Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK) atau acquired prothrombin
fenitoin,
karbamazepin),
obat-obat
antituberkulosis
(INH,
WOC
Bumil mengonsumsi
obat-obatan yang
mengganggu
metabolisme vit.K
Sintesis vit. K
kurang oleh
bakteri usus
Gangguan
fungsi hati
Malabsobsi
vit. K
Vit. K dalam
tubuh
APCD
spontan/trauma
Perdarahan di kulit, mata,
hidung, sal. Cerna (berupa
purpura/ekimosis)
Kekurangan
volume cairan
komplikasi
Perdarahan
intrakranial
TIK
muntah
Pucat,
kejang
Sakit
kepala
Nyeri akut
kesadaran
kelemahan
5. Manifestasi klinis
Resiko
cedera
Intoleransi
aktivitas
an. Tindakan tersebut mula-mula diberikan kepada bayi sakit, yaitu bayi kurang
bulan, atau yang mengalami asfiksia perinatal, dan akhirnya menjadi rutin untuk
semua bayi baru lahir. Pada tahun 2000, National Health and Medical Research
Council (NHMRC) Australia menyusun rekomendasi pemberian profilaksis
vitamin K pada bayi baru lahir (5).
Dalam rekomendasi tersebut dinyatakan bahwa semua bayi baru lahir
harus mendapatkan profilaksis vitamin K1; bayi baru lahir yang bugar seharusnya
menerima vitamin K baik secara IM 1 mg, dosis tunggal pada waktu lahir atau 3
kali dosis oral, masing-masing 2 mg yang diberikan pada waktu lahir, umur 3-5
hari dan umur 4-6 minggu. Orang tua harus mendapat informasi pada saat
antenatal tentang pentingnya pemberian profilaksis vitamin K; dan setiap rumah
sakit harus memiliki protokol tertulis yang jelas tentang pemberian profilaksis
vitamin K pada bayi baru lahir. Efikasi yang tinggi, toksisitas dan harga yang
rendah, cara pemberian dan penyimpanan yang sederhana menjadikan profilaksis
vitamin K secara oral memungkinkan untuk dilakukan di negara berkembang (5).
Pemberian vitamin K profilaksis oral 2 mg untuk bayi baru lahir bugar dan
0,51 mg IM untuk bayi tidak bugar (not doing well) telah dilakukan secara rutin
di Thailand sejak 1988 dan pemberiannya diwajibkan di seluruh Thailand pada
tahun 1994-1998. Vitamin K yang digunakan untuk profilaksis adalah vitamin K1.
Cara pemberian dapat dilakukan baik secara IM ataupun oral. Intramuskular,
dengan dosis 1 mg pada seluruh bayi baru lahir. Pemberian dengan dosis tunggal
diberikan pada waktu bayi baru lahir (6).
1.
Oral
Dengan dosis tunggal 2 mg diberikan tiga kali, yaitu pada saat bayi baru lahir,
pada umur 3-7 hari, dan pada umur 4-8 minggu. Terdapat 4 strategi pemberian
vitamin K, yaitu (6) :
a. pemberian vitamin K dosis rendah 25 ug/hari untuk bayi yang mendapat ASI
(Belanda)
b. 3x1 mg secara oral (Australia: January 1993 Maret 1994 dan Jerman:
Desember 1992-Desember 1994)
c. 1 mg IM (Australia: Maret 1994)
d. 2x2mg vitamin K oral (preparat KMM) (Swiss).
Intramuskular
American Academy of Pediatricians (AAP) (tahun 2003) merekomendasikan
bahwa Vitamin K harus diberikan kepada semua bayi baru lahir secara IM dengan
dosis 0,5-1 mg. Cara pemberian vitamin K secara IM lebih disukai dengan alasan
berikut ini (6) :
a. Absorpsi Vitamin K1 oral tidak sebaik vitamin K1 IM, terutama pada bayi
yang menderita diare.
b. Beberapa dosis vitamin K1 oral diperlukan selama beberapa minggu. Sebagai
konsekuensinya, tingkat kepatuhan orang tua pasien merupakan suatu masalah
tersendiri.
c.
i) Ekstremitas
Hemartrosis memar khususnya pada ekstremitas bawah
9) Pemeriksaan Penunjang (labolatorium)
a) Uji Skrinning untuk koagulasi darah
-
Diagnosa
Kekurangan
volume
Setelah
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
dilakukan tindakan 1. Kaji BB, penyakit yang mendasari, dan
keperawatan
cairan aktif
diharapkan
2x24
jam
volume
cairan
pasien.
Kriteria Hasil:
-
dalam
normal.
Tidak ada
membrane
diprograrmkan
menjelaskan
cairan.
2. Memperlihatkan
untuk
penggantian
tingkat
tanda-tanda
dehidrasi,
turgor
batas
Rasional
1. Informasi disediakan
elastisitas
kulit
baik,
mukosa
yang berlebihan.
Setelah dilakukan tindakan
biologis
keperawatan selama 3x 60
1.
Langkah pertama
Tanda vital
dalam rentang normal
Tidak
mengalami gangguan tidur
dan tampak tenang
ketidaknyamanan
nyerinya.
4. Tingkatkan istirahat
2.
Reaksi nonverbal
langsung.
3.
Lingkungan yang
tidak kondusif juga merupakan
faktor yang memperparah rasa
4.
5.
diminimalkan.
Dengan memonitor
vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik dapat
diketahui seberapa efektif
Intoleransi
kelemahan
aktivitas
b.d
secara medis
1. Therapi aktivitas terbukti cepat
batas normal
Pasien menyatakan siap
melakukan aktivitas
Pasien tidak menyatakan
adanya kelelahan
aktivitas pasien.
2. Mengetahui level kelelahan
pasien.
3. Aktivitias yang tepat dimulai
dari aktivitas yang ringan dan
bertahap.
4. Jadwal teratur diharapkan
mampu meningkatkan toleransi
aktivitas pasien.
5. Kegiatan pengganti ditujukan
agar pasien memiliki alternatif
aktivitas
di tempat tidur.
7. Kaji aktivitas yang mampu dilakukan oleh 6. Untuk menentukan tindakan
pasien. Mobilisasi pasien sedini mungkin.
8. Monitor kemampuan aktivitas pasien.
4.
Resiko
faktor
cidera
resiko
dengan
Setelah
penurunan
kesadaran
dilakukan
tindakan
atropi otot.
Sediakan lingkungan yang aman untuk 1. Lingkungan
pasien
yang
aman
kondisi klien
sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi 3. Mencegah terjadinya cedera
kognitif
pasien dan riwayat penyakit 4. Mengurangi resiko terjadinya
terdahulu pasien
Membatasi pengunjung
hidup
injury
Keterangan :
b.d = berhubungan dengan
untuk
mencegah
11.
DAFTAR PUSTAKA