You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN1.

1 Latar Belakang Angka kematian maternal masih menjadi tolok


ukur untuk menilai baik buruknyakeadaan pelayanan kebidanan dan salah satu indikator tingkat
kesejahteraan ibu. Angkakematian maternal di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Menurut
SKRT (SurveiKesehatan Rumah Tangga) tahun 1992 yaitu 421 per 100.000 kelahiran hidup,
SKRT tahun1995 yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup dan menurut SKRT tahun 1998 tercatat
kematianmaternal yaitu 295 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan PJP II (Pembangunan
JangkaPanjang ke II) (2019) menjadi 60 - 80 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
terpentingkematian maternal di Indonesia adalah perdarahan (40- 60%), infeksi (20-30%)
dankeracunan kehamilan (20-30%), sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang
memburuksaat kehamilan atau persalinan. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas
perdarahan antepartum danperdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus
gawat darurat yangkejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain
plasenta previa,solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas. Plasenta previa adalah
plasenta yangimplantasinya tidak normal, sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium
internum; kasusini masih menarik dipelajari terutama di negara berkembang termasuk Indonesia,
karenafaktor predisposisi yang masih sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya
andilbesar dalam angka kematian maternal dan perinatal yang merupakan parameter
pelayanankesehatan. Di RS Parkland didapatkan prevalensi plasenta previa 0,5%. Clark
(1985)melaporkan prevalensi plasenta previa 0,3%. Nielson (1989) dengan penelitian
prospektifmenemukan 0,33% plasenta. 1Plasenta Previa
1.2 Tujuan 1.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep plasenta previa. 1.2.2 Mahasiswa
mampu menjelaskan klasifikasi plasenta previa. 1.2.3 Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi
plasenta previa. 1.2.4 Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala plasenta previa. 1.2.5
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi plasenta previa. 1.2.6 Mahasiswa mampu
menjelaskan penatalaksaan plasenta previa. 1.2.7 Mahasiswa mampu menjelaskan pengruh
plasenta previa terhadap kehamilan, partus dan persalinan. 1.2.8 Mahasiswa mampu menjelaskan
asuhan keperawatan pada plasenta previa. 2Plasenta Previa
BAB II PEMBAHASAN2.1 Pengertian Plasenta previa adalah plasenta yang
letaknyaabnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehinggadapat menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalanlahir (FKUI, 2000). Plasenta previa adalah plasenta yang ada
didepanjalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yangdimaksud A ( Menurut Prawiroharjo
1992) Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupiostium
uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawahrahim. (Menurut
Cunningham 2006). Placenta Previa adalah keadaan dimana placenta berimplantasi pada tempat
abnormalyakni pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaanjalan/ostium uteri internal (OUI). Pada plasenta pervia, jaringan plasenta tidak
tertanam dalam korpus uteri jauh dariostium internum servisis, tetapi terletak sangat dekat atau
pada ostium internum tersebut.2.2 Klasifikasi Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya
jaringan plasenta melaluipembukaan jalan lahir pada waktu atau derajat abnormalitas tertentu : 1.
Plasenta previa totalis : bila ostium internum servisis seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta. 2. Plasenta previa lateralis : ostium internum servisis bila hanya sebagian pembukaan
jalan lahir tertutup oleh plasenta. 3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat
pada pinggir pembukaan jalan lahir. 4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm
diatas pinggir pembukaan jalan lahir. 3Plasenta Previa View slide
Derajat plasenta previa akan tergantung kepada luasnya ukuran dilatasi serviks saatdilakukan
pemeriksaan. Perlu ditegaskan bahwa palpasi digital untuk mencoba memastikanhubungan yang

selalu berubah antara tepi plasenta dan ostium internum ketika serviksberdilatasi, dapat memicu
terjadinya perdarahan hebat. Gambar 1. Plasenta Previa Gambar 2. Lokasi Plasenta Previa2.3
Etiologi 4Plasenta Previa View slide
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya
adalahmencakup : a. Perdarahan (hemorrhaging). b. Usia lebih dari 35 tahun. c. Multiparitas. d.
Pengobatan infertilitas. e. Multiple gestation. f. Erythroblastosis. g. Riwayat operasi/pembedahan
uterus sebelumnya. h. Keguguran berulang. i. Status sosial ekonomi yang rendah. j. Jarak antar
kehamilan yang pendek. k. Merokok. Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan,
tetapi ada beberapafaktor yangmeningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya
bekasoperasi rahim (bekas sesaratau operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang
panggul), kehamilan ganda,pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.2.4 Tanda dan
gejala a. Perdarahan tanpa nyeri. b. Perdarahan berulang. c. Warna perdarahan merah segar. d.
Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah. e. Timbulnya perlahan-lahan.
f. Waktu terjadinya saat hamil. g. His biasanya tidak ada. h. Rasa tidak tegang (biasa) saat
palpasi. i. Denyut jantung janin ada. j. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina. k.
Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul. l. Presentasi mungkin abnormal. 5Plasenta
Previa
Jadi Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan tanpa nyeribiasanya
baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyakperistiwa abortus
mungkin terjadi akaibat lokasi abnormal plasenta yang sedngan tumbuh.Penyebab pendarahan
perlu ditegaskan kembali. Kalau plasenta terletak pada ostiuminternum, pembentukan segmen
bawah uterus dan dilatasi ostium internum tanpa biasdielakkan akan mengakibatkan robekan
pada tempat pelekantan plasenta yang diikuti olehpendarahan dari pembuluh- pembuluh darah
uterus. Pendarahan tersebut diperberat lagidengan ketidakmampuan serabut- serabut otot
miometrium segmen bawah uterus untukmengadakan kontaksi dan retraksi agar bias menekan
bembuluh darah yang rupturesebagaimana terjadi secara normal ketika terjadi pelepasan plasenta
dari dalam uterus yangkosong pada kala tiga persalinan. Akibat pelekatan yang abnormal seperti
terlihat pada plasenta akreta, atau akibatdaerah pelekatan yang sangat luas, maka proses
perlekatan plasenta kadangkala terhalang dankemudian dapat terjadi pendarahan yang banyak
setelah bayi dilahirkan. Pendarahan daritempat implantasi plasenta dalam segmen bahwa uterus
dapat berlanjut setelah plasentahdilahirkan, mengingat segmen bahwa uterus lebih cendrung
memiliki kemampuan kontraksiyang jelek dibandingkan korpus uteri. Sebagai akibatnya,
pembuluh darah memintas segmenbahwa kurang mendapat kompresi. Pendarahan dapat terjadi
pula akibat laserasi pada bagianbahwa uterus dan serviks yang rapuh, khususnya pada usaha
untuk mengeluarkan plasentayang melekat itu secara manual.2.5 Faktor Predisposisi dan
Presipitasi Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang
dapatmengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah : 1. Melebarnya pertumbuhan plasenta :
Kehamilan kembar (gamelli). Tumbuh kembang plasenta tipis. 2. Kurang suburnya endometrium
: Malnutrisi ibu hamil. Melebarnya plasenta karena gamelli. Bekas seksio sesarea. Sering
dijumpai pada grandemultipara. 6Plasenta Previa
3. Terlambat implantasi : Endometrium fundus kurang subur. Terlambatnya tumbuh kembang
hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap untuk nidasi.2.6 Patofisiologi Seluruh plasenta
biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagianatau seluruh organ dapat
melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahuisebagai plasenta previa.
Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut danpersalinan, dalam usaha
mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasentadari dinding uterus sampai

tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadipendarahan.2.7 Diagnosa dan Gambaran
Klinis a. Anamneses Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III
Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh
darah yang robek; terbentuknya SBR, terbukanya osteum/manspulasi intravaginal/rectal. Sedikit
banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah dan placenta. b.
Inspeksi Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit. Jika perdarahan lebih banyak;
ibu tampak anemia. c. Palpasi abdomen Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
Sering dijumpai kesalahan letak Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala
biasanya kepala masih goyang/floating. 7Plasenta Previa
2.8 Komplikasi Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan
dariadanya plasenta previa adalah sebagai berikut : a. Pada ibu dapat terjadi : Perdarahan hingga
syok akibat perdarahan Anemia karena perdarahan Plasentitis Endometritis pasca persalinan b.
Pada janin dapat terjadi : Persalinan premature Asfiksia berat2.9 Penatalaksaan Plasenta Previa a.
Konservatif bila : Kehamilan kurang 37 minggu. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb
masih dalam batas normal). Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan selama 15 menit). Perawatan konservatif berupa : Istirahat. Memberikan hematinik
dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia. Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit. Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah
melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila
tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh
melakukan senggama. b. Penanganan aktif bila : Perdarahan banyak tanpa memandang usia
kehamilan. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih. Anak mati 8Plasenta Previa
Penanganan aktif berupa : Persalinan per vaginam. Persalinan per abdominal. Penderita
disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan
siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan : Plasenta previa marginalis Plasenta
previa letak rendah Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah
matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit
perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per
vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan
banyak, lakukan seksio sesar. c. Penanganan (pasif) Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari
show harus segera dikirim ke Rumah sakit tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT. Apabila
perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus, kehamilan belum cukup 37 minggu/berat
badan janin kurang dari 2.500 gram persalinan dapat ditunda dengan istirahat, obat-obatan;
spasmolitik, progestin/progesterone, observasi teliti. Siapkan darah untuk transfusi darah,
kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya tidak prematur Bila ada anemia; transfusi dan
obat-obatan penambah darah. Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta
previa dan janin prematur tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan
menciptakan suasana yang memberikan keamanan sebesar-besarnyabagi ibu maupun janin.
Perawatan di rumah sakit yang memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktivitas fisik,
penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan tersedianya segera terapi yang tepat, merupakan
tindakan yang ideal. Terapi yang diberikan mencangkup infus larutan elektrilit, tranfusi darah,
persalinan sesarea dan perawatan neonatus oleh ahlinya sejak saat dilahirkan. 9Plasenta Previa
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala dapat diperoleh
meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan, adalah migrasi plasenta yang cukup jauh
dari serviks, sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahn utama. Arias (1988)
melaporkan hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks yang dilakukan antara usia

kehamilan 24 dan 30 minggu pada pasien perdarahan yang disebabkan oleh plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan ke dalam dua kategori,
yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. Logika untuk melahirkan lewat bedah sesarea ada dua
: 1. Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus untuk berkontraksi
sehingga perdarahan berhenti 2. Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya
laserasi serviks yang merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam pada plasenta previa
totalis serta parsial.2.10 Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan a. Karena terhalang oleh
placenta maka bagian terbawah janin tidak dapat masuk PAP. Kesalahan- kesalahan letak; letak
sunsang, letak lintang, letak kepala mengapung. b. Sering terjadi partus prematur; rangsangan
koagulum darah pada servix, jika banyak placenta yang lepas kadar progesterone menurun dan
dapat terjadi His, pemeriksaan dalam.2.11 Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus a. Letak
janin yan tidak normal; partus akan menjadi patologis. b. Bila pada placenta previa lateralis;
ketuban pecah/dipecahkan dapat terjadi prolaps funkuli. c. Sering dijumpai insersi primer. d.
Perdarahan. 10Plasenta Previa
2.12 Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Persalinan a. Seksio Sesarea Seksio Sesarea
merupakan metode persalinan janin yang bisa diterima hampir pada semua kasus plasenta previa.
Jika letak janin plasenta cukup jauh di posterior sehingga segmen bawah uterus dapat diinsisi
tranversal tanpa mengenai jaringan plasenta dan jika posisi sefalik, maka insisi yang disukai
adalah insisi transversal. b. Prognosis Prematuritas merupakan penyebab utama kematian
perinatal, sekalipun penatalaksanaan plasenta previa seperti yang diharapkan sudah dilakukan.
11Plasenta Previa
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA3.1 Asuhan Keperawatan 3.1.1
Masalah Keperawatan: a. Kekurangan cairan b. Distress janin c. Potensial terjadi shock d.
Gangguan ADL e. Cemas 3.1.2 Pemeriksaan Diagnostik: a. Darah lengkap, USG b. Hasil
laboratorium : Hb : 9,6 PVC : 30,0 c. Trombosit : 243.000 d. Hasil USG: Tampak janin T/H letak
lintang, kepala BPD= 83,5 sesuai kehamilan 33 minggu, Placenta di SBR belakang meluas
sampai menutupi Osteum Uteri Internum Grade II. Gambar 3. Pemeriksaan Ultrasonografi
(USG) 12Plasenta Previa
3.1.3 Diagnosa Keperawatan: a. Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan adanya
perdarahan. b. Resiko terjadi distress janin sehubungan dengan kelainan letak placenta. c.
Potensial terjadi shock hipovolemik sehubungan dengan adanya perdarahan. d. Ganguan
pemenuhan kebutuhan personal hygiene sehubungan dengan aktivitas yang terbatas. e. Gangguan
psikologis cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang
bermasalah. 3.1.4 Intervensi: a. Diagnosa 1: Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan
adanya perdarahan. Kaji tentang banyaknya pengeluaran caiaran (perdarahan). Observasi tandatanda vital. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan dan monitor perdarahan. Pantau kadar
elektrolit darah. Periksa golongan darah untuk antisipasi transfusi. Jelaskan pada klien untuk
mempertahankan cairan yang masuk dengan banyak minum. Kolaborasi dengan dokter
sehubungan dengan letak placenta. b. Diagnosa 2: Resiko terjadi distress janin berhubungan
dengan kelainan letak placenta. Observasi tanda-tanda vital. Monitor perdarahan dan status janin.
Pertahankan hidrasi. Pertahankan tirah baring. Persiapkan untuk section caesaria. c. Diagnosa3:
Potensial terjadi shock hipovolemik berhubungan dengan adanya perdarahan. Observasi tandatanda terjadinya shock hipolemik. Kaji tentang banyaknya pengeluaran cairan (perdarahan).
13Plasenta Previa
Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan dan monitor
perdarahan. Pantau kadar elektrolit darah. Periksa golongan darah untuk antisipasi transfusi.

Jelaskan pada klien untuk mempertahankan cairan yang masuk dengan banyak minum. d.
Diagnosa 4: Ganguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene berhubungan dengan aktivitas
yang terbatas. Berikan penjelasan tentang pentingnya personal hygiene Berikan motivasi untuk
tetap menjaga personal hygiene tanpa melakukan aktivitas yang berlebihan. Beri sarana
penunjang atau mandikan klien bila klien masih harus bedrest e. Diagnosa 5: Gangguan
psikologis cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang
bermasalah.. Beri dukungan dan pendidikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan
pemahaman dan kerja sama dengan tetap memberikan informasi tentang status janin, mendengar
dengan penuh perhatian, mempertahankan kontak mata dan berkomunikasi dengan tenang,
hangat dan empati yang tepat. Pertahankan hubungan saling percaya dengan komunikasi terbuka.
Hubungan rasa saling percaya terjalin antara perawat dan klien akan membuat klien mudah
mengungkapkan perasaannya dan mau bekerja sama. Jelaskan tentang proses perawatan dan
prognosa penyakit secara bertahap. Dengan mengerti tentang proses perawatan dan prognosa
penyakit akan memberikan rasa tenang. Identifikasi koping yang konstruksi dan kuatkan.
Dengan identifikasi dan alternatif koping akan membantu klien dalam menyelesaikan
masalahnya. Lakukan kunjungan secara teratur untuk memberikan support system. Dengan
support sistem akan membuat klien merasa optimis tentang kesembuhannya. 14Plasenta Previa
BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian
bawah sehingga menutupiostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat
pembentukan segmen bawahrahim. Pada plasenta pervia, jaringan plasenta tidak tertanam dalam
korpus uteri jauh dariostium internum servisis, tetapi terletak sangat dekat atau pada ostium
internum tersebut. Klasifikasi plasenta previa yaitu Plasenta previa totalis. Plasenta previa
lateralis,marginalis dan plasenta previa letak rendah. Derajat plasenta previa akan tergantung
kepadaluasnya ukuran dilatasi serviks saat dilakukan pemeriksaan. Penyebab plasenta previa
secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yangmeningkatkan risiko terjadinya
plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesaratau operasi mioma), sering
mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda,pernah plasenta previa, atau
kelainan bawaan rahim. Gejala yang paling sering terjadi padaplasenta previa berupa pendarahan
jadi kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalahpendarahan tanpa nyeri biasanya baru
terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya.4.2 Saran dan Kritik



Tugas yang berjudul Plasenta Previa akhirnya dapat
terselesaikan. Makalah inipenulis susun dengan segenap usaha agar dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnyamahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Penulismenyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Hal tersebut
dikarenakanketerbatasan pengetahuan serta kurangnya informasi yang di dapat oleh penulis.
Maka dariitu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun demi
perbaikanmakalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang karyanya
telah dijadikansebagai referensi dan kepada pihak - pihak yang telah memfasilitasi sarana dan
prasaranaserta telah mendukung kami sehingga makalah ini selesai tepat waktu dan sesuai
dengan apayang kami harapkan. Wabillahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuhu. 15Plasenta Previa

Beranda

Well Come

SIST.REPRODUKSI

OBSTETRI

GINEKOLOGI

KELUARGA BERENCANA

CSL & OSCE

Kamis, 24 September 2009


PLASENTA PRAEVIA

Kuliah mengenai PLASENTA PRAEVIA memiliki tujuan:


Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti kuliah maka mahasiswa dapat memahami cara menegakkan diagnosis dan
prinsip penatalaksanaan PLASENTA PRAEVIA
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti kuliah maka mahasiswa mampu untuk :

1. Menyebutkan batasan HAP-Haemoragia Antepartum


2. Menyebutkan penyebab HAP
3. Menjelaskan batasan Plasenta Praevia
4. Menyebutkan jenis Plasenta Praevia
5. Menjelaskan gejala dan tanda Plasenta Praevia
6. Menjelaskan cara penegakan diagnosis Plasenta Praevia
7. Menjelaskan cara penatalaksanaan Plasenta Praevia

PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah plasenta yang ber implantasi pada SBR - segmen bawah rahim sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Terdapat 4 jenis plasenta previa
1. Plasenta previa totalis : ostium uteri internum tertutup oleh plasenta
2. Plasenta previa partialis : sebagian ostium uteri internum tertutup oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada ditepi ostium uteri internum
4. Plasenta letak rendah : implantasi plasenta pada SBR sehingga tepi plasenta sebenarnya
tidak mencapai ostium uteri interum

A. Implantasi plasenta normal. B. Plasenta letak rendah C. Plasenta previa partialis D.Plasenta
Previa totalis
Derajat plasenta previa tergantung pada dilatasi servik saat pemeriksaan. Plasenta letak rendah

pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa partialis pada dilatasi 8 cm.
Sebaliknya plasenta previa yang terlihat menutupi seluruh ostium uteri internum sebelum
terdapat dilatasi servik, pada pembukaan 4 cm ternyata adalah plasenta previa partialis.
Vaginal toucher untuk menegakkan diagnosa dan menentukan jenis plasenta previa harus
dlakukan di kamar operasi yang sudah siap untuk melakukan tindakan SC ( Double Setup).
ETIOLOGI
Angka kejadian PP meningkat dengan semakin bertambahnya usia pasien, multiparitas dan
riwayat seksio sesar sebelumnya ; sehingga etiologi plasenta previa diperkirakan adalah :
1. Vaskularisasi daerah endometrium yang buruk atau adanya jaringan parut.
2. Ukuran plasenta besar
3. Plasentasi abnormal (lobus succenteriata atau plasenta difusa)
4. Jaringan parut
Faktor Resiko

Riwayat plasenta previa (4-8%)

Kehamilan pertama setelah sectio caesar

Multiparitas ( 5% kejadian pada grandemultipara)

Usia ibu tua

Kehamilan kembar

Riwayat kuretase abortus

Merokok

Perdarahan pada plasenta previa terjadi oleh karena :


1. Separasi mekanis plasenta dari tempat implantasinya saat pembentukan SBR atau saat
terjadi dilatasi dan pendataran servik
2. Plasentitis
3. Robekan kantung darah dalam desidua basalis

DIAGNOSIS
Semua kasus yang diduga plasenta previa harus dirawat di rumah sakit rujukan.
Hindarkan pemeriksaan vaginal atau rektal untuk menghindari perdarahan masif lebih lanjut
A. Gejala dan Tanda
1. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri.
2. Episode perdarahan pertama terjadi pada sekitar minggu 28 30 dan ditandai dengan:
1. Perdarahan mendadak saat istirahat
2. Perdarahan dengan warna merah segar
3. Perdarahan tidak terlalu banyak dan jarang bersifat fatal
4. Perdarahan berhenti sendiri
3. Perdarahan berikutnya sering terjadi dengan jumlah semakin banyak.
4. Bagian terendah janin masih tinggi dan sering disertai dengan kelainan letak (oblique
atau lintang).
B. Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada pertengahan trimester II, plasenta menutup ostium internum pada 30% kasus. Dengan
perkembangan segmen bawah rahim, sebagian besar implantasi yang rendah tersebut terbawa ke
lokasi yang lebih atas.
Penggunaan color Doppler dapat menyingkirkan kesalahan pemeriksaan.
USG transvaginal secara akurat dapat menentukan adanya plasenta letak rendah pada segmen
bawah uterus.

P = Plasenta ; F : Fetus

USG yang menunjukkan adanya plasenta previa totalis


P = plasenta ; F = janin ; AF = cairan amnion ; B = Kandung kemih ; Cx = Cervix
DIAGNOSA BANDING
1. Solusio plasenta
2. Plasenta sircumvalata
TERAPI

A. Terapi Ekspektatif [mempertahankan kehamilan]


Sedapat mungkin kehamilan dipertahankan sampai kehamilan 36 minggu.
Pada kehamilan 24 34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau banyak dan keadaan ibu dan
anak baik maka kehamilan sedapat mungkin dipertahankan dengan pemberian :
1. Betamethasone 2 x 12 mg i.m selang 24 jam
2. Tokolitik untuk mencegah adanya kontraksi uterus
3. Antibiotika
B. Terapi Aktif [mengakhiri kehamilan]
o Langsung melakukan tindakan Sectio Caesar
Dilakukan pada kasus :

Perdarahan banyak dan atau

Keadaan umum ibu dan atau anak buruk

o Pemeriksaan Double Setup [pemeriksaan vaginal toucher di kamar operasi yang


sudah dipersiapkan untuk melakukan tindakan seksio sesar dan penanganan
masalah perinatal]
Dilakukan pada kasus :

Kehamilan > 36 minggu dan

Perdarahan minimal atau cenderung berhenti dan

Keadaan umum ibu dan anak baik

Pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan inspekulo.


Pemeriksaan vaginal toucher selanjutnya dilakukan dengan cara seperti biasa.
Bila hasil vaginal toucher teraba adanya plasenta : maka diputuskan untuk melakukan seksio
sesar.
Bila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya plasenta pada ostium uteri : lakukan
amniotomi dan observasi kemajuan persalinan selanjutnya.
Oksitosin drip pada kasus implantasi plasenta di segmen bawah rahim adalah tindakan berbahaya
oleh karena bagian tersebut merupakan bagian dengan jumlah miometrium minimal dan pada
plasenta previa sangat rapuh sehingga mudah berdarah.
Pemilihan tehnik operasi pada seksio sesar sangat penting.
Seksio sesar dengan menembus plasenta pada SBR depan akan menyebabkan janin banyak
kehilangan darah.
Bila plasenta berada SBR belakang, SC jenis transperitoneal profunda dapat dilakukan dengan

tanpa kesulitan.
Bila perlu dapat dilakukan insisi uterus secara vertikal [seksio sesar klasik].
Tempat implantasi plasenta kadang perlu dijahit untuk menghentikan perdarahan.
Histerektomi perlu dilakukan bila terdapat plasenta inkreta
Infeksi nifas dan anemia sering merupakan komplikasi obstetri

KOMPLIKASI
A. MATERNAL

Perdarahan

Syok

Kematian

B. FETAL.
Prematuritas akibat plasenta previa adalah penyebab dari 60% kematian pada masa perinatal
Kematian terjadi akibat:

Asfiksia intrauterin

Perdarahan janin akibat manipulasi obstetrik

Jumlah darah berhubungan langsung antara rentang waktu antara kerusakan kotiledon
dan penjepitan takipusat

PROGNOSIS
A. MATERNAL
Tanpa melakukan tindakan Double setup, langsung melakukan tindakan seksio sesar dan
pemberian anaestesi oleh tenaga kompeten, maka angka kematian dapat diturunkan sampai < 1%
B. FETAL
Mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa kira-kira 10%
Meskipun persalinan prematur, solusio plasenta, cedera talipusat serta perdarahan yang tak
terkendali tak dapat dihindari, angka mortalitas dapat sangat diturunkan melalui perawatan
obstetrik dan neonatus yang ideal.
Rujukan :
1. Ananth CV, Smullian JC, Vinxtizileos AM : The effect of placenta previa on neonatal
mortality: A population-base study in the United States 1899-1997 Am J Obstet Gynecol
188:1299,2003b

2. Cunningham FG et al : Obstetrical Hemorrhage in Williams Obstetrics , 22nd ed,


McGraw-Hill, 2005
3. Chou JW, Tseng JJ, Ho ES, et al: Three-dimensional color power Doppler imaging
assessment of uteroplacental neovascluarization in placenta previa increta/acreta Am J
Obstet Gynecol 185:1257, 2001
4. DeCherney AH. Nathan L : Third Trimester Bleeding in Current Obstetrics and
Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003
5. Oppenheimer L. Diagnosis and management of placenta previa. J Obstet Gynaecol Can.
Mar 2007;29(3):261-73. [Medline]
6. Vergani P, Ornaghi S, Pozzi I, Beretta P, Russo FM, Follesa I, et al. Placenta previa:
distance to internal os and mode of delivery. Am J Obstet Gynecol. Jul 23 2009
- See more at: http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/plasentapraevia.html#sthash.IAoHqBWx.dpuf

Plasenta Previa
1.Pengertian
MenurutWiknjosastro(2002),PlacentaPreviaadalahplasentayangletaknyaabnormalyaitu
padasegmenbawahuterus sehinggamenutupisebagianatauseluruhpembukaanjalanlahir.
Manuaba(1998)mengemukakanbahwaplasentapreviaadalahplasentadenganimplantasidi
sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum.Plasentapreviaadalahplasentayangberimplantasipadasegmenbawahrahimdan
menutupisebagianatauseluruhosteumuteriinternum(Saifuddin,2002).
2.KlasifikasiPlasentaPrevia
MenurutManuaba(1998),klasifikasiplasentapreviasecarateoritisdibagidalambentuk
klinis, yaitu: a) Plasenta Previa Totalis, yaitu menutupi seluruh ostium uteri internum pada
pembukaan 4 cm. b) Plasenta Previa Sentralis, yaitu bila pusat plasenta bersamaan dengan
kanalisservikalis.c)PlasentaPreviaPartialis,yaitumenutupisebagianostiumuteriinternum.d)
PlasentaPreviaMarginalis,yaituapabilatepiplasentapreviaberadadisekitarpinggirostium
uteriinternum.
MenurutChalik(2002)klasifikasiplasentapreviadidasarkanatasterabanyajaringanplasenta
melaluipembukaanjalanlahir:
a.PlasentaPreviaTotalis,yaituplasentayangmenutupiseluruhostiumuteriinternum.
b.PlasentaPreviaPartialis,yaituplasentayangmenutupisebagianostiumuteriinternum.
c. Plasenta Previa Marginalis, yaitu plasenta yang tepinya agak jauh letaknya dan menutupi
sebagianostiumuteriinternum.
MenurutDeSnooyangdikutipolehMochtar(1998),klasifikasiplasentapreviaberdasarkan
padapembukaan45cmyaitu:
a.PlasentaPreviaSentralis,bilapembukaan45cmterabaplasentamenutupiseluruhostium.
b.PlasentaPreviaLateralis,bilapadapembukaan45cmsebagianpembukaanditutupioleh
plasenta,dibagi3yaitu:plasentaprevialateralisposteriorbilasebagianmenutupiostiumbagian
belakang, plasenta previa lateralis bila menutupi ostium bagian depan, dan plasenta previa
marginalissebagiankecilatauhanyapinggirostiumyangditutupiplasenta.
Penentuanmacamnyaplasentapreviatergantungpadabesarnyapembukaan,misalnyaplasenta
previatotalispadapembukaan4cmmungkinakanberubahmenjadiplasentapreviaparsialis

padapembukaan8cm,penentuanmacamnyaplasentapreviaharusdisertaidenganketerangan
mengenaibesarnyapembukaan(Wiknjosastro,2002).
3.Etiologi
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa pendapat para ahli,
penyebabplasentapreviayaitu:
a. Menurut Manuaba (1998), plasenta previa merupakan implantasi di segmen bawah rahim
dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi,
endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasaan plasenta untuk mampu memberikan
nutrisipadajanin,danvilikorealispadachorionleaveyangpersisten.
b.MenurutMansjoer(2001),etiologiplasentapreviabelumdiketahuipastitetapimeningkat
padagrademultipara,primigravidatua,bekassectionsesarea,bekasoperasi,kelainanjanindan
leiomiomauteri.
4.FaktorRisikoPlasentaPrevia
a.Faktorpredisposisi
MenurutManuaba(1998),faktorfaktoryangdapatmeningkatkankejadianplasenta
previaadalahumurpenderitaantaralainpadaumurmuda<20tahundanpadaumur>35tahun,
paritasyaitupadamultipara,endometriumyangcacatseperti:bekasoperasi,bekaskuretageatau
manual plasenta, perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip, dan pada keadaan
malnutrisi karena plasenta previa mencari tempat implantasi yang lebih subur, serta bekas
persaliananberulangdenganjarakkehamilan<2tahundankehamilan2tahun.
MenurutMochtar(1998),faktorfaktorpredisposisiplasentapreviayaitu:1)Umurdan
paritasPadaparitastinggilebihseringdariparitasrendah,diIndonesia,plasentapreviabanyak
dijumpai pada umur muda dan paritas kecil. Hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia
menikahpadausiamudadimanaendometriummasihbelummatang.2)Endometriumyangcacat
Endometrium yang hipoplastis pada kawin dan hamil muda, endometrium bekas persalinan
berulangulangdenganjarakyangpendek(<2tahun),bekasoperasi,kuratage,danmanual
plasenta,dankorpusluteumbereaksilambat,karenaendometriumbelumsiapmenerimahasil
konsepsi.3)Hipoplasiaendometrium:bilakawindanhamilpadaumurmuda.
b.Faktorpendukung
MenurutSheineryangdikutipolehAmirahUmarAbdat(2010),etiologiplasentaprevia
sampaisaatinibelumdiketahuisecarapasti,namunadabeberapateoridanfaktorrisikoyang
berhubungandenganplasentaprevia,diantaranya:1)Lapisanrahim(endometrium)memiliki
kelainanseperti:fibroidataujaringanparut(daripreviasebelumnya,sayatan,bagianbedah
Caesar atau aborsi). 2) Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerimahasilkonsepsi.3)Tumortumor,sepertimiomauteri,polipendometrium.Menurut
Sastrawinata(2005),plasentapreviajugadapatterjadipadaplasentayangbesardanyangluas,
sepertipadaeritroblastosis,diabetesmellitus,ataukehamilanmultipel.Sebabsebabterjadinya
plasentapreviayaitu:beberapakalimenjalaniseksiosesarea,bekasdilatasidankuretase,serta
kehamilangandayangmemerlukanperluasanplasentauntukmemenuhikebutuhannutrisijanin
karenaendometriumkurangsubur(Manuaba,2001).
c. Faktor pendorong Ibu merokok atau menggunakan kokain, karena bisa menyebabkan
perubahanatauatrofi.Hipoksemiayangterjadiakibatkarbonmonoksidaakandikompensasi

denganhipertrofiplasenta.Haliniterjaditerutamapadaperokokberat(lebihdari20batang
sehari)Sastrawinata,(2005).
5.PatofisiologiPlasentaPrevia
MenurutChalik(2002),padausiakehamilanyanglanjut,umumnyapadatrisemesterketiga
danmungkinjugalebihawal,olehkarenatelahmulaiterbentuknyasegmenbawahrahim,tapak
plasentaakanmengalamipelepasan.Sebagaimanadiketahuitapakplasentaterbentuknyadari
jaringanmaternalyaitubagiandesiduabasalisyangtumbuhmenjadibagiandariuri.Dengan
melebarnyaistmusuterimenjadisegmenbawahrahim,makaplasentayangberimplantasidisitu
sedikitbanyakakanmengalamilaserasiakibatpelepasanpadatapaknya.Demikianpulapada
waktuservikmendatardanmembukaadabagiantapakplasentayanglepas.Padatempatlaserasi
itu akn terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu ruang intervillus dari
plasenta. Oleh sebab itu, perdarahan pada plasenta previa betapapun pasti akan terjadi oleh
karenasegmenbawahrahimsenantiasaterbentukPerdarahanantepartumakibatplasentaprevia
terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan.Pelebaransegmenbawahuterusdanservikmenyebabkansinusuterusrobekkarena
lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahantidakdapatdihindarkankarenaketidakmampuanserabutototsegmenbawahuterus
untukberkontraksisepertipadaplasentaletaknormal(Mansjoer,2001).
6.GambaranKlinikPlasentaPrevia
Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta berulang, darah berwarna merah segar,
perdarahanpertamabiasanyatidakbanyak,tetapiperdarahanberikutnyahamperselalulebih
banyakdarisebelumnya,timbulnyapenyulitpadaibuyaituanemiasampaisyokdanpadajanin
dapatmenimbulkanasfiksiasampaikematianjanindalamrahim,bagianterbawahjaninbelum
masukpintuataspangguldanataudisertaidengankelainanletakolehkarenaletakplasenta
previaberadadibawahjanin(Winkjosastro,2002).
7.DiagnosaPlasentaPrevia
Menurut Mochtar (1998), diagnosis ditegakkan dengan adanya gejalagejala klinis dan
beberapapemeriksaansebagaiberikut:a.Anamnesaplasentaprevia,antaralain:terjadinya
perdarahanpadakehamilan28mingguberlangsungtanpanyeri,dapatberulang,tanpaalasan
terutama pada multigravida. b. Pada inspeksi dijumpai, antara lain : perdarahan pervaginam
encersampaibergumpaldanpadaperdarahanyangbanyakibutampakanemis.c.Pemeriksaan
FisikIbu,antaralaindijumpaikeadaanbervariasidarikeadaannormalsampaisyok,kesadaran
penderitabervariasidarikesadaranbaiksampaikoma.Padapemeriksaandapatdijumpaitekanan
darah, nadi dan pernafasan dalam batas normal, tekanan darah turun, nadi dan pernafasan
meningkat, dan daerah ujung menjadi dingin, serta tampak anemis. d. Pemeriksaan Khusus
Kebidanana.Pemeriksaanpalpasiabdomen,antaralain:janinbelumcukupbulan,tinggifundus
uteri sesuai dengan umur hamil, karena letak plasenta di segmen bawah lahir, maka dapat
dijumpaikelainanletakjanindalamrahimdanbagianterendahmasihtinggi.b.Denyutjantung
janinbervariasidarinormalsampaiasfiksiadankematiandalamrahim.c.Pemeriksaandalam,
yaitu pemeriksaan dalam dilakukan di atas meja operasi dan siap untuk segera mengambil
tindakan. Tujuan pemeriksaan dalam untuk menegakkan diagnosa pasti, mempersiapkan

tindakanuntukmelakukanoperasipersalinan,hasilpemeriksaandalamterabaplasentasekitar
ostiumuteriinternum.
8.KomplikasiPlasentaPrevia
Plasentapreviadapatmenyebabkanresikopadaibudanjanin.MenurutManuaba(2001),
adapun komplikasikomplikasi yang terjadi yaitu : a. Komplikasi pada ibu, antara lain :
perdarahantambahansaatoperasimenembusplasentadenganinersiodidepan.,infeksikarena
anemia,robekanimplantasiplasentadibagianbelakangsegmenbawahrahim,terjadinyaruptura
uterikarenasusunanjaringanrapuhdansulitdiketahui.b.Komplikasipadajanin,antaralain:
prematuritasdenganmorbiditasdanmortalitastinggi,mudahinfeksikarenaanemiadisertaidaya
tahanrendah,asfiksiaintrauterinesampaidengankematian.MenurutChalik(2002),adatiga
komplikasiyangbisaterjadipadaibudanjaninantaralain:1)Terbentuknyasegmenbawah
rahim secara bertahap terjadilah pelepasan tapak plasenta dari insersi sehingga terjadi lah
perdarahanyangtidakdapatdicegahberulangkali,penderitaanemiadansyok.2)Plasentayang
berimplantasi di segmen bawah rahim tipis sehingga dengan mudah jaringan trpoblas infasi
menerobos ke dalam miometrium bahkan ke parametrium dan menjadi sebab dari kejadian
placentaakretadanmungkininkerta.3)Servikdansegmenbawahraimyangrapuhdankaya
akan pembuluh darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak
menyebabkanmortalitasibudanperinatal.
9.PenatalaksanaanPlasentaPrevia
MenurutSaifuddin(2001)terdapat2macamterapi,yaitu:
a.TerapiEkspektatif
Kalaujaninmasihkecilsehinggakemungkinanhidupdidunialuarbaginyakecilsekali.
Ekspektatiftentuhanyadapatdibenarkankalaukeadaanibubaikdanperdarahansudahberhenti
atau sedikit sekali. Syarat bagi terapi ini adalah keadaan ibu masih baik (Hbnormal) dan
perdarahantidakbanyak,besarnyapembukaan,dantingkatplacentaprevia.
b.TerapiAktif
Kehamilansegeradiakhirisebelumterjadiperdarahan,adapuncaranya:a)CaraVaginal
Untukmengadakantekananpadaplasentadandengandemikianmenutuppembuluhpembuluh
darah yang terbuka (tamponade plasenta). b) Cara Sectio caesarea Dengan maksud untuk
mengosongkanrahimsehinggadapatmengadakanretraksidanmenghentikanperdarahandan
juga untuk mencegah terjadinya robekan cervik yang agak sering dengan usaha persalinan
pervaginam pada placenta previa. Menurut Winkjosastro (2002) prinsip dasar penanganan
placentapreviayaitu,setiapibudenganperdarahanantepartumharussegeradikirimkerumah
sakityangmemilikifasilitastransfusidarahdanoperasi.Perdarahanyangterjadipertamakali
jarangsekaliataubolehdikatakantidakpernahmenyebabkankematian,asalsebelumnyatidak
diperiksadalam.Biasanyamasihterdapatcukupwaktuuntukmengirimkanpenderitakerumah
sakit,sebelumterjadiperdarahanberikutnyayanghampirselaluakanlebihbanyakdaripada
sebelumnya,jangansekalikalimelakukanpemeriksaandalamkeadaansiapoperasi.Apabila
denganpenilaianyangtenangdanjujurternyataperdarahanyangtelahberlangsung,atauyang
akanberlangsungtidakakanmembahayakanibudanjanin(yangmasihhidup)dankehamilannya
belumcukup36minggu,atautaksiranberatjaninbelumsampai2500gram,danpersalinan
belum mulai, dapat dibenarkan untuk menunda persalinan sampai janindapat hidup di luar

kandungan lebih baik lagi (Penanganan Pasif) sebaliknya, kalau perdarahan yang telah
berlangsung atau yang akan berlangsung akan membahayakan ibu dan atau janinnya,
kehamilannyatelahcukup36minggu,atautaksiranberatjanintelahmencapai2500gram,atau
persalinantelahmulai,makapenangananpasifharusditinggalkan,danditempuhpenanganan
aktif.Dalamhalinipemeriksaandalamdilakukandimejaoperasidalamkeadaansiapoperasi
(Winkjosastro,2002)

You might also like