Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
SHOFI KHAQUL ILMY
NIM. 105070200131010
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial,
yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya
sangat lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau
spasia yang terlibat.
2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi
bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan
berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen,
mengindikasikan
tubuh
bertendensi
membatasi
penyebaran
infeksi
dan
E. MANIFESTASI KLINIS
Tempat infeksi ditandai dengan pembengkakan dengan batas tidak tegas disertai
nyeri tekan dan hangat. Infeksi dapat meluas ke jaringan yang lebih dalam atau
menyebar secara sistemik.
1. Reaksi lokal
a. Lesi dengan batas tidak jelas
b. Area selulit biasanya nyeri, merah, dan hangat
c. Jaringan mengeras
2. Reaksi sistemik
a. Demam
b. Malaise menggigil
c. Garis merah sepanjang jalur drainase limfatik
d. Kelenjar getah bening membesar dan nyeri
(Cecily, Lynn Betz., 2009)
Daerah yang terkena menjadi eritema, terasa panas dan bengkak serta terdapat
lepuhan-lepuhan dan daerah nekrosis. Pasien menjadi demam dan merasa tidak
enak badan. Bisa terjadi kekakuan, dan pada orang tua dapat terjadi penurunan
kesadaran (Graham & Robin., 2005).
Gambaran klinis dari selulitis antara lain: daerah kemerahan yang bengkak di
kulit serta terasa hangat dan nyeri bila dipegang. Pus serosa atau purulen dapat
ditemukan. Serta demam (Corwin, Elizabeth J., 2009).
Menurut Mansjoer (2000) manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronik
pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstremitas,kelainan kulit berupa
infiltrat difus subkutan, eritema lokal, nyeri yang cepat menyebar dan infiltratif ke
jaringan dibawahnya, bengkak, merah, hangat, dan nyeri tekan, supurasi, dan
lekositosis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap (CBC): leukosit meningkat
2. Kultur darah : positif, Kultur aspirat jaringan : positif
- Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
- Mengkultur dan membuat apusan Gram, dilakukan secara terbatas pada
daerah penampakan luka namun sangat membantu pada area abses atau
-
terdapat bula.
Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan apabila penderita belum
memenuhi beberapa kriteria; seperti area kulit yang terkena kecil, tidak
tersasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam, dingin, dehidrasi, takipnea,
Perawatan lebih lanjut bagi pasien rawat jalan : perlindungan penyakit cellulites bagi
pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan cara memberikan erythromycin atau oral
penicillin dua kali sehari atau intramuscular benzathine penicillin.
1. KOMPLIKASI
1. Gangguan sistemik, septikemia
2. Osteomielitis
3. Artritis septik
4. Hilangnya ketajaman penglihatan (selulitis orbital)
5. Potensial abses otak (selulitis orbital, periorbital)
(Cecily, Lynn Betz., 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Medica. Aesculpalus,
FKUI, Jakarta.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Cecily, Lynn Betz.(2009).Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC: Jakarta
Graham & Robin. (2005). Dermatologi:Catatan Kuliah. Jakarta: Erlangga.
2. PATOFISIOLOGI
Bakteri patogen
(streptokokus piogenes, streptokokus grup A, stapilokokus aureus)
Menyerang kulit dan infeksi jaringan subkutan
Selulitis
Mekanisme radang
Akselesrasi
deakselerasi saraf
jaringan sekitar
Edema,
kemerahan
Luka terkontaminasi
mikroorganisme
Nyeri Tekan
Nyeri otot
Gangguan rasa
nyaman
Nyeri
Mikroorganisme
menginfeksi dermis dan
subkutis
Proses fagositosis
Reaksi Ag-Ab
Hipertermia
Kerusakan kulit
Lesi
Trauma Jaringan
Lunak
Kerusakan Integritas
Kulit
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Berisikan nama,tempat tangal lahir,jenis kelamin,umur,alamat,suku bangsa, dan
penyakit ini dapat menyerang segala usia namun lebih sering menyerang usia
lanjut.
b. Keluhan utama
Pasien merasakan demam,malaise,nyeri sendi dan menggigil.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasakan badanya demam,malaise,disertai dengan nyeri sendi dan
menggigil dan terjadi pada area yang robek pada kulit biasanya terjadi pada
ekstrimitas bawah
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini apakah pasien
alkoholisme dan malnutrisi
e. Riwayat penyakit keluarga
Adakah keluarga yang mengalami sekit yang sama sebelumnya,apakah
keluarga ada riwayat penyakit DM, dan malnutrisi
f. Kebiasaan sehari-hari
Biasanya selulitis ini timbul pada pasien yang higine atau kebersihanya jelek
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Cukup baik
2) Kesadaran
: composmetis, lemah, pucat
3) TTV
: biasanya meningkat karena adanya proses infeksi
4) Kepala
: rambut bersih tidak ada luka
5) Mata
: Konjungtiva anemis,skela tidak ikterik
6) Hidung
: tidak ada polip,hidung bersih
7) Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada
:
I
: datar,simetris umumnya tidak ada kelainan
Pa
: ictus cordis tidak tampak
Pe
: sonor tidak ada kelainan
A
: tidak ada whezing ronchi
9) Abdomen
:
I
: supel datar tidak ada distensi abdomen
Pa
: tidak ada nyeri tekan
Pe
: tidak ada kelainan atau tympani
A
: bising usus normal atau tidak ada kelainan
10) Ekstremitas bawah : Adakah luka pada ekstremitas serta oedem
11) Ekstremitas atas
: Adakah luka pada ekstremitas serta oedem
12) Genetalia
: tidak ada kelainan
13) Integumen
: Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan
yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi
panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau
dorange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi
cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.
2. RENCANA INTERVENSI
a. Nyeri
Tujuan
elastisitas,