You are on page 1of 13

PROPOSAL

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)


I. LATAR BELAKANG
Ruang kota memiliki kemampuan, keterbatasan serta kesempatan ekonomi
yang tidak sama. Sementara itu desakan permintaan akan lahan sebagai akibat
pesatnya pertumbuhan fisik dan transformasi sosial ekonomi masyarakat
seringkali tidak sejalan dengan kesiapaan pemerintah kota dalam mewadahinya
sehingga mengakibatkan terjadinya tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan.
Pemanfaatan ruang kota kerena itu perlu dikendalikan. Pengendalian pemanfaatan
ruang kota pada umumnya dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten. Akan tetapi
sesuai dengan tingkatan hierarki, skala dan kedalaman materi yang diatur di
dalamnya, produk RTRW Kabupaten pada umumnya hanya mengatur struktur dan
pola pemanfaatan lahan dalam skala makro kabupaten, dan tidak cukup rinci
untuk dijadikan landasan operasional pengendalian Pemanfaatan ruang untuk
pembangunan sarana dan prasarana lingkungan kota. Pengendalian pemanfaatan
ruang, pada skala yang lebih rinci dan operasional pada kawasan kota tertentu,
didasarkan pada Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kawasan Perkotaan.
Pada dasarnya RDTR Kawasan Perkotaan merupakan penjabaran lebih
lanjut dari kebijakan makro keruangan sebagaimana diatur di dalam RTRW
Kabupaten, agar dapat lebih operasional dalam sistem pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik kota, baik yang dilaksanakan oleh
instansi vertikal di daerah, pemerintah daerah, maupun oleh swasta dan
masyarakat. Dalam kedudukan ini maka RDTR Kawasan Perkotaan setidaknya
memuat kebijakan teknis mengenai penetapan fungsi wilayah kota yang pada
hakekatnya menjadi arahan lokasi dari kegiatan yang mempunyai kesamaan
fungsi atau karakteristik tertentu. Kerangka pemahaman ini menempatkan RDTR
Kawasan Perkotaan sebagai salah satu simpul penting di dalam hierarkhi konsep
penataan ruang, yakni sebagai jembatan yang menghubungkan kebijakan RTRW
Kabupaten dengan rekayasa dan rancang bangun lingkungan binaan. Oleh sebab

itu maka menjadi penting dan mendesak bagi pemerintah kabupaten di manapun
untuk tidak hanya menyusun RTRW Kabupaten tetapi juga menyusun Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan.
Sesuai dengan amanat undang-undang No 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang, bahwa pemerintah daerah kabupaten Rote Ndao mempunyai kewenangan
untuk menyusun rencana detail tata ruang didalam wilayahnya. Sesuai ketentuan
Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari
wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.
II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan kawasan pusat pertumbuhan dan Pengembangan kawasan
Kota Baa Kecamatan Lobalain sebagai Pusat Kegiatan Lokal berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan
sekaligus sebagai kawasan strategis perkotaan dan merupakan kawasan
prioritas.
2. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan
strategis dengan RTRW Kabupaten;
3. Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien,
4. Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan melalui pengendalian
program-program pembangunan kawasan;
5. Mewujudkan ruang kawasan yang indah, berwawasan lingkungan, efisien
dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam
penyusunan program pembangunan;
6. Menentukan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan berdasarkan
kondisi fisik, aspek administrasi pemerintahan, aspek ekonomi, aspek sosial
kependudukan dan aspek pengurangan resiko bencana;
7. Menyusun rencana peruntukan jenis dan besaran fasilitas (perumahan dan
permukiman, perdagangan, pemerintahan dan sebagainya) dan utilitas
(jalan, drainase, kelistrikan, telekomunikasi, limbah dan persampahan);

8. Menyusun pedoman bagi instansi dalam penyusunan zonasi sebagai


pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang/rencana teknik ruang
kawasan perkotaan atau rencana tata bangunan dan lingkungan, dan
pemberian perizinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dan peruntukan
lahan;
9. Menyusun arahan, strategis dan skala prioritas program pembangunan serta
waktu dan tahapan pelaksanaan pengembangan kawasan.
B. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perkotaaan Baa Kecamatan Lobalain, antara lain :
1. Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan aktual.
2. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan sebagai masukan
dalam proses penentuan arah struktur dan pola ruang kawasan.
3. Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar sub-kawasan dalam
kawasan perkotaan maupun antar kawasan dalam wilayah kabupaten.
4. Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan
5. Tersusunnya pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan
zonasi, pemberian advice planning, pengaturan bangunan setempat dan
lingkungannya (RTBL) serta pemberian perizinan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang.
6. Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan
permukiman dalam kawasan.
7. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional kabupaten,
baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta.
8. Terciptanya percepatan investasi masyarakat dan swasta di dalam kawasan.
9. Terkoordinasinya

pembangunan

masyarakat/swasta.

III.

RUANG LINGKUP KEGIATAN

kawasan

antara

pemerintah

dan

Adapun ruang lingkup kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang


Kawasan Perkotaan Baa Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao, meliputi :
1. Menentukan dan menetapkan kawasan perencanaan Perkotaan Baa Kecamatan
Lobalain.
2. Pengumpulan dan pengolahan data;
a. Persiapan survey lapangan
b. Persiapan peralatan dan perlengkapan survei lapangan
c. Metode dan program survei lapangan; terdiri atas pengambilan data
sekunder, pengambilan data primer, dan identifikasi lapangan. Adapun
muatan data dan informasi yang harus didapatkan di lapangan adalah
sebagai berikut ;
1) Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data: topografi, hidrologi,
geologi, klimatologi, oceonografi, dan tata guna lahan.
2) Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut
ukuran keluarga, umur, agama, pendidikan, dan mata pencaharian;
3) Perekonomian; meliputi data investasi, perdagangan, jasa, industri,
pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan daerah, dan
lain-lain;
4) Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan yang diataranya
meliputi : permukiman, perdagangan dan jasa, industri, pariwisata,
pertambangan, pertanian dan kehutanan dan lain lian;
5) Tata bangunan dan lingkungan : Tata bangunan meliputi: intensitas
bangunan (KDB, KLB, KDH), bentuk bangunan, arsitektur bangunan,
pemanfaatan bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan, daya tarik
lingkungan (node, landmark, dll), garis sempadan (bangunan, sungai,
danau, pantai, SUTT).
6) Prasarana dan utilitas umum:
a) Jaringan transportasi : Jaringan; jalan dan jalur pelayaran; Fasilitas
umum lainya (pelabuhan dll); dan Pola pergerakan (angkutan
penumpang dan barang).
b) Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran); mencakup
kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan
dan hidran, kondisi air tanah dan sungai, debit terpasang, dll;

c) Sewarage; air limbah rumah tangga; Sanitasi (sistem jaringan, bak


kontral, bangunan pengolah); jaringan terpasang, prasarana penunjang
dan kapasitas;
d) Drainase; sistem jaringan makro dan mikro , dan kolam penampung;
e) Jaringan listrik; sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu (induk,
distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domistik, non domistik);
f) Jaringan komunikasi; jaringan, rumah telepon, stasiun otamat,
jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum);
g) Pengolahan sampah; sistem penanganan (skala individual, skala
lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan (masyarakat, pemerintah
daerah, swasta).
7) Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber bencana,
besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada,
fasilitas dan jalur kendali yang telah ada.
8) Data yang diperlukan :
a) Peta:

Peta-peta kondisi fisik

(geologi, jenis tanah, hidrologi dll)

Peta RBI

Peta citra satelit

Peta potensi sda

Peta potensi kebencanaan

b) Data dan informasi:

Kebijakan penataan ruang terkait

Kebijakan sektoral

Wilayah administrasi

Kondisi fisik lingkungan

Kondisi prasarana dan sarana

Kependudukan

Perekonomian dan keuangan

Peruntukan ruang

Penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan ruang

Kualitas kawasan maupun kualitas bangunan.

Kelembagaan

Peraturan Perundang-undangan terkait

3. Analisis Kawasan Perencanaan, meliputi :


a. Analisis struktur kawasan perencanaan, yang meliputi analisis penduduk,
analisis fungsi ruang, analisis sistem pergerakan
b. Analisa peruntukan blok rencana, yang meliputi analisis pembagian blok,
analisis peruntukan lahan, analisis fasilitas lingkungan, analisis mitigasi
bencana.
c. Analisa prasarana transportasi, meliputi analisis angkutan jalan raya,
angkutan air, angkutan udara.
d. Analisa utilitas umum, meliputi analisis air minum, drainase, air limbah,
persampahan, kelistrikan, telekomunikasi dan gas.
e. Analisa amplop ruang, meliputi analisis ;
1) Intensitas pemanfaatan ruang terdiri atas (i) Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), (ii) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), (iii) Koefisein Dasar
Hijau (KDH), (iv) Koefisien Tapak Basement, (KTB), (v) Koefisien
Wilayah Terbangun (KWT), (vi) Kepadatan Bangunan dan Penduduk.
2) Tata Massa Bangunan, meliputi (i) pertimbangn garis sempadan
bangunan (GSB), (ii) garis sempadan sungai (GSS) dan jarak bebas
bangunan, (iii) pertimbangan garis sempadan danau dan waduk, (iv)
pertimbangan tinggi bangunan, (v) pertimbangan selubung bangunan,
(vi) pertimbangan tampilan bangunan.
f. Analisa kelembagaan dan peran masyarakat, meliputi (i) identifikasi aspirasi
dan analisis permasalahan aspirasi masyarakat, (ii) analisis perilaku
lingkungan, (iii) analisis perilaku kelembagaan, (iv) analisis metoda dan
sistem.
g. Analisis Karakteristik Wilayah
1) Kedudukan dan peran kawasan perkotaan/perdesaan dalam wilayah yang
lebih luas

2) (kabupaten/kota)
3) Keterkaitan antarwilayah dan antara kawasan perkotaan/perdesaan.
4) keterkaitan antarkomponen ruang kawasan
5) Karakteristik fisik kawasan perkotaan/perdesaan
6) Karakteristik sosial kependudukan
7) Karakteristik perekonomian
8) Kemampuan keuangan daerah
h. Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan perkotaan/perdesaan
1) Analisis pusat-pusat pelayanan
2) Analisis kebutuhan ruang
3) Analisis daya dukung
4) Analisis daya tamping
5) Analisis perubahan pemanfaatan ruang
i. Analisis daya dukung dan daya tamping
Termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas) dan daya tampung lingkungan
hidup yang ditentukan melalui kaijan lingkungan hidup strategis kawasan
perkotaan/perdesaan/blok, meliputi :
1) karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah,
dan sebagainya);
2) potensi rawan bencana alam(longsor, banjir, tsunami dan bencana alam
geologi);
3) potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi dan air
tanah); dan,
4) kesesuaian penggunaan lahan.
5) kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung fisik dan
daya dukung prasarana/infrastruktur dan utilitas pada Blok/kawasan
perkotaan/perdesaan.
j. Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan
4. Perumusan konsep rencana dan ketentuan teknis rencana detail
a. Konsep rencana, pengembangan struktur ruang kawasan, peruntukan lahan
blok-blok serta indikasi hirarki pelayanan.

b. Perumusan konsep pengembangan wilayah

Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi

Konsep pengembangan bagian dari wilayah kabupaten/kota

c. Perumusan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dan perdesaan

Tujuan, kebijakan dan strategi

Rencana Detail

Struktur Ruang

Rencana Detail Pola

Ruang

Rencana

Pemanfaatan Ruang

Pengendalian

Pemaanfaatan Ruang

Konsepsi RDTR Kabupaten/Kota dilengkapi dengan peta-peta dengan tingkat


ketelitian skala 1:5.000.
5. Penyusunan produk rencana detail tata ruang
a. Rencana struktur ruang kawasan, meliputi (i) rencana persebaran penduduk
yaitu jumlah dan kepadatan penduduk; (ii) struktur kawasan perencanaan
yaitu struktur fungsi dan peran kawasan; (iii) rencana blok kawasan; (iv)
rencana skala pelayanan; (v) rencana system jaringan yang meliputi jalan
raya, fasilitas jalan raya, angkutan air; (vi) rencana system jaringan utilitas,
meliputi jaringan air minum, listik, gas, drainase, air limbah, persampahan.
Muatan RDTR terdiri atas:

Tujuan penataan BWP;


Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang
akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan
dalam RTRW dan merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta
apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan
BWP berisi tema yang akan direncanakan di BWP.

Rencana pola ruang;


Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona
peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang
memberikan

perlindungan

terhadap

zona

di

bawahnya,

zona

perlindungan setempat, perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran,


industri, dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat
dalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan
zonasi.

Rencana jaringan prasarana;


Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki sistem
jaringan prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang
termuat dalam RTRW kabupaten/kota. Rencana Pengembangan Jaringan
Pergerakan,
Rencana

Rencana

Pengembangan

Pengembangan

Jaringan

Jaringan

Energi/Kelistrikan,

Telekomunikasi,

Rencana

Pengembangan Jaringan Air Minum, Rencana Pengembangan Jaringan


Drainase, Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah, Rencana
Pengembangan Prasarana Lainnya.

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;


Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan
upaya dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan
ke dalam rencana penanganan Sub BWP yang diprioritaskan.

Ketentuan pemanfaatan ruang;


Ketentuan

pemanfaatan

ruang

dalam

RDTR

merupakan

upaya

mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam


jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa
perencanaan sebagaimana diatur dalam pedoman ini.

Peraturan zonasi
Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari RDTR. Peraturan zonasi berfungsi sebagai perangkat
operasional pengendalian pemanfaatan ruang ; acuan dalam pemberian

izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right development dan


pemanfaatan ruang di bawah tanah; acuan dalam pemberian insentif dan
disinsentif; d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan rujukan teknis dalam
pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi investasi
b. Rencana peruntukan blok, meliputi perumahan, perdagangan dan jasa,
industry dan perdagangan, pertambangan, pariwisata, agropolitan/pertanian,
ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau,
c. Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang), meliputi tata
kualitas lingkungan, tata bangunan, arah garis sempadan,
d. Indikasi program pembangunan
6. Proses Pendampingan Legalisasi rencana detail tata ruang
7. Pengendalian rencana detail, meliputi aturan zonasi, aturan insentif dan
disinsentif, perijinan dan pengendalian pemanfaatan ruang
8. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat : 1. Peran kelembagaan, 2.
Peran masyarakat

IV.

KELUARAN
Keluaran dari Pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

Perkotaan Baa Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao, adalah :


1. Dokumen Laporan Pendahuluan;
2. Dokumen Data Fakta dan Analisa (Antara);
3. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao;
4. Album peta (A3) dengan skala 1:5000
Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat ketelitian minimal
1:5.000 dalam format A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang
memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan
oleh lembaga yang berwenang;
5. Ringkasan Eksekutif Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao
6. Rancangan peraturan daerah (ranperda)

Naskah raperda tentang RDTR, terdiri atas :


a. Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana
sebagaimana dimaksud pada materi teknis RTRW; dan
b. Lampiran yang terdiri atas peta rencana pola ruang, rencana jaringan
prasarana, penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya dan
peta zona-zona khusus yang disajikan dalam format A3, serta tabel
indikasi program pemanfaatan ruang prioritas.

V. METODOLOGI
Metode pendekatan yang akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini
minimal berupa :
1. Menyusun rencana kerja, desk study, termasuk jadwal survei
2. Menyediakan data spasial, berupa peta tematik sesuai dengankebutuhan, yang
mempunyai tingkat ketelitian sekurangnya dengan skala 1 : 5.000.
3. Melakukan tinjauan terhadap studi yang telah ada sebelumnya.
4. Melakukan

survey

dalam

rangka

mengumpulkan

data

dan

informasiyangberkaitan dengan kegiatan.


5.

Mengadakan studi literatur untuk menambah dan memperkaya pemahaman


terhadap substansi pekerjaan.

6. Melakukan tinjauan kebijakan terkait wilayah perencanaan.


7.

Melakukan diskusi intensif dengan pemerintah kota dan seluruh pemangku


kepentingan dalam setiap tahapan proses penyusunan RDTR dan Peraturan
Zonasi.

8. Melakukan pembahasan di daerah sebanyak 3 (tiga) kali.


9. Menyelenggarakan koordinasi dengan semua instansi pemerintah daerah
Kabupaten Rote Ndao.

VI.

PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan dibuat 1 (satu) bulan setelah dimulai


nya pekerjaan,dan dibuat rangkap 10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.
Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, maksud, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup dan metodologi kegiatan serta rencana kerja
pelaksanaan kegiatan.
b. Laporan Antara
Laporan Antara dibuat 2 (dua) bulan setelah dimulainya pekerjaan dan dibuat
rangkap 10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.
Laporan Antara Laporan antara berisikan hasil dari pengamatan lapangan,
kajian literatur, kebijakan, ketentuan perundangan dan produk-produk tata
ruang, serta standar-standar teknis yang berlaku, hasil identifikasi programprogram per sektor, serta studi kasus yang terkait dengan mekanisme
pemberian insentif dan disinsentif, serta hasil diskusi.
c. Laporan Draf Akhir
Laporan Draf Akhir dibuat 4 (empat) bulan setelah dimulainya pekerjaan, dan
dibuat rangkap 10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.
Laporan Draf Akhir berisi draf RDTR dan peraturan zonasi disertai draft
raperda RDTR.
d. Laporan Akhir
Laporan akhir dari seluruh kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kawasan Perkotaan Baa Kecamatan Lobalain dibuat 5 (lima) bulan
setelah dimulainya pekerjaan, dan dibuat rangkap 15 (lima belas) dibuat di
kertas A3 berwarna.
e. Ringkasan Eksekutif
Laporan ringkasan eksekutif yang berisi tentang ringkasan dari keseluruhan
materi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao. Dibuat sebanyak 15 (Lima Belas)
eksemplar/rangkap diatas kertas A4 dan diserahkan bersamaan dengan Laporan
Akhir.
f. Album Peta

Album peta dibuat dalam dua format yaitu format peta A3 untuk skala 1:5.000
(rangkap 5), dibuat 5 (lima) bulan setelah dimulainya pekerjaan.
g. Dokumentasi Compact Disc (CD)
Berisi data digital laporan pendahuluan, antara, draft akhir, akhir, ringkasan
eksekutif, album peta dan data digital lainnya. File peta selain dalam extension
JPG, juga dalam extension SHP. Dibuat didalam compact disc (CD) sebanyak
10 (Sepuluh) rangkap dan diserahkan bersamaan dengan laporan akhir/5 (lima)
bulan setelah pekerjaan dimulai.

VII.

BESARNYA PENDANAAN
Kegiatan ini dilakukan secara kontraktual, dengan alokasi dana sebesar Rp.

434.951.000,- (Empat Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Lima Puluh
Satu Ribu Rupiah)

VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan seluruh kegiatan
dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain adalah 5 (Lima) bulan atau 150 (Seratus Lima Puluh) hari
kalender.
IX.

TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


Adapun kebutuhan tenaga ahli dalam penyusunan Rencana Detail Tata

Ruang Kabupaten, adalah sebagai berikut :


1. Tujuh orang tenaga ahli professional/inti yang terdiri dari disiplin ilmu
perencaaan pengembangan wilayah dan kota, teknik arsitektur, teknik
sipil dan tata lingkungan, ekonomi pembangunan, geodesi, sosiologi
perdesaan, dan hukum, dengan kualifikasi pendidikan terakhir minimal
stara 1 (S1)
2. Tiga orang tenaga penunjang dengan kualifikasi pendidikan terakhir
minimal Diploma III.

You might also like