Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Structure of reinforced concrete beam in square shape where the tensile is yield, can be use without
destroy and stay the aesthetics if some strengthening system be given. The system to finish that problem by
addition steel canal profile with bolt extension as strengthening material. The research was made the
specimen from normal concrete materials in 4 beams variance. The specimens are reinforced concrete
beam in square shape with 3000 mm length, 250 mm high and 150 mm wide. The specimen beams consist
of control beam (BK), beam with canal steel profile 70 x 30 x 1,2 mm strengthening, beam with canal steel
profile 100 x 50 x 2 mm strengthening, and beam with canal steel profile 125 x 50 x 2 mm strengthening.
All specimens use 13 mm as a tensile and compression rebar, and 8-100 mm as a shear rebar. The
specimen supported by simple supported and loaded by static 4 point loading. The loading given step by
step from hydraulic jack up to maximal load. Before flexural test on specimen was done, the preliminary
testing on material i.e. concrete, steel rebar and steel canal profile was doing first. The result of
preliminary testing indicate that compression strengthening of concrete (f'c) = 31,11 MPa, yield stress of
13 mm rebar (fy) = 502,99 MPa, yield stress of canal 70 x 30 x 1,2 mm steel profile (fyc) = 169,17 MPa,
yield stress of canal 100 x 50 x 2 mm steel profile (fyc) = 257,50 MPa, yield stress of canal 125 x 50 x 2
mm steel profile (fyc) = 264,50 MPa, and shear capacity of dynabolt is 4590 N. The research on maximal
load that able to be supported by BK, BP-PC-1, BP-PC-2, and BP-PC-3 beam are 23,35 KN, 32,19 KN,
74,03 KN and 90,77 KN respectively. This is to prove concrete beams can be increase flexible capacity
are 43,57%, 52,86% for BK and BP-PC-1. While for BP-PC-2 and BP-PC-3 can be increase 96,45% and
99,73%, This is can be happen because yield stress for BP-PC-2 and BP-PC-2 cant be overcome.
Keywords : strengthening, steel canal profile, flexural capacities
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Dewasa ini sering kali kita jumpai banyak
bangunan yang rusak akibat suatu kesalahan
dalam perencanaan desain, pemberian beban
yang berlebihan, pelaksanaan konstruksi yang
salah, ataupun gempa. Oleh karena itu perlu
dilakukan suatu metoda perbaikan pada struktur
bangunan tersebut.
2.Tinjauan Pustaka
dengan :
k = kekakuan lentur, N/mm
Pcr = beban pada balok saat retak
pertama, N
cr = lendutan pada balok saat retak
pertama, mm
Menurut Dipohusodo (1994), kuat lentur
suatu
balok
beton
tersedia
karena
berlangsungnya mekanisme tegangan-regangan
3.3Tahapan Penelitian
Persiapan
Persiapan yang dilakukan dimulai
dengan pengadaan bahan material, antara lain
berupa : semen, agregat halus dan kasar,
2D 13
P 8 -1 0 0
2D 13
2D 13
2D 13
G a m b a r 1 . P e n a m p a n g m e m a n ja n g d a n m e lin ta n g b a lo k k o n tr o l
P 8 -1 0 0
2D 13
P 8 -1 0 0
2D 13
2D 13
P R O F IL C A N A L 7 0 x 3 0 x 1 ,2
G a m b a r 2 . P e n a m p a n g m e m a n ja n g d a n m e lin ta n g b a lo k B P - P C - 1
P 8 -1 0 0
2D 13
P 8 -1 0 0
2D 13
2D 13
P R O F IL K A N A L 1 0 0 x 5 0 x 2
G a m b a r 3 . P e n a m p a n g m e m a n ja n g d a n m e lin ta n g b a lo k B P -P C -2
P 8 -1 0 0
2D 13
P 8 -1 0 0
2D 13
2D 13
P R O F IL K A N A L 1 2 5 x 5 0 x 2
G a m b a r 4 . P e n a m p a n g m e m a n ja n g d a n m e lin ta n g b a lo k B P -P C -3
BK
: Balok kontrol
BP-PC-1
BP-PC-2
BP-PC-3
No
Kode
1
2
3
TP-1
TP-2
TP-3
Tegangan
leleh
(MPa)
547,89
494,57
466,52
Tegangan
ultimit
(MPa)
672,43
644,78
616,73
Modulus
elastisitas
(MPa)
219.156,36
197.829,59
141.370,58
Kanal
Tegangan
leleh (MPa)
1
2
3
70x30x1,2
100x50x 2
125x50x 2
169,17
257,50
264,50
Tegangan
ultimit
(MPa)
190
315
331
Modulus
elastisitas
(MPa)
112.777
58.522
75.571
c.Baut dynabolt
Baut yang digunakan untuk melekatkan
balok beton dengan profil baja kanal sebagai
a. Silinder beton
(KN)
BK
BPPC-1
BPPC-2
BPPC-3
20,990
27,970
68,070
88,940
(mm)
23,350
32,190
74,030
90,770
14,17
(mm
)
26,03
17,56
37,17
27,58
35,96
27,88
35,34
d. Pengujian balok
Retak pertama terjadi pada benda uji BPPC-2 di daerah tengah bentang pada beban 9,04
KN, yaitu pada bagian yang diberi shear
3.
4.
Retak pertama terjadi pada benda uji BPPC-3di daerah tengah bentang pada beban 8,11
KN yaitu pada bagian yang diberi shear
connector dengan pola keruntuhan lentur,
dengan lendutan sebesar 1,15 mm, dengan lebar
retak 0,02 mm. selanjutnya retak mulai melebar
dan berkembang di daerah antara pembebanan
dua titik, kemudian retak
melebar dan
berkembang lagi di daerah tumpuan pada saat
pembebanan sebesar 88,94 KN. Beban
maksimum untuk benda uji BP-PC-3 adalah
sebesar 90,77 KN dengan lendutan sebesar 35,34
mm dan lebar retak mencapai 4,5 mm.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Dipohusodo, I.., 1994, Struktur Beton Bertulang,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ferguson, J., dan Cowan, M., 1986, Struktur
Beton Bertulang, Edisi kesatu, penerbit
Erlangga, Jakarta.
Foley, C.M. dan Buckhouse, E.R., 1998,
Strengthening
Existing
Reinforced
Concrete Beams or Flexure Using Bolted
External Structural Stell Channels,
College of Engineering Departement of
Civil & Environmental Engineering
Marquette University.
4. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dan analisis yang
dilakukan pada penelitian ini maka dapat diambil
suatu kesimpulan :
1.
Perkuatan lentur dengan penambahan
profil baja kanal 70x30x1,2 menyebabkan
kenaikan
kapasitas
lentur
sebesar
37,858%, untuk penambahan profil baja
kanal 100x50x2 kenaikan kapasitas lentur
sebesar dan 217,045% untuk penambahan
profil baja kanal 125x50x2 kenaikan
kapasitas sebesar 288,737% terhadap
balok kontrol, untuk BP-PC-2 dan BP-PC3 peningkatan kapasitas lenturnya sangat
besar dikarenakan tegangan pada tulangan
tarik belum mengalami leleh
2.
Besarnya nilai kekuatan lentur dari hasil
pengujian untuk BK, BP-PC-1, BP-PC-2