You are on page 1of 18

Monkey_Rierie

Minggu, 16 Desember 2012


Teori Biaya Produksi

Teori Biaya Produksi


I.

Pengertian Biaya produksi


Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti
bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor
produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga
berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Menurut Sherman Rosyidi, Biaya produksi adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja
yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang maupun jasa.
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk
membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam
berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat.
Biaya implicit ini tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit
diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan.
Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.

Hubungan Biaya Produksi dengan Hasil Produksi:

Biaya = f (Q) dimana Q = Output


Output = f(X) dimana X = Input
Fungsi Biaya Produksi, hubungan input dan output (besarnya biaya produksi dipengaruhi
jumlah output, besarnya biaya output tergantung pada biaya atas input yang digunakan).
Perilaku biaya produksi , dipengaruhi;
1. Karakteristik fungsi produksi
2. Harga input yang digunakan dalam proses produksi.
Berdasarkan Periode Produksi
Periode produksi dalam perusahaan dibagi menjadi:
A. Biaya Jangka Pendek
1. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber dayatetap dalam
proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak
berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun).
2. Biaya Variable (Variable Cost, VC)
Biaya variable atau sering disebut biaya variable total (total variable cost,
TVC) adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi

rendahnyajumlah output yang akan dihasilkan. Semakin besar output atau barang yang akan
dihasilkan, maka akan semakin besar pula biaya variable yang akan dikeluarkan.

3. Biaya Total ( Total Cost, TC)


Biaya total adalah keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi jangka
pendek. Biaya total diperoleh dari :

TC= TFC - TVC

TFC = Biaya tetap


TVC = Biaya variable
4. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata terdiri dari:
B. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost, AFC) adalah hasil bagi
antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan.
Rumus AFC adalah
AFC = TFC/Q
Keterangan:
TC = Total Cost
Q = Quantity
Besar kecilnya AFC tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan.
Artinya, jika barang yang dihasilkan semakin banyak, maka AFC akan
semakin kecil (berbanding terbalik). Hal ini juga mengisyaratkan bahwa
pada unit produksi yang banyak AFC akan terlihat besar, sedangkan pada
unit produksi yang banyak AFC akan kecil jumlahnya. Kurva AFC bergerak
dari sisi kiri atas kanan bawah.
C. Biaya variable rata-rata (Average Variable Cost, AVC) adalah biaya
variable satuan unit produksi. Rumusnya:
AVC = TVC/Q
keterangan:
TVC = total variable cost
Q = quantity
Kurva AVC akan menurun karena tergantung kepada besar kecilnya output(Q).
D. Biaya total rata-rata (Average Cost, AC) adalah biaya persatuan unit
output ( produksi).

AC=

atau

AC= AFC + AVC

5. Biaya Marginal (Marginal Cost, MC)


Biaya Marginal adalah perubahan biaya total akibat penambahan satu
unit output (Q). Biaya marginal timbul akibat pertambahan satu unit output
sehingga dapat dirumuskan:
MC = ATC/AQ = ATVC/AQ
Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah atau mengurangi
biaya produksi tetap (TFC), maka tambahan biaya marginal ini akan menambah biaya
variable total (TVC). Ditunjukkan dalam bentuk Kurva Biaya Produksi.
Perilaku Biaya Produksi Jangka Pendek :
Perubahan Output Menurun (Decreasing Return to input variable);
fungsi output: Q = bX cX2
fungsi biaya: TC = a + bQ +cQ2
TVC = bQ + cQ2 ; TFC = a
MC > AC > AVC
Perubahan Output Menaik dan Menurun (Increasing Decreasing Return to input variable);
fungsi output: Q = bx + cX2 dX3
fungsi biaya: TC = a + bQ cQ2 + dQ3
TVC = bQ cQ2 + dQ3 ; TFC = a
MC > AC > AVC
B. Biaya Jangka Panjang
Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka
panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumberdaya yang
digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yangdigunakan dalam
proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat berubahubah.
Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untukmengubah skala
produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baikmengubah maupun mengurangi
jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam
jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC).
Berdasarkan Biaya Total dan Biaya Rata-Rata.
1. Biaya-Biaya Total
AC = AFC + AVC

Terdiri dari :
Total biaya tetap (TFC)

Total biaya variable (TVC),


danTotal biaya (TC).

2. Biaya Rata-Rata.
Merupakan biaya yang terjadi per satuan output. Baik biaya tetap, biaya
variable, maupun biayatotal memiliki biaya rata-rata. Biaya rata-rata untuk
biaya tetap adalah rata-rata biaya tetap (AFC), untuk biaya variable adalah
rata-rata biaya variable (AVC), dan untuk biaya total adalah rata-rata biaya
total (ATC).
Analisis Biaya Jangka Panjang (Long-run average cost atau LAC).
Proses produksi yang sudah tidak menggunakan input tetap, seluruh biaya produksi adalah
variabel.
Perilaku biaya produksi jangka panjang; keputusan penggunaan input variabel oleh
perusahaan dalam jangka pendek.
Fungsi biaya jangka panjang; Biaya rata-rata jangka panjang (LAC), Biaya marjinal jangka
panjang (LMC), yang diperoleh dari biaya total jangka panjang (LTC).
Perilaku Biaya Jangka Panjang
Long-run average cost (LAC), menunjukkan biaya rata-rata terendah dari kombinasi input
yang digunakan untuk menghasilkan setiap tingkat output tertentu (least cost combination).

II.

Penerimaan
Untuk memperoleh keuntungan, produsen selalu membandingkan biaya produksi
dengan penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan outputnya. Adabeberapa konsep
penerimaan yang penting untuk keperluan analisis.
1. Total Penerimaan (Total Revenue. TR)Merupakan penerimaan total produsen yang diperoleh
dari hasil penjualnoutputnya. Total penerimaan diperoleh dengan memperhitungkan output
dikalikanharga jualnya.

TR= P x Q

2. Penerimaan Rata-Rata (Average Reveneu, AR)Adalah penerimaan produsen per unit dari
output yang dijualnya.

AR=

3. Penerimaan Marginal (Marginal Reveneu, MR)Merupakan kenaikan dari total penerimaan


yang disebabkan oleh tambahanpenjualan satu unit output.

MR=

III. Analisis Keuntungan Maksimum (Laba Maksimum)


Dengan membandingkan total revenue dan total cost, maka ada 3 (tiga)
kemungkinan yang akan terjadi, yaitu:
1) Bila TR > TC akan diperoleh laba, = TR TC
2) Bila TR = TC akan diperoleh break event point (titik impas), yaitu suatu titik yang
menggambarkan perusahaan tidak untung dan tidak rugi.
3) Bila TR < TC akan diperoleh rugi.
Serta ada beberapa strategi pengendalian biaya produksi dapat menggunakan skenario berikut:

Pertama, biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential profit),


bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan.
dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan
meningkatkan keuntungan.

Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus


melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah input
menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum.
Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetapan
harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar.

Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market


share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk
itu.

Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif dipasar
akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan adalah
benefit antara TR dan Total Cost (TC).

dengan demikian strategi di atas harus dilakukan melalui skenario 1). melaksanakan
aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum, 2). Menetapkan harga
produk yang kompetitif di pasar, 3). memperluas pangsa pasar (market share) melalui
keunggulan kompetitif (meningkatkan daya saing terus menerus), 4). memperoleh
penerimaan total (TR) yang terus meningkat, 5). memperoleh keuntungan (net
benefit) yang terus meningkat, 6). meningkatkan kesejahteraan bagi stakeholders

Kesimpulan berkaitan dengan teori biaya produksi


Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat
penting, karena ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam
pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% 90%
dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui
peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih
kompetitif Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi,
sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, hanya apabila pada konsep
produksi kita membicarakan penggunan input secara fisik dalam menghasilkan output
produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu dalam nilai
ekonomi yang disebut biaya. Sesuai dengan konsep produksi jangka pendek, di mana terdapat
input tetap (fixed inputs) dan input variabel (variable inputs), maka pada dasarnya biaya yang
diperhitungkan dalam produksi jangka pendek adalah biaya tetap (fixed costs) dan biaya
variabel (variable costs).
Konsep biaya jangka panjang diperlukan oleh manajer untuk menentukan skala operasi dari
suatu perusahaan. Dalam membuat keputusan jangka panjang, manajer harus mengetahui
biaya produksi minimum dalam memproduksi setiap tingkat output tertentu. Biaya jangka
pendek diturunkan dari produksi jangka pendek, sedangkan biaya jangka panjang dari jalur
perluasan jangka panjang (long-run expansion path).
Analisis biaya jangka panjang sangat penting untuk mengetahui apakah suatu perusahaan
beroperasi pada skala usaha yang ekonomis (economies of scale) atau tidak ekonomis
(diseconomies of scale). Skala usaha ekonomi terjadi apabila perluasan usaha atau
peningkatan output akan menurunkan biaya rata-rata jangka panjang (LAC). Sebaliknya skala
usaha tidak ekonomis terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output akan
meningkatkan biaya rata-rata jangka panjang (LAC).
Jika suatu perusahaan dalam mengembangkan usaha, memproduksi produk lain yang berbeda
dengan produk yang sekarang diproduksi (melakukan diversifikasi usaha), maka yang harus
dipantau bukan skala usahanya tetapi lingkup usaha yang ekonomis.
Lingkup usaha ekonomis (economies of scope) terjadi apabila dalam suatu diversifikasi usaha
ditandai oleh biaya produksi total bersama (joint total production cost) dalam memproduksi
dua atau lebih jenis prosuk secara bersama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya
produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah.
Selain itu adapun beberapa point dari semua penjelasan yang telah saya uraikan agar
lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti yang diantaranya ialah ;
1. Biaya tetap total (TFC) tidak bergantung pada kuantitas output (Q), sedangkan biaya
variabe total bergantung pada kuantitas output (Q)
2. Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis
horisontal, karena AFC = TFC / Q.
3. Kurva AVC menurun mencapai minimum untuk kemudian mengalami peningkatan
karena AVC = TVC / Q.
4. Total Cost (TC) merupakan penjumlahan dari biaya TFC dan TVC karena TC = TFC
+ TVC.
5. ATC mula-mula akan turun kemudian akan meningkat karena ATC = TC / Q.

6. SMC mula-mula menurun mencapai minimum pada kuantitas output tertentu dan
kemudian akan naik (catatan biasanya SMC akan selalu memotong kurva AVC)
karena SMC = dTC / dQ (baca d=delta)
7. Jika SMC < AVC, maka AVC menurun, Jika SMC>AVC maka AVC meningkat dan
jika SMC = AVC maka AVC minimum
8. Jika SMC<ATC, maka ATC menurun, jika SMC>ATC maka ATC meningkat dan jika
SMC = ATC, maka ATC minimum.

DAFTAR PUSTAKA
Sadono Sukirno, 1997, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, PT. Rajawali Grafindo Persada,
Jakarta.
Ari Sudarman, 1989, Teori Ekonomi Mikro, Edisi Ketiga, Jilid 1, BPFE, Yogyakarta.
Lipsey Richard G, dkk; 1991, Pengantar Mikro Ekonomi, Jilid 1 Terjemahan A. Jaka
Wasana,Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Adji wahyu,2007,Ekonomi,Edisi kedua,Jilid 1,Erlangga,Jakarta.
Abdurachman, A. Ensiklopedia Ekonomi, Biaya produksi. Badan Penerbitan Prapancha. PT.
Gunung Agung. 1963

BIODATA PENGIRIM
NAMA
: RAMADHANI FITRI LESTARI
NIM
: 7113141083
JURUSAN
: PENDIDIKAN EKONOMI
KELAS
: B (REGULER)
FOTO

Oleh :
: Ramadhani fitri

Nama
lestari
Nim
: 7113141083
Kelas/jurusan : D/ Pend.
ekonomi

Diposkan oleh Ramadhani Fitri Lestari di 17.17


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Reaksi:
1 komentar:

1.
andiny oktariana16 Desember 2013 22.43

kita juga punya nih artikel mengenai 'Biaya Produksi', silahkan dikunjungi dan
dibaca , berikut linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6236/1/JURNAL.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat
Balas
Muat yang lain...
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Cari Blog Ini

Cari Blog Ini

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Digital clock
Amazon MP3 Clips
Amazon MP3 Clips
Fish
Arsip Blog

2012 (10)
o Desember (2)

Teori Biaya Produksi

MITOS SEGITIGA BERMUDA

o November (6)
o Oktober (2)

Mengenai Saya

Ramadhani Fitri Lestari


Lihat profil lengkapku

Menurut pemahaman anda bagaimana sejarah menganai


kota medan seperti yang anda ketahui?

Langganan
Pos
Komentar

Translate
Powered by

Follow by Email
Translate

Pengikut
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like