Professional Documents
Culture Documents
EJournal Ilmu Hubungan Internasional (08!26!14!05!48-01)
EJournal Ilmu Hubungan Internasional (08!26!14!05!48-01)
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Beijing merupakan ibukota China dan pusat perkotaan dimana segala aktivitas
industri banyak beroperasi disana. Tentunya industriindustri tersebut
menghasilkan emisi gas buang. Oleh karena itu sebagai negara yang
menghasilkan emisi gas buang yang besar Beijing harus mengurangi tingkat emisi
gas buang.
Industri di Beijing menyumbang 23.372 Mega ton CO2dari jumlah emisi pada
tahun 2005 hingga tahun 2008. Penyebab emisi gas buang di China tidak terlepas
dari kegiatan pabrikpabrik industri di Beijing yang menghasilkan jumlah emisi
yang banyak setiap harinya sehingga mengeluarkan asap polusi ke udara.
Pada tahun 2005 jumlah emisi gas buang di Beijing sebesar 3.400 juta ton,
meningkat pada tahun 2006 sebesar 6.200 juta ton. Pada tahun 2007 sebesar 6.300
juta ton lalu meningkat pada tahun 2008 dengan sebesar 7.472 juta ton.Tahun
2007 Beijing merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi yang cukup tinggi.
Setiap harinya kota tersebut diselimuti oleh kabut kelabu akibat emisi cerobong
asap, kendaraan bermotor, dan debu. Polusi terkadang bisa membuat penerbangan
di Beijing terpaksa dibatalkan akibat minimnya jarak pandang.
Menghirup udara dengan kadar polusi yang tinggi bisa menyebabkan batuk,
bersin, iritasi tenggorokan, serta berbagai penyakit lainnya. Dalam kasus tertentu,
partikel polusi yang terhirup ketika bernafas bisa masuk ke paru-paru dan ikut
dalam peredaran darah sehingga mengakibatkan gangguan secara langsungseperti
sulit bernafas, batuk berkepanjangan, sakit kepala tibatiba, mimisan. Hal tersebut
sebagian besar dialami oleh penduduk di Beijing sehingga aktivitas seharihari
mereka terganggu.
Akibatnya Dua pertiga kota-kota China harus menghadapi tingkat pencemaran
udara yang tinggi dengan 20 kota dinyatakan tidak memiliki udara bersih.
Beijingtermasuk salah satu dari 20 kategori kota yang udaranya tercemar oleh
emisi gas buang tersebut. Beijing
adalah cerminan wajah China yang
merupakan kota yang indah dan menarik, jika polusi udara tidak teratasi maka
dapat menutupi keindahan China. Oleh karena itu pemerintah China harus
berupaya menjadikan Beijing kota yang bersih udara serta terjaga dari gangguan
polusi yang bisa merusak keindahan China dan kesehatan warganya. Agar
menjadi kota yang sehat udara dan emisi gas buang yang rendah. Dengan ini
China ikut dalam program CDM ( Clean Development Mechanism).
Clean Development Mechanism ini membantu China dalam mengurangi emisi gas
buang di Beijing karena menyangkut alasan kepentingan. Kalau secara internal
kepentingan mengurangi emisi gas buang buang terkait masalah kesehatan warga
China. Namun sebuah analisa menyebutkan bahwa kepentingan China
mengurangi emisi adalah mendapatkan keuntungan yaitu memperoleh investasi
baru melakukan kegiatan pengurangan emisi tersebut yang dapat mendukung
pembangunan yang berkelanjutan di negaranya, serta mendapat transfer teknologi
657
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
659
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
661
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
663
dituding sebagai salah satu sumber emisi dunia sehingga kampanye agar produsen
batubara berperan mengurangi emisi semakin menguat.
2. Teknologi Batubara Bersih Melalui Proses Denitrifikasi, Desulfurisasi dan
Electrostratic Precipitator
a. Teknologi denitrifikasi
Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi nitrogen-dioksida.Penerapannya
dapat berupa memasang peralatan denitrifikasi pada saluran gas buang.
Denitrifikasi dilakukan dengan menginjeksi ammonia kedalam peralatan
denitrifikasi.Sehingga emisi nitrogen-dioksida didalam gas buang akan bereaksi
dengan ammonia sehingga emisi dapat berkurang. Dengan peralatan ini, senyawa
berupa nitrogen-dioksida dalam batubara tadi dalam gas buang dapat dikurangi
sebesar 80 90 %.Teknologi denitrifikasi juga sudah diterapkan di Beijing pada
tahun 2009 karena melihat kemampuannya dapat mengurangi emisi dengan hasil
80 90 % dan kebanyakan teknologi ini digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik.
b. Teknologi Desulfurisasi
Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi sulfur-dioksidapada tahun 2009.
Nama yang umum untuk peralatan Desulfurisasi adalah flue gas desulfurization(
FGD ). Ada dua tipe FGD yaitu FGD basah dan FGD kering. Pada FGD basah
campuran air dan kapur disemprotkan dalam gas buang. Cara ini dapat
mengurangi emisi emisi sulfur-dioksida sampai 70 -95%. Sedangkan FGD kering
menggunakan air dan kapur yang diinjeksikan kedalam wadah pembakaran
batubara. Cara ini berhasil mengurangi emisi SO2 sampai 70 97%. Penerapan
Desulfurisasi telah dilakukan dengan gas alam dalam bidang minyak dan gas
bumi di beberapa perusahaan di Beijing. Contohnya, Desulfurization pada gas
alam yang berbasis hydrogen sulfide pengurangan gas alam. Keberhasilan
adsorbsi sulfur lebih dapat menyerap pada temperatur yang lebih rendah sebanyak
200-250oCdibandingkan dengan sulfur organik sebanyak 250-400oC.
c. Electrostratic Precipitator ( Penyaring Debu )
Teknologi nuklir memiliki peran yang cukup besar dalam upaya pencegahan
pencemaran lingkungan. Teknik ini memanfaatkan radiasi dan dimanfaatkan
secara luas dalam berbagai bidang, tanpa mengabaikan segi keselamatan dan
kelestarian lingkungan. Salah satu peralatan berteknologi untuk menjinakkan
polutan udara adalah electrostratic precipitator. Prinsip kerja alat ini adalah
menghasilkan berkas electron dari filament logam yang dipanaskan. Beijing sudah
menerapkan electrostratic precipitator industry yang sudah dianalisa pada
perusahaan semen, kimia, tembaga, kertas dan baja, serta cukup efektif dari 60% 70% mulai tahun 2006. Konsep lingkungan yang diterapkan pada teknologi
penyaringan debu ini dinilai sangat efektif mengurangi emisi hingga 99,9%
digunakan pada proses penambangan untuk mengurangi debu yang dapat
mengotori udara bersih.
Kedua cara diatas (prosesdenitrifikasi dan desulfurisasi) digunakan oleh beberapa
perusahaan kertas, plastik seperti Xinji City Changxing Plastic Machine Factory,
664
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Hangzhou Jiabao Steel Building Materials Co.Ltd dan Beijing Vikkins Co.,
Ltd.Hasilnya cukup efisien dengan mengurangi 60% - 90 % emisi gas buang.
3. Upaya Cascading Style Sheets atau CSS ( Penangkapan dan Penyimpanan
Karbon )
Upaya yang lain adalah Cascading Style Sheets atau CSS, menyimpan dan
menangkap karbon. Didalam upaya CSS ini adalah dimana karbondioksida yang
dilepas dari batubara yang terbakar ditangkap, dan dibuang dibawah tanah atau
laut. Di program CSS ini juga dilengkapi dengan tungku cerobong asap yang
tertutup dimana emisi yang terdapat dari hasil pembakaran batubara akan
dilepaskan ke laut jadi karbondioksida tidak akan dilepaskan ke udara.
Penyimpanan karbondioksida ini mulai beroperasi pada tahun 2009 di satu
perusahaan Beijing, Beijing Liqun Industrial And Trade Co Ltd, dan berhasil
dapat menangkap dan menyimpan karbon sebanyak 70% sehingga karbon tidak
naik ke udara, tetapi karbon tersebut dilepaskan ke laut menjadi karbondioksida.
Cara ini mendapatkan hasil yang sempurna untuk mengurangi emisi gas buang.
4. Penutupan Pabrik-pabrik
Penutupan dilakukan setidaknya 2.087 pabrik seperti Beijing Kewei Jianye Steel
Co dan Hebei Iron, serta Steel Groupyang memproduksi baja, Maanshan Iron &
Steel Company yang memproduksi semen dan besi, East Hope yang
memproduksi aluminium, gelas, dan material lainnya. Pabrik pabrik ini adalah
pabrik yang tidak memakai teknologi Upgraded Brown Coal dan metode
Fluidized Bed Combustion (metode yang menggunakan pembakaran batubara
dalam Boiler), karena tidak semua penggunaan batubara pada pabrik di Beijing
menggunakan metode metode ini.Penutupan pabrik ini dilakukan untuk
mengurangi aktivitas aktivitas yang meningkatkan besarnya jumlah emisi.
Disamping itu, Suiping Huaqiang Plastic, pabrik kantong plastik terbesar di
China, tutup akibat sebuah kebijakan pemerintah mengenai lingkungan yang
menyangkut polusi udara, dimana pemerintah memberlakukan pembatasan
penggunaan kantong plastik untuk sejumlah tipe mulai 1 Juni 2008. Penutupan
pabrik itu juga disebabkan adanya kebijakan baru yang melarang toko
menggunakan tas plastik sebagai barang belanjaan. Pada 9 Januari 2008, Kantor
Umum Dewan Negara memerintahkan suatu larangan produksi, penjualan dan
produksi jenis tas ultra-thin (ketebalan kurang dari 0,025 mm) mulai 1 Juni
2008 untuk mengurangi aktivitas pabrik.
Pemerintah telah memerintahkan ribuan pabrik penghasil emisi gas buang yang
tinggi untuk mematuhi dalam mengurangi emisinya. Pemerintah menyatakan akan
merasa kecewa jika tidak berhasil mengatasi masalah tersebut dan mengancam
kucuran kredit kepada pengusaha pabrik tersebut akan dibekukan dan pasokan
energi akan diputus. Para pemimpin mereka telah berupaya keras untuk
mendapatkan pengakuan seputar pengurangan emisi dan perusakan lingkungan
yang terjadi di Beijing. Jika Beijing tidak dapat memenuhi dengan selisih yang
besar, kredibilitasnya dalam komitmen mengenai perubahan iklim, maka sebagai
ibukota China akan dipertanyakan di percaturan internasional. Dampak dari
665
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Kyoto.China adalah salah satu negara dengan sumber batubara yang berlimpah,
dan konsumsi energi terutama diandalkan pada batubara.Jadi ada banyak
pengurangan emisi di industri batubara.
Mekanisme Protokol Kyoto ini, mengurangi dampak perubahan iklim yang
diakibatkan oleh industriindustri yang khususnya menggunakan batubara sebagai
bahan bakar yang menghasilkan karbondioksida, dimana tujuannya adalah
mengurangi laju emisi gas buang, negaranegara maju telah memberikan bantuan
proyekproyek CDM. Dengan adanya sertifikat CDM Beijing, China dapat
mengundang negaranegara maju untuk menyimpan investasi seperti adanya
tambahan dana, transfer teknologi ramah lingkungan selain itu juga dapat
meningkatkan kerjasama internasional. Dengan proyek dan upayaupaya yang
dilakukan selama ini yakni mengalami penurunan emisidari industri batubara
terlihat mengalami penurunan biarpun tidak secara signifikan.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan CDM di Beijing
1. Faktor Pendukung
Mekanisme pembangunan bersih melalui CDM adalah salah satu dari tiga pasar
berdasarkan mekanisme yang dibuat dibawah Protokol Kyoto.Hal ini
memungkinan pengurangan emisi, proyekproyek negara berkembang untuk
memperoleh sertifikasi pengurangan emisi. CER ini dapat dijual dan
diperdagangkan dan dijual, dan digunakan oleh negaranegara industri untuk
memenuhi bagian dari target pengurangan emisi mereka dibawah Protokol Kyoto.
China adalah salah satu negara dengan sumber batubara yang berlimpah, dan
konsumsi energi terutama diandalkan pada batubara. Jadi ada banyak
pengurangan emisi di industri batubara.
Mekanisme Protokol Kyoto ini, mengurangi dampak perubahan iklim yang
diakibatkan oleh industriindustri yang khususnya menggunakan batubara sebagai
bahan bakar yang menghasilkan karbondioksida, dimana tujuannya adalah
mengurangi laju emisi gas buang, negaranegara maju telah memberikan bantuan
proyekproyek CDM. Dengan adanya sertifikat CDM Beijing, China dapat
mengundang negaranegara maju untuk menyimpan investasi seperti adanya
tambahan dana, transfer teknologi ramah lingkungan selain itu juga dapat
meningkatkan kerjasama internasional. Dengan proyek dan upayaupaya yang
dilakukan selama ini yakni mengalami penurunan emisidari industri batubara
terlihat mengalami penurunan biarpun tidak secara signifikan.
Negara manapun dapat berpartisipasi dalam aktifitas CDM, selama negara
tersebut telah meratifikasi Protokol Kyoto. Contohnya China menyepakati
kerjasama CDM sektor energi.Dilihat dari di Protokol Kyoto, China tidak punya
kewajiban untuk menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca seperti negara maju.
Namun, ratifikasi protokol Kyoto dengan menerapkan Clean Development
Mechanism(CDM) akan membawa keuntungan. China merupakan negara
terpolusi, China menghadapi tantangan lingkungan hidup yang disebabkan oleh
pemanasan global, sebagai dampak emisi gas rumah kaca, yang diakibatkan oleh
pencemaran yang dilakukan oleh industri.
667
a. Teknologi
China telah membuktikan dirinya di muka dunia sudah cukup berkompeten dalam
bidang teknologi. Negara ini tidak kalah saing dengan negara negara pencipta
teknologi lainnya seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Jepang. CDM adalah
upaya China selalu meningkatkan teknologinya guna mengurangi emisi domestik.
Selain itu China juga mendapat transfer teknologi dari negara negara majuyang
dapat menambah kecanggihan teknologi negara ini. Hal ini merupakan faktor
pendukung untuk melancarkan implementasi CDM. Misalnya seperti :
1. Desulfurisasi gas buang
Teknologi ini digunakan untuk mengontrol emisi sulfur dioksida yang
dipancarkan selama pembakaran. Scrubber dan proses lainnya digunakan dalam
metode ini.
2. Pembakaran rendah NOx
Teknologi ini memungkinkan fasilitas pembakar di pembangkit batubara
mengurangi emisi nitrogen oksida hingga 40%.Ditambah dengan re-burning, NOx
dapat dikurangi hingga 70% dan selective catalytic reduction dapat membersihkan
90% emisi NOx.
3. Ultra-clean coal (UCC)
Teknologi pengolahan baru yang mengurangi abu di bawah 0,25% dan belerang
ke tingkat yang sangat rendah. Yang berarti bahwa batubara bubuk dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin-mesin maritim yang sangat besar,
menggantikan bahan bakar minyak. Setidaknya ada dua teknologi UCC dalam
proses pengembangan.
b. Partisipasi dalam Protokol Kyoto
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Apabila ini bisa dilakukan, maka batubara tetaplah akan menjadi sumber tenaga
listrik murah yang mencegah pelepasan karbon.
Hasil dari upaya pemerintah China dalam mengurangi emisi menunjukkan sedikit
kepuasan meskipun tidak signifikan. Namun setidaknya China sudah berusaha
mengurangi dampak emisi domestik. Misalnya padatahun pertengahan tahun
2008, dampak lingkungan yang tadinya cukup buruk telah menunjukkan
kemajuan panen, dan polusi udara menurun dibawah standar, yaitu 27, 874,121
yang berarti turun sekitar 3%
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis, maka dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah
China dalam pengurangan emisi gas buang di Beijing melalui clean development
mechanism tahun 2005-2008, meskipun tidak signifikan namun hasilnya
mengalami tingkat penurunan emisi gas buang. Adapun upayaupaya pemerintah
China dalam pengurangan emisi gas buang di Beijing melalui clean development
mechanismadalah dengan menerapkan kebijakan penambahan kapasitas, efisiensi
batubara dan Clean Development Mechanism, teknologi batubara bersih,
Cascading Style Sheets atau CSS ( Penangkapan dan Penyimpanan Karbon ) dan
penutupan pabrik pabrik.
Hasil dari upaya pemerintah China dalam mengurangi emisi menunjukkan sedikit
kepuasan meskipun tidak signifikan. Namun setidaknya China sudah berusaha
mengurangi dampak emisi domestik. Misalnya padatahun pertengahan tahun
2008, dampak lingkungan yang tadinya cukup buruk telah menunjukkan
kemajuan panen, dan polusi udara menurun dibawah standar, yaitu 27, 874,121
yang berarti turun sekitar 3%.
Saran
Beberapa catatan penulis untuk upaya pemerintah China dalam pengurangan
emisi gas buang di Beijing Clean Development Mechanism tahun 2005-2008 ini
lebih ditingkatkan lagi,yaitu CDM tidak hanya dilakukan di Beijing tetapi di titik
titik wilayah lainnya yang terdapat pabrik pabrik industri yang menghasilkan
polutan yang tinggi.
Daftar Pustaka
1. Buku
Buwono X,Hamengku.2009.Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya
Program Pascasarjana. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada.
Haggard, Stephan and Simmons, B.A.1987.Theories of International
Regimes. Summer: World Peace Foundation and The Massachusetts
Institute of Technology
670
Upaya pemerintah China dalam pengurangan emisi gas di Beijing (lely L.fadillah)
Artikel
Aku Ingin Tahu , sumber : Majalah Bintang Th.2008
Wawancara Kompas di Beijing bersama Andy Xie, tokoh ekonomi
independen
671
672