
1. Menghitung Gerak Translasi dan Rotasi
Indikator :

Dinamika rotasi benda tegar dianalisis untuk berbagai kondisi

Gerak menggelinding tanpa slip dianalisis

C. Momentum Sudut Gerak Rotasi Benda Tegar

Dalam dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya, maka
momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut , yang selalu searah sumbu rotasi.
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut . Sehingga
dapat dirumuskan :
L=I.
Bagaimana persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar berikut. Momentum sudut
terhadap titik 0 dari sebuah partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan V
(memiliki momentum P = mv) didefinisikan dengan perkalian vektor,
L=RP
atau L = R mV
L = mR V
Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh
R dan v.
Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan v saling
tegak lurus.
V=R
Sehingga L = m R v
L = m R R
L = m R2
Arah L dam adalah sama, maka:
L = m R2
atau L = I
karena =

maka : L = m R2
L=I
Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik tertentu adalah besaran vektor, dan secara
vektor ditulis:
L = R P = m (R v)
Bila diturunkan, menjadi:
karena = F R
maka =
Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut total L, dan sistem mempunyai
momentum sudut total akhir L, setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum kekekalan
momentum sudut. Perhatikan seorang penari balet yang menari sambil berputar dalam dua
keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama, penari merentangkan tangan mengalami putaran
yang lambat, sedangkan pada keadaan kedua, penari bersedekap tangan roknya berkibar-kibar
dengan putaran yang cepat.
momentum sudut total awal = momentul sudut total akhir
L = L
L1 + L2 = L1 + L2
Hukum Kekekalan momentum rotasi sebagai berikut.
I1 1 + I2 2 = I1 1 + I2 2

D. Energi Kinetik Rotasi


Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan m2 dan rotasi
bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah m1v12.
Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik partikel ke 2
adalah m2v22 ) :
EK = m1 v12 + m2v22
Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:
EK = mi vi2

Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan tiap
partikel adalah vi = . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.
jadi EK = mivi2
= mi Ri2 2
= ( mi Ri2) 2
EK = I . 2
karena L = I .
maka EK = L .
atau EK =
Masalah umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui pusat
massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif terhadap seorang pengamat.
Karena itu, energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.
EK = mv2 + I . 2
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK + EP = konstan
mv2 + I 2 + mgh = konstan
Contoh Soal
Sebuah silinder pejal homogen dengan jari-jari R dan massa m, yang berada di puncak bidang
miring, menggelinding menuruni bidang miring seperti tampak pada gambar. Buktikanlah
kecepatan liniear pusat massa ketika tiba di dasar bidang miring adalah V =
1. dengan menggunakan hukum kekekalan energi,
2. dengan menggunakan hukum II dinamika rotasi!
Penyelesaian

Jawab:
v1 = 0, 1 = 0
s
h
a. Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
( m v12 + I 12) + mgh1 = ( mv22 + I 22) + mgh2
0 + 0 + mgh = mv2 + . mR2 ( )2 + 0
gh = v2 + . R2 . v/r
gh = v2
v2 = gh
v = (terbukti)
1. Hukum II dinamika rotasi
F=m.a
mg.m.a=m.a
=a
a=.
v2 = vo 2 + 2 a s
v2 = 02 + 2. . s
v2 = gh
v = (terbukti)

E. Menggelinding
Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi
(penampang bentuk lingkaran).

F
F
ff
Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.
1. Bila gaya F berada tepat di sumbu:
- gerak translasi berlaku : F f = m . a
- gerak rotasi berlaku : f . R = I .
di mana ( = )
1. Bila gaya F berada di titik singgung :
- gerak translasi berlaku : F + f = m . a
- gerak rotasi berlaku : (F f) . R = I . ( = )

Katrol
1. Sumbu dianggap licin tanpa gesekan
Massa = m
Jari-jari = R
Momen kelembaman = I
Gerak translasi beban :
F=m.a
+ T1 m1g = m1a .(i)
+ m2g T2 = m2a .(ii)
Gerak rotasi katrol :

=I.

(T2 T1) R = I .(iii)


1. Pada puncak bidang miring
Gerak translasi beban :
F=m.a
+ T1 m1g sin f = m1a .(i)
+ m2g T2 = m2a ..(ii)
Gerak rotasi katrol :

=I.

(T2 T1) R = I (iii)


1. S
atu ujung talinya terikat pada sumbu katrol
Gerak translasi beban :
F=m.a
mg T = m . a ..(i)
Gerak rotasi katrol :

=I.

T . R = I . ..(ii)
Contoh Soal
1. 8.Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri atas
katrol silinder yang masanya 4 kg (dianggap silinder
pejal). Masa m1 dan m2 masing- masing 5 kg dan 3 kg.
jari- jari katrol = 50 cm. Tentukan:
a. percepatan beban,

b. tegangan tali!
Penyelesaian:
a. Tinjau benda m1
F = m1 . a
w1 T1 = m1 . a
5 . 10 T1 =5 . a
T1 = 50 5a
Tinjau benda m2:
F = m2 . a
T2 W2 = m2 . a
T2 3.10 = 3 . a
T2 = 30 + 3a
Tinjau katrol
=I.
T1 . R T2 . R = m . R2 a/R
T1 T2 = . 4 . 2
50 5a 30 3a = 2a
20 = 10 . a
a = 2 m/s2
1. T1 = 50 5 . 2 = 40 N
T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N
2.

Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri dari katrol silinder yang licin tanpa gesekan
Jika m1 = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2
Antara balok m1 dan bidang datar ada gaya gesek dengan = 0,1. massa katrol 10 kg.
hitunglah:
1. percepatan sistem,
2. gaya tegang tali!
Penyelesaian:
a.
Tinjau m1:
F=m.a
T1 f1 = m . a
Ti k . N = m1 . a
Ti 0,1 . m1 . g = m1 . a
T1 0,1 50 . 10 = 50 . a
T1 = 50 + 50a
Tinjau m2:
F=m.a
w2 T2 = m2 . a
m2 . g T2 = m2 . a
200 . 10 T2 =200 . a
T2 = 2000 200 . a
Tinjau katrol:
=I.
T2 . R T1 . R = m . r2 . a/R

T2 T1 = m . a
2000 200a 50 50 a = . 10 . a
1950 = 255 a
a = = 7,65 m/s2
b. T1 = 50 + 50 . 7,65 = 432,5 N
T2 = 2000 200 . 7,65 = 470 N
1. Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui
sebuah katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar. Permukaan
meja licin. Tentukan percepatan masing- masing benda bila:
1. katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol
2. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali
3. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali!
Penyelesaian:
1. katrol licin (k = 0), T1 = T2 = T
Tinjau m1 : F = m . a
T = m1 . a
T=3.a
Tinjau m2 : F = m . a
w2 T = m2 . a
m2 . g T = m2 . a
5 . 10 T = 5 . a
T = 50 5a

1.
o T=T
3a = 50 5a
3a + 5a = 50
8a = 50
a = = 6,25 2
1. katrol kasar
Katrol :
=I.
T2 . R T1 . R = mk . R2 . a/r
50 5a 3a = . 1 . a
50 = a + 8a = 8,5 a
a = 50/8,5 = 5,88 2
1.
1. Bidang miring dengan sudut kemiringan = 30. Koefisien gesek 0,2. Ujung
bidang miring diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari- jari 10 cm
(dianggal silinder pejal). Ujung tali di atas bidang miring diberi beban 4 kg. Ujung
tali yang tergantung vertikal diberi beban dengan massa 10 kg. Tentukanlah
percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!
Penyelesaian:
Tinjau m1 F1 = m1 . a
T1 fk w1 sin 30 = m1 . a
T1 k . N m1 g sin 30 = m1 . a

T1 k . m1 . g . cos 30 m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 0,2 . 4 . 10 . 4 . 10 . = 4 . a
T1 4 20 = 4a
T1 = 26,928 + 4a
Tinjau m2 F = m . a
w2 T2 = m2 . a
w2 . g T2 = m2 . a
10 .10 T2 = 10 .a
T2 = 100 10a
Tinjau katrol = I .
T2 . R T1 . R = m . R2 . a/R
100 10a 26,928 4a = . 0,6 . a
100 26,928 = 0,3a + 10a + 4a
73,072 = 14,3 a
a = 5,1 m/s2
1.
1.

T1 = 26,928 + 4 . 5,1
T1 = 47,328 N
T2 = 100 10 . 5,1
= 49 N

1.

1. Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar. Koefisien
gesekan antara balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m, massa B = 3m.
Massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan gravitasi g.
Tentukan:
1. gaya tarik oleh tali
2. percepatan B
Penyelesaian:
Waktu sama, jarak yang ditempuh A adalah 2x jarak tempuh B berarti
sA = 2 sB atau aA = 2 aB
Tinjau benda A
wB 2T = mB . aB
3mg 2T = 3m aB
aB =
Tinjau benda B
T f = mA aA
T 0,5 NB = m . aA
T 0,5 m g = m aA
aA =
1. gaya tarik oleh tali
Substitusi
aA = 2 aB
= 2 ()
3 T m 1,5 m2 g = 6 m2 g 4 T m

:m
T=
1. percepatan B
aB =
=
==
aB = g
1.
1. Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan
lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa,
gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda
1. Kesetimbangan Partikel

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel F = 0 Fx = 0 (sumbu X)
Fy = 0 (sumbu Y)
1. Kesetimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0, = 0
Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan: = F . d
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.
Contoh Soal
1. Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari jari 1 m. bertumpu dilantai dan bersandar
pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai seperti pada gambar. Tentukan gaya
mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2!
Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2
R = 1m
h = 0,6 m

ditanyakan : F min..?
jawab : W = m .g
= 13.10
= 130 N
l1 = R- h
= 1 0,6
= 0,4
l2 = (R2 l12)
= (12 0,42)
= (1 0,16)
= 0,84
= 0
1 + 2 = 0
F . l1 W . l2 = 0
F . 0,4 130 . 0,84 = 0
F = (1300,84)/0,4
= 3250,84 N

1. Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai untuk memikul


beban A dan B masing masing beratnya 48 N dan 42 N. supaya batang setimbang,
orang harus memikul (menumpu) di C. maka tentukan jarak AC!
Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm
FA = 48 N
FB = 48 N
Ditanyakan : Jarak AC?
Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 x
= 0
A + B = 0
-WA . lA + WB . lB = 0
-48x + 42 (90 x) = 0
-48x + 3780 42x = 0
-90x = 3780
x = 3780/90 = 42 cm
1. Titik Berat
Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau sistem
benda. Titik berat atau pusat berat benda berfungsi sebagai titik yang terhadapnya gaya-gaya
berat bekerja pada semua partikel benda itu sehingga akan menghasilkan resultan momen
gaya nol. Titik berat merupakan titik di mana gaya berat bekerja secara efektif.
Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:

1.
1. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.
2. Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris,
dan lain-lain.
3. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung,
dan lain-lain
1. Benda berbentuk partikel massa
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung menjadi
satu, maka koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
1. Benda berbentuk garis/kurva
Daftar titik beberapa benda berbentuk garis dapat dilihat dalam lampiran. Apabila
sistem benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi satu, maka koordinat
titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
1. Benda berbentuk bidang/luasan

Daftar titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang selimut benda
dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan, maka
koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
1. Benda berbentuk volume/ruang (homogen)
Daftar titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat dilihat dalam
lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda, maka koordinat titik
beratnya dirumuskan:
Bila terbuat dari bahan-bahan yang sama (homogen)
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
1. Bila terbuat dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = = ]
keterangan : W = mg = . V . g
karena S = . g W = S . V

1.
1.

= massa jenis (kg/m3)

S = berat jenis (N/m3)


Tabel titik berat bentuk teratur linier
Nama benda

Gambar benda

letak titik berat

keterangan

1. Garis lurus

x0 = l

z = titik tengah garis

2. Busur lingkaran

R = jari-jari lingkaran

3. Busur setengah
lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen


Nama benda

1. Bidang
segitiga

Gambar benda

Letak titik
berat

Keterangan

y0 = t

t = tinggi
z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF

2.Jajaran
genjang,

y0 = t

t = tinggi
z = perpotongan

Belah ketupat,
diagonal AC dan
Bujur sangkar
BD
Persegi panjang

3. Bidang juring

R = jari-jari lingkaran

lingkaran

4.Bidang
setengah

R = jari-jari lingkaran

lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen


Nama benda

Gambar benda

Letak titik berat

Keterangan

1. Bidang kulit

z pada titik

z1 = titik berat

prisma

tengah garis z1z2


y0 = l

bidang alas
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak.

2. Bidang kulit

y0 = t

t = tinggi

silinder.

A = 2 R.t

silinder

( tanpa tutup )

R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder

3. Bidang Kulit

Tz = T T

limas

TT = garis
tinggi ruang

4. Bidang kulit

zT = T T

kerucut

T T = tinggi
kerucut
T = pusat
lingkaran alas

5. Bidang kulit

y0 = R

R = jari-jari

setengah bola.

Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen


Nama benda

1. Prisma

Gambar benda

Letak titik berat

Keterangan

z pada titik

z1 = titik berat

beraturan.

tengah garis z1z2

bidang alas

y0 = l

z2 = titik berat

V = luas alas kali


tinggi

bidang atas
l = panjang sisi
tegak
V = volume
prisma

2. Silinder Pejal

y0 = t

t = tinggi silinder

V = R2 t

R = jari-jari
lingkaran alas

3. Limas pejal

y0 = T T

T T = t = tinggi

beraturan

=t

limas beraturan

V = luas alas x
tinggi
3

4. Kerucut pejal

5. Setengah bola
pejal

y0 = t

t = tinggi kerucut

V = R2 t

R = jari-jari
lingkaran alas

y0 = R

R = jari-jari bola.

1. Macam-macam Kesetimbangan
Tiga macam keseimbangan benda seperti tampak
pada gambar di bawah ini.

(a)

(b)

(c)

Gambar (a) adalah contoh keseimbangan labil, gambar (b)


merupakan contoh keseimbangan stabil, dan gambar (c) adalah contoh
keseimbangan netral.
Dibedakan menjadi 3:
1.
1. Kesetimbangan labil/goyah
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang
diberikan/dialami benda dihentikan, maka benda tidak kembali ke posisi keseimbangan
semula, tetapi bahkan memperbesar gangguan tersebut.
Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).
1.
1. Kesetimbangan stabil/mantap
Adalah keseimbangan suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan pada
benda dihentikan, benda akan kembali ke posisi keseimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).
1.
1. Kesetimbangan indeferen/netral

Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan
tidak mengubah posisi benda.
Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik
beratnya (energi potensialnya).

Contoh soal

1. Tentukan koordinat titik berat susunan empat buah kawat berbentuk bangun seperti
gambar di bawah ini.
6
4
2
2345
Jawab
Dari gambar tersebut, panjang kawat, letak absis dan ordinat titik beratnya adalah:

o kawat pertama:
L1 = 4, x1 = 2, dan y1 = 4.

o kawat kedua:
L2 = 4, x2 = 2, dan y2 = 2.

o kawat ketiga:

L3 = 4, x3 = 4, dan y3 = 4.

o kawat keempat:
L4 = 2, x4 = 4, dan y4 = 2.
Xo = = = =
Yo = = = =
Jadi zo (Xo,Yo) = ( , )

Uji Kompetensi II

1. Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu pada
lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang AB
menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa besarnya
gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ?
dan Hitung juga gaya tekan pada A dan B.
1.
2 benda A dan B masingmasing bermassa 5 kg dan 2 kg
dihubungkan dengan sebuah tali dengan sebuah katrol
bermassa 2 kg dan berjari-jari 10 cm . Hitung percepatan benda
dan tegangan tali!
1.
Diketahui m1 = 4 kg, M = 1 kg, r = 1 cm, m2 = 2 kg.
Hitung percepatan benda dan tegangan tali!
1. Suatu sistem katrol digunakan untuk mempertahankan beban 49 N
seperti pada gambar. Bila massa katrol diabaikan dan sistem dalam

keadaan setimbang, tentukan besarnya tegangan tali pada kabel


paling atas (T) !
1. Sebuah batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali dan
ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari batang
bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat sudut 300
dengan tembok. Tentukan :
a. Gaya tegangan tali.
b. Tekanan tembok di A
c. Sudut yang dibuat batang dengan tembok.
1. Sebuah batang dengan berat 50 N seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapa besar
tegangan dalam kabel pendukungnya dan berapa komponen dari gaya yang dikerjakan
oleh engsel pada batang.
1. Susunan benda pejal homogen
Yang terdiri dari silinder
berongga dan setengah bola
terletak di atas lantai seperti
tampak pada gambar.

Tentukan jarak titik berat


susunan benda tersebut dari lantai.
1. Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar. Tentukan
koordinat titik beratnya.

X
4
0 8

1. Sebuah bidang homogen tampak seperti pada gambar di bawah ini. Tentukan letak titik
beratnya terhadap sisi alasnya.
1. Sistem dalam gambar di bawah ini berada dalam keadaan seimbang. Jika berat balok W1
= 400 N dan koefisien gesek statik antara balok W1 dengan meja adalah 0,4. Tentukan
berat balok W2,
dan gaya tegang tali T1 dan T2, dan T3.
o

60

T3
W
1
W
2

Latihan Soal Akhir Bab III

Soal soal Pilihan Ganda


Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang benar!
1.
m = 3 kg
Sebuah benda bermassa 3 kg diikat dengan tali pada langit-langit. Berapakah tegangan pada
tali tersebut ? (g = 9,8 m/det2)
1. 30,0 N

2. 29,4 N
3. 17,0 N
4. 14,7 N
5. 8,5 N
1.
Tali
T
w
Sistem seperti terlihat pada gambar berada dalam keadaan seimbang. Berat batang dan
tali diabaikan. Gaya-gaya yang berkerja pada sistem adalah T, F, dan w. Manakah di
antara pernyataan berikut yang tidak benar?
1. F2 + w2 = T2
2. F = w tg
3. T = w sec
4. F dan w adalah komponen gaya T
5. w = T cos
1. 45
80,5 kg

Sebuah balok yang massanya 80,5 kg tergantung pada dua utas tali yang bersambungan
seperti yang terlihat pada gambar. Jika percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/det2 maka
besar tegangan pada tali horizontal A adalah

1. 80,5 N
2. 385 N
3. 598,5 N
4. 643,7 N
5. 788,9 N
1.
1.
Sistem pada gambar di atas berada dalam keadaan seimbang. Berat balok A adalah 600 N dan
koefisien gesekan static antara balok A dan meja adalah 0,2. Berat balok B adalah
1. 20 N
2. 20 N
3. 40 N
4. 40 N
5. 40 N
1.
1. Sebuah gaya F yang bekerja pada sebuah benda tegar dapat diganti dengan . . . .
1. sebuah gaya lain yang sama besar, sejajar, dan searah tetapi mempunyai garis kerja yang
berbeda dengan F.
2. sebuah koppel
3. sebuah gaya dan sebuah Koppel yang sebidang

4. sebuah gaya atau sebuah koppel


5. sebuah gaya yang sebidang atau dengan sebuah Koppel yang sebidang
1.
1. Sebuah penggaris homogen mempunyai keseimbangan di titik tengahnya (P) pada
suatu poros. Sebuah benda seberat 10 N digantung pada penggaris itu dalam
berbagai posisi tetapi tidak pada titik P. Mana salah satu di antara momen-momen
gaya terhadap titik P berikut ini yang tidak mungkin ?
1. -1 Nm
2. 0 Nm
3. +1 Nm
4. +5 Nm
5. +10 Nm
1.
1. Seseorang memikul dua beban dengan tongkat homogen (AB) yang panjangnya
1,5 m. Beban yang satu di ujung A dan yang lainnya di ujung B. Beban di A 100
N dan di B 500 N. Supaya batang AB horizontal (seimbang), pundak (bahu) orang
tersebut harus ditempatkan pada . . . .
1. 0,2 m dari B
2. 0,25 m dari B
3. 0,3 m dari B
4. 0,5 m dari B
5. 0,75 m dari B

1.
1. Sebuah balok homogen (AB) memiliki panjang 5 m dan berat 100 N. Pada ujung
A digantungkan beban 25 N. Di manakah balok itu harus ditumpu agar balok tetap
seimbang ?
1. 1,5 m dari ujung A
2. 2 m dari ujung A
3. 2 m dari ujung B
4. 2,5 m dari ujung B
5. 3 m dari ujung A
1.
1. Sumbu kedua roda muka dan sumbu kedua roda belakang sebuah truk yang
bermassa 3000 kg, berjarak 3 m. Pusat massa truk terletak 2 m di belakang roda
muka. Diandaikan percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/detik2. Beban yang
dipikul oleh kedua roda muka truk itu sama dengan
1. 5000 newton
2. 10000 newton
3. 15000 newton
4. 20000 newton
5. 25000 newton
1.
1.
PRSQ

1m
1m
2m

F
Pada diagram, PQ adalah sebuah batang homogen dengan panjang 4 m. Batang itu diam pada
penopang di R (1 m dari P) dan S (1 m dari Q). Jika berat batang 150 N, berapakah minimum
gaya ke bawah F yang dikerjakan di Q yang akan mengangkat batang lepas dari penopang di
R?
1. 50 N
2. 75 N
3. 100 N
4. 125 N
5. 150 N
1.
1. Sebuah bola pejal menggelinding dari keadaan diam menuruni bidang miring
kasar yang membentuk sudut 30o dengan arah mendatar. Kelajuan linier bola
ketika sudah menempuh lintasan sepanjang 3,5 m adalah m/s
a. 6 b. 5 c. 4 d. 3 e. 2
1.
1. Dari gambar di sampjng, massa katrol 300 gram. Katrol mula-mula
diam, kemudian dilepas sehingga berputar turun. Maka besar tegangan tali adalah N

a. 1 b. 1,5 c. 2 d. 3,3 e. 4
1.
1. Seorang penari balet berputar 3 putaran per detik dengan lengan direntangkan,
saat itu momen inersianya 8 kg m2. jika kedua lengannya dirapatkan sehingga
momen inersianya menjadi 2 kg m2, maka frekwensi putarannya menjadi .
putaran per detik.
a. 0,75 b. 3 c. 5,3 d. 8 e. 12
1.
1. Dalam waktu 2 detik, sebuah roda yang berotasi murni, mengalami perubahan
kecepatan dari 4 rad/s menjadi 20 rad/s secara beraturan. Sebuah titik terletak 30
cm dari poros roda. Besar percepatan tangensial yang dialami titik tersebut adalah
m/s2
a. 240 b. 26,7 c. 4,8 d. 2,4 e. 0,27
1.
1. Silinder pejal dengan massa 4 kg ditarik pada pusat
F massanya dengan gaya 56 N sehingga silinder bergerak sepanjang bidang miring ke atas, tanpa slip.
tg = 4/3. Besarnya energi kinetik pada t = 2 detik, jika mula-mula silinder diam adalah .
a. 234 J b. 243 J c. 324 J d. 342 J e. 432 J
1.
1. Gerak menggelinding terjadi karena.
1.

1. gaya yang diberikan jumlahnya tidak nol


2. jumlah torsi tidak nol
3. jumlah gaya dan jumlah torsi tidak nol
4. hanya bias terjadi di bidang miring
5. dapat terjadi di bidang yang licin sempurna
1.
1. Gambar berikut adalah sebuah batang yang ditarik dengan gaya. Momen gaya
terhadap titik O adalah.
1. 75 N
2. 50 N
3. 100 N
4. 100 N
5. 250 N
1.
1. P
erhatikan gambar berikut ini. Bila massa batang AB diabaikan, maka besar dan
titik tangkap gaya resultannya adalah.
1.
1. 30 N dan 0,7 m di kiri A
2. 30 N dan 0,7 m di kanan A
3. 30 N dan 1,0 m di kiri A

4. 30 N dan 2,0 m di kanan A


5. 30 N dan 2,0 m di kiri A
1.
1. Sebuah benda begerak melingkar berubah beraturan dengan kelajuan anguler
mula-mula 6 rad/s. Setelah 4 detik kelajuan angulernya 14 rad/s. Jika jari-jari 10
meter, maka percepatan linier yang dialami benda tersebut adalah . m/s2
1. 280
2. 120
3. 60
4. 40
5. 20
1.
1. Sebuah partikel A bermassa m diputar pada jari-jari R, dan partikel B bermassa 2
m diputar pada jari-jari . Jika kelajuan sudut putaran kedua partikel tersebut sama,
maka perbandingan momentum anguler partikel A dan partikel B adalah :
1. 2 : 1
2. 1 : 2
3. 3 : 1
4. 1 : 3
5. 1 : 1
1.

1. Sebuah bola pejal menggelinding tanpa slip dengan kelajuan linier v, jika massa
bola pejal 5 kg, maka energi kinetik bola pejal saat menggelinding tersebut adalah
.v2
1. 1,0
2. 2,5
3. 3,5
4. 5,0
5. 7,5
1.
1. Massa katrol adalah 2 kg dan besar F = 122 newton, maka gaya tegangan tali T
adalah newton
1. 100
2. 120
3. 122
4. 220
5. 242
1.
1. Tangga homogen, panjang 10 m, massa 10 kg, bersandar pada dinding licin dan
lantai kasar. Ujung atas tangga berada 8 meter dari lantai. Bila tangga tepat akan
menggeser tentukan besarnya koefisien gesek statis lantai dengan tangga.
1. 0,80

2. 0,75
3. 0,60
4. 0,375
5. 0,30
1.
1.
F
Sebuah silinder pejal dengan diameter 1 meter berada pada bidang datar kasar didorong tepat
pada pusat massanya dengan gaya F = 6 kali massa benda sehingga meng gelinding tanpa
slip, maka percepatan liniernya adalah (gaya dan massa bersatuan sesuai SI).
1. 1 m/s2
2. 2 m/s2
3. 3 m/s2
4. 4 m/s2
5. 5 m/s2
1.
1. R
30o

PQ

Batang PQ horizontal beratnya 60 N menggunakan engsel pada titik P, sedang ujung Q diikat
tali bersudut 30o ke dinding. (lihat gambar di atas) Pada titik Q digantungkan beban 40 N,
maka besar gaya tegangan tali QR
1. 30 N
2. 35 N
3. 70 N
4. 120 N
5. 140 N

Soal Uraian

Jawablah dengan benar !


1. Sebuah bola pejal massa 5 kg berada di atas bidang miring
kasar, mula-mula dalam keadaaan diam, kemudian menggelinding tanpa slip (jika tg 37o = ) hitung energi kinetik
37o setelah

bergerak 7 detik.

1. Hitunglah T1 dan T2 dari susunan kesetimbangan di bawah ini.


1. Hitunglah Gaya T pada susunan kesetimbangan ini.
1. Massa A = massa B = 5 kg, jika tg 53o = 4/3 dan koefisien gesekan antara benda A dan bidang miring 0,2
massa katrol 4 kg, Hitung percepatan sistem.

1. Silinder pejal dengan massa 4 kg ditarik pada pusat


F massanya dengan gaya 56 N sehingga silinder bergerak sepanjang bidang miring ke atas, tanpa slip.
tg = 4/3. Tentukan besarnya energi kinetik pada
t = 2 detik, jika mula-mula silinder diam.
1.
Massa A = 8 kg, massa B = 6 kg, massa katrol = 4 kg, koefisien gesek bidang dengan benda
A = 0,25. Hitung percepatan benda A !
1. Sebuah silinder pejal homogen tingginya 2R, bagian bawahnya berongga dengan bentuk
setengah bola. tentukan letak titik beratnya.
1.

Tentukan letak titik berat benda berupa bidang diukur dari alasnya.

1.

Susunan benda pejal homogen

yang terdiri dari silinder R


berongga dan setengah bola
terletak di atas lantai seperti
3R
tampak pada gambar.

Tentukan jarak titik berat


susunan benda tersebut dari lantai.
1. Batang PQ beratnya 400 N dan panjangnya 4 m. Jarak tumpuan PA adalah 3m dan di titik
A batang dapat berputar. Seseorang beratnya 600 N berjalan dari titik menuju Q. Berapa
jarak maksimum dari titik P agar batang tetap seimbang (ujung batang P hampir terangkat).

PA

You might also like