You are on page 1of 17

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (3): 657 - 672

ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org


Copyright 2014

UPAYA PEMERINTAH CHINA DALAM PENGURANGAN EMISI GAS


BUANG DI BEIJING MELALUI CLEAN DEVELOPEMNT MECHANISM
TAHUN 2005-2008
LELY L. FADILLAH1
NIM.0702045157
Abstract
Poor air pollution in Beijing is derived from substances - pollutants from
industrial plants, wheeled vehicles, solid waste disposal etc. Air pollution can be
caused by natural sources and human activities. Emissions that pollute air and
environment affect people's health, especially for people who live in big cities,
who live in the area due to industrial pollution and then the resulting smoke
and steam that smells and affect breathing, smell, sight, the body becomes weak,
reduced IQ, when lots of pollution inhaled it can inhibit the exchange of oxygen
in the blood. Therefore, Beijing seek to reduce exhaust emissions that can
spread to other areas and the impact on human health. Through the CDM,
China take and utilize her role in the Kyoto Protocol to reduce emissions and
indirectly raise China's position is considered important, particularly in the
transfer of environmentally sound technology based. China plays an important
role among the countries involved in the Kyoto Protocol to address the involved
part in reducing domestic emissions, although China has a national interest in
it the opportunity to take advantage through the Clean Develompment
Mechanism. Chinese Government efforts to reduce emissions in Beijing are the
main issues discussed in this study. Chinas position on Clean Development
Mechanism programme participation at Beijing make effort of China important
in international relation. Clean Development Mechanism at Beijing on 2005
2012 year are the technology clean coal, denitrification, desulfuritation,
electrostratic precipitator, cascading style sheets, close the factory closure,
enforcement vechile.
Keyword: Beijing, China, Emission, Polution, CDM
Pendahuluan
Emisi gas buang merupakan penyebab pemanasan global sehingga banyak negara
yang peduli akan masalah gas buang. Emisi gas buang adalah sisa hasil
pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran
luar, dan merupakan salah satu faktor penyebab pemanasan global sehingga
banyak negara yang sangat peduli akan masalah gas buang ini.
1

Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan


Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: Lely L.Fadillah@yahoo.co.id

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

Beijing merupakan ibukota China dan pusat perkotaan dimana segala aktivitas
industri banyak beroperasi disana. Tentunya industriindustri tersebut
menghasilkan emisi gas buang. Oleh karena itu sebagai negara yang
menghasilkan emisi gas buang yang besar Beijing harus mengurangi tingkat emisi
gas buang.
Industri di Beijing menyumbang 23.372 Mega ton CO2dari jumlah emisi pada
tahun 2005 hingga tahun 2008. Penyebab emisi gas buang di China tidak terlepas
dari kegiatan pabrikpabrik industri di Beijing yang menghasilkan jumlah emisi
yang banyak setiap harinya sehingga mengeluarkan asap polusi ke udara.
Pada tahun 2005 jumlah emisi gas buang di Beijing sebesar 3.400 juta ton,
meningkat pada tahun 2006 sebesar 6.200 juta ton. Pada tahun 2007 sebesar 6.300
juta ton lalu meningkat pada tahun 2008 dengan sebesar 7.472 juta ton.Tahun
2007 Beijing merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi yang cukup tinggi.
Setiap harinya kota tersebut diselimuti oleh kabut kelabu akibat emisi cerobong
asap, kendaraan bermotor, dan debu. Polusi terkadang bisa membuat penerbangan
di Beijing terpaksa dibatalkan akibat minimnya jarak pandang.
Menghirup udara dengan kadar polusi yang tinggi bisa menyebabkan batuk,
bersin, iritasi tenggorokan, serta berbagai penyakit lainnya. Dalam kasus tertentu,
partikel polusi yang terhirup ketika bernafas bisa masuk ke paru-paru dan ikut
dalam peredaran darah sehingga mengakibatkan gangguan secara langsungseperti
sulit bernafas, batuk berkepanjangan, sakit kepala tibatiba, mimisan. Hal tersebut
sebagian besar dialami oleh penduduk di Beijing sehingga aktivitas seharihari
mereka terganggu.
Akibatnya Dua pertiga kota-kota China harus menghadapi tingkat pencemaran
udara yang tinggi dengan 20 kota dinyatakan tidak memiliki udara bersih.
Beijingtermasuk salah satu dari 20 kategori kota yang udaranya tercemar oleh
emisi gas buang tersebut. Beijing
adalah cerminan wajah China yang
merupakan kota yang indah dan menarik, jika polusi udara tidak teratasi maka
dapat menutupi keindahan China. Oleh karena itu pemerintah China harus
berupaya menjadikan Beijing kota yang bersih udara serta terjaga dari gangguan
polusi yang bisa merusak keindahan China dan kesehatan warganya. Agar
menjadi kota yang sehat udara dan emisi gas buang yang rendah. Dengan ini
China ikut dalam program CDM ( Clean Development Mechanism).
Clean Development Mechanism ini membantu China dalam mengurangi emisi gas
buang di Beijing karena menyangkut alasan kepentingan. Kalau secara internal
kepentingan mengurangi emisi gas buang buang terkait masalah kesehatan warga
China. Namun sebuah analisa menyebutkan bahwa kepentingan China
mengurangi emisi adalah mendapatkan keuntungan yaitu memperoleh investasi
baru melakukan kegiatan pengurangan emisi tersebut yang dapat mendukung
pembangunan yang berkelanjutan di negaranya, serta mendapat transfer teknologi
657

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

dan dana tambahan yang membantu China untuk mempersiapkan diri


mengahadapi dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Keuntungan keuntungan lain China dengan proyek CDM ini adalah sebagai
berikut:
1. Proyek proyek ramah lingkungan seperti proyek hemat energi, tidak
mencemari lingkungan serta mencegah polusi dari sektor industri dan
transportasi
2. Biaya relatif murah, karena pendanaannya dibantu boleh negara maju
3. Transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang dengan biaya
terjangkau
Dengan begitu China dapat menjadi lahan investasi negara dalam rangka
pemenuhan target penurunan emisi gas buang. Jadi peluang untuk memperoleh
hasil dari penjualan kredit emisi dapat dimanfaatkan dengan mengembangkan
proyek proyek energi terbarukan dan efisiensi energi.
A. Kerangka Dasar Konsep
1. Teori Politik Hijau ( Green PoliticTheory )
Green politics menawarkan konsep desentralitas sebagai strategi implementasi
kontrol yang baik dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Green politics
meyakini implementasi kontrol level global dapat lebih efektifdilaksanakan dalam
skala yang lebih kecil, yakni skala komunitas lokal yanglangsung memiliki
interdependensi terhadap alam sekitar dalam kehidupan mereka (Hamengku
Buwono X : 2009, hal.04).
Kaum Green Politics menuntut perubahan dramatis menyangkut gaya hidup,
termasuk perubahan yang sangat signifikan menyangkut organisasi politik dan
ekonomi manusia.Pandangan Green Politics justru menempatkan nilai yang sama
pada manusia dan alam sebagai bagian dari satu biosistem tunggal. Dari
pandangan ini, manusia tidak memiliki hak mengeksploitasi alam bagi
keuntungannya sendiri. Manusia memiliki kewajiban untuk hidup dalam
keharmonisan dengan alam dan menghargai serta memelihara keseimbangan
ekologis secara menyeluruh. (Buwono X,Hamengku.2009.Pengelolaan
Lingkungan Berbasis Budaya Program Pascasarjana. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada).
Kaum Green Politics menegaskan perlunya sentralisasi pengendalian politik
global agar dapat mengamankan manajemen ekosistem global keseluruhan. Disisi
lain, mereka juga melihat bahwa komunitas lokal, yang kecil, mandiri, adalah
yang paling tepat untuk memajukan gaya hidup tidak konsumtif dalam
keseimbangan ekologis dengan kondisi lokal tertentu. Jelas bahwa kaum Green
Politics menanggalkan pandangan konvensional tentang hubungan internasional
yang berdasarkan sistem negara. Hubungan internasional akan menerima arti yang
benar-benar baru dari sudut pandang ekosistem global yang terancam bahaya
oleh arogasi upaya manusia demi kehidupan modern dan kekayaan material
tingkat tinggi. Singkatnya, sifat tantangan pada HI yang diciptakan oleh isu
658

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

lingkungan hidup tergantung pada sedikit banyak posisi seseorang dalam


perdebatan lingkungan hidup. Tergantung dari posisi tersebut, baik isu lingkungan
hidup merupakan salah satu item tambahanpada agenda yang secara
menyenangkan dapat diatur oleh pendekatan tradisional, ataupun merupakan isu
sangat khusus yang membutuhkan kita untuk merekonstruksi seluruh cara berpikir
tentang hubungan internasional.
Dengan konsep ini, pengelolaan lingkungan menitikberatkan pada dimensi etis
kebijaksanaan sebuah negara dengan penyelesaian masalah lingkungan yang
berbasiskan teknologi tinggi. Pemerintah China mengambil langkah yaitu dengan
menggunakan batu bara bersih yang ramah lingkungan.
2. Rezim Internasional
Teori rezim berasal dari tradisi liberal yang berargumen bahwa berbagai institusi
atau rezim internasional mempengaruhi perilaku negaranegara (maupun aktor
internasional lain). Teori ini mengansumsikan bahwa kerjasama bisa terjadi
didalam sistem negaranegara anarki. Bila dilihat dari definisinya sendiri, rezim
adalah contoh dari kerjasama internasional.
Stephen Haggard dan Beth A. Simmons (1987) mengatakan bahwa rezim
internasional muncul sebagai fokus penting dari riset empiris dan debat teoritis di
dalam hubungan internasional. Kepentingan rejim timbul karena adanya
ketidakpuasan dengan konsep dominan dari tata aturan internasional,
kewenangan, dan organisasi. Perbedaaan tajam antara kompetitif, zero-sum
anarchy dari hubungan antara negara dan kewenangan dari politik domestik
terlihat terlalu banyak mengambil penjelasan dari perilaku di anatara negara
industri maju. (Haggard, Stephan and Simmons, B.A.1987.Theories of
International Regimes. Summer: World Peace Foundation and The Massachusetts
Institute of Technology).
Robert Jevis menyebutkan, bahwa rezim tidak hanya mempunyai implikasi
terhadap norma norma yang memfasilitasi terciptanya kerjasama semata,
melainkan suatu bentuk kerjasama juga yang lebih sekedar kepentingan internal
dalam jangka pendek.
Rezim menjadi hal yang sangat signifikan sebagai intervening variables yang
berada diantara basic causal factors and related behavior and outcomes.
Sebagaimana dianut oleh Oran Young, Raymond Hopkins dan Donald Puchala,
bahwasanya tidak ada yang dapat membuat sebuah negara dapat bertahan selama
waktu tertentu jika tidak didukung oleh keberadaan sebuah rezim. Artinya rezim
secara mutlak diperlukan. Berdasarkan perilaku dalam membuat prosedur
pengambilan
keputusan
dan
perilaku
dalam
merumuskan
serta
mengimplementasikan peraturan.( Jervis, Robert.Realism, Game Theory, and
Cooperation.World Politics.Itacha: Cornell University Press).

659

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

Berikut ini dua bentuk norma dalam rezim internasional, yaitu;


1. Substantive Norms, menyediakan standarisasi yang spesifik mengenai aturan
perilaku
2. Procedural Norms, memberikan panduan bagaimana negara harus merancang
dan mempergunakan mekanisme pembuatan keputusan.
Berbagai teori mengenai rezim internasional berasal dari teori tentang rejim dalam
hubungan internasional. Kepentingan mempelajari rezim internasional dalam
sistem politik sebuah adalah sebagai pengayaan pandangan kita akan hadirnya
suatu sistem politik yang melampau batas wilayah negara-negara di dunia. Sistem
politik China tidak akan terlepas dari sistem politik dunia karena merupakan
bagian dari negara-negara dunia yang berdaulat. Keanggotaan China di dalam
berbagai organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, ASEAN,
dan lain sebagainya merupakan satu bentuk keikutsertaan negeri tirai bambu ini
dalam perjanjian internasional guna melanggengkan tata dunia melalui rezim.
Politik lingkungan dalam banyak negara di dunia mempunyai peran penting tidak
hanya pada tingkatan berbeda, tetapi juga dalam bingkai kerja struktural yang
berbeda.Banyak lembaga antar pemerintahan mempunyai peran penting dalam
aktivitas serupa, membuat aturan lingkungan, membuat kebijakan, penelitian,
monitor, training, proyek pembiayaan dan supervisi. Tigalembaga khusus yang
penting misalnya, perserikatan bangsa bangsa dalam program lingkungan
(UNEP ), Bank Dunia, dan masyarakat internasional.( Hurrell, Andrew dan
Kingsbury, Benedict ( ed ).1992.
The International Politic
Environment.Clarendon:Press-Oxford ).
Kondisi ini cocok karena China hidup dalam rezim internasional dunia yang
berhubungan dengan isu isu, perdagangan internasional mengenai komoditas.
Serta menyikapi pemakaian sumber daya alam atas perjanjian internasional
(seperti Protokol Kyoto ).
3. Kebijakan Publik
Menurut Carl Friedrich, kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang
diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan
tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan
terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam
rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud
tertentu.
Menurut Irfan Islami memberikan pengertian kebijakan publik adalah serangkaian
tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh
pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi
kepentingan seluruh masyarakat. Ditegaskan lagi bahwa kebijakan publik dibuat
benar-benar atas nama kepentingan pubik, untuk mengatasi masalah dan
660

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

memenuhi keinginan dan tuntutan seluruh anggota masyarakat. Kebijakan publik


adalah proses yang di dalamnya terdiri beberapa tahapan, yaitu perumusan
masalah (formulasi), implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan.
Sedangkan menurut Amara Raksasataya mengemukakan kebijakan sebagai suatu
taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu
suatu kebijakan memuat tiga elemen yaitu:
1) Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai
2) Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan
3) Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata
dari taktik atau strategi.
Implementasi kebijakan publik merupakan proses kegiatan adminsitratif yang
dilakukan setelah kebijakan ditetapkan dan disetujui. Kegiatan ini terletak di
antara perumusan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Implementasi kebijakan
mengandung logika top-down, maksudnya menurunkan atau menafsirkan
alternatif-alternatif yang masih abstrak atau makro menjadi alternatif yang bersifat
konkrit atau mikro.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu
menjelaskan dan menganalisis upaya pemerintah China dalam mengatasi emisi
gas buang di Beijing melalui CDM periode 2005-2012. Data yang disajikan
merupakan data primer dan skunder yang diperoleh melalui telaah pustaka yakni
dengan mengumpulkan data data seperti buku, media massa, artikel termasuk
jurnal dan situs situs dari internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah
data kualitatif.
C. Hasil Penelitian
Kegiatan industri di China yang meningkat, adanya peningkatan pertumbuhan
daerah urban maupun suburban, dan adanya peningkatan pertanian modern, turut
berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih di negara tersebut. Hal itu
diakibatkan semakin banyak pabrik maupun industri rumah tangga yang
membuang limbah ke wilayah perairan dan semakin banyak penggunaan pupuk
yang tidak ramah lingkungan maupun pestisida pada pertanian
modern.Diperkirakan pada tahun 2000 lalu, jumlah dari limbah yang dihasilkan
ialah dua kali lipat lebih besar dari tahun 1990, atau sekitar 78 milyar ton. Antara
tahun 1981 dan 1995, volume dari limbah meningkat 27,8 persen dengan rata-rata
peningkatan sebesar 1,65 persen per tahun. Di mana kegiatan pertanian
menyumbang limbah paling besar di China. Kemudian, dari 27 Kota 11 besar di
China, hanya 6 kota yang memenuhi standar air layak minum yang dikeluarkan
pemerintah. Dengan adanya pemaparan ini, terlihat bahwa China memiliki
dorongan dari ranah domestik yang besar untuk segera melakukan usaha-usaha
yang kongkrit dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup yang ada.

661

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

Adanya kebutuhan bagi China untuk menunjukkan sikap sebagai masyarakat


internasional yang baik sebagai bentuk moral responsibility-nya terhadap
permasalahan lingkungan yang melanda, terutama dengan adanya tekanantekanan dari dunia internasional.China sebagai anggota masyarakat internasional
dihadapkan pada tekanan-tekanan dari dunia internasional untuk semakin
meningkatkan kontribusinya dan mengambil komitmen yang lebih kuat terhadap
usaha-usaha penyelesaian masalah lingkungan hidup.Contoh yang tampak adalah
pada Konferensi Perubahan iklim Internasional COP-17 di Durban, Afrika
Selatan.Pada konferensi ini, China menyatakan diri bersedia untuk menerima
sebuah komitmen mengenai reduksi emisi yang mengikat meskipun dengan
mengajukan beberapa prasyarat tertentu.Padahal sebelumnya China tetap bertahan
di posisi bahwa negara berkembang tidak seharusnya mematuhi komitmen yang
mengikat pada reduksi emisi karbon tersebut.
Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar dari berbagai
sumber ke udara.Sumber-sumber pencemar udara dapat bersifat alami maupun
akibat aktivitas manusia.Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya
substansi di udara dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan
pada manusia, hewan, tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas,
cair maupun partikel padat. Ada lima jenis emisi, yaitu partikulat dengan diameter
kurang dari 10 m (PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2),
karbon monoksida (CO) dan timbal.
Gas buang sebenarnya terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti
nitrogen, karbondioksida dan uap air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa
lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan kesehatan
maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam emisi gas
buang adalah senyawa karbon-monoksida (CO), senyawa hidrokarbon, senyawa
oksida nitrogen (NOx) dan senyawa sulfur (SOx), dan senyawa partikulat debu
termasuk timbel (PB).
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian yang pokok di
bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam
kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat
memberikan daya dukung bagi makhluk hidup untuk hidup secara optimal.
Pencemaran atau polusi udara adalah keadaan terkontaminasinya udara oleh zat
asing yang berasal dari kegiatan antara lainpabrik industri, transportasi,
perkantoran dan perumahan. Sumber pencemaran udara dapat juga disebabkan
oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun dan lain lain. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah
menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia. Di Beijing pencemaran udara sebagian besar diakibatkan oleh
kawasan industri yang semakin padat. Dimana gasgas dari industri itu biasanya
disebabkan oleh bahan bakar batubara yang menyebabkan emisi yang berlebihan
sehingga tingkat kualitas udara semakin menurun. Oleh sebab itu, Beijing
mengupayakan pengurangan emisi gas buang yang dapat merembet ke wilayah
wilayah lain dan berdampak pada kesehatan manusia.
662

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

1. Menerapkan Kebijakan Upgraded brown coal pada Batu Bara


Pemerintah China mengeluarkan kebijakan pada tahun 2005, mengenai
penambahan kapasitas batu bara di ibukota Beijing dengan melakukan proses
UBC (Upgraded brown coal)yaitu penurunannya kadar air dalam batubara yang
dilakukan dengan cara mekanik atau perlakuan panas.
Meningkatkan efisiensi pembangkit tenaga batubara dengan melakukan
penambahan kapasitas dan peningkatan efisiensi, di tahun 2008 sudah mencapai
69%. Hal ini membuat pembangkit batubara memiliki tingkat efisiensi rata-rata
yang jauh lebih besar. Upaya meningkatkan efisiensi pembangkit batubara
dilakukan dengan dukungan pendanaan dari Bank Dunia melalui Global
Environment Facilities (GEF) dengan bantuan dana sekitar 19,7 juta US Dolar.
Teknologi batubara bersih yang dikembangkan oleh negara negara maju
memberikan pilihan dalam rangka mengurangi dampak negatif dari pemakaian
batubara yang terus meningkat. Untuk itu diperlukan teknologi bersih dalam
proses pengurangan kadar emisi dari pembakaran batubara. Teknologi bersih
adalah tentang proses dan hasil apabila dilihat dari proses, berarti proses
pembakaran yang dimodifikasi. Teknologi batubara bersih ini dilakukan dengan
membakar batubara di boiler atau disebut Pembakaran Lapisan Mengambang
(Fluidized Bed Combustion/FBC) yang akan menghasilkan emisi seperti partikel
SO2, NO2, dan CO2. Emisi tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan
teknologi seperti denitrifikasi, desulfurisasi, electrostratic precipitator (penyaring
debu ). Sebelum melakukan denitrifikasi, desulfurisasi, dan electrostratic
precipitatorbatubara harus diolah dulu dengan proses pembakaran dengan metode
(Fluidized Bed Combustion/FBC).
Pada pembakaran dengan metode (Fluidized Bed Combustion/FBC), batubara
diremuk terlebih dulu dengan menggunakan crusher sampai berukuran maksimum
25mm. Butiran batubara dijaga agar dalam posisi mengambang, dengan cara
melewatkan angin berkecepatan tertentu dari bagian bawah boiler. Kondisi ini
akan menyebabkan pembakaran bahan bakar yang lebih sempurna karena posisi
batubara selalu berubah sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik dan
sempurna untuk proses pembakaran.
Teknik ini telah diterapkan di Beijing dan Shenzen di tahun 2008 pada pabrik
pabrik seperti pabrik kertas, pembangkit tenaga listrik, pada perusahaan
perusahaan seperti Aviation Industry Corporation of China, China National
Petroleum Corporation, dan Hon Hai Precision Industry. Cara ini efektif dari
40 % hingga 70 %. Energi bersih yang makin marak di dunia dinilai harus
ditanggapi serius pemerintah China dan pelaku usaha batubara di Beijing.
Pemerintah menyerukan agar energi yang digunakan di negeri itu harus
menggunakan energi rendah emisi. Menurut pemerintah, batubara banyak

663

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

dituding sebagai salah satu sumber emisi dunia sehingga kampanye agar produsen
batubara berperan mengurangi emisi semakin menguat.
2. Teknologi Batubara Bersih Melalui Proses Denitrifikasi, Desulfurisasi dan
Electrostratic Precipitator
a. Teknologi denitrifikasi
Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi nitrogen-dioksida.Penerapannya
dapat berupa memasang peralatan denitrifikasi pada saluran gas buang.
Denitrifikasi dilakukan dengan menginjeksi ammonia kedalam peralatan
denitrifikasi.Sehingga emisi nitrogen-dioksida didalam gas buang akan bereaksi
dengan ammonia sehingga emisi dapat berkurang. Dengan peralatan ini, senyawa
berupa nitrogen-dioksida dalam batubara tadi dalam gas buang dapat dikurangi
sebesar 80 90 %.Teknologi denitrifikasi juga sudah diterapkan di Beijing pada
tahun 2009 karena melihat kemampuannya dapat mengurangi emisi dengan hasil
80 90 % dan kebanyakan teknologi ini digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik.
b. Teknologi Desulfurisasi
Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi sulfur-dioksidapada tahun 2009.
Nama yang umum untuk peralatan Desulfurisasi adalah flue gas desulfurization(
FGD ). Ada dua tipe FGD yaitu FGD basah dan FGD kering. Pada FGD basah
campuran air dan kapur disemprotkan dalam gas buang. Cara ini dapat
mengurangi emisi emisi sulfur-dioksida sampai 70 -95%. Sedangkan FGD kering
menggunakan air dan kapur yang diinjeksikan kedalam wadah pembakaran
batubara. Cara ini berhasil mengurangi emisi SO2 sampai 70 97%. Penerapan
Desulfurisasi telah dilakukan dengan gas alam dalam bidang minyak dan gas
bumi di beberapa perusahaan di Beijing. Contohnya, Desulfurization pada gas
alam yang berbasis hydrogen sulfide pengurangan gas alam. Keberhasilan
adsorbsi sulfur lebih dapat menyerap pada temperatur yang lebih rendah sebanyak
200-250oCdibandingkan dengan sulfur organik sebanyak 250-400oC.
c. Electrostratic Precipitator ( Penyaring Debu )
Teknologi nuklir memiliki peran yang cukup besar dalam upaya pencegahan
pencemaran lingkungan. Teknik ini memanfaatkan radiasi dan dimanfaatkan
secara luas dalam berbagai bidang, tanpa mengabaikan segi keselamatan dan
kelestarian lingkungan. Salah satu peralatan berteknologi untuk menjinakkan
polutan udara adalah electrostratic precipitator. Prinsip kerja alat ini adalah
menghasilkan berkas electron dari filament logam yang dipanaskan. Beijing sudah
menerapkan electrostratic precipitator industry yang sudah dianalisa pada
perusahaan semen, kimia, tembaga, kertas dan baja, serta cukup efektif dari 60% 70% mulai tahun 2006. Konsep lingkungan yang diterapkan pada teknologi
penyaringan debu ini dinilai sangat efektif mengurangi emisi hingga 99,9%
digunakan pada proses penambangan untuk mengurangi debu yang dapat
mengotori udara bersih.
Kedua cara diatas (prosesdenitrifikasi dan desulfurisasi) digunakan oleh beberapa
perusahaan kertas, plastik seperti Xinji City Changxing Plastic Machine Factory,
664

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

Hangzhou Jiabao Steel Building Materials Co.Ltd dan Beijing Vikkins Co.,
Ltd.Hasilnya cukup efisien dengan mengurangi 60% - 90 % emisi gas buang.
3. Upaya Cascading Style Sheets atau CSS ( Penangkapan dan Penyimpanan
Karbon )
Upaya yang lain adalah Cascading Style Sheets atau CSS, menyimpan dan
menangkap karbon. Didalam upaya CSS ini adalah dimana karbondioksida yang
dilepas dari batubara yang terbakar ditangkap, dan dibuang dibawah tanah atau
laut. Di program CSS ini juga dilengkapi dengan tungku cerobong asap yang
tertutup dimana emisi yang terdapat dari hasil pembakaran batubara akan
dilepaskan ke laut jadi karbondioksida tidak akan dilepaskan ke udara.
Penyimpanan karbondioksida ini mulai beroperasi pada tahun 2009 di satu
perusahaan Beijing, Beijing Liqun Industrial And Trade Co Ltd, dan berhasil
dapat menangkap dan menyimpan karbon sebanyak 70% sehingga karbon tidak
naik ke udara, tetapi karbon tersebut dilepaskan ke laut menjadi karbondioksida.
Cara ini mendapatkan hasil yang sempurna untuk mengurangi emisi gas buang.
4. Penutupan Pabrik-pabrik
Penutupan dilakukan setidaknya 2.087 pabrik seperti Beijing Kewei Jianye Steel
Co dan Hebei Iron, serta Steel Groupyang memproduksi baja, Maanshan Iron &
Steel Company yang memproduksi semen dan besi, East Hope yang
memproduksi aluminium, gelas, dan material lainnya. Pabrik pabrik ini adalah
pabrik yang tidak memakai teknologi Upgraded Brown Coal dan metode
Fluidized Bed Combustion (metode yang menggunakan pembakaran batubara
dalam Boiler), karena tidak semua penggunaan batubara pada pabrik di Beijing
menggunakan metode metode ini.Penutupan pabrik ini dilakukan untuk
mengurangi aktivitas aktivitas yang meningkatkan besarnya jumlah emisi.
Disamping itu, Suiping Huaqiang Plastic, pabrik kantong plastik terbesar di
China, tutup akibat sebuah kebijakan pemerintah mengenai lingkungan yang
menyangkut polusi udara, dimana pemerintah memberlakukan pembatasan
penggunaan kantong plastik untuk sejumlah tipe mulai 1 Juni 2008. Penutupan
pabrik itu juga disebabkan adanya kebijakan baru yang melarang toko
menggunakan tas plastik sebagai barang belanjaan. Pada 9 Januari 2008, Kantor
Umum Dewan Negara memerintahkan suatu larangan produksi, penjualan dan
produksi jenis tas ultra-thin (ketebalan kurang dari 0,025 mm) mulai 1 Juni
2008 untuk mengurangi aktivitas pabrik.
Pemerintah telah memerintahkan ribuan pabrik penghasil emisi gas buang yang
tinggi untuk mematuhi dalam mengurangi emisinya. Pemerintah menyatakan akan
merasa kecewa jika tidak berhasil mengatasi masalah tersebut dan mengancam
kucuran kredit kepada pengusaha pabrik tersebut akan dibekukan dan pasokan
energi akan diputus. Para pemimpin mereka telah berupaya keras untuk
mendapatkan pengakuan seputar pengurangan emisi dan perusakan lingkungan
yang terjadi di Beijing. Jika Beijing tidak dapat memenuhi dengan selisih yang
besar, kredibilitasnya dalam komitmen mengenai perubahan iklim, maka sebagai
ibukota China akan dipertanyakan di percaturan internasional. Dampak dari

665

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

penutupan pabrik ini sementara mengurangi pendapatan ekonomi Beijing, para


pekerja tidak bekerja alhasil mendapatkan upah yang minim.
Beijing memangkas konsumsi energi China per unit produk domestik bruto
sebesar 20 persen antara tahun 2005 dan 2008. Beijing saat ini tercatat sebagai
salah satu kotapenghasil emisi yang cukup besar dan mempunyai komitmen harus
mengurangi emisinya serta memperbaiki lingkungan.Meskipun pada tahun 2005
2008 sebagai upaya pemerintah mengurangi emisi tidak sesuai target yang
diharapkan tetapi setidaknya sedikit berhasil mengurangi emisi gas buang.
Hal lain yang dilakukan untuk mengawasi emisi adalah pada tahun 2008,
mengontrol sumber-sumber yang berpotensi menciptakan asap dan debu di
Beijing disamping juga membangun lima taman hutan sungai, yang akan
berfungsi sebagai hutan kota yang mampu menciptakan iklim yang bersih.Upaya
penghematan energi juga menyasar ke sejumlah lokasi umum seperti pusat
perbelanjaan, hotel rumah sakit juga sejumlah proyek yang dipilih lainnya, hingga
gedung perkantoran pemerintahan serta gedung kantor swasta atau umum.
Kampanye mengenai hemat energi dan mengurangi polusi untuk Olimpiade, juga
telah dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Penutupan pabrik juga
merupakan salah satu langkah untuk memperlihatkan bahwa Beijing sedang
berupaya sebaik mungkin untuk mencapai target mengurangi emisi gas buang,
penutupan ini dilakukan karena polusi udara di Beijing membawa pengaruh buruk
bagi kesehatan warganya serta menghambat rutinitas maskapai.
5. Pemberlakuan kendaraan
Pemerintah kota Beijing membatasi kepemilikan jumlah mobil untuk kemacetan
dan sekaligus mengurangi jumlah emisi gas buang yang sudah begitu parah.
Sepanjang tahun jumlah kendaraan di Beijing dibatasi menjadi 240.000 unit,
dimana setiap bulannya kendaraan hanya boleh dijual sebesar 19.000-20.000
unit.Jumlah mobil di Beijing pada akhir nopember 2008 telah mencapai 5.190.000
unit kendaraan.Jumlah ini naik dibandingkan akhir tahun 2005 dan 2006 sebanyak
4.810.000 unit.Kota Beijing mengambil sejumlah langkah jaminan, misalnya
dengan memperpanjang waktu operasi bus umum dan kereta bawah tanah, guna
meningkatkan kemampuan operasional kendaraan umum.Selain itu, dua rute baru
subway dan satu jalur baru kereta menuju bandara pun telah dibuka beberapa
waktu yang lalu. Melakukan pemberlakuan pengaturan kendaraan berdasarkan
plat nomor ganjil dan genap, pada waktu menjelang olimpiade pemerintah juga
telah mengumumkan bahwa selama dua bulan itu semua kegiatan konstruksi di
dalam kota dihentikan, kegiatan industri berat juga ditutup. Bahkan, pengecatan
yang menggunakan penyemprotan juga dihentikan untuk menjamin kualitas udara
Beijing tidak tercemar.
Mekanisme pembangunan bersih melalui CDM adalah salah satu dari tiga pasar
berdasarkan mekanisme yang dibuat dibawah Protokol Kyoto.
Hal ini memungkinan pengurangan emisi, proyekproyek negara berkembang
untuk memperoleh sertifikasi pengurangan emisi.CER ini dapat dijual dan
diperdagangkan dan dijual, dan digunakan oleh negaranegara industri untuk
memenuhi bagian dari target pengurangan emisi mereka dibawah Protokol
666

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

Kyoto.China adalah salah satu negara dengan sumber batubara yang berlimpah,
dan konsumsi energi terutama diandalkan pada batubara.Jadi ada banyak
pengurangan emisi di industri batubara.
Mekanisme Protokol Kyoto ini, mengurangi dampak perubahan iklim yang
diakibatkan oleh industriindustri yang khususnya menggunakan batubara sebagai
bahan bakar yang menghasilkan karbondioksida, dimana tujuannya adalah
mengurangi laju emisi gas buang, negaranegara maju telah memberikan bantuan
proyekproyek CDM. Dengan adanya sertifikat CDM Beijing, China dapat
mengundang negaranegara maju untuk menyimpan investasi seperti adanya
tambahan dana, transfer teknologi ramah lingkungan selain itu juga dapat
meningkatkan kerjasama internasional. Dengan proyek dan upayaupaya yang
dilakukan selama ini yakni mengalami penurunan emisidari industri batubara
terlihat mengalami penurunan biarpun tidak secara signifikan.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan CDM di Beijing
1. Faktor Pendukung
Mekanisme pembangunan bersih melalui CDM adalah salah satu dari tiga pasar
berdasarkan mekanisme yang dibuat dibawah Protokol Kyoto.Hal ini
memungkinan pengurangan emisi, proyekproyek negara berkembang untuk
memperoleh sertifikasi pengurangan emisi. CER ini dapat dijual dan
diperdagangkan dan dijual, dan digunakan oleh negaranegara industri untuk
memenuhi bagian dari target pengurangan emisi mereka dibawah Protokol Kyoto.
China adalah salah satu negara dengan sumber batubara yang berlimpah, dan
konsumsi energi terutama diandalkan pada batubara. Jadi ada banyak
pengurangan emisi di industri batubara.
Mekanisme Protokol Kyoto ini, mengurangi dampak perubahan iklim yang
diakibatkan oleh industriindustri yang khususnya menggunakan batubara sebagai
bahan bakar yang menghasilkan karbondioksida, dimana tujuannya adalah
mengurangi laju emisi gas buang, negaranegara maju telah memberikan bantuan
proyekproyek CDM. Dengan adanya sertifikat CDM Beijing, China dapat
mengundang negaranegara maju untuk menyimpan investasi seperti adanya
tambahan dana, transfer teknologi ramah lingkungan selain itu juga dapat
meningkatkan kerjasama internasional. Dengan proyek dan upayaupaya yang
dilakukan selama ini yakni mengalami penurunan emisidari industri batubara
terlihat mengalami penurunan biarpun tidak secara signifikan.
Negara manapun dapat berpartisipasi dalam aktifitas CDM, selama negara
tersebut telah meratifikasi Protokol Kyoto. Contohnya China menyepakati
kerjasama CDM sektor energi.Dilihat dari di Protokol Kyoto, China tidak punya
kewajiban untuk menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca seperti negara maju.
Namun, ratifikasi protokol Kyoto dengan menerapkan Clean Development
Mechanism(CDM) akan membawa keuntungan. China merupakan negara
terpolusi, China menghadapi tantangan lingkungan hidup yang disebabkan oleh
pemanasan global, sebagai dampak emisi gas rumah kaca, yang diakibatkan oleh
pencemaran yang dilakukan oleh industri.
667

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

a. Teknologi
China telah membuktikan dirinya di muka dunia sudah cukup berkompeten dalam
bidang teknologi. Negara ini tidak kalah saing dengan negara negara pencipta
teknologi lainnya seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Jepang. CDM adalah
upaya China selalu meningkatkan teknologinya guna mengurangi emisi domestik.
Selain itu China juga mendapat transfer teknologi dari negara negara majuyang
dapat menambah kecanggihan teknologi negara ini. Hal ini merupakan faktor
pendukung untuk melancarkan implementasi CDM. Misalnya seperti :
1. Desulfurisasi gas buang
Teknologi ini digunakan untuk mengontrol emisi sulfur dioksida yang
dipancarkan selama pembakaran. Scrubber dan proses lainnya digunakan dalam
metode ini.
2. Pembakaran rendah NOx
Teknologi ini memungkinkan fasilitas pembakar di pembangkit batubara
mengurangi emisi nitrogen oksida hingga 40%.Ditambah dengan re-burning, NOx
dapat dikurangi hingga 70% dan selective catalytic reduction dapat membersihkan
90% emisi NOx.
3. Ultra-clean coal (UCC)
Teknologi pengolahan baru yang mengurangi abu di bawah 0,25% dan belerang
ke tingkat yang sangat rendah. Yang berarti bahwa batubara bubuk dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin-mesin maritim yang sangat besar,
menggantikan bahan bakar minyak. Setidaknya ada dua teknologi UCC dalam
proses pengembangan.
b. Partisipasi dalam Protokol Kyoto

Negara manapun dapat berpartisipasi dalam aktifitas CDM, selama negara


tersebut meratifikasi Protokol Kyoto.Contohnya China, dan Uni Eropa
menyepakati kerjasama CDM sektor energi pada tahun 2005.Dilihat dari Protokol
Kyoto, China ataupun Beijing tidak punya kewajiban untuk menurunkan tingkat
emisi gas buang seperti negara maju. Namun ratifikasi protokol Kyoto dengan
menerapkan Clean Development Mechanism akan membawa keuntungan China
khususnya Beijing yang merupakan negara terpolusi. Beijing menghadapi
tantangan lingkungan hidup yang disebabkan oleh baik pemanasan global atau
tingkat pencemaran udara yang sangat tinggi sebagai dampak emisi gas buang
yang diakibatkan pencemaran yang dilakukan oleh banyaknya aktifitas industri.
Negara yang terlibat dengan CDM akan mendapatkan investasi baru untuk
melakukan kegiatan yang dapat menurunkan emisi gas buang dan juga
mendukung pembangunan berkelanjutan di negaranya. Selain itu melalui
mekanisme CDM ini Beijingakan mendapatkan keuntungan berupa adanya
transfer teknologi dan dana tambahan yang dapat membantu mereka untuk
mempersiapkn diri menghadapi dampak yang ditimbulkan perubahan iklim.
Walaupun perubahan iklim bervariasi di seluruh dunia, namun Beijing merupakan
kelompok negara yang mendapat dampak paling nyata dari perubahan iklim.
Ratifikasi Protokol Kyoto akan mendorong pemerintah dan masyarakat untuk
mempersiapkan diri dalam menyiapkan kelembagaan yang terkait dengan
implementasi Protokol Kyoto melalui proyek CDM.
668

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

Keuntungan bagi China dengan adanya proyek CDM di Beijing:


1. Proyek proyek ramah lingkungan seperti proyek hemat energi, tidak
mencemari lingkungan serta mencegah polusi dari sektor industri dan
transportasi,
2. Biaya relatif lebih murah, karena pendanaannya dibantu oleh negara maju.
3. Transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang dengan biaya
terjangkau.
4. Terciptanya pembangunan berkelanjutan.
Secara teori, Green politics atau politik hijau menawarkan konsep desentralitas
sebagai strategi implementasi kontrol yang baik dalam mengatasi permasalahan
lingkungan. Green politics meyakini implementasi kontrol level global dapat lebih
efektifdilaksanakan dalam skala yang lebih kecil, yakni skala komunitas lokal
yanglangsung memiliki interdependensi terhadap alam sekitar dalam kehidupan
mereka.
Mereka percaya bahwa perlu adanya perubahan yang fundamental dalam struktur
sosial, ekonomi, dan politik serta ideologi dan sistem nilai. Kasus lingkungan di
Beijing menuntut harus ada komitmen yang proaktif untuk perubahan yang
signifikan demi mencapai masa depan lingkungan, termasuk mempromosikan
gaya hidup alternatif, norma dan nilai yang tinggi terhadap lingkungan.
v Faktor Penghambat
1. Kritikan dari beberapa Negara Non-Annex Protokol Kyoto
China sempat mengalami kritikan dari beberapa negaranon-Annex Protokol Kyoto
lainnya lainnya seperti Brazil, Argentina, Venezuela, karena dianggap bahwa
CDM hanya merupakan izin bagi negara yang perekonomiannya maju,menurut
kebutuhan dan keuntungan mereka memilih proyek-proyek di negara berkembang
yang menghasilkan CERUs (Certified Emission Reduction Units ) dalam jumlah
sangat besar dan biaya sangat rendah. Akibatnya, mereka tidak perlu menutup
pabrik-pabrik yang sudah tidak layak lingkungan. Tanggapan China ini
memberikan pernyataan bahwa ibukota negaranya memiliki ketergantungan yang
tinggi terhadap bidang industri. Karena itu ia menanggapi lagi bahwa ia masih
belum mampu mengurangi angka konsumsi batubara maka dari itu ia
membutuhkan CDM untuk mengurangi ketergantungannya terhadap batubara.
Biaya yang sangat mahal menerapkan teknologi batubara bersih.Beberapa teknik
baru untuk pertambangan batubara telah dikembangkan dan persiapan
penggunaan batubara untuk stasiun-stasiun tenaga, juga untuk pembakaran
batubara, pengawasan emisi dan pembuangan limbah padatnya. Teknologi pada
cakrawala seperti penangkapan karbon dan penyimpanannya bisa mencapai emisi
hampir nol dari seluruh polutan pembangkit tenaga menggunakan batubara bakar.
Namun, biaya menjadi kendala paling utama untuk mengadopsi teknologi
batubara bersih ini.Oleh karena itu, langkah-langkah pemerintah, termasuk
peningkatan pengembangan dan riset haruslah bisa mengurangi biaya tersebut.
669

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

Apabila ini bisa dilakukan, maka batubara tetaplah akan menjadi sumber tenaga
listrik murah yang mencegah pelepasan karbon.
Hasil dari upaya pemerintah China dalam mengurangi emisi menunjukkan sedikit
kepuasan meskipun tidak signifikan. Namun setidaknya China sudah berusaha
mengurangi dampak emisi domestik. Misalnya padatahun pertengahan tahun
2008, dampak lingkungan yang tadinya cukup buruk telah menunjukkan
kemajuan panen, dan polusi udara menurun dibawah standar, yaitu 27, 874,121
yang berarti turun sekitar 3%
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis, maka dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah
China dalam pengurangan emisi gas buang di Beijing melalui clean development
mechanism tahun 2005-2008, meskipun tidak signifikan namun hasilnya
mengalami tingkat penurunan emisi gas buang. Adapun upayaupaya pemerintah
China dalam pengurangan emisi gas buang di Beijing melalui clean development
mechanismadalah dengan menerapkan kebijakan penambahan kapasitas, efisiensi
batubara dan Clean Development Mechanism, teknologi batubara bersih,
Cascading Style Sheets atau CSS ( Penangkapan dan Penyimpanan Karbon ) dan
penutupan pabrik pabrik.
Hasil dari upaya pemerintah China dalam mengurangi emisi menunjukkan sedikit
kepuasan meskipun tidak signifikan. Namun setidaknya China sudah berusaha
mengurangi dampak emisi domestik. Misalnya padatahun pertengahan tahun
2008, dampak lingkungan yang tadinya cukup buruk telah menunjukkan
kemajuan panen, dan polusi udara menurun dibawah standar, yaitu 27, 874,121
yang berarti turun sekitar 3%.
Saran
Beberapa catatan penulis untuk upaya pemerintah China dalam pengurangan
emisi gas buang di Beijing Clean Development Mechanism tahun 2005-2008 ini
lebih ditingkatkan lagi,yaitu CDM tidak hanya dilakukan di Beijing tetapi di titik
titik wilayah lainnya yang terdapat pabrik pabrik industri yang menghasilkan
polutan yang tinggi.
Daftar Pustaka
1. Buku
Buwono X,Hamengku.2009.Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya
Program Pascasarjana. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada.
Haggard, Stephan and Simmons, B.A.1987.Theories of International
Regimes. Summer: World Peace Foundation and The Massachusetts
Institute of Technology

670

Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)

Hurrell, Andrew dan Kingsbury, Benedict ( ed ).1992. The International


Politic Environment.Clarendon:Press-Oxford
Jervis, Robert.Realism, Game Theory, and Cooperation.World
Politics.Itacha: Cornell University Press
Islamy Irfan, Prinsip-prinsip perumusan kebijaksanaan Negara, Bumi aksara.
2007. Jakarta
Winarno, Budi, 2002. Teori dan Kebijakan Publik. Yogyakarta
Young,Oran N. and Osherenko, Gail.1995. Testing Theories of Regimes
Formation: Finding from a Large Collaborative Research Project. In
Regime Theory and International Relation(edited by Volker
Ritterberger and Peter Meyer ). Oxforf: Clarendon Press
2. Media massa cetak dan elektronik / internet
Desulfurisasi, Terdapat dalam:
http://joetrizilo.wordpress.com/2012/03/26/proses-desulfurisasipembuatan-urea-proses-pabrik-amoniak-lengkap-bagian-6/, diakses 04
Oktober 2013, pkl.11.19 wita
Sumber: Wawancara Kompas bersama Damien Ma, salah seorang analis
dari Eurasia Group yang berbasis di New York, Amerika Serikat
dalam:http://nasional.kompas.com/read/2010/08/23/05592645/fuction.si
mplexml-load-file
Pabrik kantong plastik Kresek terbesar di China di tutup Terdapat dalam:
http://akuinginhijau.org/2008/03/14/pabrik-kantong-plastik-terbesar-di/, diakses 21 Mei 2014
Penyaringan Debu dapat Mengurangi Emisi dalam:
http://www.search?clien=rim&hlen&q=penyaringan%20debu%20mengurangi%20emisi&ie=UT
F-8oe=UTF-8&channel=browser, (diakses tanggal 08-10-2013),
pkl10.21 wita
Perusahaan dengan Teknologi Batubara Bersih, dalam:
<span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">5.
Hon Hai Precision Industry, <br><img src="10-130710c.jpg" alt=""
height="373" width="673"><br>perusahaan-dengan-teknologi-batubarabersih, (diakses tanggal 29-09-2013).
3.

Artikel
Aku Ingin Tahu , sumber : Majalah Bintang Th.2008
Wawancara Kompas di Beijing bersama Andy Xie, tokoh ekonomi
independen

671

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 3, 2014 : 491- 500

672

You might also like