Professional Documents
Culture Documents
EVALUASI PRAKTIKUM
MANAJEMEN FEEDLOT
Manajemen Penggemukan Sapi Peranakan Ongole (PO) di Kelompok Tani Ternak (KTT) Sidodadi
di Desa Cepoko, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang
N2
Disusun oleh:
M. Yusuf Eko S.
Arry Kurniawanto
23010112130185
23010112140150
SOLUSI
REFERENSI
a.
b. Prasarana
mudah b.
untuk di jangkau.
b.
: 345 mdpl
c. Daerah
dengan c.
ketinggian 345 m dari
permukaan
laut
memiliki kelembaban
dan suhu yang sesuai
untuk ternak sapi
d. Suhu
- Siang
- Malam
: 27o C
: 22o C
e. Kelembaban:
- Siang
- Malam
: 70%
: 80%
c. Ketinggian
permukaan laut
dari
f. Jarak
dengan
pemukiman penduduk : 30 meter
e. Kelembaban tersebut
sudah
ideal
untuk e.
peternakan sapi potong.
No
KEADAAN
EVALUASI
kenyamanan
warga
sekitar.
SOLUSI
REFERENSI
oleh kendaraan ( Anonim,
2013)
e. Tempat
pembelian
bakalan cukup jauh
2.
Identitas/Organisasi Peternakan
aNama Peternakan
: KTT Sidodadi
bNama Ketua
: Bapak
Suyitno
Amin b.-
cTahun
berdirinya : 2009
peternakan
dLatar
belakang : Berawal dari
berdirinya peternakan keinginan warga
untuk mempunyai
penghasilan
tambahan
di
bidang
peternakan, dan
guna
untuk
memudahkan
keperluan
peternak, maka
dibentuklah
Kelompok Tani
a.
b.
b.
c.
d.
Bagus
meningkatkan
perekonomian
sekitar.
untuk d.
warga
No
KEADAAN
Ternak
ePerijinan
EVALUASI
SOLUSI
REFERENSI
d.
e. Dari
Pemerintah Kota
Semarang
f Modal awal
: Rp.500.000.000,-
f.
Peternakan
dapat
kucuran dana yang cukup
besar dari pemodal.
: 50 ekor
(gabungan antara
sapi milik warga
dan pemodal)
e. Seharusnya
saat e. Modal
pembibitan
untuk
mendirikan
suatu
membeli pakan yang tidak
usaha
dilengkapi
dikeluarkan dalam jumlah
dengan
perijinan
besar pada awal pemeliharaan
resmi sehingga usaha
(Hadi dan Ilham, 2002).
tersebut sudah diakui f.
secara hukum oleh
pemerintah.
f.
g.
g.
3.
Manajemen Perkandangan
h. -
h.
No
KEADAAN
aLuas lahan peternakan
: 900 m2
: Terbuka
b Jenis kandang
EVALUASI
a. Lahan untuk kadang a.
sudah cukup untuk
jumlah ternak.
b. Kandang
sehingga
udara bagus.
SOLUSI
terbuka b.
sirkulasi
eKonstruksi kandang:
- Kerangka
- Atap
- Dinding
- Lantai
: kayu
: genting
: kayu
: semen
: 2 kandang
f Jumlah kandang
REFERENSI
a. Luas lahan menentukan volume
produksi dan tingkat pendapatan
peternak ( Saragih, 2004)
b. Pembangunan kandang harus
memberikan kemudahan dalam
perawatan sapi, mencegah sapi
supaya tidak berkeliaran dan
menjaga kebersihan lingkungan
(Siregar, 2008)
c. Dalam memilih bahan kandang
hendaknya dipilih yang banyak
tersedia dan minimal tahan
digunakan untuk jangka waktu 510 tahun (Sukmawati et al.,
2010)
No
KEADAAN
EVALUASI
SOLUSI
: Kandang kayu
Jenis
dan
luas : 1. 4x6x6=144 m2
g.
masing-masing
2. 4x6x17= 408
kandang
m2
g. Luas kandang sudah
baik
karena
dapat
memenuhi
kebutuhn
Sekitar 150 ekor
ternak
seperti
untuk
Kapasitas kandang
pemeliharaan.
REFERENSI
f. Setiap usaha sapi potong yang
akan
didirikan
harus
merencanakan jumlah kandang
yang akan di bangun sesuai
dengan jumlah dan jenis sapi
yang akan di pelihara (Siregar,
2008)
g.
i Peralatan kandang
h. Kapasitas kandang h.
mampu
menampung
sebanyak 150 ekor ternak
150. Hal ini sudah baik
karena
ternak
yang
dipelihara ada 51 ekor
: ember, cangkul, sapi.
i.
sapu
i. Peralatan kadang sudah
mencukupi
a. Cara penempatan
ternak
dalam
kandang
sapi
yang
ditempatkan
di
kandang
tidak
pernah di pindah- j. Hal ini bertujuan agar
pindah tempat.
sapi tidak stres, dan bobot
badanya cepat naik.
j.
Manajemen Pemeliharaan
No
KEADAAN
a. Sistem
pemeliharaan
: intensif
b. Lama
pemeliharaan
: 8 bulan
EVALUASI
SOLUSI
a. Pemeliharaan intensif a. Perlu
manajemen
cocok untuk usaha
pemeliharaan
yang
penggemukan
sapi,
terpadu,
supaya a.
untuk memaksimalkan
dengan pasti kapan
PBBH.
ternaknya
akan
dijual.
REFERENSI
b. Lama
pemeliharaan b. Untuk hasil lebih
terbilang cukup lama
optimal,
perlu
karena memang pakan
perawatan
khusus
yang diberikan hanya
pada
tiap
fase
rumput lapangan.
fisiologis
ternak
dengan
memperhatikan
efisien
tidaknya
perawatan yang akan
dilakukan.
a.
b.
b. Bangsa ternak
: Sapi Peranakan
Ongole (PO)
c. Asal ternak
: Pasar Hewan
Ambarawa
Hewan
banyak
No
KEADAAN
d. Umur
: 8 bulan
: 140 kg
: 10-11 juta
EVALUASI
sekali ternak yang di
jual, sehingga pembeli
sapi bakalan lebih
leluasa memilih
SOLUSI
Manajemen Pakan
a. Jenis pakan
: rumput lapangan
a. Manajemen
pakan
kurang baik karena a.
hanya
menggunakan
hijauan sebagai pakan .
b.
b. Harga pakan
:-
REFERENSI
f.
b. Tidak
ada
biaya
pengeluaran
untuk
pakan, karena rumput
didapat dari lahan c. Penggunaan ransum
sendiri
dan
lahan
dibutuhkan
untuk b.
pertanian masyarakat
menutupi kekuragan
sekitar.
PK.
No
KEADAAN
EVALUASI
SOLUSI
REFERENSI
: Lahan sendiri dan
lahan petani sekitar c. Pakan dari hasil jerih
c.
payah mencari rumput
sendiri.
Kandungan nutrisi
pakan:
PK
: 2,35%
d. .
SK
:3,6%
Mineral
:0,3%
e. Ketersediaan
pakan
TDN
:56%
sudah bagus karena d. Agar
tidak
selalu ada walaupun
kekurangan
pakan
pada musim kemarau
pada saat musim
pakan agak sulit untuk
kemarau
dapat
dicari.
melakukan
d. kemarau dapat dilakuakan
pengolahan hijauan
dengan
membuat
hijauan
seperti dikeringkan
kering (hay), penambahan urea
(hay) dan silase.
(amoniasi), dan awetan hijauan
Ketersediaan
: selalu ada
(silase) (Hanafi, 2008).
pakan
e.
c. Asal pakan
d.
-
e.
f. Pemberian
terlalu sedikit
pakan
f.
e.
g.
h.
i. Pemberian air minum secara
addlibitum pada domba yang
digemukkan (air, 2006).
10
No
KEADAAN
EVALUASI
g. Cara pemberian
: Pakan diletakkan j. Pada pemberian air i.
di tempat pakan.
minum ditambahkan
sedikit garam
h. Frekuensi
pemberian
: 3 kali
SOLUSI
REFERENSI
j.
11
No
KEADAAN
c. Penanganan
b. Penanganan
limbah
: Menghubungi
dokter
hewan/mantri
hewan terdekat.
: Kotoran/feses
ternak dijual ke
petani
EVALUASI
SOLUSI
REFERENSI
(Priyanto, 2001).
c. Peternak biasanya tidak c. Peternak harus belajar c.mau
ambil
resiko, mengenai
penanganan
sehingga lebih memilih penyakit.
menghubungi
dokter
hewan.
a. Limbah
padat/feses a. Limbah cair yang a.
dan limbah cair/urin
berupa
urin
dan
ditampung di dekat
limbah padat berupa
kandang.
feses
memang
seharusnya
diolah
sehingga
tidak
menimbulkan polusi.
Pengolahan
limbah
padat dapat dijadikan
pupuk
sedangkan
limbah cair dapat
diolah
dengan
fermentasi.
b. Kotoran ternak/feses b. Kalau
bisa
ada b. Pengolahan limbah ternak yaitu
dijual langsung karena
penangan lebih lanjut,
pengolahan kotoran hewan
lebih praktis.
misalnya
dibuat
feses dan urin menjadi biogas,
kompos,
atau
pupuk cair, dan pupuk kandang
dimanfaatkan sebagai
(Abdullah et al, 2012). Limbah
biogas.
feses juga dapat digunakan
untuk memupuk tanah (Ali et
al, 2012).
12
No
KEADAAN
b. Jenis kelamin,
umur, pendidikan
: laki-laki, 30-50
tahun, SD-SMP.
b. -
: mencari rumput
dan merawat sapi
c. Di musim kemarau
pekerja agak mengalami
kesulitan dalam mencari
rumput .
d. Jumlah
kerja.
10
EVALUASI
sapinya sendiri.
tenaga : 20 orang.
Manajemen Pemasaran
a. Bentuk
produk
yang dipasarkan
: ternak hidup
SOLUSI
b.-
REFERENSI
memiliki keahlian, dan pekerja
keras (Wibowo, 2008).
b. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam proses
seleksi tenaga kerja antara lain
pendidikan,
pengalaman,
keterampilan, kondisi fisik dan
jenis kelamin (Abidin, 2008).
13
No
KEADAAN
langsung
peternakan
c. Cara pemasaran
di
EVALUASI
baik karena disana
banyak pembeli datang
yang ingin membeli
ternak serta lokasi
pemasaran yang dekat
sehingga
tidak
berpengaru
terhadap
ternak.
SOLUSI
REFERENSI
mengurangi faktor penyusutan
bobot badan selama perjalanan
karena mengalami cekaman
(stress) (Purbowati, 2009).
c.
c.
d.
d.
d. Kesulitan
pemasaran
:-
e. Alat pemasaran
: mobil truk
d. Tidak
ditemui
kesulitan
saat
pemasaran
karena
dijual ke pasar hewan
atau terkadang pembeli
sendiri yang datang ke
lokasi peternakan.
e. Pemasaran
produk e. Mobil truk yang e. Pemasaran
merupakan
dengan menggunakan
digunakan
harus
penentu keberhasilan usaha
mobil truk sudah baik
dalam kondisi baik
penggemukan
domba,
karena lebih efisien
agar tidak terjadi haltransportasi
dari
lokasi
dalam pengangkutan
hal
yang
tidak
peternakan
ke
daerah
hewan.
diinginkan
selama
pemasaran hendaknya baik
dalam perjalanan.
terkait dengan faktor jarak dan
infrastruktur
untuk
14
No
11
KEADAAN
EVALUASI
f. Waktu pemasaran
g. Harga jual
Analisis Usaha
a. Laba
: Rp 297.750.000
per periode
produksi/ 8 bulan
SOLUSI
REFERENSI
mendukung kelancaran haasil
panen ke pasar. Jarak yang
dekat antara kandang dengan
pasar akan mengurangi faktor
penyusutan
bobot
badan
selama perjalanan karena
mengalami cekaman (stress)
(Purbowati,
2009).
Transportasi sangat penting
dalam suatu usaha peternakan
untuk
memudahkan
pemasaran dalam jumlah yang
besar, penyediaan bakalan dan
bibit ternak, serta pakan yang
bagus
(Chambers
and
Grandin, 2001).
f.
g.
a. Laba
merupakan
hasil
pengurangan
antara
biaya
produksi
dan penerimaan
(Pakage, 2008).
15
No
KEADAAN
b. B/C
12
: 0,50
EVALUASI
REFERENSI
c. BEP
diatas
nilai
nol
menunjukkan usaha tersebut
menguntungkan (Misniwati,
2004).
: 51
: Rp 93.680.000,-
d. ROI
: 40,47 %
d. -
Evaluasi Usaha
a. Frekuensi
pemantauan
usaha
SOLUSI
d.-
a. Usaha
peternakan a.masih
dilakukan
dengan cara tradisional
16
No
KEADAAN
: setiap hari
b. Kendala
c. Tindakan
dilakukan
rugi
EVALUASI
seperti
pemberian
pakan,
dan
pengelolaannya.
SOLUSI
REFERENSI
c.-
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A., M. Aminawar, A. H. Hoddi, dan H. M. Ali, J. A. Syamsu. 2012. Identifikasi kapasitas peternak dalam adopsi teknologi
pegembangan sapi potong yang terintegrasi dengan padi.
Abidin, Z. 2008. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta
Abidin, Z., 2002, Penggemukan sapi potong, PT Agro Media Pustaka, Jakarta
Chambers P. G. dan T. Grandin. 2001. Guidelines for Humane Handling, Transport and Slaughter of Livestock, Chapter 6. Food and Agriculture
Organization of the United Nations Regional Office for Asia and the Pacific. RAP Publication.
Hadi, P. U. dan N. Ilham. 2002. Problem dan Prospek Pengembangan Usaha Pembibitan Sapi Potong di Indonesia. Jurnal Litbang, Vol. 21 (4): 19.
Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. USU Repository. Universitas Sumatera Utara, Medan.
.
Istijanto, M. M. 2005. Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Misniwati, A. 2004. Analisa usaha penggemukkan kambing potong ditinjau dari sosial-ekonomi. Lokakarya Nasional Kambing Potong, Sumatra
Utara.
Mulyono, S dan B. Sarwono. 2005. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pakage, S. 2008. Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang). Jurnal Ilmu
PeternakanVol. 3 (2)Hal: 51 57.
Rohani, H. Hoddi, M. B. Rombe, dan M. Ridwan. 2011. Pengelolaan Usaha Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Saragih, B. 2004. Pertanian Mandiri. Pandangan Strategis para Pakar untuk Kemajuan Pertanian di Indonesia. Penebar Swadaya.Jakarta.
Sarwono B. 2012. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya,Jakarta.
.
18